• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Perancangan Pengendalian Tekanan Digital Menggunakan Loadcell IC HX711 Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Pada Cetakan Komposit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Perancangan Pengendalian Tekanan Digital Menggunakan Loadcell IC HX711 Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Pada Cetakan Komposit"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Material Komposit

Komposit didefinisikan sebagai dua macam atau lebih material yang

digabungkan atau dikombinasikan dalam skala makroskopis(dapat terlihat

langsung oleh mata)sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.komposit

terdiri dari 2 bagian utama yaitu :

1. Matriks, berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler

(pengisi) dari kerusakan eksternal. Matriks yang umum digunakan :

carbon, glass, kevlar, dll

2. Filler (pengisi), berfungsi sebagai Penguat dari matriks. Filler yang umum

digunakan : carbon, glass, aramid, kevlar.

Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana

merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur yang bekerja bersama

untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur

bahan penyusunnya. Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama

(matrik – matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan

untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya

dalam bentuk serat (fibre, fiber).

Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia terbagi menjadi 3

(2)

6

1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)

Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) – Bahan

ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer

Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) –

bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya,

dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai

penguatannya

2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC) – ditemukan

berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam

seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti

silikon karbida.

3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)

Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) –

digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini

menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek,

atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau

boron nitrida

2.1.1 Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites-PMC)

Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan

dalam manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi

dibandingkan sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya

(3)

7

Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan

tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak

muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak

permukaan setiap bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah

teoritisnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk serat,

sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut retak

tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan memperlihatkan sisa

kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan mencerminkan lebih

akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat dapat hanya

memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti halnya serat

dalam suatu tali.

Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca,

karbon dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin

menyebarkan beban yang dikenakan terhadap komposit antara setiap individu

serat dan juga melindungi serat dari kerusakan karena abrasi dan benturan.

Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan pencetakan bentuk yang rumit,

ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah, membuat

kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam banyak aplikasi. Bila

Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat,

sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat-sifat-sifat

(4)

8

Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:

1. Sifat-sifat serat

2. Sifat-sifat resin

3. Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre

Volume Fraction)

4. Geometri dan orientasi serat pada komposit

2..2 Mikrokontroller Atmega32

Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang

dikemas dalam sebuah chip, artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler

sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja,

yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang

dimiliki oleh sebuah PC. Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan

ukuran yang relatif lebih kecil, tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang

dimiliki oleh mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan

dengan sistem komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak

seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam program

aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.

Meskipun dari sebuah kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroller

memiliki kelebihan yang tidak bisa diperoleh pada sistem komputer yaitu,dengan

kemasannya yang kecil dan kompak membuat mikrokontroller menjadi lebih

fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak

(5)

9

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega32

Mikrokontroler AVR ATmega32 merupakan CMOS dengan konsumsi

daya rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR

RISC. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal,

ATmega32 memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per

MHz, yang memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi

daya dan kecepatan pemrosesan. Berikut kelebihan yang dimiliki ATmega32

(Aozon mengambil referensi langsung dari Atmel termasuk datasheet yang

diterbitkannya):

1. Kinerja Tinggi, Low-Power AVR® 8-bit Microcontroller

Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel

8-bit AVR RISC-based microcontroller... The device supports throughput

of 16 MIPS at 16 MHz and operates between 2.7-5.5 volts".

2. Menggunakan Arsitektur RISC

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set

Computing (RISC) atau " set instruksi Komputasi yang disederhanakan".

3. Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori Non-Volatile

Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun

ketika suhu mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C.

4. Memiliki Antarmuka JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant)

Tidak hanya SPI, ATmega32 memiliki antarmuka JTAG yang

memungkinkan pengguna dapat memprogram Flash, EEPROM, Fuse, dan

Lock Bits.

(6)

10

Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang sangat membantu kita

untuk melakukan penelitian yang lebih baik, seperti terdapat ADC, PWM

dan Timer.

6. Memiliki Fitur Tambahan

Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang patut dicoba seperti 5

mode Sleep, eksternal dan internal interupsi, dan kalibrasi RC Oscillator

internal.

7. Mempunyai 32 jalur Program I/O

ATmega32 mempunyai 32 jalur Program sehingga memungkinkan kita

untuk mengontrol lebih banyak device/ perangkat, seperti Tombol/ switch,

LED, buzzer dan LCD.

8. Memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt

ATmega32 memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini

sangat membantu kita untuk menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa

mencapai 16 MHz (tanpa overclock).

9. Daya yang dibutuhkan ketika aktif hanya 1,1 mA

ATmega32 membutuhkan arus yang sangat kecil dibanding komponen

analog yang biasa kita pakai. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi daya

yang dibutuhkan ketika aktif saja hanya 1,1 mA, bahkan bisa mencapai 1

uA ketika mode power-down.

Arsitektur AVR ini menggabungkan perintah secara efektif dengan

32 register umum. Semua register tersebut langsung terhubung dengan

Arithmetic Logic Unit (ALU) yang memungkinkan 2 register terpisah diproses

(7)

11

yang efektif dan kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler

CISC biasa.

2.2.2 Konfigurasi Pin ATMega32

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin-Pin ATMega32

Secara fungsional konfigurasi pin ATMega32 adalah sebagai

berikut:

a. VCC

- Tegangan sumber

b. GND (Ground)

- Ground

c. Port A (PA7 – PA0)

Port A adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap

(8)

12

mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port A digunakan sebagai input

dan di pull-up secara langsung, maka port A akan mengeluarkan arus jika

internal pull-up resistor diaktifkan. Pin-pin dari port A memiliki fungsi

khusus yaitu dapat berfungsi sebagai channel ADC (Analog to Digital

Converter) sebesar 10 bit. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port A dapat

ditabelkan seperti yang tertera pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Fungsi khusus port A

Port Alternate Function

PA7 ADC7 (ADC input channel 7)

PA6 ADC6 (ADC input channel 6)

PA5 ADC5 (ADC input channel 5)

PA4 ADC4 (ADC input channel 4)

PA3 ADC3 (ADC input channel 3)

PA2 ADC2 (ADC input channel 2)

PA1 ADC1 (ADC input channel 1)

PA0 ADC0 (ADC input channel 0)

d. Port B (PB7 – PB0)

Port B adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap

pin mengandung internal pull-up resistor. Output buffer port B dapat

mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port B digunakan sebagai input

dan di pull-down secara external, port B akan mengalirkan arus jika

internal pull-up resistor diaktifkan.

(9)

13 1. SCK port B, bit 7

Input pin clock untuk up/downloading memory.

2. MISO port B, bit 6

Pin output data untuk uploading memory.

3. MOSI port B, bit 5

Pin input data untuk downloading memory.

Fungsi-fungsi khusus pin-pin port B dapat ditabelkan seperti yang tertera

pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Fungsi khusus port B

Port Alternate Function

PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB6 MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB5 SS (SPI Slave Select Input)

PB3

AIN1 (Analog Comparator Negative Input)

OCO (Timer/Counter0 Output Compare Match

Output)

PB2

AIN0 (Analog Comparator Positive Input)

INT2 (External Interrupt 2 Input)

PB1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB0

T0 (Timer/Counter External Counter Input) XCK

(10)

14 e. Port C (PC7 – PC0)

Port C adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap

pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port C dapat

mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port C digunakan sebagai input

dan di pull-down secara langsung, maka port C akan mengeluarkan arus

jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port

C dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Fungsi khusus port C

Port Alternate Function

PC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC6 TD1 (JTAG Test Data In)

PC5 TD0 (JTAG Test Data Out)

PC3 TMS (JTAG Test Mode Select)

PC2 TCK (JTAG Test Clock)

PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)

f. Port D (PD7 – PD0)

Port D adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap

pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port D dapat

(11)

15

dan di pull-down secara langsung, maka port D akan mengeluarkan arus

jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port

D dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.4 Fungsi khusus port D

Port Alternate Function

PD7

OC2 (Timer / Counter2 Output Compare Match

Output)

PD6 ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

PD6

OCIB (Timer/Counter1 Output Compare B Match

Output)

PD5 TD0 (JTAG Test Data Out)

PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)

PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)

PD1 TXD (USART Output Pin)

PD0 RXD (USART Input Pin)

2.3 Load Cell

Load cell merupakan sensor timbangan yang bekerja secara

mekanis,dimana load cell menggunakan prinsip tekanan yang memanfaakan strain

gauge sebagai pengindera (sensor). Strain gauge adalah sebuah transduser pasif

(12)

16

ini kemudiandiukur dengan jembatan Wheatsone dimana tegangan keluaran

dijadikan referensi beban yang diterima load cell.

