• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden, Massachusetts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden, Massachusetts"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT

ILMU PENGETAHUAN

Ole

h:

Ag

us

Su

ryo

no

(2)
(3)

BAHAN BACAAN

Achmadi, Asmoro, 1995, Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Ali, Faried, 2004, Filsafat Administrasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A

Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden, Massachusetts

--- (Alih Bahasa: M.Muhith), 2002, Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer, Yogyakarta, Jendela

Gordon, Scott, 1991, The History and Philosophy of Social Science, Routledge, London

Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, Jakarta, LP3ES

Laer, Henry Van, 1995, Filsafat Sain, Yogyakarta, LPMI

(4)

Piliang, Yasraf Amir, 1999, Hiper Realitas Kebudayaan, Yogyakarta, LKiS

Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Poespoprodjo, W, 1987, Interpretasi: Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatinya, Bandung, Remaja Karya

Rapar, Jan Hendrik, 1996, Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Kanisius Sastrapratedja, M, 1982, Manusia Multi Dimensional: Sebuah

Renungan Filsafat, Jakarta, Gramedia

Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia

Suparno, Paul, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius

Suriasumantri, Jujun,S, 1987, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

(5)

Taryadi, Alfons, 1989, Epistemologi Pemecahan Masalah: Menurut Karl R.Popper, Jakarta, Gramedia

Tedjoworo, H, 2001, Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat Postmodern, Yogyakarta, Kanisius

Veeger, KJ, 1990, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu, Masyarakat dalam Cakrawala Sosiologi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

(6)

APA YANG DIPIKIRKAN

(Ilmu

Pengetahuan) APA YANG

DIKATAKAN (Komunikasi)

APA YANG DIPERBUAT (Amal Ibadah) APA YANG

(7)

SIAPA, MELAKUKAN APA,

MENGAPA, DAN

(8)

POLA PIKIR POLA

HATI

POLA

TINDAK Ini jarang tersentuhsebagai

konsep operasional

POLA PHISIK (MATERI)

(9)

TERMINOLOGI FILSAFAT

(ILMU PENGETAHUAN)

• Secara etimologis kata filsafat sebagai

terjemahan dari kata PHILOSOPHY (kata Yunani PHILOSOPHIA, Philein= mencintai;

Philia= Cinta; Sophia= Kebijakan, Kearifan) yang berarti CINTA KEBIJAKAN DAN KEARIFAN

Pythagoras (572-497) adalah orang pertama

yang mempergunakan istilah PHILOSOPHIA

Plato dianggap sebagai Bapak Filsafat (The

(10)

FILSAFATdalam arti luas diartikan

sebagai pengetahuan yang luas dan kompleks, intelektual, kebajikan,

pertimbangan akal sehat, kecerdikan, dan kecerdasan.

Secara khusus, filsafat memfokuskan diri

pada usaha pencapaian ilmu pengetahuan rasional berdasarkan: logika, etika, dan

(11)

TUJUAN BELAJAR FILSAFAT

Membuat manusia sadar akan asumsi-asumsi yang

melandasi keyakinanya dan tindakannya

Menilai asumsi-asumsinya dalam hubungannya dengan

pembuktian yang luas

Menjernihkan arti dan makna daripada perbedaan ilmiah

yang paling dasar

Menghubungkan preferensi nilai dengan pengetahuan

yang lebih komprehensif

Membantu manusia menata kehidupannya tanpa ilusi,

(12)

Mencari dan menemukan makna realitas secara

konsisten (bukan kulit, simbul, fatamorgana, atau

commonsense yang penuh kontradiktif)

Sebagai upaya untuk menjelaskan perkembangan

pengetahuan dan menyatukan perspektif yang bersifat parsial dengan kegiatan penelitian-penelitian (research) ke dalam pola yang lebih rasional dan koheren (ada

hubungannya) : thesa (teks) – antithesa (konteks) =

synthesa (analisis, konklusi) ---- melahirkan

(13)

TUGAS FILSAFAT

Mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dan

menyadari secara sistimatik dari segala hal kejadian atau peristiwa, dan menunjukkan bahwa masih ada

sesuatu (makna, hikmah) dibalik kejadian atau peristiwa tersebut sebagai grand plan/grand scenario

Mengungkap eksistensi (keberadaan, hakekat) dari

suatu (keseluruhan) realitas peristiwa atau kejadian empiris

Menemukan kesimpulan (summing up) melalui dialektika

(14)

Menyajikan dan memberikan informasi tentang

pengetahuan hakekat hidup dan kehidupan dunia yang tidak tersentuh oleh pengetahuan dan ilmu (knowledge, science)

Sebagai usaha dan kritik secara terus menerus untuk

memikirkan segala sesuatu

Sebagai usaha untuk menyalurkan rasa keingintahuan

(15)

PEMBIDANGAN KAJIAN FILSAFAT

1. BIDANG FILSAFAT SISTEMATIK:

(a) Metafisika : menjelaskan tentang sesuatu hal yang

ada yang mencakup persoalan ontologis, kosmologis, dan antropologis

(b) Epistemologis : menjelaskan tentang

pengetahuan, kemungkinan perkembangan

pengetahuan, asal-usul pengetahuan, batas-batas pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, kebenaran pengetahuan

(c) Metodologi : metode umum, metode ilmu, metode

(16)

(d) Logika : tentang proses penyimpulan, khususnya yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan keabsyahannya (penyimpulan analogis,

konstradiksi, dan keganjilan benar atau salah)

(e) Etika : tentang persoalan tingkahlaku yang baik atau

buruk sebagai pedoman pertimbangan moral atau bukan moral

(f) Estetika: tentang keindahan, sifat dasar, ukuran,

peran keindahan dalam kehidupan manusia, hubungan keindahan dengan pantas (layak, apik) dan ketidak

pantasan (tidak layak, jelek)

(g) Sejarah Filsafat: tentang sistem filsafat, tafsir pikiran

(17)

2. BIDANG FILSAFAT KHUSUS: mencakup persoalan-persoalan yang timbul dari

kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman (experience) manusia

sendiri, seperti: perkawinan/ berkeluarga, pendidikan, pekerjaan, politik, agama,

(18)

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Adalah suatu studi tentang bagaimana

filsafat melihat ilmu pengetahuan dengan pendekatan META ILMU, yaitu mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dan

menyadari sesuatu (peristiwa) yang ada dibelakang ilmu pengetahuan itu sendiri atau sesuatu tentang ilmu itu sendiri (Ilmu dalam hal ini diartikan sebagai hasil

(19)

FOKUS DAN PERSPEKTIF

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

1. Mempelajari aspek-aspek logis, semantik (bahasa, etimologis), informasi teoritis, dan epistemologis dari suatu ilmu pengetahuan 2. Mempelajari sistem produk (input) dan produksi (output) ilmu

pengetahuan

3. Mempelajari hubungan antara penghasil (producers) dan pemakai (users) ilmu pengetahuan ilmiah dilihat dari perspektif relevansi dan konsistensi ilmu dan masyarakat (sosiologi, ekonomi, politik, ilmu administrasi, dsb)

4. Mempelajari proses dan interaksi antara ilmu, masyarakat, dan manusia secara totalitas

5. Mempelajari arti dan makna ilmu pengetahuan bagi ummat

(20)

KOMPLEKSITAS HUBUNGAN

MANUSIA

KONTAK HUBUNGAN BENTUK HUBUNGAN

Manusia dng Tuhan Agama/Kepercayaan Manusia dng Binatang Fauna

Manusia dng Tumbuhan Flora

Manusia dng Kekuasaan Ideologi/Politik/Pemerintahan Manusia dng Barang dan Jasa Ekonomi/Bisnis

Manusia dng Manusia Kemasyarakatan/Massa Manusia dng Seni Keindahan Kebudayaan/Estetika

Manusia dng Rasa Aman Hankam Manusia dng Alam/Realita Iptek

(21)

Kerangka Kluckhohn mengenai Lima Masalah Dasar dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia

Masalah dasar Orientasi Nilai Budaya dalam hidup

Hakekat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk tetapi (M) manusia wajib

tiar supaya hidup itu menjadi baik

Hakekat karya Karya itu nafkah Karya itu untuk Karya itu untuk (MK) hidup kedudukan, ke menambah karya

hormatan,dsb.

Persepsi manusia Orientasi kemasa Orientasi kema- Orientasi kemasa tentang waktu lalu sa kini depan

(MW)

Pandangan manu- Manusia tunduk Manusia beru- Manusia berhasrat sia terhadap alam kepada alam saha menjaga menguasai alam

(MA) yang dahsyat keselarasan dengan alam

Hakekat hubungan Orientasi horizon- Orientasi verti- Individualisme antara manusia tal, rasa ketergan kal, rasa keter menilai tinggi usaha dengan sesamanya tungan pada se- gantungan ke- atas kekuatan

(MM) samanya, berjiwa pada tokoh- sendiri gotong royong tokoh atasan

(22)
(23)

ILMU PENGETAHUAN

Adalah gabungan antara konsep dan

teori sebagai suatu proses atau sesuatu yang belum jadi atau tidak pernah

berakhir (un-ending)

Agar ilmu pengetahuan menjadi

berakhir (ending), maka perlu

(24)

Ilmu pengetahuan yang dianggap sudah jadi

atau berakhir (ending), akan melahirkan

IDEOLOGI sebagai dogmatis/dalil/stikma/ hukum/ paradigma ilmu pengetahuan yang DIYAKINI kebenarannya

Jadi IDEOLOGI adalah fanatisme,

otoriterisme, atau anarkhisme dan klaim kebenaran (claim of truth) teori ilmu

pengetahuan bagi kepentingan diri dan

kelompoknya (serba formalistis – normatif)

Ideologi yang diajarkan disebut doktrin yang

melahirkan “Otoritarianisme Moral”

Doktrin yang di implementasikan akan

merupakan TEORI ALIRAN/ ALIRAN TEORI

(25)

Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan

melahirkan AJARAN atau PAHAM

(ISME) sebagai wujud dari teori ilmu

pengetahuan yang bersifat monumental (grand theory)

Kecanggihan dan ketangguhan suatu

teori ilmu pengetahuan akan selalu terus di uji coba (trial and error)

(26)

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC)

PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK

NOMOTETIS:

Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya • Ingin tahu hakekat bendanya • Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum • Sosiologi IDIOGRAFIS :Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) • Memperhatikan hal yang khusus

Sosiografi

EKOLOGIS :

Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum)

Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai

suatu hasil

(27)

PERKEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN

FILSAFAT (Philosophis) ILMU PEGETAHUAN ALAM (Natural Science) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Social Science) ILMU PENGETAHUAN KEMANUSIAAN (Humanities Science)

Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Astronomi,Botani

Sosiologi, Politik, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi

Agama, Kesenian, Bahasa

(28)

Konsep Dasar

Filsafat Ilmu Pengetahuan

• Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

– Pengertian – Karakteristik – Metode.

