• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN PRE EKSPERIMEN DAN TRUE EKSPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN PRE EKSPERIMEN DAN TRUE EKSPE"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN PRE-EKSPERIMEN DAN EKSPERIMEN SEJATI BESERTA SAJIAN PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

MAKALAH

Oleh :

Apryza Ryzchy Pratama Putra Negara S.

17725251013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA

(2)

B A B

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian atau riset adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Penelitian dalam dunia pendidikan merupakan komponen yang penting dimana penelitian dalam bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti dapat menentukan keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan olehnya. Setelah data penelitian terkumpul, maka perlu seorang peneliti perlu melakukan analisis data yang sudah diperoleh. Pengumpulan data dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisisnya menggunakan analisis statistik.

(3)

segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan variabel, hakekat, karakteristik, tujuan, syarat-syarat, langkah-langkah penelitian, serta validitas dalam penelitian. Dalam makalah dijelaskan lebih lanjut mengenai penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati. Penulis menyajikan beberapa materi tentang penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati, seperti spesifikasi perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian dalam bidang Pendidikan Biologi disertai dengan sajian contoh permasalahan yang dapat dipecahkannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati? 2. Bagaimana spesifikasi perancangan dan pelaksanaan penelitian

pre-eksperimen dan pre-eksperimen sejati?

3. Bagaimana spesifikasi pelaporan penelitian pe-eksperimen dan eksperimen sejati?

4. Apa contoh sajian permasalahan yang dapat dipecahkan dengan penelitian pe-eksperimen dan eksperimen sejati dalam penelitian pendidikan biologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui karakteristik penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati. 2. Mengetahui spesifikasi perancangan dan pelaksanaan penelitian

pre-eksperimen dan pre-eksperimen sejati?

3. Mengetahui spesifikasi pelaporan penelitian pe-eksperimen dan eksperimen sejati?

(4)

BAB II PEMBAHASAN

a. KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN

Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti memanipulasi variabel bebas untuk dijadikan ”faktor perlakuan” (treatment factor) atau ”faktor intervensi” (treatment atau intervension) atau disingkat dengan istilah faktor. Faktor tersebut dimanipulasi dengan sengaja oleh peneliti sehingga merupakan manipulated factor. Dengan memanipulasi faktor, diharapkan akan memberi pengaruh terhadap variabel tergayut/dependen. Dengan demikian, pada penelitian eksperimen, hubungan antara faktor dengan variabel dependen merupakan hubungan sebab akibat. Variabel bebas atau faktor berkedudukan sebagai prediktor, dan variabel tergayut sebagai variabel respons atau disebut pula dengan criterion. Agar dapat diyakini bahwa perbedaan respons yang ditimbulkan benar-benar diakibatkan oleh pengaruh faktor maka peneliti akan mengontrol semua variabel lain yang sekiranya dapat berkedudukan sebagai variabel penekan/pengganggu (suppressor variable) yang dapat mempengaruhi variabel respons. Pengontrolan dilakukan dengan cara menghomogenkan kondisi dari setiap variabel penekan/pengganggu tersebut. Dengan demikian, suppressor variable diubah menjadi control variable. Tentu, bahwa peneliti harus sudah dapat memisahkan antara suppressor variable dengan random varible, yang merupakan variebel yang dapat diabaikan karena tidak akan mengganggu hasil eksperimen (Subali, 2010: 23)

(5)

eksperimental. Untuk melakukan ini, mereka harus menghilangkan semua kemungkinan penjelasan lainnya dengan mengendalikan pengaruh variabel yang tidak relevan. Tanpa kontrol, tidak mungkin untuk mengevaluasi secara jelas efek dari variabel independen atau untuk membuat kesimpulan tentang kausalitas.

