FILSAFAT
ILMU PENGETAHUAN
Ole
h:
Ag
us
Su
ryo
no
BAHAN BACAAN
Achmadi, Asmoro, 1995, Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Ali, Faried, 2004, Filsafat Administrasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A
Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden, Massachusetts
--- (Alih Bahasa: M.Muhith), 2002, Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer, Yogyakarta, Jendela
Gordon, Scott, 1991, The History and Philosophy of Social Science, Routledge, London
Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, Jakarta, LP3ES
Laer, Henry Van, 1995, Filsafat Sain, Yogyakarta, LPMI
Piliang, Yasraf Amir, 1999, Hiper Realitas Kebudayaan, Yogyakarta, LKiS
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Poespoprodjo, W, 1987, Interpretasi: Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatinya, Bandung, Remaja Karya
Rapar, Jan Hendrik, 1996, Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Kanisius Sastrapratedja, M, 1982, Manusia Multi Dimensional: Sebuah
Renungan Filsafat, Jakarta, Gramedia
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia
Suparno, Paul, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius
Suriasumantri, Jujun,S, 1987, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan
Taryadi, Alfons, 1989, Epistemologi Pemecahan Masalah: Menurut Karl R.Popper, Jakarta, Gramedia
Tedjoworo, H, 2001, Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat Postmodern, Yogyakarta, Kanisius
Veeger, KJ, 1990, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu, Masyarakat dalam Cakrawala Sosiologi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
APA YANG DIPIKIRKAN
(Ilmu
Pengetahuan) APA YANG
DIKATAKAN (Komunikasi)
APA YANG DIPERBUAT (Amal Ibadah) APA YANG
SIAPA, MELAKUKAN APA,
MENGAPA, DAN
POLA PIKIR POLA
HATI
POLA
TINDAK Ini jarang tersentuhsebagai
konsep operasional
POLA PHISIK (MATERI)
TERMINOLOGI FILSAFAT
(ILMU PENGETAHUAN)
• Secara etimologis kata filsafat sebagai
terjemahan dari kata PHILOSOPHY (kata Yunani PHILOSOPHIA, Philein= mencintai;
Philia= Cinta; Sophia= Kebijakan, Kearifan) yang berarti CINTA KEBIJAKAN DAN KEARIFAN
• Pythagoras (572-497) adalah orang pertama
yang mempergunakan istilah PHILOSOPHIA
• Plato dianggap sebagai Bapak Filsafat (The
• FILSAFATdalam arti luas diartikan
sebagai pengetahuan yang luas dan kompleks, intelektual, kebajikan,
pertimbangan akal sehat, kecerdikan, dan kecerdasan.
• Secara khusus, filsafat memfokuskan diri
pada usaha pencapaian ilmu pengetahuan rasional berdasarkan: logika, etika, dan
TUJUAN BELAJAR FILSAFAT
• Membuat manusia sadar akan asumsi-asumsi yang
melandasi keyakinanya dan tindakannya
• Menilai asumsi-asumsinya dalam hubungannya dengan
pembuktian yang luas
• Menjernihkan arti dan makna daripada perbedaan ilmiah
yang paling dasar
• Menghubungkan preferensi nilai dengan pengetahuan
yang lebih komprehensif
• Membantu manusia menata kehidupannya tanpa ilusi,
• Mencari dan menemukan makna realitas secara
konsisten (bukan kulit, simbul, fatamorgana, atau
commonsense yang penuh kontradiktif)
• Sebagai upaya untuk menjelaskan perkembangan
pengetahuan dan menyatukan perspektif yang bersifat parsial dengan kegiatan penelitian-penelitian (research) ke dalam pola yang lebih rasional dan koheren (ada
hubungannya) : thesa (teks) – antithesa (konteks) =
synthesa (analisis, konklusi) ---- melahirkan
TUGAS FILSAFAT
• Mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dan
menyadari secara sistimatik dari segala hal kejadian atau peristiwa, dan menunjukkan bahwa masih ada
sesuatu (makna, hikmah) dibalik kejadian atau peristiwa tersebut sebagai grand plan/grand scenario
• Mengungkap eksistensi (keberadaan, hakekat) dari
suatu (keseluruhan) realitas peristiwa atau kejadian empiris
• Menemukan kesimpulan (summing up) melalui dialektika
• Menyajikan dan memberikan informasi tentang
pengetahuan hakekat hidup dan kehidupan dunia yang tidak tersentuh oleh pengetahuan dan ilmu (knowledge, science)
• Sebagai usaha dan kritik secara terus menerus untuk
memikirkan segala sesuatu
• Sebagai usaha untuk menyalurkan rasa keingintahuan
PEMBIDANGAN KAJIAN FILSAFAT
1. BIDANG FILSAFAT SISTEMATIK:
(a) Metafisika : menjelaskan tentang sesuatu hal yang
ada yang mencakup persoalan ontologis, kosmologis, dan antropologis
(b) Epistemologis : menjelaskan tentang
pengetahuan, kemungkinan perkembangan
pengetahuan, asal-usul pengetahuan, batas-batas pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, kebenaran pengetahuan
(c) Metodologi : metode umum, metode ilmu, metode
(d) Logika : tentang proses penyimpulan, khususnya yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan keabsyahannya (penyimpulan analogis,
konstradiksi, dan keganjilan benar atau salah)
(e) Etika : tentang persoalan tingkahlaku yang baik atau
buruk sebagai pedoman pertimbangan moral atau bukan moral
(f) Estetika: tentang keindahan, sifat dasar, ukuran,