• Teori-Teori Pengetahuan

Pengetahuan dan keyakinan – Jenis-jenis Pengetahuan

– Sumber pengetahuan

(29)

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

1. Pengertian

 Pengetahuan

– Keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang alam semesta dan isinya, termasuk manusia dan

kehidupannya.

Mencakup penalaran, penjelasan, dan

pemahaman manusia tentang segala sesuatu maupun praktek dan kemampuan teknis

memecahkan persoalan hidup manusia.

 Ilmu Pengetahuan

(30)

2. Karakteristik

• Pengetahuan

Sifatnya lebih spontan dan spekulatif,

Merupakan himpunan yang belum baku dan sistematis.Tidak ada kesepakatan metode dan sistem verifikasiBelum melembaga

• Ilmu Pengetahuan

Sistematis, prediktif dan reflektif

Mendefinisikan satuan-satuan dalam sistem, menjelaskan

hubungannya secara sistematis dan rasional, menentukan sifat hubungan (sebab-akibat, korelasi, kebetulan)

(31)

3. Metode Ilmu Pengetahuan

• Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

Imaginasi

Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisiLogika

Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasionalPembuktian kebenaran empiris

Refleksi

Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang

telah dibuktikan atau

tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap

kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan

menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.

Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap

(32)

3. Metode Ilmu Pengetahuan

• Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

Imaginasi

Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisiLogika

Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasionalPembuktian kebenaran empiris

Refleksi

Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang

telah dibuktikan atau

tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap

kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan

menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.

Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap

(33)

1. Hubungan Pengetahuan dan Keyakinan

Pengetahuan berbeda dengan keyakinan sekalipun ada

hubungan sangat erat.

Keduanya merupakan sikap mental manusia

berhubungan dengan obyek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi.

• Dalam hal keyakinan, obyek yang disadari sebagai ada

itu tidak perlu harus ada sebagaimana adanya.

• Dalam hal pengetahuan, obyek yang disadari ada itu harus ada sebagaimana adanya.

• Pengetahuan tidak sama dengan keyakinan, karena

keyakinan bisa saja keliru tetapi sah-sah saja dianut sebagai keyakinan.

(34)

 Berfikr klmk h menca iup tkg h l, y ktu :

 Obyei penget hu n

 Obyei iey ikn n ( l m r s )

 Pengungi p n ieben r n/ietkd i ben r n  Berfikr klmk h meny t i n h l y ng dkiet huk

seb g k ben r, d n t u p y ng dky iknk

seb g k ben r, dksebut seb g k proposisi t u

hipotesis.

 Proposksk t u hkpotesks d l h pernyataan yang mengungkapkan apa yang diketahui dan atau yang diyakini benar yang perlu dibuktikan lebih lanjut.

Penget hu n klmk h sel lu teri ndung

ieben r n untui dkbed i n deng n khayalan.

(35)

• Jenks Penget hu n

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 macam, (Burhanuddin Salam, 2000) yaitu :

Pertama, Pengetahuan biasa (common sense)

sering disebut Good Sense, yakni pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari yang dibenarkan orang pada umumnya.

Misalanya : seseorang menyebutnya merah karena memang itu merah; benda itu panas karena dirasakan benda itu memang panas, dll.

Seseorang akan mendapatkan keyakinan umum tentang sesuatu dimana mereka berpendapat sama semuanya.

Kedua, Pengetahuan Ilmu (science)

Menunjuk ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.

Ilmu pada prinsipnya common sense yang telah diorganisasikan disistematisasikan

Usaha memperolehnya didasari dengan pemikiran yang cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode

Ilmu dinyatakan sbg keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu

(36)

11/02/2018 dasar filsafat ilmu 36

Ketiga, Pengetahuan Filsafat

Diperoleh melalui pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif.

Lebih menekankan universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.

Kajiannya lebih luas dan mendalam, tidak bersifat sempit dan rigid (kaku) seperti Science.

Kajiannya bersifat kontemplatif dan kritis. Karena itu, cenderung bernuansa etis.

Keempat, Pengetahuan Agama

Pengetahuan yang diperoleh dari tuhan lewat utusannya.

Kebenarannya bersifat mutlak dan wajib diyakini para pemeluknya.