Tujuan pengendalian dalam percobaan adalah mengatur situasi di mana pengaruh variabel yang dimanipulasi pada variabel dependen dapat diselidiki. Kondisi penerapan hukum variabel tunggal lebih mungkin dipenuhi dalam ilmu fisika daripada dalam ilmu perilaku. Sebagai contoh, Robert Boyle menerapkan prinsip ini dalam merumuskan undang-undangnya tentang efek tekanan pada volume gas: Bila suhu tetap konstan, volume gas bervariasi berbarengan dengan tekanan di atasnya. Demikian juga, Jacques Charles merumuskan undang-undang yang menangani efek suhu: Bila tekanan ditahan konstan, volume gas bervariasi secara langsung dengan suhu. Karena penelitian pendidikan berkaitan dengan manusia, banyak variabel selalu hadir. Untuk mencoba mengurangi masalah pendidikan terhadap pengoperasian satu variabel tidak hanya tidak realistis tapi juga tidak mungkin. Untungnya, kontrol ketat semacam itu tidak mutlak penting karena banyak aspek di mana situasi berbeda tidak relevan dengan tujuan penelitian dan karenanya dapat diabaikan. Cukuplah menerapkan hukum dari satu variabel independen yang signifikan.

a. Jenis Desain/Rancangan Eksperimen

a) Karakteristik Penelitian Pra-eksperimen

Penelitian eksperimen yang dikategorikan sebagai penelitian pra-eksperimen atau penelitian yang belum sepenuhnya memperhatikan prinsip eksperimen, yakni adanya kelompok atau grup pembanding (reference group atau control group) dan/atau adanya kontrol yang ketat terhadap suppressor/nuisance variable I (Subali,2010: 24)

(6)

lemah ini dalam diskusi kami hanya karena mereka menggambarkan dengan cukup baik cara variabel asing dapat beroperasi untuk membahayakan validitas internal suatu desain. Jika Anda menyadari sumber kelemahan ini dalam sebuah desain, harus bisa menghindarinya (Ary, 1985:269).

b) Karakteristik Penelitian Eksperimen Sejati

Desain dalam kategori ini disebut eksperimen sejati karena subjek dipilih kelompok secara acak. Karena kontrol yang mereka berikan, mereka adalah desain yang paling dianjurkan untuk eksperimen di bidang pendidikan . Pada eksperimen ini terdapat klompok kontrol dan kelompok eksperimen (Ary, 1985; 259).

Desain eksperimental sejati (juga disebut desain acak) menggunakan pengacakan dan memberikan kontrol maksimum terhadap variabel asing. Desain kuasi eksperimental kurang diacak namun menggunakan strategi lain untuk memberikan kontrol atas variabel asing (Ary, 2010: 3012)

(7)

B. Menganalisis Spesifikasi Pelaksanaan Metode Pre-Eksperimen Dan Eksperimen

Sebagaimana dipahami, penelitian eksperimen dapat dibagi dalam tiga jenis, di antaranya penelitian pre-eksperimen (pra-eksperimen), true eksperimen (eksperimen sesungguhnya), dan quasi eksperimen (eksperimen semu). Dalam makalah ini akan dibahas dua dari tiga jenis penelitian eksperimen yaitu pre-eksperimen (pra-eksperimen) dan true eksperimen (eksperimen sesungguhnya).

a. penelitian Pra-Eksperimen

Pra-Eksperimen merupakan peneliti yang mengamati suatu kelompok utama dan melakukan intervensi sepanjang penelitian. Dalam rancangan ini tidak ada kelompok kontrol untuk diperbandingkan dengan kelompok eksperimen yang disebut pre-experimental design (Cresswell, 2009). Menurut Sugiyono (1992;82) Pre- Experimental Designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena desain ini belum merupakan eksperimen sesungguhnya dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen).

Ada tiga jenis penelitian pra-eksperimen, yaitu:

a) One Shoot Case Study (Studi Kasus Bentuk Tunggal)

one-shot study merupakan suatu penelitian pra-Eksperimen yang dilakukan dengan cara memberikan perlakun pada kelompok studi dan selanjutnya di observasi efeknya. Peneliti dalam melakukan penelitian tidak melakukan randomisasi tetapi dengan menetapkan kelompok studi. Perlakuan adalah variabel independen, dan hasilnya adalah variabel dependen. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

X=Treatment yang diberikan (variabelindependen) O= Observasi (Variabel dependen)

(8)

Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya. Jenis rancangan ini, cenderung lemah karena tidak diperbandingkan dengan hasil pengukuran subyek kelompok control/pembanding, atau hasil pengukuran sebelum diberikan perlakuan.

