• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB IV Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB IV Revisi"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdirinya SMKN 1 Bandung Tulungagung

Dengan Rahmat Allah SWT, dan didasarkan keinginan luhur untuk mencerdaskan anak-anak bangsa dengan dilandasi hal-hal sebagai berikut: a. Sebelum SMK Negeri 1 Bandung didirikan, di wilayah Kecamatan Bandung hanya ada 1 (satu) sekolah menengah atas dan yang sederajat sehingga belum ada yang lain.

b. Untuk memajukan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Bandung dan sekitarnya, diperlukan sekolah kejuruan yang mampu melahirkan lulusan yang memiliki kecakapan hidup untuk kepentingan masyarakat dan khususnya untuk mensejahterakan dirinya sendiri yang mandiri dan sebagai tenaga profesonal.

c. Sekolah Menengah Pertama atau sederajat yang ada di Kecamatan Bandung dan sekitar sangat mendukung ± ada 24 (dua puluh empat) SLTP dan sederajat yang jumlah lulusan cukup besar.

d. Hal lain yang mendukung termasuk peran serta masyarakat umum, masyarakat pendidik, Pemerintah Daerah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, baik Pemerintah Kecamatan maupun Kabupaten Tulungagung).

(2)

e. Keinginan masyarakat di kecamatan Bandung yang diwakili para tokoh masyarakat pada waktu itu agar di wilayah Bandung ada SMK Negeri dengan tujuan dapat memfasilitasi para alumni SLTP atau sederajat untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan lokasi yang dapat dijangkau dengan mudah.

Berdasarkan pertimbangan diatas, para pemikir dan pendiri sekolah waktu itu dengan didukung penuh oleh pemerintah kabupaten Tulungagung mulai membuat perencanaan pendirian. Tepat di bulan Juli 2004 merupakan tahun pelajaran pertama SMK Negeri 1 Bandung menerima murid baru. Dengan SK pendirian yang ditandatangani Bupati Tulungagung, No SK Pendirian: 421/043 /104/2004, Tanggal: 30/04/2004. Sebagai SMK yang berembrio SMK kecil, pada awal melaksanakan kegiatan belajar mengajar belum memiliki gedung sendiri, sehingga harus meminjam gedung SMPN 2 Bandung di sore hari untuk melaksanakan pembelajaran. Setahun kemudian dapat menempati gedung milik sendiri yang dibangun diatas tanah yang sebelumnya dimiliki oleh SMPN 2 Bandung.1

2. Letak Geografis

SMKN 1 Bandung berlokasi di Desa Bantengan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. bertepatan di Jalan Desa Bantengan

(3)

RT: 04 RW: 03 Dusun Krajan, satu lokasi dengan SMPN 2 Bandung dan SDN Bantengan.2

3. Visi Misi

a. Misi UPTD SMKN 1 Bandung

Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan bertaraf internasional untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, rajin, terampil dan mandiri dengan dilandasi iman dan taqwa dalam rangka mengisi pembangunan dan menghadapi pasar global.

b. Visi UPTD SMKN 1 Bandung

1) Mempersiapkan tenaga kerja menengah yang tangguh, kompetitif dan profesional serta di landasi dengan iman dan taqwa.

2) Menjadi lulusan yang mandiri serta mampu menjadi enterpreuner. 3) Menerapkan pendidikan dan pelatihan berbasis teching factory

bekerja sama dengan dunia usaha/dunia industri.

4) Pengembangan sistem menejemen mutu berkelanjutan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.

5) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi insan pengabdi yang profesional.3

2 D2. F3, 11 Mei 2015

(4)

4. Data guru dan Siswa

a. Data Guru SMKN 1 Bandung Tulungagung

Guru di SMKN 1 Bandung terdiri atas beberapa guru dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda baik dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Guru Bantu dan Guru Tidak Tetap (GTT) yang berjumlah 94 (sembilan puluh empat) orang, yang ditunjukkan pada tabel Data Guru berikut:4

Tabel 4.1 Data Guru SMKN 1 Bandung Tulungagung

Tingkat

b. Data Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SMKN 1 Bandung

Guru Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Bandung berjumlah 3 (tiga) orang, dengan latar belakang pendidikan, pangkat/golongan dan masa kerja yang berbeda-beda sesuai yang ditunjukkan oleh Tabel Guru Pendidikan Agama Islam berikut:

Tabel 4.2 Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SMKN 1 Bandung

No Nama Guru NIP Tempat/ 1 Insap Kothimah, S.Ag. 19670602

200312 2 002

(5)

c. Data Siswa SMKN 1 Bandung Tulungagung

Berikut ini kami paparkan data siswa SMKN 1 Bandung mulai dari Tahun Pelajaran 2004/2005 sampai dengan Tahun Pelajaran 2014/2015:5

Tabel 4.3 Data Siswa SMKN 1 Bandung Tulungagung

NO TAHUN

PELAJARAN

TINGKAT

JML JML

ROMBEL

JML KELULUSAN

1 2 3

1 2004/2005 72 - - 72 2

2 2005/2006 166 60 - 226 6

3 2006/2007 234 149 59 442 12 59 ( 100% )

4 2007/2008 276 215 139 630 17 137 ( 98,3% )

5 2008/2009 344 256 209 809 20 209 ( 100% )

6 2009/2010 480 315 245 1040 16 245 ( 100% )

7 2010/2011 615 445 300 1360 36 299 ( 99,7% )

8 2011/1012 645 572 424 1641 44 423 ( 100% )

9 2012/2013 548 577 542 1667 49 542 ( 100% )

10 2013/2014 538 529 570 1637 45 570 ( 100% )

11 2014/2015 702 537 522 1761 49 Belum

(6)
(7)

6. Sarana dan Prasarana

a. Laboratorium (Bengkel)

1) Laboratorium (Bengkel) TEI 2) Laboratorium (Bengkel) TKJ

3) Laboratorium Administrasi Perkantoran 4) Laboratorium (Bengkel) TKR

5) Laboratorium KKPI / Akuntansi / Komputer 6) Laboratorium Fisika

b. Gedung

Gedung merupakan sarana dan prasarana yang utama dalam keberlangsungan kegiatan belajar dan mengajar. SMK Negeri 1 Bandung saat ini memiliki gedung dengan rincian sebagai berikut ; 1) Ruang kelas sebanyak 30 gedung

2) Laboratorium komputer 2 gedung

3) Bengkel TKR 2 gedung

4) Bengkel TSM 2 gedung

5) Bengkel Las 1 gedung

6) Laboratorium Akuntansi 1 gedung 7) Laboratorium IPA 1 gedung 8) Mushola 1 gedung

9) Ruang Kantor

(8)

d. Sarana Olahraga

SMK Negeri Bandung Tulungagung memiliki beberapa sarana olahraga untuk kegiatan belajar siswa maupun untuk kegitan ekstrakurikuler, yaitu antara lain :

1) Lapangan Sepak Bola 2) Lapangan Futsal 3) Lapangan Voli

4) Lapangan Sepak Takraw 5) Arena Atletik7

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan

Motivasi Pembelajaran PAI di SMKN 1 Bandung

Dalam proses interaksi belajar mengajar baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu disadari oleh guru apalagi kaitannya dengan belajar pendidikan agama islam yang merupakan ilmu yang sangat penting bagi setiap muslim khususnya. Untuk itu sebagai seorang guru harus mampu menumbuhkan motivasi pada anak didik agar lebih senang dan giat dalam belajar pendidikan agama islam. Pendidikan merupakan suatu proses

(9)

pembelajaran yang mencangkup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang mana harus dilaksanakan secara seimbang agar tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat tercapai seperti apa yang di inginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka memerlukan faktor-faktor yang mendukung proses pendidikan yang berlangsung. Salah satunya adalah dari guru, dimana seorang guru harus mampu menjalankan tugasnya secara profesional, tidak hanya sekedar menyampaikan tetapi juga mengaplikasikanya Dalam pembelajaran.

Begitu juga di SMKN 1 Bandung Tulungagung dalam menumbuhkan motivasi belajar pendidikan agama islam tidak hanya memberikan kiat-kiat belajar tetapi mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran, ada beberapa bentuk yang dilakukan. Diantaranya:

a. Melalui Arahan

Di SMKN 1 Bandung ini, dalam upaya menumbuhkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam, guru PAI melakukan tindakan salah satunya melalui arahan yaitu menasehati siswa untuk tidak menganggap remeh pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena pendidikan agama islam juga pelajaran yang tidak kalah pentingnya dibanding pelajaran yang lain. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Insap khotimah, sebagai berikut cuplikannya:

Sebelum pelajaran di mulai siswa kita suruh untuk membaca

(10)

dan materi, serta agar siswa nantinya di harapkan mampu untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.8

Selanjutnya juga diperkuat oleh penuturan Bapak Ihwan salah satu guru agama di SMKN 1 Bandung, sebagai berikut cuplikannya:

Proses pembelajaran di sekolah ini lebih banyak memberikan pengarahan dan informasi dengan pengaplikasian pada realita kehidupan, yang mana kita ketahui Pendidikan Agama Islam itu sangat penting. Melihat kondisi saat ini, anak banyak mengalami dekadensi moral dan kehilangan jati diri akibat derasnya arus globalisasi, sehingga guru selalu memberikan motivasi dan nasehat-nasehat salah satunya melalui pengarahan. Untuk menumbuhkan ketertarikan dan minat murid dalam mengkaji dan mempelajari agama, kita menyisipi pembelajaran dengan bercerita tentang sejarah kebudayaan, tokoh-tokoh dan kejayaan islam dimasa lalu. di harapkan dengan mengkaji agama murid menjadi lebih baik sikap dan perilakunya.9

Selain itu dari pihak sekolah pun dalam hal ini kepala sekolah juga membantu guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Karena dalam hal ini tidak hanya tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam saja, tetapi memerlukan kerjasama dari pihak sekolah. Ini terlihat pada keseriusan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas.

Beberapa upaya yang di lakukan Pak Nurhasyim selaku kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru agama di SMKN 1 Bandung Tulungagung di antaranya:

1) Mengirimkan guru ke diknas dalam acara seminar untuk meningkatkan kualitas profesional guru.

2) Memberikan tanggung jawab terhadap semua guru baik dalam bidang studi agama, atau guru dari bidang studi

(11)

lainnya untuk menumbuhkembangkan pola hidup agama yang baik. Dengan cara memberi contoh (suri tauladan) dan motivasi kepada siswa.

3) Pihak sekolah juga memberikan tindakan tegas terhadap pelanggaran norma agama, mulai dari teguran hingga menasehati murid secara langsung.10

b. Pemberian Nilai

Di sini guru agama juga menerapkan pemberian nilai yang

hiasannnya diistilahkan dengan “poin” dalam upaya menumbuhkan

motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bu. Insap khotimah:

Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, penilaian terhadap pembacaan Al-Qur’an di lakukan untuk menambah motivasi dan minat siswa. Poin tersebut ditujukan sebagai salah satu penilaian dari kegiatan belajar mengajar. Dengan diberikannya poin tersebut siswa menjadi lebih bersemangat dan berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.11

Selanjutnya juga di pertegas lagi oleh Ibu Fitri, salah satu guru agama di SMKN 1 Bandung. Berikut penuturannya :

Di SMKN 1 Bandung ini terlihat pola fikir siswa kita tertuju pada nilai, tingkat kesadaran siswa masih kecil, mereka lebih semangat jika dikaitkan dengan niai dan kami selaku guru sangat terbuka ketika mereka maju kami tunjukan nilainya.hal itu membuat mereka semangat, contohnya ketika diberi materi solat

jenazah kemudian beberapa anak maju untuk

mendemonstrasikannya, dan bagi yang aktif akan diberikan nilai, hal itu membuat mereka antusias.12

Kemudian juga di perkuat lagi oleh Bapak Ikhwan beliau juga sebagai guru agama di SMKN 1 Bandung berikut penuturannya:

(12)

Nilai sangat berpengaruh khususnya pada motivasi siswa. Kami menggunakan nilai untuk menarik motivasi siswa, biasanya guru menyuruh mereka mendemonstrasikan atau mempraktikkan solat jenazah, bersuci (wudlu atau thaharah) atau hafalan, kemudian guru menilai siswa yang aktif kedepan dari nomor urut 1-10, itu nilainya sudah berbeda dengan nomor urut selanjutnya. Dengan di beri nilai seperti itu siswa termotivasi dan begitu antusias.13 Dari uraian di atas, begitu jelas bahwa pemberian poin atau nilai yang di lakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Bandung Tulungagung merupakan salah satu bentuk upaya dalam menumbuhkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih semangat mempelajari Pendidikan Agama Islam. Karena terlihat jelas bahwa dengan adanya pemberian poin tersebut mampu menggerakkan siswa untuk melaksanakan apa yang telah ditugaskan oleh guru. Walaupun pemberian nilai tidak mutlak bisa dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan siswa. Tetapi tidak ada salahnya dilakukan apabila hal ini dapat menumbuhkan motivasi pada siswa itu sendiri.

c. Pemberian Penghargaan atau Reward

Di SMKN 1 Bandung Tulungagung ini, salah satu bentuk upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan cara memberikan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud di sini berupa hadiah dan kata-kata verbal atau sanjungan. Hadiah diberikan bukan barang yang mahal harganya. Karena pemberian hadiah ini tidak dilihat dari segi mahal atau murahnya tetapi esensi dari maksud hadiah itu sendiri yang

(13)

di berikan guru kepada siswanya sebagai simbol penghargaan. Seperti yang telah dilakukan oleh Bu. Insap kothimah kepada siswanya, beliau sering memberikan sanjungan bagi siswa yang dalam pembacaan

Al-Qur’an mahrojnya bagus contoh sanjungan yang diberikan Ibu Insap Kothimah:

Anak ini bagus pembacaan Al-Qur’an kalian perlu

mencontohnya.14

Hal ini membuktikan adanya upaya dari guru itu sendiri untuk memotivasi siswa.

Selain itu tambahan dari Ibu Fitri dalam penuturannya:

Kami secara tidak langsung memberikan sanjungan kepada murid yang sekiranya mampu di bidang pelajaran itu, guru cukup menyebut namanya saja, murid sudah merasa tersanjung dan bangga. Hal ini menjadikan motivasi mereka meningkat dan menjadi bertambah semangat untuk lebih meningkatkan kemampuannya.15

Kemudian di perkuat lagi oleh Bapak Ikhwan, beliau juga sering memberikan sanjungan kepada siswanya yang sekiranya lebih mampu dari pada teman-temannya berikut penuturannya:

Kami sering menyebut nama anak yang sekiranya mampu dalam pelajaran dengan cara memberikan sanjungan, dengan sanjungan tersebut murid sudah merasa senang. Sanjungan menjadi salah satu bentuk motivasi yang guru berikan pada siswa, hal ini cukup efektif dan berhasil diterapkan oleh kami para guru.16

Upaya yang dilakukan guru SMKN 1 Bandung Tulungagung ini merupakan bentuk penghargaan yang diberikan oleh guru walaupun

14 Insap Khotimah, W1. F2, 11 Mei 2015 15 Fitri, W1. F2, 13 Mei 2015

(14)

hanya berupa kata-kata verbal atau sanjungan kepada siswa. Tetapi hal ini dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena mereka merasa diperhatikan dan dianggap lebih mampu dibanding teman-temannya.

d. Melalui Penugasan

Di SMKN 1 Bandung Tulungagung pemberian tugas juga di terapkan dalam menumbuhkan motivasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena dengan sistem penugasan anak-anak mempunyai tanggung jawab untuk berusaha menjalankan tugasnya sebagai siswa. Berikut penuturan Ibu Fitri:

Guru melihat kondisi keberagamaan siswa dalam pendidikan Agama Islam sangat kurang, apalagi dalam praktik pembacaan Al-Qur’an, ada siswa yang tidak bisa membaca bahkan ada yang sudah lupa dengan bacaan Al-Qur’an. Hal ini di rasa begitu memprihatinkan, apalagi kita adalah penerus umat islam. Yang mana Al-Qur’an adalah sebagai pedoman dan pegangan hidup. Disini Guru menugaskan murid untuk membaca Al-Qur’an sebelum pelajaran di mulai. Dengan adanya penugasan tersebut murid yang awalnya tidak bisa membaca, akan berusaha belajar dari teman atau dirumah. Dengan cara penugasan tersebut murid lebih termotivasi dan terampil dalam pembacaan Al-Qur’an.17 Sistem penugasan juga di terapkan oleh Pak Ikhwan, menurut pak ikhwan hal ini cukup efektif dalam menumbuhkan semangat para siswa dalam pembelajaran PAI. berikut cuplikan penuturannya:

Untuk memberikan motivasi pada siswa, serta untuk melatih rasa tanggungjawab dari diri siswa, guru biasanya memberikan penugasan pada siswa. Bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya: (1) siswa di suruh untuk mencari bahan yang berkaitan dengan materi akan dibahas di internet. (2) siswa di bentuk

(15)

menjadi kelompok-kelompok kecil kemudian guru menyuruh siswa untuk berdiskusi tentang materi yang sedang di bahas kemudian di presentasikan ke depan perkelompok. (3) guru memberi tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS di rumah kemudian di koreksi bersama-sama. (4) guru memberikan penugasan untuk menghafal surat-surat pendek di rumah kepada siswa, ini berkaitan dengan penilaian praktik membaca

Al-Qur’an. Kemudian di suruh maju satu persatu di depan kelas.18

2. Kendala-Kendala yang dihadapi dalam Menumbuhkan Motivasi

Pembelajaran PAI di SMKN 1 Bandung

Dengan adanya upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar, Pendidikan Agama Islam tentunya ada beberapa kendala yang di hadapi guru dan menghambat dalam mencapai pelaksanaan menumbuhkan motivasi tersebut. Faktor yang paling utama dalam menumbuhkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam adalah peran seorang guru yang bisa membawa siswanya untuk termotivasi dengan berbagai cara, diantaranya melalui ceramah atau dakwah disela-sela pelajaran berlangsung. Dengan itu juga memerlukan antusias dari siswa dengan mendengarkan dengan keadaan yang bisa di kondisikan, untuk kendala yang di hadapi dalam memberikan motivasi. Seperti yang diungkapkan Ibu Fitri:

Kendala-kendala guru hadapi (1) faktor kuantitas siswa karena jumlah dalam satu kelas itu terlalu banyak, sehingga suara tidak bisa di dengar oleh seluruh siswa. (2) Fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai, misalkan ketika guru memberi contoh orang yang jauh dari agama, guru hanya bisa mengambarkan secara abstrak, akan lebih mudah jika guru mencontohkan dengan cara memberikan contoh melalui LCD. (3) kurangnya kesadaran murid akan pentingnya belajar agama, remaja

(16)

atau pelajar sekarang banyak yang sudah jauh dari agama, banyak dari mereka yang terpengaruh dengan teknologi yang sudah caggih dan maju akibat derasnya arus globalisasi. Akibatnya para remaja dan pelajar sekarang banyak yang terkena dekadensi moral di karenakan mental beragama mereka sudah terkikis dan tergerus oleh arus globalisasi. (4) Pendidikan Agama Islam tidak masuk dalam UNAS, Dengan tidak masuknya mata pelajaran Ilmu Pendidikan Agama Islam sebagai nilai kelulusan, siswa menganggap pelajaran tidak terlalu penting dan hanya dianggap sebagai mata pelajaran tambahan. Karena siswa mempunyai pemahaman mereka mau melakukan sesuatu jika ada sebaba akibat, dan berdampak pada sebuah nilai. Dengan pemahaman tersebut, kesadaran murid terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat kurang, sehingga mereka kurang begitu antusias terhadap mata pelajaran Pendidkan Agama Islam.19

Selanjutnya dipertegas lagi oleh Bapak Ikhwan beliau menambahkan tentang kendala seorang guru dalam memberikan motivasi di SMKN 1 BANDUNG Tulungagung berikut penuturannya:

Kendala yang guru hadapi di SMKN 1 Bandung Tulungagung ini (1) semacam kekawatiran. Jika murid sudah menerima materi dan penghargaan dari guru di sekolah tentang norma-norma agama, dengan maraknya globalisasi saat ini guru mengkhawatirkan ketika mereka kembali kepangkuan keluarganya. Sebab guru belum bisa mengawasi atau memberikan pengarahan kepada siswa selama 24 jam. (2) selain itu kendala yang guru hadapi ketika Pendidikan Agama Islam tidak ketahui masih sebagai sekedar standar kelulusan, yang agama sebagai standar kelulusan, sangat memberikan pengaruh pada siswa kami. Hal itu menjadikan mereka kurang begitu antusias dalam pelajaran pendidikan agama. (3) Di sini guru juga mengalami kendala dalam memberi motivasi,yaitu masalah sarana prasarana. Sarana yang belum ada di SMKN 1 Bandung ini adalah masjid sekolah. Hanya ada mushola kecil, kita ketahui sekolah sebesar ini, jika ada masjid akan lebih mudah intuk menumbuhkan kecintaan agama kepada murid, contohnya setiap sholat di wajibkan secara berjamaah.20

(17)

3. Upaya Yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengatasi Hambatan Dalam Menumbuhkan Motivasi Pembelajaran

PAI di SMKN 1 Bandung

Seorang guru harus bisa mengatasi kendala dalam menumbuhkan motivasi pada siswanya. Di SMKN 1 BANDUNG ini, seorang guru agama juga mempunyai cara untuk mengatasi kendala tersebut berikut penuturannya Ibu Fitri:

Untuk mengatasi jumlah murid yang terlalu banyak, guru dalam masalah ini tidak bisa mengatur. Karena itu wewenang pihak sekolah, tetapi di dalam kelas seorang guru harus bekerja keras denga lebih sedikit mengeraskan suara, jika siswa ramai guru langsung memberikan teguran. Guru harus sedikit mengerasi siswa karena nantinya jika di biarkan akan menghambat jalannya materi yang guru sampaikan. (2) tentang masalah latar belakang guru hanya bisa memberikan saran dan pengarahan ketika di sekolah. Kami sebagai guru memberikan motivasi tentang pentingnya sebuah agama, tetapi tidak hanya itu, kita juga memberikan saran untuk mencari seseorang yang dianggap bisa dan mampu dalam menumbuhkan motivasi ketika mereka berada di rumah. (3) Selanjutnya berkaitan masalah UNAS, kita harus memberi pengarahan pada murid, bahwa manusia kebutuhannya bukan pada materi saja, kelulusan itu adalah bagian dari materi. Sedangkan manusia mempunyai kebutuhan jasmani dan rohani dan agama sebagai kebutuhan rohani bukan hanya dipelajari, tetapi juga di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan kedua kebutuhan tersebut haruslah seimbang.21

Kemudian Bapak Ikhwan juga memberian tambahan tentang upayanya sebagai guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi hambatan dalam menumbuhkan motivasi berikut penuturannya:

Guru mencari dan menemui beberapa siswa yang sekiranya lebih dewasa berkaitan tentang pola fikirnya, untuk guru ajak dalam pemberian motivasi pada teman-temannya, dalam pemberian

(18)

motivasi pendidikan agama islam kita tidak terfokus pada guru saja, guru merangkul murid untuk saling memotivasi dan menasehati. Guru juga memberikan motivasi lewat solat berjamaah bersama. Kemudian di sela-sela waktu selesai solat berjamaah, kita menyempatka membaca Al-Qur’an itu salah satu bentuk wujud motivasi yang guru berikan sebagai guru agama. Selanjutnya untuk masalah UNAS sering guru sampaikan pada siswa, kita sekolah mempunyai tujuan yaitu untuk mencari ilmu bukan nilai, untuk mencari nilai kita bisa mencari ketika ulangan, sedangkan ilmu harus kita miliki dan ilmu harus barokah dengan cara kita menyampaikan dan mengamalkannya.22

Kemudian Ibu Insap Kothimah juga memberikan penuturannya. Berikut cuplikannya:

Kita sebagai guru harus sabar dan telaten tapi juga tegas dalam menghadapi segala tingkah laku siswa, sebisa mungkin kita harus menerapkan startegi dan metode pembelajaran yang efisien, asyik dan menyenangkan. Tidak lupa kita selalu memberikan nasehat-nasehat,wejangan-wejangan yang positif kepada siswa, agar mereka bisa lebih baik nantinya. Yang terpenting agar siswa memahami dengan materi apa yang kita sampaikan.23

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Dari seluruh data yang telah penulis kumpulkan dari lapangan dan telah penulis sajkan. Tahap selanjutnya yang akan penulis lakukan adalah analisis data. Data tersebut akan penulis analisis dengan analisis data induktif.

(19)

Tulungagung sudah di terapkan. Hal ini terlihat adanya usaha yang sungguh-sungguh dari pihak guru untuk mensuport siswanya agar lebih menyadari akan pentingnya ilmu Pendidikan Agama Islam, yang semuanya ditunjukkan dalam beberapa upaya, yaitu:

a. Melalui pengarahan

Dalam hal ini guru mengarahkan perhatian siswa pada perilaku atau contoh-contoh yang sebaiknya dicontoh. Dengan melakukan hal tersebut, guru akan membantu siswa untuk langsung menyelesaikan ragam masalah, mengungkapkan aneka gagasan atau menggunakan perangkat ataupun tujuan pembelajaran yang ingin diraih. Tingkah laku yang ditunjukkan setiap siswa pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka motivasi bukan hanya dapat menggerakkan siswa untuk beraktivitas, tetapi melalui motivasi juga, siswa akan

mengarahkan aktivitasnya secara bersungguh-sungguh untuk

mencapai tujuan tertentu. Kegiatan ini bertujuan memicu aspek efektifnya. Karena aspek efektif diperoleh melalui proses internalisasi yaitu suatu proses kearah pertumbuhan batiniah siswa, sehingga siswa SMKN 1 Bandung akan lebih menyadari akan artinya suatu nilai yang terkandung dalam suatu pengajaran agama.

Menurut Nana Syaodih Landasan Psikologi Proses pendidikan di

(20)

dengan segala potensi yang di milikinya merupakan bentuk motivasi

yang bagus”.24

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Psikologi belajar dan mengajar di katakan bahwa25

pengarahan dalam pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi siswa, karena pengarahan dan penjelasan yang baik dalam tujuan pembelajaran akan membuat siswa bersemangat dalam belajar.

b. Dengan diberikan nilai

Imbalan hasil belajar atau nilai adalah sesuatu yang diperoleh siswa sebagai konsekuensi dari upaya yang telah dilakukan, sehingga terjadinya perubahan perilaku pada yang bersangkutan baik perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Umumnya hasil belajar siswa itu ditunjukkan melalui nilai atau angka yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian proses evaluasi hasil belajar. Besar kecilnya nilai yang diberikan akan mempengaruhi kepuasan belajar siswa, dan setiap kepuasan yang ditimbulkan dari imbalan berupa nilai akan berpengaruh kepada besar kecilnya motivasi. Pada mata pelajaran yang ada kaitannya dengan membaca Al-Qur’an seperti menghafal di SMKN 1 Bandung, guru juga memberikan imbalan nilai. Dengan di berikannya nilai murid menjadi termotivasi

24 Nana Syaodih, sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pndidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosda karya, 2009), hal. 68

25 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

(21)

dan terdorong untuk belajar pendidikan agama Islam khususnya dalam hal membaca Al-Qur’an.

Menurut M. Ngalim purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan dikatakan bahwa26

Angka/nilai merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Dalam belajar di katakan juga bahwa27

banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga biasanya yang di kejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai yang baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

Dalam Buku Derektorat pembinaan perguruan tinggi agama islam 1980/1981 di katakan juga bahwa28

anak belajar bukan karena belajar itu berarti baginya melainkan mengharapkan sesuatu di balik kegiatan belajar itu misalnya nilai yang baik, hadiah, penghargaan atau menghindari hukuman atau celaan.

c. Dengan diberikan penghargaan.

Guru memberikan penghargaan, baik berupa hadiah dan pujian bagi siswa yang memiliki keunggulan prestasi baik dari aspek kognitif dan psikomotorik. Penghargaan itu adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi siswa yang berprestasi baik dalam

26

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1996), Hal. 125

27 Sardiman, Interaksi dan Motivasi...,hal. 92-94

28 Proyek pembinaan perguruan tinggi agama/iain di pusat, Derektorat pembinaan

(22)

belajar, maupun sikap perilaku. Penghargaan itu dilakukan oleh guru dengan cara bermacam-macam, diantaranya (1) guru mengangguk-anggukan kepala tanda senang dan membiarkan suatu jawaban yang diberikan oleh siswa, (2) guru memberikan kata-kata yang menggembirakan siswa (pujian), Pujian lebih efektif daripada hukuman, hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai hasil kerja yang telah dilakukan siswa. Oleh karena itu, memberikan pujian akan lebih efektif untuk membangkitkan motivasi belajar, (3) guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi siswa dan sebagainya.

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi dalam belajar di katakan bahwa29

apabila ada siswa yang sukses, yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu di berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcment yang positif dan sekaligus merupakan motivasiyang baik.

Menurut Nana Syaodih dalam bukunya Landasan Psikologi Proses Pendidikan di katakan bahwa30

pemberian penghargaan ini dapat bersifat positif karena dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan- kemampuan yang kreatif dan

semangat berkompetisi yang sehat, “pemberian penghargaan sebagai

upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa puji-pujian dan hadiah – hadiah im-material”.

29 Sardiman, Interaksi dan Motivasi...,hal. 92-94

30 Nana Syaodih, sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pndidikan, (Bandung: PT.

(23)

d. Diberlakukan penugasan yang sifatnya mendidik

Guna meningkatkan motivasi dan melatih rasa tanggungjawab siswa, guru memberikan penugasan kepada siswa. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang dibebankan oleh orang lain. Guru perlu mempertimbangkan pemberian tugas yang sesuai dengan minat siswa, sehingga siswa tidak merasa terpaksa untuk mengerjakannya. Minat khusus yang dimiliki siswa akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa manakala dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan dalam Pendidikan Agama Islam. Dalam kaitannya dengan penugasan ini, guru SMKN 1 Bandung memberikan tugas kepada siswa-siswanya guna memotivasi belajar siswa, di antaranya: mencari sumber materi dari internet, membentuk kelompok diskusi siswa, tugas untuk mengerjakan LKS, dan menghafal surat-surat pendek.

Menurut M. Ngalim purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan di katakan bahwa31

penugasan /membebani ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk mengahdapi ulangan.

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi dalam Belajar di katakan bahwa32

31 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1996), Hal.

(24)

para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

Dalam Buku Derektorat pembinaan perguruan tinggi agama islam 1980/1981 di katakan juga bahwa33

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat penting.

Dengan adanya berbagai bentuk upaya yang dilakukan di atas, dimaksudkan untuk memberi semangat pada siswa. Agar dapat menyentuh ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga tujuan dari pengajaran dapat tercapai.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan menunjukan bahwa aplikasi guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam sudah diterapkan. Upaya tersebut dilakukan untuk menambah semangat siswa untuk lebih giat belajar. Akan tetapi alangkah lebih baiknya apabila seorang guru menguasai karkteristik psikologi anak didik dan mengetahui latar belakang yang menyebabkan mereka malas maupun jenuh dalam belajar dan kurang termotivasi khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan adanya upaya dari guru untuk menumbuhkan motivasi dari siswa ini, maka secara

32

Sardiman, Interaksi dan Motivasi..., hal. 92-94

33 Proyek pembinaan perguruan tinggi agama/iain di pusat, Derektorat pembinaan

(25)

tidak langsung akan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya ilmu Pendidikan Agama Islam.

2. Temuan Tentang Kendala-kendala Yang dihadapai Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar PAI Di SMKN

1 Bandung Tulungagung

Setiap aktivitas dalam upaya mengembangkan dibidang keilmuan senantiasa dipengaruhi oleh kendala dan penghambat baik yang bercorak intrinsik maupun ekstrinsik. Demikian juga halnya dalam upaya menumbuhkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada anak, ada beberapa kendala atau penghambat yang dialami oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Bandung.

Adapun kendala yang di hadapi tersebut meliputi:

a. Jumlah siswa yang terlalu banyak. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas ini menyebabkan guru kesulitan dalam memberikan perhatian kepada setiap siswa. Sehingga siswa yang diluar pengawasan guru dapat beraktivitas diluar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, dan juga membuat suara-suara gaduh yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran.

(26)

dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, demikian juga sebaliknya jika sarana dan prasarana yang tidak lengkap, tentunya akan sangat menyulitkan dan mengganggu efektifitas kegiatan proses belajar mengajar.

c. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya ilmu Pendidikan Agama Islam. Kurangnya perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat disangkal setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas. d. Pendidikan Agama Islam tidak di UNAS-kan, dan kekhawatiran ketika

(27)

3. Temuan Tentang Apa Yang Di Lakukan Guru Pendidikan Agama

Islam dalam Mengatasi Hambatan Untuk Menumbuhkan Motivasi

Belajar PAI di SMKN 1 Bandung Tulungagung

Sebagai seorang guru sekaligus sebagai seorang pendidik, guru yang profesional harus mampu untuk mengatasi berbagai kendala-kendala, begitu juga di SMKN 1 Bandung Tulungagung guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kendala-kendala tersebut meliputi:

a. Untuk mengatasi keberadaan jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas, upaya yang dilakukan oleh guru adalah dengan sedikit mengeraskan suara dalam penyampaian pelajaran, memberi ketegasan pada siswa jika ramai, memberikan saran-saran dan pengarahan, merangkul siswa untuk berpartisipasi dalam menumbuhkan motivasi dalam hal Pendidikan gama Islam untuk saling menasehati.

b. Kekurangan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Bandung, misalnya tidak adanya masjid dan hanya ada mushola. Guru mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan sarana prasarana serta fasilitas yang ada dengan semaksimal mungkin guna menunjang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang baik, misalnya dengan memanfaatkan mushola yang ada untuk kegiatan-kegiatan ibadah dan kegiatan penunjang proses pembelajaran.

(28)

menjelaskan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan memberikan saran serta pengarahan pentingnya belajar materi Pendidikan Agama Islam bagi siswa sebagai penerus umat. Guru juga mengarahkan dan mengajak beberapa siswa yang memiliki pola fikir dewasa untuk memberikan motivasi kepada teman-temannya dan saling menasehati arti pentingnya belajar agama.

d. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam karena pelajaran tersebut tidak termasuk materi pelajaran UNAS. Guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk memotivasi siswa, bahwa tujuan utama dari belajar adalah bukan hanya untuk mencari nilai, tetapi tujuan utama dari sebuah proses belajar adalah untuk mencari ilmu sebagai penunjang kehidupan siswa baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menerapkan cara yang tepat dalam mengatasi kendala-kendala dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran PAI maka akan memperlancar tujuan guru dalam hal penyampaian pembelajaran pendidikan agama islam.

(29)

Gambar

Tabel 4.1 Data Guru SMKN 1 Bandung Tulungagung
Tabel 4.3 Data Siswa SMKN 1 Bandung Tulungagung

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu setiap siswa yang mendapatkan motivasi belajar baik itu dari ekstrinsik atau intrinsik itu memiliki semangat belajar yang bagus dan hasil belajar yang baik,

[r]

Skripsi ini bermanfaat bagi kepala SMKN 1 Bandung,sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka pembinaan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan

bahwa pendidikan Islam menjadi suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak umat manusia, karena : a) untuk menyelamatkan anak-anak di dalam tubuh umat manusia pada

Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan.. Filsafat

intrinsik dan ekstrinsik siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar. siswa di SMP Negeri 2 Sumbergempol yaitu kondisi siswa,

dengan materi pelajaran. b) Guru menggunakan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik untuk meningkatkan Motivasi siswa terhadap pelajaran yang disampaikan.. Apa saja faktor

Skripsi ini bermanfaat bagi kepala SMKN 1 Bandung,sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka pembinaan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan