NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul : Evaluasi KPU Kota Lokasi : KPU Kota Yogyakarta Reporter & Camerawan : Rina dan Deska Tanggal Liputan :1 Juni 2005ACC Redaktur Narator Editor
1 Untuk mengantisipasi permasalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada ) yang akan segera
dilaksanakan / KPU Kota Yogyakarta mulai mengevaluasi kelebihan maupun kekurangan dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2004 lalu//
Hal ini disampaikan / Hendy Setiawan ,SIP Anggota KPU Kota Yogyakarta Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu /siang kemarin di kantor KPU Kota Yogyakarta // Evaluasi tersebut digelar dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) / kegiatan tersebut sudah dimulai sejak 4 mei lalu / dan acara tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan beberapa LSM //
FGD yang diadakan rabu kemarin / mengangkat topik tentang metode yang dipergunakan dalam
penetapan hasil// KPU Kota Yogyakarta / diminta untuk tidak menggunakan Teknologi Informasi ( TI ) / dalam proses penghitungan suara saat Pilkada ataupun Pemilihan Walikota /karena dinilai pemborosan // Ini
mengingat pada pelaksanaannya bila ada perbedaan suara yang dipakai dan berlaku adalah penghitungan suara secara manual //
==statement Hendy Setiawan ,SIP (Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu KPU Kota )===
(“TI adalah rekapitulasi suara melalui komputer……)
Penggunaan TI ini /memang tidak diatur dalam Undang –undang / dan selama ini dinilai mempercepat jalannya penghitungan suara dan bisa berjenjang // Namun masalahnya /bila masyarakat membutuhkan data perolehan suara sementara / akan diambilkan dari mana // Selain itu metode TI ini sendiri mempunyai banyak sekali kelemahan diantaranya memakan banyak sekali biya /dan juga membebani tugas KPPS yang sudah berat//
==statement Hendy Setiawan ,SIP (Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu KPU Kota )===
(“Kelemahan TI adalah boros dan memberatkan tugas KPPS …)
Tetapi untuk kota yogyakarta sendiri / Pemkot sudah mempunyai jaringan TI yang sudah sampai pada tingkat kecamatan /sehingga bisa membantu proses pencepatan penghitungan suara / dan bila nantinya memang ada kesepakatan untuk tidak menggunakan TI / maka bisa menghemat pengeluaran //
Selain itu /pada FGD juga muncul mengenai masalah honor bagi para petugas yang selama Pemilu kemarin / dinilai oleh banyak pihak tidak memadai lagi // KPU seharusnya / memikirkan besaran honor disesuaikan dengan besaran kerja dan diharapkan agar lebih rasaional / seperti untuk ongkos pengantaran undangan yang hanya dinilai Rp.25 per pemilih //Beberapa pihak ada yang mengusulkan / bila memang nilai yang diberikan sangat kecil / lebih baik tidak usah diberikan lagi //Karena itu KPU akan memulai menyusun rencana anggaran yang lebih rasional / sesuai dengan keadaan /dan tentunya harus sesuai dengan kemampuan setiap daerah // Rencananya pada pertengahan September 2005 nanti KPU akan mengajukan dana yang dibutuhkan ke DPRD Kota //
Rekomendasi lainnya yang muncul adalah /dalam penyusunan daftar pemilih /harus tetap melibatkan petugas dari kampung ataupun melaui Rtdan RW yang mengetahui secara pasti kondisi di wilayahnya // Selama ini / dalam melakukan pendataan Badan Pusat Statistik ( BPS ) / menerapkan sistem blok / sehingga terdapat perbedaan paradigma // Kondisi ini /bisa membuat pemilih tidak mencoblos di TPS yang dekat dengan tempat tinggalnya / dengan asumsi satu TPS bisa menampung 600 pemilih / maka jumlah TPS untuk Pilkada
diharapkan bisa berkurang dan lebih efisien//