• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjuangan KH.Muchlis Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perjuangan KH.Muchlis Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradapan Islam (SPI)

Oleh

Muhammad Rizal Nurdiansyah

NIM :A7.22.13.135

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan

muhammadiyah kecamatan babat kabupaten lamongan 1983-2010. Adapun fokus

penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana biografi KH.

Muchlis Sulaiman? (2) bagaiman sejarah dan perkembangan Muhammadiyah

kecamatan Babat? (3) Bagaimana peran KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan

Muhammadiyah di Kecamatan Babat?.

Penulisan Skripsi ini disusun dengan menggunakan pendekatan historis

yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Adapun metode penulisan sejarah yang digunakan penulis adalah dengan

mengunakan beberapa langkah yaitu metode historis, dengan mengumpulkan

arsip-arsip yang terkait dengan pembahasan yang ditujukan, verifikasi (kritik

terhadap sumber), penafsiran serta bagaiman cara penulisan sejaranya. Teori yang

diambil dari penelitian ini adalah teori kepemimpinan kharismatik dari Max

Weber yaitu peoses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu

kelompok atau usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

(7)

ABSTRACT

This thesis is titled struggle KH. Muchlis Sulaiman in promoting the

Muhammadiyah sub-district of Babat regency lamongan 1983-2010. The focus of

the research discussed in this thesis is (1) how the biography of KH. Muchlis

Sulaiman (2) how the history and the development of Muhammadiyah subdistrict

Babat (3) How the role of KH. Muchlis Sulaiman in advancing Muhammadiyah

subdistrict Babat

Writing this thesis prepared by using historical approach used to describe

events that occurred in the past. The historical writing method used by the author

is to use some of the steps of historical method, by collecting archives related to

the intended discussion, verification (criticism of the source), interpretation and

how the way of writing sejaranya. The theory taken from this research is the

theory of charismatic leadership of Max Weber that peoses affect the activities

organized in a group or business to achieve a predetermined goal.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv

TRANSLITERASI...v

MOTTO ...vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ...xi

DAFTAR ISI... xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Kegunaan Penelitian ...8

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritis ...8

F. Penelitian Terdahulu ...11

G. Metode Penelitian ...14

H. Sistematika Penulisan ...18

(9)

B. Pendidikan KH. Muchlis Sulaiman ...24

C. Karir KH. Muchlis Sulaiman...27

BAB III: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI

KECAMATAN BABAT

A. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Babat ..29

B. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Perkembangan

Muhammadiyah Babat ...34

C. Perkembangan Muhammadiyah Babat ...36

1. Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Babat ...36

a. Pendidikan ...37

b. Rumah Sakit...42

c. Panti Asuhan...45

d. Bidang Tablig dan Dakwah Khusus ...48

e. Bidang Ekonomi dan Keuangan ...50

2. Anggota Muhammadiyah Cabang Babat ...52

BAB IV: PERAN KH. MUCHLIS SULAIMAN DALAM MEMAJUKAN

MUHAMMADIYAH BABAT TAHUN 1983-2010

A. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Mengembangkan

Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat...55

B. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Pendidikan Agama

Masyarakat ...61

1.

Pembentukan Majlis Ta’lim

...63

2. Kegiatan Pengkajian Kitab disetiap cabang

Muhammadiyah ...64

C. Peran KH. Muchlis Sulaiman dalam Organisasi

Muhammadiyah ...64

(10)

B. Saran ...67

DAFTAR ISI

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum munculnya gerakan modern Islam di Indonesia, umat

Islam Indonesia telah menghadapi berbagai permasalahan di segala

bidang. Dalam bidang pendidikan, umat Islam dihadapkan dengan

dualisme sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan sekolah yang bersifat

sekuler yang dikelola oleh pemerintahan colonial Belanda, dan sistem

pendidikan pesantren yang masih bersifat tradisional.

1

Dari sistem tersebut

masih perlu penyempurnaan baik isi maupun pengelolanya.

Dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan agama Islam di

Indonesia, Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan

sosio-religius.

2

Hal ini cukup beralasan, karena Muhammadiyah sangat

berperan penting dalam perubahan kehidupan sosial keagamaan.

Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, pada November 1912, dengan

diprakarsai oleh KH. Ahmad Dahlan.

3

Perkembangan Muhammadiyah selanjutnya melebarkan sayap

dengan cara membuat cabang di luar Yogyakarta. Dimualai pada 16

Agustus 1920, setelah disahkan oleh pemerintahan Belanda, salah satunya

yaitu cabang Muhammadiyah di Surabaya yang resmi berdiri pada tanggal

1

Karel A. Steenbrink,Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke 19(Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984), 159.

2Achmad Jauhari,Ideologi Kaum Reformis(Surabaya: LPAM, 2002), 147. 3

(12)

1 November 1921 dan Mas Mansyur terpilih sebagai ketua pertama dan

dibantu oleh Kyai Usman, H. Asyhari Rawi, dan H. Ismail.

4

Sedangkan di Lamongan Muhammadiyah lahir sekitar tahun 1926

yang dibawa oleh H. Sa’dullah dan dibantu oleh seorang muslimah yang

bernama Zainab atau lebih dikenal dengan sebutan “Siti Lambah”,

tepatnya didesa Blimbing kecamatan Paciran. Mereka berdua merupakan

tokoh yang berpengaruh dalam memperjuangkan Muhammadiyah di

wilayah Lamongan.

5

Seperti halnya tipe proses penyebaran pengaruh Muhammadiyah di

lain daerah yang kebanyakan dibawa oleh kaum pedagang, guru, pegawai

pemerintah, dan muncul dari komunitas perkotaan, Muhammadiyah di

Lamongan juga demikian. Akan tetapi ada satu hal yang menarik untuk

dicatat bahwa Muhammadiyah di Lamongan lahir dari komunitas

pedesaan hingga berkembang ke perkotaan.

Babat merupaka sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten

Lamongan akan tetapi memiliki tempat yang strategis untuk bidang

perdagangan. Letaknya berbatasan langasung dengan Kabupaten Tuban di

sebelah utara, Kabupaten Bojonegoro di sebelah barat dan menjadi jalan

utama menuju Kabupaten Jombang. Sedangkan lahirnya Muhammadiyah

di Babat sekitar tahun 1952, pada tanggal 7 Februari 1953,

Muhammadiyah Babat mengajukan permohonan kepada Pengurus

4Tim Penulis,Menembus Benteng Tradisi : Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1921-2004

(Surabaya : Hikmah Press, 2004), 46-50. 5

(13)

Muhammadiyah Cabang Lamongan untuk diakui sebagai Ranting. Pada

tanggal 15 Januari 1955 mendapat pengakuan secara sah menjadi Ranting

Muhammadiyah Babat. Pada tahun 1959 Muhammadiyah Babat

mendirikan poliklinik dengan menepati rumah Bapak Nurkasan. Seiring

dengan perkembangan yang sangat pesat Ranting Babat mengajukan

permintaan untuk menjadi Cabang Muhammadiyah Babat, 9 Desember

1961 diakui menjadi Cabang Muhammadiyah atas persetujuan Pimpinan

Muhammadiyah

Daerah

Bojonegoro

dan

Pimpinan

Pusat

Muhammadiyah.

6

Selanjutnya pada tahun 1973 Muhammadiyah Babat mendirikan

sekolah SMA yang menepati rumah Pak Nurkasan, kemudian pada tahun

1978 berdiri sekolah SD Muhammadiyah yang berada di Jalan Rumah

Sakit Babat. Pada tahun 1981, KH Muchlis Sulaiman mulai merintis

dakwah Muhammadiyah di Babat dengan mendirikan Pondok Pesantren

Muhammadiyah. Dengan adanya Pesantren tersebut, maka tonggak awal

perkembangan Muhammadiyah di Babat mulai tampak.

7

Bicara masalah pola kepemimpinan banyak ditentukan oleh

kualitas pribadi, karena tokoh atau pemimpin tersebut lebih banyak tatap

muka dan interaksi dengan masyarakat. Selain itu juga banyak faktor lain

misalnya karena keshalehan, kejujuran jiwa, pengorbanan dan

pengalamannya.

8

KH Muchlis Sulaiman adalah tokoh, pengasuh dan

6

Kholik (Catatan Pribadi),Sejarah Singkat Muhammadiyah cabang Babat.2

7

Ibid,. 3. 8

(14)

pendiri pondok pesantren Muhammadiyah Babat. Beliau memiliki kreteria

pemimpin yang mampu menjawab situasi di mana kondisi masyarakat

pada saat itu sangat minim kesadaran dalam beragama. Beliau sangat

berperan terhadap perkembangan Muhammadiyah di Babat. Sejak

Muhammadiyah di pimpin KH. Muchlis Sulaiman perkembangan

Muhammadiyah di Babat sangat pesat dimualai, dari pendidikan pesantren

dan sekolah, hingga di bidang kesehatan, seperti rawat jalan, rawat inap,

UGD, dan lain-lain.

