• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLS 0804555 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLS 0804555 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan

masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan

dalam pembangunan. Oleh karena itu berbagai program telah dilakukan oleh

pemerintah untuk meningkatkan kualitas masyarakat menjadi sumber daya yang

mampu menunjang kegiatan dan mensukseskan pembangunan. Sumber daya

manusia merupakan factor utama dalam pembangunan bangsa, di samping sumber

daya alam (hayati, non hayati dan non hayati buatan) serta sumber daya ilmu

pengetahuan dan teknologi. Apalagi masyarakat dan bangsa Indonesia kini sedang

memasuki gerbang era globalisasi yang penuh dengan tantangan, kompetitif serta

membutuhkan manusia yang berkualitas tinggi (Sudjana, 2004, hlm. 10)

Namun krisis moneter yang berkepanjangan menjadi hambatan yang tidak

mudah untuk di hadapi, bahkan dewasa ini lebih memepertegas lagi perlunya

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang tangguh,

berwawasan keunggulan, dan terampil dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai

budaya, religi dan konteks lokal.

Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas di harapkan mampu

menghadapi era globalisasi serta merupakan produksi sistem pembangunan

pendidikan nasional yang tangguh. Pembangunan itu sendiri merupakan proses

perubahan dan pertumbuhan yang dilakukan secara sadar, berencana,

berkelanjutan, bersifat multi dimensional mengarah pada modernitas yakni

mampu swasembada dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain serta

merupakan upaya membina bangsa untuk mencapai kesejahteraan yang

dilaksanakan secara serasi, selaras, dan seimbang.

Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas tersebut maka perlu

adanya suatu upaya yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, ada dua hal yang penting dan perlu di

perhatikan secara seksama yaitu seperti yang diungkapkan oleh Emil salim (dalam

(2)

manusia secara fisik mengikuti peningkatan kesehatan dan kesegaran jasmani,

serta meningkatkan kualitas perbaikan gizi masyarakat. Kedua, peningkatan

kualitas sumber daya manusia non fisik ditujukan peningkatan kualitas pendidikan

dan keterampilan, pengembangan mental dan spritual, peningkatan etoskerja dan

yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan kadar produktivitas kerja.

Djudju Sudjana (2004 hlm. 131) mengemukakan bahwa tentang modal itu ada

dalam diri nya sendiri yang tersirat dalam“Human Capital Theory”bahwa

manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subjek baik dalam

upaya meningkatkan taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan

memanfaatkan lingkungannya. Menurut teori ini konsep-konsep pendidikan harus

dirasakan atas anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu meliputi :sikap,

pengetahuan, keterampilan, dan aspirasi.

Dengan perkataan, modal bagi kemajuan manusia tidak berada diluar dirinya

melainkan di dalam dirinya sendiri dan modal itu sendiri adalah pendidikan.

Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu membuat manusia itu berdaya, mampu

meningkatkan kemampuan, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan

agar terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan sehingga dapat hidup dengan

layak dalam kemandirian, keswadayaan, partisipasi serta demokrasi bagi

kehidupan bermasyarakat.

Melihat pada data pengangguran dan kemiskinan di Indonesia yang masih

cukup besar, tentu saja hal ini memerlukan perhatian pemerintah. Jumlah

penganggur terbuka berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2013

sebesar 6,25 juta jiwa dari jumlah angkatan kerja (15 tahun keatas), yaitu

sebanyak 118,19 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja setengah

menganggur sebanyak 10,89 juta jiwa dan bekerja penuh waktu sebanyak 25,92

juta jiwa (Juknis Penyelenggaraan Program PKH 2013:1).

Pada kenyataan tersebut, perlu adanya langkah-langkah yang strategis untuk

dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia agar dapat mengurangi

pengangguran yang nantinya akan berdampak pada kemiskinan. Salah satu

peningkatan sumber daya manusia salah satunya dapat ditempuh melalui

pendidikan. Pendidikan bagi masyarakat khususnya masyarakat yang tidak pernah

(3)

diselenggarakan pada jalur pendidikan luar sekolah, yang di naungi oleh

satuan-satuan pendidikan luar sekolah yang menyelenggarakan kegiatan keaksaraan,

pelatihan, pendidikan anak usia dini, life skill, dan program pelatihan

keterampilan.

Secara yuridis sistem pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang

No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang dinyatakan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memilki kekuatan spiritual keaagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No

20 tahun 2003, Bab II Pasal 3 bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mahaesa,

beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lebih lanjut dijelaskan di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 13

ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas jalur pendidikan formal,

nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Pendidikan tersebut dapat

diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga, pemerintahan, swasta maupun

keluarga. Melalui pendidikan ini, diharapkan masyarakat maupun individu

manusia memperoleh pengetahuan dalam menerima wawasan baru dan kecakapan

hidup dalam meningkatkan harkat hidup manusia baik sebagai pribadi maupun

sebagai anak suku bangsa.

Definisi dan fungsi pendidikan non formal sebagaimana tercantum dalam

undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yaitu:

(4)

Dari penjelasan di atas pendidikan non formal mempunyai fungsi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung semakin

cepat menimbulkan kebutuhan yang beraneka ragam dalam hal peralihan

informasi, pengetahuan, serta keterampilan guna pengembangan potensi peserta

didik dengan menyeimbangkan antara pengetahuan dan keterampilan fungsional.

