• Tidak ada hasil yang ditemukan

T IPA 1303044 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T IPA 1303044 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan

pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan

metode penelitian untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2014, hlm.407). Dalam dunia pendidikan, R&D

merupakan suatu proses pengembangan perangkat pembelajaran yang dalam

penelitian kali ini terfokus pada pengembangan bahan ajar menggunakan

metode tertentu yaitu 4S TMD yang terdiri dari berbagai tahapan. Keefektifan

produk pengembangan bahan ajar pada penelitian kali ini diukur

menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditentukan di setiap tahapan.

R&D mengambil temuan-temuan dari berbagai riset dasar dan terapan

kemudian menggunakannya untuk mengembangkan produk yang teruji.

Pengembangan bahan ajar hasil penelitian kali ini dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan peningkatan kualitas pembelajaran IPA terpadu sesuai dengan

tuntutan kurikulum. Bagan mengenai langkah-langkah penggunaan metode

R&D nampak pada Gambar 3.1 (Sugiyono, 2014, hlm. 409). Namun untuk

penelitian kali ini tidak sampai tahapan akhir yang berupa produksi massal.

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D

Pembahasan data hasil penelitian menggunakan metode deskriftif.

(2)

menilai bahan ajar tersebut dari berbagai aspek sehingga

pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah dapat terjawab.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan sebagai sasaran uji coba bahan ajar

yang dikembangkan merupakan dua sekolah SMP yang teridiri dari SMP

swasta di Kota Bandung dan SMP negeri di Kabupaten Bandung. Dua kelas

dipilih dari SMP swasta dan satu kelas dari SMP negeri tersebut.

C. Instrumen Penelitian

Secara umum, instrumen penelitian yang digunakan diantaranya :

1. Tahap Seleksi

Lembar validasi ahli yang mencakup aspek-aspek :

a. Kesesuaian indikator dengan KD

Mengukur kemungkinan ketercapaian KD melalui indikator yang telah

disusun.

b. Kesesuaian indikator dengan konsep

Mengukur kemungkinan ketercapaian indikator melalui konsep yang

telah dipaparkan.

c. Kesesuaian nilai dengan konsep

Mengukur ketepatan pendidikan nilai pada konsep yang telah

dipaparkan.

2. Tahap Strukturisasi

Pada tahap strukturisasi dilakukan validasi struktur makro, peta konsep

dan multipel representasi. Proses validasi dituangkan langsung pada draf

perangkat strukturisasi tersebut tanpa menggunakan instrumen yang

(3)

3. Tahap Karakterisasi

a. Tes rumpang termodifikasi

Tes rumpang merupakan suatu metode yang dirancang untuk melatih

daya tangkap pembaca terhadap pesan penulis dengan jalan memotong

pola bahasa pada bagian-bagian yang dilesapkan (Sulastri, 2014,

hlm.45). Peserta didik dituntut mampu untuk mengisi bagian yang

dirumpangkan. Modifikasi tes terletak pada kata yang dirumpangkan

tersebut. Instrumen tes rumpang yang banyak digunakan dapat

merumpangkan kata yang merupakan konjungsi di dalam kalimat. Pada

tes rumpang termodifikasi, kata yang dirumpangkan berupa konsep

sehingga keterpahaman peserta didik terhadap isi materi lebih terukur.

b. Tes ide pokok

Ide pokok merupakan inti dari sebuah paragraf. Keterpahaman peserta

didik mengenai suatu wacana akan lebih tinggi jika ide pokok dari

setiap paragraf dapat ditemukan. Tes ide pokok menyajikan dua jenis

pertanyaan yaitu mengenai penentuan letak ide pokok pada paragraf

dan penentuan bagian teks ide pokok tersebut.

c. Tes arti kata

Beberapa teks pada wacana mengandung kata-kata yang tidak sering

digunakan dalam keseharian. Penemuan arti dari kata-kata tersebut

dapat menambah keterpahaman peserta didik mengenai isi paragraf.

d. Tes keterpaduan paragraf

Keterpaduan kalimat di dalam paragraf merupakan hal yang penting

agar isi dari paragraf tersebut dapat dipahami. Penemuan kalimat yang

sumbang di dalam paragraf dapat menjadi indikator keterpahaman

peserta didik mengenai isi paragraf.

Bentuk- bentuk butir soal pada uji keterpahaman ini dapat dilihat pada

(4)

Tabel 3.1 terjadi sepanjang gerak benda tersebut. Jika benda tidak bergerak, maka tidak memiliki ____(4)____. Energi kinetik dapat ditransfer dari satu benda ke benda lainnya, seperti pada bola bowling yang mentransfer sebagian energi kepada pin dan membuatnya bergerak.

a. perpindahan c. energi

b. perubahan d. energi kinetik

Tes ide pokok organisme seperti ganggang yang mengambang di atas permukaan lautan yang hangat. Melalui proses fotosintesis, ganggang ini merubah energi matahari menjadi energi kimia yang dibuhtuhkan. Akhirnya ganggang tersebut mati dan tenggelam ke dasar laut dan terkubur di kedalaman laut. Di bawah pengaruh tekanan dan suhu, ganggang yang mati akhirnya berubah menjadi bahan bakar fosil yang disebut minyak bumi. Kemudian minyak bumi tersebut dipompa oleh para ahli. Minyak bumi itu kemudian diolah, salah satunya menjadi bensin yang kemudian dikirim ke kotamu. Ide pokok teks di atas terdapat pada baris ke . . . .

a. satu b. tiga c. enam

Kalimat yang dapat mengungkapkan ide pokok teks tersebut yaitu . . . .

a.pengolahan minyak bumi b.perubahan pada ganggang mati c.penyerapan energi oleh organisme d. energi dihasilkan oleh inti matahari

Tes arti kata Melalui proses fotosintesis, ganggang ini merubah energi matahari menjadi energi kimia yang dibutuhkan. Arti kata yang dicetak miring yaitu . . .

a. proses pencahayaan

b. proses pembentukan makanan c. proses perubahan energi

d. proses yang hanya bisa dilakukan ganggang

Tes

keterpaduan

Energi Potensial

(1)Sebuah benda dapat menyimpan energi dikarenakan

(1) - - -

(6) - - -

(5)

Jenis Tes Butir Soal

paragraf posisinya. (2)Energi tersebut dinamakan energi potensial karena pada posisinya objek tersebut memiliki potensi untuk melakukan usaha.

(3)Energi potensial benda lebih besar ketika berada pada posisi yang lebih tinggi dari permukaan tanah. (4)Energi potensial yang disebabkan oleh posisi yang tinggi dinamakan energi potensial gravitasi. (5)Nilai percepatan gravitasi bumi yaitu 9,8 m/s2. (6)Jumlah energi potensial gravitasi yang dimiliki oleh benda yang berada pada sebuah ketinggian yaitu sama dengan usaha melawan gravitasi yang dilakukan untuk mengangkat benda tersebut. (7)Usaha yang dilakukan sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan benda secara vertikal. (8)Gaya yang dimaksud merupakan gaya berat yang merupakan perkalian massa (m) dengan percepatan gravitasi (g). (9)Maka usaha yang diberikan dalam mengangkat benda sampai ketinggian h yaitu

Lembar penilaian uji kelayakan bahan ajar setelah proses reduksi didaktik

yang terdiri dari komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan

kegrafikaan (BSNP, 2007, hlm.21). Uraian standar kelayakan per

komponen adalah sebagai berikut :

a. Kelayakan isi

1) Kesesuaian materi dengan kurikulum

a) Memuat materi-materi yang terdapat pada Kompetensi Dasar

(KD)

b) Menunjukkan keterpaduan fisika, kimia dan biologi

2) Kebenaran materi

Materi berasal dari sumber yang jelas dan dapat

(6)

3) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik

a) Pemilihan materi disesuaikan dengan perkembangan kognitif

kelas VII SMP

b) Pemilihan materi disesuaikan dengan perkembangan sosial kelas

VII SMP

4) Tujuan pembelajaran

Mencantumkan tujuan pembelajaran

5) Minat peserta didik

a) Mencantumkan keterlibatan siswa

b) Memberikan contoh-contoh kontekstual sesuai keseharian

6) Soal dan latihan

a) Soal diletakkan sesuai dengan indikator materi

b) Soal sesuai dengan target ketercapaian indikator

7) Pendidikan nilai

a) Mengandung variasi nilai-nilai sosial

b) Pengungkapan nilai sesuai dengan materi yang dipaparkan

b. Kebahasaan

1) Keterbacaan

a) Bahasa yang digunakan dinilai akan mudah untuk dipahami

peserta didik

b) Ilustrasi yang digunakan disesuaikan untuk membuat materi

yang dipaparkan dapat dipahami

2) Kesesuaian dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

a) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

b) Penggunaan ejaan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan)

c) Istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar

Bahasa Indonesia

3) Koherensi dan keruntutan alur pikir

a) Adanya keterpautan antar kalimat, antar paragraf di dalam bab

(7)

c) Paragraf yang digunakan kohern (memiliki keterpaduan makna)

dan kohesif (memiliki keterpaduan bentuk)

c. Penyajian

1) Teknik penyajian

a) Urutan materi di dalam subbab sesuai dengan tingkat

kerumitannya

b) Penggunaan istilah, simbol/lambang dilakukan konsisten

c) Ilustrasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan materi

d) Alfabetis dan penggunaan arti kata tepat sesuai dengan materi

e) Disusun sesuai dengan aturan

f) Digunakan sesuai dengan kebutuhan

g) Merangkum keseluruhan isi bab

2) Penyajian pembelajaran

a) Mencantumkan aktivitas yang melibatkan peserta didik

b) Membubuhkan ilustrasi yang membutuhkan pengamatan

c) Memberikan pemaparan yang membuat siswa mampu berfikir

kritis

d) Memberikan pertanyaan yang mendalam pada suatu topik

e) Memberikan instruksi untuk menjawab dan memaparkan hasil

temuan/pengamatan

d. Kegrafikaan

1) Ukuran

Pemilihan ukuran bahan ajar perlu disesuaikan dengan materi isi

bahan ajar dan kekhususan bidang studi serta tingkat pendidikan

peserta didik

2) Desain kover bahan ajar

a) Tata letak kover bahan ajar

i. Adanya keseimbangan antara ukuran tata letak (judul,

pengarang, ilustrasi, logo, dll.) dengan ukuran bahan ajar

(8)

ii. Perbandingan ukuran antara ukuran unsur tata letak

(tipografi, ilustrasi dan unsur pendukung lainnya seperti :

kotak, lingkaran dan elemen dekoratif lainnya proporsional

iii. Dapat memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan

elemen dekoratif lainnya

b) Tipografi Kover Bahan ajar

i. Judul bahan ajar harus dapat memberikan informasi secara

komunikatif tentang materi isi bahan ajar berdasarkan bidang

studi tertentu

ii. Warna judul bahan ajar ditampilkan lebih menonjol daripada

warna latar belakangnya

iii. Secara proporsional disesuaikan dengan ukuran dan marjin

bahan ajar, khusus untuk bagian punggung bahan ajar ukuran

huruf disesuaikan dengan ketebalan bahan ajar

iv. Menggunakan dua jenis huruf agar tidak menggangu

tampilan unsur tata letak lainnya

v. Huruf hias/dekorasi dapat mengurangi tingkat keterbacaan

dan kejelasan dari informasi yang disampaikan

vi. Memiliki konsistensi penampilan antara jenis huruf pada

kover bahan ajar dan isi bahan ajar yang merupakan suatu

kesatuan yang terpadu

c) Ilustrasi Kulit Bahan ajar

i. Dapat dengan cepat memberikan gambaran secara kreatif

tentang materi ajar pada bidang studi tertentu

ii. Secara visual dapat diungkapkan melalui ilustrasi yang

ditampilkan berdasarkan materi ajarnya. (agama, matematika,

sejarah, kimia, biologi, bahasa, dlsb)

iii. Sesuai dengan realitanya sehingga tidak menimbulkan salah

(9)

