• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan media gelas bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung materi operasi hitung campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan media gelas bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung materi operasi hitung campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN

PADA SISWA KELAS 2 MI TARBIYATUL ISLAMIYAH

TANJUNGAN DRIYOREJO GRESIK

SKRIPSI

Oleh:

Purnama Sari Rahayu

NIM. D77213088

PROGAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii

Pada Siswa Kelas 2 Mi Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik. Skripsi, Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Wahyuniati, M.Si dan Sulthon

Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I.

Kata Kunci: Kemampuan Berhitung, Operasi Hitung Campuran, Media Gelas Bilangan

Pembelajaran matematika di kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan mengalami beberapa hal yang membuat siswa-siswi belum menguasai materi dan belum mencapai kriteria ketuntasan kemampuan berhitung, khususnya pada materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang sesuai karakteristik materi pembelajaran menjadi faktor kurang tersampainya materi ajar pada siswa. Selain itu kebiasaan siswa dalam berhitung dengan menggambar garis sejumlah dengan angka yang akan dihitung membuat anak kesulitan berhitung, ini dibuktikan dari 43 siswa, rata-rata siswa yang sudah mencapai ketuntasan kemampuan berhitung hanya 15 siswa atau 34,9% dari keseluruhan siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana penerapan media gelas bilangan dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada pelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik; (2) bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan media gelas bilangan.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian tes tulis.

(7)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 9

F. Signifikansi Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berhitung 1. Pengertian Kemampuan Menghitung ... 12

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menghitung ... 14

3. Indikator Kemampuan Menghitung ... 16

(8)

2. Karakteristik Matematika ... 18

3. Pembelajaran Matematika di MI ... 20

4. Materi Operasi Hitung Campuran ... 21

C. Media Gelas Bilangan 1. Pengertian Media ... 24

2. Jenis-jenis Media ... 25

3. Media Gelas Bilangan ... 26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 32

C. Variabel yang Diselidiki ... 35

D. Rencana Tindakan ... 35

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 41

F. Analisis Data ... 49

G. Indikator Kinerja ... 53

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56

B. Pembahasan ... 87

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Soal ... 17

Tabel 3.1 Observasi Aktivitas Guru ... 43

Tabel 3.2 Observasi Aktivitas Siswa ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Rata-Rata Kemampuan Berhitung ... 50

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Belajar ... 51

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa ... 52

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 61

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 63

Tabel 4.3 Data Rincian Hasil Kemampuan Berhitung Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Data Hasil Kemampuan Berhitung Siklus I ... 66

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Pra Siklus Dengan Siklus I ... 70

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 77

Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 79

Tabel 4.8 Data Rincian Hasil Kemampuan Berhitung Siklus II ... 81

Tabel 4.9 Data Hasil Kemampuan Berhitung Siklus II ... 82

Tabel 4.10 Nilai Hasil Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II ... 86

(11)

Gambar 2.1 Media Gelas Bilangan ... 28

Gambar 3.1 Model PTK oleh Kurt Lewin ... 31

Gambar 4.1 Guru Mengabsensi Siswa ... 57

Gambar 4.2 Guru Membagikan Lembar Kerja Kelompok ... 58

Gambar 4.3 Guru Mendampingi Kelompok Menggunakan Media Gelas Bilangan ... 59

Gambar 4.4 ... Perwakilan Kelompok Maju Menjawab Soal Kelompok ... 59

Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Post Test Siklus I ... 60

Gambar 4.6 Guru Mendampingi Kelompok Menggunakan Media Gelas Bilangan ... 74

Gambar 4.7 Perwakilan Kelompok Maju Menunjukkan Hasil Kelompok ... 75

(12)

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Universitas

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian Dari Sekolah

Lampiran 3 : Profil Sekolah

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Guru Dan Siswa Sebelum Dan Sesudah Siklus

Lampiran 5 : Hasil Pre Test

Lampiran 6 : Hasil Validasi Rpp Siklus I

Lampiran 7 : Hasil Validasi Butir Soal Siklus I

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 9 : Hasil Tes Siklus I

Lampiran 10 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus I

Lampiran 11 :Hasil Validasi Rpp Siklus II

Lampiran 12 :Hasil Validasi Butir Soal Siklus II

Lampiran 13 : Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 14 : Hasil Tes Siklus II

Lampiran 15 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus II

Lampiran 16 : Dokumentasi

Lampiran 17 : Surat Tugas Bimbingan Skripsi

(13)

3.1 Rumus Analisis Nilai Rata-Rata Kemampuan Berhitung ... 49

3.2 Rumus Analisis Ketuntasan Kemampuan Berhitung ... 51

(14)

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 87

(15)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan

manusia. Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan

peradaban manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa

ini tidak lepas dari peranan matematika. Boleh dikatakan landasan utama sains

dan teknologi adalah matematika.1

Karena begitu pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan

sehari-hari, maka dari itu matematika dimasukkan sebagai salah satu mata

pelajaran di dalam kurikulum disetiap lembaga-lembaga pendidikan diseluruh

Negara dimuka bumi ini. Di Indonesia sendiri mata pelajaran matematika telah

diperkenalkan dan diajarkan sejak anak sekolah TK hingga perguruan tinggi.

Dalam mata pelajaran matematika kemampuan dasar yang diajarkan adalah

tentang kemampuan berhitung. Karena dengan berhitung akan melatih otak dan

segala komponennya untuk mempunyai kekuatan berupa mental logis yang

akan dipakai disemua kehidupan. Namun pada kenyataannya masih banyak

anak usia sekolah dasar belum mampu melakukan kemampuan berhitung

dengan baik. Banyaknya siswa yang kesulitan belajar matematika salah satunya

adalah karena sifat matematika yang abstrak.

1

(16)

Dalam hasil wawancara dengan ibu Sudarmingsih selaku guru mata

pelajaran matematika siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan,

Driyorejo Gresik, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran materi operasi

hitung campuran penjumlahan dan pengurangan, kemampuan berhitung siswa

sangat kurang yakni 65,1% siswa belum tuntas kemampuan berhitung yang

baik yakni sekitar 28 siswa dari 43 siswa dengan nilai ketuntasan minimal yang

ditentukan oleh guru yakni skor 70 untuk nilai kemampuan berhitung. Hal ini

disebabkan oleh berbagai hal yakni salah satunya adalah kurangnya

penggunaan media yang digunakan guru dalam setiap proses pembelajaran,

kurangnya motivasi dari dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran di

kelas, strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru terlalu monoton.