Usaha pengelolaan program melalui peningkatan dan pembinaan kecakapan

hidup pada saat sekarang ini semakin memerlukan perhatian dan penanganan yang

benar-benar tepat guna dan hasil guna. Salah satu usaha yang dapat dikatakan

sebagai jawaban permasalahan diatas adalah dengan mendirikan berbagai lembaga

pelatihan dan keterampilan. Soebagio Atmodiwiro (2002, hlm. 35)

mendefinisikan pelatihan adalah sebagai proses pembelajaran yang disiapkan agar

pelaksanaan pekerjaan sekarang meningkat serta pelatihan sebagai suatu kegiatan

pendidikan nyang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis diluar

sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan

keterampilan tertentu kepada kelompok, dalam waktu yang yang relatif singkat

dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori, agar

mereka memperoleh pengetahuan, sikap, serta keterampilan dalam memahami dan

melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efektif dan efisien.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sirnagalih Bina Insani merupakan

lembaga yang telah berupaya untuk menjawab permasalahan mengenai kondisi

pemberdayaan masyarakat dengan menyelenggarakan program kelompok bina

usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik.

PKBM Bina Insani mempunyai tujuan agar peserta didik memilki pengetahuan

dan keterampilan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, hal ini sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional bab VI bagian kelima pasal 26 ayat 2 dan 5 bahwa :

“... (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangakan potensi peserta

(5)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program kelompok bina usaha

(KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani merupakan

salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat yang

membutuhkan keterampilan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan taraf

hidupnya.

Di dalam kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft, peserta

didik yang semuanya adalah masyarakat produktif usia 15-45 tahun di bina dan

diberdayakan, mereka diberi pengetahuan membuat berbagai jenis keterampilan

tangan seperti tas, topi, sabuk, sovenir, dan pernak-pernik lainnya. Proses

pembelajaran program kelompok bina usaha (KBU) handycraft merupakan salah

satu usaha untuk pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan minat

wirausaha terhadap masyarakat yang selanjutnya dapat di implementasikan Oleh

masyarakat atau peserta didik menjadi suatu wirausaha sehinnga masyarakat bisa

memainkan perannya sebagai pelaku pembangunan dan membantu perekonomian.

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian

terhadap pengelolaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivsasi

wirausaha peserta didik yang diselenggarakan di PKBM Bina Insani Sirnagalih

Kabupaten Cianjur.

B.Identifikasi masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil observasi Teridentifikasi beberapa

masalah yaitu sebagai berikut

1. Tingkat pengangguran yang tinggi di sekitar daerah kabupaten cianjur.

2. Peserta didik program kelompok bina usaha (KBU) handycraft berlatar

belakang pendidikan sekolah menengah pertama dan putus sekolah.

3. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti program kelompok bina

usaha (KBU) handycraft.

4. kerja sama dengan pihak pemerintah terkait belum memyentuh dalam

pengembangan kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft.

(6)

6. Program PKBM tentang kelompok bina usaha (KBU) handycraft belum cukup

memadai sehingga perlu adanya kerja sama dengan pihak lain seperti KUKM,

koperasi dan lain-lain.

7. Pemasaran dari hasil kegiatan program kelompok bina usaha (KBU)

handycraft belum maksimal.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan

motivasi wirausaha peserta didik yang dilakukan olehPKBM Bina insani ?

2. Bagaimana pelaksanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan

motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani?

3. Bagaimana evaluasi program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi

wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

4. Bagaimana motivasi wirausaha peserta didik program KBU handycraft yang

dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

D.Tujuan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peenliti mempunyai tujuan yang hendak

dicapai yaitu untuk :

1. Untuk Mengetahui perencanaan program KBU handycraft dalam

menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan pkbm

Bina Insani ?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan program KBU handycraft dalam

menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh

PKBM Bina Insani ?

3. Untuk mengetahui evaluasi program KBU handycraft dalam menumbuhkan

motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani

?

4. Untuk mengetahui motivasi wirausaha peserta didik program KBU

(7)

E.Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Secara konseptual hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun konsep

belajar membelajarkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

manusia Indonesia dan memperkaya serta menunjang pendidikan non formal.

2. Secara praktis bagi penyelenggara program, temuan ini dapat dijadikan bahan

informasi untuk pengembangan lebih lajut yang berhubungan dengan

penyelenggraan program KBU Handycraft dalam menumbuhkan motivasi

wirausaha

3. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut

terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

4. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan cakrawala

pandangan serta pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis dalam

pemberdayaan masyarakat melalui program KBU Handycraft dalam

menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik

F. Struktur organisasi Penulisan Skripsi

Merujuk pada buku pedoman karaya tulis ilmiah, UPI (2014, hlm. 25) yang

dijadikan acuan dalam penulisan ini, kemudian dirancang sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan dan pembatasan masalah ,tujuan penelitian, manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan

BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti

konsep pendidikan luar sekolah dan konsep motivasi.

BAB III, Metodologi Penelitian, membahas mengenai metode penelitian, alat

pengumpulan data, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpul data,

prosedur penelitian dan pengolahan data.

BAB IV, Hasil penelitian meliputi gambaran objektif daerah penelitian, gambaran

umum, gambaran responden penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan

(8)

BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan

Referensi

Dokumen terkait

N.B: Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4

Ketentuan lebih lanjut mengenai jalur Pendidikan, Jenis Pendidikan, dan pendirian Satuan Pendidikan jalur formal dan nonformal yang diselenggarakan oleh Masyarakat

baik pengelola perlu ditunjang dengan pengalaman mengelola suatu lembaga. Pendidikan formal maupun nonformal sehingga dari diklat dan pengalaman

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf

Proses belajar terjadi secara terorganisasikan dan diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari

yang dilakukan di luar sistem persekolahan, (2) kegiatan pembelajaran dalam pendidikan non formal merupakan aktivitas yang disengaja dan diorganisasi secara

BHP adalah badan hukum yang menyelenggarakan pendidikan formal, yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah