Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
198
PENGARUH
GLOBAL TERRORISM INDEX
TERHADAP
F OREIGN DIRECT
INVESTMENT
DAN MAKROEKONOMI
(Studi pada Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan
Tahun 2007
–
2016)
Febrehane Sabattini Suhadak
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang
Email: febrehane@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research was : 1) to know and explain the effect of global terrorism index on foreign direct investment, 2) to know and explain the effect of global terrorism index on macroeconomic, 3) to know and explain the effect of foreign direct investment on macroeconomic. This research was conducted on five developing countries in Asia Continent which namely Indonesia, Philippines, Thailand, India, and Afghanistan. The data used is from START and UCDP for data of terrorism, World Bank for data of foreign direct investment, Bank Indonesia for data of macroeconomic in Indonesia and World Bank for data of macroeconomic in Philippines, Thailand, India, and Afgha nistan. The results showed that there were an effect of global terrorism index on foreign direct investment in Thailand and Afghanistan; there is an effect of global terrorism index on macroeconomic in Indonesia, Thailand, India, and Afghanistan; and there is no effect of foreign direct investment on macroeconomic in Indonesia, Philippines, Thailand, India, and Afghanistan.
Keyword : Global Terrorism Index, Terrorism, F oreign Direct Investment, Macroeconomic, Terrorism in Asia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global terrorism index terhadap foreign direct investment, 2) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global terrorism index terhadap makroekonomi, 3) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari foreign direct investment terhadap makroekonomi. Penelitian ini dilakukan pada lima negara berkembang di Benua Asia, yaitu Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan. Data yang digunakan berasal dari START dan UCDP untuk data terorisme, World Bank untuk data foreign direct investment, Bank Indonesia untuk data makroekonomi di Indonesia, dan World Bank untuk data makroekonomi di Negara Filipina, Thailand, India, dan Afganistan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh global terrorism index terhadap foreign direct investment di Negara Thailand dan Afganistan; terdapat pengaruh global terrorism index terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Thailand, India, dan Afganistan; dan tidak terdapat pengaruh foreign direct investment terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
199 A. PENDAHULUAN
Keterbukaan dan tidak mengenalnya adanya batasan merupakan ciri utama dari era globalisasi. Akibat dari era globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah terjadi perubahan-perubahan di berbagai macam aspek seperti: sosial, budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan juga teknologi. Aspek-aspek tersebut tidak bisa dipisahkan dari komponen perkembangan suatu negara.
Globalisasi memiliki tiga bentuk yang memiliki permasalahan di bidangnya masing-masing, di antaranya: globalisasi ekonomi yang mendorong terjadinya revolusi dari teknologi, informasi perdagangan, investasi asing dan bisnis internasional; globalisasi kultural yang terjadi akibat revolusi teknologi dan globalisasi ekonomis, sehingga keduanya menciptakan dan membentuk arus perpindahan; yang terakhir adalah globalisasi politik yang merupakan yang bisa menyebabkan ketegangan internal maupun ketegangan eksternal pada suatu negara.
Penjelasan Umum dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 yaitu, “terorisme merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia, serta merugikan kesejahteraan masyarakat, sehingga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan berkesinambungan” (Wiyono, 2014: 11). Kesimpulannya kegiatan terorisme adalah kegiatan yang memiliki karakteristik menyebar luaskan rasa ketakutan, intimidasi, dan merupakan pribadi ataupun golongan yang fanatik sehingga menimbulkan bahaya bagi keamanan dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Benua Asia rata-rata memiliki skor antara 6 – 10 yang artinya memiliki aktivitas terorisme yang tinggi.
“Beberapa kasus terorisme dapat
mempengaruhi industri tertentu seperti tragedi 9/11 terhadap maskapai dan pariwisata” (Drakos dalam Kinyanjui, 2014: 148). Biaya ekonomi yang terkait dengan terorisme bersifat langsung dan tidak langsung. “Terorisme berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi, pergerakan kapital, dan arus perdagangan. Investor datang untuk mengharapkan penggantian pengembalian modal mereka. Hal ini menurunkan tingkat investasi asing langsung” (Global Terrosim Index, 2016: 66).
Menurut Sukirno (2013: 379),
mengungkapkan bahwa “perusahaan-perusahaan raksasa yang berada di negara-negara maju yang biasa disebut dengan Multi-National Corporate
(MNC), ingin memperluas area perdagangan mereka sebagai bentuk dari strategi bisnis mereka dengan tujuan untuk menggabungkan kekuatan sumber daya dari perusahaan negara lain”. “Aliran dana FDI terdiri dari dua macam yaitu, aliran dana keluar FDI (outflows of FDI) dan aliran dana masuk FDI (inflows of FDI)” (Hill, et al., 2014: 268).