3) Desain isi bahan ajar

a) Tata Letak Isi Bahan ajar

i. Pemisahan antar paragraf jelas / diberi jarak atau spasi

ii. Mengikuti pola, tata letak yang telah ditetapkan untuk setiap

Bab baru

iii. Memberikan kemudahan dan meningkatkan keterbacaan

susunan teks

iv. Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi

v. Judul bab ditampilkan secara lengkap

vi. Penulisan subjudul dan sub-sub judul disesuaikan dengan

hierarki naskah

vii. Angka halaman urut dan penempatannya sesuai dengan pola

tata letak

viii. Mampu memperjelas materi dengan tampilan yang menarik

sesuai objek aslinya

ix. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan

gambar/ilustrasi dengan ukuran huruf lebih kecil daripada

huruf teks

x. Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar

belakang jangan sampai mengganggu kejelasan,

penyampaian informasi pada teks sehingga dapat

menghambat pemahaman peserta didik

xi. Judul, sub judul, ilustrasi dan keterangan gambar ditempatkan

sesuai dengan pola yang telah ditetapkan sehingga tidak

menimbulkan salah interprestasi terhadap materi yang

disampikan

b) Tipografi Isi Bahan ajar

i. Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak

mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang

disampaikan.

ii. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi

(10)

iii. Ukuran huruf sesuai dengan peserta didik usia kelas VII SMP

iv. Jarak normal yang dapat digunakan antar baris susunan teks

antara 120% - 140 %

v. Menunjukan urutan / hierarki susunan teks secar sistematika

sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat

dibuat dengan perbedaan jenis huruf, ukuran dan variasi

huruf (bold, italic, capital small capital).

vi. Hierarki judul ditampilkan secara proporsional, dan tidak

menggunakan perbedaan ukuran yang terlalu mencolok

c) Ilustrasi Isi Bahan ajar

i. Berfungsi untuk memperjelas materi / teks sehingga mampu

menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada

informasi yang disampaikan

ii. Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak

menimbulkan salah tafsir peserta didik pada objek yang

sesungguhnya

iii. Bentuk dan skala harus realitis yang secara detail dapat

memberikan gambaran tepat bagi peserta didik

iv. Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi isi lainnya

(judul, teks, caption) dalam seluruh halaman

v. Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak

hanya ditampilkan dalam tampak depan serta mampu

memvisualisasikan secara dinamis yang dapat menambah

kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik terhadap

materi pelajaran yang disampaikan

D. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah penelitian dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a. Studi Pustaka yang dilakukan untuk menemukan tema yang tepat yang

(11)

b. Menentukan level kelas yang menjadi sasaran penelitian. Kelas yang

menjadi sasaran adalah kelas VII SMP.

c. Telaah Kurikulum 2013 yang dilakukan untuk menentukan

Kompetensi Inti (KI) dan KD yang dicakup oleh tema yang dipilih. KI

dan KD yang ditelaah adalah pada level kelas VII SMP.

d. Pemilihan instrumen penelitian dilakukan dengan membaca referensi

terkait penyusunan instrumen yang mengacu pada pedoman

penyusunan instrumen bahan ajar yang disusun pemerintah yaitu oleh

Depdiknas dan BSNP. Instrumen kemudian disusun kembali

berdasarkan kebutuhan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi tahapan

yang terdapat di dalam metode 4S TMD (Anwar, 2014, hlm.11-16) :

a. Seleksi

Proses seleksi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengkaji Kompetensi Dasar yang terkait dengan tema yang dipilih

kemudian memetakannya ke dalam tiga disiplin ilmu yang akan

dipadukan. Pemetaan dilanjutkan dengan penyusunan indikator dan

tujuan pembelajaran.

2) Mengumpulkan sumber bahan ajar dari berbagai media mengenai

tema yang telah dipilih.

3) Mengkaji nilai-nilai yang sesuai dengan lingkup kajian materi yang

harus dicapai dalam KD.

4) Mengkompilasikan materi yang telah diseleksi.

5) Melakukan validasi materi menggunakan instrumen validasi yang

telah ditentukan.

