• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Buah Jeruk Menggunakan Metode Naive Bayes Berdasarkan Analisis Tekstur dan Normalisasi Warna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klasifikasi Buah Jeruk Menggunakan Metode Naive Bayes Berdasarkan Analisis Tekstur dan Normalisasi Warna"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Klasifikasi Buah Jeruk Menggunakan Metode Naive Bayes Berdasarkan Analisis Tekstur dan Normalisasi Warna

Wildan Agustian1, Dra. Sri Setyaningsih, M.Si1Arie Qur’ania, M.Kom1 1. Program Studi Ilmu Komputer FMIPA UNPAK – BOGOR, Jl. Pakuan, Bogor

16143, Indonesia Email :agustian.wildan@gmail.com

Program Studi Ilmu Komputer FMIPA – Universitas Pakuan Abstrak

Klasifikasi adalah proses yang penting untuk mengenali dan membedakan sesuatu hal dengan hal lainnya, hal ini dapat berupa hewan, tumbuhan, maupun manusia. Identifikasi ini dilakukan dengan mengenali ciri khas yang dimiliki sesuatu hal tersebut. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan buah jeruk bisa dilakukan menggunakan metode naive bayes dengan cara berbasis citra. Buah jeruk bisa dikenali berdasarkan tekstur dan warnanya. Umumnya buah jeruk memiliki warna yang identik yaitu hijau dan kuning. Contohnya jeruk orange dan mandarin. Hal ini menyebabkan sulit untuk mengklasifikasi jenis jeruk tersebut. Dua teknik ekstraksi fitur digunakan dalam penelitian ini adalah Normalisasi Warna dan analisis tekstur. Normalisasi warna menghasilkan tiga nilai yaitu red, green, blue. Sedangkan analisis tekstur memiliki empat nilai yang terdiri dari fitur entropi, kontras, energi, homogenitas.

Kata kunci : buah jeruk, naive bayes, analisis tekstur, normalisasi warna Pendahuluan

Sebagai negara yang berada pada garis katulistiwa, Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan berbagai macam produk sayur-sayuran dan jenis buah-buahan. Sebagian varietas sayur-sayuran dan buah-buahan dunia tumbuh indonesia. Varietas yang paling beragam adalah varietas buah-buahan.

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis. Hal ini mengakibatkan berbagai varietas tanaman serta buah-buahan di Indonesia beragam. Buah-buahan di Indonesia sangat beragam. Mulai dari varietas buah-buahan yang khas iklim tropis yaitu pisang, sampai apel dan jeruk. Salah satu varietas buah yang sangat beragam adalah buah jeruk.

Negara indonesia memiliki

beragam varietas jeruk. Di seluruh dunia di perkirakan terdapat kurang lebih 600 varietas jeruk, yang sebagiannya itu berada di Indonesia. Varietas jeruk di Indonesia yaitu jeruk yang paling khas seperti jeruk medan, jeruk bali, jeruk

santang hingga jeruk mandarin, jeruk nipis, jeruk lemon dan jeruk orange.

Namun varietas yang banyak ini

mengakibatkan susahnya membedakan varietas jeruk satu dan lainnya. Hal ini di karenakan sebagian varietas jeruk di indonesia memiliki warna dominan yaitu jingga dan kuning. Sebagai contoh kita sangat sulit membedakan antara jenis jeruk mandarin dengan jenis jeruk orange karena keduanya sedikit identik warnanya

serta ukurannya. Kondisi ini

mengakibatkan perlunya suatu metode yang bisa mengklasifikasikan varietas jeruk dengan akurat. Salah satu metode

pengklasifikasian adalah metode

klasifikasi naive bayes.

Naive Bayes merupakan salah satu

metode pada probabilistic reasoning.

Naive Bayes merupakan algoritma klasifikasi yang sangat efektif dan efisien. Metode Naive Bayes bertujuan untuk melakukan klasifikasi data pada klas tertentu. Untuk kerja pengklasifikasi

(2)

2 diukur dengan nilai predictive accuracy (Zhang, 2007).