Para eksekutif MNE telah memiliki pandangan tren jangka panjang sendiri seperti meningkatnya urbanisasi dalam pengembangan dan ekonomi digital. “Dalam survei para eksekutif puncak yang dilakukan, situasi ekonomi di negara-negara berkembang di Asia digolongkan sebagai faktor makroekonomi teratas yang mempengaruhi FDI. Mayoritas responden melihat sumber-sumber risiko global dalam ketidakpastian geopolitik, terorisme dan ketidakstabilan sosial” (UNCTAD 2017: 5 – 6).
Calon investor memiliki beberapa daftar lain mengenai faktor-faktor sebelum melakukan investasi asing langsung, salah satunya adalah melihat kondisi perekonomian di negara tujuan investasinya tersebut. Kondisi perekonomian suatu negara bisa dilihat dari kondisi makroekonominya. Seiring begitu pentingnya makroekonomi dan berkaitan satu sama lain bagi suatu negara, maka pihak pemerintah sebagai aparatur negara akan melakukan kebijakan-kebijakan yang akan meningkatkan kinerja ekonomi di berbagai macam aspek yang mendukung makroekonomi.
Penelitian ini akan melihat pengaruh dari global terrorism index yang diwakilkan oleh jumlah kematian berdasarkan weapon types, state-based violence, non-state state-based violence, serta one-sided violence terhadap foreign direct investment yang diwakilkan oleh inflows dan outflows dan kondisi makroekonomi di negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan pada tahun 2007 – 2016. Berdasarkan penjelasan di atas, pada akhirnya penulis mengambil judul “Pengaruh Global Terrorism Index terhadap Foreign Direct Investment dan Makroekonomi (Studi pada Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan Tahun 2007 – 2016).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
200
terencana atau ancaman penggunaan kekerasan ekstranormal atau kebrutalan oleh suatu kelompok atau individu untuk mendapatkan tujuan politik, agama, atau ideologis melalui intimidasi terhadap khalayak yang besar, biasanya tidak terlibat langsung dengan pembuatan kebijakan oleh para teroris yang berusaha untuk mempengaruhi”. Kegiatan terorisme biasanya rentan terhadap unsur politisasi. Penting untuk memisahkan teror sebagai keadaan psikologis (atau sebagai tujuan organisasi pembuat kekerasan.
Seperti yang ditegaskan oleh Wilkinson (dalam Sandler, 2014: 263), bahwa faktor etnisitas secara random berinteraksi dengan salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor yang ada, di antaranya:
1. Diskriminasi ekonomi akibat pembentukan suatu struktur yang menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar (basic human needs),
2. Penganiayaan agama dan fundamentalisme agama,
3. Faktor struktural seperti motif nasionalis atau separatis,
4. Faktor politik yang berkaitan dengan ideologi politik
5. Alasan lain mungkin memunculkan aksi terorisme oleh kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Menurut Hoffman (dalam Lizardo, 2008: 111) menyatakan bahwa, organisasi teroris mengubah urutan dan menyesuaikan model organisasi yang ada baik dari organisasi profit maupun organisasi non-profit yang memfasilitasi kelangsungan hidup dan kemampuan beradaptasi mereka.
b. Karakteristik Terorisme
Dari pengertian dan faktor-faktor terjadinya aksi terorisme, menurut Ganor, et al. (2009: 25 – 26) terorisme memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menanamkan rasa ketakutan dan kecemasan; 2. Memakai tindak kekerasan ataupun
penghancuran sebagai sarana untuk suatu tujuan tertentu;
3. Memakai serangan acak dan korban bukan tujuan, melainkan untuk menciptakan ketakutan dan kecemasan pada masyarakat umum;
4. Target aksi teror dipilih, seperti kelompok atau individu yang memiliki sifat yang sama; 5. Pesan aksi cukup jelas;
6. Serangan teroris bisa terjadi kapan saja, di mana saja, sehingga menimbulkan kerentanan terhadap situasi dan kondisi sekitar.
