BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan
metode penelitian untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2014, hlm.407). Dalam dunia pendidikan, R&D
merupakan suatu proses pengembangan perangkat pembelajaran yang dalam
penelitian kali ini terfokus pada pengembangan bahan ajar menggunakan
metode tertentu yaitu 4S TMD yang terdiri dari berbagai tahapan. Keefektifan
produk pengembangan bahan ajar pada penelitian kali ini diukur
menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditentukan di setiap tahapan.
R&D mengambil temuan-temuan dari berbagai riset dasar dan terapan
kemudian menggunakannya untuk mengembangkan produk yang teruji.
Pengembangan bahan ajar hasil penelitian kali ini dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan peningkatan kualitas pembelajaran IPA terpadu sesuai dengan
tuntutan kurikulum. Bagan mengenai langkah-langkah penggunaan metode
R&D nampak pada Gambar 3.1 (Sugiyono, 2014, hlm. 409). Namun untuk
penelitian kali ini tidak sampai tahapan akhir yang berupa produksi massal.
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D
Pembahasan data hasil penelitian menggunakan metode deskriftif.
menilai bahan ajar tersebut dari berbagai aspek sehingga
pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah dapat terjawab.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan sebagai sasaran uji coba bahan ajar
yang dikembangkan merupakan dua sekolah SMP yang teridiri dari SMP
swasta di Kota Bandung dan SMP negeri di Kabupaten Bandung. Dua kelas
dipilih dari SMP swasta dan satu kelas dari SMP negeri tersebut.
C. Instrumen Penelitian
Secara umum, instrumen penelitian yang digunakan diantaranya :
1. Tahap Seleksi
Lembar validasi ahli yang mencakup aspek-aspek :
a. Kesesuaian indikator dengan KD
Mengukur kemungkinan ketercapaian KD melalui indikator yang telah
disusun.
b. Kesesuaian indikator dengan konsep
Mengukur kemungkinan ketercapaian indikator melalui konsep yang
telah dipaparkan.
c. Kesesuaian nilai dengan konsep
Mengukur ketepatan pendidikan nilai pada konsep yang telah
dipaparkan.
2. Tahap Strukturisasi
Pada tahap strukturisasi dilakukan validasi struktur makro, peta konsep
dan multipel representasi. Proses validasi dituangkan langsung pada draf
perangkat strukturisasi tersebut tanpa menggunakan instrumen yang
3. Tahap Karakterisasi
a. Tes rumpang termodifikasi
Tes rumpang merupakan suatu metode yang dirancang untuk melatih
daya tangkap pembaca terhadap pesan penulis dengan jalan memotong
pola bahasa pada bagian-bagian yang dilesapkan (Sulastri, 2014,
hlm.45). Peserta didik dituntut mampu untuk mengisi bagian yang
dirumpangkan. Modifikasi tes terletak pada kata yang dirumpangkan
tersebut. Instrumen tes rumpang yang banyak digunakan dapat
merumpangkan kata yang merupakan konjungsi di dalam kalimat. Pada
tes rumpang termodifikasi, kata yang dirumpangkan berupa konsep
sehingga keterpahaman peserta didik terhadap isi materi lebih terukur.
b. Tes ide pokok
Ide pokok merupakan inti dari sebuah paragraf. Keterpahaman peserta
didik mengenai suatu wacana akan lebih tinggi jika ide pokok dari
setiap paragraf dapat ditemukan. Tes ide pokok menyajikan dua jenis
pertanyaan yaitu mengenai penentuan letak ide pokok pada paragraf
dan penentuan bagian teks ide pokok tersebut.
c. Tes arti kata
Beberapa teks pada wacana mengandung kata-kata yang tidak sering
digunakan dalam keseharian. Penemuan arti dari kata-kata tersebut
dapat menambah keterpahaman peserta didik mengenai isi paragraf.
d. Tes keterpaduan paragraf
Keterpaduan kalimat di dalam paragraf merupakan hal yang penting
agar isi dari paragraf tersebut dapat dipahami. Penemuan kalimat yang
sumbang di dalam paragraf dapat menjadi indikator keterpahaman
peserta didik mengenai isi paragraf.
Bentuk- bentuk butir soal pada uji keterpahaman ini dapat dilihat pada
Tabel 3.1 terjadi sepanjang gerak benda tersebut. Jika benda tidak bergerak, maka tidak memiliki ____(4)____. Energi kinetik dapat ditransfer dari satu benda ke benda lainnya, seperti pada bola bowling yang mentransfer sebagian energi kepada pin dan membuatnya bergerak.
a. perpindahan c. energi
b. perubahan d. energi kinetik
Tes ide pokok organisme seperti ganggang yang mengambang di atas permukaan lautan yang hangat. Melalui proses fotosintesis, ganggang ini merubah energi matahari menjadi energi kimia yang dibuhtuhkan. Akhirnya ganggang tersebut mati dan tenggelam ke dasar laut dan terkubur di kedalaman laut. Di bawah pengaruh tekanan dan suhu, ganggang yang mati akhirnya berubah menjadi bahan bakar fosil yang disebut minyak bumi. Kemudian minyak bumi tersebut dipompa oleh para ahli. Minyak bumi itu kemudian diolah, salah satunya menjadi bensin yang kemudian dikirim ke kotamu. Ide pokok teks di atas terdapat pada baris ke . . . .
a. satu b. tiga c. enam
Kalimat yang dapat mengungkapkan ide pokok teks tersebut yaitu . . . .
a.pengolahan minyak bumi b.perubahan pada ganggang mati c.penyerapan energi oleh organisme d. energi dihasilkan oleh inti matahari
Tes arti kata Melalui proses fotosintesis, ganggang ini merubah energi matahari menjadi energi kimia yang dibutuhkan. Arti kata yang dicetak miring yaitu . . .
a. proses pencahayaan
b. proses pembentukan makanan c. proses perubahan energi
d. proses yang hanya bisa dilakukan ganggang
Tes
keterpaduan
Energi Potensial
(1)Sebuah benda dapat menyimpan energi dikarenakan
(1) - - -
(6) - - -
Jenis Tes Butir Soal
paragraf posisinya. (2)Energi tersebut dinamakan energi potensial karena pada posisinya objek tersebut memiliki potensi untuk melakukan usaha.
(3)Energi potensial benda lebih besar ketika berada pada posisi yang lebih tinggi dari permukaan tanah. (4)Energi potensial yang disebabkan oleh posisi yang tinggi dinamakan energi potensial gravitasi. (5)Nilai percepatan gravitasi bumi yaitu 9,8 m/s2. (6)Jumlah energi potensial gravitasi yang dimiliki oleh benda yang berada pada sebuah ketinggian yaitu sama dengan usaha melawan gravitasi yang dilakukan untuk mengangkat benda tersebut. (7)Usaha yang dilakukan sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan benda secara vertikal. (8)Gaya yang dimaksud merupakan gaya berat yang merupakan perkalian massa (m) dengan percepatan gravitasi (g). (9)Maka usaha yang diberikan dalam mengangkat benda sampai ketinggian h yaitu
Lembar penilaian uji kelayakan bahan ajar setelah proses reduksi didaktik
yang terdiri dari komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan
kegrafikaan (BSNP, 2007, hlm.21). Uraian standar kelayakan per
komponen adalah sebagai berikut :
a. Kelayakan isi
1) Kesesuaian materi dengan kurikulum
a) Memuat materi-materi yang terdapat pada Kompetensi Dasar
(KD)
b) Menunjukkan keterpaduan fisika, kimia dan biologi
2) Kebenaran materi
Materi berasal dari sumber yang jelas dan dapat
3) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
a) Pemilihan materi disesuaikan dengan perkembangan kognitif
kelas VII SMP
b) Pemilihan materi disesuaikan dengan perkembangan sosial kelas
VII SMP
4) Tujuan pembelajaran
Mencantumkan tujuan pembelajaran
5) Minat peserta didik
a) Mencantumkan keterlibatan siswa
b) Memberikan contoh-contoh kontekstual sesuai keseharian
6) Soal dan latihan
a) Soal diletakkan sesuai dengan indikator materi
b) Soal sesuai dengan target ketercapaian indikator
7) Pendidikan nilai
a) Mengandung variasi nilai-nilai sosial
b) Pengungkapan nilai sesuai dengan materi yang dipaparkan
b. Kebahasaan
1) Keterbacaan
a) Bahasa yang digunakan dinilai akan mudah untuk dipahami
peserta didik
b) Ilustrasi yang digunakan disesuaikan untuk membuat materi
yang dipaparkan dapat dipahami
2) Kesesuaian dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
a) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
b) Penggunaan ejaan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan)
c) Istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia
3) Koherensi dan keruntutan alur pikir
a) Adanya keterpautan antar kalimat, antar paragraf di dalam bab