6) Menyusun Draf Materi 1 yang merupakan revisi hasil seleksi yang

telah divalidasi.

b. Strukturisasi

Proses strukturisasi meliputi tahapan :

(12)

Struktur makro merupakan rincian bahan ajar yang melibatkan

proposisi yang digunakan guru sebagai acuan urutan penyampaian

materi dalam pembelajaran.

2) Membuat peta konsep

Peta konsep merupakan media yang digunakan guru untuk

keperluan pengorganisasian konsep yang telah dipelajari.

3) Membuat Multipel Representasi

Multipel representasi merupakan pengubahan konsep-konsep di

dalam bahan ajar menjadi sebuah representasi makroskopik,

submikroskopik dan simbolik.

4) Menyusun Draf Materi 2 yang merupakan gabungan antara peta

konsep, struktur makro, multipel representasi beserta draf materi

yang telah tersusun sesuai dengan kelengkapan strukturisasi

tersebut.

c. Karakterisasi

Proses karakterisasi meliputi tahapan :

1) Menyusun instrumen

Instrumen yang disusun yaitu tes rumpang termodifikasi, tes ide

pokok, tes arti kata dan tes keterpaduan paragraf.

2) Melakukan uji coba keterpahaman tahap 1

Dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan

sebelumnya, dapat diketahui karakterstik dari konsep-konsep yang

ada pada bahan ajar di lapangan.

3) Mengidentifikasi konsep yang sulit

Hasil uji coba akan menampakan konsep berdasarkan kriterianya.

Konsep yang sulit merupakan konsep yang abstrak, kompleks dan

rumit. Sedangkan konsep yang mudah merupkan konsep yang

konkret, simpel dan sederhana.

d. Reduksi Didaktik (RD)

(13)

1) Menyusun kisi-kisi reduksi didaktik yang mencantumkan teks asal,

karakter konsep, teks yang telah direduksi dan cara reduksi yang

dipilih.

2) Melakukan reduksi didaktik konsep tahap 1, dengan

mempertimbangkan cara-cara reduksi.

3) Melakukan uji coba keterpahaman tahap 2 dengan menggunakan

instrumen yang telah mengalami reduksi.

4) Melakukan reduksi didaktik tahap 2 untuk mengurangi

kesulitan-kesulitan yang masih muncul pada uji coba keterpahaman tahap 2.

5) Menyusun Draf Materi 3 yang merupakan hasil reduksi didaktik

yang telah tersusun rapi dan siap untuk diuji kelayakannya.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi :

a. Menguji kelayakan bahan ajar (Draf Materi 3).

b. Menganalisis data yang telah diolah dari setiap tahapan.

Pengolahan data telah dilakukan langsung per tahapan. Data yang telah

diolah kemudian dianalisis untuk dipaparkan secara deskriftif.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data untuk menjawab permasalahan penelitian.

Secara lebih rinci, prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang

(14)

Gambar 3. 2 Sumber Bahan Ajar

Mengkaji KI & KD Mengkaji Nilai-nilai

Pengembagan Indikator

Pemilihan Konsep sesuai Indikator

Analisis aspek nilai terkait materi Telaah Kurikulum

Kompilasi Materi

Draf Materi 1

Validasi Materi Instrumen Validasi

Seleksi

Pengolahan & Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

Pembuatan Struktur Makro Pembuatan Peta Konsep Pembuatan Multipel Representasi

Draf Materi 2

Strukturisasi

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Keterpahaman Tahap 1

Identifikasi Konsep Sulit

Karakteristik Konsep

abstrak, kompleks dan rumit

Karakterisasi

Pembuatan kisi-kisi Reduksi Didaktik

Reduksi Didaktik Tahap 1

Draf Materi 3

Reduksi Didaktik

Uji Coba Keterpahaman Tahap 2

Reduksi Didaktik Tahap 1

(15)

E. Rancangan Analisis Data

1. Penilaian Instrumen

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

teknik penyekoran diantaranya :

a. Skor Item Dikotomi

Skor item dikotomi digunakan pada instrumen tahapan seleksi (ya/tidak)

dan tahapan karakterisasi (pilihan ganda). Penyekoran item ini dilakukan

dengan cara memberikan nilai 1 untuk jawaban item positif (ya) dan

jawaban yang benar pada item soal pilihan ganda. Sedangkan item dengan

jawaban negatif (tidak) dan item dengan jawaban yang salah pada item

soal pilihan ganda diberikan nilai 0 (nol). Setiap data kemudian dihitung

persentasinya menggunakan persamaan 3.1 berikut ini.