Tentunya penyebab terorisme dalam negeri dan transnasional akan berbeda. Akar terorisme dalam negeri secara alami akan spesifik hanya untuk negara. Pandangan rata-rata seperti terorisme transnasional di mana kelompok teroris dapat didominasi oleh keluhan umum.
c. Tujuan Terorisme
Setiap dari aksi terorisme tentu memiliki tujuan-tujuan untuk mencapai sasaran politik, seperti yang diungkapkan oleh Abrahms (2008: 82), ada tujuh teka-teki empiris melemahkan dugaan model strategis bahwa teroris adalah orang-orang rasional yang termotivasi terutama untuk mencapai tujuan politik organisasi mereka, sebagai berikut:
1. Ketergantungan pada strategi perlawanan pemerintah yang menjadi lebih keras.
2. Organisasi teroris tidak pernah menggunakan terorisme sebagai upaya terakhir dan jarang memanfaatkan peluang untuk menjadi partai politik tanpa kekerasan yang produktif.
3. Organisasi teroris secara refleks menolak proposal kerjasama yang menawarkan konsesi kebijakan yang signifikan oleh pemerintah yang mana merupakan sebagai target mereka.
4. Organisasi teroris memiliki banyak tujuan politik yang tidak pernah terpuaskan .
5. Organisasi teroris umumnya melakukan serangan anonim, menghalangi negara-negara sasaran untuk membuat konsesi kebijakan. 6. Organisasi teroris dengan platform politik
yang sama secara rutin saling menyerang satu sama lain daripada musuh mereka.
7. Organisasi teroris menolak pembubaran ketika mereka secara konsisten gagal mencapai pernyataan politik mereka atau ketika dorongan politik mereka dinyatakan telah diselesaikan dan oleh karena itu diperdebatkan.
d. Tipologi Terorisme
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
201
Menurut Melander (2015: 2) yang menyatakan bahwa ada tiga kategori konflik yang dilakukan oleh organisasi, yaitu:
1. State-based conflict
Konflik bersenjata yang dilakukan antara dua pemerintah (konflik antar negara), atau antara pemerintah dan organisasi pemberontak (yaitu konflik antar daerah).
2. Non-state conflict
Konflik bersenjata yang mengacu antara dua aktor terorganisir, yaitu keduanya bukan negara.
3. One-sided conflict
Ketika seorang aktor terorganisir (sebuah negara atau aktor terorganisir non-negara) membunuh warga sipil tak bersenjata.
Menurut Wibowo (2012: 80)
mengungkapkan bahwa, “dari segi senjata yang digunakan, terorisme dapat menggunakan senjata yang beragam dan tidak terbatas, misalnya pisau, pistol, dan bom”.
2. F oreign Direct Investment
a. Pengertian Investasi Asing Langsung
Ketika sebuah perusahaan melakukan FDI maka perusahaan tersebut menjadi perusahaan multinasional. Menurut Hill, et al. (2014: 268) menyatakan bahwa FDI terdiri dari dua bentuk utama, yaitu “pertama investasi lahan hijau (greennfield investment) yang meliputi operasi bisnis yang baru di negara asing, dan yang kedua investasi yang hanya mengambil keuntungan atau bergabung dengan bisnis yang sudah ada di negara asing tersebut”.
b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Investor Internasional
Beberapa faktor yang harus jadi pertimbangan bagi para investor internasional untuk melakukan investasi di suatu negara. Ada empat faktor yang harus dipertimbangkan bagi investor internasional, yaitu:
1. Stabilitas politik
2. Konsistensi penegakkan hukum 3. Sistem dan prospek ekonomi 4. Keadilan sosial
c. Pola Investasi Langsung Luar Negeri
Ada dua teori yang akan menjelaskan pola investasi langsung luar negeri, yaitu:
1. Perilaku Strategis
Teori Knickbocker dapat diperluas cakupan konsep persyaratan multipoin. Kompetisi multipoin (competition multipoint) muncul ketika dua atau lebih perusahaan bertemu satu sama lain di pasar wilayah yang
berbeda, pasar nasional, atau industri. Idenya adalah untuk memastikan pesaing tidak meraih posisi pemimpin di suatu pasar dan menggunakan keuntungan yang terdapat di sana untuk menyalurkan serangan keunggulan di pasar yang lain.
2. Daur Hidup Produk
Teori daur hidup produk milik Raymond Vernon yang digunakan untuk menjelaskan FDI. Vernon juga berpendapat bahwa sebuah perusahaan memutuskan berinvestasi di negara maju lainnya ketika permintaan lokal cukup besar untuk mendukung produksi lokal dan mereka akan berinvestasi di lokasi yang berbiaya rendah (negara berkembang) ketika tekanan biaya menjadi sangat kuat (Hill, et al., 2014: 278).
d. Investasi pada Negara Berkembang
Investasi yang dilakukan pada negara-negara berkembang tentu memiliki risiko yang lebih tinggi, ini diakibatkan karena ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik, sosial, keamanan, hukum yang dengan mudah rentan akan guncangan. Banyak bagi para investor yang tentunya lebih senang melakukan investasi pada finansial atau keuangan saja ketimbang melakukan investasi nyata.