Alur penelitian sebagai berikut:

Contoh permasalahanya:

Misalnya seorang peneliti ingin melakukan uji coba tentang penggunaan metode konseling personal terhadap perubahan perilaku kebisaan merokok pada keluarga pra sejahtera. Maka, langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut 1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian

 Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh konseling

personal terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok?  Hipotesis penelitian:

Ho: pemberian konseling personal tidak mempunyai pangaruh terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok. Ha: pemberian konseling personal mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok.

2) Menetapkan kelompok study penelitian

Kelompok study penelitian ini adalah semua keluarga pra sejahtera yang mempunyai kebiasaan merokok di desa X kecamatan Y. dan peneliti menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi kelompok study

3) Memberikan perlakuan

Kelompok Studi

(9)

Perlakuan yang diberikan adalah konseling personal pada setiap anggota keluarga yang merokok yaitu satu minggu dua kali yang dilakukan selama satu bulan.

4) Mengukur variable efek

Pengukuran efek dilakukan setelah pemberian konseling personal telah selesai dilakukan yaitu dengan cara menanyakan kebiasaan merokok apakah ada penurunan dari jumlah batang rokok yang hisap atau bahkan kebiasaan merokoknya berhenti. Misalnya, dari kelompok studi secara keseluruhan sebelum diberikan konseling personal rata-rata 6 batang perhari tetapi setelah diberikan konseling personal ternyata yaitu rata-rata menjadi 2 batang per hari.

5) Menganlisis data

Analisis data pada jenis penelitian ini di lakukan dengan cara membandingkan ratio hasil yaitu rata-rata 6 batang pehari rata-rata menjadi 2 batang perhari artinya konseling personal dapat menurunkan kebiasaan merokok rata-rata 4 batang per hari. Pengujian hipotesis bisa di lakukan dengan pendekatan uji statotik uji t berpasangan.

Desain ini hanya menggunakan satu kelompok tanpa tes awal. Kelemahan utama desain ini adalah, karena tidak menggunakan kelompok pengendalian tanpa tes awal, maka pelaksana eksperimen tidak dapat beranggapan bahwa hasil akhir yang dicapai disebabkan oleh perlakuan.

b) One- Group Pretest-Posttest Design (Test Awal- Test Akhir Kelompok Tunggal)

(10)

randomisasi dan dilakukan pada satu kelompok studi. Design ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai posttest( setelah diberi perlakuan)

Pengaruh perlakuan = (O2- O1)

Alur penelitian ini:

Contoh permasalahan:

Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada materi ekosistem.Langkah langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian

Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada materi ekosistem?

2) Hipotesis penelitian:

 Ho: tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada materi ekosistem.

 Ha: ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada materi ekosistem.

(11)

4) Mengukur kondisi awal kelompok studi

Peneliti melakukan pretest tentang materi ekosistem pada siswa kelas VIII sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw.

5) Memberikan perlakuan

Peneltian selanjutnya memberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

6) Mengukur efek

Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering di sebut juga posttest.

