• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Klasifikasi Sumber Pencemaran Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Klasifikasi Sumber Pencemaran Air"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIFIKASI SUMBER PENCEMARAN AIR, UDARA & TANAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pencemaran Lingkungan

yang dibimbing oleh Dr.H. Sueb, M.kes Offering GHL

Kelompok 1

Devy Atika Farah (150342605754) Rina Fiji Lestari (150342608273) R.R. Adetiyas Fara Ulil M. (150342607686)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BIOLOGI

(2)

Klasifikasi Sumber Pencemaran Air, Udara dan Tanah

Abstrak: Kerusakan lingkungan akibat pencemaran terjadi dimana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan, pencemaran dan kerusakan lingkungan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Pencemaran lingkungan dapat di klasifikasikan dalam pencemaran air, udara dan tanah. Pengendalian lingkungan sangat diperlukan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Perlindungan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas alat dan modifikasi alat. Oleh karena itu, agar terwujud kualitas lingkungan yang aman bagi kesehatan, dibutuhkan dukungan dan peran yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat.

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini apabila tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan (Ratnani, 2008).

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Dalam proses pengambilan, pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya alam, terdapat sisa yang tidak digunakan. Sisa tersebut dibuang karena tidak dibutuhkan pada saat itu. Sisa dari proses tersebut kemudian mencemari lingkungan perairan, udara dan daratan, sehingga lama kelamaan lingkungan menjadi rusak (Daly et al, 2007).

Pencemaran lingkungan yang terjadi diakibatkan karena aktifitas manusia maupun alam misalnya gempa bumi, gunung meletus dan gas beracun. Karena pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari oleh manusia,yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi pencemaran lingkungan ?

2. Bagaimana cara mengurangi dan mengendalikan pencemaran air? 3. Bagaimana cara mengurangi dan mengendalikan pencemaran udara? 4. Bagaimana cara mengurangi dan mengendalikan pencemaran tanah?

(4)

KAJIAN PUSTAKA

Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya. Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu : Sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan.

Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya : a) pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya b) pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial c) pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder (Tanjung,2002). Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.

2.1 Cara Mengurangi dan Mengendalikan Pencemaran Air Definisi Pencemaran Air

Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Herlambang (2006) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan.

Menurut WHO, saat ini terdapat 2 miliar orang yang menyandang resiko menderita penyakit murus disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak-anak setiap tahun. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaannya melebihi kapasitasnya untuk diperbaharui (Owa, 2013).

Menurut Evans (2012) ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :

(5)

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

2. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.

3. Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

4. Penangkapan Ikan Menggunakan Racun

Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan

(6)

yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.

Menanggulangi Pencemaran Air

Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air antara lain:

1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.

2. Tidak membuang sampah ke sungai.

3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.

5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar. Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya (Halder,2015).

Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita. Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan 2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik. 3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri. 4. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.

5. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental Pollution Control Manager)

2.2 Cara Mengurangi dan Mengendalikan Pencemaran Udara Definisi Pencemaran Udara

Mendefinisikan "polusi udara" tidak sederhana. Satu bisa mengklaim bahwa polusi udara dimulai ketika manusia mulai bahan bakar terbakar. Dengan kata lain, semua emisi (antropogenik) buatan manusia ke udara dapat disebut polusi udara, karena mereka mengubah komposisi kimia dari atmosfer alami (Daly et al, 2007).

(7)

Jenis Pencemar Udara

Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar dapat berupa: a. Partikel (debu, aerosol, timah hitam)

b. Gas (CO, NOx, SOx, H2S dan HC) c. Energi (suhu dan kebisingan).

Berdasarkan dari kejadian, terbentuknya pencemar terdiri dari : a. Pencemar primer (yang diemisikan langsung dari sumbernya)

b. Pencemar sekunder (yang terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai zat) (Ratnani, 2008).

Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Polusi udara dapat merugikan kita ketika terakumulasi di udara dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Jutaan orang Amerika tinggal di daerah di mana asap perkotaan, polusi partikel, dan polutan beracun menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Orang terkena tingkat yang cukup tinggi dari polusi udara tertentu dapat mengalami: (1) Iritasi mata, hidung dan tenggorokan (2) Nafas berbunyi (Mengi), batuk, dada sesak, dan sesak napas (3) Memburuknya paru-paru dan jantung, seperti asma (4) Peningkatan risiko serangan jantung (Patrick, et al. 2008).

Tabel 2 di bawah ini merangkum hasil kesehatan 328 anak-anak berusia 2-18 tahun diperiksa. Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat dan penularan.

(8)

Di sisi lain, polutan organik yang persisten yang tahan lama non senyawa organik dapat terurai yang menumpuk dalam rantai makanan, terutama ikan dan hewan ternak, dan menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi manusia. Mereka larut dalam air dan mudah disimpan dalam jaringan lemak sehingga dapat diteruskan ke bayi melalui ASI susu. Bahan kimia ini meliputi: aldrin, dieldrin, dichlorodiphenyl-trikloroetana (DDT), Endrin, heptaklor, Toxaphene, chlordane, hexachlorobenzene, Mirex, pestisida dan polychlorinated biphenyls (PCBs) yang semuanya harus dihapus dan atau dihilangkan di bawah perjanjian lingkungan hidup internasional (Church, 2010).

Dibandingkan dengan efek kesehatan manusia, kerusakan yang disebabkan oleh polusi udara pada ekosistem mungkin kurang jelas dan lebih sulit untuk mengukurnya, tetapi tetap penting. Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan hewan, ekosistem air dan darat, berdampak pada keanekaragaman hayati dan merusak nilai habitat. Deposisi sulfur dan atau Nitrogen dapat menyebabkan peningkatan keasaman, dan ketika beban kritis 8 untuk tingkat keasaman terlampaui, Kerusakan ekosistem dapat terjadi. Ini adalah kasus di 58% dari luas wilayah habitat darat dinilai antara 2004 dan 2006 - meskipun ini adalah perbaikan besar karena 'hujan asam' adalah diidentifikasi dalam 1970 tersebut (Fitzpatrick, et al. 2010).

Dampak polusi udara terhadap lingkungan yaitu:

1. kerusakan lapisan ozon, Kerusakan ozon hal pertama ditandai dengan kerusakan vegetasi adalah bintik ungu atau hitam antara pembuluh darah di puncak daun. Ozon memasuki stomata bersama CO2, mendorong stomata menutup, sehingga

mengganggu proses fotosintesis.

2. Materi Partikular (Particulat Matter). Pertama yaitu kerusakan fisik (jaringan), Inhalasi menyebabkan pernapasan dan masalah jantung, dan menyebabkan kematian dini. masalah kedua yaitu timbulnya asam (sulfat, nitrat), Beracun (HMS, PAHs).

(9)

3. Endapan asam. Endapan kering yaitu deposisi langsung gas asam (NOx, SO2, H2SO4)

dan asam partikulat (HNO3, (NH4) 2SO4, H2SO4), daun, batu, bangunan. Endapan

basah yaitu gas asam bereaksi dengan air di atmosfer untuk membentuk asam fase cair (HNO3, (NH4) 2SO4, H2SO4), saat hujan atau kabut keluar. Asam adalah oksidan

kuat menyebabkan kerusakan fisik pada jaringan.

4. Polutan Udara (HMS, POPs). Bioakumulasi dan gigih dalam ekosistem, kronis atau akut beracun, Pestisida (chlordane, Toxaphene), karsinogen, mutagen, teratogen, endokrin, kehilangan kesehatan ekosistem dan keanekaragaman hayati.

5. Peningkatan UV karena menipisnya lapisan ozon. Disebabkan peningkatan penetrasi radiasi UV, Meningkat kerusakan jaringan oleh UV; dapat menyebabkan cacat, Perubahan dalam produksi fotokimia dan biologi (Phinney, 2004).

kematian prematur dari paparan partikulat dan ozon, proyeksi jumlah kematian yang disebabkan oleh polusi udara luar ruangan per tahun per juta orang.

Upaya Pengendalian Pencemaran Udara

Program pengendlian pencemaran udara yang diupayakan oleh Pemerintah Indonesia secara Nasional adalah Program Langit Biru (PLB) yang dicanangkan pada tanggal 6 Agustus 1996 di Semarang oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Program langit biru bertujuan mengendalikan pencemaran udara, khususnya yang bersumber dari sektor transportasi. Tujuannya adalah untuk mencapai kualitas udara ambien yang memenuhi standar kesehatan manusia dan makhluk hidup yang lain. Upaya pengendalian yang terkait dengan program tersebut antara lain adalah: pemantauan kualitas udara ambien, pengendalian pencemaran udara dari sarana transportasi. Hal tersebut meliputi:

1. penggunaan bahan bakar bersih,

2. pengembangan manajemen transportasi,

Gambar 1. Kematian prematur akibat paparan partikulat ozon pada tahun 2010 (OECD, 2015)

(10)

3. mengubah mesin kendaraan, dan memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan

4. pemantauan emisi gas buang kendaraan bermotor

5. upaya mempertahankan paru-paru kota dengan memperluar pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuhan sebagai penangkal pencemaran udara (Fitira, 2009).

2.2 Cara Mengurangi dan Mengendalikan Pencemaran Udara Definis Pencemaran Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi akhir-akhir ini, akibat berbagai aktivitas manusia, banyak terjadi kerusakan tanah terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk, daerah industri dan kawasan peternakan serta pertanian. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah

Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, ataulimbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yanglangsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya( Tim Sintesis Kebijakan,2008)

Sumber Pencemaran Tanah

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung\ berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri. (H Kohnke,. 1989)

(11)

Komponen – komponen Bahan Pencemaran Tanah 1 Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1.1. Limbah padat

Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

1.2. Limbah cair

Berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

2. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah. (H Kohnke,. 1989)

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut. (H Kohnke,. 1989) Dampak Pencemaran Tanah

1. Dampak Pada Kesehatan

Beberapa zat berbahaya bagi kesehatan yaitu timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, dan kerusakan ginjal. Paparan kronis atau terus menerus terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan

(12)

terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal.PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian. (S. T Soekarto 1985)

2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. (S. T Soekarto, 1985)

Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah

Untuk menanggulangi sampah yang dapat menyebabkan pencemaran tanah salah satu cara yang dapat kita lakukan dengan memisahkan sampah organic dan anorganik.Sampah Anorganik yang sulit untuk terurai cara penanggulangannya dengan melakukan daur ulang. Sedangkan Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

Penanganan Pencemaran Tanah

Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah 1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Dengan cara,tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

(13)

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Dan Macam-Macam Pencemaran Lingkungan 3.1.1. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi: Pencemaran Air. Pencemaran Udara. Pencemaran Tanah.

3.1.2. Macam-macam Pencemaran Lingkungan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu : 3.1.2.1. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organic seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

3.1.2.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung

(14)

dan lokal, regional, maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya denganpemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

3.1.2.3. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

3.2 Penyebab Terjadinya Pencemaran Lingkungan

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita. Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah. Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah : Erosi dan curah hujan yang tinggi. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya. Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang menyerang lahan pertanian. DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh

(15)

hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia. DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan. Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang disebabkan oleh penggunaan DDT. a. Merusak jaringan tubuh makhluk hidup. b. Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan Menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga telurnya tidak dapat menetas. c. Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.

3.3 Dampak Pencemaran Lingkungan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemic dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

3.4 Penanganan Pencemaran Lingkungan 3.4.1 Remediasi

(16)

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. 3.4.2 Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

(17)

PENUTUP Simpulan

Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan manusia yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin banyak pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang berada di sekitar daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang manusia saat ini sering terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit kanker, dan lain-lain.

Saran

Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat.

(18)

DAFTAR RUJUKAN

Church, C.J. 2010. Environmental Pollution and Impacts on Public Health. Kenya: Urban Environment Unit.

Daly, A. and P. Zannetti. 2007. An Introduction to Air Pollution – Definitions, Classifications, and History. Arab School for Science and Technology (ASST) No. 5 Vol. VII 665-670.

Evans, A. E., Hanjra, M. A., Jiang, Y., Qadir, M. and Drechsel, P.2012.Water Quality: Assessment of the Current Situation in Asia.International Journal of Water Resources Development Vol. 28, No.2, pp. 195-216.

Fitria, L. 2009. Program Langit Biru: Kontribusi kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Kota Terhadap Penurunan Penyakit Pernapasan pada Anak. Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

Fitzpatrick, J., Cunningham, R., Davidson, J., & Poots, E. 2010. Air Polution: Action in a Changing Climate. London: Published by the Department for Environment, Food and Rural Affairs.

Halder, J. N. and M. Nazrul Islam. 2015.Water Pollution And Its Impact On The Human Healt. Journal of Environment and Human.

Herlambang, A. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya Vol.2 No.1.JAI Kohnke, H. 1989. Fisika Tanah (terjemahan). Jurusan Tanah Fak.Pertanian UGM. 264 p OECD Policy Highlights. 2015. The economic consequences of outdoor air pollution. Paris:

OECD Publishing.

Owa, F.D. 2013. Water Pollution: Sources, Effects, Control and Management Vol.4 No.8.MCSER publishing

Patrick, D.L., Murray, T.P., Sullivan, R.K., & Kimmell, K.L. 2008. Health & Environmental Effects of Air Pollution. Boston: Departement Of Environmental Protection.

Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta

Phinney, L. 2004. Environmental Impacts of Air Pollution. Canada: Meteorological Service of Canada.

Ratnani, R.D. 2008. Teknik Pengendalian Pencemaran Udara Yang Diakibatkan oleh Partikel. Momentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 27 – 32.

Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil

Tim sintesis kebijakan. 2008. Strategi Penanggulangan Pencemaran Lahan Pertanian dan Kerusakan Lingkungan Pengembangan Inovasi Pettanian 1(2), 2008:125-128.

(19)

Gambar

Tabel 2 di bawah ini merangkum hasil kesehatan 328 anak-anak berusia 2-18 tahun diperiksa
Tabel 2. Dampak terhadap kesehatan masyarakat dan penularan (Church, 2010)
Gambar 1. Kematian prematur akibat paparan partikulat ozon pada tahun 2010 (OECD, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran parameter QoS dan analisa yang dilakukan pada layanan packet data dapat mengetahui adanya faktor-faktor yang mempengaruhi QoS pada jaringan seperti

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model sistem dinamik untuk menganalisis dampak turunan perubahan iklim terhadap sumberdaya

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim Tingkat Banding tak dapat menerima uraian pertimbangan Majelis Hakim Tingkat

hambatan/bypass Lubuklinggau – Curup - Bengkulu APBD Provinsi, APBN, APBD Kabupaten dan Investor Dinas Perhubungan, Dinas PU dan Pengembang. Jaringan Prasarana Lalu Lintas

Judul Skripsi : Hubungan Motivasi Konsumen Dengan Keputusan Pembelian Produk Motor Merek Yamaha Di Kecamatan Tanggulangin SidoarjoD. Menyatakan bahwa skripsi

bidang perencanaan dan promosi BKPM melalui Bidang perencanaan dan Promosi. Awal pengembangan e-government masih bersifat statis. Sejalan dengan berkembangnya internet

Makanan cepat saji bagi remaja putri dapat beresiko terjadinya obesitas karena makanan cepat saji mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat dengan terjadinya

dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 33 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Tera