PROSES TERAPI
Contoh kasus:
Seorang wanita 20 tahun datang ke dokter
gigi dengan keluhan giginya geraham bawah
yang
paling
belakang
terasa
cekot-cekot.
Pada pemeriksaan intra oral didapatkan gigi
geraham
tersebut
akan
erupsi.
Untuk
memastikan
posisinya
dokter
gigi
menganjurkan
untuk
menjaga
kebersihan
mulutnya, memberikan surat rujukan untuk
melakukan foto pada gigi tersebut, dan untuk
mengurangi
rasa
sakitnya
diberikan
parasetamol.
• Pemilihan terapi kelihatan mudah,sederhana
“tidak
sederhana”
• Memerlukan pemikiran yang sistematik
scientific process
proses klinik dan proses terapi
• Keputusan terapi membutuhkan pengetahuan, keahlian,
pertimbangan profesional
Terapi Rasional
Proses pemilihan Terapi
Proses Ilmiah
•Masalah / Problem
•Tujuan Terapi
•Pemilihan Terapi
•Mulai Lakukan Terapi
Pada kasus tsb. keputusan terapi
• advis
• referal (rujukan) rontgen photo
•
obat
menghilangkan sakit gigi
P-drugs berbasis
efficacy, safety, suitability, cost
(kemanfaatan, keamanan, kecocokan, harga)
How & not What to choose treatment
Proses terapi = process of rational
treatment
Proses Terapi Rasional (G to GP)
Langkah 1. Tentukan problem pasien
Langkah 2. Tentukan tujuan terapi
Apa yang ingin dicapai pada terapi ini
Langkah 3. Pemilihan
P-treatment
&
P-drug
Perhatikan efektivitas dan keamanan
Langkah 4. Mulai terapi R/
Langkah 5. Beri informasi, instruksi and perhatian
Langkah 6. Monitor hasil terapi dan evaluasi
1. Tentukan problem pasien.
Proses klinik
Patofisiologi, perjalanan peny, manifestasi
•Penyakit (diagnosa)
•Gejala dari penyakit penyerta
•Efek samping obat
•Problem psikologik, psikososial
•Pola hidup (perokok)
•Kondisi khusus (umur, hamil, menyusui)
•Kombinasi
2.Tentukan tujuan terapi
Apa yang ingin dicapai dari terapi ini
•Mencegah penggunaan obat yang tidak perlu
•Mencegah pengobatan profilaksis yang tdk perlu
•Diskusikan tujuan terapi dengan pasien sebelum
mulai terapi
•Terapi obat/farmakoterapi,
•non farmakoterapi,
atau keduanya
P-Treatment & P-Drugs
• Tidak semua penyakit memerlukan terapi
dengan obat !
• Tidak selalu
P-treatment
adalah
P-drug
!
P-treatment
advis
terapi non obat
terapi obat
rujuk ke spesialis / RS
kombinasi
• Bagaimana memilih obat yang tepat
untuk pasien dengan waktu yang relatif
singkat ?
Buat
P-drugs
!
P-Drugs
• Obat-2 yang rutin dipilih khusus untuk indikasi
tertentu dan dokter sudah sangat familiar dg
obat tersebut
personal
• Bukan sekedar nama obat bentuk, dosis,
frekuensi, durasi pengobatan
• Formularium essential drugs
• Mempermudah dokter, meringkas waktu
• Sebaiknya
up date
disesuaikan dengan
Bagaimana memilih
P-drug:
1. Tentukan diagnosa (patofisiologi)
2. Tentukan tujuan terapi
3. Kumpulkan beberapa kelompok (golongan) obat
4. Pilih kelompok obat sesuai dengan:
Efficacy, Safety, Suitability, and Cost
5. Pilih P-drug
Efficacy, Safety, Suitability, and Cost
Kesimpulan: Bahan aktif, bentuk sediaan obat,
besar dosis, frekuensi, dan lama
pemberian
How & not What to choose treatment
• Efficacy Obat : lihat farmakodinami dan potensi
obat
Inventarisasi Kelompok Obat
analgesik
Suitability:
disesuaikan dengan keadaan sistemik pasien dan efek samping & kontraindikasi obat
4.Mulai terapi
Tulis resep
Penulisan resep harus lengkap dan mengikuti
aturan yang berlaku
Nama obat disertai bentuk sediaan, dosis,
frekuensi & lama pemberian
Komunikasi dokter-pasien
Informasi
Instruksi
Peringatan
}
Obat & Pengobatan
?
• Dokter
menerangkan
obat yang akan
diminum ??????
• 50% Px
tidak
minum obat dg
benar
(tidak teratur
atau tidak
diminum sama
sekali)
Ketaatan Pasien
Keberhasilan terapi
Informasi
• Informasi harus jelas, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
• Buat petunjuk penggunaan obat yg sederhana,
(tulisan, gambar)
• Informasi kepada keluarga/ orang lain untuk
pasien bayi/anak, usia lanjut, pasien yang
sulit bergerak atau tdk kooperatif perlu
bantuan minum obat
Informasi minimal yang diberikan
pada saat komunikasi
1. Efek obat
apa efeknya, kapan mulai,
bagaimana jika obat tdk teratur/ berhenti
2. Efek samping obat
apa ES, brp lama,
diteruskan ?, menggangggu ?
3. Instruksi
aturan pakai, cara penyimpanan
4. Peringatan
hrs teratur, jangan mengendarai
kendaraan, hati-hati dosis toksik
5. Konsultasi berikutnya
perjanjian untuk
monitor terapi
6. Monitor (dan stop ?) terapi
Apakah terapi cukup efektif ?
