• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas sebagai salah satu jenis pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan dalam sistem kesehatan nasional, khususnya sistem upaya kesehatan. Bahwa penyelenggaraan puskesmas ditata ulang untuk meningkatkan aksebilitas,keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat serta mensukseskan program jaminan sosial nasional.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan dipuskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :

a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat

b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. hidup dalam lingkungan sehat,dan

(2)

2.1.2 Tujuan dan Tugas Puskesmas

1. Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :

a. Memiliki prilaku sehat yang meliputi kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat

b. Mampu menjangkau pelayan kesehatan bermutu c. Hidup dalam lingkungan yang sehat, dan

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (PMK RI, 2014)

2. Tugas Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat (PMK RI, 2014)

2.1.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi: a. Paradigma sehat

b. Pertanggung jawaban wilayah c. Kemandirian masyarakat d. Pemerataan

e. Teknologi tepat guna

(3)

2.1.4 Organisasi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Organisasi puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas.

Organisasi puskesmas meliputi : a. Kepala Puskesmas

Kepala puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dipuskesmas b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya

sistem informasi puskesmas dan kepegawaian

c. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat yang membawahi:

1. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS 2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan KIA-KB 4. Pelayanan gizi

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium, yang membawahi beberapa kegiatan yaitu :

1. Pelayanan pemeriksaan umum 2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3. Pelayanan KIA/KB

4. Pelayanan gawat darurat 5. Pelayanan gizi

(4)

7. Pelayanan persalinan 8. Pelayanan kefarmasian 9. Pelayanan laboratorium

e. Penanggung jawab jaringan pelayan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang membawahi :

1. Puskesmas pembantu 2. Puskesmas keliling 3. Bidan desa

2.2 Kepemimpinan

2.2.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan motivasi, komunikasi dan hubungan antar manusia, seseorang pemimpin harus memotivasi dirinya sendiri dan orang lain agar mau bekerja dengan mencapai tujuan. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dan mampu berhubungan manusiawi dengan orang lain (human relations) dengan baik dan lebih mudah mempengaruhi dan menggerakkan orang lain sesuai keinginannya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki (Ali, 2010)

Tanpa kepemimpinan yang baik, sulit bagi seseorang pemimpin menjalankan fungsi manajemen dengan mestinya. Perencanaan yang baik, organisasi yang memadai, anggaran yang besar, sarana dan pra sarana yang lengkap belum menjamin bahwa akan diperoleh hasil kegiatan yang diinginkan. (Ali, 2010)

(5)

prestasi tinggi bagi mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui banyak hal, bersifat energik dan merasa ditantang oleh problem-problem yang sulit dipecahkan oleh mereka. Seseorang pemimpin menggugah keinginan seseorang untuk melaksanakan suatu hal. Ia menunjukkan arah yang harus ditempuh dan ia membina anggota-anggota kelompok ke arah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok.

Tiga komponen dalam kepemimpinan yaitu: a. Pengaruh

Kepemimpinan adalah pengaruh,dimana kepemimpinan terjadi karena adanya proses pengaruh. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang diinginkan

b. Legitimasi

Kepemimpinan adalah legitimasi, dimana legitimasi merupakan pengakuan/pengukuhan atau pengesyahan kedudukan pemimpin,dan legitimasi juga merupakan posisi formal dari kekuasaan (power) dalam organisasi. Pemimpin yang memiliki legitimasi institusional atau legitimassi personal dapat mempengaruhi atau memerintah bawahan/pengikut dan bawahan/pengikut rela dipengaruhi dan diperintah oleh pemimpin yang memiliki legitimasi. Bawahan/pengikut melaksanakan perintah dengan baik. c. Tujuan

(6)

keseimbangan antara tujuan organisasi dengan keinginan bawahan/pengikut dari hasil yang menyenangkan agar lebih bergairah untuk bekerja (Soekarso,2015)

Dalam organisasi, pemimpin terbagi dalam tiga strata utama yakni:

1. Top manager : yang tekanan tugasnya pada pelaksanaan administrasi dalam menyusun rencana,policy dan laporan terdiri dari pada direksi

2. Middle manager : eksekutif pelaksanaan rencana dan policy organisasi terdiri dari para kepala bagian

3. Low manager : eksekutif dilapangan yang terdiri dari kepala-kepala unit pelaksana,para pengawasan dilapangan (Ardana dkk, 2012)

2.2.2. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan relasi dan pengaruh antara pimpinan dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin. Kepemimpinan dapat berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian tujuan tertentu. Dengan begitu pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau organisasi. Maka keberadaan pemimpin itu selalu ada ditengah-tengah kelompoknya (bawahan) (Kartono, 2010)

(7)

diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok atau organisasi nya.

