BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung
Pembinaan akhlak menjadi prioritas utama karena terbesar bertumpu pada
siswa sebagai penerus generasi bangsa yang islami. Cerminan akhlak yang baik dapat
dilihat dari aktivitas ibadah. Semakin tinggi aqidah seseorang niscaya akan terlihat
semakin tinggi semangatnya dalam beribadah dan semakin hakus budi pekertinya.
Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru agama bukan
hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak didik tetapi lebih
dari itu yakni membina akhlak siswa sehingga tercapailah kepribadian yang berakhlak
karimah. Untuk dapat mewujudkan anak didik yang berakhlak karimah maka guru
pendidikan agama islam harus mempunyai strategi dalam pembinaan akhlak karimah
karena dengan menggunakan strategi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan
dalam pendidikan.
Pada penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data menggunakan sampel
penelitian yaitu guru pendidikan agama islam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi Maharoni selaku guru
pendidikan agama islam beliau menjelaskan bahwa: dalam proses pembinaan akhlak
karimah siswa terhadap allah, beliau selaku guru pendidikan islam menggunakan
beberapa strategi, sehingga siswa dapat langsung menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Hasil wawancara dengan Bapak Andi beliau menjelaskan diantara strategi
1. Teladan
Pendidik sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah
disamping pula orang tua dirumah. Pendidik hendaknya menjaga dengan baik
perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh
dengan sendirinya akan turut mengerjakan apa yang disarankan baik itu orang
maupun guru. Oleh karena itu seorang guru haruslah lebih berhari-hati dalam
bertindak agar menjadi teladan yang baik bagi siswanya.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Dari sekolah dalam upaya pembinaan akhlak karimah siswa terhadap allah , diantaranya yang ada yaitu keteladanan, dalam keteladanan ini kepala sekolah beserta para guru baik guru mata pelajaran lain dan juga guru PAI saling bekerja sama memberikan contoh secara langsung misalnya ketika shalat dhuhur dan shalat asyar dilakukan secara berjamaah dengan siswa yang dilakukan di Hall sekolah karena kalau dilakukan di masjid sekolah tidak
cukup menampung siswa yang mengikuti shalat jamaah dhuhur dan asyar.1
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
strategi GPAI dalam pembinaan akhlak karimah siswa di SMP Islam Al Azhaar
yaitu melalui keteladaan dengan contohkan secara langsung dengan ikut membaur
dengan siswa saat shalat berjamaah yang dilakukan oleh kepala sekolah, para guru
baik itu GPAI maupun guru mata pelajaran lain dengan kegiatan shalat dhuhur
dan ashar secara berjamaah.
Dengan demikian GPAI dapat bekerja sama untuk melakukan pembinaan
akhlak karimah siswa terhadap Allah dengan kepala sekolah maupun dengan guru
mata pelajaran yang lain melalui keteladanan dengan dalam bentuk mencontohkan
secara langsung dan ikut membaur dengan siswa saat shalat berjamaah shalat
dhuhur dan ashar.
1
Setelah peneliti melakukan wawancara, peneliti mengamati secara
langsung bahwasannya kepala sekolah, guru PAI, guru mata pelajaran umum, dan
juga karyawan TU bekerja sama dalam memberikan keteladanan secara langsung
kepada siswa dengan melalui ikut berjamaah shalat dhuhur dan shalat asyar
bersama-sama dengan siswa yang dilakukan di Hall sekolah.2
Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, dapat
disimpulkan bahwa melalui sikap dan tindakan guru sehari-hari yang baik yang
mencontohkan secara langsung dan ikut membaur dengan siswa maka siswa
diharapkan mampu meniru tingkah laku gurunya yang mencerminkan akhlak
karimah siswa terhadap Allah SWT melalui keteladanaan dengan cara mengikuti
shalat jamaah dhuhur dan asyar yang dilakukan di Hall sekolah.
2. Pembiasaan
Pada awalnya pembiasaan yang baik perlu dipaksa. Ketika seorang siswa
telah terbiasa melakukan perbuatan baik dan tertanam dalam jiwa, pastinya ia
akan melakukan perbuatan baik tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Strategi ini mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan dan
pembinaan akhlak karimah. Karena dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh dan
berkembang dengan baik dan tentunya dengan pembiasaaan-pembiasaan yang
harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu rutinitas
yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran islam.
Dari hasil wawancara dengan bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Kalau keseharian dengan menanamkan kebiasaan yang baik sudah ada seperti membaca doa sebelum pelajaran dimulai yang dipimpin ketua kelas, mengaji dan tahfid sebelum jam pertama dimulai, dan bagi anak yang mengikuti tahfid sebelum pelajaran dimulai biasanya mereka menyetorkan hafalannya kepada
guru khusus tahfid sendiri. Ini biasa nya dimulai dari pukul 07.00-08.30. 3
2
Observasi pada tanggal 09 Pebruari 2016 jam 12.00
3
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
strategi GPAI dalam pembinaan akhlak karimah siswa di SMP Islam Al azhaar
melalui pembiasaan yang dilakukan melaui kegiatan pembiasaan seperti doa
sebelum pelajaran dimulai, mengaji dan juga tahfid yang dimulai dari jam
07.00-08.30 WIB.
Peneliti melakukan observasi, yaitu mengamati perilaku siswa
diantaranya: para siswa melakukan kegiatan mengaji dan tahfid sebelum pelajaran
jam pertama yang dimulai pada pukul 07.00-08.30. Dan sebelum pelajaran
dimulai guru membimbing siswa untuk doa sebelum belajar yang dipimpin oleh
ketua kelas dan setelah pelajaran berakhir tidak lupa siswa berdoa setelah belajar.4
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat
disimpulkan bahwa dengan melalui pembiasaan- pembiasaan seperti membaca
doa sebelum pelajaran dan sesudah pelajaran, mengaji, tahfid dapat membentuk
kepribadian siswa yang mana nantinya akan berakhlak karimah.
3. Hukuman
Hukuman adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didik
secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan penyesalan. Dengan adanya
penyesalan tersebut anak didik akan sadar atas perbuatan dan ia akan berjanji
untuk tidak melakukannya dan mengulanginya.
Hukuman ini dilaksanakan apabila larangan yang telah diberikan ternyata
masih dilakukan oleh anak didik. Namun hukuman tadi tidak harus hukuman
badan, melainkan bisa menggunakan tindakan-tindakan, ucapan dan syarat yang
menimbulkan mereka tidak mau melalukannya dan benar-benar menyesal atas
perbuatannya.
4
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, Beliau menuturkan bahwa :
Iya mbak, Hukuman juga saya berikan kepada siswa yang melanggar norma ataupun tata tertib di sekolah yang tidak mau melaksanakan shalat berjamaah mapun mengaji seperti yang sudah di konsepkan di sekolah ini, karena siswa yang semacam ini akan menjadi pengahambat untuk kemajuan siswa itu sendiri. Jadi saya memberikan hukuman, hukumannya itu seperti Istigfar minimal 100x, menulis kalimat istigfar minimal 100x, biasanya juga kapala sekolah juga turut andil dalam mengatasi masalah semacam ini, beliau juga
bekerja sama dengan guru kesiswaan untuk mengatasi anak yang bermasalah.5
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
melalui hukuman dalam bentuk pembiasaan yang dilakukan oleh GPAI kepada
siswa diharapkan siswa jera dengan apa yang telah di perbuatnya, sehingga siswa
akan menjadi lebih berakhlak baik dan mau menjalankan ibadah.
Hukuman yang diberikan kepada siswa dalam bentuk pembiasaan ini tidak
di cantumkan secara tertulis tetapi hukuman ini diberikan secara spontan kepada
siswa yang melanggar peraturan dan juga GPAI turut bekerja sama dengan
kesiswaan dan juga kepala sekolah dalam pemberiaan hukuman.
4. Latihan
Tujuan dari latihan adalah untuk menguasai gerakan hafalan dan
ucapan-ucapan (pengetahuan). Dalam melakukan ibadah kesempurnaan gerakan ucapan-ucapan.
Dengan adanya latihan ini diharapkan bisa tertanamkan dalam hati atau jiwa
mereka.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, Beliau menuturkan bahwa :
Ya sedikit banyak memang siswa disini dilatih untuk berdisiplin menjalankan ibadah agar mereka lebih hafal ucapan dan gerakan shalat serta melakukan ibadah menjadi lebih sempurna mbak. Iya, ibadahnya itu seperti shalat
5
berjamaah dhuhur dan asyar yang dilakukan disekolah ini bertujuan untuk membina siswa supaya mereka tepat waktu untuk menjalankan ibadah serta tidak menunda-nunda serta untuk melatih siswa disiplin beribadah maka diwajibkannya shalat tersebut secara berjamaah disekolah. Dan untuk melatih puasa sunah disekolah ini biasanya kalau tahun baru islam di adakan acara buka bersama di sekolah sebelum acara buka bersama itu diadakan acara kataman dulu terus dilanjutkan dengan shalat magrib dan isya secara
berjamaah.6
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya latihan-latihan seperti menjalankan ibadah agar siswa lebih hafal
ucapan dan gerakan dengan melalui kegiatan shalat dhuhur dan asyar secara
berjamaah, dan juga melatih puasa sunnah di atas siswa diharapkan mampu
melaksanakan ibadah, baik yang wajib mapun sunnah secara rutin agar ibadah
mereka menjadi sempurna dan dengan adanya latihan ini diharapkan bisa tertanam
dalam hati atau jiwa mereka.
2. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak karimah siswa terhadap Sesama di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung
Dalam pembinaan akhlak karimah siswa terhadap sesama di sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam membutuhkan strategi dalam proses pembinaan tersebut.
Walaupun dalam pelaksanaan pembinaan akhlak karimah siswa terhadap sesama
tersebut guru Pendidikan Agama Islam melibatkan komponen sekolah baik kepala
sekolah, guru-guru lain serta aparat sekolah untuk saling bekerja sama demi
mewujudkan terciptanya akhlak karimah bagi siswa. Guru Pendidikan Agama Islam
selain melibatkan kepala sekolah, guru-guru lain dan aparat sekolah, juga melibatkan
orang tua siswa, untuk sama-sama membimbing, mengawasi, mengarahkan anaknya
saat dirumah.
6
Pada penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data menggunakan sampel
penelitian yaitu guru pendidikan agama islam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi Maharoni selaku guru
pendidikan agama islam beliau menjelaskan bahwa: dalam proses pembinaan akhlak
karimah siswa terhadap sesama, beliau selaku guru pendidikan islam menggunakan
beberapa strategi, sehingga siswa dapat langsung menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Hasil wawancara dengan Bapak Andi beliau menjelaskan diantara strategi
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Keteladanan
Pendidik sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah
disamping pula orang tua dirumah. Pendidik hendaknya menjaga dengan baik
perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh
dengan sendirinya akan turut mengerjakan apa yang disarankan baik itu orang
maupun guru. Oleh karena itu seorang guru haruslah lebih berhari-hati dalam
bertindak agar menjadi teladan yang baik bagi siswanya.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Iya mbak, di sekolah sini memang siswa diberi contoh langsung oleh para guru baik guru PAI maupun guru-guru lain baik cara berbicara dengan teman sebaya, guru maupun dengan orang tuanya sendiri dan juga sopan santun seperti halnya mengucapkan salam ketika bertemu dengan kepala sekolah, guru, mapun karyawan, dan dengan teman sebayanya siswa dicontohkan untuk lebih bisa menghargai pendapat teman sebaya dan ketika dalam menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain. Guru disini tidak hanya mentranfer ilmu saja tetapi juga membina siswa untuk berakhlak karimah agar mereka nantinya memiliki berkepribadian yang baik.7
7
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan keteladanan yang dilakukan GPAI dan guru mata pelajaran lain yang
diberikan secara langsung dengan cara bertemu kepada kepala sekolah, guru,
karyawan mengucapkan salam, menghargai pendapat orang lain dan juga dalam
menyampaikan pendapat tidak menyinggung perasaan orang lain diharapkan
siswa mampu meniru apa yang dilakukan oleh para guru maupun kepala sekolah
yang secara langsung memberikan contoh kepada siswa agar siswa mempunyai
akhlak karimah sesuai dengan apa yang di inginkan.
Hari hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa perilaku siswa di SMP
Islam Al Azhaar ketika mereka bertemu dengan kepala sekolah, guru mapun
dengan pegawai selalu mengucapkan salam dan selalu mencium tangan. Karena
guru di SMP Islam Al Azhaar memberikan contoh bahwasanya kalau bertemu
baik dengan teman mapun guru selalu mengucapkan salam.8
Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, dapat
disimpulkan bahwa dengan contoh keteladaan yang diberikkan guru dapat ditiru
oleh siswa dan akhirnya siswa mempunyai akhlak karimah terhadap sesama.
2. Pembiasaan
Pada awalnya pembiasaan yang baik perlu dipaksa. Ketika seorang siswa
telah terbiasa melakukan perbuatan baik dan tertanam dalam jiwa, pastinya ia
akan melakukan perbuatan baik tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Strategi ini mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan dan
pembinaan akhlak karimah. Karena dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh dan
berkembang dengan baik dan tentunya dengan pembiasaaan-pembiasaan yang
8
harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu rutinitas
yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran islam.
Dari hasil wawancara dengan bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Iya, setiap pagi pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan disini sebelum masuk gerbang sekolah, siswa biasanya akan disambut oleh para guru baik itu dilakukan oleh guru PAI sendiri maupun guru-guru lain untuk bersalam-salam tujuannya untuk menjalin kedekatan dengan para siswa dan juga agar saya bisa menegur siswa yang membutuhkan perhatian khusus mbak contohnnya seperti siswa yang tidak atau belum mencukur rambut sesuai dengan peraturan sekolah atau siswa yang melanggar norma maupun tata tertib sekolah, membiasakan siswa setiap masuk kantor maupun ruang kelas mengucapkan salam, membiasakan siswa untuk menghormati berdedaan antara siswa satu
dengan yang lain sebab disini dalam satu kelas ada anak AKB mbak. 9
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan
bahwasannya dengan memggunakan strategi pembiasaan ini seperti
bersalam-salaman dapat terjalin kedekatan maupun keakraban antara guru dan siswa dan
juga mengucapkan salam sebelum masuk maupun keluar ruangan serta
menghormati perbedaan sesama teman diharapkan siswa dapat melakukan
rutinitas yang baik yang tidak menyipang dari ajaran islam.
Setelah melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi tingkah
laku siswa saat pagi siswa datang pukul 06.45 dan para guru yang dijadwalkan
piket maupun yang tidak menyambut siswa di gerbang sekolah untuk
bersalam-salaman, dan pada saat siswa masuk dan keluar ruang mereka mengucapkan
salam, dan membiasakan diri mengucapkan terima kasih bila mendapat
pertolongan dari orang lain. Serta SMP Islam Al Azhaar juga sekolah inklusi ada
beberapa siswa yang berkebutuhan khusus yang sudah bisa dicampur dengan
siswa yang normal maka siswa lebih bisa menghargai sesama murid, menghargai
9
perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki masing-masing teman, baik
dilingkungan sekolah.10
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat
disimpulkan bahwa melalui pembiasaan yang baik dapat menjadikan siswa
melakukan pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul
rutinitas yang berakhlak karimah sesuai dengan ajaran islam baik di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah.
3. Hukuman
Hukuman adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didik
secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan penyesalan. Dengan adanya
penyesalan tersebut anak didik akan sadar atas perbuatan dan ia akan berjanji
untuk tidak melakukannya dan mengulanginya.
Hukuman ini dilaksanakan apabila larangan yang telah diberikan ternyata
masih dilakukan oleh anak didik. Namun hukuman tadi tidak harus hukuman
badan, melainkan bisa menggunakan tindakan-tindakan, ucapan dan syarat yang
menimbulkan mereka tidak mau melalukannya dan benar-benar menyesal atas
perbuatannya.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa :
Iya mbak, biasanya kalau ada anak yang bertengkar atau mengolok-olok temannya sendiri itu saya hukum atau dengan memberi nasehat bahwa perbuatannya tersebut tidak baik tidak mencerminkan akhlak yang baik. Hukuman yang saya berikan itu biasanya tidak berupa hukuman fisik mbak melainkan dengan menyuruh anak tersebut membaca Istigfar minimal 100x atau dengan menulis kalimat Istigfar minimal 100x dan menyuruh anak itu untuk minta maaf kepada temannya itu. Pada intinya disini itu hukuman yang diberikan itu tidak berupa hukuman fisik mbak yang mengarah ke hukuman kekerasan melainkan hukuman yang mendidik. Tujuan saya memberikan hukuman tersebut agar membuat siswa disini jera agar mereka selalu bersikap
10
baik terhadap sesama, dan juga siswa disini mempunyai akhlak terhadap
sesama. 11
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
melalui hukuman yang diberikan guru kepada siswa diharapkan siswa jera dengan
apa yang telah di perbuatnya, sehingga siswa akan menjadi lebih berakhlak baik
terhadap sesama.
Hukuman yang diberikan oleh GPAI merupakan hukuman non fisik atau
hukuman yang mendidik seperti yang dilakukan GPAI dengan cara pembiasaan
menucapkan kalimat istigfar sebanyak 100x dan menulis kalimat istigfar tersebut.
Hukuman ini diberikan secara spontan dan non tertulis.
4. Larangan
Larangan adalah suatu keharusan untuk tidak melaksanakan berbuatan
yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Strategi ini bertujuan untuk
membentuk kedisiplinan bagi anak maupun untuk mencegah hal-hal yang
bersifatnya menyakiti orang lain.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa :
Benar sekali mbak, larangan juga saya berikan kepada anak ketika saya mengajar dikelas itu secara tidak langsung saya memberikan larangan-larangan kepada anak untuk tidak menyakiti perasaan orang lain. Dan biasanya saya juga mengingatkan kepada siswa agar selalu bersikap baik terhadap teman. Jadi sebab itu anak akan lebih bisa menghargai temannya dan akan berakhlak baik dengan sesama. Dalam hal ini jika ada siswa berkata kotor dan kasar maupun cacian maka itu melanggar tata karma dalam hal
pergaulan.12
11
Wawancara dengan guru PAI, tanggal 09 Pebruari, jam 08.30
12
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan melalui larangan yang diberikan GPAI dalam proses pembelajaran maka
anak diharapkan mampu bersikap baik kepada teman sebayanya maupun dengan
guru karena dalam hal ini sudah menjadi aturan atau tata tertib dan tata karma
dalam hal pergaulan di SMP Islam Al Azhaar.
5. Anjuran
Anjuran adalah saran atau ajakan untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu
yang berguna untuk dirinya sendiri maupun berguna untuk orang lain.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Disini setiap sebulan sekali ada kegiatan yaitu Majlaz yang diadakan minggu ke tiga harinya itu minggu biasanya dimulai jam 7 pagi samapi dengan jam 9, kegiatan melibatkan semua warga sekolah dan juga wali murid siswa. Kegiatan ini sangat di anjurkan oleh sekolah untuk diikuti karena secara langsung membina siswa bagaimana cara bersikap kepada orang tua dari temannya mbak, bagaimana cara mereka berbicara bertutur sapa, bagaimana mereka mendengarkan ceramah dari penceramahnya tersebut, kan itu juga merupakan akhlak kepada sesama. Kegiatan biasanya diisi oleh penceramah
dari luar kota biasanya itu dari malang.13
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan melalui kegiatan Majlaz yang dianjurkan dari sekolah yang melibatkan
semua warga sekolah dan juga bekerja sama dengan wali murid yang dihadiri oleh
wali murid sendiri maka anjuran mengikuti kegiatan ini bertujuan untuk
pembinaan akhlak karimah siswa terhadap sesama karena dapat mempererat tali
silaturrahmi antara guru dan wali murid dan juga siswa akan bertemu dengan
orang tua dari siswa lain yang bagaimana cara mereka bersikap, bertutur sapa, dan
bagaimana sikap siswa mendengarkan ceramah tersebut.
13
3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karima siswa terhadap Lingkungan di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung
Dalam pembinaan akhlak karimah siswa terhadap lingkungan di sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam membutuhkan strategi dalam proses pembinaan tersebut.
Walaupun dalam pelaksanaan pembinaan akhlak karimah siswa terhadap lingkungan
tersebut guru Pendidikan Agama Islam melibatkan komponen sekolah baik kepala
seklah, guru-guru lain serta aparat sekolah untuk saling bekerja sama demi
mewujudkan terciptanya akhlak karimah bagi siswa. Guru Pendidikan Agama Islam
selain melibatkan kepala sekolah, guru-guru lain dan aparat sekolah, juga melibatkan
orang tua siswa, untuk sama-sama membimbing, mengawasi, mengarahkan anaknya
saat dirumah.
Pada penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data menggunakan sampel
penelitian yaitu guru pendidikan agama islam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi Maharoni selaku guru
pendidikan agama islam beliau menjelaskan bahwa: dalam proses pembinaan akhlak
karimah siswa terhadap lingkungan, beliau selaku guru pendidikan islam
menggunakan beberapa strategi, sehingga siswa dapat langsung menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil wawancara dengan Bapak Andi beliau menjelaskan diantara strategi
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
yaitu saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang
berguna. Dengan adanya anjuran menanamkan akhlak karimah terhadap
lingkungan pada anak didik diharapkan anak didik berperilaku baik dan
menghargai lingkungan.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, Beliau menuturkan bahwa :
Ya mbak, disini dalam pembinaan akhlak terhadap lingkungan sekolah sendiri menganjurkan. Pembinaan itu melalui kegitan tadabur alam. Kegiatan ini menjadikan siswa akan lebih bersyukur terhadap ciptaan Allah SWT. dan lebih bisa menghargai lingkungan dimana dia tinggal baik dilingkungan
sekolah maupun dilingkungan rumah.14
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpuklan bahwa
dengan melalui anjuran mengikuti kegiatan tadabur alam ini siswa lebih tahu
lingkungan dimana dia tinggal dan dapat menjaga lingkungannya baik itu
lingkungan alam yang berada di sekolah maupun lingkungan alam yang mereka
tinggali serta diharapkan lebih berakhlak baik terhadap lingkungan.
2. Pembiasaan
Pada awalnya pembiasaan yang baik perlu dipaksa. Ketika seorang siswa
telah terbiasa melakukan perbiatan baik dan tertanam dalam jiwanya, pasti ia akan
melakukan pembiasaan baik tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Sudah terkonsep dari sekolah sendiri ada tata tertib tentang kebersihan bahwasannya sudah dibentuk tim piket kelas serta apa tugas-tugas yang harus di lakukan oleh tim piket ini. Meskipun ini berat bagi siswa untuk melakukannya tetapi dengan sedikit paksaan tujuannya memotivasi siswa yang diberikan oleh wali kelas maka akan menjadi terbiasa melakukan hal tersebut mbak. Kebiasaan seperti ini membuat siswa itu jadi lebih bisa menghargai lingkungan sekolahnya dan bisa lebih peka bahwa lingkungan sekolahnya pun perlu dijaga.15
14
Wawancara dengan guru PAI, tanggal 09 Pebruari 2016, jam 08.30
15
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
melalui pembiasaan untuk membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk
tim piket kelas di harapkan siswa akan lebih bisa mengahargai dan menjaga
lingkungan sekolah. Sebagaimana terlampir.