peran keindahan dalam kehidupan manusia, hubungan keindahan dengan pantas (layak, apik) dan ketidak
pantasan (tidak layak, jelek)
(g) Sejarah Filsafat: tentang sistem filsafat, tafsir pikiran
2. BIDANG FILSAFAT KHUSUS: mencakup persoalan-persoalan yang timbul dari
kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman (experience) manusia
sendiri, seperti: perkawinan/ berkeluarga, pendidikan, pekerjaan, politik, agama,
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
• Adalah suatu studi tentang bagaimana
filsafat melihat ilmu pengetahuan dengan pendekatan META ILMU, yaitu mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dan
menyadari sesuatu (peristiwa) yang ada dibelakang ilmu pengetahuan itu sendiri atau sesuatu tentang ilmu itu sendiri (Ilmu dalam hal ini diartikan sebagai hasil
FOKUS DAN PERSPEKTIF
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
1. Mempelajari aspek-aspek logis, semantik (bahasa, etimologis), informasi teoritis, dan epistemologis dari suatu ilmu pengetahuan 2. Mempelajari sistem produk (input) dan produksi (output) ilmu
pengetahuan
3. Mempelajari hubungan antara penghasil (producers) dan pemakai (users) ilmu pengetahuan ilmiah dilihat dari perspektif relevansi dan konsistensi ilmu dan masyarakat (sosiologi, ekonomi, politik, ilmu administrasi, dsb)
4. Mempelajari proses dan interaksi antara ilmu, masyarakat, dan manusia secara totalitas
5. Mempelajari arti dan makna ilmu pengetahuan bagi ummat
KOMPLEKSITAS HUBUNGAN
MANUSIA
KONTAK HUBUNGAN BENTUK HUBUNGAN
Manusia dng Tuhan Agama/Kepercayaan Manusia dng Binatang Fauna
Manusia dng Tumbuhan Flora
Manusia dng Kekuasaan Ideologi/Politik/Pemerintahan Manusia dng Barang dan Jasa Ekonomi/Bisnis
Manusia dng Manusia Kemasyarakatan/Massa Manusia dng Seni Keindahan Kebudayaan/Estetika
Manusia dng Rasa Aman Hankam Manusia dng Alam/Realita Iptek
Kerangka Kluckhohn mengenai Lima Masalah Dasar dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia
Masalah dasar Orientasi Nilai Budaya dalam hidup
Hakekat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk tetapi (M) manusia wajib
tiar supaya hidup itu menjadi baik
Hakekat karya Karya itu nafkah Karya itu untuk Karya itu untuk (MK) hidup kedudukan, ke menambah karya
hormatan,dsb.
Persepsi manusia Orientasi kemasa Orientasi kema- Orientasi kemasa tentang waktu lalu sa kini depan
(MW)
Pandangan manu- Manusia tunduk Manusia beru- Manusia berhasrat sia terhadap alam kepada alam saha menjaga menguasai alam
(MA) yang dahsyat keselarasan dengan alam
Hakekat hubungan Orientasi horizon- Orientasi verti- Individualisme antara manusia tal, rasa ketergan kal, rasa keter menilai tinggi usaha dengan sesamanya tungan pada se- gantungan ke- atas kekuatan
(MM) samanya, berjiwa pada tokoh- sendiri gotong royong tokoh atasan
ILMU PENGETAHUAN
• Adalah gabungan antara konsep dan
teori sebagai suatu proses atau sesuatu yang belum jadi atau tidak pernah
berakhir (un-ending)
• Agar ilmu pengetahuan menjadi
berakhir (ending), maka perlu
• Ilmu pengetahuan yang dianggap sudah jadi
atau berakhir (ending), akan melahirkan
IDEOLOGI sebagai dogmatis/dalil/stikma/ hukum/ paradigma ilmu pengetahuan yang DIYAKINI kebenarannya
• Jadi IDEOLOGI adalah fanatisme,
otoriterisme, atau anarkhisme dan klaim kebenaran (claim of truth) teori ilmu
pengetahuan bagi kepentingan diri dan
kelompoknya (serba formalistis – normatif)
• Ideologi yang diajarkan disebut doktrin yang
melahirkan “Otoritarianisme Moral”
• Doktrin yang di implementasikan akan
merupakan TEORI ALIRAN/ ALIRAN TEORI
• Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan
melahirkan AJARAN atau PAHAM
(ISME) sebagai wujud dari teori ilmu
pengetahuan yang bersifat monumental (grand theory)
• Kecanggihan dan ketangguhan suatu
teori ilmu pengetahuan akan selalu terus di uji coba (trial and error)
ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC)
PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK
NOMOTETIS:
• Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya • Ingin tahu hakekat bendanya • Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum • Sosiologi IDIOGRAFIS : • Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) • Memperhatikan hal yang khusus
• Sosiografi
EKOLOGIS :
• Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum)
• Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai
suatu hasil
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
FILSAFAT (Philosophis) ILMU PEGETAHUAN ALAM (Natural Science) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Social Science) ILMU PENGETAHUAN KEMANUSIAAN (Humanities Science)Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Astronomi,Botani
Sosiologi, Politik, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi
Agama, Kesenian, Bahasa
Konsep Dasar
Filsafat Ilmu Pengetahuan
• Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
– Pengertian – Karakteristik – Metode.
