• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSIOLOGI SISTEM NILAI DAN PANDANGAN HID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKSIOLOGI SISTEM NILAI DAN PANDANGAN HID"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

AKSIOLOGI; SISTEM NILAI DAN PANDANGAN HIDUP, ILMU PENGETAHUAN DAN SISTEM NILAI

A. Pendahuluan

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios dan logos. Axios artinya nilai dan logos artinya ilmu, penalaran, atau teori.1 Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai.2 Aksiologi secara bahasa dipahami sebagai teori tentang nilai atau rasionalitas nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Sedangkan secara istilah, aksiologi dipahami sebagai cabang filsafat yang membahas persoalan nilai. Aksiologi tidak lain adalah the theory of values. 3 Sehingga

aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu kepada permasalahan etika dan estetika.4 Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.5 Aksiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu ke dalam praktis.6 Sehingga aksiologi menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu itu sendiri. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan tentang nilai kegunaan ilmu yang pada hakikatnya dipergunakan untuk menunjang kehidupan umat manusia di muka bumi tanpa mengabaikan hakikat dari ilmu itu sendiri.7

1Muhammad In’am Esha, Menuju Pemikiran Filsafat, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal. 119.

2 Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan: Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 168.

3 Ibid., hlm. 120.

4 A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 116.

5 Burhanuddin Salam, Logika Materil:Filsafat Ilmu Pengetahuan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 169.

6 A. Susanto, loc.cit.

(2)

B. Sistem Nilai dan Pandangan Hidup, Ilmu Pengetahuan dan Sistem Nilai

1. Sistem Nilai dan Pandangan Hidup

Sistem merupakan istilah dari “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan istilah nilai dalam bahasa Inggris adalah “value”. Dalam bahasa Latin “velere” atau bahasa Perancis Kuno “valoir”. Rohmat Mulyana memaknai nilai secara denotatif dengan “harga”. Misalnya nilai atau harga dalam perspektif ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu jiwa dan sebagainya. Maka dalam konteks filsafat nilai segala sesuatu harus bernilai, misalnya nilai estetik, nilai etik, nilai sosial dan nilai biologis.8 Oleh karena itu, maksud filsafat nilai adalah pembahasan tentang paradigma aksiologis atas segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada sehingga dihubungkannya pada hakikat fungsional seluruh pengetahuan. Sehingga teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.

Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Seperti ungkapan “ saya pernah belajar etika”. Arti kedua merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan oleh manusia yang lain.9 Contoh “ia bersifat etis atau ia seorang yang jujur”. Atau contoh lain, “pembunuhan merupakan sesuatu yang tidak susila”.

Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya. Nilai itu objektif ataukah subjektif sangat tergantung dari hasil pandangan yang muncul dari filsafat. Nilai akan menjadi subjektif, apabila subjek sangat berperan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur segalanya, atau eksistensi maknanya dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan apa ini bersifat psikis atau fisik.10 Dengan demikian, nilai subjektif akan selalu

8 Beni Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 191. 9 A. Susanto, op.cit., hal. 118.

(3)

memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan, intelektualitas dan hasil nilai subjektif selalu akan mengarah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Misalnya, seseorang akan senang melihat matahari yang sedang terbenam di sore hari. Hal ini menimbulkannya rasa senang karena melihat betapa indahnya matahari yang terbenam itu. Inilah yang dikatakan merupakan nilai subjektif dari seseorang dengan orang lain dan akan memiliki kualitas yang berbeda.

Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.11

Sebagai salah satu cabang filsafat ilmu, aksiologi membicarakan tentang nilai guna dari ilmu, yang secara umum memiliki kesamaan dengan nilai kegunaan untuk kemaslahatan atau kebaikan umat manusia dan permasalahan kemanusiaan, terutama dalam meningkatkan martabat manusia, yang mengarah pada kemajuan peradaban manusia dengan tidak mengabaikan nilai-nilai keluhuran budi pekerti dan karakter bangsa suatu negara.

Sedangkan dalam Encyclopedia of Philosophy, dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value and valuation, yaitu:12

a. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.

b. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia.

c. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.

