• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum terhadap Anggota Kliring atas Kegagalan dalam Penyelesaian Transaksi Efek dalam Pasar Modal Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum terhadap Anggota Kliring atas Kegagalan dalam Penyelesaian Transaksi Efek dalam Pasar Modal Indonesia"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang. Keberadaan

institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan, tetapi juga sebagai

sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, baik yang tersedia

di kantong dalam negeri maupun pundi-pundi yang tersebar diluar negeri. Yang

memanfaatkan pasar modal sebagai sarana investasi bukan cuma pemodal local

tapi juga pemodal asing. Dari sini bisa disimak bahwa pasar modal bisa

memenuhi kebutuhan dana, baik bagi swasta maupun pemerintah dan BUMN.

Meskipun begitu belum banyak masyarakat industri yang paham, yang mau dan

bersedia memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan utama. Keadaan

ini menjadi semakin sulit dengan terjadinya musibah krisis ekonomi yang

melanda Indonesia yang hingga sekarang belum juga berakhir.26

Mencapai pasar modal modern untuk institusi bursa efek harus didukung

oleh LKP dan LPP. Dua lembaga yang kini sudah ada yaitu KPEI dan yang

menjalankan fungsi LKP dan KSEI yang menjalankan fungsi LPP. Dengan

berdirinya kedua lembaga ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pasar.

Adanya lembaga seperti bursa efek, LKP dan LPP pun belum cukup membuat

pasar modal Indonesia disebut modern, sebelum fungsi-fungsi mereka dijalankan

(2)

secara optimal. Keberadaan mereka juga harus ditunjang oleh optimalisasi profesi

penunjang dan pelaku bursa lainnya seperti perusahaan dan investor. Yang paling

penting adalah untuk menjamin berjalannya mekanisme di pasar modal diperlukan

unsure penegakan hukum oleh Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disingkat

OJK). Optimalisasi peran tidak hanya berlangsung di tingkat pelaku pasar, tetapi

juga di tingkat pengawas pasar. Dengan begitu akan tercipta market confidence

dan suatu sistem perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.27

Kliring (dari bahasa Inggris Clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia

perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat

terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan

kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia

perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi

pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari pascaperdagangan,

pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang

terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual

menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Proses kliring

adalah termasuk pelaporan/pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang

menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan. Di

Indonesia, untuk kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik dan atas

cek dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Sedangkan proses

kliring atas transaksi efek dilaksanakan oleh KPEI dan proses kliring atas

(3)

transaksi kontrak berjangka dilaksanakan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia

(KBI).28

Definisi Kliring sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian

transaksi Bursa Pasal 1 angka 4 adalah: “proses penentuan hak dan kewajiban

yang timbul dari Transaksi Bursa”.29 Kegiatan kliring ini dilaksanakan oleh suatu lembaga yaitu LKP yang merupakan pihak yang menyelenggarakan jasa kliring

dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa. 30

Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban anggota

kliring yang timbul dari transaksi efek yang dilakukan di bursa efek. Adapun

tujuan dari proses kliring tersebut adalah agas masing-masing anggota kliring

mengetahui hak dan kewajiban baik berupa efek maupun uang yang harus

diselesaikan pada tanggal penyelesaian trnasaksi bursa. Adapun yang menjadi

prinsip kerja KPEI sebagai LKP adalah mempunyai fungsi sebagai central

counterparty (mitra pengimbang sentral) yang menjamin kepastian penyelesaian

transaksi di bursa efek. Bertindak sebagai central counterparty, KPEI menerapkan

kliring novasi yang dimana hubungan hukum antar anggota kliring yang

menimbulkan hak dan kewajiban atas transaksi bursa yang dilakukannya, beralih

menjadi hubungan hukum antar anggota kliring yang bersangkutan dengan

KPEI.31

28

29 Pasal 1 angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

30 Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

31

(4)

Penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah kewajiban Lembaga

Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung

jawab Anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan

penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada

waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada Anggota Kliring yang

bersangkutan.32

Kliring Penjamin Efek Indonesia menjalankan fungsi penjaminan melalui

system e-CLEARS, dibantu dengan sistem pendukung lainnya yaitu ARMS

(Automated Risk Monitoring System). Sistem ARMS yang diintegrasikan dengan

sistem e-CLEARS, membuat keseluruhan proses kliring dan penjaminan dapat

berjalan dengan lebih selaras sehingga memudahkan anggota kliring dalam

Penyelesaian transaksi bursa.33

Institusi yang melaksanakan fungsi sebagai LKP adalah PT KPEI. Sama

halnya dengan pengelola bursa, LKP juga berbentuk badan hukum. Maksud dan

tujuan status badan hukum itu bisa memudahkan PT KPEI berperan efektif dan

melakukan segenap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan

kinerjanya.34

Anggota bursa yang ingin melakukan sendiri pembayaran dana dan

penyerahan efek dengan Sentral Kliring dan Sentral Kustodian diwajibkan untuk

menjadi anggota kliring. Untuk menjadi anggota kliring, anggota bursa wajib

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Sentral Kliring dan Sentral

32 Pasal 1 angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

32 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 87. 33

(5)

Kustodian. Di Indonesia, Sentral Kliring Efek diselenggarakan oleh KPEI dan

Sentral Kustodian diselenggarakan oleh KSEI. Anggota bursa yang tidak menjadi

anggota kliring (nonclearinghouse member) tidak dapat melakukan transaksi

secara langsung di bursa efek, tetapi dapat menitipkan pesanan dan

penyelesaiannya kepada anggota bursa lainnya yang menjadi anggota kliring

(clearinghouse member) melalui perjanjian atau kesepakatan di antara mereka.35

B. Latar Belakang dan Perkembangan Lembaga Kliring dan Penjaminan

(KPEI)

Perusahaan yang dapat menjalankan kegiatan usaha sebagai LKP adalah

perseroan yang telah mendapat izin usaha dari OJK.36 LKP harus memiliki modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar

rupiah).37

Otoritas Jasa Keuangan seperti yang diamanatkan dalam UU Pasar Modal

sudah membentuk LKP yang berwujud PT. KPEI dan LPP dengan nama PT.

KSEI. Kedua lembaga ini menggantikan peran Lembaga Kliring Penyimpanan

dan Penyelesaian (LKPP) dengan nama PT. Kliring Deposit Efek Indonesia

(KDEI) yang sudah berdiri sejak tahun 1992. Dua lembaga baru itu membuat

pasar modal Indonesia sekomplit pasar modal modern lainnya, yang memiliki

Bursa Efek, LKP, LPP. Melengkapi itu, infrastruktur pasar modal dibangun sesuai

35 Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2006), hal. 99.

36

Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

(6)

dengan tren pasar modal mendatang, yakni komputerisasi. Alat ini menjadikan

perdagangan dapat dilaksanakan secara lebih efisien dan likuid. Sumber daya

manusia juga dibenahi dengan masuknya tenaga-tenaga professional dari kalangan

terdidik sehingga akan memperbaiki pemahaman dalam praktik-praktik yang

berlaku di pasar modal.38

Undang-Undang Pasar Modal dipisahkan secara tegas antara fungsi LKP

dengan LPP. Semula fungsi kedua lembaga ini dirangkap oleh Lembaga Kliring

Penyelesaian dan Penyimpanan (LKPP). Beberapa pertimbangan atas pemisahan

kedua lembaga inni adalah.39

1. LKP dibentuk dengan tujuan untuk meneyediakan jasa kliring dan penjaminan

penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien. Agar kepentingan

masyarakat terjamin, maka lembaga ini harus menjamin peneyelesaian

transaksi efek dimaksud. Hal ini adalah praktek yang umum berlaku di luar

negeri. Untuk menjaga keharmonisan antara kegiatan transaksi di Bursa Efek

dan penyelesaiannya pada LKP maka pemegang saham lembaga ini adalah

lembaga yang berkepentingan terhadap jasa yang diberikan oleh lembaga ini,

seperti Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian

atau pihak lain atas persetujuan OJK, dengan ketentuan mayoritas pemegang

saham LKKP adalah Bursa Efek.

2. Dengan diberlakukannya sistem perdagangan efek tanpa warkat (scriptless

trading), maka penyelesaian transaksi efek akan dilakukan dengan sistem

penyelesaian pembukuan (book entry settlement) atas rekening efek para

38 I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hal. 11-12.

39 Nindyo Pramodo, Sertifikat Saham PT Go Public dan Hukum Pasar Modal di

(7)

pelaku pasar modal di LPP. Seperti halnya di LKP, pemegang saham dari LPP

terdiri dari lembaga yang berkepentingan terhadap jasa yang diberikan oleh

lembaga ini, seperti Bursa Efek, Perusahaan Efek, Bank Kustodian dan Biro

Administrasi Efek atau pihak lain yang ditetapkan OJK, dengan ketentuan

mayoritas saham dikuasai oleh Bursa Efek. Dengan pemisahan ini diharapkan

fungsi masing-masing lembaga ini akan semakin jelas.

