• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kelompok Remaja Masjid Dalam Pennaggulangan Narkoba Di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kelompok Remaja Masjid Dalam Pennaggulangan Narkoba Di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja

2.1.1 Pengertian remaja

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga

masa awal dewasa. Masa remaja bermula pada perubaha fisik yang cepat,

pertambahan berat badan dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk

tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,

perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,

pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis,

abstrak, dan idealis) dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga.

Dalam bahasa latin remaja di sebut “adolensence” dalam arti sempit berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, dalam arti luas berarti mencangkup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana

dianggap sebagai masa topan badai dan stres (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Apabila

masa seorang remaja terarah dengan baik, maka remaja tersebut akan menjadi

seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab. Tetapi jika masa seorang

remaja tidak terarah dengan baik, maka remaja tersebut menjadi seorang yang

tidak memiliki masa dengan baik dan mudah terjerumus kedalam kenakalan

remaja (Dariyo,2004;13).

Pengaruh teman sebaya dalam hal tersebut diatas sangatlah besar perannya

(2)

memasuki masa remaja, masa dimana perkembangan individu akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

lingkungan fisik berupa sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca iklim dan

sebagainya. Sedangkan lingkunngan sosial ialah lingkungan di mana seorang

mengadakan relasi/interaksi dengan individu atau sekelompok individu

didalamnya. Lingkungan sosial ini dapat berupa : keluarga, tetangga, teman,

lembaga pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Seorang remaja bersama dengan

kelompok teman sebayanya akan menemukan dirinya (pribadi) serta dapat

mengembangkan rasa sosialnya yang sejalan dengan kepribadiaanya (Dariyo,

2004;14).

Kehidupan remaja yang sering berada dalam kegoncangan akibat adanya

pengaruh dari lingkungan maupun teman-teman sebayanya sehingga sangat

mudah terjerumus kedalam hal-hal buruk. Sehingga penanaman nilai-nilai

keagamaan harus benar-benar tertanam dan menyatu menjadi kepribadian seorang

remaja. Maka hal tersebut akan membantunya dalam mengatasi dorongan dan

keinganan baru yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Memilih teman dan

komunitas yang berbaur nilai keagamaan adalah solusi untuk menjauhkan remaja

dari kenakalan remaja. Salah satunya adalah dengan berbaur dengan kelompok

remaja masjid.

2.1.2 Remaja masjid

Remaja masjid adalah nama sebuah oragnisasi remaja, khususnya remaja

yang beragama Islam yang ada di lingkungan masjid yang sadar akan dirinya

untuk membangun. Organisasi ini tumbuh dan berkembang atas inisiatif dari para

(3)

aspirasi para remaja dalam kegiatan pembangunan terutama dalam membimbing

seorang remaja dalam masa pencarian jati dirinya. Gafur (2007), mendefenisikan

bahwa remaja masjid adalah golongan menusia berusia muda sebagai pengganti

remaja terdahulu dalam hal ini golongan yang berusia 18 tahun sampai 30 tahun

dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun. Remaja masjid adalah komunitas

masyarakat muda yang dekat dengan nilai religius.

Remaja masjid sendiri memiliki tujuan terbentunya sesuai dengan

Instruksi Direktorat Jenderal Dinas Islam dan Urusan Haji No. D/INT/188/78 :

1. Sebagai tempat latihan remaja mempersiapkan diri sebagai seorang

muslim warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dalam rangka

menyongsong masa dapat mengisi kemerdekaan Indonesia dengan

berbagai kemampuan dan keterampilan.

2. Tempat mengabdikan diri untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan

pembangunan desa, sesuai dengan sasaran pembangunan Indonesia secara

keseluruhan dan dalam arti kata yang seluas-luasnya (Dirjen Dinas Islam

dan Urusan Haji, 2008:1)

Sesuai dengan tujuan Remaja Masjid diatas, jelas bahwa Remaja Masjid

adalah merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda islam,

untuk menggerakkan para remaja untuk ikut serta aktif dalam pembangunan, serta

merangsang para remaja untuk ikut serta aktif dalam berbagai kegiatan yang

(4)

2.1.3 Pengaruh lingkunganmasyarakat dalam kehidupan sosialisasi remaja

Cara orang dalam menjalani kehidupan sangat dipengaruhi oleh faktor

sosial budaya. Lingkungan kehidupan budaya suatu masyarakata mengandung

unsur nilai, norma, etika, kebiasaan, adat-istiadat, maupun cita-cita. Hal ini tentu

kemudian mempengaruhi pola perilaku individu. Ketika seseorang menginjak

masa remaja, seseorang akan menyerap nilai-nilai dan unsur-unsur budaya,

pengetahuan, sikap, motif, kebiasaan, keyakinan, kebutuhan, minat maupun

gagasan yang berkembang dalam pergaulan sosialnya, seperti dengan teman

sebaya, orang dewasa maupun lembaga sosial yang lain. Dengan demikian remaja

dalam pola perilakunya tidak terlepas dari pengaruh sosial budaya yang

mengontrolnya seperti agama, lembaga sekolah, kelompok ataupun komunitas

masyarakat (Dariyo, 2004;112).

