• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semiotika - Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semiotika - Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semiotika

Semiotika adalah ilmu tentang tanda, menurut Broadbent (dalam Darma, 2010), semiotika (semiotics) berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang memiliki arti yakni tanda, tanda merupakan alat komunikasi untuk menginformasikan suatu maksud, arti maupun makna yang terkandung dalam suatu objek arsitektur atau memiliki sifat yang komunikatif dan menggantikan suatu yang lain dan dapat dibayangkan. Semiotika pertama kali diperkenalkan oleh tokoh John Lock pada akhir abad ke-17, namun tokoh yang paling terkenal dalam ilmu semiotika adalah tokoh Charles Sanders Pierce (1839-1914). Charles Sanders Pierce merupakan filosofis dari Amerika dalam Metode Semiotika yang disusun oleh Irzati Susanto, Pierce mengungkapkan bahwa semiotik atau ilmu tentang tanda dapat dimaknai secara terbuka, namun tetap terbatas oleh konteks, baik dari konteks budaya sosial, pengetahuan atau pengalaman dari si penafsir makna dalam tanda tersebut. Charles Sanders Pierce sangat dikenal dengan konsep triadik, dimana sebuah prinsip dari tanda yang bersifat representatif. Pierce dalam metode pengumpulannya menyatakan bahwa , konsep triadik merupakan tanda wakil yang menjelaskan sesuatu, “The perceivable part of the sign a representemen, he termed the meaning that someone gets from the sign interpretant” dimana kutipan

ini berarti bahwa makna dari sebuah tanda merupakan hal yang berbeda satu sama lain, tergantung kepada suatu konteks tertetu. Jadi, tanda tidak memiliki sebuah makna yang pasti dan stabil. Namun suatu tanda dapat sangat mudah diartikan, dikarenakan tanda memiliki hubungan alami dengan artinya, sehingga orang awampun akan sangat mudah menemukan atau mengartikan makna yang terkandung dalam suatu tanda.

(2)

sangat luas. (Dharma,2006) Ilmu semiotika ini mulai digunakan pada dunia arsitektur sejak masa post-modern yakni pada masa tersebut para pemikir design atau para arsitek merasa terdapat sebuat kesenjangan sosial antara pembuat design (arsitek) dan pemakai design (penghuni). Para arsitek menilai bahwa masyarakat tidak paham akan design yang mereka ciptakan. Untuk itu para arsitek ini berkeinginan untuk mengajak para masyarakat agar mereka memahami karya-karya arsitektur dengan sebuah bentuk komunikasi. Sehingga diperlukannya pemahaman akan pemakaian semiotika, yakni ilmu tentang tanda yang mana terdapat suatu makna dalam setiap unsur tanda tersebut. (Dharma,2006).

Dalam semiotika terdapat model signifikasi yang membagi makna tanda menjadi dua, yakni makna primer dan makna sekunder, konsep ini diperkenalkan oleh Umberto (dalam Eddy, 2003), yakni : (a). Makna Primer adalah makna yang disampaikan oleh perancangnya, sebagai tujuan dasar pembuatan objek atau komponennya, (b). Makna Sekunder adalah makna yang tujuannya disesuaikan dengan berbagai cara untuk mewujudkannya ynag disesuaikan dengan siapa yang memakainya, juga dipengaruhi oleh kualitas tempat dan status objek disekitarnya. Berkaitan dengan makna, menurut Pierce (dalam Susanto, 2010) menggunakan teori segitiga makna dimana teori ini merupakan serangkaian teori untuk memahami makna dari sebuah sistem tanda. Terdapat elemen utama didalamna yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Dimana pengertian tanda adalah sesuatu yang dapat dibaca oleh panca indera manusia yang dapat menpresentasikan sebuah makna atau arti dari sebuah tanda itu sendiri. Menurut pierce tanda meliputi beberapa jenis yakni (a) Simbol (sebuat tanda yang muncul berdasarkan sebuah kesepakatan bersama), Ikon (sebuah tanda yang muncul berdasarkan dari sebuah kemiripan), Indeks (sebuah tanda yang muncul berdasarkan hubugan sebab-akibat).

2.2.1 Tanda Dalam Ilmu Semiotika

(3)

semiotika juga berkaitan dengan ground, tanda dibagi menjadi “qualisin, sinsign dan legisign”.

Dari pernyataan diatas, klasifikasi tanda dalam semiotika menurut Pierce adalah :

(a). Ikon adalah tanda yang menyerupai objek (benda) atau berupa kemiripan. Misalnya sketsa wajah merupakan menggambarkan dirinya.