c) Paragraf yang digunakan kohern (memiliki keterpaduan makna)
dan kohesif (memiliki keterpaduan bentuk)
c. Penyajian
1) Teknik penyajian
a) Urutan materi di dalam subbab sesuai dengan tingkat
kerumitannya
b) Penggunaan istilah, simbol/lambang dilakukan konsisten
c) Ilustrasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan materi
d) Alfabetis dan penggunaan arti kata tepat sesuai dengan materi
e) Disusun sesuai dengan aturan
f) Digunakan sesuai dengan kebutuhan
g) Merangkum keseluruhan isi bab
2) Penyajian pembelajaran
a) Mencantumkan aktivitas yang melibatkan peserta didik
b) Membubuhkan ilustrasi yang membutuhkan pengamatan
c) Memberikan pemaparan yang membuat siswa mampu berfikir
kritis
d) Memberikan pertanyaan yang mendalam pada suatu topik
e) Memberikan instruksi untuk menjawab dan memaparkan hasil
temuan/pengamatan
d. Kegrafikaan
1) Ukuran
Pemilihan ukuran bahan ajar perlu disesuaikan dengan materi isi
bahan ajar dan kekhususan bidang studi serta tingkat pendidikan
peserta didik
2) Desain kover bahan ajar
a) Tata letak kover bahan ajar
i. Adanya keseimbangan antara ukuran tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dll.) dengan ukuran bahan ajar
ii. Perbandingan ukuran antara ukuran unsur tata letak
(tipografi, ilustrasi dan unsur pendukung lainnya seperti :
kotak, lingkaran dan elemen dekoratif lainnya proporsional
iii. Dapat memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan
elemen dekoratif lainnya
b) Tipografi Kover Bahan ajar
i. Judul bahan ajar harus dapat memberikan informasi secara
komunikatif tentang materi isi bahan ajar berdasarkan bidang
studi tertentu
ii. Warna judul bahan ajar ditampilkan lebih menonjol daripada
warna latar belakangnya
iii. Secara proporsional disesuaikan dengan ukuran dan marjin
bahan ajar, khusus untuk bagian punggung bahan ajar ukuran
huruf disesuaikan dengan ketebalan bahan ajar
iv. Menggunakan dua jenis huruf agar tidak menggangu
tampilan unsur tata letak lainnya
v. Huruf hias/dekorasi dapat mengurangi tingkat keterbacaan
dan kejelasan dari informasi yang disampaikan
vi. Memiliki konsistensi penampilan antara jenis huruf pada
kover bahan ajar dan isi bahan ajar yang merupakan suatu
kesatuan yang terpadu
c) Ilustrasi Kulit Bahan ajar
i. Dapat dengan cepat memberikan gambaran secara kreatif
tentang materi ajar pada bidang studi tertentu
ii. Secara visual dapat diungkapkan melalui ilustrasi yang
ditampilkan berdasarkan materi ajarnya. (agama, matematika,
sejarah, kimia, biologi, bahasa, dlsb)
iii. Sesuai dengan realitanya sehingga tidak menimbulkan salah
3) Desain isi bahan ajar
a) Tata Letak Isi Bahan ajar
i. Pemisahan antar paragraf jelas / diberi jarak atau spasi
ii. Mengikuti pola, tata letak yang telah ditetapkan untuk setiap
Bab baru
iii. Memberikan kemudahan dan meningkatkan keterbacaan
susunan teks
iv. Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi
v. Judul bab ditampilkan secara lengkap
vi. Penulisan subjudul dan sub-sub judul disesuaikan dengan
hierarki naskah
vii. Angka halaman urut dan penempatannya sesuai dengan pola
tata letak
viii. Mampu memperjelas materi dengan tampilan yang menarik
sesuai objek aslinya
ix. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan
gambar/ilustrasi dengan ukuran huruf lebih kecil daripada
huruf teks
x. Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar
belakang jangan sampai mengganggu kejelasan,
penyampaian informasi pada teks sehingga dapat
menghambat pemahaman peserta didik
xi. Judul, sub judul, ilustrasi dan keterangan gambar ditempatkan
sesuai dengan pola yang telah ditetapkan sehingga tidak
menimbulkan salah interprestasi terhadap materi yang
disampikan
b) Tipografi Isi Bahan ajar
i. Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak
mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang
disampaikan.
ii. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi
iii. Ukuran huruf sesuai dengan peserta didik usia kelas VII SMP
iv. Jarak normal yang dapat digunakan antar baris susunan teks
antara 120% - 140 %
v. Menunjukan urutan / hierarki susunan teks secar sistematika
sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat
dibuat dengan perbedaan jenis huruf, ukuran dan variasi
huruf (bold, italic, capital small capital).
vi. Hierarki judul ditampilkan secara proporsional, dan tidak
menggunakan perbedaan ukuran yang terlalu mencolok
c) Ilustrasi Isi Bahan ajar
i. Berfungsi untuk memperjelas materi / teks sehingga mampu
menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada
informasi yang disampaikan
ii. Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir peserta didik pada objek yang
sesungguhnya
iii. Bentuk dan skala harus realitis yang secara detail dapat
memberikan gambaran tepat bagi peserta didik
iv. Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi isi lainnya
(judul, teks, caption) dalam seluruh halaman
v. Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak
hanya ditampilkan dalam tampak depan serta mampu
memvisualisasikan secara dinamis yang dapat menambah
kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik terhadap
materi pelajaran yang disampaikan
D. Prosedur Penelitian
Langkah – langkah penelitian dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Studi Pustaka yang dilakukan untuk menemukan tema yang tepat yang
b. Menentukan level kelas yang menjadi sasaran penelitian. Kelas yang
menjadi sasaran adalah kelas VII SMP.
c. Telaah Kurikulum 2013 yang dilakukan untuk menentukan
Kompetensi Inti (KI) dan KD yang dicakup oleh tema yang dipilih. KI
dan KD yang ditelaah adalah pada level kelas VII SMP.
d. Pemilihan instrumen penelitian dilakukan dengan membaca referensi
terkait penyusunan instrumen yang mengacu pada pedoman
penyusunan instrumen bahan ajar yang disusun pemerintah yaitu oleh
Depdiknas dan BSNP. Instrumen kemudian disusun kembali
berdasarkan kebutuhan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi tahapan
yang terdapat di dalam metode 4S TMD (Anwar, 2014, hlm.11-16) :
a. Seleksi
Proses seleksi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mengkaji Kompetensi Dasar yang terkait dengan tema yang dipilih
kemudian memetakannya ke dalam tiga disiplin ilmu yang akan
dipadukan. Pemetaan dilanjutkan dengan penyusunan indikator dan
tujuan pembelajaran.
2) Mengumpulkan sumber bahan ajar dari berbagai media mengenai
tema yang telah dipilih.
3) Mengkaji nilai-nilai yang sesuai dengan lingkup kajian materi yang
harus dicapai dalam KD.
4) Mengkompilasikan materi yang telah diseleksi.
5) Melakukan validasi materi menggunakan instrumen validasi yang
telah ditentukan.
6) Menyusun Draf Materi 1 yang merupakan revisi hasil seleksi yang
telah divalidasi.
b. Strukturisasi
Proses strukturisasi meliputi tahapan :
Struktur makro merupakan rincian bahan ajar yang melibatkan
proposisi yang digunakan guru sebagai acuan urutan penyampaian
materi dalam pembelajaran.
2) Membuat peta konsep
Peta konsep merupakan media yang digunakan guru untuk
keperluan pengorganisasian konsep yang telah dipelajari.
3) Membuat Multipel Representasi
Multipel representasi merupakan pengubahan konsep-konsep di
dalam bahan ajar menjadi sebuah representasi makroskopik,
submikroskopik dan simbolik.
4) Menyusun Draf Materi 2 yang merupakan gabungan antara peta
konsep, struktur makro, multipel representasi beserta draf materi
yang telah tersusun sesuai dengan kelengkapan strukturisasi
tersebut.
c. Karakterisasi
Proses karakterisasi meliputi tahapan :
1) Menyusun instrumen
Instrumen yang disusun yaitu tes rumpang termodifikasi, tes ide
pokok, tes arti kata dan tes keterpaduan paragraf.
2) Melakukan uji coba keterpahaman tahap 1
Dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan
sebelumnya, dapat diketahui karakterstik dari konsep-konsep yang
ada pada bahan ajar di lapangan.
3) Mengidentifikasi konsep yang sulit
Hasil uji coba akan menampakan konsep berdasarkan kriterianya.
Konsep yang sulit merupakan konsep yang abstrak, kompleks dan
rumit. Sedangkan konsep yang mudah merupkan konsep yang
konkret, simpel dan sederhana.
d. Reduksi Didaktik (RD)
1) Menyusun kisi-kisi reduksi didaktik yang mencantumkan teks asal,
karakter konsep, teks yang telah direduksi dan cara reduksi yang
dipilih.
2) Melakukan reduksi didaktik konsep tahap 1, dengan
mempertimbangkan cara-cara reduksi.
3) Melakukan uji coba keterpahaman tahap 2 dengan menggunakan
instrumen yang telah mengalami reduksi.
4) Melakukan reduksi didaktik tahap 2 untuk mengurangi
kesulitan-kesulitan yang masih muncul pada uji coba keterpahaman tahap 2.