Gambar 2.2 Load Cell

2.3.1 Prinsip Kerja Load Cell

Ketika bagian lain yang lebih elastic mendapat tekanan, maka pada sisi

lain akan mengalami perubahan regangan yang sesuai dengan yang dihasilkan

oleh straingauge, hal ini terjadi karena ada gaya yang seakan melawan pada sisi

lainnya. Perubahan nilai resistansi yang diakibatkan oleh perubahan gaya diubah

menjadi nilai tegangan oleh rangkaian pengukuran yang ada. Dan berat dari objek

yang diukur dapat diketahui dengan mengukur besarnya nilai tegangan yang

timbul. Sel beban (load cell) terdiri dari satu buah strain gauge atau lebih, yang

ditempelkan pada batang atau cincin logam. Sel beban dikalibrasikan oleh

pabrikan yang bersangkutan. Piranti ini dirancang untuk mengukur gaya tekanan

mekanis, gaya pemampatan (kompresi), atau gaya puntir yang bekerja pada

sebuah obje. Ketika batang atau cincin logam piranti ini berada dibawah tekanan,

tegangan yang timbul pada terminal-terminalnya yamg dapat dijadikan rujukan

(13)

17 2.3.2 Strain Gauge

Strain Gage adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur

tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam

yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur

tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan

pada benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik

alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam

rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar

tahanan pada Strain Gage. Tegangan keluaran dari jembatan Wheatstone

merupakan sebuah ukuran regangan yang terjadi akibat tekanan dari setiap elemen

pengindera Strain Gage. Tekanan itu kemudian dihubungkan dengan regangan

sesuai dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio tekanan

dan regangan.

Strain gauge atau bilah regangan adalah salah satu dari

transduser-transduser yang banyak dipakai untuk mendeteksi dan mengukur gaya, beban torsi

dan regangan.Unit dasar dari peralatan ini terdiri dari jalur resistif yang direkatkan

pada dasar bahan isolasi yang fleksibel. Bilah ini dilekatkan pada bagian / obyek

mekanis yang akan diukur regangannya.

Dua Strain Gauge yang terletak di sisi yang lain merespon perubahan

kolom saat mengalami keadaan “gendut/gembung”. Panjang pada sepasang Strain

Gauge memendek, diameter kawatnya membesar dan hambatannya berkurang.

Sementara sepasang yang lain jadi memanjang, diameter kawatnya mengecil dan

(14)

18

Jika posisi beban digantung pada bagian bawah kolom, kolom akan

mengalami gaya tarik. Kolom dan Strain gauge akan merespon kebalikan dari

respon diatas tetapi Strain Gauge tetap memanjang dan memendek dengan respon

yang sama seperti respon diatas.

Gambar 2.3. Konstruksi dasar Strain Gauge

Strain gage merupakan bagian terpenting dari sebua

fungsi untuk mendeteksi besarnya perubahan dimensi jarak yang disebabkan oleh

suatu elemen gaya. Strain gages secara umum digunakan dalam pengukuran

presisi gaya, berat, tekanan, torsi, perpindahan dan kuantitas mekanis lainnya.

Setelahnya dikonversi menjadi energi tegangan kedalam anggota mekanis. Strain

gage menghasilkan perubahan pada nilai tahanan yang proporsional dengan

perubahan jangka panjang atau perubahan melalui lamanya proses.

Strain gage memiliki dua tipe dasar strain gage yaitu :

(15)

19

Bonded strain gage seluruh bagiannya terpasang pada elemen gaya (force

member) dengan menggunakan semacam bahan perekat. Selagi elemen gaya

tersebut meregang, strain gage juga dapat memanjang.

2. Tidak terikat (unbonded).

Unbonded strain gage memiliki salah satu sudut akhir yang dipasang pada elemen

gaya dan sudut akhir satunya lagi dipasang pada pengumpul gaya (force

collector). Persyaratan ini sering digunakan untuk menguji kelayakan system

strain gage untuk aplikasi tertentu dimana konstanta kalibrasi strain gage harus

stabil, artinya tidak berubah terhadap waktu, temperature dan faktor lingkungan

lain.Ketelitian pengukuran regangan ± 1μs dan pada daerah regangan ± 10 %,

ukuran standarisasi strain gage, yaitu panjang 1o dan tebal wo harus kecil

komopnen pada sensor load cell (strain gage).

2.3.3 Karakteristik Strain Gauge

Karakteristik dari filamen adalah sebagai berikut :

1. Faktor Gage tertinggi

2. Koefisien suhu resistansi rendah

3. Resitivitas tinggi

4. Kekuatan mekanis tinggi

(16)

20

2.3.4 Bahan- bahan yang bisa dijadikan Strain Gauge

Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam

gage-gage kawat dan foil, seperti:

1. Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien

temperatur rendah. Biasanya Constantan ditemukan dalam Gage yang

digunakan untuk strain dinamik, dimana perubahan level strain tidak

melebihi ± 1500 μcm/cm. Batas temperatur kerja adalah dari 10 o

C sampai

200oC.

2. Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk

pengukuran strain statik sampai 375 oC. dengan kompensasi temperatur,

paduan ini dapat digunakan untuk pengukuran static sampai 650 oC dan

pengukuran dinamik sampai 1000 oC.

3. Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan Faktor Gage yang rendah dan

ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk

pengukuran strain dinamik bila sensitivitas temperatur yang tinggi dapat di

tolerir.

4. Stabiloy adalah paduan nikel-chrome yang dimodifikasi dengan

rangkuman kompensasi temperatur yang lebar. gage ini memikiki

stabilitas yang sangat baik dan temperatur cryogenic sampai sekitar 350 oC

dan ketahanan yang baik tehadap kelelahan.

5. Paduan-paduan platina tungsten memberikan stabillitas yang sangat baik

dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan pada temperatur tinggi.

Gages ini disarankan untuk pengukuran uji static sampai 700 oC dan

(17)

21 2.3.5 Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel

Hunter Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles

Wheatstone pada tahun 1843. Dalam umumnya Jembatan Wheatstone

dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran

terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu

kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk

oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana

rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol

(0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu

tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk

mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan

dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan

cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial

ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang.

Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan

yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain

dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan

wheatstone.

2.3.6 Konsep Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu

(18)

22

rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip

dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses

menentukan nilai hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian

Jembatan Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang

telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam

keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada

angka nol.

Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah

hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan

hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain

dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik

diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah alat yang

digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya

tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet. R1, R2,

dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah

hambatan yang akan dicari besarnya.

Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus

yang mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan

tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian

Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat

geser apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar. Jembatan

Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan

(19)

23

tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui

nilainya dengan teliti dan dapat diatur.

2.3.7 Aplikasi Jembatan Wheatstone

Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji

berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunaka

semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji

berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge

ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama

dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material

ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai

dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan

menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan

hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya

harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik

beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam

2.3.8 Kelebihan Jembatan Wheatstone

Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.

Contoh aplikasi :

(baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi

akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari

peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan

(20)

24 2.4 IC HX711

HX711 24-Bit Analog-to-Digital Converter (ADC) for Weigh Scales

hx711 adalah sebuah komponen terintegrasi dari perusahaan "AVIA

SEMICONDUCTOR" . HX711 presisi 24-bit analog-to-digital converter (ADC)

yang di desain untuk sensor timbangan digital (weight scales) dan industrial

control aplikasi yang terkoneksi dengan sensor jembatan (bridge sensor).

HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja mengkonversi

perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan mengkonversinya ke

dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul melakukan

komunikasi dengan computer/mikrokontroller melalui TTL232.

Gambar 2.4 IC HX711

2.4.1 Kelebihan IC HX711

Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan

reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan

(21)

25 2.4.2 Fitur IC HX711

1. Differential input voltage: ±40mV(Full-scale differential input voltage is ±

40mV)

2. Data accuracy: 24 bit (24 bit A / D converter chip.)

3. Refresh frequency: 80 Hz

4. Operating Voltage : 5V DC

5. Size:38mm*21mm*10mm

2.5 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai

banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan

manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih),

maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan

dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang

digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD

dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,

tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor

CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.