Doktrin-doktrin agama banyak menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena ajarannya yang menyentuh motivasi yang sangat mendasar membangun

(37)

Pengetahuan dapat dibedakan menurut polanya, yaitu :

Pengetahuan “tahu bahwa”, “tahu bagaimana”, “tahu

tentang”, dan “tahu mengapa”

Pengetahuan tahu bahwa

Tahu bahwa p, dan bahwa p memang benar.

Kekuatan pengetahuan ini adalah informasi atau data yang

dimiliki,

Pengetahuan ini adalah pengetahuan ilmiah, walau masih

tingkat elementer

Pengahuan tahu bagaimana

Menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, keahlian teknis

atau kemahiran

(38)

 Pengetahuan kenal akan

Pengetahuan spesifik yang diperoleh dengan pengenalan

atau pengalaman langsung dengan obyeknya secara pribadi.

Bersifat spesifik dan mendalam

Adanya hubungan spesifik dengan obyeknya yang tidak

dimiliki orang lain.

 Pengatahuan tahu mengapa

Bersifat menjelaskan,karena itu jauh lebih mendalam dan

serius.

Tahu bahwa belumlah cukup, akan tetapi digali lebih lanjut

informasi baru yang akan menyingkapkan pengetahuan yang lebih mendalam, yang memungkinkan manusia tahu

bagimana sesuatu itu terjadi sebagaimana adanya dengan penjelasan yang lebih tuntas (tidak dapat lagi dimunculkan pertanyaan baru)

Diperolehnya kejelasan dan kepastian merupakan kunci dari

(39)

Hubung n nt r Jenks Penget hu n

TAHU KENAL AKAN

Pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi

TAHU BAHWA

Diskriptif bersifat umum

TAHU MENGAPA

Refleksi, abstraksi, penjelasan

TAHU BAGAIMANA

(40)

PERTANYAAN FILSAFAT DAN METODOLOGI

PERTANYAAN FILSAFAT KONSEKUENSI METODOLOGI

APA (WHAT, ONTOLOGI) ? • Diskriptif, Melacak proses, studi kasus

(ideografic), Survai, Identifikasi aspek

MENGAPA (WHY, ONTOLOGY) ? • Analisis sebab akibat (kausalitas), Uji korelasi, Studi

perbandingan, Studi efesiensi/efektivitas/ produktivitas, Studi eksplanasi/ penjelasan

SIAPA (WHO) ? • Keterangan orang, aktor, agen

DIMANA (WHERE) ? • Keterangan tempat, lokasi

KAPAN (WHEN) ? • Keterangan waktu, setting, situs, momen

BAGAIMANA (HOW,

EPISTEMOLOGY)? • Problem solving, Identifikasi model, Explanatory (penjajagan, pencarian), Exprimental/ Treatment/

Percobaan/ Percontohan

SEJAUHMANA (HOW LONG, HOW

LOOKING, EPISTEMOLOGY) ? • Estimasi, Prediksi, Meramal, Skenario, Prospek, Penelitian Monev/ Pengawasan

UNTUK APA (FOR WHAT, AXIOLOGY)?

(41)

SUMBER PENGETAHUAN

D l m fls f t klmu, sumber penget hu n d du , y ktu :

• RASIONALISME • EMPIRISME

1. Rasionalisme (Plato, Descartes, Aristoteles)

Ai l budk d l h sumber penget hu n s tu-s tuny

Ai l budkl h y ng memberk ikt penget hu n y ng p stk

ben r tent ng sesu tu

Ai l budk s j d p t membuitki n b hw d d s r b gk

penget hu n ikt . Seb b ikt bks y ikn d n p stk t s penget hu n ikt deng n i l budk s j .

Beber p h l pentkng:

Mendasarkan dalilnya pada Geometri (ilmu ukur) atau

matematika yang memiliki aksioma-aksioma umum yang

(42)

Panca indera menipu sebagaimana penghalaman tatasurya

dan botol berisi air. Pengalaman panca indera yang bersifat spesifikdan semu tidak dapat sampai pada pengetahuan umum dan universal.

Prinsip-prinsip umum dan universal hanya dapat ditemukan

oleh akal budi

Pengetahuan manusia secara keseluruhan harus bertumpu

pada aksioma-aksioma yang benar dengan sendirinya.

Karenanya, prinsip umum atau teorima tidak dapat ditarik

(43)

2. Empkrksme (Jon Locaie, D vkd Home)

• Sumber s tu-s tuny penget hu n d l h pengalaman

• Sumber penget hu n d l h pengalaman panca indera, peng l m n empkrks.

• Peng l m n p nca knder memberk data d n fakta y ng ioioh (t i terb nt hi n) b gk sk p pun.

• Beber p h l Pentkng:

Persepsk t u proses pengkndr n s mp k tkngi t

tertentu tkd i d p t dkr gui n

Empkrksme d l h sebu h tesks tent ng peng l m n

empkrks t u Penget hu n tent ng dunk y ng beri kt n deng n peng l m n m nusk

Lebkh menei ni n peng l m n seb g k sumber

penget hu n

– Lebkh menei ni n p d metode knduitkve y ng

(44)

Pengalaman panca indera memberi data dan fakta yang kokoh (tak

terbantahkan) bagi siapapun.