Metode pembelajaran yang digunakan guru yakni hanya ceramah dan Tanya

jawab. Jumlah siswa yang ada di kelas pun termasuk dalam kelas besar yakni

berjumlah siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.

Beliau juga menjelaskan kemampuan berhitung siswa kurang karena masih

banyak siswa yang dalam menyelesaikan soal berhitung masih menggunakan

cara memvisualkan angka-angka yang akan dihitung terlebih dahulu

menggunakan jari tangan ataupun dengan menggambarkan sebuah garis di

buku sejumlah angka yang akan dihitung. 2

2

(17)

Memang anak-anak pada masa SD/MI, dalam rentang usia 6-12 tahun

itu masih memiliki cara berpikir yang konkret dan belum bisa berpikir secara

abstrak. Menurut Piaget dalam Heruman mengatakan, bahwa mereka berada

pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,

meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret dan dapat

ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak,

siswa memerlukan alat bantu berupa media atau alat peraga yang dapat

memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga cepat dimengerti

dan dipahami oleh siswa.3 Oleh karena itu dalam menerapkan cara berhitung yang baik pada siswa, guru alangkah baiknya menggunakan alat bantu atau

media dalam proses pembelajaran berhitung sebagai alat visualisasi atau upaya

konkret siswa dalam proses berhitung. Media pembelajaran adalah sarana atau

alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses

pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai

tujuan pengajaran.4

3

Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 1-2.

4

(18)

Media yang dapat digunakan pada anak rentang usia 7-9 atau kelas 2

MI/SD yakni dapat berupa benda-benda konkret yang ada disekitar lingkungan

siswa. Salah satu media yang dapat digunakan yakni media gelas bilangan.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat media ini cukup mudah dicari di

lingkungan sekitar yakni gelas plastik dan sedotan. Diharapkan dengan adanya

benda konkret ini dapat membantu siswa dalam memvisualkan angka-angka

yang abstrak dalam proses berhitung materi operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan sehingga peserta didik dapat meningkatkan

kemampuan berhitungnya serta ikut aktif dalam proses pembelajaran

matematika di kelas.

Seperti pada hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

kemampuan berhitung yakni penelitian dari Okta Khurnia Wahyuni pada tahun

2016 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Matematika Materi

Operasi Hitung Campuran Menggunakan Media Konkret Koin Warna Pada

Siswa Kelas II MI Al Hidayah Sawotratap Gedangan Sidoarjo”. Dari hasil

penelitian tersebut menyebutkan bahwa dengan penggunaan media konkret

dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan hasil siklus pada

siklus I sebesar 61%, siklus II sebesar 76%, dan siklus III 98%. 5

5

(19)

Dan penelitian kedua yang membahas kemampuan berhitung adalah

dari Zaimatul Hurriyah pada tahun 2017 dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Berhitung Luas Trapezium Dan Layang-Layang Mata Pelajaran

Matematika Melalui Strategi College Ball Siswa Kelas V MI Bina Bangsa

Krembangan Surabaya”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

dengan penggunaan strategi callege ball dapat meningkatkan kemampuan

berhitung dengan hasil pada siklus I sebesar 54,5% dan pada siklus II sebesar

90,5%.6

Kemudian untuk penelitian yang membahas tentang media gelas

bilangan, digunakan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Matematika. Penelitian menggunakan Media Gelas Bilangan pernah dilakukan

oleh Suparjo pada tahun 2011 dengan judul “Penggunaan Media Gelas

Bilangan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi

Penjumlahan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas V Semester II SLB Negeri

Tegal Tahun 2010/2011”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

adanya peningkatan rata-rata nilai yang dicapai sebelum tindakan adalah 44

dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I 60 dan pada siklus II menjadi 78.7

6

Zaimatul Hurriyah, “Peningkatan Kemampuan Berhitung Luas Trapesiumdan Laying-Layang Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi College Ball Siswa Kelas V MI Bina Bangsa Krembangan Surabaya”, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), t.d., vii.

7

(20)

Selanjutnya pada penelitian Endi Sarwanto yang berjudul “Penggunaan

Media Gelas Bilangan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Matematika

Pada Siswa Kelas I SD Muhammadiyah Kayen Depok Sleman”. Dari hasil

penelitian menunjukkan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I

adalah 69,1 dengan ketuntasan belajar 61,76% dan pada siklus II nilai rata-rata

menjadi 81,47 dengan ketuntasan belajar 79,41%.8

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Media Gelas Bilangan dapat

menjadi alternatif untuk menjadikan pembelajaran matematika menjadi lebih

baik. Namun dalam penelitian di atas penggunaan media gelas bilangan hanya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan pada penelitian ini dengan

menggunakan media gelas bilangan sebagai media konkret dalam proses

meningkatkan kemampuan berhitung, maka nantinya diharapkan mampu

membantu meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Maka dari latar

belakang di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penerapan Media Gelas Bilangan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berhitung Materi Operasi Hitung Campuran Pada Siswa

Kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik”.

8

(21)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini

difokuskan pada permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan media gelas bilangan dalam meningkatkan

kemampuan berhitung pada pelajaran matematika materi operasi hitung

campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan

Driyorejo Gresik?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada siswa kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik pada mata pelajaran

matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan media

gelas bilangan?

C.Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka untuk

memecahkan masalah tersebut akan dilaksanakan penelitian berbentuk

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang dipilih oleh peneliti untuk

pemecahan masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan berhitung

siswa terhadap materi operasi hitung campuran kelas 2 MI Tarbiyatul

Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik adalah dengan menggunakan media

gelas bilangan. Media gelas bilangan merupakan sebuah media sederhana yang

(22)

berhitung operasi hitung campuran. Media ini cocok digunakan dalam

pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran karena dengan

adanya media ini siswa bisa secara langsung memvisualkan angka-angka yang

ada di dalam soal sehingga memudahkan siswa dalam proses berhitung karena

dapat memberikan pengalaman konkret (nyata) kepada siswa.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan media gelas bilangan dalam meningkatkan

kemampuan berhitung pada pelajaran matematika materi operasi hitung

campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan

Driyorejo Gresik.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan berhitung pada siswa kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik pada mata pelajaran

matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan media

(23)

E.Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada pada

siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik. Terdapat

beberapa masalah yang peneliti temukan. Agar penelitian ini dapat tuntas dan

terfokus, sehingga hasil penelitian yang didapatkan akurat, maka permasalahan

di atas akan dibatasi pada hal-hal di bawah ini:

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan

Driyorejo Gresik semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Karena di

kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran matematika terutama pada

peningkatan kemampuan berhitung materi operasi hitung campuran. PTK

ini dilakukan sebanyak 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan

(satu RPP).

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran matematika kelas 2 semester

ganjil tahun ajaran 2017/2018 materi operasi hitung campuran pada kelas 2

dengan Standar Kompetensi “melakukan penjumlahan dan pengurangan

bilangan sampai 500”. Dengan Kompetensi Dasar “Melakukan

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500”. Oleh sebab itu materi

operasi hitung campuran yang akan digunakan di penelitian ini terbatas

pada operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Dikarenakan

kompetensi dasar pada semester ganjil masih membahas tentang

(24)

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan berhitung siswa dalam materi operasi hitung

campuran kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik

melalui media gelas bilangan.

Penelitian Tindakan Kelas ini juga dapat menjadi refrensi bagi

penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi

alternatif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam proses

pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi interaktif, variasi

dan menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa

pada pembelajaran matematika.

2. Manfaat praktis

a.Bagi siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berhitung kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo Gresik materi operasi hitung

(25)

b.Bagi Guru

Penelitian ini dapat membantu guru dalam meningkatkan

kemampuan berhitung siswa serta menciptakan kegiatan pembelajaran

matematika yang aktif, efektif dan menyenangkan.

c.Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan masukkan kepada pihak

sekolah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika

khususnya materi operasi hitung campuran.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Sebagai dasar dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.

2) Memberikan sumbangsih dalam keilmuan untuk memperbaiki dan

mengembangkan kualitas pendidikan, khususnya yang bersangkutan

(26)

KAJIAN TEORI

A.Kemampuan Berhitung

1. Pengertian Kemampuan Berhitung

Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu

dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya

dimasa depan dan saat ini adalah memberikan bekal kemampuan berhitung.

Kemampuan berhitung adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap anak

yang berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian yang merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan

sehari-hari.9

Kemampuan berhitung dimiliki setiap anak untuk mengembangkan

kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan

yang terdekat dari dirinya sejalan dengan perkembangan yang dapat

meningkat ketahap pengertian tentang jumlah yakni tentang penjumlahan

dan pengurangan.10

9

Ariyanti, Zidni Immawan Muslimin, “Efektifitas Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Media Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pada Anak Kelas 2 Di SDN Bulutirto Temanggung”, Jurnal Psikologi , (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,2015), t.d., 61.

10

(27)

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

kemampuan berhitung adalah suatu kesanggupan yang dimiliki seseorang

dalam melakukan perhitungan dengan mengenal konsep dasar matematika

sehingga dapat melakukan perhitungan dengan baik dan benar, diantaranya

mampu menyelesaikan suatu proses operasi bilangan tentang penjumlahan

dan pengurangan.

Di dalam Al-Quran Allah SWT telah menjelaskan juga perintah

agar manusia belajar tentang kemampuan berhitung yakni pada surah Yunus

ayat 5 yang berbunyi:



















































Artinya:

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan

bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan

(28)

Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang

mengetahui”.11

Dari ayat di atas diketahui bahwa kemampuan berhitung sangat

penting dipelajari oleh manusia agar manusia dapat mengetahui perhitungan

tahun dan waktu dengan perjalanan matahari dan bulan. Selain perhitungan

tentang waktu, di dalam Al-Quran juga terdapat hal-hal yang menggunakan

kemampuan berhitung dalam menyelesaikan hal-hal tersebut, diantaranya

tentang zakat dan pembagian hak waris. Oleh karena itu kemampuan

berhitung ini sangat diperlukan dan bermanfaat dalam kehidupan seorang

manusia.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung

Faktor yang mempengaruhi kemampuan berhitung menurut

Hidayati adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berhitung

seorang anak diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang ada dalam diri anak tersebut berupa motivasi,

kematangan, gaya belajar yang khas dari masing-masing anak, bakat yang

ada dalam diri anak saat proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam

maupun di luar kelas.

11Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV

(29)

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri anak seperti

dari proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi rendahnya

kemampuan berhitung anak misalnya pembelajaran yang kurang

menyenangkan, pembelajaran yang monoton dan media pembelajaran yang

kurang menarik, pembelajaran yang kurang memfasilitasi keanekaragaman

siswa. Faktor lainnya yang juga mempengaruhi kemampuan berhitung

adalah kekhasan gaya belajar masing-masing anak.12 Adapun faktor internal dibagi menjadi:

a. Faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan (kemampuan

mengingat, kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengarkan dan

merasakan) dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, yang meliputi usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar,

intelegensi, perhatian, bakat, minat, emosi, dan motivasi/cita-cita,

perilaku/sikap, konsentrasi, kemampuan/unjuk hasil kerja, rasa percaya

diri, kematangan dan kelelahan.

Kemudian faktor eksternal dibagi menjadi:

a. Faktor keluarga, Karena keluarga adalah lingkungan pertama yang paling

berpengaruh pada kondisi anak sebelum kondisi disekitar anak

(masyarakat dan sekolah).

12

(30)

b. Faktor sekolah, karena sekolah merupakan tempat belajar anak setelah di

keluarga.

c. Faktor masyarakat, selain di keluarga dan sekolah, anak juga berinteraksi

dengan lingkungan di masyarakat.13

3. Indikator Kemampuan Berhitung

Kemampuan berhitung Dalam Enik Hidayati, adalah kemampuan

yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi

hitung. Sehingga di dalam kemampuan berhitung ada beberapa indikator

yang harus dipenuhi saat proses mencapai suatu tujuan pembelajaran yakni:

a. Mampu menyelesaikan soal

Siswa mampu mengerjakan soal-soal tes yang diberikan oleh guru.

Terkait dengan pengertian mampu adalah bisa/cakap dalam menjalankan

tugas dan cekatan.

b. Mampu membuat soal dan penyelesaiannya

Selain mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, siswa

juga diharapkan mampu membuat soal dan menyelesaikan pengerjaan

soalnya secara mandiri. Hal ini sesuai dengan pengertian kemampuan itu

13

(31)

sendiri, yaitu kemampuan adalah kesanggupan untuk menguasai

sesuatu.14

Dengan indikator kemampuan berhitung di atas, maka dapat dibuat

[image:31.595.130.515.221.570.2]

kisi-kisi soal sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Soal

Kompetensi Dasar

Indikator pencapaian kompetensi Jenis penilaian Bentuk instrument instrume n 1.4 melakukan penjumlaha

n dan

penguranga

n sampai

500

1.4.1 menghitung hasil

pengerjaan operasi

hitung campuran

penjumlahan dan

pengurangan

Tes Tes tulis Uraian

1.4.2 membuat soal

operasi hitung

campuran

penjumlahan dan

pengurangan

Tes Tes tulis Uraian

1.4.3 Menjawab hasil soal operasi hitung campuran

penjumlahan dan

pengurangan bilangan sampai 500 yang telah dibuat

Tes Tes tulis uraian

14

(32)

B.Pembelajaran Matematika Pada Materi Operasi Hitung Campuran

1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan

struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke

unsur yang didenifisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.15 Namun dibawah ini ada beberapa definisi lain tentang matematika,

yakni sebagai berikut:

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya.

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan

berhubungan dengan bilangan.16

2. Karakteristik Matematika

Matematika memiliki karakteristik yang terdiri atas:

a. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak

Pada dasarnya yang dipelajari matematika merupakan sesuatu

yang abstrak dan juga disebut obyek mental. Obyek itu merupakan obyek

pikiran yang meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip.

15

Heruman, Model, 1.

16

(33)

b. Bertumpu pada kesepakatan

Dalam matematika kesempatan merupakan tumpuan yang penting.

Contohnya adalah lambang bilangan.

c. Pola pikir deduktif

Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima jika berpola pikir

deduktif. Pola ini dapat terwujud dalam bentuk tidak sederhana.

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

Dalam matematika terlihat jelas banyak simbol yang digunakan,

baik yang huruf maupun yang bukan huruf. Rangkaian ini membentuk

model matematika. Kekosongan arti dari model matematika merupakan

kekuatan matematika yang dengan sifat tersebut dapat masuk dalam

kehidupan yaitu dari masalah teknis, ekonomi hingga psikologi.

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

Sehubungan dengan pernyataan di atas, ditunjukan bahwa

penggunaan matematika diperlukan kejelasan lingkup model yang

dipakai. Benar salahnya ataupun tidaknya penyelesaian suatu model

(34)

f. Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika terdapat banyak sistem, ada yang terkait satu

sama lain dan ada pula sistem yang dipandang lepas satu dengan yang

lainnya. 17

3. Pembelajaran Matematika di MI

Pembelajaran matematika di MI adalah usaha yang dilakukan oleh

guru kepada siswa siswi MI untuk membangun pemahaman terhadap

matematika. 18 Selain itu berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,

disebutkan bahwasannya mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma secara luwes, akurat, efisien

dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

17

LAPIS PGMI, Matematika 1 paket 2, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2008), 6.

18

(35)

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam Kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.19

4. Materi Operasi Hitung Campuran

Dalam mata pelajaran matematika untuk sekolah dasar, operasi

hitung hanya meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian,

pemangkatan dan penarikan akar inilah operasi hitung yang nantinya harus

dapat mereka selesaikan. Pengerjaan operasi hitung dalam matematika

selalu menggunakan simbol-simbol pemisah, misal simbol penjumlahan (+),

pengurangan (-), perkalian (x) dan pembagian (:). Namun dalam

penerapannya, operasi hitung tidak hanya terdapat satu simbol pemisah, ada

pula operasi hitung yang menggunakan dua atau lebih simbol pemisah,

itulah yang disebut dengan operasi hitung campuran.20

19

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Isi, (Jakarta: 2007), 417.

20

(36)

Operasi hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan

yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi.

Penyelesaian pengerjaan operasi hitung campuran merujuk pada perjanjian

tertentu, yaitu penjumlahan dan pengurangan setingkat. Ini berarti manapun

yang ditulis dahulu, operasi itu yang dikerjakan dahulu.21

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

operasi hitung campuran adalah suatu cara pengerjaan hitungan matematika

yang dimana terdapat dua atau lebih simbol operasi hitung yang

pengerjaanya dilihat dari simbol operasi apa yang dahulu muncul itu yang

dikerjakan dahulu.

Dalam penelitian ini, operasi hitung campuran yang dibahas hanya

berbatas pada operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan batas

500. Pembatasan ini dilakukan dengan menyesuaikan Kompetensi Dasar

yang dipakai oleh peneliti, yaitu “melakukan penjumlahan dan pengurangan

sampai 500”.

Pengertian penjumlahan adalah apabila dua bilangan a dan b

dijumlahkan, maka hasilnya ditunjukkan dengan a+b, jadi 3+2 = 5,

sedangkan pengertian pengurangan adalah apabila bilangan a dikurangi b,

maka pengurangannya ditunjukkan dengan a-b, jadi 6-2 = 4.22

21

Heruman, Model, 30.

(37)

Cara pengerjaan operasi hitung campuran penjumlahan dan

pengurangan memiliki beberapa aturan, yakni sebagai berikut:

a. Apabila ada operasi yang berada di dalam kurung () maka yang

dikerjakan terlebih dahulu adalah yang ada di dalam kurung tersebut.

b. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat, maka yang dikerjakan terlebih

dulu adalah operasi yang berada di kiri.23

Berikut ini contoh mengerjakan operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan, yakni:

Contoh 1:

40 + 5 –9 = …

Jawab:

40 + 5 – 9 = 40 + 5 = 45, 45 – 9 = 36

Jadi, 40 + 5 – 9 = 36

Contoh 2:

45 + (3-1) =

Jawab:

45 + (3-1) = 45 + (2) = 47

Jadi, 45 + (3-1) = 47

23

(38)

C.Media Gelas Bilangan

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara

atau pengantar. Menurut Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan

yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,

Koran, majalah, dan sebagainya.24

Menurut Bovee dalam Rostina Sundayana mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk pesan pembelajaran.25

Menurut Education Association (NEA) dalam Asnawir

mengemukakan bahwa media adalah benda yang dapat dimanipulasikan,

dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang

dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruksional.26

24

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 204.

25

Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta, 2015), 6.

26

(39)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat dan bahan

yang dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan materi pelajaran

yang akan diajarkan.

2. Jenis Media

Jenis-jenis media yang ada dilihat menurut bentuknya maka dapat

dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Media visual adalah yaitu media yang hanya dapat ditangkap dengan

indra penglihatan atau dapat dilihat seperti: foto, gambar, poster, kartun,

grafik, dll.

b. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja seperti: kaset,

mp3, radio dll.

c. Media audio visual adalah media yang dapat dilihat juga didengar

seperti: film, video dll.

d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara

lengkap seperti: animasi, internet, pembelajaran berbasis computer, dll.

e. Media realita adalah media nyata yang ada di lingkungan seperti:

binatang, herbarium, dll.27

Dapat disimpulkan dari pemaparan di atas, bahwa media gelas

bilangan bila dilihat dari bentuknya termasuk dalam jenis media visual

27

(40)

dikarenakan berwujud dan dapat disentuh karena bersifat konkret sehingga

siswa dapat ikut langsung menggunakan media gelas bilangan dalam

proses pembelajaran.

3. Media Gelas Bilangan

Media gelas bilangan merupakan media yang digunakan untuk

membantu siswa memahami cara berhitung operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan. Pada umumnya guru tidak memakai media

untuk topik operasi hitung campuran 2 bilangan dalam 3 angka atau lebih

dengan cara bersusun ke bawah, karena guru berpendapat anak sudah

memahami secara simbolik, sedangkan masih banyak anak yang masih

merasa kesulitan memahami materi tersebut. Oleh karena itu media ini

ditawarkan sebagai alat bantu siswa melakukan proses berhitung materi

operasi hitung campuran, yang mudah pembuatannya dan murah karena

dapat dibuat dari bahan-bahan bekas.28

Pemilihan Media gelas bilangan dikarenakan kemampuan

berhitung siswa di kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo

Gresik masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan dengan sikap atau cara

para siswa di kelas saat proses berhitung materi operasi hitung campuran.

Masih banyak siswa untuk mengkonkretkan atau menvisualkan

angka-angka yang ada pada soal dengan cara menggambar dahulu sebuah garis

28

(41)

sejumlah dengan angka yang ada di soal. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas siswa di kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo

Gresik kemampuan dalam berhitung masih kurang. Pembuatan Media

Gelas Bilangan diharapkan mampu membantu meningkatkan kemampuan

berhitung siswa. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat

Media Gelas Bilangan adalah sebagai berikut:

1. Kardus

2. Gelas plastik

3. Sedotan warna-warni

4. Kawat/benang

5. Kertas/post it

6. Lem

7. Spidol

8. Cat/kertas berwarna (untuk menghias kardus)

Selanjutnya untuk cara pembuatannya akan dijabarkan seperti

dibawah ini:

a. Potong kardus berbentuk persegi panjang 1 meter dan lebar 80 cm (atau

disesuaikan dengan keperluan).

b. Dibagi dengan garis sejajar dengan lebar menjadi 2, sehingga menjadi 2

persegi panjang dengan ukuran (60x80) cm yang dijadikan tempat gelas

(42)

c. Pasang gelas plastik menggunakan benang, kawat atau lem sehingga

gelas plastik dapat menempel pada kardus. Susun menjadi 4 baris

kebawah dan 3 baris kesamping.

d. Pasang tulisan nilai tempat di atas gelas seperti nilai ribuan, ratusan,

puluhan, dan satuan sesuai urutan gelas plastik yang ditempel tadi.

e. Hias kardus dengan cat/kertas berwarna kemudian tempelkan gelas

[image:42.595.125.479.236.554.2]

dengan kawat dan kertas bilangan juga dengan kawat.29 Berikut ini merupakan gambar dari media gelas bilangan:

Gambar 2.1 Media Gelas Bilangan

29

(43)

Cara menggunakan media gelas bilangan:

1) Beri dahulu mereka soal kemudian bimbing untuk melakukan cara

berhitung yang benar sesuai aturan dalam operasi hitung campuran.

2) Bagikan masing-masing kelompok sedotan warna warni, kertas warna

dan spidol

3) Letakkan sedotan sejumlah angka yang akan digunakan di gelas plastik

untuk menghitung.

4) Letakkan simbol operasi hitung mana dulu yang harus dipasang dahulu,

hitung hasilnya dengan cara memindahkan sedotan pada tiap satuannya

dan sisihkan jawaban sementara di kertas tugas.

5) Dilanjutkan menghitung dari hasil yang pertama dengan operasi hitung

(44)

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan

guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih baik.30

Peran peneliti dalam PTK ini sebagai perencana dan pelaksana proses

belajar dan mengajar di kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo

Gresik materi operasi hitung campuran semester ganjil tahun ajaran 2017/2018

melalui peningkatan kemampuan berhitung dengan media gelas bilangan.

Adapun guru yang diteliti adalah guru mata pelajaran matematika yang diberi

tugas oleh peneliti untuk melaksanakan observasi aktivitas guru dan siswa saat

pembelajaran menggunakan media gelas bilangan berlangsung.

.

30

(45)

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt

Lewin. Model penelitian tindakan model Kurt Lewin dianggap sebagai cikal

bakal penelitian tindakan kelas. Yang menyatakan bahwa konsep pokok dalam

penelitian tindakan terdiri dari 4 komponen, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

2. Tindakan (acting)

3. Pengamatan (observing)

4. Refleksi (reflecting)

Berikut ini merupakan gambar alur PTK dalam model Kurt Lewin:

Gambar 3.1

[image:45.595.130.484.219.693.2]
(46)

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MI Tarbiyatul Islamiyah jl

Tanjungan, Driyorejo Gresik pada mata pelajaran Matematika di kelas 2.

Alasan penulis melaksanakan PTK di sekolah ini untuk memperbaiki

praktek belajar mengajar di kelas dan MI Tarbiyatul Islamiyah ini

merupakan salah satu sekolah yang dekat dengan tempat tinggal peneliti

sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Waktu penelitian ini

dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini

kurang lebih dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan yang dimulai pada

bulan Maret sampai juli 2017. Penentuan waktu penelitian disesuaikan

dengan jadwal pelajaran di kelas 2 dan kalender akademik sekolah, karena

PTK dilakukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar

efektif di kelas. Penelitian ini dimulai dari Observasi, perencanaan, tindakan

dan releksi sampai pengambilan data. Pelaksanaan siklus dilakukan pada

awal semester ganjil dengan rincian siklus I dilakukan pada 18 Juli 2017

jam 07.30 - 08.40 WIB dan siklus II pada 21 Juli 2017 jam 07.30 - 08.40

(47)

2. Karakteristik Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 2 di MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik tahun pelajaran

2017-2018 yang berjumlah siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan

sebanyak 20 siswa perempuan.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI Tarbiyatul Islamiyah

Tanjungan, Driyorejo Gresik ini menitik beratkan pada kemampuan

berhitung siswa di kelas 2. Kurikulum yang diterapkan MI Tarbiyatul

Islamiyah pada kelas 2 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dengan Standart Kompetensi “ melakukan penjumlahan dan

pengurangan bilangan sampai 500” dan kompetensi dasar (KD) “Melakukan

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500”. Dengan begitu objek

yang diteliti dalam penelitian ini tentang hasil kemampuan berhitung

matematika yang diukur berdasarkan tingkat kemampuan berhitung operasi

hitung campuran penjumlahan dan pengurangan siswa kelas 2 MI Tarbiyatul

Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik. Alasan yang mendasar

dilakukannya penelitian tindakan kelas 2 adalah kurangnya kemampuan

berhitung siswa sehingga masih banyak yang berada di bawah nilai

ketuntasan minimal kemampuan berhitung. Hal ini dikarenakan pada mata

(48)

salah satu penyebab anggapan siswa tingkat dasar atau MI bahwa

matematika adalah pelajaran yang sulit.

Sedangkan pada kelas 2 SD/MI sekitar usia 8 tahun para siswa masih

mengunakan berpikir konkret yakni didasarkan pada obyek-obyek yang

nyata. Oleh karena itu, pemanfaatan media merupakan salah satu upaya

yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk menghilangkan pemikiran

peserta didik bahwa matematika itu sulit. Kemudian peneliti menggunakan

media gelas bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada

siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik materi

operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan.

Mayoritas peserta didik di MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan,

Driyorejo Gresik berasal dari lingkungan sekitar sekolah tersebut sehingga

karakteristik siswa-siswi di MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo

Gresik ini memiliki kemampuan yang berbeda beda dikarenakan berasal

(49)

C.Variabel yang Diselidiki

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah penerapan media

gelas bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung materi operasi

hitung campuran pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan

Driyorejo Gresik. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel

yang lain yaitu:

1. Variabel Input :

Siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik.

2. Variabel Proses :

Penerapan media gelas bilangan.

3. Variabel Output :

Kemampuan berhitung siswa pada materi operasi hitung campuran kelas 2

pelajaran matematika.

D.Rencana Tindakan

Penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK), adapun

rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat

langkah pokok, yakni: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observing), dan refleksi (reflecting).31

31

(50)

Jika dalam siklus satu, peneliti menilai adanya kekurangan atau

kesalahan, maka dapat diperbaiki atau dimodifikasi dengan mengembangkan

ke perencanaan langkah pada siklus kedua. Pra siklus dilaksanakan sebelum

melakukan siklus 1 dan apabila pada siklus 1 belum mendapatkan hasil yang

diinginkan maka dapat dilakukan siklus 2 dan apabila pada siklus terakhir

sudah didapatkan hasil yang diinginkan maka siklus dapat diberhentikan.

1. Pra siklus

Penelitian ini menggunakan PTK model Kurt Lewin. Berikut ini

adalah perencanaan dalam pra siklus menggunakan wawancara sebelum

dilakukannya siklus I dan siklus II:

a. Melakukan observasi ke MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo

Gresik

b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan terhadap guru

c. Melakukan wawancara kepada guru

d. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan

e. Memberikan soal pre test pada siswa untuk mengetahui ketuntasan

(51)

2. Siklus 1

Dalam pelaksanaan PTK ini menggunakan model Kurt Lewin dan

terdapat empat tahap, Yaitu:

a. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Dalam tahap ini peneliti bersama guru

kolabolator membuat rencana tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan

2) Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang difokuskan

pada perencanaan perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan berhitung siswa pada mata pelajaran matematika dengan

menerapkan media gelas bilangan.

4) Mempersiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung.

5) Menyiapkan instrumen pengumpulan data, yaitu kisi-kisi soal, soal

post test siklus I, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi

(52)

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP, meliputi:

1) Kegiatan awal

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

b) Guru menanyakan kabar siswa

c) Guru dan siswa berdoa bersama

d) Guru mengabsen kehadiran siswa

e) Guru memberi apersepsi “ibu punya 15 pensil kemudian pensil ibu

yang 5 hilang. Akhirnya ibu membeli 8 pensil yang baru. Berapa

total pensil ibu sekarang?”

f) Guru menuliskan judul materi di papan tulis

g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan pembelajaran

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

b) Guru meminta siswa membuka dan membaca buku paket

matematika materi operasi hitung campuran penjumlahan dan

pengurangan

c) Guru menerangkan sedikit tentang materi operasi hitung campuran

(53)

d) Guru memperkenalkan dan menjelaskan penggunaan media “Gelas

Bilangan” pada materi operasi hitung campuran penjumlahan dan

pengurangan

e) Semua siswa aktif dan mendengarkan dan merespon penjelasan

guru

f) Guru membagikan lembar kerja kelompok

g) Siswa secara kelompok mengerjakan lembar kerja kelompok

dengan media gelas bilangan

h) Guru mendampingi tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan lembar

kerja kelompok

i) Setelah selesai perwakilan menyampaikan hasil kerja kelompok

j) Guru memberikan klarifikasi jawaban yang benar pada hasil kerja

kelompok

k) Guru bertanya jawab tentang sejauh mana pemahaman siswa materi

operasi hitung campuran

3) Kegiatan penutup

a) Guru memberikan motivasi dan refleksi pada siswa

b) Guru membagikan soal post test siklus I

c) Setelah selesai siswa mengumpulkan jawaban soal post test siklus I

d) Guru memberikan kesimpulan pelajaran hari ini

e) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa

(54)

c. Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya pembelajaran matematika materi operasi hitung

campuran dengan menerapkan media gelas bilangan di kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik. Hal-hal yang

dilakukan oleh peneliti adalah mengamati aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran, mencatat semua gejala yang muncul selama

pembelajaran, dan mengisi lembar pengamatan guru dan siswa.

Pengamatan ini bertujuan untuk melakukan perbaikan pada proses

pembelajaran dengan menerapkan media gelas bilangan di kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik.

d. Refleksi

Pada tahap ini guru dan peneliti mengevaluasi seluruh tindakan

yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil dikumpulkan, dan

dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan mencari

kendala selama mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti juga

melakukan refleksi diri terhadap penerapan media gelas bilangan.

Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai harapan maka akan dilakukan

(55)

3. Siklus II

Setelah melakukan siklus I dan didapatkan hasil penelitiaannya,

apabila hasil yang didapat di siklus I masih kurang dari yang diharapkan

maka dapat dilakukan siklus II untuk mendapatkan hasil penelitian yang

diharapkan. Siklus II adalah pengulangan dari siklus I dengan beberapa

perubahan utuk memperbaiki kekurangan yang ada di siklus I.

E.Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini, yakni:

a. Guru

Dari sumber data guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dan melihat perolehan data tentang tingkat keberhasilan dan kegagalan

dari penerapan media gelas bilangan.

b. Siswa

Dari sumber data siswa, dapat diperoleh data hasil penerapan

media gelas bilangan dalam meningkatkan kemampuan berhitung materi

operasi hitung campuran siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah

(56)

2. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik

observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data

tersebut dilakukan peneliti agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara

ini biasanya ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar-benar

dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-pencacatan secara

objektif mengenai apa yang diamati. Dapat juga menggunakan checklist

atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya.32

Dalam penelitian tindakan kelas ini, observasi digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses KBM

(kegiatan belajar mengajar). Selain itu, observasi juga digunakan untuk

mengamati implementasi media gelas bilangan pada materi operasi

hitung campuran yang dilaksanakan oleh peneliti dan guru mata pelajaran.

32

(57)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi

bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menerapkan media

gelas bilangan.

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan media

gelas bilangan.

[image:57.595.130.506.236.688.2]

Berikut panduan observasi aktivitas untuk guru:

Tabel 3.1

Observasi Aktivitas Guru

KEGIATAN URAIAN

KEGIATAN

SKOR TOTAL

SKOR

1 2 3 4

AWAL

a. Mengucapkan

salam dan

berdoa bersama b. Mengabsen

kehadiran siswa

c. Memberi

motivasi dan

apersepsi

d. Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

INTI e. Membagi

kelompok

menjadi 5

kelompok f. Mengajak siswa

(58)

matematika

g. Memberikan arahan penggunaan

media gelas

bilangan h. Melakukan

Tanya jawab

dengan siswa i. Mendampingi

siswa saat

diskusi j. Memanggil

perwakilan kelompok untuk menjawab pertanyaan

k. Memberikan kesempatan siswa bertanya

l. Guru

memberikan penguatan materi

PENUTUP m.Guru mengajak

siswa menarik kesimpulan n. Mengecek

pemahaman

siswa dengan

refleksi o. Memberikan

(59)

tugas individu p. Mengakhiri

pelajaran

dengan doa dan salam

Skor perolehan Skor maksimal

Penilaian hasil skor observasi aktivitas guru:

Keterangan skor pada tabel di atas adalah diberikan skor satu

apabila aktivitas guru dinilai sangat tidak baik jika tidak dilakukan, tidak

sesuai aspek, tidak efektif dan tidak tepat waktu. Kemudian skor dua

diberikan apabila aktivitas guru dinilai tidak baik jika dilakukan, tidak

sesuai aspek, tidak efektif dan tidak tepat waktu. Selanjutnya skor tiga

diberikan apabila aktivitas guru baik jika dilakukan, sesuai aspek, efektif

dan tepat waktu. Dan yang terakhir skor empat diberikan bila aktivitas

guru dinilai sangat baik jika dilakukan, sesuai aspek, efektif dan tepat

waktu.

Tabel aktivitas guru digunakan untuk mengobservasi kegiatan

guru selama pembelajaran berlangsung. Kemudian diberi nilai untuk

mengetahui hasil aktivitas guru selama pembelajaran. Apabila nilai dari

aktivitas guru masih kurang maka akan dilakukan observasi aktivitas

[image:59.595.132.512.108.548.2]
(60)

Selanjutnya di bawah ini adalah lembar observasi aktivitas

[image:60.595.131.508.202.629.2]

untuk siswa:

Tabel 3.2.

Observasi Aktivitas Siswa

NO INDIKATOR /Aspek yang

Diamati

Pengamat Skor

1 2 3 4

1 Siswa merespon apersepsi yang

diberikan guru

2 Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran

3 Siswa tertib saat pembagian

kelompok

4 Siswa memusatkan perhatian pada

buku paket matematika

5 Siswa mendengarkan saat guru

menjelaskan penggunaan media gelas bilangan

6 Siswa tertib saat diskusi

7 Siswa mendengarkan penguatan

oleh guru

8 Suswa memberi tanggapan saat

guru mengecek pemahaman siswa

9 Siswa mengerjakan dengan tertib

evaluasi individu

10 Siswa merespon kesimpulan

materi yang disampaikan guru Skor perolehan

Skor maksimal

(61)

Keterangan skor pada tabel di atas adalah diberikan skor satu

apabila aktivitas siswa dinilai sangat tidak baik jika tidak dilakukan, tidak

sesuai aspek, tidak efektif dan tidak tepat waktu. Kemudian skor dua

diberikan apabila aktivitas siswa dinilai tidak baik jika dilakukan, tidak

sesuai aspek, tidak efektif dan tidak tepat waktu. Selanjutnya skor tiga

diberikan apabila aktivitas siswa baik jika dilakukan, sesuai aspek, efektif

dan tepat waktu. Dan yang terakhir skor empat diberikan bila aktivitas

siswa dinilai sangat baik jika dilakukan, sesuai aspek, efektif dan tepat

waktu.

Tabel aktivitas siswa digunakan untuk mengobservasi kegiatan

siswa selama pembelajaran berlangsung. Kemudian diberi nilai untuk

mengetahui hasil aktivitas siswa selama pembelajaran. Apabila nilai dari

aktivitas siswa masih kurang maka akan dilakukan observasi aktivitas

siswa lagi pada siklus kedua.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara guru-peneliti dan para

peserta dalam studi dimana guru mengajukan pertanyaan kepada peserta.

Di dalam mempersiapkan wawancara alangkah baiknya mempersiapkan

panduan wawancara yang berisi pertanyaan untuk diajukan saat

wawancara dimulai.33

33

[image:61.595.130.517.277.532.2]
(62)

Wawancara ini ditujukan kepada guru dan siswa untuk

memudahkan peneliti dalam memperoleh kesesuaian data tentang kondisi

awal sebelum PTK dan mengetahui pendapat guru dan siswa terhadap

KBM (kegiatan belajar mengajar) setelah dilakukannya PTK.

c. Tes

Tes digunakan sebagai alat penilaian yang berisi pertanyaan

yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa.

Digunakan juga untuk menilai dan mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaannya terhadap suatu materi, terutama hasil belajar kognitif.34 Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

peningkatan kemampuan berhitung siswa terhadap materi operasi hitung

campuran kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan arsip nilai mata pelajaran matematika materi operasi

hitung campuran pada saat pra siklus, dimana ketuntasan belajar siswa

belum mencapai 50% dan foto-foto proses KBM saat siklus berlangsung

sebagai alat penunjang hasil penelitian.

34

(63)

F. Analisis Data

Proses setelah semua data terkumpul, yakni langkah selanjutnya adalah

menganalisis data yang sudah terkumpul. Menganalisis data adalah suatu

proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk

mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki

makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam PTK, sesuai dengan ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis

PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang

dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Dengan demikian, analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan

proses belajar khususnya berbagai tindakan guru. Sedangkan analisis data

kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa

sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.35

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya,

yaitu dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir

siklus. Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:

35

(64)

1. Analisis nilai rata-rata kemampuan berhitung

Analisis digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata peserta didik

dari hasil tes peserta didik pada setiap siklusnya, maka digunakan analisis

secara deskriptif. Dibawah ini adalah rumus untuk menetukan nilai rata-rata

kemampuan berhitung siswa:

X̅ = ∑x ……….. Rumus 3.1 N

Keterangan:

X̅ : nilai rata-rata kemampuan berhitung

∑ x : jumlah skor keseluruhan

N : jumlah siswa

[image:64.595.132.505.223.554.2]

Berikut ini tabel kriteria rata-rata kemampuan berhitung:

Tabel 3.3

Kriteria Rata-Rata Kemampuan Berhitung

Nilai Kriteria

Lebih besar daripada rata-rata Sangat baik

lebih besar sama dengan rata-rata Baik

Lebih kecil daripada rata-rata Cukup

2. Analisis ketuntasan kemampuan berhitung

Dalam menganalisis tingkat ketuntasan kemampuan berhitung siswa

dalam satu kelas dapat diketahui melalui persentase ketuntasan kemampuan

(65)

Analisis ini dihitung menggunakan statistik sebagai berikut yakni secara

klasikal.36

Analisis data ketuntasan kemampuan berhitung siswa dinyatakan

berhasil jika seluruh siswa dalam satu kelas mampu mengerjakan tes

kemampuan berhitung operasi hitung campuran dengan perolehan skor 70

dan memenuhi persentase ketuntasan belajar yaitu ≥ 75% dari jumlah soal

operasi hitung campuran yang diberikan oleh guru dengan kriteria

ketuntasan kemampuan berhitung maka dinyatakan tuntas dan tidak perlu

melakukan siklus selanjutnya.37

[image:65.595.131.511.275.550.2]

Berikut ini tabel kriteria ketuntasan kemampuan berhitung:

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan kemampuan berhitung

Tingkat ketuntasan kemampuan berhitung (persentase)

Keterangan

86% - 100% Sangat baik

75% - 85% Baik

60% - 74% Cukup baik

0% - 59% Kurang baik

Dari tabel di atas, persentase ketuntasan digunakan untuk mencari

hasil secara keseluruhan ketuntasan siswa dalam mencapai peningkatan

36

Nana Sudjana, penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 109-111.

37

(66)

kemampuan berhitung operasi hitung campuran. Berikut rumus untuk

mencari persentase ketuntasan kemampuan berhitung seluruh siswa:

P = f x 100% ………. Rumus 3.2 N

Keterangan:

p : persentase ketuntasan kemampuan berhitung

f : jumlah siswa yang tuntas kemampuan berhitung

N : jumlah seluruh siswa

Analisis dilakukan pada tiap siklus ditahapan refleksi. Hasil analisis

digunakan untuk bahan refleksi dalam melakukan perencanaan lanjutan

dalam siklus selanjutnya.

3. Analisis obervasi aktivitas guru dan siswa

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

guru dan siswa saat proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan

media gelas bilangan yang dilaksanakan oleh peneliti. Berikut rumus yang

digunakan untuk menghitung perolehan nilai dari skor observasi aktivitas

guru dan siswa:

P = S x 100 ………. Rumus 3.3

N

Keterangan:

P : nilai yang dicari

(67)

N :jumlah maksimal skor pengamatan observasi

[image:67.595.114.501.198.527.2]

Berikut tabel kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa:

Tabel 3.5

Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Tingkat keberhasilan Keterangan

86 - 100 Sangat baik

71 - 85 Baik

51 - 70 Cukup baik

< 50 Kurang baik

G.Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan kegiatan PTK yang dilakukan dalam meningkatkan

kemampuan berhitung siswa materi operasi hitung campuran kelas 2 MI

Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan, Driyorejo Gresik. Indikator kinerja harus

realistik dan dapat diukur. Indikator kinerja dalam PTK ini adalah sebagai

berikut:

1. Terlaksananya dengan baik langkah-langkah dalam pembelajaran di RPP

saat menerapkan media gelas bilangan sehingga dapat tercapai nilai aktivitas

guru ≥70 dan aktivitas siswa ≥70 sekurang kurangnya dalam kategori baik.

2. Meningkatnya kemampuan berhitung menggunakan media gelas bilangan

pada siswa kelas 2 MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan Driyorejo

Gambar

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Soal
Gambar 2.1 Media Gelas Bilangan
        Gambar 3.1
Tabel 3.1 Observasi Aktivitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika tentang operasi pengurangan bilangan bulat dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui

Bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi. Operasi Hitung Campuran di kelas IV SD Negeri 1

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat..

Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas siswa 65,5

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengembangan media kartu domino pada pembelajaran matematika kelas IV SD materi operasi hitung KABATAKU bilangan cacah yang

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

12 Berdasarkan definisi istilah diatas bahwa penerapan metode jarimatika pada pembelajaran matematika materi operasi bilangan adalah metode berhitung mudah dan menyenangkan dengan