7) Membuat analisis data

Peneliti melakuakan analisis data untuk menjawab hipotesis dan melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t

Desain ini menggunakan satu kelompok subyek yang diberi tes awal dan-tes akhir. Contoh desain satu kelompok tes awal-akhir adalah sebagai berikut:

Desain satu kelompok tes awal- akhir

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen Y1 X Y2

(12)

Perbedaan nilai diantara kedua pengukuran tersebut, diinterpretasikan sebagai perubahan akibat pemberian perlakuan.

c) Static Group Comparison ()

Desain ini mengunakan dua kelompok subyek yang diberi perlakuan yang berbeda. Kedua kelompok itu ditetapkan tanpa acak (misalnya diambil kelas yang telah terbentuk) namun diasumsikan memiliki kemampuan yang setara dalam semua aspek yang relevan, yang berbeda hanyalah didalam pemberian perlakuan. Contoh desain perbandingan dua kelompok statis adalah sebagai berikut:

Kelompok acak Perlakuan Tes akhir

Eksperimen X1 Y1

Kontrol X2 Y2

Adanya kelompok kontrol menyebabkan desain ini dapat mengontrol ancaman beberapa variabel luar, misalnya: sejarah, kematangan dan regresi statistik. Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu : setengaah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan . Paradigama penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut :

O1= Hasil pengukuran setengah kelompok

yang diberi perlakuan

O2= Hasil pengukuran setengah kelompok

yang tidak di beri perlakuan Pengaruh perlakuan = O1 – O2

Rancangan penelitian tersebut, hampir sama dengan one shot case study, akan tetapi kelompok eksperimentnya lebih dari satu, masing-masing dengan perlakuan (treatment) yang berbeda. Dengan demikian, cenderung akan lebih baik. Dengan adanya beberapa kelompok eksperimen, dapat dipergunakan untuk membandingkan hasil pengukuran, sehingga dalam batas tertentu akan dapat

X O1

(13)

menunjukkan pengaruh treatment terhadap variabel terikat. Alur penelitian adalah sebagai berikut:

Contoh permasalahanya:

Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh metode demontrasi terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam pelajaran pendidikan agama Buddha.

Langkah langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh metode demonstrasi terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam

3) Kelompok studi penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B SMP X

4) Mengukur kondisi awal kelompok studi

Peneliti melakukan pretest tentang kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam pelajaran agama budha. Pretes dilakukan untuk kelas VIII A dan kelas VIII B

(14)

5) Memberikan perlakuan

Peneltian selanjutnya memberikan pembelajaran dengan demonstrasi dalam puja bakhti pendidikan agama budha untuk kelas VIII A dan memberikan pembelajaran dengan ceramah pada kelas VIII B.

6) Mengukur efek

Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering di sebut juga posttest. Disini kelas yang diberi pembelajaran dengan demonstrasi dan kelas yang diberi pembelajaran dengan ceramah di tes kemampuan puja bhakti.

7) Membuat analisis data

Peneliti melakuakan analisis data untuk menjawab hipotesis dan melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t

Setelah tiga bulan kemampuan siswa diukur. Bila kemampuan siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa yang diajar dengan metode ceramah, maka kesimpulannya adalah metode demonstrasi berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti.

b. True Eksperimen (Penelitian Sesungguhnya)

(15)

Design ( Desain Pretes-Postest menggunakan Kelompok Kontrol dengan Penugasan Random); dan Solomon Four-Group Design (Desain Solomon). a. Posttest-Only Control Group Design

Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok kontrol dan kelompok eksperimen digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok yang dipilih dan ditempatkan secara random diberikan perlakuan atau beberapa jenis kontrol. Postest kemudian diberikan pada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok. Sementara desain ini mendekati metode yang paling baik, karena sedikit kelemahan yaitu pada pengukuran pre-test. Sulit menentukan jika perbedaan pada akhir studi merupakan perbedaan aktual dari kemungkinan perbedaan pada permulaan studi. Dengan kata lain, randomisasi baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak dapat menjamin bahwa percampuran ini benar-benar menciptakan kesamaan antara kedua kelompok (Emzir, 2015). Desain Posttest-Only Control Group Design dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

R X O1

R - O2

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1 : O2).

Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Contoh Permasalahan

(16)

langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian pertanyaan penelitian: Apakah penggunaan multimedia efektif pada pembelajaran sholat dalam meningkatkan pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD?

