• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Cerpen Mini www.kurikulum pendidikan1.blogspot.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Cerpen Mini www.kurikulum pendidikan1.blogspot.com"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Ingin Berubah

Penulis Cerpen : Sofie

Kategori : Cerpen Mini (Flash) (1.000 kata)

Lengkap sudah keburukan yang sudah dimiliki laki-laki jangkung berkulit putih itu. Semua kebiasaan buruk sudah ia lakukan dan dicobanya. Terutama jadi rampok, jambret, pecandu narkoba, judi, minum-minuman keras, dan main perempuan setiap malam. Akan tetapi laki-laki ini mendadak ingin berubah ketika ia jatuh cinta kepada seorang wanita sholehah. Dia merasa malu ketika melihat gadis itu. Ya, laki-laki itu bernama Andre Bastian. Cowok ini masih tergolong muda. Umurnya baru menginjak 21 tahun. Cowok ini menjadi berandalan sejak kedua orangtuanya kecelakaan di luar kota. Sifatnya menjadi keras kepala, susah diatur, dan bertindak seenaknya sendiri. Andre anak tunggal dari kedua orangtuanya. Andre mendapatkan semua aset warisan dari orangtuanya. Tapi anak ini memang sudah berubah. Semua perusahaan Papanya dijual. Semua barang milik yang diwariskan olehnya habis untuk berjudi dan mabuk-mabukan.

Andre berjalan sambil terhuyung-huyung karena terlalu banyak minum. Ia berjalan ditengah jalan. Semua orang yang berlalu lalang di jalan terheran-heran melihatnya.

"Hei cantik? Sendirian aja nih? Boleh gue temenin nggak?" ucapnya sambil menyentuh dagu cewek yang duduk menunggu angkutan. Serentak cewek itu berdiri.

"Maaf, Mas. Saya buru-buru." kata gadis lalu berdiri meninggalkannya. Andre menyahut lengannya tanpa ampun.

"Eh, mau kemana non, ikut gue yuk? Pasti enak." ajaknya sedikit merayu.

"Nggak! Saya nggak mau." teriak gadis itu sambil menepis pegangan tangan itu. Karena terlalu keras cengkeraman Andre ke tangannya. Gadis menggigit lengan Andre. Andre mengerang kesakitan. Sedangkan gadis berlari sekeras-kerasnya mencari bantuan.

"Dasar cewek sialan!" umpatnya sambil memegangi lengan yang membekas gigitan gadis itu.

KLONTANG!

Andre menendang kaleng tergeletak di jalan. Tubuhnya semakin kurus, obat-obatan yang ia minum itu sudah menyerang tubuhnya. Matanya cekung, mukanya pucat. Tak ada alasan untuk hidup.

Sesaat mata Andre menangkap sosok wanita yang begitu anggun, manis, sholehah. Mata Andre tak berkedip sekali pun. Bayangannya tertuju pada gadis di seberang sana.

"Wahai gadis yang mulia. Bolehkah aku mengenalmu?" ucapnya lirih sambil memandangnya. Andre mengucek-ngucek matanya memastikan gadis masih ada. Dan ternyata gadis itu sudah menghilang. "Oh, tidaaaaakk!" gumamnya dalam hati.

"Siapa gadis itu? Cantik sekali, benar-benar sempurna. Pecfect."

Malam harinya...

Andre membuka pintu rumah dengan kasar. Dilantai, meja, dan disofa semuanya berceceran sampah bekas berjudi kemaren. Bahkan botol-botol masih tergeletak meja. Andre membanting pantatnya disofa dengan kasar.

(2)

Rumah Andre tampak tidak terawat. Semua pembantu dirumahnya tidak betah melihat tingkah lakunya yang seperti ini. Toh semua sudah bangkrut. Hanya rumah satu-satunya yang Andre miliki. Rumah itu nampak sunyi senyap. Kedua orangtuanya di alam baka pasti sedih melihat anak laki-laki satu-satu mereka berubah menjadi seperti ini.

Andre menggeletakkan jaketnya di kasur. Anak ini memang jorok. Semua pakaiannya jarang dicuci. Ya maklumlah, anaknya seperti itu.

Pagi ini Andre masih meringkuk di kasur tempat tidur. Ia membuka mata sebentar. Kepala terasa pusing, mungkin karena terlalu banyak minum, mulutnya berbau alkohol. Andre segera bangkit dan mulai pergi keluyuran entah kemana tidak jelas. Yang penting tidak pernah duduk dirumah. Hanya kalau malam tidur dan paginya pergi lagi. Kecuali, teman-teman segengnya main ke rumah dan bersenang-senang di main remi.

"Hah? Itu gadis yang gue liat kemaren." ucapnya sambil memelototi gadis itu takut kehilangan jejak yang kedua kalinya.

Andre berjalan menghampiri gadis itu yang sedang berbelanja di pasar. "Hai," sapanya malu.

"Iya. Assalamualaikum?"

Andre tidak bisa menjawab sambutan salam dari gadis itu. "Nama kamu siapa?" ucapnya sambil mengulurkan tangan. Gadis itu menolak uluran tangannya.

"Maaf, bukan muhrim. Nama saya Aini." "Oow, Aini."

"Ya udah saya harus buru-buru pulang. Nanti ibu saya nyariin. Assalamualaikum?"

Lagi-lagi Andre tidak bisa menjawabnya. Ya iyalah, artinya apa juga dia nggak tahu. Maklum anak berandalan kekurangan kasih sayang kedua orangtuanya.

Gadis itu berlalu meninggalkannya. Andre sempat mencuri pandangan kepada gadis itu. Lalu dengan mengendap-endap Andre mengikutinya dari belakang.

"Assalamualaikum Ibu," sapa gadis ketika berada didepan pintu. Pintu segera dibuka dari dalam.

"Walaikum salam."

"Andre yang memerhatikan hanya garuk-garuk kepala karena bingung.

"As...sa...lam.... Mu....mu...alai...kum." ucapnya terbata meniru ucapan Aini. "Apa maksud kata-kata aneh itu? Kenapa gadis sering menyebutnya? Aneh." *

Pagi-pagi buta ini Aini dikejutkan dengan kedatangan Andre yang sudah nangkring di teras rumah. Aini membuka pintu terkejut melihat penampilan Andre yang awut-awutan.

"Assalamualaikum? Maaf anda siapa, ya?" tanyanya kebingungan. Andre segera berbalik ke arah Aini. Mulut Aini menganga lebar. "Astagfirullahal'adzim. Kamu? Ngapain ada di sini?"

"Kamu belum tahu nama gue, kan. Kemaren lo buru-buru pulang sih. Nama gue Andre." "Astaga, Andre. Ada perlu apa kamu kemari?"

"Gue cuma mau bilang, kalo gue suka sama lo sejak pertama gue liat lo."

(3)

"Oke, aku akan ngebuktiin ke elo kalau gue bener-bener suka sama lo dan gue akan berubah demi mendapatkan cinta lo."

"Maaf, kita bukan muhrim. Silahkan kamu pergi dari sini. Assalamualaikum." potong Aini menutup pintunya.

Andre berbalik dan berjalan menjauh dari rumah itu. *

Andre berusaha menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang ia lakukan setiap harinya. Bahkan ia sempat nolak ajakan oleh teman-temannya mengkonsumsi ganja, berjudi, minum-minuman, menjabret, ngegodain cewek-cewek di luar, bahkan semua tindikan-tindikan yang memenuhi wajah, hidung, lidah dan telinganya di lepas, tato-tato di badannya bersih dihapus, rambutnya dipangkas dengan rapi, dan cara berpakaiannya di rubah. Andre terlihat punya semangat hidup ketika ia direhap. Sekarang ia sering ikut pengajian di masjid, belajar mengaji bersama Pak ustad, dan menaati peraturan agama. Andre sudah terlihat cowok yang diinginkan Aini. Ia segera menghambur ke rumah gadis pujaan hatinya.

"Assalamualaikum, Aini?" sapanya ketika Aini membukakan pintu untuknya. Aini melongo melihat. Dilihat dari atas ke bawah.

"Waalaikumsalam. Maaf anda siapa? Ada perlu apa datang kemari?" jawab Aini melihat tak berkedip. Subhanallah..." gumam Aini dalam hati.

"Hei, udah lupa sama aku ya? Aku Andre, sekarang aku datang memenuhi janjiku ke kamu." "Andre? Cowok yang berandalan itu, menjadi setampan ini?"

"Iya. Aku Andre anak berandalan kemaren yang kenalan sama kamu." "Astaga. Jadi kamu menempati janjimu ke aku? Alhamdulilah..."

"Gimana sekarang udah percaya kan, kalo aku sudah berubah 100% sesuai keinginanmu? Ingat masih ada satu lagi, aku sekarang bisa mengaji lo." ucap Andre sumringah.

"Benarkah? Subhanallah. Makasih kamu udah menuruti apa yang aku inginkan." "Sekarang kamu percaya sama aku kan, kalo aku sangat cinta dan sayang kamu?"

Aini mesem-mesem ketika tangan Andre memegang kedua tangannya.

"Siapa Ni, kok nggak disuruh masuk?" seru Ibu Aini keluar pintu. "Astagfirullahal'adzim. Apa yang kalian lakukan?" ucapnya panik.

"Maaf, Bu. Saya mencintai anak Ibu, dan saya bisa berubah menjadi seperti karna perintah anak Ibu."

"Benarkan itu, Aini?" tanya Ibu Aini sambil memandang penuh arti. "Benar Ibu."

"Aini, maukah kamu jadi istriku?"

Aini menoleh kepada Ibunya seolah meminta dukungan.

Andre berlutut di bawah Ibu Aini. Aini menganga ketika melihatnya. "Bu, Ibu merestui hubungan kami, kan?"

"Berdirilah, Nak. Kalau Ibu merestui, semua keputusan ada di tangan Aini." Andre kembali memandang Aini penuh harap.

"Gimana? Kamu mau, kan?" Aini mengangguk.

"Mau."

Referensi

Dokumen terkait