• Teori-Teori Pengetahuan
– Pengetahuan dan keyakinan – Jenis-jenis Pengetahuan
– Sumber pengetahuan
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan
– Keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang alam semesta dan isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya.
– Mencakup penalaran, penjelasan, dan
pemahaman manusia tentang segala sesuatu maupun praktek dan kemampuan teknis
memecahkan persoalan hidup manusia.
Ilmu Pengetahuan
2. Karakteristik
• Pengetahuan
– Sifatnya lebih spontan dan spekulatif,
– Merupakan himpunan yang belum baku dan sistematis. – Tidak ada kesepakatan metode dan sistem verifikasi – Belum melembaga
• Ilmu Pengetahuan
– Sistematis, prediktif dan reflektif
– Mendefinisikan satuan-satuan dalam sistem, menjelaskan
hubungannya secara sistematis dan rasional, menentukan sifat hubungan (sebab-akibat, korelasi, kebetulan)
3. Metode Ilmu Pengetahuan
• Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
• Imaginasi
– Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisi • Logika
– Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasional – Pembuktian kebenaran empiris
• Refleksi
– Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang
telah dibuktikan atau
– tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap
kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan
menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.
– Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap
3. Metode Ilmu Pengetahuan
• Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
• Imaginasi
– Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisi • Logika
– Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasional – Pembuktian kebenaran empiris
• Refleksi
– Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang
telah dibuktikan atau
– tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap
kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan
menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.
– Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap
1. Hubungan Pengetahuan dan Keyakinan
• Pengetahuan berbeda dengan keyakinan sekalipun ada
hubungan sangat erat.
• Keduanya merupakan sikap mental manusia
berhubungan dengan obyek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi.
• Dalam hal keyakinan, obyek yang disadari sebagai ada
itu tidak perlu harus ada sebagaimana adanya.
• Dalam hal pengetahuan, obyek yang disadari ada itu harus ada sebagaimana adanya.
• Pengetahuan tidak sama dengan keyakinan, karena
keyakinan bisa saja keliru tetapi sah-sah saja dianut sebagai keyakinan.
Berfikr klmk h menca iup tkg h l, y ktu :
Obyei penget hu n
Obyei iey ikn n ( l m r s )
Pengungi p n ieben r n/ietkd i ben r n Berfikr klmk h meny t i n h l y ng dkiet huk
seb g k ben r, d n t u p y ng dky iknk
seb g k ben r, dksebut seb g k proposisi t u
hipotesis.
Proposksk t u hkpotesks d l h pernyataan yang mengungkapkan apa yang diketahui dan atau yang diyakini benar yang perlu dibuktikan lebih lanjut.
Penget hu n klmk h sel lu teri ndung
ieben r n untui dkbed i n deng n khayalan.
• Jenks Penget hu n
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 macam, (Burhanuddin Salam, 2000) yaitu :
Pertama, Pengetahuan biasa (common sense)
sering disebut Good Sense, yakni pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari yang dibenarkan orang pada umumnya.
Misalanya : seseorang menyebutnya merah karena memang itu merah; benda itu panas karena dirasakan benda itu memang panas, dll.
Seseorang akan mendapatkan keyakinan umum tentang sesuatu dimana mereka berpendapat sama semuanya.
Kedua, Pengetahuan Ilmu (science)
Menunjuk ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.
Ilmu pada prinsipnya common sense yang telah diorganisasikan disistematisasikan
Usaha memperolehnya didasari dengan pemikiran yang cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode
Ilmu dinyatakan sbg keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu
11/02/2018 dasar filsafat ilmu 36
Ketiga, Pengetahuan Filsafat
Diperoleh melalui pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif.