Kliring Efek Indonesia didirikan berdasarkan akta notaris No. 8 tertanggal

5 Agustus 1996 dan diresmikan sebagai badan hukum sejak 24 September 1996

melalui pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesi. Pada 1 Juni 1998,

badan pengawas pasar modal OJK menerbitkan Izin Operasionalnya kepada

KPEI sebagai LKP berdasarkan Surat Keputusan No; Kep-26/PM/1998. Saat ini,

100% modal disetor KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan

porsi total modal disetor yang telah ditempatkan sebesar Rp 15 Miliar. Peran

utama KPEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) turut menentukan arah

perkembangan pasar modal Indonesia. Fungsi utama KPEI sebagai Central

Counterparty yaitu KPEI bertindak sebgai penjual untuk setiap pembeli dan

sebagai pembeli untuk setiap penjual, dalam setiap penyelesaian transaksi atas

instrument investasi yang diperdagangkan di bursa efek. Hadirnya KPEI juga

mendorong efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi bursa.40

Maksud dan tujuan status badan hukum PT KPEI adalah agar dapat

memudahkan PT KPEI berperan efektif dan melakukan segenap upaya untuk

(8)

meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya. PT KPEI diharapkan mampu

melakukan:41

1. Penerapan sistem kliring secara multilateral continuous net settlement, yaiotu

kewajiban anggota kliring hari ini yang belum terpenuhi, akan digabungkan

dengan hak yang akan diterima pada hari berikutnya. Sistem itu menuju real

time gross settlement yaitu pada saat transaksi terjadi, seketika dilakukan

penyelesaian.

2. Menerapkan manajemen risiko untuk rencana memantau kesinambungan

risiko PT KPEI sebagai mitra pengimbang penyelesaian transaksi bursa atas

aktivitas yang dilakukan anggota kliring; dana jaminan untuk mencegah

terjadinya kegagalan anggota kliring dlam memenuhi kewajibannya untuk

menyelesaikan transaksi bursa; asuransi rekening merupakan bentuk

perlindungan terhadap investor dengan mensyaratkan setiap anggota kliring

untuk mengasuransikan setiap rekening efek nasabahnya, termasuk investor

dari anggota bursa yang dijamin penyelesaian transaksi bursanya oleh anggota

kliring tersebut.

3. Menyediakan fasilitas pinjam-meminjam efek.

Berikut adalah tonggak sejarah Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI):42 a. Tahun 1996 : PT KPEI didirikan pada tanggal 5 Agustus 1996;

b. Tahun 1997 : KPEI memperoleh izin pendahuluan sebagai LKP pada

tanggal 26 Juni 1997;

41 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 87. 42

http;//www.kpei.co.id/page/tonngak-sejarah-kpei?page=2 (diakses tanggal 22 Feburari

(9)

c. Tahun 1998 : KPEI memperoleh izin usaha sebagai LKP pada tanggal 1

Juni 2008 dan KPEI meluncurkan sistem pemantauan risiko, Automated

Risk Monitoring System (ARMS);

d. Tahun 2000 : perdagangan dan penyelesaian efek tanpa warkat (Scriptless

Trading) dimulai pada Juli 2000, peluncuran sistem kliring dan

penjaminan, Electronic Clearing Guarantee System (e-CLEARS),

peluncuran sistem pelaporan Modal Kerja Bersih yang Disesuaikan

(MKBD) bagi perusahaaan efek;

e. Tahun 2001 : peluncuran sistem pemantauan risiko, Risk Monitoring

Online (RMOL) dan sistem penyelesaian transaksi (Cash Management)

untuk mendukung transaksi KBIE, peluncuran sistem Pinjam Meminjam

Efek (PME), dan KPEI memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO 9002

: 1994;

f. Tahun 2002 : perubahan waktu penyelesaian transaksi bursa dari T+4

menjadi T+3, 100% penyelesaian efek tanpa warkat;

g. Tahun 2003 : KPEI memperoleh sertifikasi manajement mutu ISO

9001;2000, peluncuran layanan dan sistem informasi kliring dan

penjaminan secara mobile, Mobile Clearing and Guarantee System

(m-CLEARS), dan KPEI menjadi tuan rumah the 7th Asia Pasific Central Securities Depository Group (ACG) General Meeting, bersama KPEI.