Pengaruh lingkungan masyarakat tentunya berperan sangat penting dalam

pembentukkan kepribadian seorang remaja dalam mengembangkan

kepribadiannya dimana remaja akan berinterkasi dengan teman-temannya dan

berbaur dengan masyarakat. Remaja juga dapat mengenal berbagai kelompok

yang ada dalam masyarakat baik yang bersifat positif maupun yang bersifat

negatif. Namun dewasa ini remaja sangat rentan untuk terjerumus kedalam

pergaulan-pergaulan bebas seperti tindak penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan

(5)

2.2Narkoba

2.2.1 Pergertian narkoba

Norkoba di lihat dari sudut bahasa Yunani ada hubungannya dengan

“narkan” yang berarti menjadi kaku, dan didalam dunia kedokteran dikenal dengan “norcose” yang berarti dibiuskan terutama dalam peristiwa pembedahan (narkoticum/obat bius) dalam bahasa latin. Istilah narkotika yang digunakan disini bukanlah “narkotics” pada farmakologi, tetapi sama artinya dengan “drug” yaitu jenis zat yang bisa membawa efek-efek dan pengaruh tertentu pada tubuh seperti

penenang, perangsang dan dapat mengakibatkan halusinasi.

Narkoba mungkin dapat dipaparkan sebagai bahan-bahan yang tidak dapat

di pergunakan dengan sembarangan sebab bisa memberi pengaruh pada

kesadaran, badan, dan tingkah laku manusia (Susi,2007:26).

2.2.2 Jenis-jenis narkoba

1. Opium

Opium atau candu ialah getah yang diperoleh dari penorehan buah

“Papaver Somnivorum Inn (papaveraceae). Tanaman ini tumbuh dengan baik di Asia Kecil, Turki, Persia, dan seluruh Asia. Buahnya yang sudah tua namun

belum masak kemudian diambil getahnya dan dikeringkan di udara. Dari situlah

opium kasar yang sudah langsung bisa digunakan dengan cara diisap.

Opium yang digunakan pada dunia kedokteran mengandung kira-kira 10%

Morphine, dengan rasa yang pahit dan bau khas. Daya tarik opium adalah pada

sistem saraf pusat (SSP) dan usus. Penyalahgunaan terutama dengan cara dihisap.

Asap yang dihirup kemudian diserap melalui paru-paru dan memberikan efek

(6)

pemakan adalah badan kurus yang disebabkan hilangnya nafsu makan sebagai

dampak dari menghisap dan juga pemakai mengalami konstipasi.

2. Morpin

Morpin merupakan alkolid terpenting opium dan candu. Biasanya

digunakan dalam bentuk garam bidrocblorida (berbentuk kristal/serbuk putih yang dapat larut dalam air). Ini adalah obat yang paling baik dari sekian obat yang

ada untuk menghilangkan rasa sakit. Cara pemakaiannya yang paling disukai

adalah dengan cara disuntik, efek yang biasa ditimbulkan adalah hilangnya rasa

kekhawatiran, ketenangan, dan pikiran menjadi tentram. Namun si pemakai akan

jadi lebih mengantuk dan sukar berkonsentrasi.

3. Heroin

Heroin ini mempunyai bentuk beraneka macam (butiran, tepung dan cair)

mempunyai zat adiktif yang tinggi dan sangat keras. Pengunaannya dengan cara

dihirup ataupun disuntik, sifat dari zat ini bisa menimbulkan kejang-kejang

dengan rasa sakit yang luar biasa, mata berair, tak ada nafsu makan, muntah dan

kram pada perut hingga kehilangan cairan tubuh.

4. Kokain

Kokain termaksud alkoloid dari daun-daun dan tumbuhan “Erytoxylon Coca”, bentuk serbuk putih dan seperti kristal, bisa larut didalam air. Dengan menyuntikan kedalam tubuh bisa memberikan sensasi yang begitu

menyenangkan, namun daya kerja yang terjadi sangat singkat.

Pemakai seringkali mengonsumsi dengan cara dihirup (snuff the snow).

Ciri utama pada pemakainya ialah pipul/biji mata menjadi melebar, bisa pula

(7)

morpin. Effek yang ditimbulkan adalah halusinasi, si pemakai akan merasakan

seolah-olah terdapat banyak kutu dibawah kulitnya sehingga ia kaan terus

mengaruk hingga kulitnya lecet-lecet.

5. Ganja

Ganja dalam dunia narkoba sering di istilahkan dengan sebutan cimeng, gele, kangkung, labang, rumput, grass, ikat dan oyen oleh si pemakainya. Ganja atau mariuhana adalah daun dan terutama pucuk yang sedang berbunga ditanaman

betina Cannabis Sativa Linn baunya sedikit narkotik dengan rasanya yang pahit. Di Indonesia banyak dijumpai pada daerah Aceh, Sumatera Utara dan Jawa karna

tanaman ini tumbuh dengan sempurna di daerah tropik dan sub tropik. Para

pemakai, menyalahgunakannya terutama dalam bentuk rokok yang terkadang

dicampuri tembakau, 1 sampai denga 2 batang rokok ganja mampu membuat efek

psikis yang langsung bisa dirasakan pemakai setelah beberapa menit. Si penghisap

mengalami rasa senang, halusinasi, denyut jantung semakin meningkat,

keseimbangan menjadi hilang, gelisah serta panik, depresi dan bingung.

6. Shabu-shabu

Shabu-shabu memiliki nama sebutan yang khas yaitu ubas, mecin, ice dan kristal. Berbentuk seperti kristal, tidak berwarna dan tidak bau. Secara mental, para pemakainya akan merasa ketergantungan. Efek yang ditimbulkan adalah

sariawan yang sangat parah, impotensi, kerusakan jantung, stroke, turunya berat

badan secara drastis, juga halusinasi dan peradangan pada bagian otot. Dampak

(8)

7. Ekstasi

Ekstasi dikenal dengan sebutan Iin, Knding, Inex dan I. Merupakan zat psikotropika yang diproduksi dalam bentuk tablet juga kapsul. Dampak yang ada

dari pengguna zat ini adalah mual yang disertai muntah-muntah, hilangnya nafsu

makan, hiperaktif, mengigil yang berlebihan, kehausan yang teramat sangat, sakit

kepala dan pusing, diare serta detak jantung semakin tidak beraturan.

8. Inhalen

Inhalen dikenal dengan sebutan ngelem, biasanya banyak dilakukan oleh

anak jalanan. Penggunaannya dengan cara dihirup bisa memberikan dampak

negatif pada urat saraf organ tubuh (sum-sum tulang bermasalah) dan bisa

menyebabkan kematian secara tiba-tiba. Kehilangan daya ingat, kerusakan sistem

saraf pusat dan hati, kram otot, terasa sakit saat membuang air kecil, batuk-batuk,

tidak bisa berpikir, mudah berdarah dan memar, jantung menjadi rusak adalah

efek lain.

9. Amphetamin

Amphetamin dikenal dengan istilah amphet, merupakan obat terlarang berbentuk kapsul, tepung dan pil. Memiliki efek rangsangan yang sangat kuat

pada sistem saraf dan merupakan pendorong stimulan yang bisa menyebabkan

berupahnya susunan hati. Dampak yang ditimbulkannya adalah ketergantungan

secara mental, pemakainya sering bertingkah aneh dan kasar, berat badan

menurun drastis, penampilan loyo, tidak beraturnya denyut jantung, paranoid,

sering pingsan karna terlalu capai, tekanan darah tinggi dan gelisah

(9)

2.2.3 Perspektif teoritis tentang penyalahgunaan narkoba

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang sangat kompleks, baik

ditinjau dari segi timbulnya masalah maupun dampaknya. Perspektif teoritis yang

mendasari penelitian tentang penyalahgunaan narkoba, secara garis besar dapat

dibagidalam 2 kategori, yaitu dalam perspektif predisposisi genetis dan perspektif

prediktor psikososial.

a. Perspektif predisposisi genetis mendasar pada argumen bahwa

penyalahgunaan narkoba memiliki predisposisi genetis untuk menjadi

penyalagguna, meskipun diakui juga bahwa faktor genetis (keturunan ini

berinteraksi pada faktor lingkungan.

b. Perspektif prediktor psikososial menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial

uang berpengaruh secara langsung terhadap keterlibatan dalam

penyalahgunaan narkoba adalah kawan kecil, dan kelompok perkawanan

yang kohesif yang membentuk sejumlah perilaku termasuk

penyalahgunaan zat (Afiatin,2008:31-33).

2.2.4 Dampak negatif narkoba

Penyalahgunaan narkoba memiliki kegunaan positif dan negatif,

tergantung dari tujuan apa dan siapa uang menggunakannya. Pengguna zat adiktif

dan psikotropika oleh dokter dan diawasi dengan ketat merupakan hal positif yang

bisa digunakan untuk mendapatkan nilai positif dari zat ini. Namun jika

digunakan dengan salah, zat ini akan berbahaya. Peyalahgunaan narkoba

menimbulkan multidimensi dikalangan masyarakat yang sudah tentu akan

menimbulkan kerawanan sosial yang tentunya harus segera diwaspadai

(10)

1. Terhadap pribadi

a. Narkoba dapat mengubah kepribadian sikorban secara drastis seperti

berubah menjadi pemurung, pemarah, bahkan melawan terhadap

siapapun.

b. Menimbulkan sikap masa bodoh sekalipun terhadap dirinya, seperti

tidak lagi memperhatikan pakaian, tempat dimana ia tidur dan

sebagainya.

c. Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja jadi si

korban bersikap sebagai orang gila karena reaksi dari penggunaan

tersebut.

d. Tidak ragu untuk mengadakan hubungan seks secara bebas karena

pandangannya terhadap norma-norma masyarakat, hukum, dan agama

sudah longgar.

e. Menjadi pemalas bahkan hidup santai.

f. Tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa

nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan terhadap obat bius.

2. Terhadap keluarga

a. Tidak segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang

dirumah yang tidak digunakan.

b. Tidak menjaga sopan santun dirumah bahkan melawan pada orangtua.

c. Kurang menghargai harta milik yang ada dirumah, mengendarai

kendaran ugal-ugalan.

d. Mencemarkan nama keluarga dan keharmonisan keluarga menjadi

(11)

e. Kerugian material

3. Terhadap masyarakat

a. Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain yang berakibat

tidak saja bagi diri sendiri yang berbuat tetapi juga mendapat hukuman

dari masyarakat yang berkepentingan.

b. Mengambil milik orang lain dan memperoleh uang untuk membeli

atau mendapatkan narkoba.

c. Melakukan tidakan kekerasan baik fisik, psikis maupun seksual.

d. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum.

4. Terhadap bangsa dan negara.

a. Hilang generasi muda.

b. Kualitas generasi menurun.

c. Hilangnya rasa patriotisme.

2.3 Upaya mengatasi pengguna narkoba

Orang yang telah mengalami ketergantungan obat, umumnya sulit untuk

ditangani oleh seorang profesional dalam waktu singkat. Penanganan individu

yang ketergantungan haruslah melalui sebuah tim yang terdiri atas medis,

psikolog, ulama, pekerja sosial, perawat maupun anggota keluarga. Adapun

beberapa upaya dalam penaggulangan narkoba yaitu, pengobatan secara medis ini

dapat di jalani oleh mereka yang telah berkegantungan dan pencegahan

penyalahgunaan narkoba.

2.3.1 Pengobatan narkoba

Ahli memandang bahwa individu yang telah mengalami ketergantunngan

(12)

penyembuhhan pun, harus melalui beberapa tahap, diantaranya dengan

pengobatan adiksi, pengobatan infeksi, dan rehabilitasi.

a. Pengobatan adiksi. Pengguna yang telah mengalami ketergantungan

obat-alkohol, darah dan sel-sel darah dalam tubuhnya telah

mengandung racun. Karena itu secara fisiologis, tubuh dalam individu

selalu merasakehausan dan kelaparan terhadap obat-obatan dan

individu tidak mampu untuk menghentikan secara total. Untuk

menghilangkan racun itu, maka perlu dilakukan detoxinasi yakni

upaya untuk menetralisasi seluruh racun dalam darah individu. Dengan

cara ini, darah yang terkontaminasi dengan zat obat atau alkohol akan

dapat normal/netral kembali.

b. Pengobatan Infeksi. Individu yangmengalami ketergantungan

obat-obatan pernah melakukan injeksi obat ke dalam tubuhnya dengan

melalui jarum suntik. Tidak terasa, teryata hal itu menimbulkan infeksi

kulit, infeksi paru-paru, atau jantung. Maka para medis perlu

mengobati infeksi-infeksi tersebut.

c. Rehabilitasi. Individu yang telah disembuhkan dari ketergantungan

maupun infraksi tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan mengikuti

program-program rehabilitasi yang tersusun secara sistematis.

Program-program dalam rehabilitasi ini, bertujuan memberdayakan

ex-pecandu untu memiliki modal pengertian dan pemahaman diri,

sehingga dapat merasa siap mental rohaniah guna menyesuaikan diri

dalam lingkungan sosial. dengan demikian mereka tidak terpengaruh

(13)

2.3.2 Cegah narkoba dengan pendidikan agama

Say no to drug, merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan.

Diseluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud mencegah

penyalahgunaan Narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba

melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak

dilakukan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Penggunaan obat-obat terlarang termasuk penggunaan alkohol dan

produk-produk tertentu kini semakin merangkak naik kedalam setiap lapisan

masyarakat dan terutama pada remaja. Dan di beberapa tempat obat-obatan

terlarang ini telah menarik pemuda dalam kejahatan dan kecanduan yang

mematikan setiap orang, menyababkan HIV/AIDS, kekacauan mental, dan

merusak sendi-sendi kehidupan sosial.

Penanaman nilai-nilai yang kuat yang berakar dari kepercayaan agama

merupakan faktor perlindungan yang efektif untuk mencegah dampak pengguna

narkoba semakin beresiko tinggi. Apabila dalam pengalaman remaja banyak

mendapatkan nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai

unsur-unsur yang baik, sehingga kaum remaja yang terlibat dalam komunitas/kelompok

keagamaan menjadi tidak rentan terhadap penggunaan narkoba. Namun

sebaliknya jika pengalaman yang di miliki remaja jauh dari nilai-nilai keagamaan

kepribadiannya akan sangat mudah tergoncang (Syafaat, Sahrari, & muslim,

2008;152).

Individu sebelum ataupun sesudah terkena narkoba dapat di sarankan agar

(14)

tidak terpengaruh lingkungan yang tidak sehat. Artinya memilih lingkungan

pergaulan yang sehat, yakni mampu memilih teman yang baik yang bukan

pecandu, dan jikapun berteman dengan pecandu ia tetap memiliki pendirian dan

prinsip yang teguh, tidak goyah, dan tidak mudah ikut arus. Salah satu cara yang

paling efektif ialah memperkuat iman. Individu sesuai dengan agama dan

keyakinan yang dianutnya, diharapkan untuk sungguh-sungguh menjalankan

ajaran-ajaran dan perintah agama dengan baik (Dariyo, 2004:38).

2.4 Kelompok

2.4.1 Pengertian kelompok

Banyak pendekatan untuk mengkonseptualisasikan kelompok. Para ahli

membahas dari sisi yang berbeda. Adapun sudut pandang tersebut antara lain

meliputi pandangan yang berdasarkan pada : persepsi, motivasi, tujuan kelompok,

organisasi kelompok, interdependensi, dan interaksi.

1. Pengertian Kelompok Berdasarkan Persepsi. Dalam hal ini

anggota-anggota kelompok tersebut mempersepsikan setiap anggota-anggota menyadari

hubungan mereka dengan anggota lainnya. Seperti yang dikemukakan

Smith bahwa kelompok sosial adalah sebagai satu unit yang terdiri dari

sejumlah orang yang memiliki persepsi kolektif, mengenai kesatuan

mereka, dan yang memiliki kemampuan untuk bertindak dalam cara yang

sama terhadap lingkungan mereka. Sementara itu bales mengatakan bahwa

kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan sesamanya

secara tatap muka atau serangkaian pertemuan, dimana masing-masing

(15)

suatu waktu tertentu dan menimbulkan petanyaan-pertanyaan kemudian,

yang membuat masing-masing anggota bereaksi sebagai individual.

2. Pengertian Kelompok Berdasarkan Motivasi. Cattell mengatakan bahwa

kelompok adalah kumpulan individu yang dalam hubungannya dapat

memuaskan kebutuhan satu dengan yang lainnya. Sedangkan Bass

memandang kelompok sebagai kumpulan individu yang bereksistensi

sebagai kumpulan yang mendorong dan memberi ganjaran pada

masing-masing individu.

3. Pengertian Kelompok Berdasarkan Tujuan. Mills mengemukakan bahwa

kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, dan

berada pada satu kelompok untuk satu tujuan dan mereka

mempertimbangkan bahwa kontaknya mempunyai arti.

4. Pengertian Kelompok Berdasarkan Organisasi. McDavid dan Harari

mengatakan bahwa kelompok adalah suatu sistem yang diorganisasikan

pada dua orang atau lebih yang dihubungkan satu dengan lainnya yang

mana sistem tersebut menunjukkan fungsi yang sama, memiliki

sekumpulan norma yang mengatur fungsi kelompok dan setiap

anggotanya.

5. Pengertian Kelompok Berdasarkan Interdependensi. Lewin mengatakan

bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah kelompok sebagai

kelompok yang dinamik, yakni menunjukkan saling ketergantungan

masing-masing anggota yang direalisasikan dalam persamaan tujuan.

Cartwringht dan Zender juga mengatakan bahwa kelompok adalah

(16)

(sesama anggota) yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkatan

yang berarti.

6. Pengertian Kelompok Berdasarkan pada Interaksi. Kelompok adalah

sekumpulan orang yang terdiri paling tidak sebanyak dua atau lebih yang

melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam suatu aturan yang

saling mempengaruhi pada setiap anggotanya. Dengan demikian, pada

kelompok akan dijumpai berbagai proses persebsi, adanya kebutuhan pada

setiap anggota, interaksi, dan sosialisasi. Proses-proses tersebut akan

merupakan sesuatu yang dinamis, ketika terjadi interaksi antar anggota

kelompok.

2.4.2 Ciri-ciri kelompok

1. Adanya Motif yang Sama. Motif yang sama ini merupakan pengikat

sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja sendiri-sendiri,

melainkan bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Adanya Sikap In-Group dan Out-Group. Jika ada kelompok manusia yang mempunyai tugas yang sulit atau yang mengalami kepahitan

hidup bersama, mereka akan menunjukkan tingkah laku khusus.

Apabila orang lain di luar kelompok itu bertingkah laku seperti

mereka, mereka akan menyingkirkan diri.

3. Adanya Solidaritas. Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota

kelompok sosial. Terdapatnya solidaritas yang tinggi di dalam

kelompok tergantung kepada kepercayaan setiap anggota akan

(17)

4. Adanya Struktur Kelompok. Struktur kelompok adalah suatu sistem

mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan

peranan dan status mereka serta sumbangan masing-masing dalam

interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Di dalam struktur kelompok kita jumpai :

a. Susunan kedudukan fungsional : susunan berdasarkan tugas

anggota-anggota kelompok dalam kerja sama mencapai tujuan.

b. Susunan hierarkis antara anggota kelompok dengan harapan tugas

dan kewajiban yang diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat

diselesaikan dengan wajar.

5. Adanya Norma Kelompok. Norma-norma kelompok adalah

pedoman-pedoman yanng mengatur tinggkah laku individu dalam suatu

kelompok. Pedoman ini sesuai denga rumusan tingkah laku yang patut

dilakukan anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkut

paut dengan kehidupan kelompok tersebut. Jadi norma di sini

mengandung arti ideal bukan real (Huraerah dan Purwanto, 2006:3-8).

2.4.3 Tujuan kelompok

Kelompok apapun pada umumnya memiliki tujuan yang hendak dicapai

dari aktivitas berkelompok tersebut. Berkaitan dengan ini, Johnson dan Johnson

mengemukakan pengertian tujuan kelompok sebagai suatu keadaan di masa

mendatang yang diinginkan oleh anggota-anggota kelompok dan oleh karena itu

mereka melakukan berbagai tugas kelompok dalam rangka mencapai keadaan

(18)

2.4.4 Fungsi tugas kelompok

Shaw telah mengelompokkan tugas-tugas kelompok ke dalam tiga jenis,

yaitu : tugas-tugas produksi (production tasks), tugas-tugas diskusi (discussion tasks) , dan tugas-tugas pemecahan masalah (problem solving tasks).

Tugas-tugas produksi adalah tugas-tugas yang bersangkut paut dengan

upaya menghasilkan dan menyajikan berbagai gagasan dan penyusunan berbagai

acara. Sedangkan, tugas-tugas diskusi adalah tugas-tugas yang berkaitan dengan

pembahasan atau pengkajian berbagai isu yang memerlukan kesepakatan dan

keputusan bersama. Sementara itu, tugas pemecahan masalah adalah

tugas-tugas yang berkaitan dengan penentuan tindakann pemecahan masalah-masalah

tertentu yang dihadapi kelompok.

Adapun klasifikasi fungsi tugas kelompok terbagi atas enam bagian yaitu :

1. Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani

kesenjangan antara kelompok.

2. Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing-masing

anggota.

3. Prakarsa, berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota.

4. Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok

kepada masyarakat atau lingkungannya.

5. Kepuasan, berfungsi untuk memberikan kepuasan kepada anggota.

6. Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota, seperti tujuan

dan kebutuhan-kebutuhan anggota (Huraerah dan

(19)

2.5 Peran

2.5.1 Pengertian peran

Pengertian peran dalam kamus bahasa Indonesia (2000) kata peran yang

berarti tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang berkedudukan dalam

masyarakat. Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu

yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peran meliputi norma-norma yang

dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

Grass Massam dan A. W. Mc. Eachen mendefenisikan peran sebagai

seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati

kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan merupakan hubungan dari

norma-norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peran itu ditentukan oleh

norma-norma didalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk melakukan

hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaannya.

Ilmu Psikologi Sosial mengartikan peran sebagai suatu prilaku atau

tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang memiliki suatu

status didalam kelompok.

Penjelasan mengenai pengertian peran diatas dapat disimpulkan bahwa

peran adalah tingkah laku yang dimiliki seseorang, yang memiliki

harapan-harapan penting dalam penanggulangan narkoba serta dapat memiliki fungsi bagi

(20)

2.5.2 Macam-macam peran

Peran yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berikut ini

beberapa macam-macam dari peran :

1. Berdasarkan pelaksanaan peranan, dapat dibedakan menjadi dua bagian

yaiu :

a. Peranan yang diharapkan (exected roles), yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat

menghendaki peran yang diharapkan secermat-cermatnya dan peran ini

tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.

Peran jenis ini antara lain peran hakim, peran protokoler diplomatic,

dan sebagainya.

b. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih

luas, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peran yang

disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi

kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

2. Berdasarkan cara memperolehnya, peran dapat dibedakan menjadi dua

bagian yaitu :

a. Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha misalnya peranan sebagai nenek, anak,

bupati dan lain sebagainya.

(21)

memilih di mana dia akan melanjutkan pendidikannya (Suyanto dan

Narwoko, 2007:160).

2.5.3 Tujuan dan manfaat peran

Tujuan dari peran adalah agar antar individu yang melaksanakan peranan

dengan orang-orang sekitarnya yang berhubungan dengan peranan tersebut

terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan di taati

oleh kedua belah pihak (Basrowi, 2005:64).

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena manfaat

peran sendiri adalah sebagai berikut :

a. Memberi arah pada proses sosialisasi.

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan.

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.

d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, melestarikan kehidupan

masyarakat (Suyanto dan Narwoko, 2007:160).

2.5.4 Peran kelompok teman sebaya

Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan

sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila

diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila

dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja,

pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.

Menurut Gottman dan Parker, mengatakan bahwa:

1. Teman (Companionship). Memiliki teman akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu

(22)

2. Stimulasi Kompetensi (Stimulation Competition). Pada dasarnya, berteman akan memberi rangsangan seseorang untuk mengembangkan potensi

dirinya karena memperoleh kesempatan dalam situasi sosial. Artinya

melalui teman seseorang memperoleh informasi yang menarik, penting

dan memicu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang dengan baik.

3. Dukungan Fisik (Physicial Support). Dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan menumbuhkan perasaan berarti (berharga) bagi

seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah

4. Dukungan Ego. Dengan berteman akan menyediakan perhatian dan

dukungan ego bagi seseorang, apa yang dihadapi seseorang juga

dirahasiakan, dipikirkan dan ditanggung oleh orang lain (temannya).

5. Perbandingan Sosial (Social Comparison). Berteman akan menyediakan kesempatan secara terbuka untuk mengungkapkan ekspresi, kompetensi,

minat, bakat dan keahlian seseorang. (Santrock: 2003)

2.6 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lufthiani yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Kelompok Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja

Tentang Risiko Penyalahgunaan Narkoba di SMA Kecamatan Medan

Helvetia Kota Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran

kelompok teman sebaya (peer education) lebih efektif dan dapat memberikan pengaruh terhadap sikap dan pengetahuan remaja terhadap

(23)

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

terletak pada model yang diterapkan sama-sama melibatkan remaja dalam

upaya penanggulangan narkoba. Perbedaannya yaitu penelitian yang

dilakukan sebelumnya mengkhususkan penanggulangan narkoba hanya

dari segi pengaruh peningkatan pengetahuan tentang bahaya narkoba oleh

teman sebaya (peer education), sedangkan penelitian sendiri ingin melihat upaya penanggulangan narkoba, dari segi peningkatkan kepercayaan diri

remaja dengan pendalaman agama dan pengaruh pergaulan yang sehat

terhadap perkembangan remaja oleh kelompok remaja masjid.