A. Ya,
dan penyakit sembuh
Stop terapi
B. Ya,
tapi belum komplit
ada efek samping serius ?
tidak
: terapi diteruskan
ya
: fikirkan kembali
dosis, pilihan obat
C. Tidak,
PENGERTIAN UMUM TENTANG RESEP
• Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari
dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker
pengelola
apotek
(APA)
untuk
menyediakan
dan
menyerahkan obat bagi penderita
• Resep yang benar adalah ditulis secara jelas, dapat
dibaca,lengkap dan memenuhi peraturan perundangan
serta kaidah yang berlaku
Unsur-unsur resep:
1. Identitas Dokter
• Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter penulis resep serta dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam praktek. Biasanya sudah tercetak dalam blanko resep.
2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep 3. Superscriptio.
Ditulis dengan symbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/ lagi.
4. Inscriptio.
Ini merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis dengan jelas
5. Subscriptio.
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya. Cara penulisan (dengan singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula resep yang digunakan.
– Contoh:
– - m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X
• (campur dan buatlah menurut cara sebanyak sepuluh bungkus)
– - m.f.l.a. sol
– - m.f.l.a. pulv. No XX da in caps 6. Signatura
• Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi, jumlah obat dan saat diminum obat, dll.
– Contoh: s.t (3).d.d.tab.I.u.h.p.c ( tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah makan)
7. Identitas pasien
• Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep (tulisan pro dan umur). Nama pasien dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan berat badan pasien supaya kontrol dosis oleh apotek dapat akurat.
PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER
1. Ukuran blanko resep (ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm) 2. Penulisan nama obat (Bagian Inscriptio):
• a. Dimulai dengan huruf besar
• b. Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi (dalam
farmakope Indonesia atau nomenklatur internasional) misal: ac. Salic; acetosal
• c. Tidak ditulis dengan nama kimia (missal: kalium chloride dengan KCl) atau singkatan lain dengan huruf capital (missal promazin dengan CPZ)
3. Penulisan jumlah obat
• a. Satuan berat: mg (milligram), g, G (gram) • b. Satuan volume: ml (mililiter), l (liter)
• c. Satuan unit: IU/IU (Internasional Unit)
• d. Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi.
• - Tab Novalgin no. XII
• - Tab Stesolid 5 mg no. X (decem) • - m.fl.a.pulv. dt.d.no. X
• e. Penulisan alat penakar:
Dalam singkatan bahasa latin dikenal: – C. = sendok makan (volume 15 ml) – Cth. = sendok teh (volume 5 ml) – Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml)
• Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan sendok makan
rumah tangga karena volumenya tidak selalu 15 ml untuk sendok
makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten.
• f. Arti prosentase (%)
0,5% (b/b) 0,5 gram dalam 100 gram sediaan 0,5% (b/v) 0,5 gram dalam 100 ml sediaan 0,5% (v/v) 0,5 ml dalam 100 ml sediaan
4. a. Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab.
– Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg
b. Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:
Allerin exp. volume 60 ml atau 120 ml
Garamycin cream , 5 mg/tube atau 15mg/tube
5. Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio)
Misal:
- m.f.l.a.pulv. No. X – Tab Antangin mg 250 X – Tab Novalgin mg 250 X
6. Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian (bagian signatura) • a. Harus ditulis dengan benar
– Misal: s.t.d.d. pulv. I.p.c atau s.p.r.n.t.d.d.tab.I
• b. Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian ”tapering up/down” gunakan tanda s.u.c (usus cognitus = pemakaian sudah tahu).
Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas dengan bahasa yang dipahami.
7. Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup (untuk 1 R/) atau tanda pemisah di antara R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan pada setiap R/.
8. Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan.
9. Penulisan tanda Iter (Itteretur/ harap diulang) dan N.I. (Ne Iterretur/tidak boleh diulang)
• Resep yang memerlukan pengulangan dapat diberi tanda: Iter n X di
sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila
tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. • Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda: NI di sebelah kiri
atas dari resep untuk seluruh resep yang tidak boleh diulang. Bila
tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. 10. Penulisan tanda Cito atau PIM
• Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena obat sangat diperlukan bagi penderita, maka resep dapat diberi tanda Cito atau
Dr. Fatiroh Malang, 3 Oktober 2007 Jl. Saturnus 3, Malang Telp. 0341 582110 SIP. 446.DU/012/35.73.306/2007 R/ Parasetamol 500 mg tab. No X 3 dd tab I prn ----,,----ft Pro : Tn. Amin Umur : 60 th.
Dr. Fatiroh Malang, 3 Oktober 2007 Jl. Saturnus 3, Malang
Telp. 0341 582110
SIP. 446.DU/012/35.73.306/2007 R/ Amoksisilin syrup fl No.I
S 3 dd cth 1 ½ ---,,--- as
Pro : An. Uci Umur : 5 th
Dr. Fatiroh Jl. Saturnus 3, Malang Telp. 0341 582110 SIP. 446.DU/012/35.73.306/2007 Malang, 3 Oktober 2007 R/ Paracetamol mg 120 Sacch. Lactis q.s m.f.l.a. pulv.d.t.d. No. X s.p.r.n.3.d.d.pulv I (febris)
____________________ Pro : Sari (12 kg)
Umur : 2 tahun Alamat:
----Keterangan:
Ambilkan paracetamol 120 mg dan sacch lactis secukupnya, campur dan buatlah
menurut aturan puyer sebanyak 10
bungkus, masing-masing bungkus
mengandung 120 mg paracetamol dan sacch lactis secukupnya. Tandailah: bila panas dapat diberikan 3 X sehari 1 bungkus