• Tidak ada hasil yang ditemukan

WHOLEMOUNT Oleh Nama Siti Novianti Eka P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "WHOLEMOUNT Oleh Nama Siti Novianti Eka P"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

WHOLEMOUNT

Oleh :

Nama : Siti Novianti Eka Putri

NIM : B1J009176

Rombongan : III Kelompok : 4

Asisten : Andrian Putra Bahari

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ayam merupakan salah satu hewan yang termasuk dalam kelas aves.

Perkembangbiakannya melalui bertelur. Perkembangan embrional dimulai setelah terjadi

fertilisasi sampai saat penetasan atau kelahiran. Membran fetal merupakan organ embrionik

yang ada pada kelas aves. Ayam mengalami pembuahan internal, tetapi perkembangan

embrionya tidak berlangsung di uterus atau di dalam induk betina. Embrio ayam hidup dalam

telur dilengkapi dengan yolk yang banyak, sebagai cadangan makanan sehingga mampu

mencukupi perkembangannya di luar tubuh induk. Oleh karena itu, tipe telur ayam sering

disebut telolechital berat atau megalechital. Sedangkan tipe pembelahannya termasuk

meroblastik diskoidal, karena bagian yang membelah itu membentuk diskus atau cawan.

Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya

(blastodiscnya). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui oviduct, di sini telur

mendapat albumen atau selaput-selaput lainnya. Tahapan perkembangan dimulai dari

morulla, blastula dan gastrula. Lapisan lembaga primer yang merupakan jaringan dasar

penyusun organ tubuh dihasilkan pada tahap gastrula.

Bungkus telur tersier ada tiga macam, yaitu albumen yang dibentuk oleh oviductus,

membran testae atau selaput cangkang yang dibentuk oleh uterus, dan cangkang dari Ca yang

dibentuk oleh uterus. Kebutuhan nutrisi embrio tertentu pada ikan, misalnya mineral, air dan

mungkin beberapa nutrisi lain, dapat diserap dari medium air sekitarnya. Sel telur pada ayam

adalah kuning telur beserta bioplasma dan inti yang dibungkus membran vitelin.

(3)

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sediaan embrio ayam

(sediaan wholemount) dan mengamati tahapan awal perkembangan embrio ayam.

(4)

Wholemount merupakan metode untuk melihat struktur-struktur yang berhubungan

dengan organembrio seluruhnya, tingkat kesukaran dalam metode ini yaitu menentukan

lokasi pemotongan yang tepat. Hal yang harus diperhatikan adalah dalam skema umum organ

yang tampak dalam whoulmount. Ayam sering digunakan dalam mempelajari embriologi di

laboratorium karena, proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar

pembentukan tubuh mudah dimengerti. Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur

dengan yolk banyak. Prosesnya merupakan bentuk intermediet antara pisces dan amphibia

(Patten, 1958).

Pembelahan atau cleavage terjadi setelah pembuahan, zigot membelah berulang kali

sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomere. Tipe pembelahan pada telur

ayam merupakan tipe meroblastik yang pembelahan pertamanya melewati bidang meridian.

Terjadi ketika telur mencapai bagian distal tuba 5 jam setelah pembuahan. Pembelahan kedua

melewati bidang meridian, tegak lurus pada bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga

lewat bidang-bidang vertikal, melintang bidang merindian pembelahan pertama. pembelahan

keempat melewati bidang-bidang vertikal, melintang bidang pembelahan meridian kedua.

Terbentuklah tumpukan sel di daerah yang terdiri dari sekitar 8 sel di tengah dan 12 sel

dipinggir. Sel-sel tengah masihberhubungan dengan yolk di bawah, sedang sel-sel pinggir

sebagian besar sudah terlepas dari yolk kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur

mencapai uterus dan sudah dilapisi oleh albumen dan shell (Yatim, 1982).

Proses perkembangan embrio ayam dimulai setelah terjadi fertilisasi yang membentuk

zigot. Perkembangan awal adalah terjadinya pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian

morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis. Pada fase gastrula terbentuk

tiga lapisan dasar embrio yang menentukan perkembangan embrio selanjutnya, yaitu

(5)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu,

keberhasilan gastrulasi dan kondisi lungkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat

proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Namun, perkembangan emrio ayam juga

memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak embrio

tersebut. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio

selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam

perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio

ayam (Patten, 1958).