Beberapa hal Penting:

Persepsi atau proses pengindraan sampai tingkat tertentu

tidak dapat diragukan

Empirisme adalah sebuah tesis tentang pengalaman empiris

atau Pengetahuan tentang dunia yang berkaitan dengan pengalaman manusia

Lebih menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuanLebih menekankan pada metode induktive yang medasarkan

pada pengamatan.

Kelemahan Empirisme :

Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil.

Indera Menipu, pensil dalam gelas berisi air terlihat bengkok.

Obyek yang menipu, misalnya fatamorgana dan ilusi.

(45)

Intuisi (Henry Burgson)

Hasil evolosi pemahaman yang tertinggi.

Pengembangan intuisi memerlukan suatu usaha

Pengetahuan yang langsung dan mutlak, bukan pengetahuan nisbi.

Sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika, tidak perlu analisis yang panjang dan rumit yang menghabiskan waktu.

Kegiatan intuisi dan analisis dapat saling membantu dalam menemukan kebenaran.

Dikembangkan lewat hati dan cahaya ilahi atau perenungan dan pemikiran yang konsisten.

Wahyu

Pengetahuan yang diberikan kepada manusia oleh Yang maha Pencipta, Allah (Tuhan Yang Esa) lewat nabiNya

Kebenarannya bersifat mutlak

(46)

UKURAN KEBENARAN

Perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran, yaitu 1. Kebenaran epistimologis.

Kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia

2. Kebenaran ontologis

Kebenaran sebagai sifat daasar yang melekat pada hakekat segala sesuatu yang ada atau diadakan.

3. Kebenaran sistematis

Kebenaran yang terdapat serta melekat pada tutur kata dan bahasa.

Kebenaran epistimologis sudah mencakup pembahasan kebenaran yang lain.

(47)

1. Teori Korespondensi

Ada kesesuaian antara ari yang dimaksud

dengan oleh suatu pernyataan atau pendapat

dfengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut.

2. Teori Koherensi

Kebenaran ditegakkan atas hubungan antara keputusan yang baru itu dengan keputusan-keputusan lain yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu.

3. Teori Pragmatisme

(48)

“Sesungguhny klmuw n d l h

or ng-or ng y ng tet p teg r

d l m mempert h ni n prknskp,

nkl k-nkl k ieben r n, d n profesk

ieklmu nny untui

dkseb ri nlu si n iep d

m sy r i t d n n i caucau.

Merei h rus ioioh d l m

pendkrk n seb g k p nut n n i

dkdki d n tkd i h nyut d l m

perso l n m terk d n polktki

pr itks”

(49)
(50)

Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)

(51)

(QS. Ali-Imran:190)

“SESUNGGUHNYA DALAM

PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DAN SILIH BERGANTINYA SIANG DAN

MALAM TERDAPAT TANDA-TANDA

(52)

“Dan dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi kaum yang

berpikir (berilmu)”

(53)

• KATAKANLAH: ADAKAH SAMA ORANG-ORANG YANG BERILMU DENGAN ORANG YANG TIDAK

BERILMU? SESUNGGUHNYA HANYA ORANG-ORANG YANG BERAKALLAH YANG DAPAT MENERIMA PELAJARAN

(54)

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, APABILA DIKATAKAN KEPADAMU:

BERLAPANG-LAPANGLAH DALAM MAJELIS, MAKA LAPANGKANLAH, NISCAYA ALLAH AKAN MEMBERI KELAPANGAN UNTUKMU. DAN APABILA DIKATAKAN: BERDIRILAH

KAMU, MAKA BERDIRILAH, NISCAYA ALLAH AKAN MENINGGIKAN ORANG-ORANG

BERIMAN DI ANTARA KAMU DAN ORANG-ORANG YANG DIBERI ILMU PENGETAHUAN BEBERAPA DERAJAT.

DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KAMU KERJAKAN

(55)

“MAKA BERTANYALAH KEPADA ORANG YANG MEMPUNYAI

PENGETAHUAN (KEAHLIAN), JIKA KAMU TIDAK MENGETAHUI”

(56)

“Jika sesuatu urusan diserahkan

kepada bukan ahlinya, maka

tunggulah saat kehancurannya”

(57)

AYAT KAUNIAH:

KETENTUAN Allah akan

Ciptaan & MakhlukNYA

(58)

AYAT QOULIAH adalah:

Ketetapan Allah akan

(59)

Ayat Kauniyah difahami Manusia

melalui JALUR:

-Pengalaman Hidup

(Experience)

-Proses Sains (Science)

Makna Sains adalah:

(60)

Proses Sains/ Science dipengaruhi

oleh faktor :

Kemampuan pengamatan dan

penelitian (

Observasi/Experiment &

Research

)

Sumber bacaan dan budaya membaca

(61)

“Sesungguhnya Kami (Allah) telah

mengemukakan amanat kepada langit,

bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan

mereka khawatir akan mengkhianatinya; dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

(62)

“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka mau merubah nasibnya sendiri”

(63)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat; dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”

(64)

“Sesungguhnya Kami uji kamu dengan sesuatu percobaan, yaitu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,

kekosongan jiwa, dan buah-buahan.

Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar atas cobaan itu; Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah atau

malapetaka, mereka berkata: bahwa sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali ke Allah”

(65)

“Untuk mereka itu mendapatkan

rahmat dan anugerah dari Allah.

Dan mereka itu pula mendapatkan

petunjuk”

(66)

”Allah tidak membebani seseorang

melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa

dari kejahatan yang dikerjakannya”

(67)

“JIKA KAMU TIDAK MELAKSANAKAN APA YANG TELAH DIPERINTAHKAN ALLAH, NISCAYA AKAN TERJADI

BENCANA (KEKACAUAN) DI MUKA

BUMI DAN KERUSAKAN YANG BESAR”

(68)

“Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami

kembalikan dia ke tempat yang

serendah-rendahnya”

(69)

“Ketika ilmu pengetahuan

tidak mampu mencapai

kebenaran hakiki, maka

kacamata ilmu agama akan

bisa menjangkaunya.

Sebaliknya agama tidak akan

bisa dioperasikan dalam

mengelola alam seisinya

tanpa adanya ilmu

pengetahuan. Karenanya,

ilmu pengetahuan dan agama

selalu berada dalam fungsi

(70)

“Peny tu n utuh d rk nkl

k-nkl k w hyu d n fenomen

l m r y i n m mpu

menj b ri n i kd

h-i kd h s kns d n relkgk

d l m ca r berfikr d n

tkngi h l iu seca r

(71)
(72)

PERKEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN

FILSAFAT (Philosophis) ILMU PENGETAHUAN ALAM (Natural Science) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Social Science) ILMU PENGETAHUAN KEMANUSIAAN (Humanities Science)

Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Astronomi,Botani

Sosiologi, Politik, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi

Agama, Kesenian, Bahasa

(73)

SYARAT STUDI

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang

rasional dari realita sosial)

Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang

menggambarkan hubungan sebab akibat/

kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus)

Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,

ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)

Non-etik (tidak ada maksud menanyakan

(74)

KARAKTERISTIK ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973)

• Logik

• Deterministik

• Umum

• Hemat • Spesifik

• Dapat dibuktikan secara empirik • Antar subyek (replikasi)

(75)

MASALAH SOSIAL

• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan

5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)

• Sesuatu yang mengandung

keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)

• Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu

yang seharusnya (das sollen, teori)

(76)

Adanya kesenjangan (gap) antara teori

sosial dan praktek teori sosial

Adanya sesuatu yang dianggap masih

kurang (dis-distribution)

Adanya ketidakseimbangan

(dis-equity/dis-balance)

• Adanya sesuatu yang dianggap tidak

cocok/tidak relevan (de-efesiensi)

(77)

Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan

dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan (social connatus)

• Dalam penelitian sosial, permasalahan

sosial (social problems) dapat dirumuskan secara teoritis, empiris, dan normatif

Masalah sosial sifatnya kompleks dan

(78)

MISKIN MALAS

Teori Kemiskinan Struktural

Teori Kemiskinan Kultural Teori Kemiskinan

(79)
(80)

MORAL IDEAL

MORAL HAZARD

(Resiko) ABUSED

(Penyimpangan) TINDAKAN

(81)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR

ILMU-ILMU SOSIAL

Monodisipliner Teori Klasik • Multidisipliner

• Interdisipliner Teori Modern • Transdisipliner

(82)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR IPS

Ilmu-ilmu sosial sama-sama

membicarakan dan menelaah objek yang sama yakni tingkah laku manusia dalam

masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat serta

berbagai gejala-gejala sosial yang

(83)

• Walaupun membicarakan objek yang

sama, namun munculnya disiplin ilmu sosial tersebut didasarkan pada sudut pandang (point view) yang berbeda

tentang tingkah laku manusia dengan berbagai gejala-gejala sosial yang

ditimbulkannya

• Apabila ditelaah lebih mendalam,

sesungguhnya gejala yang muncul kepermukaan didasarkan pada

(84)

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah Masalah Masalah

(85)

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER

Kesimpulan Gabungan (Konklusi)

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah

(86)

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER

KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work (Tim Ahli)

Masalah

Rencana Pendekatan Bersama

Pendekatan

Ekonomi PendekatanPolitik PendekatanSosiologi

(87)

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER

• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme

teori, menuju profesionalisme keilmuan

• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap

ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi

dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)

ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi

• Contoh: Ekonomi Pancasila/ Ekonomi

(88)

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER

• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh:

ilmu ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan

masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks

• Tergolong Contemporary Theory (teori

kontemporer)

• Menggunakan gabungan banyak/

(89)

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI

MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI MEMBERIKAN PENJELASAN

DAN MENDORONG KEGIATAN

MENANGGULANGI MASALAH

(90)

RUANG LINGKUP PENGAMATAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Individu

• Masyarakat • Proses Sosial

Interaksi/ Hubungan antara Individu dan

(91)

BAGIAN ONTOLOGI (apa, mengapa) AXIOLOGI (Bagaimana) EPISTEMOLOGI (untuk apa)

I Fenomena, definisi, ide Pemahaman konsep, makna dan hakekat peristiwa

Teori interpretatif

II Pola interaksi dan

perilaku manusia Proposisi dan pola-pola normatif

Teori Perilaku (Behavioralisme)