3. Makroekonomi
a. Gross Domestic Product (GDP)
GDP mengukur sesuatu yang dipedulikan banyak orang - pendapatan mereka. Perekonomian dengan output barang dan jasa secara lebih baik memenuhi permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah (Mankiw 2011: 17).
b. Inflation, Consumer Prices
Theusen dan Fabrycky (dalam Fahmi, 2012: 69) menyatakan bahwa, “consumer price index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) menyajikan perubahan harga eceran untuk sejumlah kebutuhan yang telah dipilih, meliputi: pakaian, makanan, perumahan, dan alat rumah tangga.”
c. Interest Rate
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
202 d. Exchange Rate
“Konsep dampak Fisher internasional adalah perbedaan suku bunga di antara dua mata uang yang mencerminkan perubahan yang diharapkan dalam nilai tukarnya” (Ball, et al., 2014: 368). Kesimpulannya antara inflasi, suku bunga, dan nilai tukar erat kaitannya antar satu sama lain.
C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory researh dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
2. Lokasi Penelitian
Peneliti mengakses dari situs resmi Institute for Economic and Peace, Bank Indonesia, World Bank, START dengan didukung data dari UCDP.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh negara berkembang yang berada di wilayah Benua Asia.
b. Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Berada di Benua Asia
b. Merupakan negara berkembang
c. Memiliki pendapatan nasional US $330 – US $5.640
d. Masuk dalam negara dirangking oleh Global Terrorism Index
e. Terdaftar dalam negara yang diteliti oleh UCDP dan Global Terrorism Database f. Memiliki data lengkap mengenai GDP
growth, inflation, exchange rate, interest rate, dan FDI dari tahun 2007 – 2016. Dari kriteria sampel tersebut, maka negara-negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan.
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari situs resmi Institute for Economic and Peace, Bank Indonesia, World Bank, START dan UCDP.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi.
6. Analisis Data
a. Evaluasi Outer Model
Menggunakan indikator realibitas, jika outer loading > 0,5 maka indikator dipertahankan.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
c. Predictive Relevance (Q2)
Memberikan informasi keragam data dari model yang ada.
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ... (1 – Rp2) d. Evaluasi Inner Model
Menggunakan Uji t, dengan t-hitung > 1,96 dan p-value < 0,05.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Negara Indonesia
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 1. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Indonesia
Indikator Outer Loading
NOD_NSBV 0,053
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Indikator pada Tabel 1 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,453 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,652.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,453) (1 – 0,652) = 0,8096 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 80,96% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 19,04% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
203
Gambar 1. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Indonesia
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Indonesia
Hubungan Inner
Loading t-statistic
P-Values
Global Terrorism Index -> FDI
0,655 1,847 0,065*
Global Terrorism Index -> Makroekonomi
-1,047 1,982 0,048
FDI ->
Makroekonomi 0,825 1,282 0,201*
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan
Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 2 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.
2. Hasil Analisis Negara Filipina
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 3. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Filipina
Indikator Outer Loading
NOD_NSBV 0,840
NOD_OSV 0,913
NOD_SBV 0,773
NOD_WET -0,559
FDI_INFLOWS 0,881
FDI_OUTFLOWS 0,964
MEK_EXR -0,593
MEK_GDP 0,899
MEK_ICP -0,232
MEK_IRR 0,749
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Indikator pada Tabel 3 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,417 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,811.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,417) (1 – 0,811) = 0,8898 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 88,98% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 11,02% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.
d. Evaluasi Inner Model
Gambar 2. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Filipina
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Filipina
Hubungan Inner
Loading t-statistic
P-Values Global
Terrorism Index -> FDI
-0,547 1,482 0,139*
Global Terrorism Index -> Makroekonomi
-0,957 1,082 0,280*
FDI ->
Makroekonomi -0,066 0,148 0,882*
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
204
terhadap foreign direct investment, tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.
3. Hasil Analisis Negara Thailand
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 5. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Thailand
Indikator Outer Loading
NOD_NSBV -0,700
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Indikator pada Tabel 5 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,834 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,449.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,834) (1 – 0,449) = 0,9085 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 90,85% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 9,15% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.
d. Evaluasi Inner Model
Gambar 3. Path Modelbootstrapping dan t- statistic Negara Thailand
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Thailand
Hubungan Inner
Loading t-statistic
P-Makroekonomi 0,515 0,886 0,374*
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan
Berdasarkan Gambar 3 dan Tabel 6 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.