. . . . . . (3.1)

b. Skor Item Non Dikotomi

Skor item non dikotomi digunakan untuk instrumen uji kelayakan bahan

ajar. Instrumen yang disusun menggunakan Skala Likert. Penilai

menentukan tingkat kelayakan bahan ajar berdasarkan empat pilihan skala.

Skor pada setiap komponen uji kelayakan bahan ajar dihitung

persentasinya dengan menggunakan persamaan 3.2.

... (3.2)

Kemudian rerata persentasi setiap komponen untuk seluruh penilai

dihitung menggunakan persamaan 3.3.

̅

... .... .... .... ... ... .... .... .... ... ... .... ....(3.3)

̅ ∑

Kemudian ditentukan interval persentasi untuk dapat menginterpretasi data

yang diperoleh. Interval persentasi dapat diperoleh menggunakan

(16)

.... ... .... .... .... (3.4)

Karena jumlah pilihan skor skala yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah empat, maka interval interpretasi kelayakan bahan ajar dapat

dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Kategori Kelayakan Bahan Ajar

Rerata Persentasi (%) Kategori

0 – 24,9 Sangat Rendah

25 – 49,9 Rendah

50 – 74,9 Baik

75 – 100 Sangat Baik

2. Penilaian Keterbacaan

Persentasi keterbacaan bahan ajar menurut Rankin dan Chulhane (Sulastri,

2010, hlm.53-54) pada Tabel 3.3 berikut ini

Tabel 3.3

Persentasi Keterbacaan Bahan Ajar

Persentase Perolehan Tingkatan Pembaca

> 60 % Independen (Bebas)

41 - 60 % Instruksional

< 41 % Frustasi (gagal)

Kategori keterbacaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Independen

Bahan ajar kategori independen merupakan bahan ajar yang sudah

mandiri. Penggunaan bahan ajar ini dapat dilakukan secara individu

oleh siswa tanpa bantuan dari guru ataupun instruktur

b. Instruksional

Bahan ajar kategori instruksional merupakan bahan ajar yang

penggunaannya masih membutuhkan bimbingan dari guru / instruktur.

Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami isi bahan ajar dengan

(17)

c. Frustasi

Bahan ajar kategori frustasi merupakan bahan ajar yang gagal dan tidak

dapat digunakan oleh siswa. Hal ini bisa diakibatkan oleh kebahasaan

Gambar

Tabel 3.1 Butir Soal Uji Keterpahaman
Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Dalam hal ini, penulis mencoba menulisnya sebagai karya skripsi dengan judul: ”Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Ganti Rugi Dalam Jaul Beli Tebasan (Studi Kasus

47 Desa Sukamantri Kecamatan Paseh 74 TBM Putra Indonesia Eva Noersyarifah Kampung Rajadesa RT 06/ 05 Desa Cipaku Kecamatan Paseh 75 TBM Nurhasanah Ina Winarni, S.Pdi Kampung Sadang

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa masalah perkawinan dalam adat masyarakat Suku Rote Nusa Tenggara Timur khusunya Kecamatan Rote Barat Laut penentuan nilai

Menyimpulkan dari berbagai saran dan kritik, serta pendapat dari orang-orang yang saya wawancarai, buku ilustrasi prilaku pengguna jalan Jakarta ini akan sangat menarik

Bab II membahas tentang dasar teori yang berkaitan dengan kalender Islam Jawa seperti sistem kalender, tinjauan tentang kalender Hijriyah, kalender Saka dan kalender

Berdasarkan analisis data penelitian, diketahui hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Hubungan antara manusia dengan hewan atau satwa telah berlangsung sejak manusia dan hewan menjejakkan tapak-tapak mereka di planet biru ini. Entah berjuta tahun