• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pajak 1 Konsep Dasar PPN 05112013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pajak 1 Konsep Dasar PPN 05112013"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dwi Martani

Slide Oleh: Jayu Pramudya

Departemen Akuntansi FEUI

Slide 8

(2)

Sistematika

Hakikat dan Karakter Umum

1.

Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

2.

Penghitungan PPN

3.

Pengukuhan dan Faktur Pajak

4.

(3)

3

Hakikat

dan

(4)

Hakikat PPN

Dikenai Pajak

Pertambahan Nilai

Atas

barang

atau jasa

yang

terutang

pajak.

Di dalam

daerah

pabean.

(5)

Sifat Pemungutan (1)

• Objek pengenaan adalah konsumsi di

dalam daerah pabean.

Dikenakan Atas Konsumsi

• Melekat kepada objek yang dikenai

pajak. Objektif

• Secara riil dapat dialihkan, sehingga

terdapat pihak penanggung jawab pajak, penanggung pajak, dan

pemikul beban pajak. Tidak Langsung

(6)

Sifat Pemungutan (2)

• Dikenakan di setiap rantai produksi.

Multistage

• Dikenal adanya PPN Keluaran dan

PPN Masukan yang didukung faktur pajak.

Metode Kredit

• Tidak mempengaruhi pola konsumsi

wajib pajak. Netral

• Pajak atas konsumsi tidak akan

dikenakan dua kali.

(7)

Tipe Pemungutan

Consumption

Type

• Pembelian faktor

produksi dikurangkan dari pertambahan

nilai.

Net Income Type

• Pembelian barang

modal dikurangkan melalui depresiasi.

Gross Product

Type

• Pembelian barang

modal tidak

dikurangkan sama

(8)

Prinsip Pemungutan

Prinsip

Tempat

Tujuan

• Dipungut di tempat

konsumsi.

Prinsip Tempat

Asal

• Dipungut di tempat asal

(9)

Objek Pemungutan

daerah pabean

atas:

(10)

Syarat Penyerahan Dikenai Pajak

Penyera

han

Dikenai

Pajak

BKP atau JKP

bersifat kena pajak.

Dilakuka n di daerah pabean. Dalam

rangka kegiatan

(11)

Pemungut PPN

Pasal 3A Ayat (3), Pasal 16A UU PPN, KMK No. 563/ KMK.03/ 2003,

PMK No. 40/ PMK.03/ 2010

Bertugas

memungut,

memotong,

dan

menyetorka

n PPN,

menggantik

an peran

PKP yang

melakukan

penyerahan.

Pihak pemungut

antara lain:

• Bendaharawan entitas

pemerintah atas

penyerahan kepada pemerintah.

• Pengguna BKP-TB atau

JKP dari luar daerah pabean, atas

pemanfaatan di dalam

(12)

Penyerahan Kepada

Bendaharawan Pemerintah

yang Tidak Dipungut PPN

Penyerahan bernilai < Rp

1.000.000,00 dan tidak dipecah – pecah.

Penyerahan terkait pembebasan tanah.

Penyerahan BBM dan non BBM oleh Pertamina.

Penyerahan jasa telepon/ telekomunikasi.

Penyerahan jasa angkutan udara.

Penyerahan BKP atau JKP yang tidak dipungut atas

(13)

13

Barang Kena Pajak

dan

(14)

Barang Kena Pajak (BKP)

BKP

BKP Berwujud

BKP

Berwujud Bergerak

(Misal Barang Dagang)BKP Berwujud

Tak Lisensi,

HAKI) BKP

adalah barang

yang dikenai PPN dan/

atau PPnBM

(15)

Lingkup BKP Tak Berwujud

Hak menggunakan hak cipta, paten, desain, formula, merek

dagang, dan HAKI lain.

Hak menggunakan peralatan atau perlengkapan industrial,

komersial, atau ilmiah.

Pemberian pengetahuan di

bidang industrial, komersial, atau ilmiah.

Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point sebelumnya.

Hak menggunakan gambar

hidup, pita video, atau pita suara.Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan hak yang

disebutkan sebelumnya.

(16)

Lingkup Penyerahan BKP (1)

Pasal 1A Ayat (1) UU PPN

Penyerahan akibat perjanjian

jual beli, sewa, tukar menukar,

dan sebaginya.

Penyerahan akibat perjanjian

sewa beli dan

leasing

.

Penyerahan kepada pedagang

perantara melalui juru lelang.

(17)

Lingkup Penyerahan BKP (2)

Pasal 1A Ayat (1) UU PPN

Penjualan barang yang

semula tidak untuk

diperjualbelikan.

Penyerahan kantor

pusat – cabang atau

antar cabang.

Penyerahan

konsinyasi.

(18)

Penyerahan yang Bukan

Penyerahan BKP

Pasal 1A Ayat (2), Pasal 16D UU PPN

Penyerahan kepada makelar.

Penyerahan untuk jaminan utang piutang.

Penyerahan kantor pusat – cabang atau antar kantor cabang, jika

terdapat pemusatan tempat terutang.

Pengalihan akibat penggabungan, peleburan, penekanan, pemecahan,

dan pengambilalihan usaha antara dua PKP.

Penyerahan barang yang semula tidak untuk diperjualbelikan dan

(19)

Barang Tidak Dikenai PPN

Pasal 4A Ayat (2) UU PPN

• Minyak, gas, batubara, panas bumi, bijih

logam dan mineral batuan.

Hasil pertambangan dan pengeboran yang daimbil langsung dari sumbernya.

• Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam,

daging, telur, susu, buah – buahan, dan sayur – sayuran.

Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan masayarakat banyak.

Hidangan yang disajikan di hotel dan restoran atau oleh katering.

Uang, emas batangan, dan surat berharga.

(20)

Penyerahan dan Impor BKP

Dibebaskan dari PPN

PP No. 38 Tahun 2003

Rumah Sederhana, RSS, Rusun Sederhana,

pondok boro, asrama mahasiswa.Senjata, amunisi, alat

angkutan diterima Kemhan,

TNI, dan Polri.

Vaksin polio.

Buku pelajaran dan kitab

suci.

Kapal, suku cadang dan

alat

keselamatan diterima Perusahaan

Pelayaran Niaga Nasional.

Pesawat, suku cadang

dan alat keselamatan

diterima Perusahaan

Angkutan Udara Niaga

Nasional.

Kereta api dan suku

cadang diterima PT.

KAI.

Peralatan dan suku

cadang untuk

penyediaan data batas

dan foto udara wilayah

(21)

Syarat RS, RSS, dan Rusun

Sederhana

Dibebaskan dari PPN

PMK No. 31/ PMK.03/ 2011

RS dan

RSS

Berluas < 36

meter persegi.

Berharga jual

< Rp

70.000.000,00

Merupakan unit

pertama yang dimiliki dan untuk

ditinggali sendiri.

Rusun

Sederhan

a

Berluas < 21

meter persegi.

Berharga jual

< Rp

75.000.000,00

Merupakan unit

pertama yang dimiliki dan untuk

(22)

Penyerahan dan Impor BKP

Strategis

Dibebaskan dari PPN

PP No. 31 Tahun 2007, PMK No. 31/ PMK.03/ 2008

Barang modal berupa mesin dan peralatan, tidak

termasuk suku cadang. (Perlu Surat Keterangan

Bebas PPN)

Makanan ternak, unggas, dan ikan, berikut bahan bakunya.

Air bersih yang dialirkan Perusahaan Air Minum. Listrik perumahan dengan

daya < 6.600 Watt. Barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.Bibit dan benih pertanian,

perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Rumah susun sederhana milik

(rusunami).

22

Syarat rusunami yang dibebaskan dari PPN:

Berluas antara 21

– 36 meter persegi.

Berharga tidak

melebihi Rp

144.000.000,00.

Diperuntukkan WP

OP berpenghasilan maksimal Rp

4.500.000,00 per bulan.

Merupakan unit

pertama yang dimiliki dan

digunakan sendiri.

Dibangun sesuai

(23)

Apabila:

Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan

yang diterima Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.

Pesawat, suku cadang, dan alat

keselamatan yang diterima Perusahaan Angkutan Udara Nasional.

Kereta api dan suku cadang yang diterima

PT. KAI.

Barang modal berupa mesin dan peralatan

pabrik.

Rumah susun sederhana milik (rusunami).

Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang semula dibebaskan menjadi wajib dibayar.

Ketentuan Khusus:

Penyerahan dan Impor

Dibebaskan dari PPN

(24)

Pengertian Jasa Kena Pajak (JKP)

JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu fasilitas,

kemudahan atau hak menjadi tersedia untuk dipakai.

Pengertian meliputi pula jasa untuk berproduksi dengan material dan

berdasar petunjuk pemesan (maklon).

(25)

Lingkup JKP dari Luar Daerah

melekat pada

benda tak bergerak di daerah pabean.

• Contoh: Jasa

desain

konstruksi bangunan.

Jasa

melekat pada

benda

bergerak di daerah pabean.

• Contoh: Jasa

persewaan mesin

produksi.

Jasa yang dilakukan secara di daerah pabean.

• Contoh: Jasa

pengacara, akuntan,

surveyor.

(26)

Jasa Tidak Dikenai PPN (1)

Pasal 4A Ayat (3) UU PPN

Jasa

Medik

Jasa

Pelayana

n Sosial

Jasa

Keagam

aan

Jasa

Pendidik

an

Jasa

Kesenian

Jasa

Penyiara

n Non

Iklan

Jasa

Angkuta

n Umum

Jasa

Perhotel

an

(27)

Jasa Tidak Dikenai PPN (2)

Telepon

Umum

Koin

Jasa

Tempat

Parkir

Jasa

Tenaga

Kerja

(28)

Penyerahan JKP Dibebaskan dari

PPN

PP No. 38 Tahun 2003

Jasa sewa kapal,

reparasi, dan kepelabuhan

an diterima Perusahaan

Pelayaran Niaga Nasional.

Jasa sewa pesawat dan

diterima Perusahaan

Angkutan Udara Niaga

Nasional.

Jasa reparasi kereta api diterima PT.

KAI.

Jasa

pemboronga n RS, RSS,

Rusun Sederhana, pondok boro,

asrama mahasiswa,

dan tempat ibadah.

Jasa

persewaan RS, RSS, dan

Rusun Sederhana. Jasa terkait

penyediaan data batas

dan foto udara diterima

Kemhan atau TNI.

(29)

Jasa Maklon, yang

berkarakteristik:

• Pemesan berada di luar daerah pabean dan tidak memiliki BUT.

• Spesifikasi dan bahan disediakan pemesan.

• Kepemilikan barang adalah hak pemesan.

• Barang dikirimkan ke luar

daerah pabean setelah selesai pengerjaannya.

Jasa yang

melekat

terhadap

benda

bergerak di

luar daerah

pabean.

Jasa yang

melekat

terhadap

benda tak

bergerak di

luar daerah

pabean.

29

Ekspor Jasa Dikenai PPN

(30)
(31)

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Pasal 2, 8A UU PPN

Harga jual atas BKP,.

Tidak termasuk PPN dan potongan harga.

Penggantian atas JKP.

Tidak termasuk PPN dan potongan harga.

Nilai Ekspor.

Berdasar dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Impor.

CIF ditambah biaya dan pungutan kepabeanan.

Nilai Lain.

31

DPP tidak mengakui pembayaran di atas atau di bawah kewajaran

(32)

DPP: Nilai Lain (1)

PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk penyerahan pusat – cabang

atau antar cabang

Harga Pokok Penjualan atau

harga perolehan.

Untuk BKP yang semula tidak hendak

diperjualbelikan.

Harga pasar wajar.

Untuk pemakaian sendiri dan

pemberian cuma – cuma.

(33)

DPP: Nilai Lain (2)

PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk penyerahan jasa pengiriman paket, biro perjalanan, dan biro pariwisata.

10% dari jumlah tagihan. Pajak

Masukan tidak dapat dikreditkan.

Untuk penyerahan melalui juru lelang.

Harga lelang.

Untuk penyerahan kepada pedagang

perantara.

Nilai kesepakatan dengan pembeli.

(34)

PT. Bawakaraeng melakukan penyerahan BKP melalui beberapa transaksi sebagai berikut.

Penjualan produk kepada konsumen,

dengan HPP Rp 625.000.000,00, profit

margin 20%, dan diskon tunai 2%.

Seperempat dari penjualan dilaksanakan secara tunai. Di samping itu, BKP dikenai pula PPnBM 20%.

Pemberian in kind produk bagi pegawai

yang sebenarnya dapat dijual dengan harga Rp 180.000.000,00.

Penyumbangan produk bagi korban

bencana, dengan nilai penjualan potensial Rp 330.000.000,00.

Transfer produk dari pabrik ke gudang di

provinsi berbeda, untuk kemudian dijual dengan harga Rp 945.000.000,00.

Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?

Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak A

(35)

Jawaban :

DPP Penjualan = Harga Jual sebelum diskon

dan pajak

= 120% x 625.000.000 = 750.000.000

DPP Pemakaian Sendiri = Harga Jual –

Keuntungan

= 100/ 120 x 180.000.000 = 150.000.000

DPP Pemberian Cuma – Cuma = Harga Jual –

Keuntungan

= 100/ 120 x 330.000.000 =275.000.000

DPP Transfer Antar Cabang = Harga Pokok

Penjualan

= 100/ 120 x 945.000.000 = 157.500.000

Pembahasan Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak A

(36)

Fa. Cikurai merupakan memiliki usaha biro perjalanan yang mencatatkan transaksi bisnis berikut.

Melayani paket liburan dengan total

transaksi Rp 1.575.000.000,00. Profit margin perusahaan 5%.

Melayani pemesanan hotel dengan total

transaksi Rp 365.000.000,00. Komisi rata - rata yang diperoleh sebesar 15%. Seperlima transaksi dilakukan dengan pelanggan berkala yang memperoleh diskon 3%.

Menjual gedung kantor lama yang memiliki

nilai buku Rp 310.000.000,00 dan akumulasi depresiasi Rp 150.000.000,00 dengan harga Rp 215.000.000,00.

Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?

Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak B

(37)

Jawaban :

DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian

sebelum diskon dan pajak

= 10% x1.575.000.000 = 157.500.000

DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian

sebelum diskon dan pajak

= 10% x 365.000.000 = 36.500.000

DPP Pelepasan Aset Semula Tak Untuk Dijual

= Nilai Wajar =

215.000.000

Pembahasan Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak B

(38)

Nilai Penyerahan Menggunakan

Valuta Asing

PP No. 1 Tahun 2012

Kurs KMK Saat

Pembuatan

Faktur

Dipergun

akan

untuk

konversi

atas

setiap

jenis

penyerah

(39)

CV. Gamkonora melakukan impor persediaan dengan nilai pembelian $ 3650, biaya pengangkutan $ 250, dan premi asuransi 15% dari nilai pembelian. Impor tersebut dikenai Bea Masuk 10%, Bea Masuk Tambahan Rp 2.150.000,00, PPh 22 dengan tarif 2,5%, serta PPnBM dengan tarif 30%. Kurs KMK saat pemasukan barang adalah Rp 9.100/ $, sedangkan saat melakukan pembayaran kepada penjual adalah Rp 9.200/ $. Berapakah DPP transaksi impor tersebut?

Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak C

(40)

Jawaban :

Cost 3.650

Insurance 250

Freight (15% Cost) 547,50

CIF 4.447,50

Bea Masuk (10%) 444,75

Bea Masuk Lainnya 2.150.000

DPP Impor = CIF + Pungutan

Kepabeanan

= 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x 9.100) + 2.150.000)

= 40.472.250 + (4.047.225 + 2.150.000)

= 40.472.250 + 6.197.225 = 46.669.475

Pembahasan Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak C

(41)

Tarif

Pasal 7 UU PPN

Berlaku atas

penyerahan

secara

umum.

Berlaku atas

ekspor. Pajak

Masukan

bersifat

dapat

dikreditkan.

41

10

%

0

%

Tarif dapat diubah menjadi minimal 5% dan maksimal

(42)

Apabila dalam naskah kontrak tidak

diketahui apakah komponen PPN atau PPnBM telah termasuk di dalam nilai kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak tersebut belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.

Penghapusan piutang atau

ketidakmampuan penagihan piutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), serta musnahnya BKP tidak mempengaruhi besaran PPN terutang.

Apabila terjadi kesalahan pemungutan PPN,

maka pihak yang dapat mengajukan permohonan restitusi adalah pihak yang dipungut PPN, sepanjang PPN belum dikreditkan atau dibebankan.

Ketentuan Khusus:

Nilai PPN Terutang

(43)

Koperasi Halimun memiliki usaha produksi mobnas dan melakukan penyerahan atas berbagai transaksi berikut.

Penjualan kepada konsumen akhir dalam

negeri senilai Rp 3.775.000.000,00.

Ekspor ke pasar luar negeri senilai Rp

6.115.000.000,00.

Penyerahan kepada konsumen korporat

dengan nilai kontrak Rp 5.750.000.000,00. Atas nilai kontrak tersebut telah termasuk PPnBM dengan tarif 20%, PPh 22 industri otomotif dengan tarif 0,45%, dan diskon kuantitas 5,45%.

Penyerahan kepada bendaharawan pemda

dengan kas diterima Rp 3.425.000.000,00. Atas pembayaran tersebut telah dipotong PPN, PPnBM dengan tarif 20%, dan PPh 22 bendaharawan negara dengan tarif 1,5%.

Berapakah nilai PPN terutang atas setiap transaksi tersebut?

Ilustrasi

Nilai PPN

(44)

Jawaban :

PPN Penyerahan Dalam Negeri = 10% x

3.775.000.000

= 377.500.000

PPN Ekspor = 0% x 6.115.000.000

= 0

PPN Konsumen Korporat

= 10/ (100 + 20 + 0,45 – 5,45) x 5.750.000.000

= 10/ 115 x 5.750.000.000 = 500.000.000

PPN Penyerahan Bendaharawan

= 10/ (100 – 10 – 20 – 1.5) x 3.425.000.000

= 10/ 68.5 x 3.425.000.000 = 500.000.000

Pembahasan Ilustrasi

Nilai PPN

(45)

Saat Terutang

Pasal 11 UU PPN

Saat penyerahan, impor, pemanfaatan, atau ekspor. Saat pembayaran, jika

dilaksanakan lebih dahulu.

• Untuk BKP Berwujud, saat

penyerahan kepada pihak pengirim.

• Untuk BKP Tak Berwujud, saat

pengakuan piutang, penagihan, atau saat penandatangan kontrak.

• Untuk penyerahan akibat perubahan

bentuk, penggabungan, atau

pemekaran usaha, saat hasil RUPS ditetapkan.

Saat – saat lain.

(46)

Saat Penyetoran dan Pelaporan

Pasal 15A UU PPN

Satu hari setelah terutang.

Batas penyetoran PPN dipungut atas

impor.

Tanggal 7 bulan

berikutnya setelah terutang.

Batas penyetoran PPN dipungut bendaharawan

pemerintah. Tanggal 15

bulan

berikutnya setelah terutang.

Batas penyetoran PPN yang berlaku

secara umum.

Akhir bulan berikutnya

setelah terutang.

(47)

Tempat Terutang

Pasal 12 Ayat (3), (4) UU PPN

• Berlaku atas penyerahan BKP atau JKP.

Tempat pengukuhan PKP.

• Berlaku atas Impor

Tempat dimasukkannya BKP.

• Berlaku atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP

di dalam daerah pabean.

Tempat kedudukan pihak yang memanfaatkan.

• Berlaku atas kegiatan membangun sendiri.

Tempat bangunan didirikan.

• Berlaku atas penyerahan antar cabang.

Tempat kedudukan kantor cabang

(48)

Pemusatan Tempat Terutang

memiliki

satu tempat terutang

PPN.

memohon pemusata

n tempat terutang.

PKP memiliki satu pusat

tempat terutang

PPN. memiliki beberapa

(49)

Kriteria Pusat Tempat Terutang

PER No. 19/ PJ./ 2010

Tidak dapat dijadika n pusat, apabila:

Berada di

kawasa n

berikat.

Berada di

Kawasa n

Ekonomi Khusus. Mendap

at kemuda

han impor untuk tujuan

(50)

Pengukuhan

dan

(51)

Pengukuhan PKP

Berkewaji

(52)

Agar dapat dikukuhkan, pengusaha harus

melapor kepada KPP yang menaungi tempat kedudukan usaha, dalam jangka waktu paling lambat 1 bulan setelah usaha dilaksanakan.

Pengusaha kecil dapat memilih untuk

dikukuhkan sebagai PKP atau tidak. Pengusaha kecil adalah pengusaha dengan peredaran bruto < Rp 600.000.000,00 per tahun.

Pengukuhan secara jabatan merupakan

pengukuhan yang diberikan kepada pengusaha yang memiliki peredaran bruto melebihi batasan pengusaha kecil, namun

belum mengajukan permohonan

pengukuhan.

Ketentuan Khusus:

Pengukuhan PKP

Pasal 3A Ayat (1a), (2) UU PPN, PMK No. 68/ PMK.03/ 2010

(53)

Pencabutan Pengukuhan Sebagai

PKP

Pengusaha

memindahk

an tempat

kedudukan

usaha ke

wilayah KPP

lain.

Pengusaha

berhenti

berusaha.

Pengusaha tidak

lagi memenuhi syarat

diwajibkannya pengukuhan.

• Tidak lagi

melakukan

penyerahan BKP atau JKP.

Memiiki peredaran

bruto < Rp

600.000.000,00.

(54)

Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (1), (6) UU PPN, PER No. 27/ PJ./ 2011

Faktur pajak merupakan bukti

pemungutan PPN yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atau Ditjen

Bea Cukai (atas impor).

Faktur pajak merupakan bukti administratif yang memungkinkan

PKP melakukan pengkreditan PPN Masukan.

(55)

Konten Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (5) UU PPN

Identitas PKP

Penjual

Identitas PKP

Pembeli

Jenis dan Nilai BKP Nilai PPN

dan PPnBM Kode,

nomor seri, dan

tanggal.

Tanda tangan verifikasi.

(56)

Saat Pembuatan Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (1a), (2), (2a) UU PPN, PER No. 65/ PJ./ 2010

Saat

penyerahan BKP

atau JKP.

Saat

pembayaran,

jika mendahului

penyerahan.

Saat

pembayaran

termin, untuk

penyerahan

bertahap.

Saat

penyampaian

tagihan, untuk

penyerahan

kepada

Pemungut PPN.

Saat akhir bulan

terutang, untuk

(57)

Fa. Leuser melakukan penyerahan BKP dengan rincian penanggalan berikut.

5 Januari mengirimkan barang kepada PT.

Lalakon, pembayaran diterima tanggal 4 Februari.

13 Februari menerima pembayaran di muka dari

PT. Lamajang. Pengiriman dilakukan tiga hari setelahnya.

22 Maret menerima 20% pembayaran atas

pemesanan PT. Lampobattang, tanggal 3 April sebesar 40%, tanggal 16 April sebesar 20%, dan tanggal 21 April untuk sisanya. Pengiriman dilakukan secara bertahap sesuai tanggal pembayaran.

30 Mei menerima pesanan dari Pemkot, barang

dikirimkan tanggal 2 Juni, tagihan dikirimkan tanggal 5 Juni, pemeriksaan dilaksanakan tanggal 11 Juni, dan pembayaran diterima tanggal 17 Juni.

1 Juni menerima pesanan dari PT. Lokon. Klien ini

merupakan pelanggan berkala yang sepanjang Juni melakukan pemesanan di tanggal 3, 6, 18, 23, dan 29 Juni.

Tanggal berapakah faktur pajak seharusnya dibuat untuk setiap transaksinya?

Ilustrasi

Saat Pemfakturan

(58)

Jawaban :

Pembahasan Ilustrasi

Saat Pemfakturan

58

N

o. Penerima Faktur Tanggal Faktur PemfakturanSaat

1. PT.

Lalakon 5 Januari Saat penyerahan. 2. PT.

Lamajang 13 Februari Saat pembayaran yang

mendahului penyerahan. 21 April

Saat

pembayaran termin untuk pembayaran berkala.

4. Pemkot 5 Juni Saat

penagihan. 5. PT. Lokon 31 Juni Saat akhir

(59)

Aspek Konfirmasi Faktur Pajak

Apakah faktur diterbitkan PKP

yang telah dikukuhkan.

Apakah faktur diterbitkan terkait

BKP atau JKP yang terutang PPN.

Apakah faktur dilaporkan PKP

penerbit sebagai PPN Keluaran

.

(60)

Keabsahan faktur pajak ditentukan

berdasar ketentuan material (kelengkapan konten) dan ketentuan formal (kebenaran cara pengisian).

Batas keterlambatan pembuatan adalah 3

bulan dengan konsekuensi denda 2% DPP. Selepas itu, faktur pajak dianggap bukan faktur pajak.

Pengusaha non PKP dilarang membuat

faktur pajak. Jika telah dibuat, PPN harus disetorkan dan pengusaha dikenai sanksi administrasi dan pidana.

Kategori faktur pajak tidak biasa, meliputi:

Faktur Pajak Khusus (atas penyerahan

kepada WP OP Luar Negeri).

Faktur Pajak Pengganti (atas kecacatan,

kesalahan pengisian faktur).

Ketentuan Khusus: Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (8), (9), Pasal 14 UU PPN, PMK No. 38/ PMK.03/ 2010,

PER No. 65/ PJ./ 2010

(61)

61

(62)

Sistem Kredit PPN

Pasal 9 Ayat (2), (3), (4), (4a) UU PPN

PPN Keluaran

• Merupak

an PPN yang dipungu t PKP Penjual atas

penyera han

kepada PKP

Pembeli.

PPN Masukan

• Merupak

an PPN yang

dibayark an PKP Pembeli kepada PKP

Penjual atas Kurang

Bayar

• Ketika

PPN

Keluaran melebihi PPN

Masuka n.

• Selisih

tersebut harus disetork an

kepada kas

melebihi PPN

Keluaran .

• Selisih

(63)

Syarat Umum Pengkreditan PPN

Masukan

Pasal 9 Ayat (9) UU PPN

Berkaitan

langsung

dengan

kegiatan usaha.

BKP atau JKP

dimanfaatkan

untuk

penyerahan

yang bersifat

terutang PPN.

Dibuktikan oleh

faktur pajak

yang absah

secara material

dan formal.

Dikreditkan

maksimal 3

bulan setelah

penyerahan

BKP atau JKP.

PPN

Masukan

(64)

PPN Masukan yang Tidak Dapat

Dikreditkan

Pasal 9 Ayat (8) UU PPN

Berasal dari perolehan BKP atau JKP sebelum dikukuhkan sebagai

PKP.

Tidak berkaitan langsung dengan kegiatan produksi, distribusi, dan

manajemen.

Dimanfaatkan untuk penyerahan yang tidak terutang atau

dibebaskan dari PPN.

Berasal dari perolehan dan pemeliharaan kendaraan sedan,

jeep, station wagon, van, atau kombi.

Faktur pajak cacat atau hilang. PPN Masukan ditagih dengan

Surat Ketetapan Pajak (SKP).

(65)

CV. Malabar sepanjang triwulan IV tahun 2012 mencatatkan nilai PPN Keluaran dan PPN  Masukan sebagai berikut.

Berapakah besaran PPN kurang (lebih) bayar di akhir setiap masa? Bagaimana status dan perlakuannya?

Ilustrasi

PPN Kurang (Lebih) Bayar

65

N

o. PajakMasa KeluaraPPN n

PPN Masukan

1. Septembe

r 23.150.000 21.565.000 2. Oktober 31.750.0

00 33.955.000 3. Novembe

r 17.225.000 11.595.000 4. Desembe

(66)

Jawaban :

Pembahasan Ilustrasi

PPN Kurang (Lebih) Bayar

66

N

o. PajakMasa KeluaPPN ran

PPN Masu

kan

PPN Kurang

(Lebih) Bayar

Perlakuan

1. Septe

mber 23.150.000 21.565.000 1.585.000 Wajib disetor maksimal 15 Oktober.

2. Oktob

er 31.750.000 33.955.000 (2.205.000) Dikompensasikan ke masa November. 3. Nove

mber 17.225.000 11.595.000 3.425.000 Wajib disetor maksimal 15 Desember. 4. Dese

(67)

PPN Tidak Dipungut dan PPN

Dibebaskan

Pasal 16B UU PPN

PPN

Tidak

Dipun

gut

Pajak Masukan

bersifat dapat

dikreditkan.

PPN

Dibeba

skan

Pajak Masukan

bersifat tidak

dapat dikreditkan.

(68)

Nilai Kredit PPN Masukan untuk

Penyerahan Terutang dan Tidak

Terutang PPN

Pasal 9 Ayat (5), (6) UU PPN, PMK No. 78/ PMK.03/ 2010

68 BKP atau JKP yang diperoleh seringkali dimanfaatkan untuk melakukan kedua jenis penyerahan sekaligus. nilai PPN Masukan yang dapat dikreditkan adalah:

Untuk non barang modal

Untuk barang modal non tanah dan bangunan, per tahun

Untuk barang modal tanah dan bangunan, per tahun

Masukan

_ PPN Masukan

x

_ PPN Masukan

(69)

Koperasi Panderman melakukan pembelian suku cadang dikenai yang PPN untuk perawatan mesin percetakan. Koperasi mencetak kitab suci yang penyerahannya dibebaskan dari PPN dan buku agenda yang penyerahannya terutang PPN.

Berapakah nilai PPN Masukan yang dapat dikreditkan untuk setiap periode?

Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan A

69

2 65.000.000 1.250.000.000 1.250.000.000 2. 201

3 80.500.000 1.500.000.000 500.000.000 3. 201

4 32.125.000 1.150.000.000 3.450.000.000 4. 201

(70)

Jawaban :

Pembahasan Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan A

70

N

o. Tahun MasukanPPN  Penyerahan Proporsi Terutang

PPN

PPN Masukan

Dapat Dikreditka

n

1. 201

2 6.500.000 1.250.000.000/ 2.500.000.00

0 = 50%

3.250.000

2. 201

3 8.050.000 500.000.000/ 2.000.000.00 0 = 25%

4.012.500

3. 201

4 3.212.500 4.600.000.003.450.000/ 0 = 75%

2.409.375

4. 201

5 4.575.000 825.000.000/ 2.475.000.00 0 = 33%

(71)

PT. Rajabasa melakukan pembelian gedung untuk unit penjualan produk daging yang penyerahannya tidak dikenai PPN dan pupuk kandang yang penyerahannya dikenai PPN. Gedung diperoleh dengan nilai Rp 1.265.000.000,00 termasuk PPN, didepresiasikan secara akuntansi didepresiasikan selama 15 tahun dengan nilai sisa Rp 65.000.000,00. Berikut merupakan data penyerahan yang dilakukan PT. Rajabasa.

PT. Rajabasa mengkreditkan PPN Masukan setiap awal tahun, berdasar asumsi 50% penyerahan terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali PPN Masukan?

Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan B

71

N

o. Tahun DagingTonase Harga @ Tonase Pupuk Harga @

1. 201

2 675 61.500.000 1.425 31.500.000 2. 201

3 515 62.250.000 1.500 32.125.000 3. 201

4 730 63.150.000 1.375 33.150.000 4. 201

(72)

Jawaban :

PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun

= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan / 10

= 50% x (10/ 110 x 1.265.000.000) / 10

= 5.750.000

Pembahasan Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan B

72

2 41.5125 44.8875 51.95% 5.974.250 244.250 2. 201

3

32.0587 5

48.1875 60.05% 6.905.7 50

1.155. 750 3. 201

4 46.0995 45.58125 49.72% 5.717.800 (32.200) 4. 201

5

48.96 58.65 54.50% 6.267.5 00

(73)

Fa. Sanggabuana melakukan pembelian truk untuk operasional dan sedan untuk pemasaran dengan nilai perolehan masing – masing Rp 540.000.000,00 dan Rp 360.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 10%. Perusahaan melayani jasa reparasi kereta api bagi PT. KAI yang tidak terutang PPN dan jasa reparasi bus bagi PT. Damri. Berikut merupakan data pendapatan perusahaan.

Fa. Sanggabuana mengkreditkan PPN Masukan setiap awal tahun, berdasar asumsi 65% penyerahan terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali PPN Masukan?

Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan C

73

2 425.000.000 15.000.000 910.000.000 5.250.000 2. 201

4 400.000.000 22.500.000 930.000.000 6.500.000 4. 201

5

525.000.00 0

7.500.000 995.000.0 00

(74)

Jawaban :

PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun (hanya atas truk operasional)

= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan / 4

= 65% x (10/ 120 x 540.000.000) / 4 = 7.312.500

Pembahasan Ilustrasi

Pengkreditan PPN Masukan C

74

2 910.000.000 425.000.000 68,18% 7.670.250 354.750 2. 201

64,15% 7.216.8 75

(95.62 5) 3. 201

4 930.000.000 400.000.000 69,92% 7.866.000 553.500 4. 201

65,46% 7.364.2 50

(75)

Retur BKP

PMK No. 65/ PMK.03/ 2010

Mengurangi PPN Keluaran PKP

Penjual, jika

sebelumnya telah dilaporkan.

Diperhitungkan saat nota retur diterima.

Mengurangi PPN Masukan PKP

Pembeli, jika

sebelumnya telah dikreditkan.

Diperhitungkan saat nota retur dibuat.

Mengurangi harta atau biaya PKP Pembeli, jika PPN

Masukan tidak dapat dikreditkan sehingga dilakukan

kapitalisasi atau pembebanan.

Mengurangi harta atau biaya, jika sebelumnya telah

dilakukan

kapitalisasi atau pembebanan oleh

pembeli non PKP.

Pengaruh Retur

(76)

Nota Retur

Pem buat

• Dibuat oleh PKP Pembeli yang

melakukan retur.

Wakt u

• Dibuat di saat bersamaan dengan

pengembalian BKP.

Isi

• Memuat nomor nota, nomor faktur

pajak, identitas PKP Pembeli dan

Penjual, deskripsi dan nilai BKP, serta nilai PPN terutang.

Cata tan

• Nota retur tidak dibuat, jika PKP

(77)

PT. Kabaena di bulan Juni 2012 melakukan penyerahan BKPsebagai berikut.

Kepada PT. Karangetang dengan nilai kontrak

Rp 385.000.000,00 tidak termasuk PPN.

Kepada PT. Kerinci dengan nilai kontrak Rp

715.000.000,00 termasuk PPN.

Kepada Koperasi Kelud yang bukan

merupakan PKP dengan nilai kontrak Rp 275.000.000,00 termasuk PPN.

PT. Kabaena melaporkan PPN Keluaran atas transaksi tersebut di SPT Masa Juni. Di bulan Juli, PT. Karangetang melakukan retur dengan nilai Rp 35.000.000,00 dan tidak dilakukan penggantian. PT. Kerinci melakukan retur sebesar 5% dari pesanan dan dilakukan penggantian dengan produk serupa. Koperasi Kelud melakukan retur sebesar 15% dari pesanan dan tidak dilakukan penggantian. Bagaimanakah pengaruh retur terhadap pengelolaan PPN masing - masing entitas?

Ilustrasi

Retur

(78)

Jawaban :

Pengaruh retur oleh PT. Karangetang

Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli. Bagi PT. Karangetang, mengurangi PPN Masukan di masa Juli sebesar:

= 10% x 35.000.000 = 3.500.000

Pengaruh retur oleh PT. Kerinci

Bagi PT. Kabaena maupun bagi PT. Kerinci tidak terdapat pengaruh, sebab dilakukan penggantian mengikuti retur.

