• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adilita Pramanti Fakultas Ilmu Sosial da (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Adilita Pramanti Fakultas Ilmu Sosial da (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Perempuan Dalam Mengelola Dampak Pencemaran

Sampah di Laut

I. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan. Dengan sekian banyaknya jumlah pulau besar dan ribuan gugusan pulau – pulau kecil, maka Indonesia hampir sebagian wilayahnya merupakan kawasan pesisir. Luasnya lautan Indonesia, tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan wisatawan baik local maupun mancanegara. Namun, selalu ada satu permasalahan yang sering kali kita jumpai saat berkunjung ke kawasan pesisir atau bibir pantai. Keberadaan sampah, seakan menunjukan bahwa luasan kawasan pesisir berbanding terbalik dengan luasan kepedulian masyarakat sekitar dalam mengelola sampah – sampah tersebut. Sehingga, Indonesia juga merupakan salah satu Negara dengan predikat sebagai penghasil sampah terbanyak di lautan. Predikat tersebut didapat dari hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 oleh para peneliti dari Universitas Georgia yang dipimpin oleh Jenna Jambeck. Dari estimasi total 27m juta metric ton (MT) sampah plastic yang diproduksi dari 192 negara di seluruh dunia pada tahun 2010, diperkirakan terdapat antara 4,8 – 12,7 juta MT masuk ke lautan lepas. Indonesia, dalam penelitian tersebut berada dalam posisi nomor dua dibawah tiongkok dan satu peringkat diatas Filipina. Adapun persamaan dari ketika Negara ini adalah merupakan sama- sama Negara berkembang di Asia dengan jutaan penduduk urban serta memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan laut.

(2)

Indonesia, Komunitas Divers Clean Action (DCA) dalam wawancara yang dilakukan oeh sebuah media online, Greeners.co menyebutkan bahwa baru – baru ini mereka berhasil mengangkut sebanyak 64 kilogram sampah dari perairan Pulau pramuka, kepulauan Seribu. Di dalam kedalaman 5 – 15 meter dibawah permukaan laut, mereka bisa menemukan keberadaan berbagai macam jenis sampah rumah tangga mulai dari plastic sachet, botol plastic, sepatu, bahkan kulkas.

Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Kemaritiman, dalam sebuah wawancara dengan media online, Mongabay menjelaskan bahwa keberadaan sampah plastic yang produksinya semakin tinggi di laut Indonesia mengancam kehidupan ikan, mamalia, burung laut dan terumbu karang. Lebih parah lagi, sampah plastic laut telah membanjiri pantai yang indah, tujuan wisata dan bahkan pulau – pulau kecil. Mereka yang terkena dampak negative ekonomi ini adalah penduduk local, karena wisatawan tidak akan kembali mengunjungi tempat – tempat yang penuh dengan sampah plastic. Yang paling berperan, sekaligus merasakan dampak dari adanya pencemaran ekosistem di kawasan pesisir tentu saja masyarakat setempat. Masyarakat di wilayah pesisir, yang identic dengan profesi sebagai nelayan tentu saja membutuhkan keberlangsungan ekosistem yang sehat dan bebas dari pencemaran untuk menunjang kebutuhan hidup sehari – hari. Sampah – sampah anorganik, khususnya di kawasan yang padat penduduk memang merupakan salah satu bentuk pencemaran yang cukup sering terjadi. Bukan hanya mengkhawatirkan, tapi juga merupakan salah satu factor yang paling merusak kehidupan ekosistem di kawasan pesisir.

(3)

termasuk kita. Beliau menjelaskan bahwa sampah plastic yang berasal dari daratan dan dibuang ke lautan, disebabkan oleh pengelolaan sampah yang kurang efektif dan perilaku buruk dari masyarakat di seluruh dunia dalam menangani sampah plastic.

II. Penanggulangan Sampah Sebagai Budaya

Perihal mengenai penanggulangan sampah memang masih seringkali luput dari kebiasaan kita sehari – hari. Sebagai bagian dari masyarakat, sikap pragmatis kita sebagai konsumen adalah enggan memikirkan lebih jauh lagi mengenai kemana perginya sampah – sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Jangankan untuk selalu membawa tas belanja, botol minum atau kotak makan pribadi sebagai pengganti wadah plastic, bahkan untuk sekedar menyimpan bungkus permen di dalam kantong celana atau di dalam tas pun masih dianggap sesuatu yang membuat risih. Sehingga, bungkusan – bungkusan kecil yang seharusnya bisa kita bawa itulah yang kemudian dapat dengan mudah untuk dibuang secara serampangan. Berdasarkan hasil observasi pribadi penulis, perilaku – perilaku sederhana inilah yang sebenarnya menjadi awal dari jumlah sampah yang memenuhi lautan. Ketidakpedulian akan kemana sampah – sampah itu akan berakhir, berawal dari ketidak pekaan kita saat membeli barang konsumsi yang tak ada habisnya.

