• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara| Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PPM)

PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI ESDM NO 41 TAHUN 2016

(2)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

DASAR HUKUM

ALUR PELAKSANAAN PROGRAM PPM

KETENTUAN PERALIHAN

KEWAJIBAN PERUSAHAAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PELAPORAN DAN SANKSI

(3)

PERTAMBANGAN REMOTE AREA

tambang Peladang hutan hutan hutan

PERTAMBANGAN SEKARANG

tambang Peladang pedesaan hutan perkotaan

(4)

Pemikiran Dasar

Tambang ada Pasca tambang

(Amdal, Dokumen Pasca tambang, ada FS)

(5)

COMDEV DENGAN CSR

No

Aspek

Community Development

Corporate Social Responsibility

1

Subyek (pelaku)

Perusahaan

dalam

skala

Operasional

perusahaan di lapangan

Perusahaan dalam skala luas

2

Obyek

Masyarakat

sekitar

daerah

dampak

operasional

Nasional dan internasional

3

Pendekatan

Empowerment dan bekerja bersama-sama Charity / pemberian cuma-cuma

4

Tujuan

Masyarakat mandiri (jangka panjang)

Branding, tanggung jawab sosial (jangka

pendek)

5

Program

Pemberdayaan, pembelajaran

Sumbangan, kegiatan sosial

6

Pendanaan

Operasional perusahaan

Diambil dari keuntungan perusahaan

• Community Development (Pengembangan Komunitas) adalah kegiatan membantu komunitas di luar perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengatasi persoalan dan memanfaatkan peluang, menemukan kesamaan kepentingan dan menyeimbangkan kepentingan yang mungkin bertentangan (Frank dan Smith, 1999).

• Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tindakan organisasi untuk bertanggung-jawab atas dampak dari keputusan dan aktivitas terhadap masyarakat dan lingkungan hidup dengan cara yang transparan dan beretika (ISO 26000).

• Jadi Community Development merupakan bagian dari CSR. Dalam ISO 26000, Community Development hanya salah satu bagian dari tujuh subyek utama ruang-lingkup CSR. Kegiatan CSR ditujukan untuk pemangku-kepentingan di dalam perusahaan (seluruh karyawan) dan di luar perusahaan (komunitas).

(6)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

Undang - Undang

UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara,

Psl 141 ayat 1(k). pengembangan dan pengembangan masyarakat setempat;

UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah

PP 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 106 – 109, Pasal 111

PP 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

DASAR HUKUM

Peraturan Menteri

Permen ESDM Nomor 13 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Permen ESDM Nomor 41 tahun 2016 tentang Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara

(7)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

Ditetapkan Gubernur, Setelah mendapatkan Pertimbangan Direktur

Jenderal

Badan Usaha menyusun Rencana Induk Program

PPM Selama Tahap Kegiatan Operasi Produksi Termasuk

Pascatambang Badan Usaha Membuat

Rencana Program PPM Tahunan Dimasukkan

dalam RKAB yang disahkan oleh direktur

jenderal Badan usaha pertambangan wajib menyampaikan Laporan Realiasi Program PPM Tahunan Semester (6 Bulan) paling lambat 30

(tiga puluh) hari kalender sejak berakhir periode pelaksanaan program PPM

Badan usaha pertambangan wajib menyampaikan Standard

Operating Procedure

CETAK BIRU (Blue Print)

RENCANA INDUK PPM

PROGRAM PPM TAHUNAN

SOP

PELAKSANAAN PROGRAM PPM OLEH

BADAN USAHA PERTAMBANGAN

MINERAL

(8)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

Cetak Biru (Blue Print) PPM

 Cetak Biru (Blue Print) PPM adalah dokumen yang berisi perencanaan strategis pembangunan terpadu yang memuat arah

kebijakan PPM di wilayah Provinsi.

Gubernur menyusun cetak biru (Blue Print) secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan serta sesuai dengan norma dan budaya kearifan lokal

Penyusunan cetak biru (blue print) memperhatikan :

a. Memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah nasional dan daerah serta rencana tata ruang wilayah nasional dan daerah

b. Melibatkan bupati/walikota yang wilayahnya terdapat kegiatan usaha pertambangan Cetak biru sebagaimana dimaksud sekurang – kurangnya memuat :

a. Peningkatan indeks pembangunan manusia provinsi dan/atau kabupaten/ kota setempat (pendidikan).

b. Pembangunan ekonomi masyarakat sekitar tambang sampai dengan pelaksanaan kegiatan pascatambang c. Pengembangan sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan d. Pengembangan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM

e. Pembangunan infrastruktur yang menunjang PPM

Cetak Biru (Blue Print) ditetapkan oleh gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dari Direktur Jenderal Cetak Biru (Blue Print) dapat dievaluasi dan diubah 1 (Satu) kali setiap 5 (Lima) Tahun

(9)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

• Cetak Biru (Blue Print) PPM adalah dokumen yang berisi perencanaan strategis pembangunan terpadu yang memuat arah

kebijakan PPM di wilayah Provinsi.

• Gubernur menyusun cetak biru (Blue Print) secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan serta sesuai dengan norma dan budaya kearifan lokal

• Penyusunan cetak biru (blue print) memperhatikan :

a. Memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah nasional dan daerah serta rencana tata ruang wilayah nasional dan daerah

b. Melibatkan bupati/walikota yang wilayahnya terdapat kegiatan usaha pertambangan • Cetak biru sebagaimana dimaksud sekurang – kurangnya memuat

a. Peningkatan indeks pembangunan manusia provinsi dan/atau kabupaten/ kota setempat (pendidikan).

b. Pembangunan ekonomi masyarakat sekitar tambang sampai dengan pelaksanaan kegiatan pascatambang c. Pengembangan sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan d. Pengembangan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM

e. Pembangunan infrastruktur yang menunjang PPM

• Cetak Biru (Blue Print) ditetapkan oleh gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dari Direktur Jenderal • Cetak Biru (Blue Print) dapat dievaluasi dan diubah 1 (Satu) kali setiap 5 (Lima) Tahun

(10)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

RENCANA INDUK

Rencana Induk PPM

adalah dokumen yang memuat rencana program PPM yang disusun berdasarkan cetak biru

(blue print) PPM

• Badan usaha wajib menyusun rencana induk PPM dengan berpedoman pada Cetak Biru (Blue Print) PPM

Penyusunan Rencana Induk PPM dilakukan bersamaan dengan dokumen studi kelayakan dan dokumen

lingkungan hidup dan menjadi bagian dari studi kelayakan;

• Rencana Induk PPM memuat rencana program PPM selama tahap kegiatan operasi produksi termasuk

pascatambang;

• Rencana Induk PPM disusun berdasarkan pemetaan sosial untuk mendapatkan gambaran kondisi awal

masyarakat sekitar tambang (kesehatan, pendidikan, sosbud, lingkungan kehidupan masyarakat, infrastruktur,

kemandirian ekonomi, kelembagaan komunitas masyarakat dlm menunjang kemandirian ekonomi).

• Rencana induk PPM sekurang – kurang memuat :

a. Program pada tahap kegiatan operasi produksi termasuk pascatambang

b. Waktu Pelaksanaan program

c. Rencana Pembiayaan

• Badan usaha wajib melakukan konsultasi atas rencana induk PPM dengan direktur jenderal atas nama menteri

sesuai kewenangannya, gubernur, serta melibatkan bupati/walikota setempat dan masyarakat sekitar tambang.

• Rencana induk wajib di evaluasi secara berkala 1 (satu) kali setiap 5 (lima) tahun, apabila terjadi perubahan

dokumen blue print, studi kelayakan dan dokumen lingkungan

(11)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PROGRAM TAHUNAN

• Program PPM Tahunan adalah rencana pelaksanaan program PPM Tahun berjalan sebagai

bagian dari rencana kerja dan anggaran biaya yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan;

• Badan Usaha pertambangan wajib menyusun program PPM Tahunan dengan mengacu pada

rencana induk;

• Program PPM Tahunan sekurang – kurangnya memuat :

Rencana rincian kegiatan, Waktu Pelaksanaan, Pembiayaan Program PPM Tahunan.

Kriteria

Keberhasilan

, Realisasi Program PPM Tahunan sebelumnya;

• Badan Usaha Pertambangan Wajib melakukan konsultasi atas program PPM Tahunan dengan

Direktur Jenderal atas nama menteri sesuai kewenangan gubernur, serta melibatkan

(12)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PELAKSANAAN PPM PERUSAHAAN

• Badan usaha pertambangan wajib melaksanakan sendiri Program PPM Tahunan

yang telah disetujui dalam RKAB

• Badan usaha pertambangan wajib menyampaikan Standard Operating

Procedure kepada menteri c.q direktur jenderal atau gubernur sesuai

kewenangan

• Unit pelaksana PPM pada badan usaha paling rencah dipimpin oleh level

pimpinan setingkat manajer

• Badan usaha pertambangan wajib menyampaikan laporan realisasi PPM

tahunan per semester kepada menteri c.q direktur jenderal atau gubernur sesuai

kewenangan

(13)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Direktur Jenderal atas nama menteri melakukan pembinaan terhadap penyusunan

cetak biru (blue print) PPM yang dilaksanakan oleh gubernur.

• Direktur Jenderal atas nama menteri dan Gubernur sesuai kewenangannya melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap penyusunan dan/atau pelaksanaan rencana

induk PPM dan program PPM Tahunan yang dilaksanakan oleh badan usaha

pertambangan.

• Direktur Jenderal atas nama Menteri melakukan pengawasan terhadap binwas yang

dilakukan oleh Gubernur terhadap badan usaha pertambangan

• Direktur Jenderal atas nama menteri meminta badan usaha pertambangan untuk

mempresentasikan laporan realisasi pelaksanaan program PPM Tahunan.

• Dirjen dan/atau Gubernur menunjuk pejabat untuk melakukan binwas

• Gubernur menyampaikan laporan binwas PPM kepada Menteri setiap 6 bulan sekali

paling lambat 60 hari

(14)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PELAPORAN DAN SANKSI

PELAPORAN

• Badan Usaha Wajib menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan program PPM Tahunan

kepada menteri c.q direktur jenderal atau gubernur sesuai kewenangannya dengan tembusan

kepada bupati/walikota setempat secara berkala setiap 6 (enam) bulan tahun berjalan;

• Penyampaian laporan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak berakhir periode

pelaksanaan program PPM;

• Laporan realisasi pelaksanaan Program PPM Tahunan disusun menerapkan prinsip tepat,

akurat, jelas, seimbang, dan dapat dibandingkan.

SANKSI

Dikenakan sanksi administratif Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa :

a)

Peringatan Tertulis (Tiga Kali;Jangka Waktu Peringatan 30 Hari)

b)

Penghentian Sementara Sebagian Atau Seluruh Kegiatan Usaha Pertambangan

c)

Pencabutan IUP Atau IUPK

(15)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PEMBIAYAAN PPM

• Pembiayaan PPM Tahunan berasal dari biaya operasional badan usaha pertambangan

yang tercantum pada RKAB

• Pembiayaan Program PPM Tahunan wajib dikelola langsung oleh badan usaha

pertambangan

• Dalam terdapat sisa pembiayaan program PPM Tahunan pada akhir tahun berjalan,

sisa pembiayaan program PPM dapat digunakan sebagai pembiayaan program PPM

Tahun berikutnya

• Pembiayaan Program PPM Tahunan dilarang tumpang tindih dengan pembiayaan yang

berasal dari APBN atau APBD

(16)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat

KETENTUAN PERALIHAN

• Program PPM yang telah mendapatkan persetujuan dari direktur jenderal atas nama menteri atau

gubernur sesuai kewenangan sebelum berlakunya peraturan menteri ini tetap berlaku dan dilaksanakan

sesuai dengan persetujuan RKAB.

• Dalam hal belum terdapat Cetak Biru (Blue Print) PPM, Badan Usaha pertambangan wajib menyusun

rencana induk PPM.

• Badan Usaha Pertambangan, KK & PKP2B, wajib menyusun rencana induk PPM Sesuai ketentuan dalam

peraturan menteri ini dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak berlakunya peraturan

menteri.

• Dalam Hal rencana induk PPM belum tersusun, Badan usaha, KK, PKP2B wajib menyusun program PPM

Tahunan mengacu pada peraturan menteri.

(17)

17

Referensi

Dokumen terkait

Dari percobaan yang dilakukan pada temperatur reduksi 1150 °C, untuk perekat bentonit diperoleh sponge dengan metalisasi optimal sebesar 96 % dengan waktu reduksi

Sebagai upaya pengamalan nilai-nilai spiritual ibadah dan dalam rangka pembinaan Pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menuju pelayanan prima kepada masyarakat, dengan ini

(2) Pejabat Penerima Pengaduan Masyarakat menyampaikan Pengaduan Tidak Berkadar Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf e angka 2 kepada Unit Kerja

atau S.Ars.apabila ma- hasiswa terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Indonesia aktif pada semester tersebut baik secara administrative maupun secara akademik; telah lulus

[r]

Demikian Pengumuman ini untuk diketahui dan dimaklumi, apabila peserta pelelangan paket pekerjaan tersebut diatas ada yang keberatan, diberikan kesempatan untuk mengajukan

Sebagai tindak lanjut dari evaluasi ini Saudara dimohon untuk membawa dokumen asli Data Pengalaman Pekerjaan Perusahaan 10 (empat) tahun terakhir dan Data

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk meninjau efektivitas penggunaan model pembelajaran CUPs (Conceptual Understanding Procedures) terhadap kemampuan