• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH GLOBAL TERRORISM INDEX TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN MAKROEKONOMI | Sabattini | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH GLOBAL TERRORISM INDEX TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN MAKROEKONOMI | Sabattini | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

198

PENGARUH

GLOBAL TERRORISM INDEX

TERHADAP

F OREIGN DIRECT

INVESTMENT

DAN MAKROEKONOMI

(Studi pada Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan

Tahun 2007

2016)

Febrehane Sabattini Suhadak

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

Email: febrehane@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was : 1) to know and explain the effect of global terrorism index on foreign direct investment, 2) to know and explain the effect of global terrorism index on macroeconomic, 3) to know and explain the effect of foreign direct investment on macroeconomic. This research was conducted on five developing countries in Asia Continent which namely Indonesia, Philippines, Thailand, India, and Afghanistan. The data used is from START and UCDP for data of terrorism, World Bank for data of foreign direct investment, Bank Indonesia for data of macroeconomic in Indonesia and World Bank for data of macroeconomic in Philippines, Thailand, India, and Afgha nistan. The results showed that there were an effect of global terrorism index on foreign direct investment in Thailand and Afghanistan; there is an effect of global terrorism index on macroeconomic in Indonesia, Thailand, India, and Afghanistan; and there is no effect of foreign direct investment on macroeconomic in Indonesia, Philippines, Thailand, India, and Afghanistan.

Keyword : Global Terrorism Index, Terrorism, F oreign Direct Investment, Macroeconomic, Terrorism in Asia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global terrorism index terhadap foreign direct investment, 2) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global terrorism index terhadap makroekonomi, 3) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari foreign direct investment terhadap makroekonomi. Penelitian ini dilakukan pada lima negara berkembang di Benua Asia, yaitu Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan. Data yang digunakan berasal dari START dan UCDP untuk data terorisme, World Bank untuk data foreign direct investment, Bank Indonesia untuk data makroekonomi di Indonesia, dan World Bank untuk data makroekonomi di Negara Filipina, Thailand, India, dan Afganistan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh global terrorism index terhadap foreign direct investment di Negara Thailand dan Afganistan; terdapat pengaruh global terrorism index terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Thailand, India, dan Afganistan; dan tidak terdapat pengaruh foreign direct investment terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

199 A. PENDAHULUAN

Keterbukaan dan tidak mengenalnya adanya batasan merupakan ciri utama dari era globalisasi. Akibat dari era globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah terjadi perubahan-perubahan di berbagai macam aspek seperti: sosial, budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan juga teknologi. Aspek-aspek tersebut tidak bisa dipisahkan dari komponen perkembangan suatu negara.

Globalisasi memiliki tiga bentuk yang memiliki permasalahan di bidangnya masing-masing, di antaranya: globalisasi ekonomi yang mendorong terjadinya revolusi dari teknologi, informasi perdagangan, investasi asing dan bisnis internasional; globalisasi kultural yang terjadi akibat revolusi teknologi dan globalisasi ekonomis, sehingga keduanya menciptakan dan membentuk arus perpindahan; yang terakhir adalah globalisasi politik yang merupakan yang bisa menyebabkan ketegangan internal maupun ketegangan eksternal pada suatu negara.

Penjelasan Umum dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 yaitu, “terorisme merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia, serta merugikan kesejahteraan masyarakat, sehingga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan berkesinambungan” (Wiyono, 2014: 11). Kesimpulannya kegiatan terorisme adalah kegiatan yang memiliki karakteristik menyebar luaskan rasa ketakutan, intimidasi, dan merupakan pribadi ataupun golongan yang fanatik sehingga menimbulkan bahaya bagi keamanan dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Benua Asia rata-rata memiliki skor antara 6 – 10 yang artinya memiliki aktivitas terorisme yang tinggi.

“Beberapa kasus terorisme dapat

mempengaruhi industri tertentu seperti tragedi 9/11 terhadap maskapai dan pariwisata” (Drakos dalam Kinyanjui, 2014: 148). Biaya ekonomi yang terkait dengan terorisme bersifat langsung dan tidak langsung. “Terorisme berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi, pergerakan kapital, dan arus perdagangan. Investor datang untuk mengharapkan penggantian pengembalian modal mereka. Hal ini menurunkan tingkat investasi asing langsung” (Global Terrosim Index, 2016: 66).

Menurut Sukirno (2013: 379),

mengungkapkan bahwa “perusahaan-perusahaan raksasa yang berada di negara-negara maju yang biasa disebut dengan Multi-National Corporate

(MNC), ingin memperluas area perdagangan mereka sebagai bentuk dari strategi bisnis mereka dengan tujuan untuk menggabungkan kekuatan sumber daya dari perusahaan negara lain”. “Aliran dana FDI terdiri dari dua macam yaitu, aliran dana keluar FDI (outflows of FDI) dan aliran dana masuk FDI (inflows of FDI)” (Hill, et al., 2014: 268).

Para eksekutif MNE telah memiliki pandangan tren jangka panjang sendiri seperti meningkatnya urbanisasi dalam pengembangan dan ekonomi digital. “Dalam survei para eksekutif puncak yang dilakukan, situasi ekonomi di negara-negara berkembang di Asia digolongkan sebagai faktor makroekonomi teratas yang mempengaruhi FDI. Mayoritas responden melihat sumber-sumber risiko global dalam ketidakpastian geopolitik, terorisme dan ketidakstabilan sosial” (UNCTAD 2017: 5 – 6).

Calon investor memiliki beberapa daftar lain mengenai faktor-faktor sebelum melakukan investasi asing langsung, salah satunya adalah melihat kondisi perekonomian di negara tujuan investasinya tersebut. Kondisi perekonomian suatu negara bisa dilihat dari kondisi makroekonominya. Seiring begitu pentingnya makroekonomi dan berkaitan satu sama lain bagi suatu negara, maka pihak pemerintah sebagai aparatur negara akan melakukan kebijakan-kebijakan yang akan meningkatkan kinerja ekonomi di berbagai macam aspek yang mendukung makroekonomi.

Penelitian ini akan melihat pengaruh dari global terrorism index yang diwakilkan oleh jumlah kematian berdasarkan weapon types, state-based violence, non-state state-based violence, serta one-sided violence terhadap foreign direct investment yang diwakilkan oleh inflows dan outflows dan kondisi makroekonomi di negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan pada tahun 2007 – 2016. Berdasarkan penjelasan di atas, pada akhirnya penulis mengambil judul “Pengaruh Global Terrorism Index terhadap Foreign Direct Investment dan Makroekonomi (Studi pada Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan Tahun 2007 – 2016).

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

200

terencana atau ancaman penggunaan kekerasan ekstranormal atau kebrutalan oleh suatu kelompok atau individu untuk mendapatkan tujuan politik, agama, atau ideologis melalui intimidasi terhadap khalayak yang besar, biasanya tidak terlibat langsung dengan pembuatan kebijakan oleh para teroris yang berusaha untuk mempengaruhi”. Kegiatan terorisme biasanya rentan terhadap unsur politisasi. Penting untuk memisahkan teror sebagai keadaan psikologis (atau sebagai tujuan organisasi pembuat kekerasan.

Seperti yang ditegaskan oleh Wilkinson (dalam Sandler, 2014: 263), bahwa faktor etnisitas secara random berinteraksi dengan salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor yang ada, di antaranya:

1. Diskriminasi ekonomi akibat pembentukan suatu struktur yang menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar (basic human needs),

2. Penganiayaan agama dan fundamentalisme agama,

3. Faktor struktural seperti motif nasionalis atau separatis,

4. Faktor politik yang berkaitan dengan ideologi politik

5. Alasan lain mungkin memunculkan aksi terorisme oleh kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

Menurut Hoffman (dalam Lizardo, 2008: 111) menyatakan bahwa, organisasi teroris mengubah urutan dan menyesuaikan model organisasi yang ada baik dari organisasi profit maupun organisasi non-profit yang memfasilitasi kelangsungan hidup dan kemampuan beradaptasi mereka.

b. Karakteristik Terorisme

Dari pengertian dan faktor-faktor terjadinya aksi terorisme, menurut Ganor, et al. (2009: 25 – 26) terorisme memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menanamkan rasa ketakutan dan kecemasan; 2. Memakai tindak kekerasan ataupun

penghancuran sebagai sarana untuk suatu tujuan tertentu;

3. Memakai serangan acak dan korban bukan tujuan, melainkan untuk menciptakan ketakutan dan kecemasan pada masyarakat umum;

4. Target aksi teror dipilih, seperti kelompok atau individu yang memiliki sifat yang sama; 5. Pesan aksi cukup jelas;

6. Serangan teroris bisa terjadi kapan saja, di mana saja, sehingga menimbulkan kerentanan terhadap situasi dan kondisi sekitar.

Tentunya penyebab terorisme dalam negeri dan transnasional akan berbeda. Akar terorisme dalam negeri secara alami akan spesifik hanya untuk negara. Pandangan rata-rata seperti terorisme transnasional di mana kelompok teroris dapat didominasi oleh keluhan umum.

c. Tujuan Terorisme

Setiap dari aksi terorisme tentu memiliki tujuan-tujuan untuk mencapai sasaran politik, seperti yang diungkapkan oleh Abrahms (2008: 82), ada tujuh teka-teki empiris melemahkan dugaan model strategis bahwa teroris adalah orang-orang rasional yang termotivasi terutama untuk mencapai tujuan politik organisasi mereka, sebagai berikut:

1. Ketergantungan pada strategi perlawanan pemerintah yang menjadi lebih keras.

2. Organisasi teroris tidak pernah menggunakan terorisme sebagai upaya terakhir dan jarang memanfaatkan peluang untuk menjadi partai politik tanpa kekerasan yang produktif.

3. Organisasi teroris secara refleks menolak proposal kerjasama yang menawarkan konsesi kebijakan yang signifikan oleh pemerintah yang mana merupakan sebagai target mereka.

4. Organisasi teroris memiliki banyak tujuan politik yang tidak pernah terpuaskan .

5. Organisasi teroris umumnya melakukan serangan anonim, menghalangi negara-negara sasaran untuk membuat konsesi kebijakan. 6. Organisasi teroris dengan platform politik

yang sama secara rutin saling menyerang satu sama lain daripada musuh mereka.

7. Organisasi teroris menolak pembubaran ketika mereka secara konsisten gagal mencapai pernyataan politik mereka atau ketika dorongan politik mereka dinyatakan telah diselesaikan dan oleh karena itu diperdebatkan.

d. Tipologi Terorisme

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

201

Menurut Melander (2015: 2) yang menyatakan bahwa ada tiga kategori konflik yang dilakukan oleh organisasi, yaitu:

1. State-based conflict

Konflik bersenjata yang dilakukan antara dua pemerintah (konflik antar negara), atau antara pemerintah dan organisasi pemberontak (yaitu konflik antar daerah).

2. Non-state conflict

Konflik bersenjata yang mengacu antara dua aktor terorganisir, yaitu keduanya bukan negara.

3. One-sided conflict

Ketika seorang aktor terorganisir (sebuah negara atau aktor terorganisir non-negara) membunuh warga sipil tak bersenjata.

Menurut Wibowo (2012: 80)

mengungkapkan bahwa, “dari segi senjata yang digunakan, terorisme dapat menggunakan senjata yang beragam dan tidak terbatas, misalnya pisau, pistol, dan bom”.

2. F oreign Direct Investment

a. Pengertian Investasi Asing Langsung

Ketika sebuah perusahaan melakukan FDI maka perusahaan tersebut menjadi perusahaan multinasional. Menurut Hill, et al. (2014: 268) menyatakan bahwa FDI terdiri dari dua bentuk utama, yaitu “pertama investasi lahan hijau (greennfield investment) yang meliputi operasi bisnis yang baru di negara asing, dan yang kedua investasi yang hanya mengambil keuntungan atau bergabung dengan bisnis yang sudah ada di negara asing tersebut”.

b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Investor Internasional

Beberapa faktor yang harus jadi pertimbangan bagi para investor internasional untuk melakukan investasi di suatu negara. Ada empat faktor yang harus dipertimbangkan bagi investor internasional, yaitu:

1. Stabilitas politik

2. Konsistensi penegakkan hukum 3. Sistem dan prospek ekonomi 4. Keadilan sosial

c. Pola Investasi Langsung Luar Negeri

Ada dua teori yang akan menjelaskan pola investasi langsung luar negeri, yaitu:

1. Perilaku Strategis

Teori Knickbocker dapat diperluas cakupan konsep persyaratan multipoin. Kompetisi multipoin (competition multipoint) muncul ketika dua atau lebih perusahaan bertemu satu sama lain di pasar wilayah yang

berbeda, pasar nasional, atau industri. Idenya adalah untuk memastikan pesaing tidak meraih posisi pemimpin di suatu pasar dan menggunakan keuntungan yang terdapat di sana untuk menyalurkan serangan keunggulan di pasar yang lain.

2. Daur Hidup Produk

Teori daur hidup produk milik Raymond Vernon yang digunakan untuk menjelaskan FDI. Vernon juga berpendapat bahwa sebuah perusahaan memutuskan berinvestasi di negara maju lainnya ketika permintaan lokal cukup besar untuk mendukung produksi lokal dan mereka akan berinvestasi di lokasi yang berbiaya rendah (negara berkembang) ketika tekanan biaya menjadi sangat kuat (Hill, et al., 2014: 278).

d. Investasi pada Negara Berkembang

Investasi yang dilakukan pada negara-negara berkembang tentu memiliki risiko yang lebih tinggi, ini diakibatkan karena ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik, sosial, keamanan, hukum yang dengan mudah rentan akan guncangan. Banyak bagi para investor yang tentunya lebih senang melakukan investasi pada finansial atau keuangan saja ketimbang melakukan investasi nyata.

3. Makroekonomi

a. Gross Domestic Product (GDP)

GDP mengukur sesuatu yang dipedulikan banyak orang - pendapatan mereka. Perekonomian dengan output barang dan jasa secara lebih baik memenuhi permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah (Mankiw 2011: 17).

b. Inflation, Consumer Prices

Theusen dan Fabrycky (dalam Fahmi, 2012: 69) menyatakan bahwa, “consumer price index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) menyajikan perubahan harga eceran untuk sejumlah kebutuhan yang telah dipilih, meliputi: pakaian, makanan, perumahan, dan alat rumah tangga.”

c. Interest Rate

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

202 d. Exchange Rate

“Konsep dampak Fisher internasional adalah perbedaan suku bunga di antara dua mata uang yang mencerminkan perubahan yang diharapkan dalam nilai tukarnya” (Ball, et al., 2014: 368). Kesimpulannya antara inflasi, suku bunga, dan nilai tukar erat kaitannya antar satu sama lain.

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory researh dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti mengakses dari situs resmi Institute for Economic and Peace, Bank Indonesia, World Bank, START dengan didukung data dari UCDP.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh negara berkembang yang berada di wilayah Benua Asia.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Berada di Benua Asia

b. Merupakan negara berkembang

c. Memiliki pendapatan nasional US $330 – US $5.640

d. Masuk dalam negara dirangking oleh Global Terrorism Index

e. Terdaftar dalam negara yang diteliti oleh UCDP dan Global Terrorism Database f. Memiliki data lengkap mengenai GDP

growth, inflation, exchange rate, interest rate, dan FDI dari tahun 2007 – 2016. Dari kriteria sampel tersebut, maka negara-negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan.

4. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari situs resmi Institute for Economic and Peace, Bank Indonesia, World Bank, START dan UCDP.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi.

6. Analisis Data

a. Evaluasi Outer Model

Menggunakan indikator realibitas, jika outer loading > 0,5 maka indikator dipertahankan.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

c. Predictive Relevance (Q2)

Memberikan informasi keragam data dari model yang ada.

Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ... (1 – Rp2) d. Evaluasi Inner Model

Menggunakan Uji t, dengan t-hitung > 1,96 dan p-value < 0,05.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Negara Indonesia

a. Evaluasi Outer Model

Tabel 1. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Indonesia

Indikator Outer Loading

NOD_NSBV 0,053

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 1 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,453 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,652.

c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:

Q2 = 1 – (1 – 0,453) (1 – 0,652) = 0,8096 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 80,96% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 19,04% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

203

Gambar 1. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Indonesia

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Indonesia

Hubungan Inner

Loading t-statistic

P-Values

Global Terrorism Index -> FDI

0,655 1,847 0,065*

Global Terrorism Index -> Makroekonomi

-1,047 1,982 0,048

FDI ->

Makroekonomi 0,825 1,282 0,201*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 2 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.

2. Hasil Analisis Negara Filipina

a. Evaluasi Outer Model

Tabel 3. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Filipina

Indikator Outer Loading

NOD_NSBV 0,840

NOD_OSV 0,913

NOD_SBV 0,773

NOD_WET -0,559

FDI_INFLOWS 0,881

FDI_OUTFLOWS 0,964

MEK_EXR -0,593

MEK_GDP 0,899

MEK_ICP -0,232

MEK_IRR 0,749

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 3 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,417 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,811.

c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:

Q2 = 1 – (1 – 0,417) (1 – 0,811) = 0,8898 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 88,98% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 11,02% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.

d. Evaluasi Inner Model

Gambar 2. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Filipina

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Filipina

Hubungan Inner

Loading t-statistic

P-Values Global

Terrorism Index -> FDI

-0,547 1,482 0,139*

Global Terrorism Index -> Makroekonomi

-0,957 1,082 0,280*

FDI ->

Makroekonomi -0,066 0,148 0,882*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

204

terhadap foreign direct investment, tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.

3. Hasil Analisis Negara Thailand

a. Evaluasi Outer Model

Tabel 5. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Thailand

Indikator Outer Loading

NOD_NSBV -0,700

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 5 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,834 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,449.

c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:

Q2 = 1 – (1 – 0,834) (1 – 0,449) = 0,9085 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 90,85% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 9,15% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.

d. Evaluasi Inner Model

Gambar 3. Path Modelbootstrapping dan t- statistic Negara Thailand

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Thailand

Hubungan Inner

Loading t-statistic

P-Makroekonomi 0,515 0,886 0,374*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 3 dan Tabel 6 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.

4. Hasil Analisis Negara India

a. Evaluasi Outer Model

Tabel 7. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara India

Indikator Outer Loading

NOD_NSBV 0,107

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 7 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,101 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,807.

c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

205

dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.

d. Evaluasi Inner Model

Gambar 4. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara India

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara India

Hubungan Inner

Loading t-statistic P-Values

Global Terrorism

Index -> FDI 0,282 0,914 0,361*

Global Terrorism Index ->

Makroekonomi

-0,702 2,064 0,040

FDI ->

Makroekonomi -0,337 0,985 0,325*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 8 pengujian hasil hipotesis inner model, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.

5. Hasil Analisis Negara Afganistan

a. Evaluasi Outer Model

Tabel 9. Hasil Pengujian Outer Loading pada Negara Afganistan

Indikator Outer Loading

NOD_NSBV 0,878

NOD_OSV 0,306

NOD_SBV 0,994

NOD_WET 0.957

FDI_INFLOWS 0,787

FDI_OUTFLOWS 0,832

MEK_EXR 0,948

MEK_GDP -0,632

MEK_ICP -0,286

MEK_IRR 0,927

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 9 yang memiliki indikator realibitas > 0,5 perlu dipertahankan dan masuk dalam model perhitungan selanjutnya.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Variabel endogen FDI memiliki nilai R2 sebesar 0,567 dan variabel endogen makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar 0,962.

c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh dengan perhitungan:

Q2 = 1 – (1 – 0,567) (1 – 0,962) = 0,9835 Informasi yang terkandung dalam data sebesar 98,35% dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sisanya sebesar 1,65% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan error.

d. Evaluasi Inner Model

Gambar 5. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Afganistan

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis Inner Model Negara Afganistan

Hubungan Inner

Loading t-statistic

P-Values

Global Terrorism Index -> FDI

-0,747 2,646 0,008

Global Terrorism Index -> Makroekonomi

0,768 2,771 0,006

FDI ->

Makroekonomi -0,255 0,892 0,373*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017 Keterangan: *nonsignifikan

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

206

pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign diret investment terhadap makroekonomi.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Kesimpulan hasil analisis pada Negara

Indonesia adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.

b. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Filipina adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.

c. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Thailand adalah terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.

d. Kesimpulan hasil analisis pada Negara India adalah tidak terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh negatif antara

global terrorism index terhadap

makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.

e. Kesimpulan hasil analisis pada Negara Afganistan adalah terdapat pengaruh negatif antara global terrorism index terhadap foreign direct investment, terdapat pengaruh antara global terrorism index terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh antara foreign direct investment dengan makroekonomi.

2. Saran

Berdasarkan atas hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

a. Saran bagi pengembangan akademik untuk peneliti selanjutnya agar melibatkan negara-negara berkembang yang berada di Asia Timur. b. Saran bagi investor: hasil penelitian ini untuk masing-masing negara berbeda begitu pula dengan faktor-faktor yang mempengaruhi setiap negara berbeda juga, serta mempertimbangkan risiko-risiko yang ada bagi perusahaan.

c. Saran bagi pemerintah yaitu sebaiknya pemerintah memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi foreign direct investment terutama aktivitas terorismenya di setiap negara dan memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan makroekonomi di setiap negara.

DAFTAR PUSTAKA

Ball, Donald A., J. Michael Geringer, Michael S. Minor, Jeanne M. Mcnett. 2013. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat

Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat

Hill, Charles W.L., Chow-Hou Wee, Krishna Udayasankar. 2014. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat

Mankiw, N. Gregory. 2011. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga

Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Wibowo, Ari. 2012. Hukum Pidana Terorisme.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Wiyono, R. 2014. Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Jakarta: Sinar Grafika

Publikasi Ilmiah

Abrahms, Max. 2008. What Terrorist Really

Want. Harvard College and the

Massachusetts Institute of Techonology: International Security, Vol. 32, No. 4, pp. 78 – 105

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

207

Kinyanjui, Solomon. 2014. The Impact of Terrorism on Foreign Direct Investment in Kenya. International Journal of Business Administration, Vol. 5, No. 3 pp. 148 – 157 Lizardo, Omar. 2008. Defining and Theorizing

Terrorism: A Global Actor-Centered Approach. Journal of World-Systems Research, Vol. 14 No. 2, pp 91 – 118

Melander, Erik. 2015. Organized Violence in the World 2015. Uppsala Universitet: Uppsala Conflict Data Program, pp 1 – 9

Sandler, Todd. 2014. The Analytical Study of Terrorism: Taking Stock. University of Texas: Journal of Peace Research, Vol. 51 No. 2, pp. 257 – 271

Zimmermann, Ekkart. 2013. Forms and Causes of Political Terrorism: What Do We Know?. Mommsenstr: Institute of Sociology, Dresden University of Technology, pp. 1 – 40

Artikel

Global Terrorism Index. 2016. Measuring and Understanding The Impact of Terrorism. Sydney, New York, Mexico dan Oxford: Institute for Economics and Peace

Website

Global Terrorism Database. 2015. “Terrorist

Attacks”, diakses pada 12 September 2017

dari http://www.start.umd.edu/baad/database Institute for Economics and Peace. 2007.

Global Terrorism Index”, diakses pada 12

September 2017 dari

http://economicsandpeace.org/

Uppsala Conflict Data Program. 2017.

“Department of Peace and Conflict

Gambar

Gambar 1.  Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara Indonesia
Tabel 5. Hasil Pengujian Outer Loading Negara Thailand Indikator
Gambar 4. Path Model bootstrapping dan t-statistic Negara India

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif telah dimiliki oleh bangsa

Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil : (1) Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antar variabel perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap

seorang Imam bukan hanya pemimpin dalam masalah politik, tetapi juga pemimpin spiritual para umat manusia agar mereka tidak menyimpang dari ajaran yang telah

Employing content analysis approach, this paper analyses traditional and modern structures of fundraising that are applicable for development and management of waqa&gt;f

Menurut Sugiyono, penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi sistem informasi (teknologi berbasis komputer) yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, me-manipulasi

Dari kedua strategi coping stres tersebut tidak ada strategi yang lebih baik. karena pada dasarnya coping stres bertujuan untuk mereduksi

Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b, dapat diganti