(4)

III. Perempuan dan Lingkungan

Dalam masyarakat, khususnya di Indonesia perempuan masih berada dalam konteks sebagai pengelola kebutuhan rumah tangga. Perempuan, atau mereka yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga cenderung memiliki wewenang untuk menentukan apa saja yang hendak di konsumsi oleh keluarganya. Dari mulai beragam jenis makanan, pakaian, hingga produk – produk yang berkaitan dengan kebersihan dan sanitasi lainnya. Produk– produk rumah tangga inilah yang kemudian paling banyak ditemukan dalam pemetaan jenis sampah di lautan. Hal ini seolah menunjukan bahwa perempuan sebenarnya memiliki peranan yang cukup besar dalam mengontrol masifnya jumlah sampah rumah tangga yang berpotensi untuk mencemari laut dan kawasan pesisir. “ Perempuan ini agen perubahan untuk individu dan sekitarnya. Perempuan punya potensi untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungnnya,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise pada Seminar Gaya Hidup Hijau yang Mendukung Kesetaraan Gender dan Ramah untuk Anak di acara Indonesia Climate Change Education Forum & Expo 2016, Jakarta Convention Center, Jumat (15 April 2016).

(5)

Bumi adalah perwujudan “ ibu pertiwi”, simbolisasi ini menempatkan kedudukan bumi sebagai kerahiman yang penuh kasih. Ia menjadi pelindung bagi segenap isinya termasuk di dalamnya. Bumi dalam sudut pandang kosmologi timur dipahami berdasarkan prinsip feminism, dimana terjadi suatu hubungan dialektis dan co existence yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan antara penciptaan dan perusakan, penyatuan dan perpecahan menjadi siklus pergerakan dinamis alam semesta. Dalam Shiva (1988:1998) tertulis bahwa dalam filsafat India hubungan tersebut adalah antara Prakiti ( alam ) dan Purusha ( Manusia). Hubungan antara Prakiti dan Purusha saling memelihara dan bukannya terpisah. Berbeda dengan pandangan Barat di era paska pencerahan dan revolusi industry yang memposisikan antara kedua entitas tersebut sebagai sesuatu yang terpisah, bahkan salah satunya berada dalan sisi yang mendominasi pihak lainnya.

Maria Mies (1986 dalam Shiva,1988) menyebutkan bahwa kegiatan perempuan dalam menyediakan pangan sebagai produksi kehidupan merupakan sebuah hubungan yang benar – benar produktif dengan alam. Perempuan tidak hanya mengumpulkan dan mengkonsumsi apa yang tumbuh di alam tapi juga membuat segala sesuatu menjadi tumbuh. Proses pertumbuhan secara organis telah menjadikan perempuan dan alam sebagai mitra yang saling bekerjasama, hal ini menciptakan suatu hubungan khusus antara perempuan dan alam. Ada proses timbal balik ketika perempuan memahami bahwa tubuh mereka produktif, sebagaimana pemahaman mereka atas lingkungan luar. Apa yang mereka ambil dari alam hanya untuk kebutuhan subsisten dan patut diketahui bahwa kaum perempuan adalah pelopor dalam membangun kehidupan. Mereka adalah produsen nafkah pertama yang selanjutnya menjadi awal produksi social dan penciptaan hubungan – hubungan social, yakni masyarakat dan sejarah. Pada pelopornya, kaum perempuan telah menjadi pelaku dalam membangun peradaban umat manusia selama ribuan tahun.

(6)

mereproduksi ekonomi, karena adanya factor – factor dalam kapitalisme modern beserta segala komponennya. Kondisi ini menghilangkan peran produktif perempuan dalam mengelola kehidupan. Menggeser rasionalitas perempuan dari pengelola pangan menjadi konsumen yang tidak sadar akan kapasitasnya dalam mengelola kehidupan.

Bagaimana perempuan dapat kembali menemukan perannya dalam pengelolaan lingkungan dalam ranah konsumen dapat kita pelajari dari apa yang dikatakan oleh Jean Piaget, dalam sebuah artikel “ Gaya Hidup & Konsumen yang Bertanggung Jawab “ , oleh Siti Maemunah menyatakan bahwa jika pengetahuan merupakan hasil konstruksi melalui proses bertindak baik secara fisik ataupun mental terhadap sebuah obyek, gambar dan symbol yang terbangun masa kecil hingga dewasa. Sebagai ibu, perempuan memiliki peranan yang paling strategis dalam membentuk budaya konsumen itu sendiri, bahkan hingga pada pembentukan karakter seseorang. Bagaimana cara seorang anak mengkonsumsi akan berpengaruh dengan cara ia diperkenalkan apakah berbelanja dan menumpuk barang adalah hal yang biasa atau tidak. Menurut Jean piaget, kecerdasan berkembang dari waktu – ke waktu, dimulai sejak bayi.