2) Hipotesis penelitian:

 Ho: tidak adanya pengaruh penggunaan multimedia pada

pembelajaran sholat lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD  Ha: adanya pengaruh penggunaan multimedia pada

pembelajaran sholat lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD 3) Menetapkan kelompok studi

Kelompok studi penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok treatment dan kelompok kontrol

4) Mengukur kondisi awal kelompok studi

Peneliti tidak melakukan pretest pada siswa kelas dua SD untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum melakukan treatment menggunaan multimedia pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol.

5) Memberikan perlakuan

Peneliti melakukan memberikan intervensi treatment pembelajaran sholat melalui Multimedia untuk kelompok eksperiment sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa yang dilakukan di sekolah

6) Mengukur efek

Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering disebut juga post-test.

(17)

peneliti membuat analisa data untuk menjawab hipotesis dan melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t.

Desain ini, peneliti menggunakan kelompok/grup pembanding tanpa tes awal. Kedua kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak melakukan pretest, ia tidak akan mengetahui ada tidaknya efek interaksi pretest dan treatment.

b. Pretest-Posttest Control Group Design

Desain penelitian ini merupakan desain penelitian yang cukup banyak dilakukan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya. Desain eksperimen ini menggunakan kelompok pembanding. Antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dilakukan secara acak dengan prinsip random assignment. Dalam desain ini dapat dipahami, bahwa peneliti melakukan uji atau pengukuran terlebih dahulu sebelum melakukan perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test). Hasil pretest yang baik adalah jika nilai grup eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pretest-Posttest Control Group Design dapat dibagankan sebagai berikut :

R O1 X O2

R O2 - O4

Pengaruh perlakuan adalah : (O2-O1)-(O4-O3). Uji statistik yang

dapat digunakan adalah uji t. Desain tersebut dapat diperluas, apabila peneliti memiliki kelompok perlakuan lebih dari satu. Misalnya, ingin membandingkan dua model pembelajaran, yaitu antara model A dan model B.

(18)

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O2 X2 O2

Kontrol O3 - O2

Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji ANAFA (Arifin, 2012). Contoh Permasalahan

langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian pertanyaan penelitian: Adakah perbedaan hasil belajar dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada kelas yang menerapkan teknik Numbered Head Together ( NHT)dengan kelas yang menerapkan metode ceramah?

2) Hipotesis penelitian:

 Ho: tidak ada perbedaan hasil belajar dalam mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada kelas yang menerapkan teknik Numbered Head Together (NHT) dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.

 Ha: adanya perbedaan hasil belajar dalam mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan pada kelas yang menerapkan teknik Numbered Head Together (NHT) dengan kelas yang menerapkan metode ceramah

3) Menetapkan kelompok studi

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 2 Mlati yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas VIII A, B, C, dan D yang nantinya akan dipilih secara acak untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dari kelas tersebut, terambil sebagai sampel, yaitu kelas VIII B dan kelas VIII D. kemudian dari kedua kelas itu di undi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan terpilih kelas VIIID sebgai kelas eksperiment. 4) Mengukur kondisi awal kelompok studi

(19)

treatment penerapan teknik Numbered Head Together (NHT) dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.

5) Memberikan perlakuan

Peneliti bemberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas. Untuk kelas VIII D atau disebut kelas eksperimen mendapat treatmen berupa pengajaran menggunakan teknik Numbered Head Together (NHT). Sedangkan kelas VIII B menggunakan metode ceramah.

6) Mengukur efek

Peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan dua tes yaitu meliputi pretest dan postest.

7) Analisa data

Peneliti membuat analisa data yang dilakukan secara bertahap yaitu pengujian persyaratan analisis kemudian dilanjutkan teknik analisis data.

Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretes, sehingga ia tetap tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan dengan pretest.

c. Solomon Four-Group Design

Desain ini berusaha untuk mengatasi pengaruh tes awal. Penempatan subyek dalam setiap kelmpok subyek dilakukan secara acak. Dua kelompok diberikan tes awal dan dua kelompok lainnya tidak. Satu kelompok yang diberi tes aawal dan satu kelompok lainnya yang tidak diberi tes awal dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Sedangkan dua kelompok lainnya dijadikan sebagai kelompok kontrol.