Lebih menekankan universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Kajiannya lebih luas dan mendalam, tidak bersifat sempit dan rigid (kaku) seperti Science.
Kajiannya bersifat kontemplatif dan kritis. Karena itu, cenderung bernuansa etis.
Keempat, Pengetahuan Agama
Pengetahuan yang diperoleh dari tuhan lewat utusannya.
Kebenarannya bersifat mutlak dan wajib diyakini para pemeluknya.
Doktrin-doktrin agama banyak menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena ajarannya yang menyentuh motivasi yang sangat mendasar membangun
Pengetahuan dapat dibedakan menurut polanya, yaitu :
– Pengetahuan “tahu bahwa”, “tahu bagaimana”, “tahu
tentang”, dan “tahu mengapa”
Pengetahuan tahu bahwa
– Tahu bahwa p, dan bahwa p memang benar.
– Kekuatan pengetahuan ini adalah informasi atau data yang
dimiliki,
– Pengetahuan ini adalah pengetahuan ilmiah, walau masih
tingkat elementer
Pengahuan tahu bagaimana
– Menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, keahlian teknis
atau kemahiran
Pengetahuan kenal akan
– Pengetahuan spesifik yang diperoleh dengan pengenalan
atau pengalaman langsung dengan obyeknya secara pribadi.
– Bersifat spesifik dan mendalam
– Adanya hubungan spesifik dengan obyeknya yang tidak
dimiliki orang lain.
Pengatahuan tahu mengapa
– Bersifat menjelaskan,karena itu jauh lebih mendalam dan
serius.
– Tahu bahwa belumlah cukup, akan tetapi digali lebih lanjut
informasi baru yang akan menyingkapkan pengetahuan yang lebih mendalam, yang memungkinkan manusia tahu
bagimana sesuatu itu terjadi sebagaimana adanya dengan penjelasan yang lebih tuntas (tidak dapat lagi dimunculkan pertanyaan baru)
– Diperolehnya kejelasan dan kepastian merupakan kunci dari
Hubung n nt r Jenks Penget hu n
TAHU KENAL AKAN
Pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi
TAHU BAHWA
Diskriptif bersifat umum
TAHU MENGAPA
Refleksi, abstraksi, penjelasan
TAHU BAGAIMANA
PERTANYAAN FILSAFAT DAN METODOLOGI
PERTANYAAN FILSAFAT KONSEKUENSI METODOLOGI
APA (WHAT, ONTOLOGI) ? • Diskriptif, Melacak proses, studi kasus
(ideografic), Survai, Identifikasi aspek
MENGAPA (WHY, ONTOLOGY) ? • Analisis sebab akibat (kausalitas), Uji korelasi, Studi
perbandingan, Studi efesiensi/efektivitas/ produktivitas, Studi eksplanasi/ penjelasan
SIAPA (WHO) ? • Keterangan orang, aktor, agen
DIMANA (WHERE) ? • Keterangan tempat, lokasi
KAPAN (WHEN) ? • Keterangan waktu, setting, situs, momen
BAGAIMANA (HOW,
EPISTEMOLOGY)? • Problem solving, Identifikasi model, Explanatory (penjajagan, pencarian), Exprimental/ Treatment/
Percobaan/ Percontohan
SEJAUHMANA (HOW LONG, HOW
LOOKING, EPISTEMOLOGY) ? • Estimasi, Prediksi, Meramal, Skenario, Prospek, Penelitian Monev/ Pengawasan
UNTUK APA (FOR WHAT, AXIOLOGY)?
SUMBER PENGETAHUAN
• D l m fls f t klmu, sumber penget hu n d du , y ktu :
• RASIONALISME • EMPIRISME
1. Rasionalisme (Plato, Descartes, Aristoteles)
Ai l budk d l h sumber penget hu n s tu-s tuny
Ai l budkl h y ng memberk ikt penget hu n y ng p stk
ben r tent ng sesu tu
Ai l budk s j d p t membuitki n b hw d d s r b gk
penget hu n ikt . Seb b ikt bks y ikn d n p stk t s penget hu n ikt deng n i l budk s j .
Beber p h l pentkng:
• Mendasarkan dalilnya pada Geometri (ilmu ukur) atau
matematika yang memiliki aksioma-aksioma umum yang
• Panca indera menipu sebagaimana penghalaman tatasurya
dan botol berisi air. Pengalaman panca indera yang bersifat spesifikdan semu tidak dapat sampai pada pengetahuan umum dan universal.
• Prinsip-prinsip umum dan universal hanya dapat ditemukan
oleh akal budi
• Pengetahuan manusia secara keseluruhan harus bertumpu
pada aksioma-aksioma yang benar dengan sendirinya.
• Karenanya, prinsip umum atau teorima tidak dapat ditarik
2. Empkrksme (Jon Locaie, D vkd Home)
• Sumber s tu-s tuny penget hu n d l h pengalaman
• Sumber penget hu n d l h pengalaman panca indera, peng l m n empkrks.
• Peng l m n p nca knder memberk data d n fakta y ng ioioh (t i terb nt hi n) b gk sk p pun.
• Beber p h l Pentkng:
– Persepsk t u proses pengkndr n s mp k tkngi t
tertentu tkd i d p t dkr gui n
– Empkrksme d l h sebu h tesks tent ng peng l m n
empkrks t u Penget hu n tent ng dunk y ng beri kt n deng n peng l m n m nusk
– Lebkh menei ni n peng l m n seb g k sumber
penget hu n
– Lebkh menei ni n p d metode knduitkve y ng
– Pengalaman panca indera memberi data dan fakta yang kokoh (tak
terbantahkan) bagi siapapun.
– Beberapa hal Penting:
• Persepsi atau proses pengindraan sampai tingkat tertentu
tidak dapat diragukan
• Empirisme adalah sebuah tesis tentang pengalaman empiris
atau Pengetahuan tentang dunia yang berkaitan dengan pengalaman manusia
• Lebih menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan • Lebih menekankan pada metode induktive yang medasarkan
pada pengamatan.
Kelemahan Empirisme :
Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil.
Indera Menipu, pensil dalam gelas berisi air terlihat bengkok.
Obyek yang menipu, misalnya fatamorgana dan ilusi.
Intuisi (Henry Burgson)
Hasil evolosi pemahaman yang tertinggi.
Pengembangan intuisi memerlukan suatu usaha
Pengetahuan yang langsung dan mutlak, bukan pengetahuan nisbi.
Sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika, tidak perlu analisis yang panjang dan rumit yang menghabiskan waktu.
Kegiatan intuisi dan analisis dapat saling membantu dalam menemukan kebenaran.
Dikembangkan lewat hati dan cahaya ilahi atau perenungan dan pemikiran yang konsisten.
Wahyu
Pengetahuan yang diberikan kepada manusia oleh Yang maha Pencipta, Allah (Tuhan Yang Esa) lewat nabiNya
Kebenarannya bersifat mutlak
UKURAN KEBENARAN
Perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran, yaitu 1. Kebenaran epistimologis.
Kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia
2. Kebenaran ontologis
Kebenaran sebagai sifat daasar yang melekat pada hakekat segala sesuatu yang ada atau diadakan.
3. Kebenaran sistematis
Kebenaran yang terdapat serta melekat pada tutur kata dan bahasa.
Kebenaran epistimologis sudah mencakup pembahasan kebenaran yang lain.
1. Teori Korespondensi
Ada kesesuaian antara ari yang dimaksud
dengan oleh suatu pernyataan atau pendapat
dfengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Koherensi
Kebenaran ditegakkan atas hubungan antara keputusan yang baru itu dengan keputusan-keputusan lain yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu.
3. Teori Pragmatisme
“Sesungguhny klmuw n d l h
or ng-or ng y ng tet p teg r
d l m mempert h ni n prknskp,
nkl k-nkl k ieben r n, d n profesk
ieklmu nny untui
dkseb ri nlu si n iep d
m sy r i t d n n i caucau.
Merei h rus ioioh d l m
pendkrk n seb g k p nut n n i
dkdki d n tkd i h nyut d l m
perso l n m terk d n polktki
pr itks”
Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
(QS. Ali-Imran:190)
“SESUNGGUHNYA DALAM
PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DAN SILIH BERGANTINYA SIANG DAN
MALAM TERDAPAT TANDA-TANDA
“Dan dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berpikir (berilmu)”
• KATAKANLAH: ADAKAH SAMA ORANG-ORANG YANG BERILMU DENGAN ORANG YANG TIDAK
BERILMU? SESUNGGUHNYA HANYA ORANG-ORANG YANG BERAKALLAH YANG DAPAT MENERIMA PELAJARAN
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, APABILA DIKATAKAN KEPADAMU:
BERLAPANG-LAPANGLAH DALAM MAJELIS, MAKA LAPANGKANLAH, NISCAYA ALLAH AKAN MEMBERI KELAPANGAN UNTUKMU. DAN APABILA DIKATAKAN: BERDIRILAH
KAMU, MAKA BERDIRILAH, NISCAYA ALLAH AKAN MENINGGIKAN ORANG-ORANG
BERIMAN DI ANTARA KAMU DAN ORANG-ORANG YANG DIBERI ILMU PENGETAHUAN BEBERAPA DERAJAT.
DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KAMU KERJAKAN
“MAKA BERTANYALAH KEPADA ORANG YANG MEMPUNYAI
PENGETAHUAN (KEAHLIAN), JIKA KAMU TIDAK MENGETAHUI”
“Jika sesuatu urusan diserahkan
kepada bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya”
AYAT KAUNIAH:
KETENTUAN Allah akan
Ciptaan & MakhlukNYA
AYAT QOULIAH adalah:
Ketetapan Allah akan
Ayat Kauniyah difahami Manusia
melalui JALUR:
-Pengalaman Hidup
(Experience)
-Proses Sains (Science)
Makna Sains adalah:
Proses Sains/ Science dipengaruhi
oleh faktor :
•
Kemampuan pengamatan dan
penelitian (
Observasi/Experiment &
Research
)
•
Sumber bacaan dan budaya membaca
“Sesungguhnya Kami (Allah) telah
mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya; dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka mau merubah nasibnya sendiri”
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat; dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
“Sesungguhnya Kami uji kamu dengan sesuatu percobaan, yaitu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
kekosongan jiwa, dan buah-buahan.
Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar atas cobaan itu; Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah atau
malapetaka, mereka berkata: bahwa sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali ke Allah”
“Untuk mereka itu mendapatkan
rahmat dan anugerah dari Allah.
Dan mereka itu pula mendapatkan
petunjuk”
”Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa
dari kejahatan yang dikerjakannya”
“JIKA KAMU TIDAK MELAKSANAKAN APA YANG TELAH DIPERINTAHKAN ALLAH, NISCAYA AKAN TERJADI
BENCANA (KEKACAUAN) DI MUKA
BUMI DAN KERUSAKAN YANG BESAR”
“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya”
“Ketika ilmu pengetahuan
tidak mampu mencapai
kebenaran hakiki, maka
kacamata ilmu agama akan
bisa menjangkaunya.
Sebaliknya agama tidak akan
bisa dioperasikan dalam
mengelola alam seisinya
tanpa adanya ilmu
pengetahuan. Karenanya,
ilmu pengetahuan dan agama
selalu berada dalam fungsi
“Peny tu n utuh d rk nkl
k-nkl k w hyu d n fenomen
l m r y i n m mpu
menj b ri n i kd
h-i kd h s kns d n relkgk
d l m ca r berfikr d n
tkngi h l iu seca r
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
FILSAFAT (Philosophis) ILMU PENGETAHUAN ALAM (Natural Science) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Social Science) ILMU PENGETAHUAN KEMANUSIAAN (Humanities Science)Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Astronomi,Botani
Sosiologi, Politik, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi
Agama, Kesenian, Bahasa
SYARAT STUDI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
• Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang
rasional dari realita sosial)
• Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat/
kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus)
• Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,
ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)
• Non-etik (tidak ada maksud menanyakan
KARAKTERISTIK ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973)
• Logik
• Deterministik
• Umum
• Hemat • Spesifik
• Dapat dibuktikan secara empirik • Antar subyek (replikasi)
MASALAH SOSIAL
• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan
5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)
• Sesuatu yang mengandung
keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)
• Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu
yang seharusnya (das sollen, teori)
• Adanya kesenjangan (gap) antara teori
sosial dan praktek teori sosial
• Adanya sesuatu yang dianggap masih
kurang (dis-distribution)
• Adanya ketidakseimbangan
(dis-equity/dis-balance)
• Adanya sesuatu yang dianggap tidak
cocok/tidak relevan (de-efesiensi)
• Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan
dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan (social connatus)
• Dalam penelitian sosial, permasalahan
sosial (social problems) dapat dirumuskan secara teoritis, empiris, dan normatif
• Masalah sosial sifatnya kompleks dan
MISKIN MALAS
Teori Kemiskinan Struktural
Teori Kemiskinan Kultural Teori Kemiskinan
MORAL IDEAL
MORAL HAZARD
(Resiko) ABUSED
(Penyimpangan) TINDAKAN
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
ILMU-ILMU SOSIAL
• Monodisipliner Teori Klasik • Multidisipliner
• Interdisipliner Teori Modern • Transdisipliner
SIFAT HUBUNGAN ANTAR IPS
• Ilmu-ilmu sosial sama-sama
membicarakan dan menelaah objek yang sama yakni tingkah laku manusia dalam
masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat serta
berbagai gejala-gejala sosial yang
• Walaupun membicarakan objek yang
sama, namun munculnya disiplin ilmu sosial tersebut didasarkan pada sudut pandang (point view) yang berbeda
tentang tingkah laku manusia dengan berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya
• Apabila ditelaah lebih mendalam,
sesungguhnya gejala yang muncul kepermukaan didasarkan pada
I. PENDEKATAN MONODISIPLINER
Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos
Masalah Masalah Masalah
II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
Kesimpulan Gabungan (Konklusi)
Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos
Masalah
III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work (Tim Ahli)
Masalah
Rencana Pendekatan Bersama
Pendekatan
Ekonomi PendekatanPolitik PendekatanSosiologi
IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER
• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme
teori, menuju profesionalisme keilmuan
• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap
ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi
dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)
ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi
• Contoh: Ekonomi Pancasila/ Ekonomi
V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER
• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh:
ilmu ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan
masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks
• Tergolong Contemporary Theory (teori
kontemporer)
• Menggunakan gabungan banyak/
PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI
MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
RUANG LINGKUP PENGAMATAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
• Individu
• Masyarakat • Proses Sosial
• Interaksi/ Hubungan antara Individu dan
BAGIAN ONTOLOGI (apa, mengapa) AXIOLOGI (Bagaimana) EPISTEMOLOGI (untuk apa)
I Fenomena, definisi, ide Pemahaman konsep, makna dan hakekat peristiwa
Teori interpretatif
II Pola interaksi dan
perilaku manusia Proposisi dan pola-pola normatif
Teori Perilaku (Behavioralisme)
III Struktur dan Sistem Nilai Masyarakat
Pranata sosial, Kelembagaan, Kekuatan
struktur, budaya, dan fakta sosial
PERKEMBANGAN ALIRAN
TEORI SOSIAL
ALIRAN POSITIVISTIK
ALIRAN
INTERPRETATIF
ALIRAN TEORI SOSIAL
ALIRAN POSITIVISTIK :
• Manusia sebagai obyek perspektif hukum
kausal (hukum sebab-akibat)
• Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui
ALIRAN INTERPRETATIF :
• Manusia sebagai subyek interpretatif
dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi
• Pendekatan ini cenderung statusquo,
karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan
ALIRAN KRITIS :
• Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
• Seluruh anggota masyarakat terlibat
secara aktif untuk menentukan siapa
mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan
bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia
• Teori dialektika Hegel: these + antithese =
BAGAIMANA SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN TENTANG
Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
IBNU KHALDUN
• IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA
(Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)
• THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara) • JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH
SEKULARISME
(Nichollo Machiavelli)
• Sekularisme adalah ide dasar yang
mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)
• Sekularisme menuntun manusia untuk
menempatkan agama hanya pada ranah
individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)
• Sekularisme mengharamkan agama ikut andil
dalam mengatur kehidupan
• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia
FOUNDING FATHER ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TEORI PERKEMBANGAN ATAU HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages, Comte)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara
individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap metafisik atau abstrak
3. Tahap positif atau ilmiah atau riel *)
*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai
DASAR PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN
• INTUISI
• AGAMA
• RASIONAL • EMPIRIS
Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte)
Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)
REAKSI TERHADAP FILSAFAT
POSITIVISME (ABAD KE 20)
1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap
latarbelakangnya yang naturalistik dan deterministik. Naturalisme dan
determinisme inilah yang dimasa lalu telah mendorong berkembangnya
metafisika yang materialistik (kuantitatif), dengan implikasinya yang luas dalam
2. Reaksi terhadap kenyataan semangat
kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak
sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri
3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum.
Selanjutnya, melahirkan upaya untuk
HUKUM ALAM
(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB
(Penanda)
AKIBAT (Yang ditandai)
HUKUM SOSIAL
(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB AKIBAT
Kausalitas
Makna
Input Output
Linear
Proses
HERBERT SPENCER (1820 – 1903)
• Social Statistics
