• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN FOULING MEMBRAN ULTRAFILTRASI DENGAN SISTEM AUTOMATIC BACKWASH DAN PENCUCIAN MEMBRAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGENDALIAN FOULING MEMBRAN ULTRAFILTRASI DENGAN SISTEM AUTOMATIC BACKWASH DAN PENCUCIAN MEMBRAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  Air sumur

 4 jenis Detergen

 Air limbah laundry dari 4 jenis detergen tersebut  NaOH

 Asam Sitrat

3.2Alat

Alat yang digunakan :

 Membran Ultrafiltrasi (UF)  Gelas Ukur

 Turbidimeter  Pipet volum  Stopwacth  Pengaduk  Beaker Glass

 Sendok takar detergen

3.3Variabel Percobaan

Variabel berubah :

 interval waktu backwash (10 dan 30 menit)  jenis detergen

 air limbah laundry dengan detergen yang berbeda Variabel tetap

(2)

16  tekanan backwash = 1,8 bar

 flow umpan = 3 L/menit  flow backwash = 1 L/menit

3.4Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian alat ultrafiltrasi

3.5Cara Kerja

3.5.1 Penyaringan Air Sumur secara Kontinyu

1. Mengukur laju alir permeat (l/jam) setiap pagi dan sore dengan

menggunakan gelas ukur.

2. Mengukur turbidity umpan dan turbidity permeat secara langsung

ataupun permeat yang disimpan selama beberapa hari dengan alat turbidimeter

3. Mengubah interval waktu penyaringan dari 10 menit menjadi 30

menit dan durasi backwash dibuat tetap (40 detik).

4. Mengulangi percobaan point 1 dan 2 kembali dengan menggunakan

interval waktu penyaringan yang telah diubah.

(3)

17 3.5.2 Penyaringan Air Detergen

1. Mengalirkan air kran pada membran ultrafiltrasi untuk mendapatkan

air permeat sebanyak 10 liter

2. Mencampurkan 10 liter air permeat dengan 1 sendok detergen dalam

tangki umpan.

3. Sebelum dimulai penyaringan, pastikan bahwa semua detergen telah

larut kemudian mengukur turbidity umpan air detergen sebelum disaring.

4. Menjalankan membran untuk melakukan penyaringan

5. Mengukur laju alir, tekanan dan turbidity permeat setiap 30 menit

sekali selama 4 jam

3.5.3 Penyaringan air limbah laundry

1. Air limbah laundry yang digunakan merupakan air bekas mencuci

pakaian dengan takaran 10 liter air kran dan satu sendok detergen yang digunakan untuk mencuci 15 pakaian.

2. Air limbah bekas laundry ini selesai untuk mencuci segera

dimasukkan ke dalam tangki umpan sebanyak 10 liter

3. Mengukur turbidity umpan limbah laundry sebelum disaring dengan

membran

4. Menjalankan membran untuk melakukan penyaringan

5. Mengukur laju alir, tekanan dan turbidity permeat setiap 30 menit

selama 4 jam

3.5.4 Penyucian membran dengan asam sitrat dan NaOH

Melakukan pencucian membran dengan menggunakan asam sitrat dan NaOH jika laju alir mengalami penurunan yang tajam atau lebih dari 10%. Khusus untuk penyaringan air detergen dan limbah laundry,

penyucian membran hanya menggunakan larutan NaOH saja. 1. Penyucian membran dengan larutan asam sitrat

 Tangki umpan dibersihkan kemudian diisi dengan air permeat sebanyak 10 liter

(4)

18  Menambahkan asam sitrat sebanyak 1% (100 gram) ke dalam

tangki umpan kemudian diaduk sampai homogen

 Kran produk ditutup dan kran bawah tangki permeat dibuka dan dialirkan kembali ke tangki umpan

 Sirkulasi selama 30 menit

 Setelah 30 menit, larutan asam sitrat dikeluarkan dan dibilas dengan menggunakan air permeat

 Memasukkan air permeat sebanyak 10 liter.  Kran produk dibuka dan diukur laju alirnya 2. Pencucian membran dengan larutan NaOH

 Tangki umpan dibersihkan kemudian diisi dengan air permeat sebanyak 10 liter

 Membran dijalankan dan diukur laju alirnya

 Menambahkan NaOH sebanyak 0.5% (50 gram) ke dalam tangki umpan kemudian diaduk sampai homogen

 Kran produk ditutup dan kran bawah tangki permeat dibuka dan dialirkan kembali ke tangki umpan

 Sirkulasi selama 30 menit

 Setelah 30 menit, larutan NaOH dikeluarkan dan dibilas dengan menggunakan air permeat

 Memasukkan air permeat sebanyak 10 liter.  Kran produk dibuka dan diukur laju alirnya

Data-data yang akan didapatkan berupa waktu, tekanan, laju alir, dan

turbidity. Data-data ini kemudian dibuat grafik antara waktu vs tekanan, waktu vs turbidity, waktu vs laju alir. Setelah itu dilakukan analisa dan perbandingan

Gambar

Gambar 3.1 Rangkaian alat ultrafiltrasi

Referensi

Dokumen terkait

profil fluks terhadap waktu pada variasi konsentrasi um /L lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi umpan hi oleh konsentrasi umpan dimana kenaikan konsentra ggi

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa baik menggunakan membran MF (grafik sebelah kiri) maupun UF (grafik sebelah kanan), semakin besar tekanan operasi menyebabkan semakin

PEMBUATAN MEMBRAN KOMPOSIT PERVAPORASI. BERBASIS

Lebih dari 95% membran oksigenator yang digunakan di rumah sakit saat ini adalah jenis oksigenator dengan aliran darah diluar kapiler.. Konstruksi yang paling efektif adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik awal umpan produced water dan membran (gugus fungsional pada membran), mengetahui kinerja membran yang

Pengaruh konsentrasi solut terhadap jumlah solut yang terekstrak dan koefisien distribusi, baik untuk asam sitrat maupun asam oksalat menunjukkan bahwa makin

Semakin lama penyinaran sinar UV maka pori membran yang terbentuk akan semakin besar karena adanya proses pemotongan rantai polimer yang banyak terjadi pada

Terjadinya fouling diawali dengan adanya polarisasi konsentrasi yaitu peningkatan konsentrasi lokal dari suatu solut pada permukaan membran, sehingga material terlarut