Annie Leonard, penulis buku The Story of Stuff (2010) mengatakan bahwa kita hanya mendapatkan informasi yang sangat seidkit tentang barang yang kita konsumsi. Tak ada satupun iklan yang menyediakan informasi bagaimana proses hulu hingga hilir barang yang dia iklankan diproduksi, didistribusi, dikonsumsi dan dibuang. Saat kita berjalan menyusuri lorong – lorong puast perbelanjaan, dan kemduian terdorong untuk membeli suatu produk konsumsi yang kita lihat dalam iklan tidak pernah mengarahkan kita untuk mengetahui bagaimana akhir dari kemasan – kemasan tersebut. Membuat kita hanya terfokus pada batasan kebutuhan untuk mengkonsumsi tanpa memikirkan atau bahkan membayangkan bahwa sebenarnya kita juga sedang memproduksi apa yang disebut sampah.

(7)

terhadap produk yang ramah lingkungan atau memberikan edukasi terhadap anak – anak. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Haruki Agustina, Kepala Sub direktorat Sampah dan Daur Ulang Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan. Menurutnya, perempuan dan keluarga berperan untuk mengendalikan lingkungannya, karena 50 persen sampah berasal dari rumah tangga. “ Dengan pemilahan composting akan mengurangi sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) cukup signifikan,” ujarnya.

Sampah organis dapat dimanfaatkan sebagai kompos, sedangkan non organic bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya. Perempuan juga bisa cerdas memilih produk – produk rumah tangga dan konsumsi untuk keluarganya. Misalkan saat berbelanja, memprioritaskan pada produk yang bisa diisi ulang dibandingkan membeli produk dengan kemasan kecil dalam bentuk sachet atau kemasan Styrofoam. Edukasi terhadap keluarga seperti penekanan pada prinsip 3R ( Reuse, Reduce, Recycle) juga berperan penting pada hal tersebut.

Dan terakhir, kembali lagi pada kesadaran sebagai konsumen yang bertanggung jawab adalah sebuah hal penting yang tidak bisa kita remehkan. Membeli barang yang hanya benar – benar kita butuhkan, dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri tanpa bergantung pada daur produksi dan konsumsi di pasaran juga akan berpengaruh pada jumlah sampah – sampah yang akan berakhir di lautan.

(8)

Sumber Pustaka

 John J Macionis, 2012, Sociology,14th Edition

 Perempuan dan Lingkungan : Memahami Bumi Sebagai Kerahiman; Suatu

Upaya Untuk Pulang ke Ibu Pertiwi .

http://readersblog.mongabay.co.id/rb/2016/04/23/perempuan-dan- lingkungan-memahami-bumi-sebagai-kerahiman-suatu-upaya-untuk-kembali-pulang-ke-rahim-ibu-pertiwi/

 Hebatnya perempuan Dalam pengelolaan lingkungan

http://www.mongabay.co.id/2016/04/18/hebatnya-perempuan-dalam-pengelolaan-lingkungan/

 Jika Laut Dipenuhi Sampah, Bagaimana mengatasinya ?

http://www.mongabay.co.id/2015/05/09/jika-laut-dipenuhi-sampah-bagaimana-mengatasinya/

 Sampah Plastik Semakin Ancam Laut Indonesia, Seperti Apa ?

http://www.mongabay.co.id/2017/09/18/sampah-plastik-semakin-ancam-laut-indonesia-seperti-apa/

 Press Release : Perempuan Sebagai Agent of Change Lingkungan hidup

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/58/press-release-kaum-perempuan-sebagai-agent-of-change-lingkungan-hidup

 Divers Clean Action Ajak Penyelam Bebaskan Laut Dari Sampah

http://www.greeners.co/sosok-komunitas/divers-clean-action-ajak-penyelam-bebaskan-laut-sampah/

 Gaya Hidup & Konsumen Yang Bertanggung Jawab

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Oleh karena itu akan dilakukan penelitian membahas persediaan untuk kategori obat keras dan obat bebas di BM PT XYZ Bandung sehingga nantinya dengan mengetahui besarnya

Hal ini terjadi dibanyak negara berkembang termasuk Indonesia, dimana terjadi kesenjangan dalam pengelolaan lingkungan, tingginya permintaan untuk pemakaian

SIMULASI USULAN DESAIN MEJA PENCELUPAN PADA WORKSTATION PEWARNAAN RUMAH BATIK KOMAR MENGGUNAKAN MOTION STUDY ANALYSIS, FINITE ELEMENT ANALYSIS, RAPID UPPER LIMB ASSSESMENT1.

[r]

Atas ide tersebut, penulis berusaha membuat suatu bentuk baru diantaranya jam dari bahan daur ulang dengan pertimbangan souvenir seperti tempat foto dan tempat pinsil telah

Judul : Pengembangan Peralatan Mesin Atching Fericlorida untuk Meningkatkan Efektifitas Proses Pelarutan pada Pembuatan Printed Circuit Board (PCB) (Suatu Upaya Meningkatkan

Menurut keterangan yang aku dapatkan, minyak yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih termasuk minyak mentah, artinya minyak ini masih bisa diproses lebih lanjut menjadi bensin,