3. Pengawasan
Pengawasan dilakukan untuk mencegah dan menjaga agar tidak terjadi
sesuatu yang hal tidak di inginkan seperti perbuatan penyimpang yang dilakukan
oleh siswa.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Andi, beliau menuturkan bahwa:
Iya mbak, wali kelas akan bekerja sama dengan guru-guru lain untuk memberikan pengawasan kepada siswa seperti mengingatkan siswa untuk membuang sampah ditempatnya, menjaga kebersihan ruang kelas, kamar mandi dan halaman sekolah dan lingkungan sekolah agar mereka itu tidak melalukan hal-hal yang menyimpang contohnya seperti merusak lingkungan
sekolah mengotori kelas seperti itu.16
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya pengawasan yang di lakukan wali kelas yang bekerja sama dengan
guru lain dalam bentuk mengingatkan siswa supaya mereka tidak perperilaku
menyimpang terhadap lingkungan sekitar mereka. Dalam pengawasan yang
diberikan wali kelas ini dilakukan secara spontan dan tidak tertulis.
4. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa tujuannya untuk membuat mereka jera
atau penyesalan sehingga mereka tidak mengulanginya perbuatannya tersebut.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa ketika peneliti
melakukan penelitian yang mengamati pembelajaran yang dilakukan GPAI pada
hari Rabu 17 Pebruari 2016 pada jam 08.30 WIB di kelas VIII-A. Peneliti
16
mengamati perilaku siswa yang di hukum oleh GPAI karena telah mengotori kelas
dan siswa tersebut di hukum untuk membersihkan kelas.17
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan melalui hukuman yang diberikan GPAI kepada siswa dengan tujuan agar
siswa jera akan berbuatannya karena telah mengotori kelas. Hukuman ini
bertujuan agar siswa jera dan menjaga lingkungan sekolah.
B. Temuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan data, dapat dipaparkan penemuan penelitian sebagai
berikut:
Dari hasil observasi wawancara Guru Pendidikan Agama Islam, bahwa
Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa terhadap Allah SWT.
a. Guru PAI memberikan keteladanan secara langsung kepada siswa
b. Guru PAI menanamkan pembiasaan yang baik kepada siswa.
c. Guru PAI memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mau melaksanakan
shalat maupun mengaji di sekolah dengan melalui pembiasaan.
d. Guru PAI melatih kedisiplinan dalam hal ibadah siswa terhadap Allah SWT.
2. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa terhadap Sesama
a. Guru PAI contoh secara langsung kepada siswa dengan keteladanan bagaimana
cara bersikap kepada sesama
b. Guru PAI maupun guru lain memberikan pembiasaan yang positif kepada siswa
17
c. Guru PAI maupun guru lain memberikan hukuman kepada siswa yang bertengkar
dan GPAI memberikan hukuman dengan melalui pembiasaan.
d. Guru PAI secara tidak langsung memberikan larangan kepada siswa suapaya tidak
menyakiti perasaan orang lain.
e. Sekolah mengajurkan untuk mengikuti kegiatan Majlaz yang tujuannya
mempererat silaturahmi antara guru dan wali murid siswa.
3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa terhadap Lingkungan
a. Sekolah mengajurkan kepada anak untuk mengikuti kegiatan tadabur alam yang
tujuannya untuk pembinaan akhlak karimah siswa terhadap lingkungan
b. Menjadi konsep dari sekolah pembinaan akhlak karimah siswa melalui
pembiasaan yang dilakukan oleh semua warga sekolah.
c. Wali kelas bekerja sama dengan guru lain memberikan pengawasan kepada siswa
agar tidak berperilaku menyimpang terhadap lingkungan atau merusak lingkungan
di sekitar sekolah.