III Struktur dan Sistem Nilai Masyarakat

Pranata sosial, Kelembagaan, Kekuatan

struktur, budaya, dan fakta sosial

(92)

PERKEMBANGAN ALIRAN

TEORI SOSIAL

ALIRAN POSITIVISTIK

ALIRAN

INTERPRETATIF

(93)

ALIRAN TEORI SOSIAL

ALIRAN POSITIVISTIK :

• Manusia sebagai obyek perspektif hukum

kausal (hukum sebab-akibat)

Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui

(94)

ALIRAN INTERPRETATIF :

• Manusia sebagai subyek interpretatif

dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi

Pendekatan ini cenderung statusquo,

karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan

(95)

ALIRAN KRITIS :

• Menawarkan perubahan yang bersifat

partisipatoris

• Seluruh anggota masyarakat terlibat

secara aktif untuk menentukan siapa

mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan

bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia

• Teori dialektika Hegel: these + antithese =

(96)

BAGAIMANA SEJARAH

PERKEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN TENTANG

(97)

Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

IBNU KHALDUN

(98)

IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA

(Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)

THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

(99)

SEKULARISME

(Nichollo Machiavelli)

• Sekularisme adalah ide dasar yang

mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)

• Sekularisme menuntun manusia untuk

menempatkan agama hanya pada ranah

individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)

Sekularisme mengharamkan agama ikut andil

dalam mengatur kehidupan

Sekularisme mengajarkan bahwa manusia

(100)

FOUNDING FATHER ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(101)

TEORI PERKEMBANGAN ATAU HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages, Comte)

Bahwa sejarah umat manusia, baik secara

individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:

1. Tahap teologi atau fiktif

2. Tahap metafisik atau abstrak

3. Tahap positif atau ilmiah atau riel *)

*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai

(102)

DASAR PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN

INTUISI

• AGAMA

• RASIONAL • EMPIRIS

Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte)

Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

(103)

REAKSI TERHADAP FILSAFAT

POSITIVISME (ABAD KE 20)

1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap

latarbelakangnya yang naturalistik dan deterministik. Naturalisme dan

determinisme inilah yang dimasa lalu telah mendorong berkembangnya

metafisika yang materialistik (kuantitatif), dengan implikasinya yang luas dalam

(104)

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat

kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak

sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri

3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum.

Selanjutnya, melahirkan upaya untuk

(105)

HUKUM ALAM

(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB

(Penanda)

AKIBAT (Yang ditandai)

HUKUM SOSIAL

(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB AKIBAT

Kausalitas

Makna

Input Output

Linear

Proses

(106)

HERBERT SPENCER (1820 – 1903)

• Social Statistics

Principles of Psychology Principles of Biology

Principles of Ethics The Principles of

Sociology

Obyek : Keluarga, politik,

(107)

The Social Division of Labor The Rules of Sociological

Method

Suicide

The Elementary Forms of

Religious Life

(108)

TEORI

(109)

KESADARAN

(

awaraness

,

conciousness

)

• EMILE DURKHEIM: Kesadaran individu dan

kesadaran kolektif; solidaritas mekanik dan

solidaritas organik

PAULO FREIRE: Kesadaran transitif magis

(transedental, ritualisme), kesadaran transitif naif (kesadaran awal manusia yang azasi), dan kesadaran transitif kritis (melalui proses

pendidikan radikal tapi dialogis dengan sistem, struktur, dan kultur sosial dalam rangka

(110)

SOLIDARITAS MEKANIK SOLIDARITAS ORGANIK

1. Pembagian kerja rendah 1. Pembagian kerja tinggi 2. Kesadaran kolektif kuat 2. Kesadaran kolektif lemah 3. Hukum represif dominan 3. Hukum restitutif dominan 4. Individualitas rendah 4. Individualitas tinggi

5. Konsensus terhadap pola-pola normatif dianggap penting

5. Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum dianggap penting

6. Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang

menyimpang

6. Keterlibatan

lembaga-lembaga pengawasan sosial yang menghukum orang yang menyimpang

7. Saling ketergantungan relatif

rendah 7. Saling ketergantungan relatif tinggi 8. Bersifat primitif atau pedesaan 8. Bersifat industrial perkotaan 9. Bersifat Community 9. Bersifat Society

(111)

TEORI DIALOG *)

(Paulo Freire: Pedagogy of the Oppressed, 1969; Pedagogy of Hope, 1994)

SUBYEK

(pendidik revolusioner)

SUBYEK (kaum tertindas)

INTERAKSI

Realitas yang Harus diubah bersama

Humanisasi sebagai proses Yang terus menerus (sbg tujuan)

(112)

TEORI ANTI-DIALOG *)

SUBYEK

(Elit sebagai kelompok dominan)

Realitas yang harus dipertahankan

Kelompok/kaum tertindas Sebagai bagian realitas

Berlangsung situasi Penindasan

(SEBAGAI TUJUAN)

(113)

TEORI KESADARAN

(Descartes)

OBYEK KOGNITIF (tahu, kenal, mengerti)

KESADARAN

Intensionalitas (Induksi)