Desain empat kelompok solomon diacak

Kelompok acak Tes awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y3 X2 Y4

Eksperimen X3 Y5

(20)

Dalam desain ini terlihat bahwa :

 Penempatan subyek pada semua kelompok diacak

 Dua kelompok sebagai kelompok eksperimen

 Satu kelompok eksperimen diberi tes awal (y1)

 Dua kelompok sebagai kelompok kontrol

 Satu kelompok kontrol diberi tes awal (y3)

 Semua kelompok diberi tes akhir (y2,y4.y5.y6)

Desain ini menggabungkan dua desain eksperimen murni yang dibahas sebelumnya. Dua kelompok pertama menunjukan desain tes awal-akhir dua kelompok diacak sedangkan dua kelompok berikutnya menunjukan desain tes akhir dua kelompok diacak.

(21)

C. Spesifikasi Pelaporan Metode Pra-Eksperimen Dan Eksperimen

Menurut Arikunto (2010), terdapat banyak format laporan yang dapat digunakan dalam pelaporan penelitian, namun secara garis besar cakupannya sama, yang menyebabkan adanya perbedaan adalah: Urutan penyajian, Penekanan materi yang dilaporkan, Pandangan perlu tidaknya suatu bagian disampaikan kepada pembaca.

Format laporan penelitian yang diajukan oleh Borg & Gall terdiri dari Preliminary Materials (Bahan Pendahuluan) dan Body of the Paper (Gambar Laporan). Secara umum model format laporan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Preliminary Materials (Bahan Pendahuluan) Pada bagian ini terdiri dari:

a. Halaman Judul

Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya tulis ilmiah. Dalam pembuatan judul harus jelas, singkat dan mampu melambangkan bagian isi. Fungsi judul merupakan identitas atau cerminan, gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkup dari tulisan. berikut disajikan contoh judul baik pada penelian pra-eksperimen maupun penelitian eksperimen.

Contoh judul penelian pra-eksperimen adalah sebagai berikut:

Contoh judul penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:

b. Kata Pengantar

Kata pengantar adalah prakata yang menyampaikan ucapan terimakasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas suksesnya pembuatan karya ilmiah. Pada kata pengantar juga menguraikan seberapa pentingnya judul yang diambil dan berharap

“Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) Pada Tema Pencemaran Air Untuk Melatih Keterampilan

Penyelesaian Masalah”

“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X

(22)

mampu memberi sumbangan positif kepada diri penulis dan pembaca.

Bagian kata pengantar juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua elemen pendukung yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya ilmiah, dan didalamnya juga memuat permintaan saran atau pendapat pembaca yang berguna sebagai bahan evaluasi terhadap penulis untuk karya ilmiah tersebut.

c. Daftar Isi

Daftar isi merupakan pengurutan halaman mulai dari terdepan sampai terakhir dengan mencantumkan nomor atau huruf pada bagian yang inginkan. Kegunaan dari nomor dan huruf itu agar memudahkan pembaca untuk mencari letak halaman yang ingin dibaca.

d. Daftar tabel

Daftar tabel merupakan hal yang serupa dengan daftar isi hanya saja daftar tabel memuat halaman-halaman yang berisikan tabel saja.

e. Daftar Gambar/Ilustrasi

Daftar gambar memuat halaman-halaman yang berisikan gambar yang terdapat didalam isi.