5) Menyusun Draf Materi 3 yang merupakan hasil reduksi didaktik
yang telah tersusun rapi dan siap untuk diuji kelayakannya.
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi :
a. Menguji kelayakan bahan ajar (Draf Materi 3).
b. Menganalisis data yang telah diolah dari setiap tahapan.
Pengolahan data telah dilakukan langsung per tahapan. Data yang telah
diolah kemudian dianalisis untuk dipaparkan secara deskriftif.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data untuk menjawab permasalahan penelitian.
Secara lebih rinci, prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang
Gambar 3. 2 Sumber Bahan Ajar
Mengkaji KI & KD Mengkaji Nilai-nilai
Pengembagan Indikator
Pemilihan Konsep sesuai Indikator
Analisis aspek nilai terkait materi Telaah Kurikulum
Kompilasi Materi
Draf Materi 1
Validasi Materi Instrumen Validasi
Seleksi
Pengolahan & Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan Struktur Makro Pembuatan Peta Konsep Pembuatan Multipel Representasi
Draf Materi 2
Strukturisasi
Penyusunan Instrumen
Uji Coba Keterpahaman Tahap 1
Identifikasi Konsep Sulit
Karakteristik Konsep
abstrak, kompleks dan rumit
Karakterisasi
Pembuatan kisi-kisi Reduksi Didaktik
Reduksi Didaktik Tahap 1
Draf Materi 3
Reduksi Didaktik
Uji Coba Keterpahaman Tahap 2
Reduksi Didaktik Tahap 1
E. Rancangan Analisis Data
1. Penilaian Instrumen
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
teknik penyekoran diantaranya :
a. Skor Item Dikotomi
Skor item dikotomi digunakan pada instrumen tahapan seleksi (ya/tidak)
dan tahapan karakterisasi (pilihan ganda). Penyekoran item ini dilakukan
dengan cara memberikan nilai 1 untuk jawaban item positif (ya) dan
jawaban yang benar pada item soal pilihan ganda. Sedangkan item dengan
jawaban negatif (tidak) dan item dengan jawaban yang salah pada item
soal pilihan ganda diberikan nilai 0 (nol). Setiap data kemudian dihitung
persentasinya menggunakan persamaan 3.1 berikut ini.
. . . . . . (3.1)
b. Skor Item Non Dikotomi
Skor item non dikotomi digunakan untuk instrumen uji kelayakan bahan
ajar. Instrumen yang disusun menggunakan Skala Likert. Penilai
menentukan tingkat kelayakan bahan ajar berdasarkan empat pilihan skala.
Skor pada setiap komponen uji kelayakan bahan ajar dihitung
persentasinya dengan menggunakan persamaan 3.2.
... (3.2)
Kemudian rerata persentasi setiap komponen untuk seluruh penilai
dihitung menggunakan persamaan 3.3.
̅
∑ ... .... .... .... ... ... .... .... .... ... ... .... ....(3.3)̅ ∑
Kemudian ditentukan interval persentasi untuk dapat menginterpretasi data
yang diperoleh. Interval persentasi dapat diperoleh menggunakan
.... ... .... .... .... (3.4)
Karena jumlah pilihan skor skala yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah empat, maka interval interpretasi kelayakan bahan ajar dapat
dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Kategori Kelayakan Bahan Ajar
Rerata Persentasi (%) Kategori
0 – 24,9 Sangat Rendah
25 – 49,9 Rendah
50 – 74,9 Baik
75 – 100 Sangat Baik
2. Penilaian Keterbacaan
Persentasi keterbacaan bahan ajar menurut Rankin dan Chulhane (Sulastri,
2010, hlm.53-54) pada Tabel 3.3 berikut ini
Tabel 3.3
Persentasi Keterbacaan Bahan Ajar
Persentase Perolehan Tingkatan Pembaca
> 60 % Independen (Bebas)
41 - 60 % Instruksional
< 41 % Frustasi (gagal)
Kategori keterbacaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Independen
Bahan ajar kategori independen merupakan bahan ajar yang sudah
mandiri. Penggunaan bahan ajar ini dapat dilakukan secara individu
oleh siswa tanpa bantuan dari guru ataupun instruktur
b. Instruksional
Bahan ajar kategori instruksional merupakan bahan ajar yang
penggunaannya masih membutuhkan bimbingan dari guru / instruktur.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami isi bahan ajar dengan
c. Frustasi
Bahan ajar kategori frustasi merupakan bahan ajar yang gagal dan tidak
dapat digunakan oleh siswa. Hal ini bisa diakibatkan oleh kebahasaan