Sebelumnya telah dilakukan

penelitian tentang klasifikasi jeruk.

Gunawan (2013) melakukan penelitian tentang Klasifikasi Citra Jeruk Kintamani Berdasarkan Fitur Warna dan Ukuran Mengggunakan Pendekatan Euclidean. Penelitian ini mengklasifikasikan mutu jeruk berdasarkan 3 jenis jeruk yaitu kualitas 1, kualitas 2 dan kualitas 3. Arham et al (2013) melakukan penelitian Evaluasi Mutu Jeruk Nipis Dengan Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan. Penelitian ini mengklasifikasikan mutu jeruk berdasarkan kematangan jeruk

yaitu awal/tua dan matang/lewat.

Kusumaet al (2013) melakukan penelitian tentang Klasifikasi Buah Jeruk Berdasarkan Warna dan Diameter dengan Teknik Linear Discriminat Analisis. Penelitian ini mengklasifikasikan jeruk berdasarkan 2 jenis jeruk yaitu lemon dan manis. Ketiga penelitian tersebut berbasis desktop yang hanya bisa di eksekusi di platform Windows.

Berdasarkan uraian diatas maka

perlu dilakukan penelitian tentang

Klasifikasi Buah Jeruk Menggunakan Metode Naive Bayes Berdasarkan Analisis Tekstur dan Normalisasi Warna yang

dapat di jalankan di semua

platform.Selanjutnya diharapkan dapat

membantu dalam mengklasifikasi varietas jeruk yang beragam.

Metodologi Penelitian

Tahapan penelitian untuk

melakukan klasifikasi buah jeruk

menggunakan metode naive bayes

berbasis webdapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahap Penelitian

Pada tahapan perencanaan terlebih dahulu dikumpulkan beberapa bahan serta data yang dapat dijadikan landasan awal

untuk melengkapi pendefinisian

permasalahan tersebut. Tahap

perencanaan/identifikasi masalah

berkaitan dengan akuisisi citra,

preprosessing serta diagnosa

permasalahan sehingga dapat ditentukan sasaran dan faktor kritis permasalahan yang ada, diantaranya :

1. Studi Kepustakaan 2. Studi Lapang a. Akuisisi Citra

Pengambilan data dilakukan

dengan menggunakan kamera digital.

Citra dihasilkan dengan melakukan

capture dari objek yang sebenarnya untuk

menghasilkan gambar digital yang

memiliki resolusi tinggi. Proses capture

menggunakan kamera digital akan

memperlihatkan secara jelas dan detail tekstur dari citra. Pada penelitian ini citra jeruk digunakan adalah 4 jenis jeruk, masing – masing terdiri dari 10 sample

(3)

3 untuk data latih dan 10 sample untuk pengujian.

b. Preprosessing

Preprosesing terhadap citra jeruk

dilakukan pada tahapan ini, citra

diseragamkan ukurannya menjadi 16x16 piksel dan melakukan perubahan bentuk

citra ke dalam format grayscale 8 bit (28 =

256 derajat keabuan).

Gray = 0,2989 x R + 0,5870 x G + 0,1140 x B ...(1) Pada tahapan analisis dilakukan suatu analisa, mengenai sistem yang akan di buat serta kemungkinan-kemungkinan

yang akan terjadi, sehingga dapat

dipersiapkan sejak awal agar tercipta

sistem yang friendly dan mudah

digunakan, serta dapat berjalan sesuai dengan yang di inginkan.