Menjelang tutup tahun 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

mengumumkan sejumlah Peraturan OJK (POJK). Sebagian merupakan peraturan

(10)

yang sudah berlaku sebelumnya. Diantaranya adalah POJK No 26/POJK.04/2014

tentang penjaminan penyelesaian transaksi bursa hal ini ditujukan untuk

meningkatkan kapasitas LKP, berkaitan dengan penerapan manajemen risiko

dalam penyelesaian transaksi bursa yang teridentifikasi sebagai transaksi tidak

wajar dan berdampak sistemik terhadap risiko penggunaan dana jaminan.43

C. Para Pihak dalam Lembaga Kliring dan Penjaminan

Para pihak dalam Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam pasal 15 ayat 1

UU Pasar Modal menyebutkan bahwa “ Yang dapat menjadi pemegang saham

LKP serta LPP adalah Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek

(selanjutnya disingkat BAE), Bank Kustodian, atau Pihak lain atas persetujuan

OJK.”44

1. Bursa efek

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.45

43 KPEI Newsletter Edisi 2 Triwulan III 2015 tentang POJK 26/2014 Memberi Kepastian Penyelesaian Transaksi Bursa, hal 1.

44

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 15 ayat 1.

45 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 4.

Seperti telah

dikemukakan Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek

pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Mengingat

(11)

efek, perdagagangan tersebut harus dilakukan secara teratur, wajar, dan efisien.

Oleh karena itu, penyelenggara kegiatan Bursa Efek hanya dapat dilaksanakan

setelah memperoleh izin usaha dari OJK.46

Perdagangan efek secara teratur, wajar, dan efisien adalah suatu

perdagangan yang diselengggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan

dilaksanakan secara konsisten. Dengan demikian, harga yang terjadi

mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan

penawaran. Perdagangan Efek yang efisien tercermin dalam penyelesaian

transaksi yang cepat dengan biaya yang relatif murah.47

Sumber permodalan yang paling awal dari suatu perusahaan adalah teman

atau keluarga. Jika semua di dunia ini saling kenal, mungkin bursa tidak

diperlukan lagi karena antara investor dan pemilik perusahaan bisa saling bertemu

secara langsung. Tetapi faktanya tidak semua orang saling kenal sehingga untuk

mempertemukan pemilik dana (investor) dan yang membutuhkan dana (emiten)

harus dijembatani. Yang melakukan fungsi ini adalah Bursa Efek. Tugas utama

bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses transaksi bisa

berjalan dengan fair dan efisien.48

Bursa efek merupakan lembaga yang diberi kewenangan untuk mengatur

pelaksanaan kegiatannya. Oleh karena itu, ketentuan yang dikeluarkan oleh bursa

efek mempunyai kekuatan mengikat yang wajib ditaati oleh anggota bursa efek,

emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut, LKP, LPP, Kustodian atau

46

M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 34. 47 Ibid.

(12)

pihak lain yang mempunyai hubungan kerja secara kontraktual dengan bursa

efek.49

Berbeda dengan pasar umum lainnya, akses ke bursa efek dibatasi karna

hanya anggota bursa saja yang dapat masik dan melakukan perdagangan di bursa.

Untuk menjadi anggota bursa efek sehingga mempunyai akses ke dalam sistem

perdagangan di bursa, selain harus merupakan perusahaan efek maka calon

anggota bursa juga harus merupakan pemegang saham di bursa tersebut.50

Sebagai institusi yang diberikan kewenangan oleh undang-undang untuk

membuat dan menetapkan peraturan bagi anggota bursa efek, di mana hal itu

merupakan cerminan dan fungsinya sebagai SRO.51 Dalam menjalankan pengawas pasar, seperti yang telah diuraikan, bursa efek dapat menempuh dua

cara, yaitu; melakukan pengawasan sebagai kontrol internal bagi sistem

pembukuan atau keuangan anggota bursa dan melakukan pendeteksian dini (early

warning) dalam memonitor transaksi setiap saat di lantai bursa.52

Pemegang saham bursa efek wajib menyerahkan surat saham bursa efek

yang dimilikinya kepada LKP sebagai jaminan atas transaksi efek yang

dilakukannya. Saham bursa efek yang dimiliki oleh Perusahan Efek merupakan

jaminan atas transaksi efek yang dilakukan oleh Perusahaan Efek yang

bersangkutan. Untuk itu, maka surat saham bursa efek tersebut wajib diserahkan

kepada LKP. Dengan penyerahan surat saham bursa efek tersebut, Lembaga

Kliring dan Penjamin diberi kuasa berdasarkan Peraturan Pemerintah untuk

49

Ibid. 50

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta : Tatanusa,2006), hlm. 8.

