• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pendahuluan Praktikum Parasit Dan Penyakit Ikan Kelompok 11A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Pendahuluan Praktikum Parasit Dan Penyakit Ikan Kelompok 11A"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PRAKTIKUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pendahuluan praktikum mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap

Disusun oleh :

Nur Annisa Diva 230110140033 Arief Hidayatullah 230110140041 Reifolnanda M. H. 230110140044

Kelas :

Perikanan A/ Kelompok 11

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR 2016

(2)

1. Ichthyoxenus jellinghausi Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Malacostraca Ordo : Isopoda Famili : Cymothoidae Genus : Ichthyoxenus

Spesies : Ichthyoxenus jellinghausiis

Gambar 1.Ichthyoxenus (sumber: www.yumpu.com) Morfologi dan Ciri Khusus

Tubuh berbentuk lonjong dan kompak, dan sebagian besar berdiri atas segmen thorax. Kepala kecil dan berbentuk segi tiga, mata ter-redusir. Berantena 2 pasang, antena primer pendek dan antena sekunder panjang.

Hewan betina kakinya berbuku dan lebaknya dalam ruangeram dimana terdapat benjolan. Hewan betina membawa anak-anaknya dalam kantung eram. Ukuran dapat mencapai 28 mm panjangnya pada hewan dewasa.Dikenal dengan nama daerah SONGKEAT yang banyak ditemui pada ikan beunteur (Punbius Binotatus).

Jika host-nya mati, maka Ichthyoxenus akan langsung meninggalkannya, dan mencari host baru. Ikan beunteur yang mengandung songkeat, dapat menjadi racun, sehingga bila akan dimasak harus dibuang dahulu. Songkeat dapat masuk ke dalam rongga tubuh. Hewan Ichthyoxenus waktu muda adalah hermaprodit. Jika akan menjelang dewasa, mengadakan perubahan bentuk. Waktu muda, hewan ini adalah jantan, karena organ alat kelamin jantan berkembang dengan baik. Setelah usia lanjut, berubah menjadi hewan betina.

Jenis Ikan

Ikan Beunteur (Punbius binotatus). Cara Menyerang Inang

Ichbhyoxenus merupakan parasit kulit dimana hewan ini dapat membuat lubang pada host. Dapat menempelkan diri pada tubuh host dengan alat pengisap

HPIK

Ichthyoxenus jellinghausiis termasuk HPIK golongan I 2. Argulus sp. Klasifikasi: Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Brachiura Ordo : Argulida

(3)

Genus : Argulus

Spesies : Argulus Indicus, Argulus Japonicus, Argulus Fiolaceus

Morfologi dan Ciri Khusus

Mempunyai cephalothorax yang lebar dan di bagian dorsal adalah carapase yang di bagian belakang berbentuk gantung. Dikenal sebagai kutu ikan dan banyak menyerang kulit. Bentuk tubuhnya bulat dan pipih, mempunyai kaki renang 4 pasang dan di bagian posterior terdapat ekor. Hewan jantan membawa testis yang besar dan hewan betina mempunyai reseptakel. Mempunyai mata faset di bagian anterior dan 2 pasang antena. Warna tubuh Argulus adalah hijau muda, kuning hijau atau cokelat dan berukuran 6 - 7 mm pada hewan betina dan 4 - 5 mmpada hewan jantan. Membiak melalui stadium nauplius.

Cara Menyerang Inang

Untuk melekatkan diri pada ikan, dengan mempergunakan alat pengisap dan alat penusuk yang juga digunakan untuk mengisap darah ikan

Jenis Inang

Penyakitnya disebut argulosis dan disebabkan oleh parasite Argulus Fiolaceus, Argulus Coregoni, Argulus Japonicus dan Argulus Indicus banyak menyerang ikan Cyprinus Carpio (ikan mas), Trichogaster Pectoralis (serpat siam), Helostoma Temmincki (tambakan), Anabas Testudineus (bebok), Osphronemus Gouramy(gurami), Phoxinus Phoxinus (minnows).

HPIK

Argulus sp. termasuk HPIK Golongan II 3. Cyclops sp. Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Copepoda Ordo : Cyclopoidea Famili : Cyelopodiidae Genus : Cyclops

Spesies : Cyclops Dimorphus, Cyclops Bicolor

Gambar 3 : Cyclops sp Morfologi dan Ciri Khusus

Cyclops mempunyai sebuah mata dan bercephalothorax, tetapi tidak ber-carapase. Kakinya 6 pasang, antena 2 pasang, dimanaantena primer panjang. Hewan jantan dan betina berbeda ukurannya. Hewan betina mempunyai kantung telur disamping tubuhnya. Cyclops yang merupakan zooplankton merupakan tuan rumah perantara dari cacing Diphyllobotrium Latum, Marsipometra Confusa, dan Proteocephalus Ambloplitis misalnya sebelum larva

(4)

stadium sparganum mencapai ke tuan rumah perantara kedua, yaitu ikan. Hewan dewasa ada yang ditemui pada ikan atau hewanpemakan ikan. Kaki bertipe uniramous dan biramous. Sedangkan mulut tipe pengisap. Cyclops kadang-kadang berpalpa. Untuk mengenal berbagai spesies perlu diperhatikan jumlah segmen kaki, ada tidaknya duri pada kaki. Larva Nauplius juga berperan untuk membantu identifikasi Cyclops. Jumlah segmen abdominal juga membantu membedakan setiap spesies.

HPIK

Tidak termasuk golongan HPIK karena hanya merupakan inang perantara dan bukan sebagai parasit. 4. Cymothoa stromatei Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Isopoda Famili : Cymothoidae Genus : Cymothoa

Spesies: Cymothoa stromatei Gambar 4. Cymothoa stromatei

(Sumber : reefbase.co.uk)

Morfologi dan Ciri Khusus

Tubuhnya terdiri atas tiga bagian kepala tidak bersegmen dan membawa dua pasang antena dan sebuah mulut serta memiliki maxilliped. Berpareon yang terdiri atas 7 segmen yang membawa sepasang kaki pada tiap segmen. Kaki digunakan sebagai alat untuk berjalan, untuk mencengkram dan menempelkan diri pada inang.

Cymothoa ini disebut sebagai kutu pemakan lidah. Parasit ini memasuki ikan melalui insang dan lengkungan bawah dan di belakang betina. Betina memiliki panjang 8-29 milimeter dan 4-14 mm lebar maksimalnya. Panjang tubuh jantan sekitar 7,5-15 mm dan lebarnya 3-7 mm. Cymothoa muda menempel pada insang dan berkelamin jantan, lalu saat dewasa menjadi betina untuk mempermudah proses perkawinan, jantan akan menjadi betina setelah bertambah besar sekitar 10 mm (Hermaphrodit).

Cara Menyerang Inang

Cymothoa stromatei menempelkan dirinya pada lidah ikan. Parasit ini mulai menghisap darah melalui cakar pada kaki depannya. Sejalan dengan pertumbuhannya, makin sedikit darah yang dapat mencapai lidah dan mengalami atropi. Kutu ini menggantikan lidah dengan menempelkan tubuhnya pada otot-otot ikan yang akan menggunakannya seperti layaknya lidah yang normal.

Akibat menghisap darah melalui cakar di bagian depannya, menyebabkan lidah mengalami atrofi karena kekurangan darah. Parasit ini kemudian mengganti lidah ikan

(5)

dengan melampirkan tubuh sendiri untuk otot-otot lidah rintisan. Ikan itu dapat menggunakan parasit seperti lidah yang normal. Tampaknya parasit ini tidak menyebabkan kerusakan lainnya terhadap ikan inangnya. Ini adalah salah satu kasus yangg dikenal dari parasit fungsional menggantikan organ inang.

Jenis Inang

Berbagai jenis ikan HPIK

Cymothoa stromatei termasuk HPIK golongan II.

5. Ergasilus sp. Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Copepoda Subordo : Cyclopoida Famili : Lernaeidae Genus : Ergasilus

Spesies : Ergasilus sp. Gambar 5. Ergasilus sp. (Sumber : www.elacuarista.com) Morfologi dan Ciri Khusus

Bentuk tubuh Ergasilus sp. adalah seperti cyclops, dengan bagian tubuh posterior menyempit. Kepalanya kadang-kadang terpisah dengan segmen pertama atau bersatu. Segmen abdomen pada hewan betina ada 3 buah, pada hewan jantan 4 buah dan bagian ekor pendek. Kantung telur berbentuk cerutu yang membawa telur berukuran kecil. Ergasilus mempunyai 2 pasang antena. Antena pertama bersegmen 6 buah, dan antena kedua bersegmen 5 buah. Segmen terminal besar dan kuat dengan pemegang seperti capit tanpa kuku mempunyai 5 pasang kaki renang. Ukuran tubuhnya sekitar 1,5 – 2 mm. Membiak dengan telur dan mengalami stadium larva yang disebut Nauplius yang berenang bebas di air, masuk ke stadium copepodid. Kopulasi terjadi waktu berenang bebas, kemudian hewan jantan mati.

Cara Menyerang Inang

Ergasilus sp. termasuk kedalam ektoparasit, yaitu parasit yang hidup pada permukaan tubuh ikan. Hanya Ergasilus betina yang akan menyerang dan menempel pada ikan sebagai parasit, sedangkan Ergasilus jantan akan berenang bebas sebagai plankton. Ikan akan kehilangan banyak darah, dan kadang akan disertai dengan infeksi lain seperti insang membusuk (gill rot). Insang ikan nampak adanya pendarahan bila terserang oleh 130 ekor Ergasilus, pernafasan terganggu dan ikan gelisah. Insangnya rusak dan berat tubuhnya menurun, bergerak lamban. Penyakitnya disebut ergasilosis dan penyebabnya adalah berbagai spesies Ergasilus.

(6)

Gejala klinis yang dapat terlihat secara kasat mata pada insang ikan yaitu terdapat bercak berwarna putih di bagian lamela insang. ergasilus menimbulkan kerusakan pada lembaran insang akibat cengkraman. Kerusakan pada lembaran insang ditandai dengan adanya nekrosis atau luka. Ikan yang terinfeksi Ergasillus sp. akan mengalami kesulitan dalam menyerap zat asam dan dapat menimbulkan anemia hal ini dan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ikan.

Jenis Inang

Penyakit ini menyerang Cyprinus carpio, Esox lucius, Tinca tinca, Perca fluviatilis. HPIK

Ergasilus sp. Ini termasuk dalam HPIK golongan II. 6. Lernea cyprinacea Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Copepoda Subordo : Cyclopoida Famili : Lernaeidae Genus : Lernea

Spesies : Lernea cyprinacea Gambar 6. Lernea cyprinacea (Sumber : www.glsc.usgs.gov) Morfologi dan Ciri Khusus

Tubuh hewan jantan tidak bersegmen, kepala mempunyai benjolan di bagian tepi. Mata bentuknya tripartitit dan terpendam. Di bagian dorsal cephalothorax berdapat sepasang tanduk. Leher pendek dan lunak, abdomen pendek dan kantung teIur bentuknya memanjang. Probocis bentuknya konikal. Pada stadium larva copepodit, kakinya biramous, berantena 2 pasang dan bentuknya seperti Cyclops. Alat pelekat ukurannya berbeda-beda dan terdiri atas 2 tangkai, yang dorsal lebih besar dari pada yang ventral. Ukuran betina 10-20 mm dan yang hidup pada ikan adalah yang betina. Lernea juga dikenal sebagai anchor worm atau cacing jangkar.

Cara Menyerang Inang

Lernea merupakan parasit kulit yang bila menyerang ikan, proboscis menusuk ke dalam otot (kulit). Ikan yang terserang penyakit ini mengalami luka pada tubuhnya karena cacing jangkar menempel dengan kuat dibagian badan, sirip, insang dan mata Ikan yang terserang Lernea akan terlihat pertumbuhan badan terhambat dan merana, sisik terkelupas, penurunan berat badan, terdapat borok dan ikan terlihat mengalami kesulitan bernapas. Penyakitnya sering disebut sebagai lerneasis.

Jenis Inang

(7)

HPIK

Lernea cyprinacea termasuk dalam HPIK golongan II. 7. Nepa rubra Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Nepidae Genus : Nepa

Spesies : Nepa rubra Sumber : www.hippocampus-bildarchiv.de Morfologi dan Ciri Khusus

Nepa rubra memiliki tubuh yang pipih berwarna coklat kehitaman, sehingga terlihat seperti daun yang sudah mati. Tubuhnya dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, bagian thorax dan bagian abdomen. Nepa rubra mempunyai dua mata faset hitam yang besar dan mulut (proboscis) yang bertipe penusuk-penghisap. Nepa rubra memiliki ekor yang panjangnya dapat mencapai 10 mm yang digunakan sebagai alat pernafasan sehingga nepa rubra dapat tinggal di bawah air selama 30 menit.

Nepa rubra mempunyai tiga pasang kaki. Pertama sepasang kaki depan yang sangat kuat yang terletak tepat di depan kepala yang digunakan untuk menangkap makanan. Pasangan kaki kedua berada di bagian depan tubuh dan pasangan kaki ketiga adalah ada di tengah-tengah tubuh. Kedua pasang kaki tersebut berkuku dan berambut. Pasangan kaki kedua lebih kecil dari pasangan kaki ketiga. Kaki ini untuk merangkak di tanah pada perairan yang sangat dangkal.