Menurut Kartono (2010) fungsi kepemimpinan adalah usaha untuk memandu, menuntun, memimpin, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi kerja yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan yang telah ditetapkan.

Fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok atau sosial mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok atau organisasi berjalan lebih baik atau efektif, persetujuan dengan kelompok lain (Soekarso,2015).

Menurut Hasibuan dalam buku Soekarso (2015) mengemukakan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain sebagai berikut :

1. Pengambilan Keputusan

(8)

berlaku. Seorang pemimpin mempunyai keberanian dala mengambil keputusan, karena yang bersangkutan:

a. Mengetahui seluk-beluk pekerjaan yang ditanganinya

b. Mempunyai wawasan dan teknik analisis yang tinggi dan sudah terlatih menghadapi masalah

c. Memahami benar hal-hal yang menjadi sasaran unit kerjanya.

d. Memahami secara lebih mendalam kareakter yng dimiliki oleh para bawahannya

e. Memahami tatahubungan organisasi yang dipimpinnya dengan lingkungan sekitarnya

f. Memahami segala peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan materi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan (Sutrisno, 2009)

2. Pengarahan

Suatu kegiatan yang dilakukan pimpinan untuk mengarahkan, menggerakkan dan memberikan bimbingan kepada bawahan untuk melaksanakan pekerjaan. Fungsi ini merupakan fungsi pengarhan kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapat tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Oleh karena itu fungsi ini lebih menekankan tentang bagaimana mengarahkan dan menggerakkan semua petugas untuk mencapai tujuan yang disepakati.

Tujuannya :

(9)

c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

d. Mengusahan suasana lingkungan kerja dinamis yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja (Sutrisno, 2009)

3. Pendelegasian

Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab (Kartono, 2010)

(10)

wewenang kepada pihak yang diberi tugas, agar mereka mempunyai dasar hukum untuk melakukan tugas itu. Tujuan pendelegasian sebagai berikut :

a. Agar pemimpin lebih dapat memusatkan pemikirannya pada tugas-tugas pokok saja

b. Agar tugas yang tepat dikerjakan oleh orang yang lebih tepat sesuai dengan keahliannya.

c. Agar semua pekerjaan berjalan lancar,tanpa tergantung pada kehadiran pimpinan

d. Untuk lebih dapat mengembangkan potensi dn kemampuan para bawahan e. Tiap pekerjaan dapat diselesaikan pada jenjang waktu yang tepat,sehingga

dapat ditangani lebig cepat

f. Dalam rangka mendidik dan melatih para bawahan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan seorang pemimpin dalam mendelegasikan, adalah:

a. Sebagian tugas dan wewenang

b. Tetapkan batas-batas tugas yang didelegasikan

c. Yang menerima delegasi harus lah orang yang tepat baik fisik maupun kemampuannya.

d. Pendelegasian harus diikuti dengan pemberian motivasi

e. Bimbinglah yang diberi delegasi wewenang, sehingga ia mengerti dan paham apa yang didelegasikan

(11)

g. Meminta laporan pelaksanaan tugas yang didelegasikan secara periodik (Sutrisno, 2009)

4. Motivator

Sebagaimana yang telah dijabarkan pada konsep tentang motivasi yang tersebut diatas bahwa seorang pemimpin harus dapat sebagai motivator yang mana seorang pemimpin dapat mendorong bawahannya atau memberikan motif untuk dapat melakukan sesuai yang kita inginkan dengan cara memenuhi kebutuhannya guna mencapai tujuan yang kita harapkan.

5. Pengawasan

Kegiatan pemimpin untuk menilai pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangan dapat dideteksi secara dini, dicegah dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan bertujuan agar efisien petugas lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas petugas untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.

Menurut Sulaiman (2011) mengartikan pengawasan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasui dipergunakan dengan cara paling efisien dan efektif dalam pencapian tujuan-tujuan organisasi.

(12)

Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.

Tugas pemimpin dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut :

1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh petugas dan hasilnya mudah diukur. Misalnya menepati jam kerja tugas-tugas yang diberikan selalu dapat diselesaikan tepat waktu

2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tanpa pengawasan atau pengawasan yang lemah,berbagai penyalahgunaan wewenang akan terjadi

3. Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua petugas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, petugas akan dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmennya terhadap kegiatan program sehingga penerapan standar pengawasan akan dapat dilakukan secara lebih objektif (Muninjaya, 2004)

6. Pengendalian

Fungsi ini cenderung bersifat komunisasi dua arah, meskipun tidak mustahil

untuk dilakukan dengan cara komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian berasumsi

bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya

secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi

pengendalian, pemimpin dalam mewuujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pimpinan harus

(13)

organisasinya. Dengan melakukan kegitan tersebut berarti pemimpin berusaha

mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam

melaksanakan beban kerja atau perintah dari pemimpinnya. Seluruh fungsi

kepemimpinan tersebut di atas di selenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara

integral. Aktivitas atau kegiatan kepemimpinan yang bersifat integral itu,

pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut:

a. Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja yang menjadi keputusan

yang konkrit untuk dilaksanakan, sesuai dengan prioritasnya masing-masing.

Keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan

kelompok/organisasi, agar jelas pula sumbangannya bila diwujudkan menjadi

kegiatan di dalam atau diluar organisasi.

b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusannya menjadi

instruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakannya

(Kartono, 2010)

2.2.3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah pola prilaku spesifik yang ditampilkan oleh pimpinan dalam upaya mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan organisasi atau kelompoknya (Sulaiman, 2011)

Gaya kepemimpinan seseorang berbeda dengan lainnya karena gaya kepemimpinan tersebut adalah bersifat unik. Walaupun demikian dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter

(14)

b. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

e. Pengawasan terhadap sikap,tingkah laku,disiplin dan perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat

f. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan

g. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,pertimbangan atau pendapat

h. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif i. Lebih banyak kritik daripada pujian

j. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat k. Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat

l. Cenderung adanya paksaan,ancaman dan hukuman m. Kasar dalam bertindak

n. Kaku dalam bersikap

o. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan Penerapan kepemimpinan gaya otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktifitas dapat naik.

Penerapan kepemimpinan gaya otoriter ternyata mengakibatkan antar lain: a. Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, timbulnya ketidakpuasaan. b. Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresifitas,

(15)

c. Kurang disenangi petugas karena petugas dipaksa bekerja keras agar tugas selesai dengan cepat dan baik

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

Kepemimpinan gaya demokratis antara lain berciri: a. Wewenang pimpinan tidak mutlak

b. Pemimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan c. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

d. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

e. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan

f. Pengawasan terhadap sikap,tingkah laku, disiplin, perbuatan atau kegiatan bwahan dilakukan secara wajar

g. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

h. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat

i. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif

(16)

k. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing

l. Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar

m. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

n. Terdapat suasana saling percaya,saling hormat menghormati dan saling harga menghargai

o. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif,tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahan gaya ini antara lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban,rasa,tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan yang baik (Ali, 2010)

3. Gaya Kepemimpinan Bebas

Kepemimpinan gaya bebas adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserhkan kepada bawahan. Kepemimpinan liberal antara lain berciri:

a. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

c. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

(17)

e. Hampir tiada pengawasan terhadap sikap,tingkah laku,perbuatan atau kegiatan yang dilakukan para bawahan

f. Prakarsa selalu datang dari bawahan g. Hampir tiada pengarahan dari pimpinan

h. Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

i. Kepentingan pribadi lebih utama dan pada kepentingan kelompok

j. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang (Sulaiman, 2011)

Peranan pemimpin gaya bebas dapat mendatangkan antara lain para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Tetapi kepemimpinan jenis ini membawa kerugian bagi organisasi antara lain berupa kekacauan karena tiap pejabat bekrja menurut selera masing-masing (Ali, 2010)

4. Gaya Kepemimpian Kharismatik

Gaya kepemimpinan kharismatik adalah gaya kepemimpinan yang dipandang sulit untuk dianalisis, karena literatur yang ada tentang kepemimpinan kharismatik tidak memberikan petunjuk yang cukup. Ada kharakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya sangat besar.