Adapun rancangan sistem secara umum dari aplikasi yang akan dikembangkan adalah seperti pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Sistem yang Dikembangkan Adapun metode yang digunakan adalah :

a. Naive Bayes

Model statistik merupakan salah satu model yang terpercaya sangat andal

sebagai pendukung pengambilan

keputusan. Konsep probabilitas

merupakan salah satu model statistik. Salah satu metode yang menggunakan konsep probabilitas adalah metode naive bayes. Pada metode ini, semua atribut akan memberikan kontribusinya dalam

pengambilan keputusan, dengan bobot atribut yang sama penting dan setiap atribut saling bebas satu sama lain.(Zhang, 2007)

...(2)

f(x) = nilai probabilitas kemunculan π = 3.14

σ = standar deviasi parameter µ = rata-rata parameter

e = exponensial (2,71) x = nilai parameter

Alur algoritma metode naive bayes adalah sebagai berikut :

a) Memasukan data pengetahuan

berdasarkan parameter

b) Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari setiap parameter

c) Mencari probabilitas nilai

kemunculan dari setiap parameter d) Menghitung likelihood dari setiap

klasifikasi

e) Mencari probabilitas terbesar. b. Analisis tekstur

Tekstur adalah sifat – sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu daerah yang cukup besar sehingga secara alami secara alami sifat tadi dapat berulang dalam daerah tertentu.Pada lingkungan alami, permukaan objek seperti potongan kayu, rerumputan, hamparan pasir pantai, tekstil, kulit, dan sebagainya memiliki tekstur.Citra juga dapat dipandang memiliki tekstur yang terbentuk akibat variasi dan atau gradasi keabuan pada citra digital. Tekstur adalah fitur yang bergantung konteks, maksudnya, tekstur tidak dapat didefinisikan hanya dari piksel saja tetapi harus dalam kaitannya dengan piksel lain dalam suatu wilayah citra (Hauta-Kasari, 1999: 13).Kegunaan analisis tekstur di antaranya untuk mengklasifikasikan objek berdasarkan perhitungan fitur tekstur, di

(4)

4 antaranya entropi, energi, kontras, homogenitas (Haralick et al. 1973).Karena matriks I memiliki empat aras keabuan, maka jumlah nilai piksel tetangga dan nilai piksel referensi pada area kerja matriks berjumlah empat. Berikut adalah area kerja matriks.

Gambar 3. Area kerja matriks

Gambar 4. Matriks asal, matriks I Hubungan spasial untuk d=1 dan θ=0o

pada matriks diatas dapat dituliskan dalam matriks berikut.

Gambar 5. Pembentukan matriks kookurensi dari matrik I

Sudut orientasi menentukan arah hubungan tetangga dari piksel-piksel referensi, orientasi θ=0o berarti acuan dalam arah horizontal atau sumbu x positif dari piksel-piksel referensi. Acuan sudut berlawanan arah jarum jam. Angka 2 pada (0,0) berarti jumlah hubungan pasangan (0,0) pada matriks asal berjumlah 2.

Sebuah citra memiliki penyebaran piksel secara acak tanpa struktur yang

tetap yang menyebabkan matriks intensitas co-occurrence tidak akan mempunyai pasangan dengan pola tertentu. Fitur yang berfungsi untuk mengukur keteracakan dari distribusi intensitas tersebut yaitu entropi.Fitur yang berfungsi untuk mengukur konsentrasi pasangan intensitas adalah energi.Fitur yang digunakan untuk mengukur kekuatan perbedaan intensitas adalah kontras. Fitur homogenitas berfungsi untuk mengukur tingkat homogeni variasi intensitas (Ahmad 2005), persamaan dari fitur tersebut disajikan pada persamaan 3 – 6 berikut :

Persamaan untuk keempat fitur tersebut adalah sebagai berikut :

 

1 0 , 2

)

,

(

n j i

j

i

P

Energi

………...….(3)

    1 0 , 2 ) ( , n j i j i j Pi Kontras ………..(4)

     1 0 , 1 ) , ( n j i i j j i P s Homogenita ……(5)