11 Erliana Hasan, loc.cit.

(4)

Setiap orang yang hidup dan normal pasti mempunyai pandangan hidupnya sendiri atau filsafat hidupnya sendiri, baik yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah. Karena itu pandangan hidup seseorang atau filsafat hidup seseorang merupakan jati diri atau identitas diri.

Filsafat atau pandangan hidup bukan sesuatu yang abstrak. Pandangan hidup berangkat dari pergulatan hidup manusia di dunia. Berangkat dari realitas kehidupan yag kemudian merefleksi pemikiran untuk melakukan perubahan-perubahan untuk menjadi lebih baik. Filsafat mengajak orang condong untuk memahami imannya secara tepat dan mendalam. Untuk itu kedangkalan hidup beriman harus dibongkar. Filsafat tidak hadir untuk menyesatkan. Filsafat mengajak orang untuk berpikir secara mendalam tentang hidup mereka. Hasil dari filsafat adalah cara berpikir yang mendalam dan tepat tentang kehidupan. Filsafat mencerahkan orang melalui pikiran dan tindakan, apapun profesi yang digelutinya. Filsafat adalah dorongan dasar manusia untuk memahami dunia secara rasional dan sistematik. Filsafat hadir di sanubari setiap orang tanpa kecuali. Filsafat membuat hidup menjadi menggairahkan, bagaikan petualangan intelektual yang membahagiakan.

(5)

di dalam membuat keputusan. Ia akan menjadi orang yang komunikatif dan terbuka. Ia akan menjadi pemimpin yang bijaksana. Orang yang berfilsafat tidak pernah puas pada kedangkalan. Ia akan menjadi seorang wirausahawan yang cemerlang. Ia akan menjadi manusia yang berkualitas. Orang yang berfilsafat percaya akan proses. Mereka bertekun dalam hening dan kesulitan untuk mencapai hidup yang dewasa, apapun profesinya. Orang yang berfilsafat percaya, bahwa kebaikan adalah suatu proses yang lambat dan berliku. Di dalam proses tersebut, ia akan bahagia. Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai pandangan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan. Berdasarkan hakekat dari pandangan hidup atau filsafat hidup maka ada beberapa manfaat mengetahui pandangan hidup, yaitu:

a. Pandangan hidup atau filsafat hidup menolong, mendidik, membangun diri sendiri dengan berpikir lebih mendalam dan memberi isi kepada hidup kita sendiri.

b. Pandangan hidup atau filsafat hidup memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.

c. Pandangan hidup memberikan pandangan yang luas membendung egoisme.

d. Pandangan hidup memberikan dasar-dasar baik untuk hidup diri sendiri maupun untuk kepentingan ilmu-ilmu pengetahuan.

(6)

a. Mampu mengapresiasi keindahan, baik keindahan alam lingkungan, keindahan seni budaya, maupun keindahan harmoni keindahan yang aman tentram aman dan damai.

b. Tanggap dan menaruh empati maupun simpati terhadap penderitaan orang lain, karena itu ia tidak akan melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan penderitaan pihak lain.

c. Menjunjung tinggi rasa keadilan, bahkan berani mempertaruhkan hidupnya demi memperjuangkan keadilan.

Masalah negeri ini tak kunjung usai, mulai dari persoalan sosial, korupsi, pelanggaran hukum, rendah diri terhadap bangsa lain, penyalahgunaan jabatan, sampai pada maraknya penculikan anak-anak. Rakyatnya masih bergumul dengan masalah pribadi, mulai dari krisis ekonomi sampai krisis identitas. Beragam masalah diatas kerap dikaji dalam ruang-ruang diskusi, seminar dan simposium tapi semua analisis masalah belum membuahkan hasil, seolah ada yang hilang dalam mengobservasi masalah tersebut. Problematika bangsa terlalu rumit untuk diselesaikan dengan pendekatan satu dimensi. Akar masalahnya bukan ketiadaan uang. Bangsa kita punya banyak sekali aset yang bisa dimanfaatkan. Persoalan pokoknya adalah cara berpikir, dan cara memaknai hidup. Masalah material di Indonesia, mulai dari kemiskinan sampai korupsi, bisa lenyap dengan mengubah persepsi warganya tentang hidup. Pandangan hidup sebagai landasan hidup bisa memberikan sumbangan besar dalam hal ini.