(13)

menjual saham bursa efek tersebut bagi pemenuhan kewajiban-kewajibannya

yang timbul sehubungan dengan transaksi yang dilakukannya.53

2. Perusahaan efek

Sejak tanggal 3 Desember 2007 di Indonesia hanya terdapat satu bursa

yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan gabungan antara Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari

OJK untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara

pedagang efek, atau manajer investasi, atau kegiatan lain yang sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh OJK.54

Peraturan Pemerintah tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar

modal menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya

dimiliki seluruhnya oleh Warga Negara RI dan atau berbadan hukum; atau

perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh Warga Negara RI dan atau

badan hukum Indonesia dan WNA atau badan hukum asing.55

Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan

pemasaran jangka panjang yang dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila

Bursa Efek, LPP, serta LKP berperan dalam menyediakan sarana dan fasilitas

perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek akan memainkan

perannya dalam pengembangan kegiatan perdagangan pelayanan, dan penciptaan

produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem jasa

53 C.S.T. Kansil & Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal (Jakarta :Pustaka Sinar Harapan, 1997), hlm. 205.

54 Ibid., hlm. 141.

(14)

pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa sesuai dengan tujuannya dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.56 3. Biro administrasi efek

Biro Administrasi Efek memegang peranan penting di dalam

menyelenggarakan administrasi efek, baik pada pasar perdana maupun pasar

sekunder. BAE menyediakan jasa atau pelayanan kepada emiten dalam bentuk

pencatatan dan pemindahan kepemilikan efek-efek emiten tertentu. Kegiatan BAE

yang bersifat rutin adalah menyerahkan efek kepada yang berhak dan menerima

efek untuk disimpan.57

Biro Administrasi Efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin

usaha dari OJK. BAE adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten

melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan

dengan efek. Kontrak tersebut secara jelas menyebutkan hak dan kewajiban BAE

dan emiten, termasuk kewajiban terhadap pemegang efek.58

Biro Administrasi Efek mempunyai peran yang cukup penting dalam

pengembangan pasar modal. Penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan

merupakan tugas kerja BAE dan BAE dituntut untuk selalu dapat mengikuti dan

melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap praktik-praktik yang berlaku pada

saat ini.59

Biro Administrasi Efek dapat memberikan jasa berkaitan dengan

kepentingan efek yang disimpan dalam penitipan kolektif KSEI, sehingga dapat

56

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 143-144. 57 M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 37.

(15)

memberikan informasi kepada Emiten mengenai tidak melakukan pelanggaran

sehubungan dengan perdagangan orang dalam (insider trading), benturan

kepentingan dan manipulasi pasar.60 4. Bank kustodian

Lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Kustodian

adalah LPP, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan

OJK.61

Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta

yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, ermasuk dividen, bunga, dan hak-hak

lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang

menjadi nasabahnya.62

Setiap Kustodian wajib mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara

catatan pembukuan, data, keterangan tertulis yang berhubungan dengan nasabah

yang efeknya disimpan pada bank kustodian; posisi efek yang disimpan pada bank

kustodian; buku daftar nasabah dan administrasi penyimpanan serta hak nasabah

yang melekat pada efek yang dititipkan; dan tempat penyimpanan yang aman dan

terpisah.63

Secara lebih rinci kegiatan kustodian adalah memberikan jasa berupa :64 a. menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga

(efek);

60 Ibid.

61 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 43.

62 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 172. 63 Ibid.

64

(16)

b. mencatat/membukukan semua titipan pihak lain secara cermat;

c. mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan

pihak yang diwakilinya;

d. mengamankan pemindahtanganan efek;

e. menagih dividen saham, bunga obligasi dan hak-hak lain yang berakitan

dengan surat berharga yang dititipkan.

Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada

rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi

wewenang untuk bertindak atas namanya.65 Kustodian dilarang untuk meberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak mana pun kecuali

kepada pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli

waris; polisi, jaksa, atau hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana;

pejabat pajak; OJK, Bursa Efek, LKP, Emiten, BAE; dan pihak yang memberikan

jasa kepada kustodian, seperti konsultan hukum, dan akuntan.66

D. Dasar Hukum Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan Lembaga Kliring

dan Penjaminan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang tentang Pasar Modal dalam BAB I Pasal 1 angka 9 dan Bab

III Pasal 13 ayat (1) dan (2), Pasal 14 ayat (1), (3), dan (4), Pasal 15 ayat (1)

dan (2), Pasal 16 ayat (1) dan (3) dan Pasal 17;

65

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 45.