Intensionalitas (Deduksi)

Kesadaran Terbuka

Kesadaran Tertutup hanya

meyakini diri sendiri (COGITO

(114)

TIPE KESADARAN

(Anthony Giddens)

1. Menyadari tindakan dan mampu menjelaskan alasannya

2. Menyadari tindakan, tetapi tidak mampu menjelaskan alasannya

3. Tidak menyadari tindakan, tetapi mampu menjelaskan alasannya

(115)

JENIS-JENIS PENJELASAN

(

EXPLANATION

)

1. Penjelasan historik/ genetik 2. Penjelasan fungsional

3. Penjelasan intensional dan rasional 4. Penjelasan interpretatif

(116)

RUMONGSO BISO, BISO

RUMONGSO

(merasa bisa, bisa merasa)

RUMONGSO BENER,

BENER-BENER RUMONGSO

(117)

KATEGORI MANUSIA &

KESADARAN

KESADARAN DAN KETIDAK SADARAN MANUSIA TAHU TIDAK TAHU SADAR DIRINYA TAHU TIDAK SADAR DIRINYA TAHU SADAR DIRINYA TIDAK TAHU TIDAK SADAR DIRINYA TIDAK TAHU

Manusia yang Arief, Adil, Bijaksana, Rendah hati, dan

Tidak sombong Manusia yang Minder dan Cenderung Menutup diri (Ekslusif) Tipe manusia munafik dan merugi Manusia yang Selalu merasa tidak puas dan

(118)

RASIONALITAS

(MINDSET + CULTURALSET)

KESADARAN

(119)

MENGAPA MANUSIA MELAKUKAN KEPUTUSAN BERDASARKAN

(120)

KONSEP RASIONALITAS

(Max.Weber)

RASIONALITAS DOKTRIN: upaya

menghilangkan unsur magis/mistik dari dunia modern dan memilih kalkulasi

rasional dalam hidup

• RASIONALITAS PERILAKU HIDUP:

(121)

RASIONALITAS TINDAKAN SOSIAL

ZWECK RATIONAL: suatu tindakan sosial yang

ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana dan daya seminimal mungkin (motif ekonomi)

WERT RATIONAL: suatu tindakan sosial yang

rasional dengan menyandarkan diri pada

keyakinan nilai-nilai tertentu (motif etis, estetis, agama, dsb)

TRADISIONAL: suatu tindakan sosial yang

didorong dan berorientasi pada tradisi dan kebiasaan masa lampau (motif tradisi)

AFFECTUAL: suatu tindakan sosial yang timbul

(122)

TEORI PILIHAN RASIONAL

Bahwa semua tingkah laku manusia bertujuan untuk

mencari kesenangan dan menghindari kesusahan,

dimana nilaim kemanfaatan suatu benda dan tindakan yang diambil oleh seseorang harus dinilai berdasarkan pada perbedaan antara kesenangan yang akan

diperolehnya dan biaya (kesulitan) ang dikeluarkannya

• Pada dasarnya setiap manusia mengambil keputusan

berdasarkan rasionalitas tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap (individu) manusia “merasa” tahu tentang berbagai macam alternatif yang tersedia pada setiap situasi tertentu dan juga tentang

(123)

INTI TEORI PILIHAN RASIONAL

Manusia pada dasarnya melakukan tindakan

atas dasar efesiensi (dengan pengorbankan yang kecil diharapkan memperoleh

untung/manfaat yang besar sbg prinsip ekonomi)

Manusia pada dasarnya lebih mementingkan

dirinya sendiri (self interest)

Manusia pada dasarnya selalu berusaha dan

mencoba mencapai tujuan (goal seeker)

Manusia pada dasarnya selalu berusaha

(124)

TIGA JENIS PEROLEHAN (GAINS) YANG INGIN DICAPAI MANUSIA DAN SELALU INGIN DIMAKSIMALKAN :

1. Perolehan kekuasaan (gain of power) 2. Perolehan ekonomi (gain of economy) 3. Perolehan prestise (gain of prestige)

(125)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

•Salah memilih obat •Salah dosis/cara pemberian obat •Komplikasi •Reaksi obat •Kuman resisten terhadap obat •Kuman patogen yang lain •Bakteri (mikobak- teria

Batang: Berbentuk bulat dengan diameter batang 30-40 cm pada saat tumbuhan dewasa, panjang ruas 10-30 cm pada saat tumbuhan masih muda, batang berwarna hijau dan berwarna

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu

Dalam suatu perusahaan yang berada di pasar persaingan sempurna, hasil penjualan total dan biaya total pada berbagai tingkat produksi adalah seperti ditunjukkan dalam table di

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO ). Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis

Nilai OR (odds ratio) , yaitu sebesar 26,00 dengan keyakinan interval 95% 4,095-165,095, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara mode adaptif konsep diri

Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal, yang meyakini bahwa ia memiliki kendali atas perisitiwa dalam hidupnya melalui kemampuan ( ability )

Secara keseluruhan dari gambaran jawaban responden terhadap nisbah bagi hasil dengan delapan indikator yang selanjutnya menjadi pertanyaan dalam kuisioner, maka dapat