(b). Indeks adalah hubungan antar tanda, dimana tanda memiliki hubungan yakni sebab-akibat. Misalnya pintu merupakan alat untuk masuk, jadi jika ingin masuk harus memiliki pintu.

(c). Simbol/Lambang adalah tanda yang sudah ada, terbentuk secara konvensional atau sebuah kesepakatan bersama, simbol atau lambang menggambarkan suatu peraturan yang berlaku.

(d). Qualisign yakni kualitas yang ada pada tanda, dimana tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya sifat tanda merah yang mencolok dimanfaatkan untuk pembuatan tanda larangan dalam lalu-lintas.

(e). Sinsign adalah klasifikasi tanda yang berdasarkan kepada kejadian atau suatu peristiwa, bentuk atau rupanya yang khas. Bangunan tradisional merupakan bentuk tanda sinsign dikarenakan bangunan tradisional merupakan tanda dari sebuah peristiwa yang bersifat khas, atau ciri khas dari sebuah budaya.

(f). Legisign adalah klasifikasi tanda yang terkandung norma atau terdapat hukum tertentu yang melatar belakangi sebuah tanda. Misalnya rambu jalan merupakan aturan dalam berlalu lintas.

(4)

membantu dalam menganalisis suatu makna adalah segala bentuk tanda yang memiliki arti, namun terdapat beberapa aspek yang umumnya digunakan dalam menganalisis yakni aspek visual yakni penggunaan warna, ukuran, ruang lingkup, kontras, bentuk, dan detail. Dalam ilmu semiotika khusunya dalam tahap pemaknaan melalui penulusuran makna Pierce menggunakan dua jenis makna yakni makna denotif dan makna konotatif, dimana makna denotif menggunakan tanda-tanda visual yang terlihat, seperti warna, tekstur, bentuk dan bidang. Tahap penelusuran makna melalui tanda-tanda yang terlihat dianggap sebagi informasi tanda yang utama. (Noth,1995)

2.2.2 Tanda dan Makna Bentuk Geometris

Garis adalah sebuah elemen dasar dari sebuah bentuk. Bentuk sendiri merupakan sebuah elemen dasar dalam sebuah bentukan atau desain . Bentuk merupakan sebuah alat untuk mengkomunikasikan pesan baik untuk orang lain, atau untuk melambangkan diri sendiri. Berikut jenis bentuk maupun pembentuknya dan maknanya menurut kamus besar bahasa Indonesia.

a. Garis

Tanda garis mewakili banyak makna, dikarenakan jenis garis sendiri yang berbeda-beda hingga menimbulkan makna yang berbeda-beda pula. Garis lurus mewakili sebuah makna yakni kekuatan, dan perlawanan. Garis lengkung (arch) mewakili makna keanggunan, pergerakan dan pertumbuhan.. Berikut disaijkan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :

1. Horizontal : ketenangan.

2. Vertikal : stabil, kekuatan atau kemegahan. 3. Diagional : Tidak stabil.

4. Lengkung S , keanggunan. 5. Zig-zag : Bergairah, semangat. 6. Bending up right : kesedihan.

(5)

8. Concentric Arcs : luas, gembira.. 9. Pyramide : Stabil, megah, kuat. 10. Conflicting Diagonal : Permusuhan. 11. Rhytmic horizontals : ketenangan. 12. Upward Swirls : Semangat yang besar.

13. Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme. 14. Inverted Perspective : sebuah kebebasan, kemerdekaan 15. Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat. 16. Rounded Archs : kokoh.

17. Rhytmic Curves : anggun, gemulai. 18. Gothic Archs : sebuah kepercayaan. b. Bulat atau Lingkaran

Bentuk bulat merupakan bentukan yang memiliki sebuah makna kesempurnaan, karna bulat merupakan bentuk yang tidak pernahputus, yakni utuh. Menurut ilmu psikologi, makna yang lain adalah sebuah kehangatan, kenyamanan, dan kasih sayang.

c. Kotak

Bentuk kotak merupakan bentukan garis yang tersusun kaku, hingga memberi makna dan sebuah kesan yakni tegas, dan kaki. Namun bentuk ini memiliki kesan jujur dan stabil, damai dan aman.

d. Segitiga

Bentuk segitiga merupakan bentuk meruncing, yang umumnya menjadi sebuah penunjuk sebuah arah dalam mencapai suatu tujuan. Bentuk segitiga merupakan sebuah symbol kestabilan. Namun dapat juga dapat menimbulkan kebalikannya. Bentuk ini dalam spiritual mewakili pengenalan diri dan pencerahan.

e. Spiral

(6)

f. Silang

Bentuk atau tanda silangg merupakan sebuah tanda larangan, dalam spiritual tanda silang merupakan tanda penyembuhan, selain itu tanda ini memiliki makan keseimbangan, keyakinan, persatuan, tujuan.

Kesimpulannya adalah semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang

tanda, dimana tanda tersebut merupakan alat dalam berkomunikasi dalam bentuk

objek, semiotika dalam arsitektur merupakan penggabungan ilmu bahasa dan

ilmu arsitektur, dimana sistem tanda dalam arsitektur meliputi banyak aspek

berupa, ukuran, proporsi, jarak, bahan, warna, bentuk dan lainnya yang memiliki

makna dan nilai didalamnya.

2.2 Bukaan

Bukaan adalah salah satu elemen pembentuk ruang yang sangat penting. Bukaan berkaitan dengan bangunan itu sendiri dan pengguna ruang. Dalam suatu ruang, perencanaan bukaan sangatlah penting, dimana bukaan yang baik akan menghasilkan udara dalam ruang yang baik pula. Bukaan akan membantu mengalirkan udara yang ada di lingkungan sekitar masuk ke dalam ruang dan udara panas yang ada di dalam akan terganti dengan udara segar dari lingkungan sekitar sehingga membentuk sebuah sirkulasi.

Menurut Francis D.K Ching dalam bukunya ARCHITECTURE : Form – Space & Order, dalam bukunya ia membahas tentang bukaan yakni :“doors offer entry into a room, and determine the patterns of movement and use within it. Windows allow light to penetrate the space and illuminate the surfaces of room, offer views from the room to the exterior, establish visual relationships between the room and adjacent spaces, and provide ventilation for the space of the room .”

(7)

ruang dan ruang yang berdekatan, dan menyediakan ventilasi untuk ruang ruangan. "

Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa elemen bukaan antara lain, pintu yang merupakan alat agar dapat masuk dala suatu ruangan, jendela berfungsi agar cahaya dapat masuk , dan ventilasi.

Bukaan memiliki beberapa jenis, Menurut Francis D.K Ching dalam bukunya ARCHITECTURE : Form – Space & Order, : “The Basic Variation of opening : (1) Within planes, An opening can be located wholly within a wall or ceiling plane and be surrounded on all sides by the surface of the plane. (2) At corners, An opening can be located along one edge or at a corner of a wall or ceiling plane in either case, the opnening will be at a corner at space (3) Between planes, An opening can visually span vertically between the floor and ceiling planes, or horizontally between two wall planes. It can grow in size to occupy an entire wall of a space.

"Jenis Bukaan adalah : (1) Di dalam ruang, Sebuah bukaan dapat diletakkan di dinding atau langit-langit dan dikelilingi oleh permukaan ruang. (2) Pada sudut, sebuah bukaan dapat diletakkan di salah satu sisi atau di sudut dinding atau langit-langit, Pada contoh ini, bukaan berada di sudut sebuah ruang (3) Antara bidang, bukaan secara visual dapat dipanjangkan vertikal antara lantai dan langit-langit, atau horizontal antara dua bidang dinding. Hal ini dapat diperbesar untuk menempati seluruh dinding dalam ruang.”

(8)

bangunan dengan udara di luarnya tanpa menggunakan kipas atau peralatan mekanik lainnya (Suhardiyanto, 2009). Fungsi dari elemen bukaan antara lain adalah memenuhi syarat kesehatan, yakni menjaga kualitas udara dalam bangunan, untuk menghasilkan kenyamanan termal, untuk mendinginkan struktur bangunan ketika terjadi kondisi suhu didalam ruang bangunan meningkat lebih tinggi dari suhu di luar bangunan. Selain itu bukaan (pintu, jendela, dan ventilasi) merupakan bentuk dari sebuah indeks dan simbol. Pintu akan menjadi sebuah simbol apabila memiliki makna karena diubah bentuk menjadi gothic, atau ciri masjid, atau makna perbedaan fungsi lainnya. Menurut (Suprapto, 2009) Pintu juga akan disebut indeks bila berfungsi sebagai tempat keluar-masuk. Jendela merupakan sebuah indeks yang menunjukan hubungan dalam dan luar, dan ventilasi merupakan bentuk lain dari indeks karena bukaan ini baru akan berfungsi apabila ada angin yang akan bertiup membentuk sirkulasi dalam dan luar ruangan.

Gambar 2.1 : Jenis Elemen Bukaan

(Sumber : Ching,Francis D.K., 1943)

(9)

jendela, dan ventilasi. Semua memiliki fungsi yang berbeda – beda demi meningkatkan kenyamanan pengguna dalam ruang tersebut.

2.3 Sejarah dan Filosofi Bangunan Istana Maimoon

Salah satu warisan budaya bangunan tradisional Melayu Deli yang sampai saat ini masih dijaga keasliannya secara turun menurun adalah Istana Maimoon. Istana Maimoon merupakan bukti sejarah yang nyata tentang kejayaan kerajaan Deli pada masanya sehingga bukti sejarah ini disimpan dan sangat dijaga oleh masyarakat Melayu, dimana bukti sejarah ini merupakan suatu kebangsaan masyarakat Melayu.

Istana Maimoon dibangun pada masa Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah yakni Sultan Deli ke-9, ia memerintah dari tahun 1873 – 1924, Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah diangkat menjadi raja saat ia masih muda belia pada tahun 1873 saat menggantikan ayahnya yang telah meninggal yakni Sultan Osman Perkasa Alamsyah. Dalam masa pemerintahan Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah, kerajaan Deli sedang mengalami puncak kejayaan, dimana tanah Deli sedang mengalami kemakmuran, sehingga pada masanya sangat memungkinkan ia untuk membangun sebuah istana megah yakni Istana Maimoon. Selain istana ini, ia juga membangun beberapa bangunan yang menjadi sejarah besar bagi masyarakat melayu, yakni Mesjid Raya, Balai Kerapatan ( Gedung Kantor Bupati Serdang). Awalnya kerajaan Deli terletak di Labuhan Deli, namun Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah memindahkan pemerintahan ke istana Maimoon di Medan, (Nasution,1974).

(10)

Sebagaimana bangunan kerajaan islam, istana Maimoon sangat dikaitkan dengan mesjid, dimana 100 meter dari lokasi istana terdapat bangunan mesjid Al-Mahun yang lebih dikenal Mesjid Raya, mesjid ini pada masa kerajaan, merupakan mesjid kerajaan, yakni konsep arsitektur yang mirip dengan istana yakni bergaya Timur Tengah, India dan Eropa.

Dalam buku Istana Maimoon (The palace of Sultan Deli) oleh Djohan A. Nasution, Bangunan Istana Maimoon memiliki luas 2772 m2 dan dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian induk, sayap kiri dan sayap kanan. Panjang bangunan adalah 75,30 meter dan tinggi istana ini adalah 14,40 meter. Bangunan ini merupakan bangunan bertingkat dua, dengan 82 buah tiang batu dan 43 buah tiang kayu, dengan lengkungan – lengkungan yang berbentuk lunas perahu terbalik dan landam kuda. Atap benbentuk kubah, yakni 3 kubah berwarna hitam dan juga 3 puncak. Semua ini merupakan adaptasi dari rumah tradisional Melayu, yang umumnya merupakan rumah panggung dengan menggunakan banyak tiang.

Istana Maimoon merupakan istana keluarga kerajaan Deli, yang memiliki 30 ruangan. Dengan jumlah kamar mencapai 40 kamar, 20 kamar merupakan tahta Sultan yang berada di lantai atas, dan 20 kamar di lantai bawah. Selain itu terdapat 4 kamar mandi, 1 gudang, 1 dapur dan terdapat penjara pada lantai bawah. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul. Selain desain arsitektur pada bangunan istana ini yang beragam berasal dari gaya arsitektur negara luar, bahan bangunan yang digunakan untuk pembangunan istana ini juga merupakan bahan bangunan yang diimpor langsung dari Eropa, yakni ubin lantai, marmer, dan teraso.

(11)

depan tangga marmer yang ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda, merupakan pengaruh dari kekuasaan Belanda yang pada saat itu masih sangat mendominasi keadaan pemerintah Deli. Juga dari penggunaan elemen interior, salah satunya adalah penggunaan lampu kristal yang megah yang bergaya Eropa. Selain pada bentuk bukaan yang merupakan arsitektur Belanda bentukan atap dari istana ini juga merupakan pengaruh dari arsitektur timur tengah atau Islam, dimana bentuk atap memiliki lengkungan yang panjangnya berkisar 5 sampai dengan 8 meter dan bentuk kurva atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva atap tersebut berbentuk kapal yang terbalik dikenal dengan Persia Curve. Ciri khas bentukan atap ini merupakan ciri khas bangunan di negara Timur Tengah, dan Turki. Penerapan ciri arsitektur yang beragam yakni arsitektur Melayu, Islam atau Timur Tengah, Eropa yakni Italia dan Belanda, beragam gaya arsitektur ini diakui dan telah terbukti dari beberapa penelitian (Lampiran 1). Walupun bangunan Istana Maimoon memiliki keaneka ragam gaya arsitektur, arsitektur Melayu adalah gaya arsitektur yang paling ditonjolkan, khusunya pada eksterior bangunan.