Kepemimpinan kharismatik berciri-ciri yaitu :

- Mempunyai daya tarik dan kekuatan energi yang kuat yang berasal dari latar belakang bigrafikal,pendidikan,kekayaan,penampilan,sehingga pengikutnya besar, dia dianggap memiliki kekuatan gaib

(18)

- Mempunyai visi

- Kemampuan untuk mengartikulasikan visi

- Keyakinan yang tidak mengikuti perilaku stereotip. Artinya perilaku yang lain dari yang biasa ditampilkan oleh para bawahan

- Perilaku yang tidak mengikuti perilaku stereotip. Artinya perilaku yang lain dari yang biasa ditampilkan oleh para pemimpin tipe lainnya, seperti perilaku yang tidak konvensional,tidak sekedar mengikuti arus,dan sering melakukan tindakan yang berani. Jika berhasil dalam praktek,perilaku yang tidak konvensional, tidak sekedar mengikuti arus,dan sering melakukan tindakan yang berani. Jika berhasil dalam praktek,perilaku demikian menimbulkan kekaguman dikalangan para bawahannya yang pada gilirannya berakibat makin tinggi nya tingkat kesediaan mereka menjadi pengikut pemimpin yang bersangkutan.

- Peranan selaku agen pengubah dalam arti siap membawa perubahan termasuk perubahan yang radikal dan tidak sebagai pemeliharaan status quo

- Pemahanan yang mendalam dan tepat tentang sifat lingkungan yang dihadapi termasuk kendala yang ditimbulkannya serta kesiapan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang diperlakukan untuk mewujudkan perubahan itu. (Sulaiman, 2011)

2.2.4. Ciri – Ciri Kepemimpinan

(19)

bidang tugasnya, dapat mengambil keputusan. Intelejensi, keterampilan dan keyakinan.

Ada 8 ciri-ciri kepemimpinan antara lain:

a. Kesehatan yang baik, kekuatan pribadi dan ketahanan fisik.

b. Memahami tugas pokok, komitmen pribadi terhadap kegiatan atau tujuan bersama, enthusiasme, kepercayaan diri

c. Memiliki perhatian kepada orang lain, ramah-tamah, memperhatikan masalah orang lain

d. Intelejensi (tidak perlu harus memiliki pengetahuan yang detail atau ahli, tetapi ”common sense” yang baik), kemampuan yang siap dan cepat untuk memahami unsur-unsur yang esensial dari informasi yang perlu dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan.

e. Intergritas, memahami kewajiban moral dan kejujuran, kemauan untuk menjadikan pencapaian sesuatu sebagai hasil bersama, kemampuan untuk menetapkan standar tingkah laku pribadi dan resmi yang akan menghasilkan sikap hormat dari orang lain

f. Sikap persuasif, kemampuan mempengaruhi orang lain untuk menerima keputusan-keputusan

g. Kritis, kemampuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan orang yang bekerja dengannya dan bagaimana memperoleh kemanfaatannya secara maksimal bagi organisasi

(20)

2.3. Motivasi

2.3.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Setiap orang dalam suatu aktivitas berbeda satu dengan yang lain tergantung pada kemampuan, kemauan, keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, imbalan atau dorongan. Dorongna dalam diri seseorang menyebabkan mengapa ia berusaha mencapai tujuan yang direncakan baik secara sadar atau tidak sadar (Arifin, 2012)

Sedarmayanti menyatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebgai suatu daya pendorong yang meyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya (Arifin, 2012)

Ada dua prinsip yang dapat digunakan untuk meninjau motivasi, yaitu: 1. Motivasi dipandang sebagai suatu proses

2. Menentukan karakter dari proses ini (Sutrisno, 2009)

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

(21)

intrinstik berasal dari dalam diri masing-masing individual seperti pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.

Faktor ekstrinsik berarti bersumber dari luar diri yang menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang antara lain status seseorang dalam organisasi dan hubungan seorang individu dengan atasannya dalam organisasi. Dalam hal ini kepemimpinan berperan sebagai pembentuk motivasi bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Faktor yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang adalah faktor ekstrinsik.