• Principles of Psychology • Principles of Biology
• Principles of Ethics • The Principles of
Sociology
• Obyek : Keluarga, politik,
• The Social Division of Labor • The Rules of Sociological
Method
• Suicide
• The Elementary Forms of
Religious Life
TEORI
KESADARAN
(
awaraness
,
conciousness
)
• EMILE DURKHEIM: Kesadaran individu dan
kesadaran kolektif; solidaritas mekanik dan
solidaritas organik
• PAULO FREIRE: Kesadaran transitif magis
(transedental, ritualisme), kesadaran transitif naif (kesadaran awal manusia yang azasi), dan kesadaran transitif kritis (melalui proses
pendidikan radikal tapi dialogis dengan sistem, struktur, dan kultur sosial dalam rangka
SOLIDARITAS MEKANIK SOLIDARITAS ORGANIK
1. Pembagian kerja rendah 1. Pembagian kerja tinggi 2. Kesadaran kolektif kuat 2. Kesadaran kolektif lemah 3. Hukum represif dominan 3. Hukum restitutif dominan 4. Individualitas rendah 4. Individualitas tinggi
5. Konsensus terhadap pola-pola normatif dianggap penting
5. Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum dianggap penting
6. Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang
menyimpang
6. Keterlibatan
lembaga-lembaga pengawasan sosial yang menghukum orang yang menyimpang
7. Saling ketergantungan relatif
rendah 7. Saling ketergantungan relatif tinggi 8. Bersifat primitif atau pedesaan 8. Bersifat industrial perkotaan 9. Bersifat Community 9. Bersifat Society
TEORI DIALOG *)
(Paulo Freire: Pedagogy of the Oppressed, 1969; Pedagogy of Hope, 1994)
SUBYEK
(pendidik revolusioner)
SUBYEK (kaum tertindas)
INTERAKSI
Realitas yang Harus diubah bersama
Humanisasi sebagai proses Yang terus menerus (sbg tujuan)
TEORI ANTI-DIALOG *)
SUBYEK
(Elit sebagai kelompok dominan)
Realitas yang harus dipertahankan
Kelompok/kaum tertindas Sebagai bagian realitas
Berlangsung situasi Penindasan
(SEBAGAI TUJUAN)
TEORI KESADARAN
(Descartes)
OBYEK KOGNITIF (tahu, kenal, mengerti)
KESADARAN
Intensionalitas (Induksi)
Intensionalitas (Deduksi)
Kesadaran Terbuka
Kesadaran Tertutup hanya
meyakini diri sendiri (COGITO
TIPE KESADARAN
(Anthony Giddens)
1. Menyadari tindakan dan mampu menjelaskan alasannya
2. Menyadari tindakan, tetapi tidak mampu menjelaskan alasannya
3. Tidak menyadari tindakan, tetapi mampu menjelaskan alasannya
JENIS-JENIS PENJELASAN
(
EXPLANATION
)
1. Penjelasan historik/ genetik 2. Penjelasan fungsional
3. Penjelasan intensional dan rasional 4. Penjelasan interpretatif
RUMONGSO BISO, BISO
RUMONGSO
(merasa bisa, bisa merasa)
RUMONGSO BENER,
BENER-BENER RUMONGSO
KATEGORI MANUSIA &
KESADARAN
KESADARAN DAN KETIDAK SADARAN MANUSIA TAHU TIDAK TAHU SADAR DIRINYA TAHU TIDAK SADAR DIRINYA TAHU SADAR DIRINYA TIDAK TAHU TIDAK SADAR DIRINYA TIDAK TAHUManusia yang Arief, Adil, Bijaksana, Rendah hati, dan
Tidak sombong Manusia yang Minder dan Cenderung Menutup diri (Ekslusif) Tipe manusia munafik dan merugi Manusia yang Selalu merasa tidak puas dan
RASIONALITAS
(MINDSET + CULTURALSET)
KESADARAN
MENGAPA MANUSIA MELAKUKAN KEPUTUSAN BERDASARKAN
KONSEP RASIONALITAS
(Max.Weber)
• RASIONALITAS DOKTRIN: upaya
menghilangkan unsur magis/mistik dari dunia modern dan memilih kalkulasi
rasional dalam hidup
• RASIONALITAS PERILAKU HIDUP:
RASIONALITAS TINDAKAN SOSIAL
• ZWECK RATIONAL: suatu tindakan sosial yang
ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana dan daya seminimal mungkin (motif ekonomi)
• WERT RATIONAL: suatu tindakan sosial yang
rasional dengan menyandarkan diri pada
keyakinan nilai-nilai tertentu (motif etis, estetis, agama, dsb)
• TRADISIONAL: suatu tindakan sosial yang
didorong dan berorientasi pada tradisi dan kebiasaan masa lampau (motif tradisi)
• AFFECTUAL: suatu tindakan sosial yang timbul
TEORI PILIHAN RASIONAL
• Bahwa semua tingkah laku manusia bertujuan untuk
mencari kesenangan dan menghindari kesusahan,
dimana nilaim kemanfaatan suatu benda dan tindakan yang diambil oleh seseorang harus dinilai berdasarkan pada perbedaan antara kesenangan yang akan
diperolehnya dan biaya (kesulitan) ang dikeluarkannya
• Pada dasarnya setiap manusia mengambil keputusan
berdasarkan rasionalitas tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap (individu) manusia “merasa” tahu tentang berbagai macam alternatif yang tersedia pada setiap situasi tertentu dan juga tentang
INTI TEORI PILIHAN RASIONAL
• Manusia pada dasarnya melakukan tindakan
atas dasar efesiensi (dengan pengorbankan yang kecil diharapkan memperoleh
untung/manfaat yang besar sbg prinsip ekonomi)
• Manusia pada dasarnya lebih mementingkan
dirinya sendiri (self interest)
• Manusia pada dasarnya selalu berusaha dan
mencoba mencapai tujuan (goal seeker)
• Manusia pada dasarnya selalu berusaha
TIGA JENIS PEROLEHAN (GAINS) YANG INGIN DICAPAI MANUSIA DAN SELALU INGIN DIMAKSIMALKAN :
1. Perolehan kekuasaan (gain of power) 2. Perolehan ekonomi (gain of economy) 3. Perolehan prestise (gain of prestige)