4. Hasil Analisis Negara India
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 7. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara India
Indikator Outer Loading
NOD_NSBV 0,107
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Indikator pada Tabel 7 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,101 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,807.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
205
dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.
d. Evaluasi Inner Model
Gambar 4. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara India
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara India
Hubungan Inner
Loading t-statistic P-Values
Global Terrorism
Index -> FDI 0,282 0,914 0,361*
Global Terrorism Index ->
Makroekonomi
-0,702 2,064 0,040
FDI ->
Makroekonomi -0,337 0,985 0,325*
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan
Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 8 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.
5. Hasil Analisis Negara Afganistan
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 9. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Afganistan
Indikator Outer Loading
NOD_NSBV 0,878
NOD_OSV 0,306
NOD_SBV 0,994
NOD_WET 0.957
FDI_INFLOWS 0,787
FDI_OUTFLOWS 0,832
MEK_EXR 0,948
MEK_GDP -0,632
MEK_ICP -0,286
MEK_IRR 0,927
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Indikator pada Tabel 9 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,567 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,962.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,567) (1 – 0,962) = 0,9835 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 98,35% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 1,65% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.
d. Evaluasi Inner Model
Gambar 5. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Afganistan
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Afganistan
Hubungan Inner
Loading t-statistic
P-Values
Global Terrorism Index -> FDI
-0,747 2,646 0,008
Global Terrorism Index -> Makroekonomi
0,768 2,771 0,006
FDI ->
Makroekonomi -0,255 0,892 0,373*
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
206
pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Kesimpulan hasil analisis pada Negara
Indonesia adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.
b. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Filipina adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.
c. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Thailand adalah terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.
d. Kesimpulan hasil analisis pada Negara India adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara
global terrorism index terhadap
makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.
e. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Afganistan adalah terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.
2. Saran
Berdasarkan atas hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
a. Saran bagi pengembangan akademik untuk peneliti selanjutnya agar melibatkan negara-negara berkembang yang berada di Asia Timur. b. Saran bagi investor: hasil penelitian ini untuk masing-masing negara berbeda begitu pula dengan faktor-faktor yang mempengaruhi setiap negara berbeda juga, serta mempertimbangkan risiko-risiko yang ada bagi perusahaan.
c. Saran bagi pemerintah yaitu sebaiknya pemerintah memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi foreign direct investment terutama aktivitas terorismenya di setiap negara dan memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan makroekonomi di setiap negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Donald A., J. Michael Geringer, Michael S. Minor, Jeanne M. Mcnett. 2013. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Hill, Charles W.L., Chow-Hou Wee, Krishna Udayasankar. 2014. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat
Mankiw, N. Gregory. 2011. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga
Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Wibowo, Ari. 2012. Hukum Pidana Terorisme.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Wiyono, R. 2014. Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Jakarta: Sinar Grafika
Publikasi Ilmiah
Abrahms, Max. 2008. What Terrorist Really
Want. Harvard College and the
Massachusetts Institute of Techonology: International Security, Vol. 32, No. 4, pp. 78 – 105
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
207
Kinyanjui, Solomon. 2014. The Impact of Terrorism on Foreign Direct Investment in Kenya. International Journal of Business Administration, Vol. 5, No. 3 pp. 148 – 157 Lizardo, Omar. 2008. Defining and Theorizing
Terrorism: A Global Actor-Centered Approach. Journal of World-Systems Research, Vol. 14 No. 2, pp 91 – 118
Melander, Erik. 2015. Organized Violence in the World 2015. Uppsala Universitet: Uppsala Conflict Data Program, pp 1 – 9
Sandler, Todd. 2014. The Analytical Study of Terrorism: Taking Stock. University of Texas: Journal of Peace Research, Vol. 51 No. 2, pp. 257 – 271
Zimmermann, Ekkart. 2013. Forms and Causes of Political Terrorism: What Do We Know?. Mommsenstr: Institute of Sociology, Dresden University of Technology, pp. 1 – 40
Artikel
Global Terrorism Index. 2016. Measuring and Understanding The Impact of Terrorism. Sydney, New York, Mexico dan Oxford: Institute for Economics and Peace
Website
Global Terrorism Database. 2015. “Terrorist
Attacks”, diakses pada 12 September 2017
dari http://www.start.umd.edu/baad/database Institute for Economics and Peace. 2007.
“Global Terrorism Index”, diakses pada 12
September 2017 dari
http://economicsandpeace.org/
Uppsala Conflict Data Program. 2017.
“Department of Peace and Conflict