2.3.3 Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Motivasi

Pemberian motivsi kepada petugas merupakan kewajiban para pemimpin, agar para petugas tersebut dapat lebih meningkatkan volume dan mutu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Untuk itu, seorang pemimpin perlu memperhatikan hal-hal berikut agar pemberian motivasi dapat berhasil seperti yang diharapkan, yaitu:

1. Memahami Perilaku Bawahan

(22)

2. Harus Berbuat Dan Berprilaku Realistis

Seorang pemimpin mengetahui bahwa kemampuan para bawahan tidak sama, sehingga dapat memberikan tugas yang kira-kira sama dengan kemampuan mereka masing-masing, dalam memberi motivasi,bawahan harus menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang logis dan dapat dilakukan oleh bawahan

3. Tingkat Kebutuhan Setiap Orang Berbeda

Tingkat kebutuhan setiap orang tidak sama disebabkan karena adanya kecenderungan,keinginan,perasaan dan harapan yang berbeda antara satu orang dengan orang lain pada waktu yang sama

4. Mampu Menggunakan Keahlian

Seorang pemimpin yang dikehendaki dapat menjadi pelopor dalam setiap hal. Diharapkan lebih menguasai seluk-beluk pekerjaan,mempunyai kiat sendiri dalam menyelesaikan masalah,apa lagi masalah yang dihadapi bawahan dalam melaksanakan tugas.

Untuk itu, mereka dituntut dapat menggunakan keahliannya : a. Menciptakan iklim kerja yang menyenangkan

b. Memberikan penghargaan dan pujian bagi yang berprestasi dan membimbing yang belum berprestasi

c. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan para bawahan d. Memberi umpan balik tentang hasil pekerjaan

e. Memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan beraktivitas 5. Pemberian motivasi harus mengacu pada orang

(23)

bawahan sebagai bawahan,bukan sebagai diri sendiri yang sedang mempunyai kesadaran tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

6. Harus Dapat Memberi Keteladanan

Keteladanan merupakan guru yang terbaik, tidak guna seribu kata bila perbuatan seseorang tidak menggambarkan perbuatannya. Keteladanan merupakan contoh nyata yang dapat dilihat, disaksikan oleh seorang bawahan. Dengan keteladanan seorang pemimpin,bawahan akan dapat termotivasi bagaimana cara bekerja dengan baik,berkata dan berbuat yang baik (Sutrisno,2009)

2.3.4 Ciri - Ciri Yang Memiliki Motivasi Kerja

Menurut David C.McClelland ada enam karakteristik orang yang mempunyai motivasi yang tinggi

Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi 1. Berani mengambil dan memikul resiko

2. Memiliki tujuan yang realistik

3. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan

4. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan

(24)

2.3.5 Tujuan Motivasi Kerja

Pada hakekatnya pemberian motivasi kepada petugas tersebut mempunyai tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal. Tujuan pemberian motivasi kepada petugas adalah untuk:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja petugas 2. Meningkatkan produktifitas kerja petugas

3. Meningkatkan kedisplinan petugas 4. Mempertahankan kestabilan petugas 5. Mengefektifikan pengadaan petugas

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi tugas 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan petugas

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab petugas terhadap tugas-tugasnya 10.Meningkatkan efisiensi pengunaan alat-alat dan bahan baku

Berdasarkan hal tersebut diatas, jelaslah bahwa didalam setiap puskesmas diperlukan motivasi kerja yang tinggi dari para petugasnya. Apabila tidak terdapatnya motivasi kerja yang tinggi dari para petugas dalam suatu organisasi , maka akan lah sulit untuk mencapai tujuannya (Hasibuan, 2004)

2.4. Landasan Teori

(25)

C.McClelland dalam buku Mangkunegara (2007) dengan ciri-ciri sebagai berikut : bertanggung jawab, berani mengambil resiko, memiliki tujuan realistik, memiliki rencana kerja, memanfaatkan umpan balik dan mencari kesempatan merealisasikan rencana

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar: 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

2.6.Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah Ada hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis dapat disimpulkan Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan

Hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan data yang diperoleh baik berupa data primer maupun sekunder adalah sebagai berikut: (1) Peranan kepala

[r]

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas (efikasi diri dan keunggulan bersaing) adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1. dan nilai VIF semua

Melibatkan auditor internal dalam tim perancangan system merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan system informasi yang terkendali dengan baik, dan system

Bidang lemah tersebut dapat dilihat pada meter ke (180- 230) dari elektroda 1 dengan kedalaman berkisar (2,50-40) meter dari permukaan tanah yang memotong

thuringiensis yaitu K.K1.S.K2 dan W.Swh.S.K2 dari 26 isolat bakteri yang mampu membunuh larva Aedes aegypti instar III lebih dari 50 %.. Isolat W.Swh.S.K2 hasil isolasi dari