SEORANG AKUNTAN DALAM MELIHAT PELUANG DI
BISNIS ONLINE
Disusun
DWI KOERNIAWATI 041314253051 dk.niawati@yahoo.com UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENDAHULUAN
Di era globalisasi yang semakin berkembang seperti saat ini perkembangan teknologi patut di pertimbangkan dalam melihat peluang bisnis, banyak orang yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan ataupun memang ingin fokus mengeluti sebagai penghasilan utama dengan cara memulai bisnis online.
seperti hyip, ptc, ppc, multi level marketing dan sejenisnya tanpa harus bertatap muka dengan customer.
ISI
Penulisan paper ini dipicu oleh banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang bisnis online dan biasanya pertanyaan yang muncul dari masyarakat adalah mengenai apa itu bisnis online, bagaimana cara kerja bisnis online dan apa yang bisa dihasilkan dari bisnis online. Disini saya juga akan mengaitkan dengan sudut pandang seorang akuntan dalam melihat peluang yang ada didalam bisnis online tersebut.
Tujuan paper ini lebih untuk membantu masyarakat dari berbagai lapisan yang berkepentingan untuk lebih memahami apa itu bisnis online. Sehingga dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi entrepreneur di bidang ini.
Metodologi : Tak ada penjelasan eksplisit mengenai metode apa yang digunakan dalam penulisan paper ini. Namun tampaknya bila dilihat dari sangat banyaknya sumber yang berasal dari sumber tertulis seperti artikel dan jurnal, saya bisa simpulkan bahwa metodologi penulisan paper ini adalah studi literatur.
Di sini saya akan membahas tentang persiapan langkah-langkah memulai bisnis online, yakni hal-hal penting yang perlu dilakukan diawal bagi seorang pebisnis online. (Terutama bagi yang baru mulai terjun di dunia ini). Sebenarnya banyak hal yang bisa kita persiapkan. Menurut penjabaran di ( http://webhostmu.com/cara-memulai-bisnis-online-bagi-pemula/). Persiapan untuk memulai bisnis online bagi menjadi tiga langkah utama yaitu :
1. Langkah Pertama
Pertama-tama adalah putuskan apa target niche Anda. Artinya, apa yang akan Anda jual, atau apa topik website Anda. Tidak usah terlalu detil. Yang penting Anda mempunyai gambaran besar mengenai tentang rencana yang ada.
2. Langkah Kedua
Tahapan selanjutnya adalah membuat website. Di sini Anda akan lebih banyak berkutat dengan hal-hal yang sifatnya teknis, seperti belajar menginstal aplikasi website, dan mungkin sedikit belajar bahasa pemrograman web. Untuk membuat website, Anda akan membutuhkan nama domain dan hosting.
Domain adalah nama website Anda, contoh: www.namadomainanda.com.
Hosting adalah tempat untuk menaruh nama domain Anda.
Jika menggunakan analogi rumah di atas, hosting itu ibarat tanah. Semakin besar kapasitas hosting, maka akan semakin luas pula ukuran tanah rumah Anda. Untuk tahap permulaan, Anda mungkin tidak memerlukan space hosting yang terlalu besar.Anda bisa menyiapkan uang 150 ribu untuk sewa hosting, dan membeli nama domain sekitar 100 ribu.Namun ingat, nama domain hanya berlaku untuk setahun, jadi tahun depan jika Anda masih ingin menggunakannya, Anda harus melakukan perpanjangan. Begitu juga untuk hosting. Anda masih bisa membuat website secara gratis. Untuk itu, Anda bisa mulai membuat website dengan blog gratisan. Ada beberapa penyedia blog gratisan, yang terkenal diantaranya ada WordPress, Blogspot, Typepad, Posterous, Tumblr, dan masih banyak lagiSilakan Anda bisa pilih sesuka Anda. Namun jika saya boleh menyarankan, pakailah WordPress atau Blogspot. Karena kedua penyedia blog tersebut sudah banyak dikenal oleh para pengguna internet di dunia, dan juga lebih mudah dikenal oleh mesin pencari seperti Google, Yahoo, dan Bing. Atau, jika Anda tetap ingin membuat website bisnis yang profesional dengan nama domain sendiri, namun Anda masih terlalu sibuk untuk membuatnya sendiri, Anda bisa meng-outsource-kan ke penyedia jasa pembuatan website yang banyak tersedia di internet. Atau bisa saja minta tolong dibuatkan teman Anda yang sudah biasa membuat web.
3. Langkah Ketiga
Setelah website Anda jadi, Anda bisa mengisinya dengan informasi produk / jasa yang Anda miliki. Isi konten website Anda secara meyakinkan. Jangan asal copy paste, namun usahakan gunakan kata-kata yang memang pantas untuk Anda pasang di website. Karena ini akan menjadi sarana promosi dan kantor online Anda. Nah, itulah gambaran besar tiga langkah bagaimana memulai bisnis online. Sama seperti jenis bisnis lainnya. Ketika Anda memutuskan untuk membangun bisnis online pastinya ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Namun, dari semua hal tersebut, yang paling penting adalah mindset Anda.
berbagai fitur dan tampilan yang keren. Namun jika Anda tidak mempunyai visi terhadap kemampuan Anda, tidak mempunyai semangat untuk belajar dan bertahan, Anda akan segitu-segitu saja. Usahakan supaya bisa lebih memberikan value added bagi orang-orang di sekitar Anda, bagi kebaikan sesama. Dengan begitu, Anda akan menemukan alasan mengapa Anda berbisnis online.
BAGAIMANA CARA MEMBANGUN LOYALITAS ONLINE DAN KEPERCAYAAN CUSTOMER
Menurut Frederick F. Reichheld, Patner, Robert G. Markey and Christoper Hopton cara untuk membangun sebuah loyalitas di dalam binis online ini adalah dengan cara memberikan penawaran dan pelayanan yang secara nyata dengan kualitas yang baik kepada Customer, maka dengan sendirinya akan terbentuk suatu pondasi yang kuat atas kepercayaan barang atau jasa yang ditawarkan, sebagai contoh : perusahaan manufaktur pakaian Osh Kosh B’Gosh.
E-LOYALTY DAN E-SATISFACTION
Menurut Rolph E. Anderson and Srini S. Srinivasan, pandangan kesetiaan merek memusatkan pada perilaku pembelian secara berkala atau berulang. Sebagai contoh, Brown ( 1952) kesetiaan yang digolongkan ke dalam empat kategori : ( a) sepenuhnya kesetiaan, ( b) kesetiaan yang dibagi, ( c) kesetiaan tidak stabil, dan ( d) tidak (ada) kesetiaan, seperti diungkapkan oleh pola teladan pembelian konsumen. Lipstein ( 1959) dan Kuehn ( 1962) kesetiaan yang diukur oleh kemungkinan hak membeli kembali produk. Beberapa peneliti ( Hari, 1969; Jacoby& Buah sarangan, 1978) sudahkah yang diusulkan yang para definisi behavioral-based ini tidaklah cukup sebab mereka tidak membedakan antara kesetiaan benar dan kesetiaan palsu, dalam kaitan dengan faktor seperti pilihan konsumen. Sebagai contoh, suatu konsumen boleh nampak seperti setia kepada sebuah gudang/ toko atau merek tertentu tetapi, pada kenyataannya, boleh tidak punya pilihan lain sebab ia atau dia kekurangan transportasi menyenangkan untuk bepergian ke gudang/ toko yang lain dan merek yang lebih disukai tidaklah dibawa oleh gudang/ toko yang dekat. Sebagai jawaban atas kritik ini, peneliti sudah mengusulkan mengukur kedua-duanya sikap komponen dan komponen yang
Figure 1. Moderated effect of e-satisfaction on e-loyalty.
Kesetiaan. Menurut Engel, Kollat, dan Blackwell ( 1982) kesetiaan merek yang digambarkan [sebagai hal “ yang istimewa, attitudinal dan tanggapan tingkah laku ke arah satu atau lebih merek lain di dalam suatu kategori produk menyatakan setelah jangka waktu tertentu dengan konsumen.” Jacoby ( 1971) yang dinyatakan pandangan bahwa kesetiaan adalah suatu dibiaskan proses pembelian tingkah laku yang diakibatkan oleh suatu proses psikologis. Peneliti lain sudah menggambarkan kesetiaan sebagai “ suatu sikap baik ke arah suatu merek menghasilkan pembelian yang konsisten dan menyangkut merek dari waktu ke waktu” ( Assael, 1992; Keller, 1993). Keller mengusulkan kesetiaan itu adalah ketika baik sikap untuk merek dinyatakan dalam perilaku pembelian yang berulang. Gremler ( 1995) yang diusulkan yang kedua-duanya attitudinal dan dimensi tingkah laku yang diperlukan untuk disatukan di dalam kesetiaan yang terukur. Oleh karena itu, untuk menyajikan tujuan riset, e-loyalty menggambarkan sebagai konsumen baik sikap ke arah suatu bisnis elektronik menghasilkan pengulangan perilaku saat membeli.
Kepuasan. Kepuasan, menurut Oliver ( 1997) adalah “ ringkasan status psikologis yang menghasilkan ketika emosi melingkupi harapan digabungkan dengan suatu perasaan, terutama konsumen yang mengalami kepuasan yang dianggap terbaik sebagai suatu evaluasi yang berkelanjutan menyangkut kejutan yang tidak bisa dipisahkan di dalam pengalaman
E-Satisfaction
konsumsi dan didapatnya dari produk yang mereka beli.” Di dalam riset ini, e-satisfaction digambarkan sebagai kepuasan dari pelanggan dengan rasa hormat ke pembelian yang lebih utamanya yaitu mengalami dengan perdagangan elektronik yang ditentukan perusahaan.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Frederick F. Reichheld, Patner, Robert G. Markey, Christoper Hopton Bain & Company, Inc. (2000) E-Coustomer Loyality – Applying The Traditional Role Of Business For Online Success. European Business Journal.
Rolph E. Anderson and Srini S. Srinivasan (2003) E-Satisfaction and E-Loyalty: A Contingency Framework. Drexel University Philadelphia, USA.
http://webhostmu.com/cara-memulai-bisnis-online-bagi-pemula/ . (2013, 19:30)
http://indobo.com/pengertian-bisnis-onlin e (2013, 20:00)