2. Ilmu Pengetahuan dan Sistem Nilai

Ilmu adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu scientia yang berarti ilmu. Atau dalam kaidah bahasa Arab berasal dari kata ‘ilm yang berarti pengetahuan.13 Ilmu atau sains adalah pengakajian sejumlah pernyataan-pernyataan yang terbukti dengan fakta-fakta dan ditinjau yang disusun secara sitematis dan terbentuk menjadi hukum-hukum umum.

Ilmu mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, ilmu dapat membantu manusia untuk memahami, menjelaskan,

(7)

mengatur dan memprediksi berbagai kejadian baik yang bersifat alami, maupun sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia. Berkat kemajuan ilmu atau teknologi maka pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah disamping penciptaan berbagai kemudahan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, transportasi, pemukiman, pendidikan, dan komunikasi. Namun sejak awal pertumbuhan ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan negatif, sehingga ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan untuk memerangi dan menguasai sesama manusia. Ilmu pengetahuan ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-hal yang diselidikinya (alam, manusia dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau oleh pemikiran manusia yang dibantu penginderaannya, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.14

Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah tergolong ilmu pengetahuan. Menurut Soetriono dan Rita Hanafie (2007), seperti dikutip oleh Jalaluddin, pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Sedangkan ilmu (ilmu pengetahuan) adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis.15

Manusia adalah makhluk berpikir yang selalu ingin tahu tentang sesuatu. Rasa ingin tahu mendorong manusia mengemukakan pertanyaan. Dengan bertanya manusia mengumpulkan segala sesuatu yang diketahuinya, begitulah cara manusia mengumpulkan pengetahuan. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa pengetahuan adalah produk dari tahu, yakni mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan mengalami.16 Dalam Kamus

14 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), hal. 167.

(8)

Besar Bahasa Indonesia (1990), pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui/kepandaian; ataupun segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) di sekolah. Pengetahuan diperoleh dari hasrat ingin tahu. Semakin kuat hasrat ingin tahu manusia akan semakin banyak pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri diperoleh dari pengalaman manusia terhadap diri dan lingkungan hidupnya. Cara memperolehnya adalah melalui fenomena yang teramati oleh indera, semuanya terkumpul dalam diri manusia sejak ia sadar akan dirinya hingga keusia lanjut atau sepanjang hayat. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman ini berbeda dengan ilmu pengetahuan.17

Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.18 Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yakni melalui penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atas suatu relasi fenomena alam, sehingga pengertian ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang teratur (sistematik) dan dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya.19

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan sains (science) adalah pengetahuan ilmiah atau pengetahuan bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan (KBBI, 1990: 324). Ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh manusia dari berbagai sumber. Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan metode tertentu, yakni metode ilmiah dan hasilnya disusun secara sistematis, selanjutnya dilakukan verifikasi (diuji) kebenarannya secara empiris. Kebenarannya bisa dibuktikan secara konkret yang didasarkan atas pengalaman nyata serta dapat diterima akal (rasio).20

Ilmu pengetahuan juga merupakan suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu. Untuk itu ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran karena demi mencapai

17 Ibid., hal. 83.

18Zainuddin, Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam, (Bayumedia, 2003), hlm. 43. 19 Jalaluddin, op.cit., hal. 84.

(9)

kebenaranlah ilmu pengetahuan itu eksis. Kebenaran ialah kesesuaian pengetahuan dengan objeknya. Sedangkan ketidaksesuaian pengetahuan dengan objeknya disebut kekeliruan.

Pernyataan Setelah mengetahui definisi ilmu pengetahuan, maka ciri-ciri dari sesuatu yang dikategorikan menjadi ilmu pengetahuan adalah karena ada objeknya. Ada dua macam objek ilmu pengetahuan yaitu objek materi dan objek forma.21 Objek materi ialah sasaran atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. Sedangkan objek forma ialah sudut pandang atau cara pandang mengenai objek materi tersebut, sehingga dengan objek forma ini dapat dibedakan menjadi ilmu tertentu.

Pengembangan ilmu pengetahuan dilatarbelakangi oleh adanya tiga dorongan. Pertama, dorongan untuk mengetahui yang lahir dari keterpaksaan untuk mempertahankan hidup. Kedua, dorongan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang mendalam dan menemukan tata susuanan yang sesungguhnya dalam kenyataannya. ketiga, dorongan mengetahui menyangkut penilaian mengenai realitas eksistensi manusia itu sendiri.22

Ilmu pengetahuan diartikan juga sebagai lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sesederahan mungkin. Fudyartanta menyebutkan ada empat fungsi ilmu pengetahuan, yaitu :23

a. Fungsi deskriptif yaitu menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.

b. Fungsi pengembangan ialah melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.

c. Fungsi prediksi yaitu meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.

d. Fungsi kontrol merupakan berusaha untuk mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak dikehendaki.

(10)

Dengan demikian fungsi ilmu pengetahuan ialah untuk kebutuhan hidup manusia di dalam berbagai bidangnya. Sedangkan nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang akan dinilai. Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan tingkatan atau hierarki nilai :24

a. Kaum Idealis. Mereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spiritual lebih tinggi daripada nilai non spiritual (niai material).

b. Kaum Realis. Mereka menempatkan niai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu manusia menemukan realitas objektif, hukum-hukum alam dan aturan berfikir logis.

c. Kaum Pragmatis. Menurut mereka, suatu aktifitas dikatakan baik seperti yang lainnya, apabila memuaskan kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai instrumental. Mereka sangat sensitif terhadap nilai-nilai yang meghargai masyarakat.

Nilai dan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan yang merupakan manusia belajar dari pengalaman dan berasumsi bahwa dalam mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturannya. Sehingga ilmu adalah salah satu hasil budaya manusia dimana lebih mengutamakan kuantitas yang obyektif dan mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan denngan keinginan pribadi. Untuk itu dengan ilmu manusia tidak akan mementingkan dirinya sendiri.

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai bentuk kemudahan bagi manusia. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia, terbebas dari kutuk yang membawa malapetaka dan kesengsaraan. Setelah mempelajari teknologi pembuatan bom atom, manusia bisa memanfaatkan wujudnya sebagai sumber energi bagi keselamatan dan kebutuhan manusia, tetapi dipihak lain bisa juga bersifat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada malapetaka. Menghadapi hal yang demikian, ilmu pengetahuan yang pada esensinya mempelajari alam sebagaimana

(11)

adanya, mulai mempertanyakan untuk apa sebenarnya ilmu itu dipergunakan? Jawabannya, bahwa ilmu itu berkaitan erat dengan persoalan nilai-nilai moral.

Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjwabkan secara rasional dan diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuan adalah agar seorang ilmuan dapat menerapkan prinsip-prinsip moral, yaitu yang baik dan menghindarkan dari yang buruk ke dalam perilaku keilmuannya, sehingga ia dapat mempertanggungjawabkan perilaku ilmiahnya. Nilai moral tidak berdiri sendiri, melainkan berada pada atau menjadi milik seseorang yang akan bergabung dengan nilai yang sudah ada seperti agama, hukum, budaya, adat, sosial, dan sebagainya. Norma moral menentukan apakah seorang berlaku baik ataukah buruk dari sudut etis.25

Penerapan ilmu pengetahuan yang sudah dihasilkan oleh para ilmuan, baik berupa teknologi maupun teori-teori emansipasi masyarakat mesti memperhatikan nilai-nilai kemanusian, nilai agama, nilai adat, dan sebagainya. Ini berarti ilmu pengetahuan tersebut tidak bebas nilai. Ada kalanya penerapan teknologi berdampak negatif, misalnya masyarakat menolak atau mengklaim suatu teknologi yang bertentangan atau tidak sejalan dengan keinginan dan pandangan-pandangan yang telah ada sebelumnya, seperti rekayasa genetik (kloning manusia).26

Di bidang etika tanggung jawab seorang ilmuan bukan lagi memberi informasi melainkan menjadi contoh. Dimana ia harus bersifat objektif, dapat menerima kritik dan pendapat, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, serta berani mengakui kesalahan. Semua sifat ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran secara ilmiah.

Adapun persamaan dan perbedaan dari nilai di dalam ilmu pengetahuan, di antaranya:

Persamaannya :

a. Kedua-duanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya.

(12)

b. Kedua-duanya memberikan pengertian yang mengenai hubungan yang ada antara kejadian yang kita alami.

c. Kedua-duanya hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang berhubungan dengan kejadian.

d. Kedua-duanya mempunyai metode dan sistem.

e. Kedua-duanya menjelaskan tentang kenyataan yang sedang terjadi. Perbedaannya :

a. Obyek material atau lapangan ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan sebagai obyek penyelidikan suatu ilmu.

b. Obyek forma atau sudut pandang ialah obyek material yang diperhatikan oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu yang satu dari ilmu lainnya, jika berobyek materinya sama27

Jadi yang membedakan satu ilmu dari yang lainnya ialah obyeknya. Apabila kemungkinan obyek materinya sama, maka yang terutama membedakan satu ilmu dari ilmu yang lainnya itu ialah obyek formanya, yaitu sudut pandangan tertentu yang menentukan macam ilmu.

Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia dapat terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat membutuhkan ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu, manusia juga bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu dalam mencapai tujuan hidupnya.

Ilmu bukan saja menimbulkan dehumanisasi namun bahkan mengubah hakikat manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga dapat menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Menghadapi kenyataan seperti itu ilmu yang pada hakekatnya mempelajari alam

(13)

sebagaimana adanya mulai mempertanyakan hal-hal yang bersifat seharusnya, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan penyelamat bagi mausia.28 Untuk itu dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Sehingga ilmu harus ditempatkan secara proposional dan memihak pada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka.

Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwan. Seorang ilmuwan akan dihadapkan kepada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Untuk itulah tanggung jawab seorang ilmuwan harus dipupuk yang berada pada tempat yang tepat yakni tanggung jawab akademik dan tanggung jawab moral.

C. Kesimpulan

(14)

Makna aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki kegunaan ilmu dan hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi berasal dari kata Yunani, yaitu axios berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tantang nilai”.

Ilmu pengetahuan ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-hal yang diselidikinya (alam, manusia dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau oleh pemikiran manusia yang dibantu penginderaannya, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.

Ilmu pengetahuan berfungsi untuk kebutuhan hidup manusia di dalam berbagai bidangnya. Sedangkan nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang akan dinilai. Keguanaan ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikkan manusia tanpa merendahkan martabat atau merubah hakikat kemanusiaan. Tiap ilmu terutama dalam implementasinya selalu terkait dengan aksiologinya.

(15)

A.Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anshari, Endang Saifuddin. 1979. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.

Bahtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Esha, Muhammad In’am. 2010. Menuju Pemikiran Filsafat. Malang: UIN-Maliki Press.

Hasan, Erliana. 2011. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jalaluddin. 2014. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mustansyir, Rizal. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriastmantri. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Saebani,Beni Ahmad. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: Pustaka Setia.

Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.

Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat Ilmu. Bandung: Rosdakarya.

Zainuddin. 2003. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam. Bayumedia.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai dari Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan dari sampel uji papan partikel plastik, menurut standar dalam standar SNI 2006 yakni minimum 1,5 kgf/cm 2 , gambar 8

2 Melakukan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya2. 1 Menghormati hak privasi klien/ pasien

 Pada SQL Business Intelligence Development Studio Solution Explorer, klik kanan pada proyek yang anda kerjakan, kemudian pilih Attunity Oracle-CDC.. dan klik Generate

ABSTRAK : Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh latihan standing dumbbell triceps extension terhadap kekuatan otot lengan dan bahu

Guru melaksanakan tugas yang meliputi: merencanakan(RPP, Silabu dll), melaksanakan(absensi, jurnal mengajar, nilai dll), mengevaluasi( penilaian dll),

IDENTIFIKASI MASALAH PERUMUSAN HIPOTESIS PENGUJIAN HIPOTESIS BUAT KESIMPULAN Memahami sumber masalah Merumuskan masalah penelitian Membuat kerangka konsep Merumuskan

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketertarikan dan jumlah wirausaha muda khususnya di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa

Pendekatan Sumber Daya manusia secara mikro, merupakan penelaahan yang dilakukan dengan sumber telaah adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalam organisasi