• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita mendengar istilah

“pede” atau lengkapnya percaya diri. Semua orang sebenarnya punya masalah

dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa

kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait

dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi

cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum percaya

diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada

juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau

keadaan tertentu. Berbagai kondisi di atas sesungguhnya adalah sesuatu yang

normal dalam praktek kehidupan, dalam arti pernah dialami oleh semua

manusia.

Menurut Mastuti dan Aswi (2008) individu yang tidak percaya diri

biasanya disebabkan karena individu tersebut tidak mendidik diri sendiri dan

hanya menunggu orang melakukan sesuatu kepada dirinya. Percaya diri sangat

bermanfaat dalam setiap keadaan, percaya diri juga menyatakan seseorang

(2)

suatu kepercayaan diri, maka akan semakin sulit untuk memutuskan

yang terbaik apa yang harus dilakukan pada dirinya.

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Menurut Thantaway (2005), percaya diri

adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan

kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang

tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada

kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Sebaliknya, orang yang

kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya,

punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap

kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah

orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan

adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman

dan perhitungannya.

Kepercayaan diri pada individu tidak selalu sama, pada saat tertentu

individu merasa yakin atau mungkin individu tersebut mengalami situasi

dimana individu tidak merasa demikian. Ciri-ciri orang yang percaya diri

adalah mandiri, tidak mementingkan dirinya sendiri, cukup toleran, ambisius,

optimis, tidak pemalu, yakin pada pendapatnya sendiri, dan tidak berlebihan.

Sebaliknya, orang yang kurang percaya diri dalam menghadapi situasi tertentu

akan mengalami gejala seperti diare, berkeringat, kepala pusing / pening,

(3)

mengalami kurangnya kepercayaan diri lahir maupun batin memerlukan

adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, agar dapat memulihkan

rasa percaya dirinya atau setidaknya dapat terpecahkan masalah yang

dihadapinya (Hambly, 1997).

Permasalahan kepercayaan diri dapat terjadi pada siapapun dan tidak

memandang usia namun tidak sedikit masalah ini ada pada usia remaja.

Kartono (1990) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa gejolak

dimana seseorang menghadapi banyak persoalan dan tantangan, konflik serta

kebingungan dalam proses menemukan diri dan menemukan tempatnya di

masyarakat. Menurut Apollo (2005) dalam hal pencarian jati diri selain di

masyarakat, sekolah juga memberikan andil yang cukup besar dalam

membentuk kepribadian dan pola pikir remaja. Karena banyak waktu yang

dilalui oleh remaja salah satunya di lingkungan sekolah.

Menurut Koentjaraningrat salah satu kelemahan generasi muda adalah

kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin

dkk (dalam Rizkiyah, 2005), bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan

dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya

diri. Menurut Mastuti dan Aswi (2008), semakin individu kehilangan suatu

kepercayaan diri, maka individu tersebut akan semakin sulit melakukan yang

terbaik bagi dirinya sendiri. Dengan kepercayaan diri, inidividu dapat

(4)

keputusan, nilai-nilai moral, sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi serta

katakutan dan kesedihannya.

Siswa SMA yang berada dalam tahap perkembangan sebagai

seseorang remaja tentunya sangat membutuhkan kepercayaan diri dalam

dirinya untuk dapat beraktualisasi dalam lingkungannya dengan baik. Hal

tersebut mengingatkan bahwa remaja sebagai manusia yang dinamis yang

selalu membentuk diri dan melaksanakannya, serta selalu membenahi keadaan

dirinya sekarang menuju masa depan. Oleh karena itu dibutuhkan kontak dan

komunikasi dengan orang lain. Karena dengan melakukan kontak dengan

orang lain, akan menjadikan dirinya lebih berkembang. Dalam hal ini manusia

menggunakan fungsi dalam dirinya sebagai mahluk sosial yang dalam

perkembangannya membutuhkan orang lain seperti halnya memecahkan

masalah yang sedang dihadapi.

Kenyataan menunjukkan bahwa pada SMA Kristen 1 Salatiga masih

ditemui adanya siswa yang memiliki rasa percaya diri yang kurang. Data dan

infomasi ini didapat dari hasil wawancara dengan guru BK di SMA tersebut.

Hal seperti ini membutuhkan perhatian yang lebih dari pihak sekolah dalam

membantu meningkatkan para siswa agara dapat meningkatkan kepercayaan

diri yang tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil penyebaran skala penilaian

terhadap rasa percaya diri kepada 31 orang siswa SMA Kristen 1 menunjukkan

bahwa terdapat 29% sebanyak 9 orang siswa yang tingkat percaya dirinya

(5)

siswa mempunyai tingkat kepercayaan diri yang cukup rendah, sehingga dapat

menimbulkan hambatan dalam proses belajar siswa. Jika ini terus dibiarkan

maka dapat dimungkinkan lebih dari 25% dari jumlah siswa tersebut bisa jadi

tidak lulus.

Salah satu upaya yang dianggap dapat menumbuhkan atau

meningkatkan rasa percaya diri siswa adalah melalui bimbingan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat dalam membantu siswa

meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan layanan bimbingan kelompok

maka siswa dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagi

pengalaman, pengetahuan, gagasan atau ide, dan diharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya dan upaya-upaya

meningkatkan kepercayaan diri.

Adanya permasalahan kepercayaan diri yang terjadi pada sejumlah

siswa SMA Kristen 1 Salatiga, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah

penelitian berjudul: EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DALAM

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA, yaitu dengan mengambil beberapa bukti yang menunjukkan adanya tindakan-tindakan yang dapat dilakukan melalui

(6)

1.6 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah layanan

bimbingan kelompok efektif meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI

SMA Kristen 1 Salatiga?

1.7 Tujuan Penelitian

Untuk menguji efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga.

1.8 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari terealisasikannya penelitian ini dapat

dibedakan atas manfaat praktis dan manfaat teoritis:

1.8.1 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Siswa kelas XI yang tidak naik kelas di SMA Kristen 1 Salatiga dapat

meningkatkan kepercayaan dirinya melalui kegiatan bimbingan

kelompok. Bagi siswa yang mengalami krisis kurang percaya diri,

layanan bimbingan pribadi ini dapat membantu meningkatkan rasa

(7)

b. Bagi guru pembimbing

Memberikan informasi bagaimana perlunya meningkatkan kepercayaan

diri siswa, sehingga dapat juga mengembangkan diri dalam dengan

orang lain. Guru pembimbing dapat menerapkan bimbingan kelompok

untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memecahkan

masalah yang dihadapi siswa yang tidak naik kelas.

c. Bagi Sekolah

Dengan diberikannya layanan bimbingan kelompok maka dapat menjadi

masukkan bagi sekolah untuk membuat atau menyusun program

bimbingan konseling, khususnya dalam meningkatkan kepercayaan diri

diantara siswa.

1.8.2 Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan

kelompok, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu ditemukannya

hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna

Referensi

Dokumen terkait

Gedung Pagelaran Seni di Banda Aceh merupakan suatu wadah bagi para seniman untuk dapat menampilkan suatu karya baik dari seni musik dan tari sehingga dapat ditonton oleh penikmat

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi Tahun Anggaran 2012 dengan

Dalam rangka penguatan kewenangan Mahkamah Partai Politik terkait dengan penyelesaian konflik internal partai politik maka disarankan agar kewenangan Mahkamah Partai lebih

PANITIA LELANG PEMBANGUNAN JALAN WILAYAH I, II, III, IV DAN V, REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN (DAK) DAN OPTIMALISASI FUNGSI JARINGAN IRIGASI YANG TELAH DIBANGUN (DAK)

Pengadaan dan Pemasangan Lampu Solar Cell dalam Kabupat en Kampar (Jembat an Bangkinang, Rant au Berangin dan Air

Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Kasus PT. PLN Persero Distribusi Jawa Timur); Aditya Priyanto Putra,..

Dari hasil analisis perkembangan perubahan struktural yang dilihat dengan menggunakananalisis trend linier dapat diketahui trend perubahan struktural untuk sektor pertanian

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pengadaan Kegiatan Pembangunan Ruang Kelas Sekolah, Kegiatan Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir serta