 Pengaruh retur oleh Koperasi Kelud

Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli sebesar

= 10/ 110 x 15% x 275.000.000 = 3.750.000

Bagi Koperasi Kelud, mengurangi beban pajak atau persediaan sebesar 3.750.000.

Pembahasan Ilustrasi

Retur

(79)

Pedagang Eceran

KMK No. 402/ KMK.03/ 2002

Karakt

er

• Melalui tempat

penjualan eceran atau mendatangi konsumen.

• Tanpa didahului

penawaran atau pemasaran

tertulis.

• Transaksi cash

and carry.

• Secara umum,

menggunakan mekanisme pengkreditan PPN Masukan dan PPN

Keluaran.

• Khusus PKP yang

menerapkan NPPN, PPN Masukan dikreditkan sebesar 80% PPN Keluaran.

(80)

PKP Memiliki Peredaran Usaha

Tidak Melebihi Jumlah Tertentu

Pasal 9 Ayat (7), (7a), (7b) UU PPN, PMK No. 74/ PMK.03/ 2010

Nilai PPN Kurang Bayar

Untuk Penyerahan

BKP = 3% DPP Untuk Penyerahan JKP = 4% DPP

Nilai PPN Masukan yang dapat

Dikreditkan

Untuk Penyerahan BKP

= 70% PPN Keluaran

Untuk Penyerahan JKP

= 60% PPN Keluaran

Definisi

PKP yang memiliki peredaran usaha < Rp 1.800.000.000,00 per tahun, berdasar 2

(81)

PKP Melakukan Kegiatan Usaha

Tertentu

PMK No. 79/ PMK.03/ 2010

Definisi

PKP berdagan

g

kendaraa n

bermotor bekas secara eceran.

PKP berdagan

g

perhiasan emas secara eceran.

Nilai PPN

Masukan

yang

Kurang

Bayar

Untuk

(82)

Kondisi Penyebab PPN Lebih Bayar

PKP melakukan

pembelian BKP atau JKP dalam jumlah besar di permulaan usaha.

PKP melakukan kegiatan ekspor.

PKP melakukan

penyerahan kepada pemungut PPN.

PKP melakukan

penyerahan yang tidak dipungut PPN, meliputi:

• Penyerahan terkait proyek

pemerintah bersumber dana luar negeri.

Penyerahan kepada Entrepot

Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE).

• Penyerahan kepada Perusahaan

Ekspor Tertentu (PET).

(83)

Restitusi PPN Lebih Bayar

Pasal 9 Ayat (2a), (4b), (6a) UU PPN, PMK No. 81/ PMK.03/ 2010

Secara umum, PPN lebih bayar akan

dikompensasi ke masa pajak

berikutnya. Restitusi di setiap masa

pajak hanya dimungkinkan untuk PPN

lebih bayar yang muncul akibat:

Kegiata n

ekspor BKP atau

JKP.

Penyera han kepada

pemun

Restitusi bagi PKP yang belum berproduksi harus dikembalikan jika mengalami gagal produksi 3 tahun

(84)

Pengembalian Pendahuluan Pajak

Lebih Bayar

Bagi PKP Kriteria Tertentu

PMK No. 197/ PMK.03/ 2007

PKP kriteria tertentu dapat memperoleh pengembalian pendahuluan, jika memenuhi

persyaratan:

Tepat waktu melaporkan SPT dan SPT Masa setiap jenis pajak selama 3 tahun terakhir.

Tidak pernah dijatuhi pidana perpajakan selama 5 tahun terakhir.

Tidak sedang memiliki tunggakan pajak per 31 Desember.

Apabila laporan keuangan diaudit, harus memperoleh predikat WTP selama 3 tahun

(85)

Pengembalian Pendahuluan Pajak

Lebih Bayar

Bagi PKP Berisiko Rendah

Pasal 9 Ayat (4c), (4d) UU PPN, PMK No. 71/ PMK.03/ 2010

Merupakan PKP yang memenuhi ketentuan:

• Tidak dilakukan pemeriksaan selama 24 bulan terakhir.

• Tepat waktu melaporkan SPT Masa PPN selama 12 bulan terakhir.

• Memproduksi sendiri minimal 75% BKP yang dijual.

• Memiliki LK berpredikat WTP atau WDP selama 2 tahun terakhir.

Atau merupakan perusahaan terbuka dengan

minimal 40% saham

diperdagangkan di BEI.

Atau merupakan perusahaan yang

secara mayoritas dimiliki

pemerintah/

(86)

Syarat Restitusi Bagi WP OP Luar

Negeri

(WPOPLN)

Pasal 16E UU PPN, PMK No. 18/ PMK.03/ 2011

WPOPLN bukan WNI dan tinggal di Indonesia

tidak lebih dari dua

bulan.

WPOPLN bukan kru

maskapai penerbanga

n.

Menunjukka n paspor luar negeri,

boarding pass, barang bawaan, dan faktur

pajak khusus. Dikenai PPN dengan

pajak minimal Rp 500.000,00 atas

transaksi yang

dilakukan maksimal 1 bulan sebelumnya dalam 1 faktur, di 1

toko, dan di 1 tanggal.

Apabila PPN yang dikenakan melebihi

Rp 5.000.000,00, maka restitusi

dilaksanakan melalui transfer ke rekening

(87)

Kegiatan Membangun Sendiri

Pasal 16C UU PPN, PMK No. 39/ PMK.03/ 2010

• Merupakan

kegiatan

membangun bukan dalam

rangka kegiatan usaha, untuk

digunakan sendiri atau oleh orang lain.

Definisi

• Bangunan

meliputi satu atau lebih konstruksi permanen pada sebidang tanah dengan bahan

kayu, beton, batu bata, atau baja dengan luas > 300 meter

persegi.

• Bangunan

diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau

tempat usaha.

• Proses

pembangunan dapat meliputi beberapa tahap dalam kurun 2 tahun.

Persyarat

an

(88)

Pengelolaan PPN Kegiatan

Membangun Sendiri

Pembangun terutang PPN saat mulai membangun, di tempat kedudukan

bangunan.

Dasar Pengenaan PPN

= 40% dari biaya bulanan selain biaya perolehan tanah

PPN Masukan tidak dapat dikreditkan.

(89)

Koperasi Tanggamus melakukan kegiatan membangun sendiri yang selama 4 bulan pertama memerlukan biaya – biaya berikut.

Biaya di atas belum termasuk biaya pembebasan lahan utama sebesar Rp 550.000.000,00 di bulan April dan pembebasan lahan perluasan sebesar Rp 275.000.000,00 di bulan Juli. Berapakah PPN terutang untuk setiap bulannya?

Ilustrasi

Kegiatan Membangun Sendiri

89

N

o. Bulan MaterialBiaya Tenaga Biaya Kerja

1. Apri

l 165.000.000 76.500.000 2. Mei 134.500.0

00 65.000.000 3. Juni 215.000.0

00 91.250.000 4. Juli 131.500.0

(90)

Jawaban :

DPP kegiatan membangun sendiri adalah sebesar 40% dari biaya selain pembebasan lahan.

Pembahasan Ilustrasi

Kegiatan Membangun Sendiri

90

N

o. Bulan MateriBiaya al

Biaya Tenag

a Kerja

Biaya Bulana

n

DPP PPN Terut

ang

1. Apri

l 165.000.000 76.500.000 241.500.000 96.600.000 9.660.000 2. Mei 134.50

0.000 65.000.000 199.500.000 79.800.000 7.980.000 3. Juni 215.00

0.000 91.250.000 306.250.000 122.500.000 12.250.000 4. Juli 131.50

(91)

Perusahaan

pertaksian

diberikan

fasilitas PPN

dan PPnBM

atas:

Impor

Kompone

n dan

Kendaraa

n Jenis

Sedan

PPN dan

PPnBM

ditanggu

ng

pemerin

tah.

91

Fasilitas Khusus PPN

(92)

Pencatatan Transaksi PPN

Nilai PPN Keluaran, PPN Masukan dan PPN Kurang (Lebih) Bayar yang

dicatat tidak mempengaruhi laba rugi perusahaan.

PPN Keluaran dicatat sebagai Liabilitas Lancar.

PPN Masukan dicatat sebagai Aset Lancar

(93)

PT. Welirang sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan jasa kepada beberapa klien dan transaksi bisnis sebagai berikut.

Jasa persewaan apartemen kepada konsumen

ritel dengan total nilai sewa Rp 1.657.500.000,00.

Jasa persewaan Rumah Sederhana kepada

pedagang kecil dengan nilai penggantian Rp 354.500.000.

Membeli alat tulis kantor dengan nilai Rp

18.950.000,00.

Membayar jasa konsultansi senilai Rp

16.500.000,00, termasuk PPN.

Bagaimanakah pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk penghitungan PPN akhir masa?

Ilustrasi

Pencatatan Transaksi A

(94)

Jawaban :

Pencatatan Masa Berjalan

Kas 1.842.500.000

Pendapatan Sewa 1.675.000.000 PPN Keluaran 167.500.000

Kas 354.500.000

Pendapatan Sewa 354.500.000 Perlengkapan 18.950.000

PPN Masukan 1.895.000

Kas 20.845.000

Beban Konsultansi 15.000.000

PPN Masukan 1.500.000

Kas 16.500.000

Pembahasan Ilustrasi

Pencatatan Transaksi A

Dibebas kan dari

(95)

Jawaban :

Pencatatan Akhir Masa

PPN Keluaran 167.500.000

PPN Masukan 3.395.000

Utang PPN 164.105.000

PT. Welirang wajib menyetorkan PPN kurang bayar sebesar Rp 164.105.000,00 paling lambatdi tanggal 15 masa pajak berikutnya, serta melaporkannya dalam SPT Masa bulan bersangkutan.

Pembahasan Ilustrasi

Pencatatan Transaksi A

(96)

Fa. Batusibela sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan barang dan transaksi bisnis sebagai berikut.

Menyerahkan produk kepada Pemprov senilai

Rp 685.000.000,00.

Melakukan ekspor dengan nilai jual Rp

515.000.000,00.

Menyerahkan produk kepada pelanggan

dengan nilai Rp 325.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 20%.

Membeli material setengah jadi senilai Rp

480.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 10%.

Menerima retur atas penjualan senilai Rp

25.000.000,00.

 Melakukan retur bahan baku senilai Rp 65.000.000,00

Perusahaan menganut sistem pencatatan periodik. Bagaimanakah pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk penghitungan PPN akhir masa?

Ilustrasi

Pencatatan Transaksi B

(97)

Jawaban :

Pencatatan Masa Berjalan

Piutang Dagang 685.000.000

Penjualan 685.000.000

Kas 515.000.000

Penjualan 515.000.000

Kas 325.000.000

Penjualan 250.000.000

PPN Keluaran 25.000.000 Utang PPnBM 50.000.000

Persediaan 440.000.000

PPN Masukan 40.000.000

Kas 480.000.000

Pembahasan Ilustrasi

Pencatatan Transaksi B

97

PPN disetor Pemung

ut

(98)

Jawaban : Pencatatan Masa Berjalan

Penjualan 25.000.000

PPN Keluaran 2.500.000

Kas 27.500.000

Kas 71.500.000

Persediaan 65.000.000

PPN Masukan 6.500.000 Pencatatan Akhir Masa

PPN Keluaran 22.500.000

Aset Kompensasi PPN 11.000.000

PPN Masukan 33.500.000

PPN Lebih Bayar akan dikompensasikan ke masa berikutnya, kecuali jika kelebihan pembayaran terjadi di Desember sehingga dapat direstitusikan.

Pembahasan Ilustrasi

Pencatatan Transaksi B

(99)

Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

(100)

Dr. Dwi Martani

Departemen Akuntansi FEUI

martani@ui.ac.id atau

dwimartani@yahoo.com

081318227080/ 08161932935 http:/staff.blog.ac.id/martani/

Referensi

Dokumen terkait