III. MATERI DAN METODE

(6)

Alat yang digunakan dalam praktikum perkembangan embrio ayam adalah alat

peneropong, mangkuk, scalpel, gunting, pipet tetes, gelas arloji, kertas saring, gelas objek,

kompor listrik, gelas beker dan pensil.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Telur ayam fertile yang sudah

diinkubasi selama 24, 48, 60 dan 70 jam, larutan fisiologis, dan alkohol 70%.

B. Metode

1. Siapkan telur ayam kampong (telor bebek) fertile 24, 48, 60 dan 70 jam.

2. Larutan garam fisiologis hangat disediakan dalam mangkuk secukupnya sehingga

apabila telur dimasukkan ke dalamnya dan ditenggelamkan, seluruh permukaannya

dapat berada di bawah permukaan larutan tersebut.

3. Bagian telur yang berada di permukaan larutan fisiologis ditandai dengan pensil.

4. Cangkang bagian tumpul ditusuk dengan jarum preparat sehingga tembus dan

mengeluarkan gelembung udara.

5. Bagian telur yang diberi tanda digunting kemudian dibuka cangkangnya.

6. Blastodiskus dipotong kemudian dipindahkan ke gelas arloji dan yolk yang terbawa

pada potongan blastodiskus dibersihkan dengan larutan fisiologis menggunakan pipet

tetes.

7. Kertas saring dilipat menjadi dua, kemudian dilipat lagi menjadi dua tegak lurus

lipatan pertama. Kemudian dilipat dengan arah diagonal lalu ujung lancip dipotong

secukupnya.

8. Kertas saring ditempelkan pada embrio sehingga embrio terletak di tengah lubang

(7)

9. Embrio yang telah melekat dengan kertas saring dimasukkan ke dalam larutan fiksatif

selama 2 x 24 jam.

10. Fiksatif dibersihkan dengan larutan alkohol 70% dan ammonia.

11. Embrio diletakkan pada gelas objek kemudian diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(8)

Gambar embrio ayam yang diletakkan di gelas arloji

Gambar embrio ayam di kertas saring

(9)

Gambar 1.a embrio ayam umur 24 jam

Gambar 1.b embrio ayam umur 48 jam

Gambar 1.c embrio ayam umur 72 jam

(10)

Gambar 2.a embrio ayam umur 24 jam

(11)

Gambar 2.c embrio ayam umur 72 jam

B. Pembahasan

Tipe telur Aves adalah telolecithal berat atau sering disebut dengan megalecithal. Ini

disebabkan oleh volume yolk hampir mengisi seluruh bagian ovum. Tipe pembelahan pada

Aves merupakan pembelahan meroblastik. Pembelahan pada Aves juga disebut dengan

meroblastik diskoidal karena bagian yang membelah berberntuk seperti cawan atau diskus

atau perisai (Soeminto,2000).

Tanda khas gastrula ayam adalah pembentukan stria primitive yang jelas terlihat pada

masa inkubasi ke-16 jam dan dapat dikatakan sebagai stria primitive paling panjang. Stria

primitive janin ayam jantan adalah suatu daerah pembelahan sel yang sangat aktif. Di anterior

stria primitiva, terdapat suatu sentrum dari masa mesodermal yang aktif berpolimerasi

sehingga daerah ini meninggi, disebut nodus Hensen. Badan ini hanya terdapat semantara dan

kepentingannya belum diketahui. Setelah terbentuk stria primitiva, blastoderm bertambah

panjang dan daerah ini adalah daerah ekstra embrional yang akan membentuk alat-alat dan

struktur-struktur janin sementara yang pada waktu menetas sebagian besar akan hilang

(12)

Struktur embrio ayam pada akhir gastrula adalah sebagai berikut (dari anterior ke

posterior). Di permukaan meliputi head fold (lipatan kepala), head process (penebalan

kepala), lamina neuralis, nodus Hensen, primitive pit (fovea primitive) dan stria primitive.