Bangunan Istana Maimoon berdiri dari tahun 1888 – sekarang, namun terdapat beberapa periode perbaikan-perbaikan yang pernah dilaksanakan secara berturut-turut yakni tahun 1948, 1959, 1973, dan 1974-1975 dimana perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah berupa pengecetan kembali bangunan istana, dan perbaikan taman dan peralatan istana.

(12)

Gambar 2.3. Prasasti Marmer Menggunakan Bahasa Belanda

Gambar 2.4. Pintu dan Jendela yang lebar sebagai alur sirkulasi udara bergaya Arsitektur Eropa

(13)

Gambar 2.6. Bagian-bagian eksterior dan interior dari bangunan Istana Maimoon

2.4 Ragam Hias Pada Bukaan Melayu

Ragam hias atau “Ornament” memiliki arti perhiasan atau hiasan, (M.Echolas dan Shadili (dalam Budiwiwaramulja, 2004). Sedangkan ragam hias tradisional Melayu adalah suatu jenis ragam hias etnik yang berhubungan dan memuat dari nilai-nilai dari budaya masyarakat Melayu, seperti ragam hias yang terdapat pada rumah adat, pakaiam, dan lain-lain. Ragam hias tersebut biasanya berupa motif alam, baik tumbuh-tumbuhan, seperti daun, bunga; motif seperti ular, burung, atau ragam hias geometris.

(14)

ragam hias Melayu Roda Bunga, Naga Berjuang, Tumbuh-Tumbuhan, Burung, Sinar Matahari Pagi, Jala-Jala, Terali Biola, Kuda Kencana, Tampuk Pinang, dan lainnya. (Gambar 2.7.-2.12).

Ornamen bunga cengkeh merupakan ornamen yang berbentuk bunga cengkeh, bentuk ini merupakan simbol yang memiliki makna suatu perjalanan, dimana simbol ini dalam

pembuatannya mengalami

pengulangan, bermakna bahwa sebuah perjalanan harus berusaha untuk mencari jalan untuk keluar, sehingga masyarakat Melayu apabila melakukan perjalanan, dan mengalami sebuah kesulitan maka harus mencari jalan lain untuk keluar dari sebuah kesulitan dan tidak boleh berputus asa.

(15)

c. Ornamen Genting Tak Putus

Gambar 2.9. Ornamen Genting Tak Putus

Sumber : (Sinar, 1993) menjalar dan terdapat simbol burung yang memiliki sebuah makna bahwa sesusah-susahnya manusia dalam hidup, tapi manusia tidak akan merasa habis susahnya sepanjang hidup. Ornamen ini biasanya digunakan sebagai ventilasi kamar.

(16)

f. Ornamen Lebah Begantung

Gambar 2.12. Ornamen Lebah Begantung

Sumber : (Sinar, 1993)

Gambar

Gambar 2.1 : Jenis Elemen Bukaan
Gambar 2.2. Singgasana raja.
Gambar 2.4. Pintu dan Jendela yang lebar sebagai alur sirkulasi udara
Gambar 2.6. Bagian-bagian eksterior dan interior dari bangunan Istana
+4

Referensi

Dokumen terkait

yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan : Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

Sehingga Wireless Sensor dapat diterapkan pada sistem yang menggabungkan beberapa sensor isi dari setiap sensor node tersebut gabungan antara pengendali/pusat

Studi proses pengolahan koktail dari tanaman nipah (Nypa fruticans wurmb) (kajian kadar gula sirup dan tingkat kematangan buah).

diketahui pula bahwa semakin tinggi afek negatif suatu keluarga akan semakin tinggi pula konflik orangtua dan perilaku internal yang terjadi pada anak. Berdasarkan hasil

[r]

Menurut iklan yang ditayangan dalam berbagai media massa jumlah varian Sunsilk ada tujuh kemasan botol shampo tetapi pemberitaan press release Sunsilk menyatakan menciptakan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dan Rotating Trio Exchange (RTE) pada siswa kelas VIII MTsN 5 Tulungagung. Manakah yang lebih

a) Dinding, pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus dilengkapi dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar...  b) Perbandingan jumlah tempat tidur