2.7 Kerangka Pemikiran

Masa remaja adalah masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan

stres (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Apabila masa seorang remaja terarah dengan baik,

maka remaja tersebut akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa

tanggungjawab. Tetapi jika masa sorang remaja tidak terarah dengan baik, maka

remaja tersebut tidak memiliki masa yang baik dan mudah terjerumus kedalam

kenakalan remaja (Dariyo,2004;13).

Kenakalan yang sering terjadi dilingkungan remaja yaitu penyalahgunaan

narkoba. Penggunaan narkoba mencapai 80% dari kalangan remaja (Afiatin,

2008:5-6). Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi meluasnya penggunaan narkoba

dikalangan remaja, maka masyarakat sekitar harus ikut serta berperan untuk

penanggulangan narkoba.

Dalam hal penanggulangan narkoba dikalangan remaja maka dibentuklah

(24)

untuk menekan jumlah penyalahgunaan narkoba. Sebab Apabila masa seorang

remaja terarah dengan baik, maka remaja tersebut akan menjadi seorang individu

yang memiliki rasa tanggungjawab. Dalam kelompok remaja masjid,

remaja-ramaja mendapatkan penanaman nilai moral dan pengalam-pengalaman yang

dapat menjauhkan para remaja terjerumus dalam tindak penyalahgunaan narkoba.

Terutama bagi remaja-remaja Kampung Kubur yang mayoritas masyarakatnya

sudah tidak asing lagi dengan penyalahgunaan narkoba. Maka dari itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana peran kelompok remaja

masjid dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah

Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat digambarkan skema kerangka

(25)

Skema 2.1Bagan alur pemikiran

2.8 Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan proses dan upaya penegasan makna konsep

dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep

yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti hharus menegaskan dan

membatasi makna konsep yang akan diteliti. Dengan kata lain, penelitian

berupaya mengiring para pembaca hasil penelitian untuk memaknai konsep sesuai

dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh peneliti. Defenisi konsep adalah Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah

Kecamatan Petisah Tengah Kota Medan

Peran Kelompok Remaja Masjid 1. Teman (Companionship

2. Stimulasi Kompetensi (Stimulation Competition

3. Dukungan Fisik (Physicial Support

4. Dukungan Ego

5. Perbandingan Sosial (Social Comparison

Penanggulangan

(26)

pengetian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian

(siagian,2011:138).

Untuk lebih memahami konsep yang digunakan, maka peneliti membatasi

konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Remaja adalah masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stres

(strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Apabila masa seorang remaja terarah

dengan baik, maka remaja tersebut akan menjadi seorang individu yang

memiliki rasa tanggungjawab. Tetapi jika masa seorang remaja tidak

terarah dengan baik, maka remaja tersebut menjadi seorang yang tidak

memiliki masa dengan baik dan mudah terjerumus kedalam kenakalan

remaja.

2. Remaja Masjid adalah merupakan wadah pembinaan dan pengembangan

generasi muda islam, untuk menggerakkan para remaja untuk ikut serta

aktif dalam pembangunan, serta merangsang para remaja untuk ikut serta

aktif dalam berbagai kegiatan yang menunjang program-program

pembangunan.

3. Narkoba adalah suatu zat yang dapat memberikan pengaruh buruk bagi

pemakai, karena dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang (pikiran

perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan.

4. Upaya penanggulangan adalah sebuah upaya dalam meminimalisir tingkat

penyahgunaan narkoba ataupun upaya dalam mengembalikan

keberfungsian sosial seorang pecandu melalui berbagai proses baik

(27)

5. Kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, dan

berada pada satu kelompok dimana masing-masing anggota memiliki satu

tujuan yang sama, sehingga dalam mencapai tujuannya diharapkan adanya

kerja sama yang baik dimasing-masing anggota.

6. Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat, peran meliputi norma-norma yang

dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan kemasyarakatan.

7. Peran kelompok teman sebaya (kelompok remaja masjid) terdiri atas dua

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 180.. Analisis Konstanta

Artikel hasil pemikiran dengan Judul : peningkatan Kualitas pendidikan Melalui penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi.. Artikel hasil pemikiran dengan Judul : Metode wawancara

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati Bantul Nomor 162

Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman penggunaan obat yang benar yang didefinisikan sebagai penguasaan tentang cara-cara penggunaan obat yang benar yang diukur

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

Selamat siang in English is .....

The English teacher assumed that thematic progression patterns as writing strategy could enhance students’ motivation in hortatory exposition text. It helped students

Sedianingsih, Mustikawati, Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010. Sukoco, Badri, Munir, Manajemen Administrasi Perkantoran