2. Body of the Paper (Inti Laporan)

a. Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah serta alasan yang mendasari pembahasan permasalahan tersebut, kemudian penyusunan rumusan masalah serta tujuan dilakukannya penelitian tersebut.

b. Bab II Kajian Pustaka

(23)

dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut.

c. Bab III Metode Penelitian

Pada bagian metodoogi akan dijelaskan mengenai pemilihan waktu dan tempat, subjek (populasi, sampel), teknik sampling yang digunakan, desain dan pendekatan penelitian, instrumen yang digunakan mencakup validitas dan reabilitas dari instrumen tersebut serta teknik pengumpulan dan analisis data dari penelitian yang dilakukan.

d. Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai hasil analisis data yang telah didapatkan, serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Hasil merupakan temuan dari penelitian yang dilakukan. Setelah memperoleh hasil dari suatu penelitian maka hasil itu akan dianalisi dan dibahas untuk menemukan titik terangnya.

e. Bab V Penutup

Bagian ini berisi kesimpulan dan saran. Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis penelitian yang dilakukan. Saran dapat didefenisikan sebagai anjuran penulis terkait dengan hasil penelitian atau cara mengatasi kesulitan-kesuliatandalam penelitian.

3. Bahan Penunjang

a. Daftar Pustaka

(24)

Penulisan daftar pustaka harus mencantumkan beberapa dasar sebagai berikut :

1. Nama penulis 2. Tahun terbit 3. Judul pustaka 4. Tempat terbit 5. Nama penerbit

Berikut contoh penulisan daftar pustaka yang benar :

Soetomo.1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: UsahaNasional.

b. Lampiran

Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama. Lampiran biasanya berisi data-data tambahan yang mungkin terlalu banyak bila disertakan pada teks utama (misalkan tabel data hasil penelitian) atau penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu dalam buku. Lampiran juga dapat berisi teks maupun gambar. Peletakan lampiran biasanya pada bagian akhir setelah daftar pustaka atau sebelum bagian indeks.

c. Daftar indeks

Daftar indeks merupakan daftar kata-kata penting dalam suatu buku dimana biasanya terdapat dibaian akhir. Fungsi daftar indeks adalah mempermudah pembaca memahami suatu kata yang baru pertama kali diketahuinya atau belum dimengerti, mempercepat pembacauntuk menemukan suatu topik pembicaraan.

D. Sajian Permasalahan Yang Dapat Dipecahkan Menggunakan Metode Pre-Eksperimen Dan Eksperimen

(25)

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian masalah siswa, penguasaan materi, dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan model PBI. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretest and Postest Group”dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Sidoarjo tahun ajaran 2012-2013. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan, siswa diberikan pretest di awal dan postest di akhir proses pembelajaran untuk mengukur keterampilan penyelesaian masalah sekaligus pengusaan materi siswa. Hasil penelitian dan analisis data, menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan skor rata-rata setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari hasil pretest dan posttest diperoleh N-gain sebesar 0,31 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa. Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siswa juga menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Kata kunci : Problem Based Instruction (PBI), keterampilan

penyelesaian masalah, pencemaran air.

Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu: Judul : “Penerapan Model Problem Based Instruction (Pbi) Pada Tema

(26)

Populasi : Siswa kelas VII SMPN 3 Sidoarjo Sampel : Siswa kelas VII-2 SMPN 3 Sidoarjo

Instrumen : lembar tes (tes keterampilan penyelesaian

masalah dan

penguasaan materi), lembar observasi (Lembar pengamatan PBI), dan lembar angket.

Hasil : Hasil penelitian dan analisis data, menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan skor rata-rata setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari hasil pretest dan posttest diperoleh N-gain sebesar 0,31 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa. Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siswa juga menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Sedangkan berikut ini disajikan contoh pelaporan penelitian eksperimen dari bayu asfadi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 3 Kota Jambi” yang tersaji seperti dibawah ini:

Abstrak

(27)

mengedepankan kepada keaktifan siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber serta kemampuan dalam pemecahan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 3 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan dikelas X SMA N 3 Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu kelas X MIA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif dan lembar pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi kelas X MIA SMA N 3 Kota Jambi. Rata-rata persentase nilai kognitif siswa untuk kelas eksperimen adalah 8,7 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 8,1. Berdasarkan perhitungan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung > ttabel (2,564 > 1,994) dalam taraf kepercayaan 95% maka

hipotesis diterima. Rata-rata persentase nilai afektif siswa untuk kelas eksperimen yaitu 78,4 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 74,7. Dari uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel (4,035>1,994) dalam taraf kepercayaan 95%