    1 0 , )) , ( ln ( ) , ( n j i j i P j i P Entropi .(6) Dimana:

 i dan j adalah sifat keabuan dari resolusi 2 piksel yang berdekatan

 p (i,j) adalah frekuensi relatif matriks dari resolusi 2 piksel yang berdekatan.

c. Normalisasi Warna

Untuk menghitung nilai warna dan menafsirkan hasilnya dalam model warna

RGB yaitu dengan melakukan

normalisasi.Normalisasi dilakukan karena sejumlah citra mempunyai penerangan yang berbeda. Hasil perhitungan dari

normalisasi akan menghilangkan

pengaruh penerangan, sehingga nilai untuk setiap komponen warna dapat dibandingkan satu sama lainnya walaupun

berasal dari citra dengan kondisi

(5)

5 menghitung normalisasi adalah sebagai berikut :

adalah sebagai berikut :

... (7) ... (8) ... (9)

r = nilai prosentase red g = nilai prosentase green b = nilai prosentase blue R= jumlah red

G= jumlah green B= jumlah blue

Algoritma Normalisasi warna adalah sebagai berikut :

a) Input data citra

b) Menentukan nilai RGB dari setiap pixel

c) Menjumlahkan nilai keseluruhan niali RGB

d) Menjumlahkan masing masing nilai R(red), G(green), B(blue)

e) Mencari prosentase nilai RGB.

Hasil dan Pembahasan

Halaman utama adalah halaman yang pertama di akses ketika website dibuka. Halaman ini terdiri terdiri dari 3 bagian, yaitu header, menu dan banner..Tampilan halaman utama dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Tampilan Halaman Utama Proses Ekstraksi Analisis Tekstur

Halaman analisis tekstur. Pada halaman ini akan diketahui, citra jeuk, entropi, energi, kontras, homogenitas,

untuk analisis tekstur. Tampilan proses ekstraksi analisis tekstur dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Tampilan Halaman Hasil Ekstraksi Analisis Tekstur Proses Normalisasi Warna

Halaman normalisasi warna. Pada halaman ini akan diketahui, citra jeuk, nilai prosentase red, green, blue, untuk normalisasi warna. Tampilan proses ekstraksi normalisasi warna dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Tampilan Halaman Hasil Ekstraksi Normalisasi Warna Proses Klasifikasi Naive Bayes

Halaman klasifikasi. Pada halaman ini akan diketahui, citra jeuk, nilai rata-rata dari parameter setiap jenis jeruk nilai standar deviasi dari parameter setiap jenis jeruk, nilai likelihood setiap jenis jeruk, serta nilai probabilitas dari setiap jeruk menggunakan metode naive bayes.

(6)

6 Tampilan proses klasifikasi dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Tampilan Halaman Klasifikasi Perhitungan Manual Normalisasi Warna

Normalisasi warna merupakan proses Untuk menghitung nilai warna dan menafsirkan hasilnya dalam model warna

RGB yaitu dengan menghitung

prosentasenya.

Langkah untuk melakukan

normalisasi warna adalah sebagai berikut 1. Membaca nilai RGB dari setiap pixel

dan menjumlahkannya.

Gambar 10. Jumlah RGB

2. Menghitung prosentase R (merujuk persamaan 7), prosentase G (merujuk persamaan 8) dan prosentase B(merujuk persamaan 9).

Gambar 11. Hasil prosentase RGB

Perhitungan Manual Analisis Tekstur Proses yang dilakukan pertama kali pada proses analisis tekstur adalah merubah ukuran gambar menjadi 16 x 16 pixel dan merubah citra menjadi greyscale untuk kemudian di ekstraksi dengan analisis tekstur seperti ditunjukan pada gambar 12.

Gambar 12 Nilai intensitas dari citra jeruk ukuran 16 x 16 piksel

Matriks intensitas digunakan untuk menentukan matriks kookurensi. Untuk menghindari pembentukan matrik kookurensi yang terlalu besar dan dapat menyebabkan proses perhitungan menjadi lambat, biasanya ukuran matrik kookurensi dibatasi. Ukuran yang umum digunakan untuk matrik kookurensi adalah 16 X 16.Dengan demikian bila nilai intensitas maksimum lebih dari 15, harus dikonversi sehingga nilai intensitas maksimum menjadi 15 (Ahmad, 2005). Berikut adalah konversi nilainya.

Gambar 13. Penyederhanaan Intensitas 16 x 16

(7)

7 Hubungan spasial untuk d=1 dan ø=0 matriks diatas dapat dituliskan dalam matriks berikut:

Gambar 14. Matriks kookurensi Matrik kookurensi bias digunakan untuk membuat matrik normalisasi dari hasil penjumlahan antara matrik kookurensi dengan matrik transpose nya. Untuk melakukan normalisasi kita harus menghitung jumlah keseluruhan nilai yang digunakan sebagai pembagi. Nilai dari normalisasi = nilai/jumlah_total.Sehingga didapatkan hasil matriks normalisasi sebagai berikut:

Gambar 15. Matriks Normalisasi Matriks normalisasi digunakan untuk mencari nilai dari entropi, energi, kontras, dan homogenitas. Dari hasil keseluruhan penjumlahan matrik, didapat masing – masing nilai entropi, energi, kontras, dan homogenitas seperti gambar 16:

Gambar 16. Hasil Analisis Tekstur

Perhitungan manual metode naive bayes

Pada proses pengklasifikasian

menggunakan naive bayes, data citra yang telah di normalisasi RGB dan analisis tekstur masuk ke proses penginputan data pengetahuan yang nantinya di latih dan di uji. Proses pertama dalam klasifikasi naive bayes adalah mencari nilai rata rata dan standar deviasi dari data pengetahuan. Berikut adalah nilai rata-rata dan standar deviasi data pengetahuan.

Gambar 17. Nilai rata rata dan standar deviasi data pengetahuan

Nilai rata-rata dan standar deviasi digunakan untuk menguji dengan data uji

dan mencari nilai probabilitas

kemunculannya dengan merujuk ke

persamaan 2. Berikut rekapitulasi

probabilitas kemunculannya.

Gambar 17. Rekapitulasi probabilitas kemunculan

Probabilitas kemunculan digunakan untuk mencari likelihood dari setiap klasifikasi dengan cara mengalikan hasil probabilitas kemunculannya dari setiap parameter jenis jeruk. Berikut hasil likelihoodnya.

(8)

8 Gambar 18. Likelihood setiap jenis

Nilai likelihood digunakan untuk menententukan probabilitasnya dengan cara membagi nilai likelihood jenis jeruk dengan jumlah likelihood keseluruhan. Berikut hasi probabilitasnya.

Gambar 18. Probabilitas setiap jenis

Dilihat dari tabel diatas

probabilitas paling besar adalah jeruk

beby. Maka citra yang dimasukan

termasuk jenis baby. Kesimpulan

Penerapan metode untuk klasifikasijeruk pada aplikasi ini menggunakan metode naive bayes berdasarkan analisis tekstur dan normalisasi warna. Perancangan system

ini menggunakan software

adobedreamweaver dengan bahasa pemrograman PHP, perancangan database menggunakan MYSQL. Tahap penelitian dimulai dengan akusisi citra sebagai pengumpulan data citra digital.

Jumlah keseluruhan data yang diambil adalah 52 data dengan 4 jenis jeruk masing – masing ada 10 citra. Dari 52 data yang ada 40 diantaranya merupakan data latih dan 12 merupakan data uji. Hasil uji coba menggunakan metode k-fold cross validation berdasarkan range data uji 1-12, mendapat presentase 91,6%. Sedangkan untuk range

data uji 41-52 mendapatkan presentase yang sama 91,6%.

Uji coba struktural yang dilakukan sesuai dengan flowchart dan uji coba fungsional sesuai dengan fungsi dari elemen-elemen aplikasi.