(22)

26

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang

ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan

berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar

dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa

microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di

bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.

LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2

baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk

membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data

dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

(23)

27 LCD 16x2 10 11 12 13 11 12 13 14 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 2 15 +5VDC RS RW EN 4 5 6

1 3 16 VCC V+BL

GND LCD Drv V-BL

Gambar 2.6Konfigurasi Pin LCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses

proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan

instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap

karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter

(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah

utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.2 menunjukkan operasi

dasar LCD.

Tabel 2.5 Operasi Dasar LCD RS R/W Operasi

0 0 Input Instruksi ke LCD

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1 0 Menulis Data

(24)

28

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan

suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan

untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,

mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film

Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah

ditingkatkan daru yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan

warna.

Tabel 2.6 Konfigurasi Pin LCD

Nomor Pin Nama Keterangan

1 GND Ground

2 VCC +5V

3 VEE Contras

4 RS Register Select

5 RW Read/write

6 E Enable

7-14 D0-D7 Data bit 0-7

15 A Anoda (back light)

(25)

29 Tabel 2.7 Konfigurasi LCD

Pin Bilangan Biner Keterangan

RS 0 Inisialisasi

1 Data

RW 0 Tulis LCD / W (write)

1 Baca LCD / R (read)

E 0 Pintu Data Terbuka

1 Pintu data tertutup

Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng

kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat teganganya dicatukan

pada beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun

diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil

pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifka.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain

seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan

baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak

(26)

30

Kontrol tekanan adalah kontrol (mempertahankan tekanan gas cairan atau benda

padat pada nilai yang ditentukan), atau pembatas (merasakan tekanan sudah

mencapai pada suatu batas yang sudah ditentukan pada Suatu batas yang sudah

ditentukan sebelumnya atau pindah dari suatu rentang yang aman).tekanan

didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Satuan tekanan yang paling umum

adalah pounds per inchi kuadrat (psi), inches dari kolom air (wc) pada panometer

atau inches dari air raksa (Hg) pada manometer. Satuan metrik yang paling

populer dari pengukuran adalah kilopascal (kPa).Tekanan harus sehubungan

diukur dengan tekanan referensi yang diberikan, tetapi yang paling umum adalah

tekanan atsmosfer pada permukaan laut atau tekanan nol absolut.

Load cell adalah alat yang mengeluarkan signal listrik proporsional dengan

gaya / beban yang diterimanya. Load cell banyak digunakan pada timbangan

elektronik. Starin Gauge tersusun dari kawat yang sangat halus, yang dianyam

secara berulang menyerupai kotak dan ditempelkan pada plastic atau kertas

sebagai medianya.Kawat yang dipakai dari jenis tembaga lapis nikel berdiameter

sekitar seper seribu (0.001) inchi.Kawat itu disusun bolak-balik untuk

meng-efektifkan panjang kawat sebagai raksi terhadap tekanan/gaya yang

mengenainya.Pada ujungnya dipasang terminal.Strain Gauge bisa dibuat sangat

kecil, sampai ukuran 1/64 inchi.Untuk membuat Load Cell, Strain Gauge

dilekatkan pada logam yang kuat sebagai bagian dari penerima beban (load

receptor).Strain Gauge ini disusun sedemikian rupa membentuk Jembatan

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin-Pin ATMega32
Tabel 2.1 Fungsi khusus port A
Tabel 2.2 Fungsi khusus port B
Tabel 2.3 Fungsi khusus port C
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran tersebut sudah sesuai dengan yang di harapkan, artinya rangkaian sensor sudah dapat bekerja dengan baik karena sudah mencapai nilai

Hasil pengujian menunjukan bahwa pembacaan sensor ultrasonik ping HC SR04 sudah sesuai dengan hasil pengukuran jarak yang dilakukan menggunakan alat ukur manual..

Dari data analisa dan pengujian alat diketahui bahwa sistem ini memiliki keandalan sistem hingga 100% dan memiliki rentang waktu tunda delay yang relative singkat yaitu sebesar 13,7