(17)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 jo Peraturan Pemerintah Nomor

12 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

dalam;

3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang

Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa;

4. Keputusan Bapepam yakni sebagai berikut:67

a. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-07/PM/1996 tentang Perizinan

LKP (Peraturan Nomor III. B. 1);

b. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-08/PM/1996 tentang Tata Cara

Pembuatan Peraturan oleh LKP (Peraturan Nomor III. B. 2);

c. Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor

KEP-13/BL/2009 tentang Direktur LKP;

d. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-10/PM/1996 tentang Tata Cara

Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba

LKP (Peraturan Nomor III. B. 4);

e. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-11/PM/1996 tentang Tata Cara

Pemberian Persetujuan Anggaran Dasar LKP (Peraturan Nomor III. B. 5);

f. Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor

KEP-107/BL/2008 tentang Komisaris LKP;

g. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-66/PM/1996 tentang Laporan

LKP (Peraturan Nomor X. B. 1);

67

(18)

h. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-67/PM/1996 tentang

Pemeliharaan Dokumen oleh LKP (Peraturan Nomor III. B. 2).

Undang-Undang Pasar Modal memuat pengertian LKP dapat dilihat dalam

Pasal 1 angka 9 yang menyebutkan: LKP adalah pihak yang menyelenggarakan

jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.

Sedangkan pengaturan tentang LKP dalam UU Pasar Modal dapat dilihat

pada:68

1. Pasal 13 ayat (1) UU Pasar Modal

Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Perseroan yang telah

memperoleh izin usaha dan OJK yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha

LKP .

2. Pasal 13 ayat (2) UU Pasar Modal

Persyaratan dan tata cara perizinan LKP sebagaimana yang dimaksud

dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

3. Pasal 14 ayat (1) UU Pasar Modal

Lembaga Kliring dan Penjaminan didirikan dengan tujuan menyediakan

jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa yang teratur, wajar, dan

efisien.

4. Pasal 14 ayat (3) UU Pasar Modal

Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat memberikan jasa lain berdasarkan

ketentuan yang ditetapkan oleh OJK.

5. Pasal 14 ayat (4) UU Pasar Modal

(19)

Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba LKP wajib disusun sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada OJK.

6. Pasal 15 ayat (1) UU Pasar Modal

Pemegang saham LKP adalah Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro

Administrasi Efek, Bank Kustodian, atau Pihak lain atas persetujuan OJK.

7. Pasal 15 ayat (2) UU Pasar Modal

Mayoritas saham LKP wajib dimiliki oleh Bursa Efek.

8. Pasal 16 ayat (1) UU Pasar Modal

Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menetapkan peraturan mengenai

kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk

ketentuan mengenai biaya pemakaian jasa.

9. Pasal 16 ayat (3) UU Pasar Modal

Penentuan biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

disesuaikan menurut kebutuhan pelaksanaan fungsi LKP .

10.Pasal 17

Peraturan yang wajib ditetapkan oleh LKP, termasuk perubahannya, mulai

berlaku setelah mendapat persetujuan OJK/Otoritas Jasa Keuangan.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 juncto

peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan Kegiatan di

Bidang Pasar Modal, pengaturan tentang Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat

dilihat pada:69

1. Pasal 15 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

(20)

LKP dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin dari OJK.

2. Pasal 16 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal.

Modal disetor LKP sekurang-kurangnya berjumlah Rp 15.000.000.000,00

(lima belas miliar rupiah).

3. Pasal 17 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

a. Permohonan untuk memperoleh izin usaha LKP diajukan kepada OJK

disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut:

1) Akta pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman.

2) Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan

3) Proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun

4) Rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas

komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan.

5) Daftar calon direktur dan komisaris termasuk pejabat satu tingkat di

bawah direksi.

6) Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa

LKP.

7) Rancangan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan

penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk ketentuan mengenai biaya

pemakaian jasa yang ditetapkan oleh LKP.

8) Rencana peraturan mengenai jasa Kustodian sentral dan jasa

penyelesaian transaksi efek, termasuk ketentuan mengenai biaya

(21)

9) Dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan

permohonan izin usaha LKP yang ditetapkan lebih lanjut oleh OJK.

b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diajukan dengan

menggunakan formulir yang dibentuk dan isinya ditetapkan oleh OJK.

4. Pasal 18 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

OJK mempertimbangan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17 dengan mempertimbangkan:

a. integritas dan keahlian calon anggota direksi dan komisaris;

b. tingkat kelayakan dari rencana yang telah disusun;

c. prospek terbentuknya suatu pasar yang teratur, wajar. Dan efisien; dan

d. sistem penyelesaian serta jasa custodian yang aman dan efisien.

5. Pasal 19 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

a. Jumlah anggota direksi dan komisaris LKP sebanyak 7 (tujuh) orang.

b. Anggota direksi LKP dilarang mempunyai jabatan rangkap sebagai

anggota direksi, komisaris, atau pegawai pada perusahaan lain.

c. Anggota direksi dan komisaris diangkat untuk masa jabatan selama 3

(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali.

6. Pasal 20 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

a. Saham LKP adalah saham atas nama yang mempunyai nilai nominal dan

hak suara yang sama.

b. Saham LKP dapat dimiliki oleh Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro

Administrasi efek, Bank Kustodian atau Pihak lain atas persetujuan OJK.

(22)

d. Pemindahan hak atas saham LKP hanya dapat dilakukan kepada Bursa

Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi efek, Bank Kustodian atau

Pihak lain atas persetujuan OJK.

e. Pemindahan hak atas saham LKP oleh Bursa Efek kepada pihak lain yang

bukan Bursa Efek hanya dapat dilakukan sepanjang Bursa Efek tetap

memiliki mayoritas saham LKP.

f. LKP dilarang membagikan dividen kepada pemegang saham.

7. Pasal 21 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

a. Anggaran dasar atau peraturan LKP atau perubahannya wajib diajukan

kepada OJK untuk memperoleh persetujuan.

b. Dalam hal anggaran dasar atau pperaturan LKP atau perubahannya

sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditolak, OJK memberikan

alasan atas penolakan tersebut.

c. Dalam rangka terciptanya Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien ,

OJK dapat memerintahkan LKP untuk mengubah anggaran dasar atau

peraturan LKP.

8. Pasal 22 PP tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan

kegiatan LKP berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh OJK.

E. Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)

Pasal 5 UU Pasar Modal ditegaskan bahwa , dalam melaksanakan

(23)

berwenang untuk member izin usaha kepada bursa efek, lembaga kliring dan

penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, reksa dana, perusahaan

efek, penasihat investasi, izin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek,

wakil perantara pedagang efek, wakil manajer investasi, dan persetujuan bagi

bank kustodian. OJK mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan

wali amanat, menetapkan persyaratan dan tata ra pencalonan dan memberhentikan

untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen

sementara bursa efek, LKP, serta LPP sampai dengan dipilihnya komisaris dan

atau direktur yang baru.70

Otoritas Jasa Keuangan berwenang dalam memeriksa keberatan yang

diajukan oleh pihak dikenakan sanksi oleh bursa efek, LKP, atau LPP serta

memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi yang

dimaksud. Jika suatu pihak dikenakan sanksi oleh bursa efek, LKP, atau LPP, dan

yang bersangkutan tidak menerima sanksi tersebut, maka pihak dimaksud dapat

mengajukan keberatan atas pengenaan saksi tersebut kepada OJK. OJK dapat

mengabulkan permohonan tersebut apabila berdasarkan hasil penelaahan OJK

sanksi dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan membatalkan

atau mengubah keputusan bursa efek, LKP, atau LPP. Sebaliknya, OJK dapat

menolak permohonan tersebut dengan menguatkan keputusan bursa efek, LKP,

atau LPP apabila keberatan atas pengenaan sanksi tersebut tidak beralasan.71

Apabila pasar modal ingin berkembang lebih cepat lagi, maka setiap

pelaku pasar modal harus mempunyai tekad untuk mengerahkan sumber daya

(24)

yang dimiliki untuk aktif mengembangkan pasar modal. Institusi pasar modal

mulai dari bursa efek, LKP, LPP harus terus membenahi diri serta melakukan

peranannya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam UU

Pasar Modal serta aturan pelaksanaannya. UU Pasar Modal menyebutkan bahwa

pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari di bidang pasar modal,

dilakukan oleh OJK. Dalam pelaksanaannya fungsi tersebut OJK mempunyai

kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para

pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum,

menerbitkan peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjut daari ketentuan UU

Pasar Modal dan melakukan penegakan hukum (law enforcement) atas setiap

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.72 Otoritas Jasa Keuangan telah memberikan 1 izin usaha LKP kepada PT.

KPEI. LKP sebelum menjalankan usahanya harus mempperoleh izin usaha dari

OJK. Permohonan izin usaha LKP diajukan kepada OJK dalam rangkap 4 (empat)

dengan menggunakan Formulir Nomor III. B.1-1.73

Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Keputusan

Ketua Bapepam Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Kliring dan

Penjaminan (Peraturan III. B. 1) ini disertai dokumen sebagai berikut :74

72 I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit., hlm. 191-192.

73 Angka 1 Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan (Peraturan III. B. 1).

(25)

1. Akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar Perseroan seuai

dengan Peraturan OJK Nomor III.B.5 yang telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman.

2. Daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimilikinya.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan.

4. Proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun.

5. Rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas

komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan.

6. Daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan Peraturan Nomor III.

B. 3 serta pejabat satu tingkat dibawah direksi.

7. Bursa efek yang mengendalikan dan atau menggunakan jasa LKP.

8. Rancangan peraturan mengenai kegiatan lembaga kliring dan penjaminan

penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang

ditetapkan oleh LKP.

9. Pemilikan lebih dari 50% (lima puluh perseratus) saham LKP dimiliki oleh

Bursa Efek.

10.Neraca pembukuan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang

terdaftar di OJK.

11.Bukti penyetoran modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp

(26)

Proses izin usaha sebagai LKP dalam hal ini OJK melakukan penelitian

atas kelengkapan dokumen, wawancara, serta pemeriksaan setempat apabila

dipandang perlu.75

Permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak

memenuhi syarat, OJK/Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat pemberitahuan

kepada pemohon yang menyatakan bahwa:76

1. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.B.

1-2 lampiran 1-2 peraturan ini;

2. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III. B. 1-3

lampiran 3 peraturan ini.

Permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Keputusan Ketua

Bapepam Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Kliring dan

Penjaminan ( Peraturan III. B. 1) memenuhi syarat, OJK memberikan surat izin

usaha kepada pemohon dengan Formulir Nomor III. B 1-4 lampiran 4 peraturan

ini.77

Otoritas Jasa Keuangan dalam memberikan izin juga menetapkan biaya

perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain

dalam rangka kegiatan pasar modal. Adapun yang dimaksud dengan biaya

perizinan adalah biaya-biaya yang dipungut dalam rangka pemberian izin yang

dikeluarkan OJK kepada pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan di pasar

75 Angka 10 Keputusan Ketua OJK Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Klirind dan Penjaminan (Peraturan III. B. 1).

76 Angka 11 Keputusan Ketua OJK Nomor Kep-07/PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Klirind dan Penjaminan (Peraturan III. B. 1).

(27)

modal, misalnya memberikan izin kepada bursa efek, LKP, LPP, perusahaan efek,

wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, wakil manajer

investasi, dan penasihat invesatasi. Sedangkan yang dimaskud dengan biaya

persetujuan adalah biaya-biaya yang dipungut dalam rangka pemberian

persetujuan yang dikeluarkan oleh OJK kepada pihak-pihak yang akan melakukan

kegiatan di pasar modal seperti pemberian persetujuan kepada bank yang akan

bertindak sebagai kustodian, yang dimaksud dengan biaya pendaftaran adalah

biaya-biaya yang dipungut dalam rangka pendaftaran wali amanat, dan profesi

penunjang pasar modal yang meliputi pendaftaran akuntan, penilai, notaries, dan

konsultan hukum.78

78

Referensi

Dokumen terkait

Mendiskripsikan model pembelajaran perolehan konsep yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-B MTs Al- ma’arif Tulungagung pada pelajaran matematika materi

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG.

Program yang disajikan dalam bentuk animasi yang interaktif membuat anak anak atau pengguna komputer menjadi tertarik untuk belajar rambu dan peraturan rambu lalu lintas,

Web Sistem Pakar Analisa Gizi merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan informasi mengenai kesehatannya. Sehingga masyarakat

Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat pada proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus dengan materi yang disampaikan guru, peserta didik juga aktif dalam

GAMBARAN STATUS KARIES GIGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SINDROM DOWN USIA 12-18 TAHUN.. DI SLB-C

pangannya, perlindungan sosial untuk rumah tangga miskin dan dapat menjadi. sejahtera sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan dan