Berdasarkan persentase diatas bisa disimpulkan bahwa klasifikasi jeruk dengan naive bayes berdasarkan analisis tekstur dan normalisasi warna dapat mengklasifikasikan jeruk pontianak, beby, mandarin dan orange dengan baik.

Saran

Penelitian ini bisa dikembangkan dengan menggunakan metode klasifikasi lain misalnya K-Meansdan K – Nearest Neighbor.Hal ini bisa menjadi bahan perbandingan hasil akurasi dan dapat diketahui metode mana yang mendapatkan hasil terbaik untukklasifikasi citra jeruk. Selain prosesklasifikasii, penelitian bisa

dikembangkan juga dengan

menambahkan proses preprocessing yang lain seperti segmentasi, penipisan bukit, deteksi tepi, dan rotasi citra agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Ahmad, U 2005. Pengolahan Citra Digital dan Tehnik Pemrogramannya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arham Zainul. 2004. Evaluasi Mutu Jeruk Nipis Dengan Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan.

Bandung.

Betha Sidik, HI

Pohan.2007.Pemrograman

Web dengan

HTML.Informatika. Bandung. Fathansyah. 2001. Basis Data.

Informatika.Bandung.

Gunawan Deni. 2013. Klasifikasi Citra Buah Jeruk Kintamani Berdasarkan Fitur

(9)

9 Warna dan Ukuran

Menggunakan Pendekatan

Euclidean. Bandung.

Hestiningsih, Idhawati. 2004. Pengantar Pengolahan Citra. Bandung. Kusuma Indri. 2014. Klasifikasi Buah

jeruk Berdasarkan Warna dan Diameter dengan Teknik Linear Discriminat Analisis. Jakarta. Kurniawan, P.2014. Penerapan Dimensi

Fraktal dan Analisis Tekstur pada Identifikasi Tanaman obat menggunakan K Nearest Neightbor[skripsi].Bogor.

Universitas Pakuan

Zhang, H., dan Su, J. 2007.Naive Bayesian Classifers for Ranking. New Jersey.

Gambar

Gambar 1. Tahap Penelitian
Gambar 2. Sistem yang Dikembangkan  Adapun metode yang digunakan adalah :
Gambar 3. Area kerja matriks
Gambar 6. Tampilan Halaman Utama  Proses Ekstraksi Analisis Tekstur
+3

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya dalam keadaannya, Daud ingat akan semua kebaikan Tuhan dan ia ingat bahwa kunci untuk intim dengan Tuhan adalah memiliki KERINDUAN yang besar dan JIWA YANG HAUS

The main entities of HEV which does require treatment is chronic HEV infection, and fulminant hepatitis with acute liver failure.. Liver transplant has been proposed as a

Sistem penyuluhan pertanian tanaman hortikultura berbasis SMS Gateway ini dapat membantu para petani sayuran yang ada di NTT untuk tetap mendapatkan informasi tentang

Dalam mengantisipasi berbagai peluang yang akan muncul sehubungan dengan ekspansi ekonomi indonesia, Bakrieland melakukan percepatan pengembangan proyek yang di tahun sebelumnya

Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa perbandingan kayu manis dengan gula semut pada mix kopi arabika easy drip berkorelasi negatif terhadap kadar air

Anggota jenis VIP dapat menyimpan file atau dokumen sampai maksimal berkapasitas 175 MB sekali unggah, disediakan 20 folder dari indowebster untuk menyimpan file

Setiap kelompok mengisi deskripsi masing-masing Lembaga Kedaulatan Mahasiswa yang ada di Fakultas MIPA dengan ketentuan 1 lembar Form A untuk setiap lembaga.. Setiap kelompok

Penalaran proporsional siswa dengan gaya berpikir acak abstrak dalam memecahkan masalah matematika terkait dengan memahami kovarian memunculkan 4 dari 5 aspek yang