maka hipotesis diterima. Pada aspek psikomotor, persentase siswa kelas eksperimen yang sangat terampil = 27,78%, terampil = 55,56%, cukup terampil = 16,67% kurang terampil = 0% dan yang tidak terampil = 0%. Sedangkan pada kelas kontrol yang sangat terampil = 19,44%, terampil = 38,89%, cukup terampil = 41,67% kurang terampil = 0% dan yang tidak terampil = 0%. Dari uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel (5,892 > 1,994) maka

hipotesis

diterima dengan taraf kepercayaan 95%. Simpulan dari penelitian bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3 Kota Jambi pada aspek kognitif, afektif serta psikomotor. Penulis berharap model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat digunakan dalam pembelajaran biologi serta pelajaran lain dan dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya dalam materi yang berbeda. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu: Judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 3 Kota Jambi”

(28)

Metode : True Eksperimen Teknik Sampling : Random Sampling

Populasi : Kelas X SMA N 3 Kota Jambi

Sampel : Kelas X Mia 6 dan X Mia 5 SMA N 3 Kota Jambi Instrumen : Tes objektif danlembar pengamatan.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi kelas X MIA SMA N 3 Kota Jambi. Rata-rata persentase nilai kognitif siswa untuk kelas eksperimen adalah 8,7 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 8,1. Berdasarkan perhitungan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung > ttabel (2,564 > 1,994) dalam taraf kepercayaan 95% maka

(29)

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti memanipulasi variabel bebas untuk dijadikan ”faktor perlakuan” (treatment factor) atau ”faktor intervensi” (treatment atau intervension) atau disingkat dengan istilah faktor.

2. Penelitian Pra-Eksperimen : One Shoot Case Study (Studi Kasus Bentuk Tunggal), One- Group Pretest-Posttest Design (Test Awal- Test Akhir Kelompok Tunggal), Static Group Comparison. Sedangkan untuk penelitian Eksperimen : Posttest-Only Control Group Design, Pretest-Posttest Control Group Design, Solomon Four-Group Design.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ary, D., Jacobs, L.Ch., & Razavieh, A. (1985). Introduction to research in education, 3-rd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Ary, D., Jacobs, L.Ch., & Sorensen, Ch.K. (2010). Introduction to research in education, 8th ed. Belmont: Wadsworth.

(31)

Bambang Subali.(2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta :UNY Press.

Bambang Subali. (2010). Biometri. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Bambang Subali. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Bambang Subali. (2010). Panduan Praktikum, Penilaian, Evaluasi, dan Remediasi Hasil Belajar Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Check, Joseph and Russel K. Shutt. 2012. Research Methods in Education. Los Angeles. SAGE

Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.

Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Sugiyono. 1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2011. Metode Penelitian. Jakarta : PT Raja Gravindo

Persada.

Wiersma, William. 1986. Research Methods in Education an Introduction Fourth Edition.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya cantumkan pengalaman organisasi yang hanya berhubungan dengan jenis pekerjaan yang Anda inginkan..

Dalam penelitian ini akan dikembangkan model prediksi seberapa besar kejadian gizi buruk balita di setiap kecamatan di Surabaya berdasarkan faktor-faktor yang

Gambar 3.7 Use Case Diagram Petugas UMKM pada Sistem Informasi Peengolahan Data Dinas Koperasi dan UMKM Nusa Tenggara

Dalam pelaksanaan kegiatan akademiknya, program studi S2 Fisika UGM didukung para dosen yang memiliki keahlian mendalam dalam berbagai cabang ilmu Fisika dari empat Kelompok

Dari paparan hasil hitung uji beda diatas dapat disimpulkan bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) efektif dalam menurunkan stres akibat

Mengingat pembelanjaan modal merupakan jenis pengeluaran perusahaan yang membutuhkan banyak dana, maka dalam menentukan seberapa besar tingkat pembelanjaan modal yang

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk memberikan solusi mengenai strategi yang digunakan pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui