Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah Peradapan Islam (SPI)
Oleh
Muhammad Rizal Nurdiansyah
NIM :A7.22.13.135
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan
muhammadiyah kecamatan babat kabupaten lamongan 1983-2010. Adapun fokus
penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana biografi KH.
Muchlis Sulaiman? (2) bagaiman sejarah dan perkembangan Muhammadiyah
kecamatan Babat? (3) Bagaimana peran KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan
Muhammadiyah di Kecamatan Babat?.
Penulisan Skripsi ini disusun dengan menggunakan pendekatan historis
yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Adapun metode penulisan sejarah yang digunakan penulis adalah dengan
mengunakan beberapa langkah yaitu metode historis, dengan mengumpulkan
arsip-arsip yang terkait dengan pembahasan yang ditujukan, verifikasi (kritik
terhadap sumber), penafsiran serta bagaiman cara penulisan sejaranya. Teori yang
diambil dari penelitian ini adalah teori kepemimpinan kharismatik dari Max
Weber yaitu peoses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu
kelompok atau usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
ABSTRACT
This thesis is titled struggle KH. Muchlis Sulaiman in promoting the
Muhammadiyah sub-district of Babat regency lamongan 1983-2010. The focus of
the research discussed in this thesis is (1) how the biography of KH. Muchlis
Sulaiman (2) how the history and the development of Muhammadiyah subdistrict
Babat (3) How the role of KH. Muchlis Sulaiman in advancing Muhammadiyah
subdistrict Babat
Writing this thesis prepared by using historical approach used to describe
events that occurred in the past. The historical writing method used by the author
is to use some of the steps of historical method, by collecting archives related to
the intended discussion, verification (criticism of the source), interpretation and
how the way of writing sejaranya. The theory taken from this research is the
theory of charismatic leadership of Max Weber that peoses affect the activities
organized in a group or business to achieve a predetermined goal.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
PERNYATAAN KEASLIAN... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv
TRANSLITERASI...v
MOTTO ...vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ...xi
DAFTAR ISI... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Kegunaan Penelitian ...8
E. Pendekatan dan Kerangka Teoritis ...8
F. Penelitian Terdahulu ...11
G. Metode Penelitian ...14
H. Sistematika Penulisan ...18
B. Pendidikan KH. Muchlis Sulaiman ...24
C. Karir KH. Muchlis Sulaiman...27
BAB III: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI
KECAMATAN BABAT
A. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Babat ..29
B. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Perkembangan
Muhammadiyah Babat ...34
C. Perkembangan Muhammadiyah Babat ...36
1. Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Babat ...36
a. Pendidikan ...37
b. Rumah Sakit...42
c. Panti Asuhan...45
d. Bidang Tablig dan Dakwah Khusus ...48
e. Bidang Ekonomi dan Keuangan ...50
2. Anggota Muhammadiyah Cabang Babat ...52
BAB IV: PERAN KH. MUCHLIS SULAIMAN DALAM MEMAJUKAN
MUHAMMADIYAH BABAT TAHUN 1983-2010
A. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Mengembangkan
Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat...55
B. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Pendidikan Agama
Masyarakat ...61
1.
Pembentukan Majlis Ta’lim
...63
2. Kegiatan Pengkajian Kitab disetiap cabang
Muhammadiyah ...64
C. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Organisasi
Muhammadiyah ...64
B. Saran ...67
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum munculnya gerakan modern Islam di Indonesia, umat
Islam Indonesia telah menghadapi berbagai permasalahan di segala
bidang. Dalam bidang pendidikan, umat Islam dihadapkan dengan
dualisme sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan sekolah yang bersifat
sekuler yang dikelola oleh pemerintahan colonial Belanda, dan sistem
pendidikan pesantren yang masih bersifat tradisional.
1Dari sistem tersebut
masih perlu penyempurnaan baik isi maupun pengelolanya.
Dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan agama Islam di
Indonesia, Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan
sosio-religius.
2Hal ini cukup beralasan, karena Muhammadiyah sangat
berperan penting dalam perubahan kehidupan sosial keagamaan.
Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, pada November 1912, dengan
diprakarsai oleh KH. Ahmad Dahlan.
3Perkembangan Muhammadiyah selanjutnya melebarkan sayap
dengan cara membuat cabang di luar Yogyakarta. Dimualai pada 16
Agustus 1920, setelah disahkan oleh pemerintahan Belanda, salah satunya
yaitu cabang Muhammadiyah di Surabaya yang resmi berdiri pada tanggal
1
Karel A. Steenbrink,Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke 19(Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984), 159.
2Achmad Jauhari,Ideologi Kaum Reformis(Surabaya: LPAM, 2002), 147. 3
1 November 1921 dan Mas Mansyur terpilih sebagai ketua pertama dan
dibantu oleh Kyai Usman, H. Asyhari Rawi, dan H. Ismail.
4Sedangkan di Lamongan Muhammadiyah lahir sekitar tahun 1926
yang dibawa oleh H. Sa’dullah dan dibantu oleh seorang muslimah yang
bernama Zainab atau lebih dikenal dengan sebutan “Siti Lambah”,
tepatnya didesa Blimbing kecamatan Paciran. Mereka berdua merupakan
tokoh yang berpengaruh dalam memperjuangkan Muhammadiyah di
wilayah Lamongan.
5Seperti halnya tipe proses penyebaran pengaruh Muhammadiyah di
lain daerah yang kebanyakan dibawa oleh kaum pedagang, guru, pegawai
pemerintah, dan muncul dari komunitas perkotaan, Muhammadiyah di
Lamongan juga demikian. Akan tetapi ada satu hal yang menarik untuk
dicatat bahwa Muhammadiyah di Lamongan lahir dari komunitas
pedesaan hingga berkembang ke perkotaan.
Babat merupaka sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten
Lamongan akan tetapi memiliki tempat yang strategis untuk bidang
perdagangan. Letaknya berbatasan langasung dengan Kabupaten Tuban di
sebelah utara, Kabupaten Bojonegoro di sebelah barat dan menjadi jalan
utama menuju Kabupaten Jombang. Sedangkan lahirnya Muhammadiyah
di Babat sekitar tahun 1952, pada tanggal 7 Februari 1953,
Muhammadiyah Babat mengajukan permohonan kepada Pengurus
4Tim Penulis,Menembus Benteng Tradisi : Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1921-2004
(Surabaya : Hikmah Press, 2004), 46-50. 5
Muhammadiyah Cabang Lamongan untuk diakui sebagai Ranting. Pada
tanggal 15 Januari 1955 mendapat pengakuan secara sah menjadi Ranting
Muhammadiyah Babat. Pada tahun 1959 Muhammadiyah Babat
mendirikan poliklinik dengan menepati rumah Bapak Nurkasan. Seiring
dengan perkembangan yang sangat pesat Ranting Babat mengajukan
permintaan untuk menjadi Cabang Muhammadiyah Babat, 9 Desember
1961 diakui menjadi Cabang Muhammadiyah atas persetujuan Pimpinan
Muhammadiyah
Daerah
Bojonegoro
dan
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah.
6Selanjutnya pada tahun 1973 Muhammadiyah Babat mendirikan
sekolah SMA yang menepati rumah Pak Nurkasan, kemudian pada tahun
1978 berdiri sekolah SD Muhammadiyah yang berada di Jalan Rumah
Sakit Babat. Pada tahun 1981, KH Muchlis Sulaiman mulai merintis
dakwah Muhammadiyah di Babat dengan mendirikan Pondok Pesantren
Muhammadiyah. Dengan adanya Pesantren tersebut, maka tonggak awal
perkembangan Muhammadiyah di Babat mulai tampak.
7Bicara masalah pola kepemimpinan banyak ditentukan oleh
kualitas pribadi, karena tokoh atau pemimpin tersebut lebih banyak tatap
muka dan interaksi dengan masyarakat. Selain itu juga banyak faktor lain
misalnya karena keshalehan, kejujuran jiwa, pengorbanan dan
pengalamannya.
8KH Muchlis Sulaiman adalah tokoh, pengasuh dan
6
Kholik (Catatan Pribadi),Sejarah Singkat Muhammadiyah cabang Babat.2
7
Ibid,. 3. 8
pendiri pondok pesantren Muhammadiyah Babat. Beliau memiliki kreteria
pemimpin yang mampu menjawab situasi di mana kondisi masyarakat
pada saat itu sangat minim kesadaran dalam beragama. Beliau sangat
berperan terhadap perkembangan Muhammadiyah di Babat. Sejak
Muhammadiyah di pimpin KH. Muchlis Sulaiman perkembangan
Muhammadiyah di Babat sangat pesat dimualai, dari pendidikan pesantren
dan sekolah, hingga di bidang kesehatan, seperti rawat jalan, rawat inap,
UGD, dan lain-lain.
KH. Muchlis Sulaiman berasal dari desa Sedayu Kecamatan
Brondong. Anak dari seorang ulama desa yang mempunyai karomah.
Beliau lahir pada 22-07-1951.
9Setelah lulus dari Mualimin Yogyakarta
beliau pulang ke kampung halaman akan tetapi kemudian ia diminta oleh
H. Muntholib untuk membantu berdakwah di Babat.
Pada 1975 menikah dengan Siti Wahyuni dan karuniai enam anak,
setelah itu beliau membangun Pesantren yang telah siapkan lahannya oleh
mertuannya. Pondok Pesantren diresmikan oleh KH. AR. Fachruddin
(Ketua PP Muhammadiyah) pada 18 November 1982.
10KH Muchlis Sulaiman, sejak itu dikenal sebagai tokoh pengerakan
Muhammadiyah Babat, dan perjuangannya yang aktif sebagai sebagai
Pimpinan harian PD Muhammadiyah Lamongan sejak 1983-2010 dan di
PCM Babat menjabat sebagai wakil ketua tahun 1978-1986. Di lain sisi
KH Muchlis Sulaiman juga menjadi anggota DPRD II lamongan tahun
9
Lihat KTP KH Muchlis Sulaiman.
10Suara Muhammadiyah, “Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Langsungkan Akhirusanah
1995 dari partai PPP dan aktif sebagai anggota partai sejak
1985-2010.
11Beliau juga aktif dalam berdakwah. Setiap minggunya mengisi di
internal PCM Babat dengan kajian kontemporer, selain itu beliau juga
mengisi di PCM lain seperti di Kedungpring, Deket dengan kajian Tafsir
Al-Qur’an, di
Pucuk dengan
Bulugul Maram.
Selain itu beliau juga ahli
dalam
Nahwu-Shorof, bahkan juga Hafid Al-Qur’an dengan itu beliau
dalam mengisi kajian disetiap tempat jarang membawa kitab atau
Al-Qur’an.
12Beliau juga aktif di kepengurusan harian PDM Lamongan
sebagai ketua Majlis Tarjih dan katua PCM Babat.
Perkembangan Muhammadiyah Babat sangat pesat setelah
berkembangnya amal usaha Muhammadiyah seperti di
bidang
pendidikan, dakwah, sosial, dan lain sebagainya. PCM Babat menaungi
lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai sekolah menengah
atas sederajat, yaitu: MIM/SDM sebanyak 7, Mts sederajad 2, dan SMA
sederajat 2. Di bidang dakwah PCM Babat menaungi 18 masjid, 21
Musholla, satu pondok pesantren, dan juga panti asuhan. Di bidang
kesehatan PCM juga mempunyai balai pengobatan (Rumah Sakit), di
bidang dakwah setiap hari jumat ada sistem khotbah dari perwakilan
11
Ali Ahmadi,Wawancara, Babat, 31 Maret 2017.
12
PCM disetiap ranting desa, dan juga ada pelatihan guru TPQ di gedung
dakwah PCM Babat setiap hari sabtu-minggu.
13Penelitian ini menarik, karena membahas perjuangan seorang
tokoh dalam mengembangkan Muhammadiyah disuatu tempat mulai dari
awal hingga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada penelitian
ini, penulis ingin memusatkan perhatian dan memfokuskan pembahasan
pada
“Perjuangan
KH
Muchlis
Sulaiman
dalam
memajukan
Muhammadiya di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
tahun1983-2010”. Alasan penulis memberikan batasan terkait waktu ini karena pada
tahun 1983 mulainya KH Muchlis Sulaiman mulai merintis dalam
memajukan Muhammadiyah di Babat, semakin berkembang hingga
mencapai keemasaanya pada tahun 1990an. Untuk itu dalam penelitian
skripsi kali ini saya ingin menjelaskan tentang peran KH Muchlis
Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul mengenai perjuangan KH Muchlis Sulaiman
dalam memajukan Muhammadiya di Kecamatan Babat Kabupaten
Lamongan tahun 1983-2010, maka penulis menetapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi KH Muchlis Sulaiman?
13
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di Kecamatan
Babat?
3. Bagaimana peran KH Muchlis Sulaiman dalam memajukan
Muhammadiyah di Kecamatan Babat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin penulis
sampaikan, yaitu:
1. Untuk mengetahui biografi KH Muchlis Sulaiman.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di
Kecamatan Babat.
3. Untuk mengetahui peran KH Muchlis Suliaman dalam memajukan
Muhammadiyah di Kecamatan Babat.
D. Kegunaan Penelitian
Mengenai kegunaan penelitian tentang peran KH. Muchlis
Sulaiman dalam memejukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat
Lamongan sebagai berikut:
1.
Agar dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmiah, baik dalam
bidang pendidikan maupun sosial
E. Pendekatan dan Kerangka teori
Dalam pendekatan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
historis.
14Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan penjelasan secara
deskriptif dan analisis tentang peran KH. Muklis Sulaiman dalam
memajukan Muhammadiyah, disamping menjelaskan biografi KH.
Muchlis Sulaiman, termasuk juga awal perkembangan Muhammadiyah di
Babat, dakwah, pendidikan dan sosial budaya.
Menginggat penulisan penelitian ini membicarakan tentang
peranan seorang tokoh ulama dalam hal ini KH. Muchlis Sulaiman, maka
akan digunakan konsep
teori kepemimpinan kharismatik
dari Max Weber.
Karena posisi Kiai adalah figur teladan dan rujukan dalam menyelesaikan
persoalan keagamaan. Kiai juga adalah panutan para santrinya dan
masyarakat sekitar. Ini merupakan posisi strategis dan berperan besar pada
pengembangan masyarakat.
Dalam hal ini, menurut Max Weber kepemimpinan kharismatik itu
diyakini sebagai kepemimpinan yang dibagun atas landasan keyakinan
orang-orang akan kesakralan sang pemimpin yang tidak boleh
dipertanyakan. Termasuk yang diyakini dalam kesakralan itu adalah
kemampuan
sang
pemimpin
mengetahui
segala-galanya
atas
perikehidupan dari mereka yang dipimpin, sehingga ia sangat disegani dan
dihargai oleh masyarakat.
1514Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1993), 120.
Dalam sosiologi, kata elite lazim didefinisikan sebagai anggota
suatu kelompok kecil dalam masyarakat yang tergolong disegani,
dihormati, kaya seperti berkuasa, strata, memiliki kemampuan
mengendalikan aktifitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi
proses pengambilan keputusan-keputusan penting. Itulah sebabnya, mudah
dimengerti apabila dalam banyak hal kelompok elite tidak hanya
ditempatkan sebagai ppemberi legitimasi, tetapi lebih dari itu mereka
adalah penutan sikap dan acuan tindakan, serta senantiasa diharapkan
dapat berbuat nyata bagi kepentingan bersama.
16Seperti pokok pikiran Vilfredo Pareto adalah bahwa orang dalam
kodratnya sesungguhnya bukan hanya berbeda secara fisik, melainkan juga
secara intelektual. Kata Pareto, dalam semua lingkungan atau aktifitas
kehidupan (ekonomi, politik, pendidikan, kesenian dsb) selalu ditemukan
sejumlah orang yang memiliki kepandaian dan kemampuan istimewa.
Mereka bukan hanya memiliki motivasi tinggi dalam usaha mengajar
dalam mencapai kebutuhan hidup, melaikan juga pandai sekali membaca
situasi serta sangat cermat menganti situasi keadaan. Pareto berpandangan
bahwa elite politik merupan unsur yang selalu ada di dalam masyarakat,
tentu masyarakat tanpa kelas seperti gagasan Karl Marx tidak akan pernah
terwujud.
Definisi elite politik ditegaskan kembali oleh Subakti, dimana elite
politik dalam hubungannya dengan keputusan kolektif melalui utusan
16
sebagai sekelompok kecil orang yang berpengaruh besar dalam perbuatan
dan pelaksanaan keputusan.
17Peran elite Kiai menjadi sangat signifikan
sebagai
institutional builder
atau pendorong pengembangan institusi
politik dengan aktifitas yang terkonsentrasi pada sistem internal partai.
Kekuasaan dan sumber berkuasa yang melekat pada diri seorang
elite Kiai akan menjadi baik jika transformasi sebagai kekuatan institusi
yang pada gilirannya menjadi sarana percepatan demokratisasi di atas
Nasional maupun di atas lokal melalui implementasi otonomi daerah.
18Dengan kelebihan mobilitas dan kemampuan agama yang dimiliki, figur
Kiai diharapkan dapat memberikan perubahan pada organisasi
pemerintahan yang selama ini dinilai tidak berhasil dan mengecewakan.
Asumsi ini dapat dipakai pada kepemimpinan KH. Muchlis Sulaiman,
terutama perannya dalam memajukan Muhammadiyah dari tahun
1983-2010.
F. Penelitian Terdahulu
Penulisan yang hampir sama dengan skripsi yang di bahas tentang
perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di
Babat tahun 1983-2010, ada beberapa karya tulis yang terkait dengan tema
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Sumartini,
Perkembangan Muhammadiyah di Desa Tanggungan Pucuk
Lamongan tahun 1965-1995
(tinjauan historis) (Skripsi: Fakultas Adab
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan Ampel, 2004).
17
Dalam
skripsi
ini
menekankan
kepada
sejarah
masuknya
Muhammadiyah dan perkembangannya di desa Tanggungan Pucuk
Lamongan.
2. Mudaya,
Aktifitas Muhammadiyah kec. Brondong Kab. Lamongan pada
tahun 1996
(Skripsi: Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan
Islam, IAIN Sunan Ampel, 2005). Dalam skripsi ini menekankan pada
sejarah lahirnya Muhammadiyah didesa Brengkok Kec. Brondong Kab.
Lamongan.
3. Yuni Istiqomah,
Komunitas Muhammadiyah di Desa Penatar Sewu
Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo 1973-2003 (studi historis)
(Skripsi:
Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan
Ampel, 2003). Dalam skripsi tersebut menekankan pada asal-usul dan
perkembangan komunitas Muhammadiyah di desa Tanggulangin
Sidoarjo.
5. Luluk Hidayati,
Studi Deskripsi Usaha Muhammadiyah Dalam
Pemurnian Islam Tahun 1980-1985 di Lamongan
(Skripsi: Fakultas
Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan Ampel,
2001). Dalam skripsi ini menekankan pada lahirnya Muhammadiyah
dan usahanya dalam pemurnian Islam di Lamongan.
6. Antini,
Peran
KH
Abdul
Fatah
dalam
Mengembangkan
Muhammadiyah di Lamongan tahun 1990-2000.
(Skripsi: Fakultas
Adab Jurusan Sejarah dan Peradapan Islam, UIN Sunan Ampel, 2013),
Dalam skripsi ini membahas tentang biografi dan peran KH Abdul
Fatah dalam mengembangkan muhammadiytah di Lamongan dan
Perannya dalam Pondok Pesantren Al Mizan Lamongan.
7. Maskun Tamami,
Gerakan Muhammadiyah di Desa Sepanjang
Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013, (Skripsi: Fakultas
Adab Jurusan Sejarah dan Peradapan Islam, UIN Sunan Ampel, 2013),
dalam skripsi ini membahas tentang keadaan masyarakat desa
sepanjamh Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo sebelum datangnya
Muhammadiyah, perkembangan Muhammadiyah mulai dari sejarah
masuknya Muhammadiyah di Desa Sepanjang, dan perkembangan amal
usaha Muhammadiyah Ranting Sepanjang.
8. Hamam Nasrudin,
Peran KH. Abdurahman Syamsuri dalam
Mengembangkan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem
Paciran Lamongan 1948-1997, (Skripsi: Fakultas Adab Jurusan Sejarah
membahas tentang biografi KH. Abdurraahman Syamsuri mulai dari
latar keluarga hingga karir pendidikan, dan membahas tentang pondok
Muhammadiyah Karangasem mulai dari awal perintisan pondok hingga
perkembangan, dan membahas tentang peran dan perjuangan KH.
Abdurrahman
dalam
mengembangkan
podok
pesantren
Muhammadiyah Karangasem Paciran mulai tahun 1948 hingga 1997.
Dari penelitian buku-buku dan skripsi yang telah ada, belum ada
yang membahas tentang perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam
memajukan Muhammadiyah di Babat.maka dari itu penulis ingin meneliti
tentang perjuangan KH. Muchlis Sulaiman.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian sejarah.
19Atau disebut juga dengan metode sejarah yang berarti
berjalan, cara atau petunjuk teknis dalam melakukan proses penelitian.
Metode sejarah dalam pengertian umum adalah suatu permasalahan
dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari pandangan historis.
20Dalam melakukan penelitian ilmiah, metode mempunyai peran
yang sangat penting. Oleh karena itu penulis menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif analisis, yaitu memberikan
gambaran dan menganalisis mengenai individu, keadaan, gejala, atau
19
Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial,
kelompok tertentu.
21Selain itu juga menggunakan metode penelitian
komparatif analisis, yang mana dalam metode ini penulis mengumpulkan
data dari semuakejadian untuk mencari secara mendasar tentang sebab
akibat dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
munculnya suatu fenomena tertentu.
Dalam hal ini penulisan melakukan sebuah penelusuran buku atau
kepustakaan untuk mengetahui dan mengidentifikasi dari berbagai sumber
untuk menghasilkan suatu gambaran jelas mengenai sejarah berdirinya
serta perkembangannya dari masa kemasa. Selain itu akan menganalisa
pemikiran serta ide atau gagasan yang diusung oleh KH. Muchlis
Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di Babat.
Langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Heuristik
Pada tahap heuristik ini yang dilakukan oleh peneliti
mengumpukan data atau sumber sejarah. Data yang digunakan
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis.
22Sumber data yang tertulis meliputi foto arsip, surat, dan data yang
berhubungan dengan KH. Muchlis Sulaiman yang berada dirumah
beliau dan di arsip di gedung dakwah Muhammadiyah Babat.
Adapun pada penelitian ini, sumber yang digunakan dibagi dalam
dua kategori, yakni:
a. Sumber Primer
21Koentjaraningrat,Metode-metode Penelitian Masyarakat(Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1990),35.
Dalam penelitian ini sumber primer, yakni data yang paling
poko atau utama sebagai sumber pengungat sejarah tanpa ada
sumber ini maka perlu dipertanyakan lagi keautentikan sejarah
tersebut. Hal ini peneliti mengumpulkan beberapa sumber utama:
1) Arsip mengenai identitas KH. Muchlis Sulaiman.
2) Arsip mengenai kepengurusan di Muhammadiyah Babat
tahun 1983-2010 yang ada di PCM Babat.
3) Arsip amal usaha Muhammadiyah Babat yang ada di PCM
Babat.
4) Arsip SK Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur
tahun 1977
5) Arsip SK Pengurus Muhammadiyah Cabang Lamongan,
Ranting Babat tahun 1955
6) Arsip SK Pimpinan Muhammadiyah Daerah Bojonegoro,
Cabang Muhammadiyah Babat tahun 1961
7) Arsip Amal Usaha Muhammadiyah Babat tahun 2000
8) Buku Panduan Musyawarah Cabang Muhammadiyah Babat
tahun 2005-2010
b. Sumber Sekunder
dengan keluarga atau orang yang mengetahui semasa dengan KH
Muchlis Sulaiman.
2. Kritik Sumber
Setelah sumber-sumber ditemukan, maka sumber-suber itu diisi
dengan kritik yaitu suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang
dibutuhkan guna mengadakan penulisan sejarah.
23dalam prosesmetode
sejarah terdapat dua konsep kritik terhadap sumber yaitu: peneliti
melakukan kritik intern terhadap sumber. Selanjutnya melakukan
kritik ekstern yang dilakukan peneliti untuk menunjang nilai
keabsahan data yang diperoleh dengan dokumen lain yang berikan
tentang KH. Muchlis Sulaiman pada tahun 1983-2010.
3. Interpretasi
Dalam hal ini, data yang terkumpul dibandingkan kemudian
disimpulkan. Penafsiran terhadap data, dilakukan supaya dapat
mengetahui keaslian naskah dan kesusuain dengan naskah yang
diteliti.
Melihat dari data yang penulis peroleh dari data sejarah dan
waawancara, terdapat perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam
memajukan Muhammadiyah di Babat, mulai dari perannya dalam
kepengurusan Muhammadiya Cabang Babat maupun kepengurusan
Daerah Lamongan. Serta perannya dibidang pendidikan dimulai dari
mendirikan pesantren hingga mengembangkan masyarakat sekitar
dengan kajian-kajian agama.
4. Historiografi
Pada tahap ini merupakan bentuk penulisan, pemaparan atau
pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian
sejarah yang menentukan aspek kronologis (penyusunan kejadian
yang dari awal biografi KH. Muchlis Sulaiman, perkembangan
Muhammadiyah diBabat hingga peranan KH. Muchlis Sulaiman
dalam memajukan Muhammadiyah di Babat)
H. Sistemtika Pembahasan
Sistemakita penulisan dalam penelitian ini disusun dengan tujuan
untuk mempermudah pemahaman terhadap “Perjuangan KH. Muchlis
Sulaiman dalam Memajukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010”, sehingga dapat menghasilkan
pembahasan yang sistematis. Penulisan penelitian ini terbagi dalam lima
bab dan didalam setiap bab terbagi menjadi beberapa sub bab. Pembagian
ini berdasarkan atas pertimbangan adanya permasalahan-permasalahan
yang perlu diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang berbeda. Adapun
sistematika pembahasan secara terperinci yang penulis pergunakan adalah
sebagai berikut:
Bab II berisi mengenai Biografi KH. Muchlis Sulaiman mulai dari
pendidikan, kepribadian dan kehidupannya dalam berkeluarga dan karya
sampai karir beliu baik dalam Muhammadiyah maupun dalam politik.
Bab III berisi tentang sejarah dan perkembangan Muhammadiyah
di Kecamatan Babat mulai dari awal perkembangan hingga mengalami
perkembangan yang sangat pesat, menjelaskan para tokoh yang berperan
dalam perkembangan muhammadiyah babat, membahas tentang lembaga
yang dinaungi oleh Muhammadiyah, membahas tentang amal usaha
Muhammadiyah mulai dari pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, sarana
dan prasarana hingga anggota muhammadiyah babat.
Bab IV berisi tentang peran KH. Muchlis Sulaiman dalam
memajukan Muahmmadiyah di babat, perannya dibidang pendidikan baik
pondok pesantren maupun majlis taklim yang dikembangkannya , dan
peran beliau dalam organisasi muhammadiyah baik di PCM Babat maupun
di PDM Lamongan.
BAB II
BIOGRAFI KH MUCHLIS SULAIMAN
A. Latar Keluarga KH. Muchlis Sulaiman
Pada umumnya, seorang Kiai itu merupakan keturunan dari
seorang Kiai baik itu keturunan dekat maupun keturunan jauh. Dari unsur
keturunan itu, manusia dapat mencapai derajat yang lebih tinggi dan
menjadi individu yang disegani, begitulah yang terjadi pada sosok KH
Muchlis Sulaiman yang memiliki keturunan Kiai kampung (Sedayu
Brondong Kabupaten Lamongan) yang mengisi pengajian
dilanggar-langgar desanya.
KH. Muchlis Sulaiman adalah Kiai sekaligus Ulama dari Desa
Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Beliau juga pendiri dan
pengasuh pondok pesantren Muhammadiyah Babat. Beliau dikenal oleh
masyarakat sebagai orang yang alim, tawadhu’, dan bersahaja.
Kepribadian yang tercermin dari kepribadian inilah yang membuat beliau
menjadi sosok Kiai yang dita’dzimi oleh orang yang pernah bertemu
dengannya.
24KH. Muchlis Sulaiman lahir pada tanggal 22 Juli 1951 di desa
Sedayu Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.
25Ayahnya bernama
Sulaiman, Kiai kampung yang tidak mempunyai pesantren kecuali hanya
24
Ali Ahmadi,Wawancara, Babat,31 Maret 2017.
25
sebuah langgar yang menjadi tempat pengajian. Beliau sering mengisi
pengajian di desa-desa sekitar dan diklaim banyak orang memiliki sebuah
Karomah. Dari didikan ayahnya, KH. Muchlis Sulaiman mengenal dan
belajar tentang ilmu agama. Setelah menginjak remaja, KH. Muchlis
Sulaiman melanjutkan pendidikannya di Mualimin Yogyakarta.
26Sepulang dari Mualimin, beliau diminta oleh H. Muntholib untuk
berda’wah di daerah Babat. Dalam da’wahnya beliau dikenal sebagai ahli
tafsir Alquran dan sekaligus hafizd. Setiap pengajian atau mengisi acara
keagamaan beliau jarang membawa Alquran. Selain itu beliau juga ahli di
bidang Nahwu Shorof.
27Tahun 1975, KH. Muchlis Sulaiman menikah dengan Siti Wahyuni
putri dari bapak Yasin dan dikaruniai tujuh anak yaitu Hanif Nabawi,
Nuha Nabawi, Burhan Ahmadi, Ali Ahmadi, Ziadah, Fattimah Ummu
Abdillah, dan anak yang terakhir meninggal dunia.
28Setelah menikah pada
tahun 1975,
KH. Muchlis Sulaiman mulai merintis kegiatan belajar
mengajar dengan mendirikan pondok pesantren yang dibantu mertuanya
H. Yasin dalam menyiapkan lahan untuk membangun pondok pesantren.
Pada
tanggal
18
November
1982,
Pondok
pesantren
Muhammadiyah Babat diresmikan oleh KH. AR. Fachruddin (Ketua PP
26
Ali Ahmadi,Wawancara, Babat (31 Maret 2017)
27
Ibid.
28
Muhammadiyah).
29Kebanyakan santri berasal dari daerah pesisir
Lamongan dan sekitarnya yang sekaligus bersekolah di Babat. Pada saat
itu bisa dikatakan bahwa Babat sebagai daerah yang sudah maju di
wilayah Kabupaten Lamongan.
Di sisi lain, KH. Muchlis Sulaiman juga aktif dalam kepengurusan
Muhammadiyah baik di PCM Babat maupun di PDM Lamongan. Beliau
pernah menjadi wakil ketua PCM Babat periode IV tahun 1978-1984 dan
periode V tahun 1984-1986, sedangkan di PDM Lamongan beliau
menjabat sebagai ketua Majlis Tarjih pada masa jabatan A. Zuhri tahun
1976-1977, dan masa jabatan KH. Abdul Rahman Syamsuri tahun
1977-1986 dan 1977-1986-1990. Selanjutnya,beliau terpilih sebagai anggota DPRD II
Lamongan dari partai PPP mulai tahun 1985-1995.
KH. Muchlis Sulaiman dalam kesehariannya termasuk orang yang
ramah, suka menolong, keilmuannya tinggi dan dihormati orang, setiap
harinya beliau mengajar mengaji pada setelah subuh dan setelah maghrib.
Kitab yang digunakan Bulugul Maram, Tafsir Alquran, dan Kitab-kitab
tentang Nahwu Shorof. Dalam pengajarannya, beliau menekankan pada
pemahaman tentang Alquran dan ilmu alatnya (Nahwu Shorof).
Dalam keluarga, sosok KH. Muchlis Sulaiman dipandang sebagai
bapak dan guru oleh anak-anaknya. Selain menyuruh, beliau juga memberi
contoh bukan sekedar menyuruh saja. Bukan hanya sosok bapak yang
29Suara Muhammadiyah, “Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Langsungkan Akhirusanah”,
ditampilkan akan tetapi menjadi suritauladan bagi anak-anaknya. Dalam
kehidupan sehari-hari, beliau sering rapat sebagai wakil rakyat. Disela-sela
rapat masih bisa memenuhi undangan pengajian, baik PCM maupun yang
lain. Di waktu yang sesibuk itu, KH. Muchlis Sulaiman setiap harinya
masih menjaga hafalannya, baik Alquran maupun Hadits, dengan cara
membaca dan menghafalkannya.
Menurut Ali Ahmadi, sebagi bapak beliau sangat sederhana dan
menjadi panutan bagi keluarga. Yang ingin diwujudkan oleh bapak dan
belum tercapai sampai sekarang ialah membuat pondok pesantren
sekaligus ada sekolah.
30Pada tanggal 18 Okrober 2013, KH. Muchlis Sulaiman meninggal
dunia, pada saat itu beliau baru saja mengisi pengajian di Kedungpring.
Beliau dimakamkan di desa Pekalongan Kelurahan Banaran kecamatan
Babat. Suasana duka, sedih dan tangis meyelimuti kediaman beliau dan
keluarga besar Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat dan PCM Babat
serta masyarakat pada umumnya. Sosok yang dikagumi kini telah pergi
untuk selama-lamanya. Meskipun demikian, KH. Muchlis Sulaiman akan
senatiasa ada di hati para santri dan menjadi panutan para santri yang
pernah belajar dengan beliau. Segala tingkah laku yang belaiu cerminkan
dalam kehidupan sehari-hari patut dijadikan inspirasi bagi setiap orang
yang pernah mengenalnya. KH. Muchlis Sulaiman adalah sosok suri
tauladan yang baik dan menginspirasi baik bagi keluarga besarnya, santri
30
Pondok Muhammadiyah Babat, dan bagi masyarakat Muhammadiyah
Babat pada umumnya.
B. Pendidikan KH. Muchlis Sulaiman
Pendidikan adalah faktor dominan sebagai bentuk pribadi
seseorang. Dengan pendidikan yang baik maka akan tumbuh pribadi yang
baik pula. Pendidikan yang dilalui oleh seseorang akan mempengaruhi
kepribadian orang tersebut. Seorang anak kecil akan melalui pembelajaran
dari orang tuanya dulu setelah menginjak masa kanak-kanak dan remaja
mereka akan belajar banyak hal dari orang tua, lingkungan masyarakat,
dan belajar pula dengan seorang guru.
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan jalur pendidikan
yang signifikan karena keluarga merupakan tempat pertama untuk
pertumbuhan anak, di mana anak mendapat pengaruh dari
anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam
pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia
pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri
anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah
sesudahnya.
31Sebagaimana yang disebutkan di atas KH. Muchlis Sulaiman sejak
kecil di didik langsung oleh orang tuannya, Kiai Sulaiman. Mulai dari
membaca Al-Qur’an sampai
ilmu agama, terutama bagaimana Islam
mengatur kehidupan sehari-hari manusia. Hal ini berkaitan dengan ajaran
31
kemanusiaan, moral, dan budipekerti. Pada awal pendidikannya KH.
Muchlis Sulaiman bersekolah di Madrasah Paciran Lamongan, selanjutnya
melanjutkan pendidikan di SMP di Bangil Pasuruan setelah lulus dari SMP
KH. Muchlis Sulaiman melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah dan
mondok di pondok pesantren di daerah Kertosono Nganjuk.
32Selanjutnya, KH. Muchlis Sulaiman semakin menunjukkan minat
belajar agama yang tinggi. Kehausan beliau tentang ilmu agama
mengantarkan beliau melanjutkan belajar di Madrasah Muallimin
Yogyakarta pada tahun 1966.
33Awal munculnya, Madrasah Muallimin
Muhammadiyah didirikan untuk menampung para anak muda yang
mempunyai bakat dan minat dalam mempelajari agama Islam. Pesantren
ini mengadopsi sistem dan metode pendidikan modern. Muallimin ini
mencetak para cendikiawan muda, mubaligh, guru, dan pemimpin
Muhammadiyah, Awalnya pesantren ini lebih mirip pesantren.
34Dalam kesehariannya KH. Muchlis Sulaiman mempelajari ilmu
Al-Qur’an (membaca, menerjemah, dan tafsir), hadis, Fiqih, maupun ilmu
tentang kepemimpinan. Dalam hal ini yang menjadi keunggulan santri
Muallimin ialah ahli dan mahir dalam berdebat, bernegosiasi,
public
speaking, kultum, mengaji, khutbah, kepemimpinan dan lain-lain.
Dalam perkembangannya KH. Muchlis Sulaiman ditempa di
Pesantren ini untuk menjadi cendikiawan muda Muhammadiyah yang
32
Ali Ahmadi,Wawancara, Babat 9 Juni 2017.
33
Ibid.
34
diproyeksikan menjadi kader Muhammadiyah di Kampung halamannya,
sepertinya halnya KH. Muchlis sulaiman selepas lulus dari Muallimin
pada tahun 1970 langsung berdakwah di desa Brondong akan tetapi tidak
berlangsung lama beliau diminta oleh H. Muntholib untuk membantu
berdakwah di daerah Babat.
Seperti visi misi Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta KH.
Muchlis Sulaiman, dakwah Islam ialah yang menjadi pegangan dalam
mengajar atau dalam mengamalkan ilmu yang telah diterima di Muallimin,
prinsip hidup beliau sederhana dan berfikirannya adalah Dakwah Islam.
35C. Karir KH. Muchlis Sulaiman
Dalam organisasi Muhammadiyah KH. Muclis Sulaiman aktif di
PDM Lamongan menjabat sebagai ketua Majlis Tarjih pada masa jabatan
A. Zuhri tahun 1976-1977, periode KH. Abdul Rahman Syamsuri tahun
1977-1986 dan 1986-1990 dalam kepemimpinan yang sama,
36dalam
Majelis
Tarjih
memiliki rencana strategis untuk menghidupkan
Tarjih,
Tajdid, dan pemikiran dalam Muhammadiyah, sebagai gerakan
pembaharuan yang kritis-dinamis dalam kehidupan masyarakat dan
proaktif dalam menjalankan problem dan tantangan perkembangan sosial
budaya dan kehidupan umumnya.
Lajnah tarjih dan majlis Tarjih adalah dua istilah yang selalu
dihubungkan
kepada
lembaga
ketarjihan
dalam
persyarikatan
Muhammadiyah, terutama sejak diterbitkannya surat keputusan Pimpinan
35
Ali Ahmadi,Wawancara,Babat (9 Juni 2017)
36
Fathurrahman Syuhadi,Mengenang Perjuangan Sejarah Muhammadiyah lamongan 1936-2005
Pusat Muhammadiyah No. 5/PP/ 1971, tentang Qaidah Lajnah Tarjih
Muhammadiyah. Bahwa Majlis Tarjih atau Lajnah Tarjih, dalam
menyelidiki dan membahas masalah agama, dalam rangka untuk
mendapatkan sumber asli, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dengan
tidak meninggalkan pertimbangan akal yang sehat. Dalam hal ini Majlis
Tarjih atau Lajnah Tarjih tetap berpendirian, bahwa pintu ijtihad tetap
terbuka.
37Sehingga Islam selalu menjadi sumber pemikiran, moral, dan
praksis social ditengah kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang
sangat kompleks, berdasarkan garis besar Majlis ini mempunyai tugas
pokok:
1. Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman dan pengalaman ajaran
Islam dalam kehidupan masyarakat yang multikultural dan kompleks.
2. Mensistematisasi metodologi pemikiran dan pengalaman Islam sebagai
prinsip gerakan
tajdid
dalam gerakan Muhammadiyah.
3. Mensosialisasikan produk-produk
tajdid, tarjih,
dan pemikiran
keislaman Muhammadiyah keseluruh lapisan masyrakat.
4. Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian, dan
informasi bidang
tajdid
pemikiran Islam yang terpadu dengan bidang
lain.
3837
Dikutip dari Khutbah Iftitah PP Muhammadiyah Majlis Tarjih dalam Muktamar Tarjih ke XXI di Klaten, 1980. http://tarjihmuhammadiyah.wikia.com/wiki/Sejarah_Majlis_Tarjih (20 Mei 2017)
38
Pada tahun 1992 prestasi terbesar yang dilakukan Muhammadiyah
Lamongan dan PCM Babat melalui tim yang diketuai Zarqony Sutedjo
selaku ketua Majlis Pembina Kesejahteraan dan merangkap sebagai wakil
ketua PCM Babat bersama pemerintah daerah Kabupaten Lamongan dalam
membubarkan lokalisasi terbesar di Lamongan yang berada di Selogiri
Ngowok.
39Sedangkan ditingkat Cabang Babat beliau menjabat sebagai wakil
ketua dalam periode IV tahun 1978-1984 dan periode V tahun1984-1986.
Dalam berperan memajukan Muhammadiyah Babat beliau berseran dengan
membangun Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat, mendirikan balai
pengobatan (BP) yang sekarang ini menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat, mengembangkan SMA Muhammadiyah Babat,dan membuka hingga
mengembangkan ranting Babat dan sekitarnya.
40Dalam karirnya di pendidikan dimulai dari mendirikan pondok
pesantren Muhammadiyah di jalan Pramuka Babat pada tahun 1982.
Pelajaran yang diberikan KH. Muchlis Sulaiman kepada santrinya
diantaranya: Tauhid, Fiqih, Akhlak, Nahwu, Shorof, Tafsir, Al-Qur’an,
Bahasa Arab, dan ilmu agama lainnya. Setiap harinya beliau mengajar para
santri setelah Maghrib dan Subuh.
4139
Fathurrahman,Mengenang Perjuangan, 56.
40
Ali Ahmadi,Wawancara, Babat (13 Mei 2017)
41
Dalam berdakwah beliau aktif sebagai dai yang sangat sering
mengisi pengajian maupun khotbah diberbagai ranting Muhammadiyah
Babat. Beliau juga masuk sebagai anggota bidang Tabliqh dan Dakwah
Khusus, dengan kajian kontemporer, selain itu beliau juga mengisi di PCM
lain seperti di Kedungpring, Deket dengan kajian Tafsir Al-Qur’an, dan di
Pucuk dengan kajian Bulugul Maram.
Selain itu beliau sering mengisi acara
di ranting Muhammadiyah Babat.
42Dalam dunia perpolitikan KH. Muchlis Sulaiman aktif dalam partai
PPP. Sebelumnya aktif dalam Masyumi, setelah tahun 1960 Masyumi
dibubarkan KH. Muchlis Suliaman masuk dalam Partai Persatuan
Pembangunan. Beliau terpilih sebagai DPRD II daerah pemilihan
Babat-Kedungring-Pucuk-Sugio. Beliau menjabat sebagai DPRD II selama dua
periode mulai tahun 1985-1995, dan aktif dikepengurusan partai hingga
2010. Dan beliau juga dicalonkan kembali untuk menjadi wakil rakyat
untuk ketiga kalinya akan tetapi beliau menolak tawaran tersebut. Beliau
masuk partai politik ingin mengembangkan dakwah Islam, itu terbukti
disela-sela waktu kosong rapat atau yang lain beliau masih bisa memenuhi
undangan pernikahan atau pengajian kitab atau umum disetiap ranting
Cabang Babat atau Cabang Lamongan.
4342
Ibid.
43
BAB III
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI
KECAMATAN BABAT
A. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Babat
Secara geogarfis, Babat sebagai pusat pemerintahan kecamatan
Babat, terletak disimpang empat jalan poros yang menuju Surabaya,
Tuban, Bojonegoro, dan Jombang. Dengan demikian Babat menjadi sentra
perdagangan dan menjadi Kota transit bagi daerah-daerah sekitar. Di
sebelah utara mengalir sungai bengawan Solo yang menjadi pembatas
dengan wilayah Kabupaten Tuban, dan juga sebagai jalur transportasi
angkutan air dari arah hulu dan hilir dari dan ke Babat melakukan
perdagangan. Wilayah Babat mempunyai luas sekitar 6.375.475 Ha,
terbagi menjadi 21 Desa, 2 Kelurahan, dan 47 Dusun. Sebagaian besar
penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan pedagang.
44Berdirinya Muhammadiyah Babat berawal dari berdirinya Sekolah
Menengah Pertama Islam (SMPI) pada tahun 1952 yang pada saat itu
gedungnya masih menumpang di sekolahan Madrasah Attahdzibiyah
Kauman Babat dan masuk pada sore hari, kemudian pindah kerumah
bapak Sarkowi Somawiharjo yang juga masuk pada sore hari.
Bapak Sarkowi Somawiharjo berunding bersama para pendiri
sekolahan SMPI termasuk salah satu di antaranya ialah H. Nurkasan.
Beliau berpendapat agar SMPI tidak berpindah-pindah dengan solusi
44
SMPI menepati rumah H. Nurkasan di jalan Raya No 180 (sekarang
ditempati SMAM 1) dan agar dapat tertip dan teratur sekolah harus masuk
pagi hari. Pendapat tersebut disepakati oleh para guru dan para pendiri
SMPI, kemudian nama SMPI berubah menjadi SMP Muhammadiyah
Babat.
Dalam perjalanan selanjutnya, di tahun 1963 H. Nurkasan
menyerahkan tanah di Tanggulrejo dan berkenan menanda tangani wakaf
dengan disaksikan M. Sholeh, M. Saechan, Fathul Rahman, M. Thohir, A.
Wasil Maksum, Sunhadji Tadjam, K. Ramelan, Slamet Munawar, dan
Sumadji. Dengan isi perkataan H. Nurkasan
“Aku serahkan tanah wakaf
kepada Muhammadiyah agar dibangun masjid, dan apa bila telah dibangun
aku serahkan tanah wakaf itu seluruhnya”.
45Untuk melanjutkan amanat beliau, maka pada tahun 1964 diatas
tanah wakaf tersebut dibangun fondasi untuk mendirikan masjid Taqwa
yang saat itu sebagian tanah wakaf yang sebelah selatan masih ditempati
oleh masyarakat sekitar secara liar. Dalam perkembangannya, pada tahun
1974 pemerintah Kabupaten Lamongan, Dinas Pengairan Proyek Solo
Hilir
bermaksud
untuk
membebaskan
sebagian
tanah
wakaf
Muhammadiyah (yang pada saat itu sudah ada fondasinya) untuk
keperluan kantor proyek Solo Hilir.
45
Setelah melalui proses perundingan dan komunikasi yang sangat
panjang akhirnya ada kata sepakat diantara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan masalah ini, dengan syarat;
1. Pihak Muhammadiyah bersedia melepaskan sebagian tanah wakaf
yang dibutuhkan oleh Pemerintah untuk perkantoran Proyek Solo Hilir
seluas 1.430 m2.
2. Pihak Pemerintah atau Pemda Kabupaten Lamongan bersedia
memberikan ganti rugi tanah Negara yang ditempati bangunan
Gedung Pertemuan desa Babat (dalam kondisi rusak) dijalan Rumah
sakit Babat seluas 1.331 m2 dan ditambah dengan uang sebagai ganti
bangunan (fondasi).
Kegiatan lain adalah mengadakan pengajian yang dilakukan oleh
bapak M. Sholeh seorang guru SR Negeri bertempat di Musholla beliau
(Tegalsari) dan beliau adalah merupakan ketua ranting Muhammadiyah
yang pertama di Babat. Pada tanggal 7 Februari 1953, ranting
Muhammadiyah Babat mengajukan surat permohonan kepada pengurus
Cabang Lamongan Nomor 34/A/org./53. Untuk diakui secara sah menjadi
ranting, dan pada tanggal 15 Januari 1955 mendapat surat ketetapan
Nomor 1007/B.
46yang menetapkan dan mengakui secara sah berdirinya
ranting Muhammadiyah Babat.
Selanjutnya
perkembangan
anggota
dan
simpatisan
Muhammadiyah Babat serta semakin banyak Amal Usaha yang dikelola
46
oleh Muhammadiyah Babat maka diajukan surat permintaan untuk diakui
secara sah sebagai Cabang Muhammadiyah Babat, pada tanggal 9
Desember 1961 Nomor 91/A/61. Atas persetujuan Pimpinan Daerah
Bojonegoro maka terbitlah surat ketetapan dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Nomor 1550/A.
47yang mengakui secara sah berdirinya
Cabang Muhammadiyah Babat.
Pada tahun 1959 Muhammadiyah Babat mendirikan Poli Klinik
Islam yang menepati rumah bapak H. Nurkasan di jalan Raya Babat
nomor 180, bekerja sama dengan dokter berkebangsaan Jerman. Namun
karena keterbatasan dana dan sumber daya manusianya Amal Usaha
tersebut tidak dapat berjalan lama.
Selang beberapa tahun kemudian pada tanggal 21 Juli 1968
berdirilah Poli Klinik Islam dibawah naungan Muhammadiyah Ranting
Babat yang merupakan cikal bakal Rumah Sakit Muhammadiyah Cabang
Babat yang sekarang terletak di jalan KH. A. Dahlan Nomor 14 Babat.
Disusul kemudian pada tahun 1973 berdirilah SMA Muhammadiyah
yang menepati gedung (rumah bapak H. Nurkasan yang dibeli oleh
Muhammadiyah) dijalan Raya Babat nomor 180.
Pada tahun 1978 berdiri SD Muhammadiyah yang menepati
gedung baru (pengganti tanah wakaf Tanggulrejo) yang berada di jalan
Rumah Sakit Babat. Kemudian pada tahun 1981 dibangun Pondok
47
Pesantren Muhammadiyah Babat yang berada dijalan Pramuka Babat
yang diresmikan oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur (KH. Anwar Zain)
dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (KH. AR. Fachruddin) pada tanggal
18 November 1982.
Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
semakin besar dibidang pendidikan maka pada tahun 1993 didirikan
Sekolah Kejuruan (STM) Muhammadiyah yang menepati gedung di
komplek masjid Taqwa Tanggulrejo yang masuk pada siang hari,
kemudian pindah ke gedung jalan Rumah Sakit Babat dan masuk pada
siang hari. Dibidang social Muhammadiyah Cabang Babat pada tahun
2004 mulai merintis mendirikan Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah,
bersebelahan dengan Masjid Al-Hidayah yang berlokasi di jalan Perintis
Babat dan penggunaanya diresmikan pada tanggal 1 Mei 2005.
Dalam waktu yang bersamaan juga membangun Panti Asuhan Putri
diatas tanah wakaf dari Drs. H. abdul Malik yang terletak di Jalan
Cokroaminoto Babat, dan pengelolannya diserahkan kepada Pimpinan
Cabang Aisyiyah Babat, disisilain Aisyiyah juga mengelola 12 Taman
Kanak Kanak (ABA) yang tersebar dibeberapa Ranting Muhammadiyah
Babat.
4848
B. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Perkembangan Muhammadiyah
Babat
Para tokoh yang berperan dalam perkembangan Cabang
Muhammadiyah Babat mulai dari awal perintisan hingga mengalami
perkembangan yang sangat pesat, yang diawali oleh seorang guru SR (M.
Sholeh), yang dibantu oleh H. Sarkowi Sumowiharjo, H. Nurkasan, dan
masih para tokoh-tokoh yang berperan. Adapun periodesasi Kepemipinan
Muhammadiyah Cabang Babat:
Periode I Tahun 1959 Ketua
: Muhammad Sholeh
Periode II Tahun 1965 Ketua
: Adenan Nur Shodiq
Periode III Tahun 1970 Ketua
: Syafi’I Hasyim
Periode IV Tahun 1978-1984
Ketua
: H.M. Saechan
Ketua I
: K.H. Muchlis Sulaiman
Ketua II
: Darmoedji
Sekretaris
: Gholib Ghufron
Bendahara
: H.A. Wasil Maksum
Periode V Tahun 1984-1986
Ketua
: H.M Saechan
Ketua I
: K.H. Muchlis Sulaiman
Ketua II
: Drs. Muntholib Sukandar
Sekretaris
: Zarqoni Sutedja
Periode VI Tahun 1986-1990
Ketua
: H. M. Saechan
Ketua I
: H. A. Zaenuri
Ketua II
: Khoirul Huda
Sekretaris
: H. Kuswareh
Bendahara : H. A. Wasil Maksum
Periode VII Tahun 1990-1995
Ketua
: H. A. Zaenuri
Ketua I
: Zarqoni Sutedjo
Ketua II
: K. H. Khoirul Huda
Sekretaris
: Shofwan Ilyas
Bendahara
: H. A. Wasil Maksum
Periode VIII Tahun 1995-2000
Ketua
: H. A. Zaenuri
Wakil Ketua I
: Dr. H. Sukari
Wakil Ketua II : Zarqoni Sutedjo
Sekretaris
: Shofwan Ilyas
Bendahara : H. A. Wasil Maksum
Periode IX Tahun 2000-2005
Ketua
: Drs. H. Noor Khozin
Wakil Ketua I : H. A. Zaenuri
Bendahara
: H. Zaenuri Arifin
Periode X Tahun 2005-2010
Ketua
: H. A. Zaenuri
Wakil Ketua I
: Drs. H. Noor Khozin, MM.
Wakil Ketua II : H. Abdul hamid Muhannan, Lc.
Wakil Ketua III : Drs. H. Abdul Ghoffar, MM.
Wakil Ketua IV : Drs. M. Munir, M.Pd.
Sekretaris
: H. Andrian Firmansyah
Bendahara
: H. Zaenuri
49C. Perkembangan Muhammadiyah Babat
Muhammadiyah Cabang babat mengalami perkembangan yang
sangat pesat diawal tahun 2000an yang ditandai oleh beberapa Amal
Usaha Muhammadiyah Cabang Babat mulai tumbuh subur dan memiliki
sarana dan prasarana yang menunjang mulai dari pendidikan, kesehatan
dan sosial kemasyarakatan.
1. Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Babat
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan
terwujudnya
masyarakat
Islam
yang
sebenar-benarnya,
dimana
kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata, menilik dasar
prinsip tersebut maka apapun yang diusahakan dan bagaimana cara
perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggal harus
berpedoman berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
49
membangaun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara
serta menempuh jalan yang diridlai Allah.
50Dalam amal usaha
Muhammadiyah Cabang Babat begerak di bidang pendidikan serta
Pembina kesejahteraan umat (PKU) yaitu;
a) Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu gerakan dakwah Muhammadiyah,
ciri khas pendidikan Muhammadiyah yang unggul, holistic, berkarakter
sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid dalam membentuk
manusia yang sempurna sebagaimana tujuan Muhammadiyah.
Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan
aktifitas dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren
dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu
pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum
dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan.
Lembaga pendidikan yang didirikan dikelola dengan bentuk amal usaha
dengan menyelenggaranya dubentuk sebuah majelis dengan nama
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai dari
pimpinan Pusat sampai tingkat Pimpinan Cabang.
51Pendirian
pendidikan
Muhammadiyah,
Abdul
Mu’ti
mengungkapkan
dengan
pemikirannya
bahwa
pendidikan
Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa
50
Hamdan Hambali,Ideologi dan Strategi Muhammadiyah(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah 2006), 40.
51
Qidah Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan Pasal 1 ayat 4,
manusia akan mampu mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan yang
sempurna apabila mereka memilik kedalaman ilmu pengetahuan.
Motivasi teologis ini menurut Abdul
Mu’ti, yang mendorong KH.
Ahmad Dahlan menyelenggarakan pendidikan di emperan rumahnya
dan memberikan pelajaran agama ekstra kulikuler di OSVIA dab
kweekschool.
52Pada aspek yang berbeda, Muhammad Azhar melihat pendidikan
yang diselenggarakan Muhammadiyah pada aspek
Burhani
yakni
sebuah lembaga lebih banyak melahirkan
output
ketimbang
outcome,
aspek
irfani
yakni pendidikan Muhammadiyah yang bercirikan
rasionalitas dan materialitas-birokratik, aspek
buyani, yakni pendidikan
Muhammadiyah yang model pengajarannya terasa kering, mengingat
paradigma pergerakan Muhammadiyah yang modernisrtik.
53Majelis Dikdasmen yang diserahi tugas sebagai penyelenggara
amal usaha dibidang pendidikan, dalam melaksanakan tugas mengacu
pada Tahfidz Keputusan Muktamar, Tanfidz Keputusan Musywil, dan
Tanfidz keputusan Musda. Agar penyelenggaraan pendidikan
dilingkungan Muhammadiyah mempunyai acuandan aturan yang jelas,
Majelis
Dikdasmen
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah
telah
mentanfizdkan keputusan kerja nasional majelis pendidikan dasar dan
menengah Muhammadiyah seluruh indonesia.
52
Edy Suandi Hamid.Membangun Profesionalisme Muhammadiyah(Yogyakarta: LPTP PP Muhammadiyah, 2003), 97.
53
Sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah, Majelis
Dikdasmen mempuyai tugas pokok adalah menyelenggarakan,
membina, mengawasi, dan mengembangkan penyelenggaraan amal
usaha di bidang pendidikan dasar dan menengah. Dalam melaksakan
tugas pokok diatas, majelis pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah harus mengacu kepada visi, misi, asas, dan tujuan
pendidikan Muhammadiyah.
54Awal perkembangan Muhammadiyah cabang Babat dimulai dari
pendirian sekolahan, maka dari itu PCM Babat mempunyai program
pengembangan dibidang pendidikan, membentuk sekolahan terpadu
terutama tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK untuk merintis sekolahan
unggul diCabang Muhammadiyah Babat.
Berawal dari Sekolah Menengah Pertama yang didirikan pada
tahun 1952 yang menjadi awal perkembangan Muhammadiyah Babat
dan mendapat piagam pendirian perguruan Muhammadiyah pada tahun
1978 dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
55Kemudian disusul dengan
berdirinya SMA Muhammadiyah pada tahun 1973 dan STM
Muhammadiyah tahun 1993.
Dikdaspem
menaungi
11
sekolahan
diantaranya
SD
Muhammadiyah 1 Babat dengan status SSN, MIM 01 Kebalandono
dengan status Terakreditasi A, MIM 02 Patihan dengan status
54
Tanfidz Keputusan Rakernas Pendidikan Muhammadiyah se Indonesia Tahun 2006. http://tarjihmuhammadiyah.wikia.com/wiki/Sejarah_Majlis_Tarjih. (20 Mei 2017)
55
Terakreditasi B, MIM 03 Puncakwangi dengan status Terakreditasi B,
MIM 04 Moropelang dengan status Terakreditasi B, MIM 05 Gendong
Kulon dengan stsatus Terakreditasi B, MIM 06 Tritunggal dengan
status Terakreditasi C, SMP Muhammadiyah 1 Babat dengan status
Terakreditasi A, SMP Muhammadiyah 26 Patihan dengan status
Terdaftar, SMA Muhammadiyah 1 Babat dengan status SSN, SMK
Muhammadiyah 5 Babat dengan status RSBI.
56Dari sekolah tersebut jumlah tenaga pendidik 222 guru dan 52
karyawan.
57Untuk Pondok Pesantren PCM Babat menaungi satu
Pesantren yaitu Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat yang terletak
dijalan Pramuka Babat, dalam mengembangkan pendidikan PCM Babat
mempunyai visi perkembangan pendidikan Muhammadiyah yang
unggul, holistic, berkarakter sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah
dan tajdid dalam membentuk manusia yang sempurna sebagaimana
tujuan Muhammadiyah.
58Program pengembangan dibidang pendidikan PCM Babat yaitu;
1) Menyusun Roadmap keunggulan pendidikan Muhammadiyah baik
tingkat dasr, menengah, dan pesantren, dalam berbagai aspek,
termasuk pemetaan sumber daya insani, karakteristik keunggulan,
fasilitas, tata kelola kepemimpinan dan lain-lain yang mendukung
pengembangan kualitas dan lain-lain.
56
PCM,Buku Panduan Musyawarah Cabang Ke 11 Muhammadiyah Babat,78.
57
Ibid.,78.
58
2) Melakukan Workshop MBS di sekolah Muhammadiyah untuk
memenuhi standar pendidik Muhammadiyah berdasarkan cita-cita
ideal pendidikan Muhammadiyah untuk menuju sekolah standar
nasional dan dapat mencapai sekolah standar internasional.
3) Mengenalkan
sekolah
koalisi
pada
lembaga
pendidikan
Muhammadiyah di cabang Babat.
4) Membentuk sekolah terpadu terutama tingkat SD, SMP, SMA, dan
SMK untuk merintis sekolahan unggul di Cabang Muhammadiyah
Babat.
5) Meningkatkan nilai keIslaman dan keMuhammadiyahan dalam
pendidikan Muhammadiyah.
6) Pembinaan
dan
pelatihan
guru
TPQ
ditingkat
ranting
Muhammadiyah Cabang Babat.
7) Melaksanakan sistem evaluasi pengembangan lembaga pendidikan
secara berkala.
8) Merumuskan renstra pendidikan Muhammadiyah selama lima
tahun kedepan untuk meluruskan tujuan sekolah Muhammadiyah.
9) Melaksanakan MPGM pad guru Muhammadiyah di Babat untuk
meningkatkan kualitas dan kompetensi pembelajaran di sekolah.
10) Meningkatkan peran aktif Pondok Pesantren Muhammadiyah
11) Membuat jaringan informasi dan
komunikasi pendidikan
Muahmmadiyah melalui teknologi komunikasi dan informasi.
12) Mengembangkan ketrampilan unggul (kecakapan hidup) terutama
pada sekolah kejuruan.
13) Mengupayakan subsidi silang dari sekolah mampu kepada sekolah
tidak mampu dilingkungan Cabang Babat.
14) Melakukan pembinaan dan pengawasan siswa sekolah Muhammadiyah
yang berada diluar sekolah pada saat jam-jam pelajaran sekolah.
15) Membuat jaringan PSB di sekolah-sekolah Muhammadiyah, dan
melakukan sosialisasi PTM ke ranting-ranting Cabang Babat.
59b. Rumah Sakit
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat merupakan sebuah amal usaha
dibidang kesehatan milik Pimpinan Muhammadiyah Pusat yang didirikan
oleh PCM Babat dan penyelenggaraannya untuk melayani masyarakat
umum. Diatas sebidang tanah seluas 1.422 M2 dijalan KH. Ahmad Dahlan
Babat, pada awalnya Rumah Sakit ini perawal dari Poliklinik Islam yang
menepati rumah bapak Nurkasan yang berada dijalan Raya Babat nomor
180, yang berkerja sama dengan seorang doctor berkebangsaan Jerman
namun tak berjalan lama karena keterbatasan dana dan sumber daya
manusia.
60Pada tanggal 21 Juli 1968 berdiri Poliklinik Islam dibawah asuhan
Muhammadiyah Ranting Babat yang merupakan cikal bakal Rumah Sakit
59
Ibid. 175.
60
Muhammadiyah Babat yang terletak dijalan KH. Ahmad Dahlan nomor 14
Babat.
Sejak
itu
Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Babat
mulai
mengembangkan dan penambahan fasilitas pelayanan, dengan jenis
pelayanan rawat jalan, rawat inap, UGD, bedah umum, bedah obgyn,
laboratorium, kamar obat, dan penunjang medis. Rumah Sakit ini memiliki
51 kapasitas menampung pasien dan memilik tenaga medis sebanyak 128
pegawai.
61Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu terwujudnya rumah
sakit yang islami dan prima dalam pelayanan. Dan memiliki misi
diantaranya;
1) Menciptakan nuasa Islami di lingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien, keluarga,
dan masyarakat.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan, sarana, sumber daya insani (SDI)
dengan didukung oleh sistem manajemen yang professional.
62Motto Rumah Sakit Muhammadiyah Babat IHSAN yaitu ihlas
dalam berekerja santun dalam pelayanan. Sedangkan program kerja PCM
Babat
dibidang
kesehatan
dan
kesejahteraan
masyarakat
visi
pengembangannya fungsi pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang
unggul dan berbasis penolongan kesengsaraan oemoem (PKO) sehingga
61
PCM,Buku Panduan Musyawarah Cabang Ke 11 Muhammadiyah Babat,92.
62
mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya
kaum dhu’afa sebagai wujudnya aktualisasi dakwah Muhammadiyah.
Program Pengembangan bidang kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat Muhammadiyah Cabang Babat diantaranya;
1) Meningkatkan sistem penyelenggaraan atau pengelolaan amal usaha
bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (AUMKESOS) yang
unggul dan berbasis PKO (Pertolongan Kesejahteraan Oemoem)
Al-Ma’un dengan manajement terpadu, tata kelola, pengawasan
standar
mutu, dan pengelola IPO (Input-Proses-Output) yang berkualitas utama
sehingga mampu bersaing dan menjangkau masyarakat luas.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya amal usaha bidang kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat (AUMKESOS) melalui peningkatan kapasitas
tenaga kerja AUMKESOS, pendidikan, promosi, daya dukung fasilitas,
dan berbagai skill yang mengembangkan keunggulan.
3) Mengoptimalkan penanggulangan masalah kesehatan melalui standarisasi
pelayanan AUMKES, pengembangan rumah sakit dengan pelayanan
unggul di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.
4) Mengembangkan panti asuhan yang representative dan memadai sebagai
lembaga sosial dan kesejahtearaan masyarakat.
5) Membentuk usaha pola anak asuh non-panti untuk meningkatkan
kesejahteraan anak kurang mampu.
yang bersinergi dengan rumah sakit dan panti asuhan sebagai gerakan
Al-Ma’un atau PKO.
7) Meningkatkan kesiapan AUMKES dalam penggulangan bencana,
meningkatkan kualitas tanggap darurat peningkatan kualitas dan
pengadaan logistic tanggap darurat serta advokasi dan rehabilitasi pasca
bencana.
8) Mengoptimalkan AUMKES menjadi tempat penyemaian kader
Muhammadiyah.
63c. Panti Asuhan
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Muhammadiyah Babat mulai
merintis pada tahun 2004 atas bantuan Drs.H. Abdul Mukti yang
mewakafkan tanahnya yang berada di jalan Cokroaminoto Babat, yang
dikelola oleh Pimpinan cabang Aisyiyah Babat, peresmian panti asuhan
Muhammadiyah Cabang Babat pada tanggal 1 Juni 2005. Pada awalnya
membangun Panti Asuhan Putri terlebih dahulu dan disusul oleh Panti
Asuhan
Buat
Laki-laki.
Program
kerja
Panti
Asuhan
Yatim
Muhammadiyah Cabang Babat mempunyai lima program kerya yaitu;
1) Merawat
Mencukupi kebutuhan hidup anak asuh, baik kebutuhan sandang,
pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan
2) Mengasuh
63
a) Mengasuh anank-anak panti untuk disiplin menjalankan syari’at
agama Allah SWT. Serta melatih mereka berakhlakul karimah sesuai
dengan ajaran Islam.
b) Mengajak anak-anak panti untuk selalu taat kepada orang tua
pengasuh, Pembina, serta pengurus panti.
c) Memberi bimbingan kepada anak-anak panti untuk bertata tertib
yang baik, berfikir luas, bertindak yang bijak serta berwawasan
kebangsaan.
d) Melatih anak asuh untuk hidup sederhana rajin bekerja serta optimis
dalam hidup dengan dijiwai semangat budi pekerti.
3) Mendidik
Pendidikan sebagai proses pelayanan meliputi pendidikan sekolah,
pendidikan agama, dan pendidikan budi pekerti.
4) Mengembangkan
Untuk mengembangkan keberadaan panti asuhan mempunyai program
pendirian usaha ekonomi produktif berupa persewaan sound sistem, dan
persewaan mixer semen (molen) dengan harapan d