KH. Muchlis Sulaiman berasal dari desa Sedayu Kecamatan

Brondong. Anak dari seorang ulama desa yang mempunyai karomah.

Beliau lahir pada 22-07-1951.

9

Setelah lulus dari Mualimin Yogyakarta

beliau pulang ke kampung halaman akan tetapi kemudian ia diminta oleh

H. Muntholib untuk membantu berdakwah di Babat.

Pada 1975 menikah dengan Siti Wahyuni dan karuniai enam anak,

setelah itu beliau membangun Pesantren yang telah siapkan lahannya oleh

mertuannya. Pondok Pesantren diresmikan oleh KH. AR. Fachruddin

(Ketua PP Muhammadiyah) pada 18 November 1982.

10

KH Muchlis Sulaiman, sejak itu dikenal sebagai tokoh pengerakan

Muhammadiyah Babat, dan perjuangannya yang aktif sebagai sebagai

Pimpinan harian PD Muhammadiyah Lamongan sejak 1983-2010 dan di

PCM Babat menjabat sebagai wakil ketua tahun 1978-1986. Di lain sisi

KH Muchlis Sulaiman juga menjadi anggota DPRD II lamongan tahun

9

Lihat KTP KH Muchlis Sulaiman.

10Suara Muhammadiyah, “Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Langsungkan Akhirusanah

(15)

1995 dari partai PPP dan aktif sebagai anggota partai sejak

1985-2010.

11

Beliau juga aktif dalam berdakwah. Setiap minggunya mengisi di

internal PCM Babat dengan kajian kontemporer, selain itu beliau juga

mengisi di PCM lain seperti di Kedungpring, Deket dengan kajian Tafsir

Al-Qur’an, di

Pucuk dengan

Bulugul Maram.

Selain itu beliau juga ahli

dalam

Nahwu-Shorof, bahkan juga Hafid Al-Qur’an dengan itu beliau

dalam mengisi kajian disetiap tempat jarang membawa kitab atau

Al-Qur’an.

12

Beliau juga aktif di kepengurusan harian PDM Lamongan

sebagai ketua Majlis Tarjih dan katua PCM Babat.

Perkembangan Muhammadiyah Babat sangat pesat setelah

berkembangnya amal usaha Muhammadiyah seperti di

bidang

pendidikan, dakwah, sosial, dan lain sebagainya. PCM Babat menaungi

lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai sekolah menengah

atas sederajat, yaitu: MIM/SDM sebanyak 7, Mts sederajad 2, dan SMA

sederajat 2. Di bidang dakwah PCM Babat menaungi 18 masjid, 21

Musholla, satu pondok pesantren, dan juga panti asuhan. Di bidang

kesehatan PCM juga mempunyai balai pengobatan (Rumah Sakit), di

bidang dakwah setiap hari jumat ada sistem khotbah dari perwakilan

11

Ali Ahmadi,Wawancara, Babat, 31 Maret 2017.

12

(16)

PCM disetiap ranting desa, dan juga ada pelatihan guru TPQ di gedung

dakwah PCM Babat setiap hari sabtu-minggu.

13

Penelitian ini menarik, karena membahas perjuangan seorang

tokoh dalam mengembangkan Muhammadiyah disuatu tempat mulai dari

awal hingga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada penelitian

ini, penulis ingin memusatkan perhatian dan memfokuskan pembahasan

pada

“Perjuangan

KH

Muchlis

Sulaiman

dalam

memajukan

Muhammadiya di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

tahun1983-2010”. Alasan penulis memberikan batasan terkait waktu ini karena pada

tahun 1983 mulainya KH Muchlis Sulaiman mulai merintis dalam

memajukan Muhammadiyah di Babat, semakin berkembang hingga

mencapai keemasaanya pada tahun 1990an. Untuk itu dalam penelitian

skripsi kali ini saya ingin menjelaskan tentang peran KH Muchlis

Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat

Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul mengenai perjuangan KH Muchlis Sulaiman

dalam memajukan Muhammadiya di Kecamatan Babat Kabupaten

Lamongan tahun 1983-2010, maka penulis menetapkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana biografi KH Muchlis Sulaiman?

13

(17)

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di Kecamatan

Babat?

3. Bagaimana peran KH Muchlis Sulaiman dalam memajukan

Muhammadiyah di Kecamatan Babat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin penulis

sampaikan, yaitu:

1. Untuk mengetahui biografi KH Muchlis Sulaiman.

2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di

Kecamatan Babat.

3. Untuk mengetahui peran KH Muchlis Suliaman dalam memajukan

Muhammadiyah di Kecamatan Babat.

D. Kegunaan Penelitian

Mengenai kegunaan penelitian tentang peran KH. Muchlis

Sulaiman dalam memejukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat

Lamongan sebagai berikut:

1.

Agar dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmiah, baik dalam

bidang pendidikan maupun sosial

(18)

E. Pendekatan dan Kerangka teori

Dalam pendekatan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

historis.

14

Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan penjelasan secara

deskriptif dan analisis tentang peran KH. Muklis Sulaiman dalam

memajukan Muhammadiyah, disamping menjelaskan biografi KH.

Muchlis Sulaiman, termasuk juga awal perkembangan Muhammadiyah di

Babat, dakwah, pendidikan dan sosial budaya.

Menginggat penulisan penelitian ini membicarakan tentang

peranan seorang tokoh ulama dalam hal ini KH. Muchlis Sulaiman, maka

akan digunakan konsep

teori kepemimpinan kharismatik

dari Max Weber.

Karena posisi Kiai adalah figur teladan dan rujukan dalam menyelesaikan

persoalan keagamaan. Kiai juga adalah panutan para santrinya dan

masyarakat sekitar. Ini merupakan posisi strategis dan berperan besar pada

pengembangan masyarakat.

Dalam hal ini, menurut Max Weber kepemimpinan kharismatik itu

diyakini sebagai kepemimpinan yang dibagun atas landasan keyakinan

orang-orang akan kesakralan sang pemimpin yang tidak boleh

dipertanyakan. Termasuk yang diyakini dalam kesakralan itu adalah

kemampuan

sang

pemimpin

mengetahui

segala-galanya

atas

perikehidupan dari mereka yang dipimpin, sehingga ia sangat disegani dan

dihargai oleh masyarakat.

15

14Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1993), 120.

(19)

Dalam sosiologi, kata elite lazim didefinisikan sebagai anggota

suatu kelompok kecil dalam masyarakat yang tergolong disegani,

dihormati, kaya seperti berkuasa, strata, memiliki kemampuan

mengendalikan aktifitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi

proses pengambilan keputusan-keputusan penting. Itulah sebabnya, mudah

dimengerti apabila dalam banyak hal kelompok elite tidak hanya

ditempatkan sebagai ppemberi legitimasi, tetapi lebih dari itu mereka

adalah penutan sikap dan acuan tindakan, serta senantiasa diharapkan

dapat berbuat nyata bagi kepentingan bersama.

16

Seperti pokok pikiran Vilfredo Pareto adalah bahwa orang dalam

kodratnya sesungguhnya bukan hanya berbeda secara fisik, melainkan juga

secara intelektual. Kata Pareto, dalam semua lingkungan atau aktifitas

kehidupan (ekonomi, politik, pendidikan, kesenian dsb) selalu ditemukan

sejumlah orang yang memiliki kepandaian dan kemampuan istimewa.

Mereka bukan hanya memiliki motivasi tinggi dalam usaha mengajar

dalam mencapai kebutuhan hidup, melaikan juga pandai sekali membaca

situasi serta sangat cermat menganti situasi keadaan. Pareto berpandangan

bahwa elite politik merupan unsur yang selalu ada di dalam masyarakat,

tentu masyarakat tanpa kelas seperti gagasan Karl Marx tidak akan pernah

terwujud.

Definisi elite politik ditegaskan kembali oleh Subakti, dimana elite

politik dalam hubungannya dengan keputusan kolektif melalui utusan

16

(20)

sebagai sekelompok kecil orang yang berpengaruh besar dalam perbuatan

dan pelaksanaan keputusan.

17

Peran elite Kiai menjadi sangat signifikan

sebagai

institutional builder

atau pendorong pengembangan institusi

politik dengan aktifitas yang terkonsentrasi pada sistem internal partai.

Kekuasaan dan sumber berkuasa yang melekat pada diri seorang

elite Kiai akan menjadi baik jika transformasi sebagai kekuatan institusi

yang pada gilirannya menjadi sarana percepatan demokratisasi di atas

Nasional maupun di atas lokal melalui implementasi otonomi daerah.

18

Dengan kelebihan mobilitas dan kemampuan agama yang dimiliki, figur

Kiai diharapkan dapat memberikan perubahan pada organisasi

pemerintahan yang selama ini dinilai tidak berhasil dan mengecewakan.

Asumsi ini dapat dipakai pada kepemimpinan KH. Muchlis Sulaiman,

terutama perannya dalam memajukan Muhammadiyah dari tahun

1983-2010.

F. Penelitian Terdahulu

Penulisan yang hampir sama dengan skripsi yang di bahas tentang

perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di

Babat tahun 1983-2010, ada beberapa karya tulis yang terkait dengan tema

yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Sumartini,

Perkembangan Muhammadiyah di Desa Tanggungan Pucuk

Lamongan tahun 1965-1995

(tinjauan historis) (Skripsi: Fakultas Adab

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan Ampel, 2004).

17

(21)

Dalam

skripsi

ini

menekankan

kepada

sejarah

masuknya

Muhammadiyah dan perkembangannya di desa Tanggungan Pucuk

Lamongan.

2. Mudaya,

Aktifitas Muhammadiyah kec. Brondong Kab. Lamongan pada

tahun 1996

(Skripsi: Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan

Islam, IAIN Sunan Ampel, 2005). Dalam skripsi ini menekankan pada

sejarah lahirnya Muhammadiyah didesa Brengkok Kec. Brondong Kab.

Lamongan.

3. Yuni Istiqomah,

Komunitas Muhammadiyah di Desa Penatar Sewu

Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo 1973-2003 (studi historis)

(Skripsi:

Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan

Ampel, 2003). Dalam skripsi tersebut menekankan pada asal-usul dan

perkembangan komunitas Muhammadiyah di desa Tanggulangin

Sidoarjo.

(22)

5. Luluk Hidayati,

Studi Deskripsi Usaha Muhammadiyah Dalam

Pemurnian Islam Tahun 1980-1985 di Lamongan

(Skripsi: Fakultas

Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan Ampel,

2001). Dalam skripsi ini menekankan pada lahirnya Muhammadiyah

dan usahanya dalam pemurnian Islam di Lamongan.

6. Antini,

Peran

KH

Abdul

Fatah

dalam

Mengembangkan

Muhammadiyah di Lamongan tahun 1990-2000.

(Skripsi: Fakultas

Adab Jurusan Sejarah dan Peradapan Islam, UIN Sunan Ampel, 2013),

Dalam skripsi ini membahas tentang biografi dan peran KH Abdul

Fatah dalam mengembangkan muhammadiytah di Lamongan dan

Perannya dalam Pondok Pesantren Al Mizan Lamongan.

7. Maskun Tamami,

Gerakan Muhammadiyah di Desa Sepanjang

Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013, (Skripsi: Fakultas

Adab Jurusan Sejarah dan Peradapan Islam, UIN Sunan Ampel, 2013),

dalam skripsi ini membahas tentang keadaan masyarakat desa

sepanjamh Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo sebelum datangnya

Muhammadiyah, perkembangan Muhammadiyah mulai dari sejarah

masuknya Muhammadiyah di Desa Sepanjang, dan perkembangan amal

usaha Muhammadiyah Ranting Sepanjang.

8. Hamam Nasrudin,

Peran KH. Abdurahman Syamsuri dalam

Mengembangkan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem

Paciran Lamongan 1948-1997, (Skripsi: Fakultas Adab Jurusan Sejarah

(23)

membahas tentang biografi KH. Abdurraahman Syamsuri mulai dari

latar keluarga hingga karir pendidikan, dan membahas tentang pondok

Muhammadiyah Karangasem mulai dari awal perintisan pondok hingga

perkembangan, dan membahas tentang peran dan perjuangan KH.

Abdurrahman

dalam

mengembangkan

podok

pesantren

Muhammadiyah Karangasem Paciran mulai tahun 1948 hingga 1997.

Dari penelitian buku-buku dan skripsi yang telah ada, belum ada

yang membahas tentang perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam

memajukan Muhammadiyah di Babat.maka dari itu penulis ingin meneliti

tentang perjuangan KH. Muchlis Sulaiman.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

penelitian sejarah.

19

Atau disebut juga dengan metode sejarah yang berarti

berjalan, cara atau petunjuk teknis dalam melakukan proses penelitian.

Metode sejarah dalam pengertian umum adalah suatu permasalahan

dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari pandangan historis.

20

Dalam melakukan penelitian ilmiah, metode mempunyai peran

yang sangat penting. Oleh karena itu penulis menggunakan pendekatan

kualitatif dan jenis penelitian deskriptif analisis, yaitu memberikan

gambaran dan menganalisis mengenai individu, keadaan, gejala, atau

19

Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial,

(24)

kelompok tertentu.

21

Selain itu juga menggunakan metode penelitian

komparatif analisis, yang mana dalam metode ini penulis mengumpulkan

data dari semuakejadian untuk mencari secara mendasar tentang sebab

akibat dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun

munculnya suatu fenomena tertentu.

Dalam hal ini penulisan melakukan sebuah penelusuran buku atau

kepustakaan untuk mengetahui dan mengidentifikasi dari berbagai sumber

untuk menghasilkan suatu gambaran jelas mengenai sejarah berdirinya

serta perkembangannya dari masa kemasa. Selain itu akan menganalisa

pemikiran serta ide atau gagasan yang diusung oleh KH. Muchlis

Sulaiman dalam memajukan Muhammadiyah di Babat.

Langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Heuristik

Pada tahap heuristik ini yang dilakukan oleh peneliti

mengumpukan data atau sumber sejarah. Data yang digunakan

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis.

22

Sumber data yang tertulis meliputi foto arsip, surat, dan data yang

berhubungan dengan KH. Muchlis Sulaiman yang berada dirumah

beliau dan di arsip di gedung dakwah Muhammadiyah Babat.

Adapun pada penelitian ini, sumber yang digunakan dibagi dalam

dua kategori, yakni:

a. Sumber Primer

21Koentjaraningrat,Metode-metode Penelitian Masyarakat(Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama,1990),35.

(25)

Dalam penelitian ini sumber primer, yakni data yang paling

poko atau utama sebagai sumber pengungat sejarah tanpa ada

sumber ini maka perlu dipertanyakan lagi keautentikan sejarah

tersebut. Hal ini peneliti mengumpulkan beberapa sumber utama:

1) Arsip mengenai identitas KH. Muchlis Sulaiman.

2) Arsip mengenai kepengurusan di Muhammadiyah Babat

tahun 1983-2010 yang ada di PCM Babat.

3) Arsip amal usaha Muhammadiyah Babat yang ada di PCM

Babat.

4) Arsip SK Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur

tahun 1977

5) Arsip SK Pengurus Muhammadiyah Cabang Lamongan,

Ranting Babat tahun 1955

6) Arsip SK Pimpinan Muhammadiyah Daerah Bojonegoro,

Cabang Muhammadiyah Babat tahun 1961

7) Arsip Amal Usaha Muhammadiyah Babat tahun 2000

8) Buku Panduan Musyawarah Cabang Muhammadiyah Babat

tahun 2005-2010

b. Sumber Sekunder

(26)

dengan keluarga atau orang yang mengetahui semasa dengan KH

Muchlis Sulaiman.

2. Kritik Sumber

Setelah sumber-sumber ditemukan, maka sumber-suber itu diisi

dengan kritik yaitu suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang

dibutuhkan guna mengadakan penulisan sejarah.

23

dalam prosesmetode

sejarah terdapat dua konsep kritik terhadap sumber yaitu: peneliti

melakukan kritik intern terhadap sumber. Selanjutnya melakukan

kritik ekstern yang dilakukan peneliti untuk menunjang nilai

keabsahan data yang diperoleh dengan dokumen lain yang berikan

tentang KH. Muchlis Sulaiman pada tahun 1983-2010.

3. Interpretasi

Dalam hal ini, data yang terkumpul dibandingkan kemudian

disimpulkan. Penafsiran terhadap data, dilakukan supaya dapat

mengetahui keaslian naskah dan kesusuain dengan naskah yang

diteliti.

Melihat dari data yang penulis peroleh dari data sejarah dan

waawancara, terdapat perjuangan KH. Muchlis Sulaiman dalam

memajukan Muhammadiyah di Babat, mulai dari perannya dalam

kepengurusan Muhammadiya Cabang Babat maupun kepengurusan

Daerah Lamongan. Serta perannya dibidang pendidikan dimulai dari

(27)

mendirikan pesantren hingga mengembangkan masyarakat sekitar

dengan kajian-kajian agama.

4. Historiografi

Pada tahap ini merupakan bentuk penulisan, pemaparan atau

pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian

sejarah yang menentukan aspek kronologis (penyusunan kejadian

yang dari awal biografi KH. Muchlis Sulaiman, perkembangan

Muhammadiyah diBabat hingga peranan KH. Muchlis Sulaiman

dalam memajukan Muhammadiyah di Babat)

H. Sistemtika Pembahasan

Sistemakita penulisan dalam penelitian ini disusun dengan tujuan

untuk mempermudah pemahaman terhadap “Perjuangan KH. Muchlis

Sulaiman dalam Memajukan Muhammadiyah di Kecamatan Babat

Kabupaten Lamongan tahun 1983-2010”, sehingga dapat menghasilkan

pembahasan yang sistematis. Penulisan penelitian ini terbagi dalam lima

bab dan didalam setiap bab terbagi menjadi beberapa sub bab. Pembagian

ini berdasarkan atas pertimbangan adanya permasalahan-permasalahan

yang perlu diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang berbeda. Adapun

sistematika pembahasan secara terperinci yang penulis pergunakan adalah

sebagai berikut:

(28)

Bab II berisi mengenai Biografi KH. Muchlis Sulaiman mulai dari

pendidikan, kepribadian dan kehidupannya dalam berkeluarga dan karya

sampai karir beliu baik dalam Muhammadiyah maupun dalam politik.

Bab III berisi tentang sejarah dan perkembangan Muhammadiyah

di Kecamatan Babat mulai dari awal perkembangan hingga mengalami

perkembangan yang sangat pesat, menjelaskan para tokoh yang berperan

dalam perkembangan muhammadiyah babat, membahas tentang lembaga

yang dinaungi oleh Muhammadiyah, membahas tentang amal usaha

Muhammadiyah mulai dari pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, sarana

dan prasarana hingga anggota muhammadiyah babat.

Bab IV berisi tentang peran KH. Muchlis Sulaiman dalam

memajukan Muahmmadiyah di babat, perannya dibidang pendidikan baik

pondok pesantren maupun majlis taklim yang dikembangkannya , dan

peran beliau dalam organisasi muhammadiyah baik di PCM Babat maupun

di PDM Lamongan.

(29)

BAB II

BIOGRAFI KH MUCHLIS SULAIMAN

A. Latar Keluarga KH. Muchlis Sulaiman

Pada umumnya, seorang Kiai itu merupakan keturunan dari

seorang Kiai baik itu keturunan dekat maupun keturunan jauh. Dari unsur

keturunan itu, manusia dapat mencapai derajat yang lebih tinggi dan

menjadi individu yang disegani, begitulah yang terjadi pada sosok KH

Muchlis Sulaiman yang memiliki keturunan Kiai kampung (Sedayu

Brondong Kabupaten Lamongan) yang mengisi pengajian

dilanggar-langgar desanya.

KH. Muchlis Sulaiman adalah Kiai sekaligus Ulama dari Desa

Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Beliau juga pendiri dan

pengasuh pondok pesantren Muhammadiyah Babat. Beliau dikenal oleh

masyarakat sebagai orang yang alim, tawadhu’, dan bersahaja.

Kepribadian yang tercermin dari kepribadian inilah yang membuat beliau

menjadi sosok Kiai yang dita’dzimi oleh orang yang pernah bertemu

dengannya.

24

KH. Muchlis Sulaiman lahir pada tanggal 22 Juli 1951 di desa

Sedayu Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.

25

Ayahnya bernama

Sulaiman, Kiai kampung yang tidak mempunyai pesantren kecuali hanya

24

Ali Ahmadi,Wawancara, Babat,31 Maret 2017.

25

(30)

sebuah langgar yang menjadi tempat pengajian. Beliau sering mengisi

pengajian di desa-desa sekitar dan diklaim banyak orang memiliki sebuah

Karomah. Dari didikan ayahnya, KH. Muchlis Sulaiman mengenal dan

belajar tentang ilmu agama. Setelah menginjak remaja, KH. Muchlis

Sulaiman melanjutkan pendidikannya di Mualimin Yogyakarta.

26

Sepulang dari Mualimin, beliau diminta oleh H. Muntholib untuk

berda’wah di daerah Babat. Dalam da’wahnya beliau dikenal sebagai ahli

tafsir Alquran dan sekaligus hafizd. Setiap pengajian atau mengisi acara

keagamaan beliau jarang membawa Alquran. Selain itu beliau juga ahli di

bidang Nahwu Shorof.

27

Tahun 1975, KH. Muchlis Sulaiman menikah dengan Siti Wahyuni

putri dari bapak Yasin dan dikaruniai tujuh anak yaitu Hanif Nabawi,

Nuha Nabawi, Burhan Ahmadi, Ali Ahmadi, Ziadah, Fattimah Ummu

Abdillah, dan anak yang terakhir meninggal dunia.

28

Setelah menikah pada

tahun 1975,

KH. Muchlis Sulaiman mulai merintis kegiatan belajar

mengajar dengan mendirikan pondok pesantren yang dibantu mertuanya

H. Yasin dalam menyiapkan lahan untuk membangun pondok pesantren.

Pada

tanggal

18

November

1982,

Pondok

pesantren

Muhammadiyah Babat diresmikan oleh KH. AR. Fachruddin (Ketua PP

26

Ali Ahmadi,Wawancara, Babat (31 Maret 2017)

27

Ibid.

28

(31)

Muhammadiyah).

29

Kebanyakan santri berasal dari daerah pesisir

Lamongan dan sekitarnya yang sekaligus bersekolah di Babat. Pada saat

itu bisa dikatakan bahwa Babat sebagai daerah yang sudah maju di

wilayah Kabupaten Lamongan.

Di sisi lain, KH. Muchlis Sulaiman juga aktif dalam kepengurusan

Muhammadiyah baik di PCM Babat maupun di PDM Lamongan. Beliau

pernah menjadi wakil ketua PCM Babat periode IV tahun 1978-1984 dan

periode V tahun 1984-1986, sedangkan di PDM Lamongan beliau

menjabat sebagai ketua Majlis Tarjih pada masa jabatan A. Zuhri tahun

1976-1977, dan masa jabatan KH. Abdul Rahman Syamsuri tahun

1977-1986 dan 1977-1986-1990. Selanjutnya,beliau terpilih sebagai anggota DPRD II

Lamongan dari partai PPP mulai tahun 1985-1995.

KH. Muchlis Sulaiman dalam kesehariannya termasuk orang yang

ramah, suka menolong, keilmuannya tinggi dan dihormati orang, setiap

harinya beliau mengajar mengaji pada setelah subuh dan setelah maghrib.

Kitab yang digunakan Bulugul Maram, Tafsir Alquran, dan Kitab-kitab

tentang Nahwu Shorof. Dalam pengajarannya, beliau menekankan pada

pemahaman tentang Alquran dan ilmu alatnya (Nahwu Shorof).

Dalam keluarga, sosok KH. Muchlis Sulaiman dipandang sebagai

bapak dan guru oleh anak-anaknya. Selain menyuruh, beliau juga memberi

contoh bukan sekedar menyuruh saja. Bukan hanya sosok bapak yang

29Suara Muhammadiyah, “Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Langsungkan Akhirusanah”,

(32)

ditampilkan akan tetapi menjadi suritauladan bagi anak-anaknya. Dalam

kehidupan sehari-hari, beliau sering rapat sebagai wakil rakyat. Disela-sela

rapat masih bisa memenuhi undangan pengajian, baik PCM maupun yang

lain. Di waktu yang sesibuk itu, KH. Muchlis Sulaiman setiap harinya

masih menjaga hafalannya, baik Alquran maupun Hadits, dengan cara

membaca dan menghafalkannya.

Menurut Ali Ahmadi, sebagi bapak beliau sangat sederhana dan

menjadi panutan bagi keluarga. Yang ingin diwujudkan oleh bapak dan

belum tercapai sampai sekarang ialah membuat pondok pesantren

sekaligus ada sekolah.

30

Pada tanggal 18 Okrober 2013, KH. Muchlis Sulaiman meninggal

dunia, pada saat itu beliau baru saja mengisi pengajian di Kedungpring.

Beliau dimakamkan di desa Pekalongan Kelurahan Banaran kecamatan

Babat. Suasana duka, sedih dan tangis meyelimuti kediaman beliau dan

keluarga besar Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat dan PCM Babat

serta masyarakat pada umumnya. Sosok yang dikagumi kini telah pergi

untuk selama-lamanya. Meskipun demikian, KH. Muchlis Sulaiman akan

senatiasa ada di hati para santri dan menjadi panutan para santri yang

pernah belajar dengan beliau. Segala tingkah laku yang belaiu cerminkan

dalam kehidupan sehari-hari patut dijadikan inspirasi bagi setiap orang

yang pernah mengenalnya. KH. Muchlis Sulaiman adalah sosok suri

tauladan yang baik dan menginspirasi baik bagi keluarga besarnya, santri

30

(33)

Pondok Muhammadiyah Babat, dan bagi masyarakat Muhammadiyah

Babat pada umumnya.

B. Pendidikan KH. Muchlis Sulaiman

Pendidikan adalah faktor dominan sebagai bentuk pribadi

seseorang. Dengan pendidikan yang baik maka akan tumbuh pribadi yang

baik pula. Pendidikan yang dilalui oleh seseorang akan mempengaruhi

kepribadian orang tersebut. Seorang anak kecil akan melalui pembelajaran

dari orang tuanya dulu setelah menginjak masa kanak-kanak dan remaja

mereka akan belajar banyak hal dari orang tua, lingkungan masyarakat,

dan belajar pula dengan seorang guru.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan jalur pendidikan

yang signifikan karena keluarga merupakan tempat pertama untuk

pertumbuhan anak, di mana anak mendapat pengaruh dari

anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam

pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia

pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri

anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah

sesudahnya.

31

Sebagaimana yang disebutkan di atas KH. Muchlis Sulaiman sejak

kecil di didik langsung oleh orang tuannya, Kiai Sulaiman. Mulai dari

membaca Al-Qur’an sampai

ilmu agama, terutama bagaimana Islam

mengatur kehidupan sehari-hari manusia. Hal ini berkaitan dengan ajaran

31

(34)

kemanusiaan, moral, dan budipekerti. Pada awal pendidikannya KH.

Muchlis Sulaiman bersekolah di Madrasah Paciran Lamongan, selanjutnya

melanjutkan pendidikan di SMP di Bangil Pasuruan setelah lulus dari SMP

KH. Muchlis Sulaiman melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah dan

mondok di pondok pesantren di daerah Kertosono Nganjuk.

32

Selanjutnya, KH. Muchlis Sulaiman semakin menunjukkan minat

belajar agama yang tinggi. Kehausan beliau tentang ilmu agama

mengantarkan beliau melanjutkan belajar di Madrasah Muallimin

Yogyakarta pada tahun 1966.

33

Awal munculnya, Madrasah Muallimin

Muhammadiyah didirikan untuk menampung para anak muda yang

mempunyai bakat dan minat dalam mempelajari agama Islam. Pesantren

ini mengadopsi sistem dan metode pendidikan modern. Muallimin ini

mencetak para cendikiawan muda, mubaligh, guru, dan pemimpin

Muhammadiyah, Awalnya pesantren ini lebih mirip pesantren.

34

Dalam kesehariannya KH. Muchlis Sulaiman mempelajari ilmu

Al-Qur’an (membaca, menerjemah, dan tafsir), hadis, Fiqih, maupun ilmu

tentang kepemimpinan. Dalam hal ini yang menjadi keunggulan santri

Muallimin ialah ahli dan mahir dalam berdebat, bernegosiasi,

public

speaking, kultum, mengaji, khutbah, kepemimpinan dan lain-lain.

Dalam perkembangannya KH. Muchlis Sulaiman ditempa di

Pesantren ini untuk menjadi cendikiawan muda Muhammadiyah yang

32

Ali Ahmadi,Wawancara, Babat 9 Juni 2017.

33

Ibid.

34

(35)

diproyeksikan menjadi kader Muhammadiyah di Kampung halamannya,

sepertinya halnya KH. Muchlis sulaiman selepas lulus dari Muallimin

pada tahun 1970 langsung berdakwah di desa Brondong akan tetapi tidak

berlangsung lama beliau diminta oleh H. Muntholib untuk membantu

berdakwah di daerah Babat.

Seperti visi misi Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta KH.

Muchlis Sulaiman, dakwah Islam ialah yang menjadi pegangan dalam

mengajar atau dalam mengamalkan ilmu yang telah diterima di Muallimin,

prinsip hidup beliau sederhana dan berfikirannya adalah Dakwah Islam.

35

C. Karir KH. Muchlis Sulaiman

Dalam organisasi Muhammadiyah KH. Muclis Sulaiman aktif di

PDM Lamongan menjabat sebagai ketua Majlis Tarjih pada masa jabatan

A. Zuhri tahun 1976-1977, periode KH. Abdul Rahman Syamsuri tahun

1977-1986 dan 1986-1990 dalam kepemimpinan yang sama,

36

dalam

Majelis

Tarjih

memiliki rencana strategis untuk menghidupkan

Tarjih,

Tajdid, dan pemikiran dalam Muhammadiyah, sebagai gerakan

pembaharuan yang kritis-dinamis dalam kehidupan masyarakat dan

proaktif dalam menjalankan problem dan tantangan perkembangan sosial

budaya dan kehidupan umumnya.

Lajnah tarjih dan majlis Tarjih adalah dua istilah yang selalu

dihubungkan

kepada

lembaga

ketarjihan

dalam

persyarikatan

Muhammadiyah, terutama sejak diterbitkannya surat keputusan Pimpinan

35

Ali Ahmadi,Wawancara,Babat (9 Juni 2017)

36

Fathurrahman Syuhadi,Mengenang Perjuangan Sejarah Muhammadiyah lamongan 1936-2005

(36)

Pusat Muhammadiyah No. 5/PP/ 1971, tentang Qaidah Lajnah Tarjih

Muhammadiyah. Bahwa Majlis Tarjih atau Lajnah Tarjih, dalam

menyelidiki dan membahas masalah agama, dalam rangka untuk

mendapatkan sumber asli, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dengan

tidak meninggalkan pertimbangan akal yang sehat. Dalam hal ini Majlis

Tarjih atau Lajnah Tarjih tetap berpendirian, bahwa pintu ijtihad tetap

terbuka.

37

Sehingga Islam selalu menjadi sumber pemikiran, moral, dan

praksis social ditengah kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang

sangat kompleks, berdasarkan garis besar Majlis ini mempunyai tugas

pokok:

1. Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman dan pengalaman ajaran

Islam dalam kehidupan masyarakat yang multikultural dan kompleks.

2. Mensistematisasi metodologi pemikiran dan pengalaman Islam sebagai

prinsip gerakan

tajdid

dalam gerakan Muhammadiyah.

3. Mensosialisasikan produk-produk

tajdid, tarjih,

dan pemikiran

keislaman Muhammadiyah keseluruh lapisan masyrakat.

4. Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian, dan

informasi bidang

tajdid

pemikiran Islam yang terpadu dengan bidang

lain.

38

37

Dikutip dari Khutbah Iftitah PP Muhammadiyah Majlis Tarjih dalam Muktamar Tarjih ke XXI di Klaten, 1980. http://tarjihmuhammadiyah.wikia.com/wiki/Sejarah_Majlis_Tarjih (20 Mei 2017)

38

(37)

Pada tahun 1992 prestasi terbesar yang dilakukan Muhammadiyah

Lamongan dan PCM Babat melalui tim yang diketuai Zarqony Sutedjo

selaku ketua Majlis Pembina Kesejahteraan dan merangkap sebagai wakil

ketua PCM Babat bersama pemerintah daerah Kabupaten Lamongan dalam

membubarkan lokalisasi terbesar di Lamongan yang berada di Selogiri

Ngowok.

39

Sedangkan ditingkat Cabang Babat beliau menjabat sebagai wakil

ketua dalam periode IV tahun 1978-1984 dan periode V tahun1984-1986.

Dalam berperan memajukan Muhammadiyah Babat beliau berseran dengan

membangun Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat, mendirikan balai

pengobatan (BP) yang sekarang ini menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat, mengembangkan SMA Muhammadiyah Babat,dan membuka hingga

mengembangkan ranting Babat dan sekitarnya.

40

Dalam karirnya di pendidikan dimulai dari mendirikan pondok

pesantren Muhammadiyah di jalan Pramuka Babat pada tahun 1982.

Pelajaran yang diberikan KH. Muchlis Sulaiman kepada santrinya

diantaranya: Tauhid, Fiqih, Akhlak, Nahwu, Shorof, Tafsir, Al-Qur’an,

Bahasa Arab, dan ilmu agama lainnya. Setiap harinya beliau mengajar para

santri setelah Maghrib dan Subuh.

41

39

Fathurrahman,Mengenang Perjuangan, 56.

40

Ali Ahmadi,Wawancara, Babat (13 Mei 2017)

41

(38)

Dalam berdakwah beliau aktif sebagai dai yang sangat sering

mengisi pengajian maupun khotbah diberbagai ranting Muhammadiyah

Babat. Beliau juga masuk sebagai anggota bidang Tabliqh dan Dakwah

Khusus, dengan kajian kontemporer, selain itu beliau juga mengisi di PCM

lain seperti di Kedungpring, Deket dengan kajian Tafsir Al-Qur’an, dan di

Pucuk dengan kajian Bulugul Maram.

Selain itu beliau sering mengisi acara

di ranting Muhammadiyah Babat.

42

Dalam dunia perpolitikan KH. Muchlis Sulaiman aktif dalam partai

PPP. Sebelumnya aktif dalam Masyumi, setelah tahun 1960 Masyumi

dibubarkan KH. Muchlis Suliaman masuk dalam Partai Persatuan

Pembangunan. Beliau terpilih sebagai DPRD II daerah pemilihan

Babat-Kedungring-Pucuk-Sugio. Beliau menjabat sebagai DPRD II selama dua

periode mulai tahun 1985-1995, dan aktif dikepengurusan partai hingga

2010. Dan beliau juga dicalonkan kembali untuk menjadi wakil rakyat

untuk ketiga kalinya akan tetapi beliau menolak tawaran tersebut. Beliau

masuk partai politik ingin mengembangkan dakwah Islam, itu terbukti

disela-sela waktu kosong rapat atau yang lain beliau masih bisa memenuhi

undangan pernikahan atau pengajian kitab atau umum disetiap ranting

Cabang Babat atau Cabang Lamongan.

43

42

Ibid.

43

(39)

BAB III

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI

KECAMATAN BABAT

A. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Babat

Secara geogarfis, Babat sebagai pusat pemerintahan kecamatan

Babat, terletak disimpang empat jalan poros yang menuju Surabaya,

Tuban, Bojonegoro, dan Jombang. Dengan demikian Babat menjadi sentra

perdagangan dan menjadi Kota transit bagi daerah-daerah sekitar. Di

sebelah utara mengalir sungai bengawan Solo yang menjadi pembatas

dengan wilayah Kabupaten Tuban, dan juga sebagai jalur transportasi

angkutan air dari arah hulu dan hilir dari dan ke Babat melakukan

perdagangan. Wilayah Babat mempunyai luas sekitar 6.375.475 Ha,

terbagi menjadi 21 Desa, 2 Kelurahan, dan 47 Dusun. Sebagaian besar

penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan pedagang.

44

Berdirinya Muhammadiyah Babat berawal dari berdirinya Sekolah

Menengah Pertama Islam (SMPI) pada tahun 1952 yang pada saat itu

gedungnya masih menumpang di sekolahan Madrasah Attahdzibiyah

Kauman Babat dan masuk pada sore hari, kemudian pindah kerumah

bapak Sarkowi Somawiharjo yang juga masuk pada sore hari.

Bapak Sarkowi Somawiharjo berunding bersama para pendiri

sekolahan SMPI termasuk salah satu di antaranya ialah H. Nurkasan.

Beliau berpendapat agar SMPI tidak berpindah-pindah dengan solusi

44

(40)

SMPI menepati rumah H. Nurkasan di jalan Raya No 180 (sekarang

ditempati SMAM 1) dan agar dapat tertip dan teratur sekolah harus masuk

pagi hari. Pendapat tersebut disepakati oleh para guru dan para pendiri

SMPI, kemudian nama SMPI berubah menjadi SMP Muhammadiyah

Babat.

Dalam perjalanan selanjutnya, di tahun 1963 H. Nurkasan

menyerahkan tanah di Tanggulrejo dan berkenan menanda tangani wakaf

dengan disaksikan M. Sholeh, M. Saechan, Fathul Rahman, M. Thohir, A.

Wasil Maksum, Sunhadji Tadjam, K. Ramelan, Slamet Munawar, dan

Sumadji. Dengan isi perkataan H. Nurkasan

“Aku serahkan tanah wakaf

kepada Muhammadiyah agar dibangun masjid, dan apa bila telah dibangun

aku serahkan tanah wakaf itu seluruhnya”.

45

Untuk melanjutkan amanat beliau, maka pada tahun 1964 diatas

tanah wakaf tersebut dibangun fondasi untuk mendirikan masjid Taqwa

yang saat itu sebagian tanah wakaf yang sebelah selatan masih ditempati

oleh masyarakat sekitar secara liar. Dalam perkembangannya, pada tahun

1974 pemerintah Kabupaten Lamongan, Dinas Pengairan Proyek Solo

Hilir

bermaksud

untuk

membebaskan

sebagian

tanah

wakaf

Muhammadiyah (yang pada saat itu sudah ada fondasinya) untuk

keperluan kantor proyek Solo Hilir.

45

(41)

Setelah melalui proses perundingan dan komunikasi yang sangat

panjang akhirnya ada kata sepakat diantara kedua belah pihak untuk

menyelesaikan masalah ini, dengan syarat;

1. Pihak Muhammadiyah bersedia melepaskan sebagian tanah wakaf

yang dibutuhkan oleh Pemerintah untuk perkantoran Proyek Solo Hilir

seluas 1.430 m2.

2. Pihak Pemerintah atau Pemda Kabupaten Lamongan bersedia

memberikan ganti rugi tanah Negara yang ditempati bangunan

Gedung Pertemuan desa Babat (dalam kondisi rusak) dijalan Rumah

sakit Babat seluas 1.331 m2 dan ditambah dengan uang sebagai ganti

bangunan (fondasi).

Kegiatan lain adalah mengadakan pengajian yang dilakukan oleh

bapak M. Sholeh seorang guru SR Negeri bertempat di Musholla beliau

(Tegalsari) dan beliau adalah merupakan ketua ranting Muhammadiyah

yang pertama di Babat. Pada tanggal 7 Februari 1953, ranting

Muhammadiyah Babat mengajukan surat permohonan kepada pengurus

Cabang Lamongan Nomor 34/A/org./53. Untuk diakui secara sah menjadi

ranting, dan pada tanggal 15 Januari 1955 mendapat surat ketetapan

Nomor 1007/B.

46

yang menetapkan dan mengakui secara sah berdirinya

ranting Muhammadiyah Babat.

Selanjutnya

perkembangan

anggota

dan

simpatisan

Muhammadiyah Babat serta semakin banyak Amal Usaha yang dikelola

46

(42)

oleh Muhammadiyah Babat maka diajukan surat permintaan untuk diakui

secara sah sebagai Cabang Muhammadiyah Babat, pada tanggal 9

Desember 1961 Nomor 91/A/61. Atas persetujuan Pimpinan Daerah

Bojonegoro maka terbitlah surat ketetapan dari Pimpinan Pusat

Muhammadiyah Nomor 1550/A.

47

yang mengakui secara sah berdirinya

Cabang Muhammadiyah Babat.

Pada tahun 1959 Muhammadiyah Babat mendirikan Poli Klinik

Islam yang menepati rumah bapak H. Nurkasan di jalan Raya Babat

nomor 180, bekerja sama dengan dokter berkebangsaan Jerman. Namun

karena keterbatasan dana dan sumber daya manusianya Amal Usaha

tersebut tidak dapat berjalan lama.

Selang beberapa tahun kemudian pada tanggal 21 Juli 1968

berdirilah Poli Klinik Islam dibawah naungan Muhammadiyah Ranting

Babat yang merupakan cikal bakal Rumah Sakit Muhammadiyah Cabang

Babat yang sekarang terletak di jalan KH. A. Dahlan Nomor 14 Babat.

Disusul kemudian pada tahun 1973 berdirilah SMA Muhammadiyah

yang menepati gedung (rumah bapak H. Nurkasan yang dibeli oleh

Muhammadiyah) dijalan Raya Babat nomor 180.

Pada tahun 1978 berdiri SD Muhammadiyah yang menepati

gedung baru (pengganti tanah wakaf Tanggulrejo) yang berada di jalan

Rumah Sakit Babat. Kemudian pada tahun 1981 dibangun Pondok

47

(43)

Pesantren Muhammadiyah Babat yang berada dijalan Pramuka Babat

yang diresmikan oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur (KH. Anwar Zain)

dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (KH. AR. Fachruddin) pada tanggal

18 November 1982.

Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang

semakin besar dibidang pendidikan maka pada tahun 1993 didirikan

Sekolah Kejuruan (STM) Muhammadiyah yang menepati gedung di

komplek masjid Taqwa Tanggulrejo yang masuk pada siang hari,

kemudian pindah ke gedung jalan Rumah Sakit Babat dan masuk pada

siang hari. Dibidang social Muhammadiyah Cabang Babat pada tahun

2004 mulai merintis mendirikan Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah,

bersebelahan dengan Masjid Al-Hidayah yang berlokasi di jalan Perintis

Babat dan penggunaanya diresmikan pada tanggal 1 Mei 2005.

Dalam waktu yang bersamaan juga membangun Panti Asuhan Putri

diatas tanah wakaf dari Drs. H. abdul Malik yang terletak di Jalan

Cokroaminoto Babat, dan pengelolannya diserahkan kepada Pimpinan

Cabang Aisyiyah Babat, disisilain Aisyiyah juga mengelola 12 Taman

Kanak Kanak (ABA) yang tersebar dibeberapa Ranting Muhammadiyah

Babat.

48

48

(44)

B. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Perkembangan Muhammadiyah

Babat

Para tokoh yang berperan dalam perkembangan Cabang

Muhammadiyah Babat mulai dari awal perintisan hingga mengalami

perkembangan yang sangat pesat, yang diawali oleh seorang guru SR (M.

Sholeh), yang dibantu oleh H. Sarkowi Sumowiharjo, H. Nurkasan, dan

masih para tokoh-tokoh yang berperan. Adapun periodesasi Kepemipinan

Muhammadiyah Cabang Babat:

Periode I Tahun 1959 Ketua

: Muhammad Sholeh

Periode II Tahun 1965 Ketua

: Adenan Nur Shodiq

Periode III Tahun 1970 Ketua

: Syafi’I Hasyim

Periode IV Tahun 1978-1984

Ketua

: H.M. Saechan

Ketua I

: K.H. Muchlis Sulaiman

Ketua II

: Darmoedji

Sekretaris

: Gholib Ghufron

Bendahara

: H.A. Wasil Maksum

Periode V Tahun 1984-1986

Ketua

: H.M Saechan

Ketua I

: K.H. Muchlis Sulaiman

Ketua II

: Drs. Muntholib Sukandar

Sekretaris

: Zarqoni Sutedja

(45)

Periode VI Tahun 1986-1990

Ketua

: H. M. Saechan

Ketua I

: H. A. Zaenuri

Ketua II

: Khoirul Huda

Sekretaris

: H. Kuswareh

Bendahara : H. A. Wasil Maksum

Periode VII Tahun 1990-1995

Ketua

: H. A. Zaenuri

Ketua I

: Zarqoni Sutedjo

Ketua II

: K. H. Khoirul Huda

Sekretaris

: Shofwan Ilyas

Bendahara

: H. A. Wasil Maksum

Periode VIII Tahun 1995-2000

Ketua

: H. A. Zaenuri

Wakil Ketua I

: Dr. H. Sukari

Wakil Ketua II : Zarqoni Sutedjo

Sekretaris

: Shofwan Ilyas

Bendahara : H. A. Wasil Maksum

Periode IX Tahun 2000-2005

Ketua

: Drs. H. Noor Khozin

Wakil Ketua I : H. A. Zaenuri

(46)

Bendahara

: H. Zaenuri Arifin

Periode X Tahun 2005-2010

Ketua

: H. A. Zaenuri

Wakil Ketua I

: Drs. H. Noor Khozin, MM.

Wakil Ketua II : H. Abdul hamid Muhannan, Lc.

Wakil Ketua III : Drs. H. Abdul Ghoffar, MM.

Wakil Ketua IV : Drs. M. Munir, M.Pd.

Sekretaris

: H. Andrian Firmansyah

Bendahara

: H. Zaenuri

49

C. Perkembangan Muhammadiyah Babat

Muhammadiyah Cabang babat mengalami perkembangan yang

sangat pesat diawal tahun 2000an yang ditandai oleh beberapa Amal

Usaha Muhammadiyah Cabang Babat mulai tumbuh subur dan memiliki

sarana dan prasarana yang menunjang mulai dari pendidikan, kesehatan

dan sosial kemasyarakatan.

1. Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Babat

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan

terwujudnya

masyarakat

Islam

yang

sebenar-benarnya,

dimana

kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata, menilik dasar

prinsip tersebut maka apapun yang diusahakan dan bagaimana cara

perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggal harus

berpedoman berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak

49

(47)

membangaun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara

serta menempuh jalan yang diridlai Allah.

50

Dalam amal usaha

Muhammadiyah Cabang Babat begerak di bidang pendidikan serta

Pembina kesejahteraan umat (PKU) yaitu;

a) Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu gerakan dakwah Muhammadiyah,

ciri khas pendidikan Muhammadiyah yang unggul, holistic, berkarakter

sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid dalam membentuk

manusia yang sempurna sebagaimana tujuan Muhammadiyah.

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan

aktifitas dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren

dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu

pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum

dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan.

Lembaga pendidikan yang didirikan dikelola dengan bentuk amal usaha

dengan menyelenggaranya dubentuk sebuah majelis dengan nama

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai dari

pimpinan Pusat sampai tingkat Pimpinan Cabang.

51

Pendirian

pendidikan

Muhammadiyah,

Abdul

Mu’ti

mengungkapkan

dengan

pemikirannya

bahwa

pendidikan

Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa

50

Hamdan Hambali,Ideologi dan Strategi Muhammadiyah(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah 2006), 40.

51

Qidah Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan Pasal 1 ayat 4,

(48)

manusia akan mampu mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan yang

sempurna apabila mereka memilik kedalaman ilmu pengetahuan.

Motivasi teologis ini menurut Abdul

Mu’ti, yang mendorong KH.

Ahmad Dahlan menyelenggarakan pendidikan di emperan rumahnya

dan memberikan pelajaran agama ekstra kulikuler di OSVIA dab

kweekschool.

52

Pada aspek yang berbeda, Muhammad Azhar melihat pendidikan

yang diselenggarakan Muhammadiyah pada aspek

Burhani

yakni

sebuah lembaga lebih banyak melahirkan

output

ketimbang

outcome,

aspek

irfani

yakni pendidikan Muhammadiyah yang bercirikan

rasionalitas dan materialitas-birokratik, aspek

buyani, yakni pendidikan

Muhammadiyah yang model pengajarannya terasa kering, mengingat

paradigma pergerakan Muhammadiyah yang modernisrtik.

53

Majelis Dikdasmen yang diserahi tugas sebagai penyelenggara

amal usaha dibidang pendidikan, dalam melaksanakan tugas mengacu

pada Tahfidz Keputusan Muktamar, Tanfidz Keputusan Musywil, dan

Tanfidz keputusan Musda. Agar penyelenggaraan pendidikan

dilingkungan Muhammadiyah mempunyai acuandan aturan yang jelas,

Majelis

Dikdasmen

Pimpinan

Pusat

Muhammadiyah

telah

mentanfizdkan keputusan kerja nasional majelis pendidikan dasar dan

menengah Muhammadiyah seluruh indonesia.

52

Edy Suandi Hamid.Membangun Profesionalisme Muhammadiyah(Yogyakarta: LPTP PP Muhammadiyah, 2003), 97.

53

(49)

Sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah, Majelis

Dikdasmen mempuyai tugas pokok adalah menyelenggarakan,

membina, mengawasi, dan mengembangkan penyelenggaraan amal

usaha di bidang pendidikan dasar dan menengah. Dalam melaksakan

tugas pokok diatas, majelis pendidikan dasar dan menengah

Muhammadiyah harus mengacu kepada visi, misi, asas, dan tujuan

pendidikan Muhammadiyah.

54

Awal perkembangan Muhammadiyah cabang Babat dimulai dari

pendirian sekolahan, maka dari itu PCM Babat mempunyai program

pengembangan dibidang pendidikan, membentuk sekolahan terpadu

terutama tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK untuk merintis sekolahan

unggul diCabang Muhammadiyah Babat.

Berawal dari Sekolah Menengah Pertama yang didirikan pada

tahun 1952 yang menjadi awal perkembangan Muhammadiyah Babat

dan mendapat piagam pendirian perguruan Muhammadiyah pada tahun

1978 dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

55

Kemudian disusul dengan

berdirinya SMA Muhammadiyah pada tahun 1973 dan STM

Muhammadiyah tahun 1993.

Dikdaspem

menaungi

11

sekolahan

diantaranya

SD

Muhammadiyah 1 Babat dengan status SSN, MIM 01 Kebalandono

dengan status Terakreditasi A, MIM 02 Patihan dengan status

54

Tanfidz Keputusan Rakernas Pendidikan Muhammadiyah se Indonesia Tahun 2006. http://tarjihmuhammadiyah.wikia.com/wiki/Sejarah_Majlis_Tarjih. (20 Mei 2017)

55

(50)

Terakreditasi B, MIM 03 Puncakwangi dengan status Terakreditasi B,

MIM 04 Moropelang dengan status Terakreditasi B, MIM 05 Gendong

Kulon dengan stsatus Terakreditasi B, MIM 06 Tritunggal dengan

status Terakreditasi C, SMP Muhammadiyah 1 Babat dengan status

Terakreditasi A, SMP Muhammadiyah 26 Patihan dengan status

Terdaftar, SMA Muhammadiyah 1 Babat dengan status SSN, SMK

Muhammadiyah 5 Babat dengan status RSBI.

56

Dari sekolah tersebut jumlah tenaga pendidik 222 guru dan 52

karyawan.

57

Untuk Pondok Pesantren PCM Babat menaungi satu

Pesantren yaitu Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat yang terletak

dijalan Pramuka Babat, dalam mengembangkan pendidikan PCM Babat

mempunyai visi perkembangan pendidikan Muhammadiyah yang

unggul, holistic, berkarakter sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah

dan tajdid dalam membentuk manusia yang sempurna sebagaimana

tujuan Muhammadiyah.

58

Program pengembangan dibidang pendidikan PCM Babat yaitu;

1) Menyusun Roadmap keunggulan pendidikan Muhammadiyah baik

tingkat dasr, menengah, dan pesantren, dalam berbagai aspek,

termasuk pemetaan sumber daya insani, karakteristik keunggulan,

fasilitas, tata kelola kepemimpinan dan lain-lain yang mendukung

pengembangan kualitas dan lain-lain.

56

PCM,Buku Panduan Musyawarah Cabang Ke 11 Muhammadiyah Babat,78.

57

Ibid.,78.

58

(51)

2) Melakukan Workshop MBS di sekolah Muhammadiyah untuk

memenuhi standar pendidik Muhammadiyah berdasarkan cita-cita

ideal pendidikan Muhammadiyah untuk menuju sekolah standar

nasional dan dapat mencapai sekolah standar internasional.

3) Mengenalkan

sekolah

koalisi

pada

lembaga

pendidikan

Muhammadiyah di cabang Babat.

4) Membentuk sekolah terpadu terutama tingkat SD, SMP, SMA, dan

SMK untuk merintis sekolahan unggul di Cabang Muhammadiyah

Babat.

5) Meningkatkan nilai keIslaman dan keMuhammadiyahan dalam

pendidikan Muhammadiyah.

6) Pembinaan

dan

pelatihan

guru

TPQ

ditingkat

ranting

Muhammadiyah Cabang Babat.

7) Melaksanakan sistem evaluasi pengembangan lembaga pendidikan

secara berkala.

8) Merumuskan renstra pendidikan Muhammadiyah selama lima

tahun kedepan untuk meluruskan tujuan sekolah Muhammadiyah.

9) Melaksanakan MPGM pad guru Muhammadiyah di Babat untuk

meningkatkan kualitas dan kompetensi pembelajaran di sekolah.

10) Meningkatkan peran aktif Pondok Pesantren Muhammadiyah

(52)

11) Membuat jaringan informasi dan

komunikasi pendidikan

Muahmmadiyah melalui teknologi komunikasi dan informasi.

12) Mengembangkan ketrampilan unggul (kecakapan hidup) terutama

pada sekolah kejuruan.

13) Mengupayakan subsidi silang dari sekolah mampu kepada sekolah

tidak mampu dilingkungan Cabang Babat.

14) Melakukan pembinaan dan pengawasan siswa sekolah Muhammadiyah

yang berada diluar sekolah pada saat jam-jam pelajaran sekolah.

15) Membuat jaringan PSB di sekolah-sekolah Muhammadiyah, dan

melakukan sosialisasi PTM ke ranting-ranting Cabang Babat.

59

b. Rumah Sakit

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat merupakan sebuah amal usaha

dibidang kesehatan milik Pimpinan Muhammadiyah Pusat yang didirikan

oleh PCM Babat dan penyelenggaraannya untuk melayani masyarakat

umum. Diatas sebidang tanah seluas 1.422 M2 dijalan KH. Ahmad Dahlan

Babat, pada awalnya Rumah Sakit ini perawal dari Poliklinik Islam yang

menepati rumah bapak Nurkasan yang berada dijalan Raya Babat nomor

180, yang berkerja sama dengan seorang doctor berkebangsaan Jerman

namun tak berjalan lama karena keterbatasan dana dan sumber daya

manusia.

60

Pada tanggal 21 Juli 1968 berdiri Poliklinik Islam dibawah asuhan

Muhammadiyah Ranting Babat yang merupakan cikal bakal Rumah Sakit

59

Ibid. 175.

60

(53)

Muhammadiyah Babat yang terletak dijalan KH. Ahmad Dahlan nomor 14

Babat.

Sejak

itu

Rumah

Sakit

Muhammadiyah

Babat

mulai

mengembangkan dan penambahan fasilitas pelayanan, dengan jenis

pelayanan rawat jalan, rawat inap, UGD, bedah umum, bedah obgyn,

laboratorium, kamar obat, dan penunjang medis. Rumah Sakit ini memiliki

51 kapasitas menampung pasien dan memilik tenaga medis sebanyak 128

pegawai.

61

Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu terwujudnya rumah

sakit yang islami dan prima dalam pelayanan. Dan memiliki misi

diantaranya;

1) Menciptakan nuasa Islami di lingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat.

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien, keluarga,

dan masyarakat.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan, sarana, sumber daya insani (SDI)

dengan didukung oleh sistem manajemen yang professional.

62

Motto Rumah Sakit Muhammadiyah Babat IHSAN yaitu ihlas

dalam berekerja santun dalam pelayanan. Sedangkan program kerja PCM

Babat

dibidang

kesehatan

dan

kesejahteraan

masyarakat

visi

pengembangannya fungsi pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang

unggul dan berbasis penolongan kesengsaraan oemoem (PKO) sehingga

61

PCM,Buku Panduan Musyawarah Cabang Ke 11 Muhammadiyah Babat,92.

62

(54)

mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya

kaum dhu’afa sebagai wujudnya aktualisasi dakwah Muhammadiyah.

Program Pengembangan bidang kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat Muhammadiyah Cabang Babat diantaranya;

1) Meningkatkan sistem penyelenggaraan atau pengelolaan amal usaha

bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (AUMKESOS) yang

unggul dan berbasis PKO (Pertolongan Kesejahteraan Oemoem)

Al-Ma’un dengan manajement terpadu, tata kelola, pengawasan

standar

mutu, dan pengelola IPO (Input-Proses-Output) yang berkualitas utama

sehingga mampu bersaing dan menjangkau masyarakat luas.

2) Meningkatkan kualitas sumber daya amal usaha bidang kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat (AUMKESOS) melalui peningkatan kapasitas

tenaga kerja AUMKESOS, pendidikan, promosi, daya dukung fasilitas,

dan berbagai skill yang mengembangkan keunggulan.

3) Mengoptimalkan penanggulangan masalah kesehatan melalui standarisasi

pelayanan AUMKES, pengembangan rumah sakit dengan pelayanan

unggul di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

4) Mengembangkan panti asuhan yang representative dan memadai sebagai

lembaga sosial dan kesejahtearaan masyarakat.

5) Membentuk usaha pola anak asuh non-panti untuk meningkatkan

kesejahteraan anak kurang mampu.

(55)

yang bersinergi dengan rumah sakit dan panti asuhan sebagai gerakan

Al-Ma’un atau PKO.

7) Meningkatkan kesiapan AUMKES dalam penggulangan bencana,

meningkatkan kualitas tanggap darurat peningkatan kualitas dan

pengadaan logistic tanggap darurat serta advokasi dan rehabilitasi pasca

bencana.

8) Mengoptimalkan AUMKES menjadi tempat penyemaian kader

Muhammadiyah.

63

c. Panti Asuhan

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Muhammadiyah Babat mulai

merintis pada tahun 2004 atas bantuan Drs.H. Abdul Mukti yang

mewakafkan tanahnya yang berada di jalan Cokroaminoto Babat, yang

dikelola oleh Pimpinan cabang Aisyiyah Babat, peresmian panti asuhan

Muhammadiyah Cabang Babat pada tanggal 1 Juni 2005. Pada awalnya

membangun Panti Asuhan Putri terlebih dahulu dan disusul oleh Panti

Asuhan

Buat

Laki-laki.

Program

kerja

Panti

Asuhan

Yatim

Muhammadiyah Cabang Babat mempunyai lima program kerya yaitu;

1) Merawat

Mencukupi kebutuhan hidup anak asuh, baik kebutuhan sandang,

pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan

2) Mengasuh

63

(56)

a) Mengasuh anank-anak panti untuk disiplin menjalankan syari’at

agama Allah SWT. Serta melatih mereka berakhlakul karimah sesuai

dengan ajaran Islam.

b) Mengajak anak-anak panti untuk selalu taat kepada orang tua

pengasuh, Pembina, serta pengurus panti.

c) Memberi bimbingan kepada anak-anak panti untuk bertata tertib

yang baik, berfikir luas, bertindak yang bijak serta berwawasan

kebangsaan.

d) Melatih anak asuh untuk hidup sederhana rajin bekerja serta optimis

dalam hidup dengan dijiwai semangat budi pekerti.

3) Mendidik

Pendidikan sebagai proses pelayanan meliputi pendidikan sekolah,

pendidikan agama, dan pendidikan budi pekerti.

4) Mengembangkan

Untuk mengembangkan keberadaan panti asuhan mempunyai program

pendirian usaha ekonomi produktif berupa persewaan sound sistem, dan

persewaan mixer semen (molen) dengan harapan d

Referensi

Dokumen terkait