Kepala Nepa rubra sangat kecil dan berbentuk segitiga. Rostrum adalah bagian mulut yang menyerupai paruh yang berfungsi untuk menghisap dan menusuk mangsanya. Nepa rubra juga memiliki antena yang sangat kecil yang berfungsi sebagai pendeteksi untuk merasakan daerah yang gelap di sekitar air berlumpur dan daerah di sekitar tanaman air. Pada bagian thorax juga memiliki dua pasang sayap, bagian atas sayap kaku dan keras sedangkan bagian bawah sayapnya tipis dan fleksibel. Sayap bagian bawah dilipat kedalam bagian sayap atas. Nepa rubra memiliki tiga pasang 'sensor tekanan' pada bagian bawah perutnya.

Cara Menyerang

Nepa rubra memakan berbagai serangga air lainnya. Organisme mangsa utama meliputi larva nyamuk, kumbang air (larva dan dewasa), nimfa capung, ikan kecil, dan krustasea kecil.

Nepa rubra dapat menggantung terbalik pada tanaman air saat menunggu mangsa datang karena Nepa rubra bukan merupakan pemangsa yang aktif. Nepa rubra menempel pada gulma atau tanaman air lain dengan menggunakan kaki tengah dan kaki belakang. Ketika mangsa lewat, Nepa rubra mendorong kaki belakangnya sehingga bagian depan tubuhnya terdorong ke depan. Nepa rubra kemudian menggunakan kaki depannya untuk menangkap mangsa. Setelah mencengkeram mangsa kemudian Nepa rubra akan menusuk mangsa tersebut dengan menggunakan rostrum.

(8)

HPIK

Nepa rubra termasuk kedalam HPIK golongan 1, karena ikan dimakan oleh nepa rubra dan langsung mati, tidak dapat diobati.

8. Lethocerus americanus Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Hemiptera Family : Belostomatidae Subfamily : Lethocerinae Genus : Lethocerus

Species : Lethocerus sp. Sumber : en.wikipedia.org Morfologi dan Ciri Khusus

Tubuh berbentuk oval, pipih, ukuran 2,5-5 cm dan umumnya berwarna coklat, kaki depan digunakan untuk menangkap mangsa, kaki belakang pipih untuk berenang. Memiliki sepasang antena yang lebih pendek dari kepala, dan bermata faset, Mulut terdiri atas moncong (rostum) dan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada rostum terbentuk yakni saluran makanan dan saluran ludah.

Memiliki kaki depan bercakar dan paruh yang tajam serta racun yang kuat untuk melumpuhkan mangsanya. Selain itu tubuhnya berbentuk pipih, oval, dan kaki depan yang melengkung tajam seperti sabit. Memiliki bentuk mulut seperti jarum, memiliki abdomen dan sayap.

Cara Menyerang

Lethocerus Americanus adalah pemburu yang menyergap, menggantung terbalik tak bergerak dan menunggu mangsanya. Mangsa Lethocerus Americanus seperti ikan-ikan kecil, krustacea air lainnya. Ketika bergantung tak bergerak, Lethocerus Americanus menyerupai daun mati. Hal ini memudahkan mereka untuk mendapatkan mangsanya dan untuk melarikan diri dan bersembunyi saat ada bahaya.

Lethocerus Americanus menangkap mangsa yang lebih besar dengan menggunakan kaki depan bercakar dan paruhnya yang tajam lalu menyuntikkan racun yang kuat. Toksin ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk melumpuhkan mangsa. Kemudian, mencairkan bagian internal tubuh mangsanya sehingga Lethocerus Americanus dapat menyedotnya.

HPIK Golongan

Lethocerus Americanus termasuk kedalam HPIK golongan 1, karena ikan dimakan oleh Lethocerus Americanus dan langsung mati, tidak dapat diobati.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/220680328/Nepa-Rubra (Diakses pada 29 Maret 2016 Pada pukul 19.30 WIB).

https://www.scribd.com/doc/218921377/Parasit (Diakses pada 29 Maret 2016 pada pukul 19.10 WIB).

http://www.eduwebs.org/bugs/giant_water_bug.htm (Diakses pada 29 Maret 2016 pada pukul 20.30 WIB).

Kusnandar. No Date. Teknologi Tepat Guna Bidang Perikanan: Parasit Pada Ikan. cdn.rimanews.com/ebook-data/81.pdf (diakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 11.36 WIB).

Gambar

Gambar 1.Ichthyoxenus (sumber: www.yumpu.com) Morfologi dan Ciri Khusus
Gambar 3 : Cyclops sp Morfologi dan Ciri Khusus

Referensi

Dokumen terkait