Sedangkan di sebelah dalam meliputi lamina prechordalis, chordadorsalis, massa mesoderm

nodus Hensen, mesoderm somit, mesodermal lateral, entoderm dan gastrocoel (Huettner,

1961).

Permulaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural.

Dari keping ini terjadi lipatan neural. Pada janin yang umurnya ± 24 jam pengeraman,

khorda timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio. Khorda ini timbul dari

sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan mesoderm. Mesodem tumbuh

ke samping, ke belakang dari stria primitive dan juga tumbuh ke muka kiri kanan notochord.

Pada saat bersamaan mesoderm melebar ke daerah ekstra embrional ke semua jurusan,

sehingga pada tingkat-tingkat pengeraman 48 jam ke atas, kedua lapisan mesoderm lateral itu

akan bertemu di bagian anterior daerah kepala kemudian bersatu (Djuhanda, 1981).

Jantung terjadi dari penebalan-penebalan mesoderm splankhnis. Jantung mula-mula

berubah menjadi suatu bumbung yang letaknya di bawah rhombensephalon. Bagian anterior

bercabang, nantinya menjadi akar-akar aorta ventral. Bagian posterior berhubungan dengan

vena omphalomesentrikus yang datang dari yolk karena di muka dan di belakang

berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah tersebut, jantung menjadi seolah-olah diikat

letaknya, maka ketika memanjang jantung tidak lagi memanjang bebas tetapi akan

membengkok ke kanan. Sinus venosus dan atrium akan dibentuk pada daerah dimana kedua

omphalomesenterikus bersaru. Fleksura jantung yang menonjol ke kanan akan menjadi

ventrikel. Ujung anterior dimana kedua akar aorta ventral meninggalkan jantung, dibentuk

(13)

Embrio ayam pada umur 0 hari inkubasi berada dalam stadium gastrula yang diawali

dalam pembentukan keping germa dua lapis, kemudian dilanjutkan dengan organogenesis

yang merupakan fase kritis embriogenesis. Parameter perkembangan awal sistem

kardiovaskular embrio ayam yang merupakan turunan dari mesoderm adalah proses

pembentukan organ dan jaringan darah yang diawali dengan terbentuknya pembuluh

‘primitif’ embrio yuang disebut pulau-pulau darah. Selanjutnya secara bertahap dibentuk

organ dan jaringan lain seperti jantung, pembuluh darah dan jaringan darah (Radiopoetro.

1991).

Selama inkubasi selama 24 jam, dapat dibedakan antara daerah intra embrional

dengan daerah ekstra embrional. Daerah ekstra embrional terdiri dari area pelusida dan area

opaka. Splanchnic mesoderm di daerah AIP mengalami penebalan yang nantinya akan

berkembang menjadi buluh jantung, sedangkan di daerah opaka mesoderm berkelompok

disebut “blood island” dan area opaka dinamakan “area vasculosa” (Yatim, 1984).

Gambar Embrio Ayam Umur 24 Jam

Organ-organ yang terbentuk pada umur 48 jam yaitu otak dan sumsum tulang

belakang. Selanjutnya ketiga bagian otak mengalami deferensiasi , prosensefalon menjadi

(14)

tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ekloderma luar dan menginduksi

primordial lensa pada ectoderm yang merupakan suatu penebalan ekstra (Djuanda, 1981).

Gambar embrio ayam umur 48 jam

Pada janin 48 jam, bumbung neural telah terbentuk dan adanya dapat dibedakan

bagian anterior yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai bumbung.

Persatuan lipatan neural yang paling akhir terjadi di muka somit terakhir, lipatan neural

mengembang dan menghilang di dalam ektoderm (Djuhanda, 1981).

Gambar embrio ayam umur 60 jam

Organ-organ yang terbentuk pada umur 60 jam yaitu otak dan sumsum tulang

belakang. Selanjutnya ketiga bagian otak mengalami deferensiasi , prosensefalon menjadi

telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk

tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ekloderma luar dan menginduksi

primordial lensa pada ectoderm yang merupakan suatu penebalan ekstra. Selain itu juga

(15)

deferensiasi mesoderm dan coelom. Pada akhir perkembangan embrio 60 jam inkubasi

terbentuk dua membran ektra embrional yaitu amnion, membran berbentuk kantong berisi

cairan yang berlangsung membungkus badan embrio, yang kedua ialah korion, membran

yang membungkus embrio dan semua struktur ektra embrional (Djuanda, 1981).

Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa embrio ayam yang telah diinkubasi

selama 48 jam memiliki ± 27 pasang somit. Pada stadium ini kepala embrio mengalami

pelekukan sehingga mesencephalon tampak di sebelah dorsal, sedangkan prosencephalon dan

rhombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbu sehingga bagian

kiri menjadi di atas kunir sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan;

badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal. Bagian badan sebelah tengah telah

menunjukkan adanya lipatan lateral, sedangkan di daerah ekor telah telah terjadi tail fold.

Lama-kelamaan seluruh badan embrio berada dalam selubung amnion, setelah semua

lipatan-lipatan bertemu (Syahrum et al, 1994).

Gambar embrio ayam umur 72 jam

Perlakuan pada praktikum meliputi pencarian letak embrio pada telur ayam

menggunakan larutan fisiologis. Menggunakan larutan fisiologis untuk mencari letak embrio

(16)

atas. Setelah itu di tandai menggunakan pensil, kemudian dilubangi cangkap yang telah di

tandai menggunakan pensil. Langkah selanjutny diambil embrio ayam menggunakan pipet

kemudian di bersihkan menggunakan larutan fisiologis. Menggunakan kertas saring dilipat

menjadi dua, kemudian dilipat lagi menjadi dua tegak lurus lipatan pertama. Kemudian

dilipat dengan arah diagonal lalu ujung lancip dipotong secukupnya. Kertas saring

ditempelkan pada embrio sehingga embrio terletak di tengah lubang kertas saring. Embrio

yang telah melekat dengan kertas saring dimasukkan ke dalam larutan fiksatif selama 2 x 24

jam.

Mengamati perkembanagan ayam dengan menggunakan metode wholemount

(perkembangan embrio ayam dalam hybridasi). Telur yang diperoleh dari induk diambil pada

hari kelima sampai kedelapan. Telur-telut tersebut diinkubasi kemudian dilakukan pengecetan

(17)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Wholemount merupakan sediaan mikroteknik keseluruhan dari suatu objek.

Wholemount yang diamati yaitu embrio ayam umur 24, 48, 60 dan 70 jam.

2. Inkubasi telur dengan jangka waktu yang berbeda akan menghasilkan bentuk embrio

yang berbeda pula. Tahapan perkembangan awal embrio ayam adalah terjadinya

pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian morulasi, blastulasi, gastrulasi,

neurulasi, dan organogenesis.

(18)

Kesulitan pada praktikum ini adalah menemukan telur yang cukup masa Inkubasinya

dan mengetahui umur telur , sehingga blastodiskus kurang terlihat dengan jelas.

DAFTAR REFERENSI

Djuanda, Tatang, 1981. Embriologi Perbandingan. C.V. Armico, Bandung.

Fukumota, Takahiro, Levin M. 2005. Asymmetric expression of Syndecan-2 in early chick embryogenesis, 5: 525-528. http://www.elsevier.com. Diakses pada tanggal 05 November 2010.

Huettner, A.F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates. The Mc Millan Company, New York.

Karyadi, et al. 2003.Pemberian Rasio Kalsium dan Fospor Terhadap Osifikasi Tulang Embrio Puyuh. Jurnal penelitian UNIB, Vol IX, No 2, Hal 76-80.

Patten, B.M. 1958. Foundations of Embyology. Mc Graw Hill-Book Co.Ltd, New York.

Radiopoetro. 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Rugh, R. 1962. Experimental Embryology. Burgess Publishing Company, Minnesota.

Syahrum, M. H, et al. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.

(19)

Gambar

Gambar embrio ayam umur 24 jam yang sudah dibuka cangkangnya
Gambar embrio ayam yang diletakkan di gelas arloji
Gambar 1.a embrio ayam umur 24 jam
Gambar 2.b embrio ayam umur 48 jam
+4

Referensi

Dokumen terkait