• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/10/VII/MP.11 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/10/VII/MP.11 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KECELAKAAN TENGGELAMNYA KM. INTAN SAMUDRA 9 DI KOORDINAT 05° 34' 256" LS / 110° 05' 759" BT 18 MIL BARAT PULAU PARANG KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Pada tanggal 15 Desember 2010, pukul 08.00 WIB, KM. Intan Samudra 9, bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa dengan tujuan Sampit, draft depan 3,6 meter, draft belakang 4,6 meter dan mean draft 4,1 meter, dengan muatan besi konstruksi seberat 999,861 ton.

Tanggal 17 Desember 2010, pukul 05.05 WIB, Mualim I sedang melaksanakan tugas jaga, mendapat laporan dari KKM bahwa Tangki BBM KM. Intan Samudra 9 mengalami kebocoran yang diteruskan laporan tersebut kepada Nakhoda.

Mendengar laporan kebocoran Nakhoda memutuskan mencari tempat berlindung untuk memperbaiki kebocoran, namun usaha tersebut tidak berhasil dikarenakan BBM bercampur dengan air laut yang mengakibatkan mesin induk dan mesin bantu tidak berfungsi.

Pada pukul 17.35 WIB, karena kondisi kapal sudah tidak dapat ditoleransi maka atas perintah Nakhoda, semua ABK segera meninggalkan kapal dengan menggunakan rakit penolong (ILR), kemudian Crew mendapat bantuan dari TB. Abunawas II yang selanjutnya dievakuasi menuju Kepulauan Karimunjawa.

KM. Intan Samudra 9 tenggelam pada koordinat 05° 34' 256" LS / 110° 05' 759" BT, 18 mil Barat dari Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa.

Dalam kecelakaan tenggelamnya KM. Intan Samudra 9, tidak ada korban dari Awak kapal, kapal tenggelam beserta muatannya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor GM.761/1/17/DN-11, tanggal 24 Februari 2011, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan

(2)

Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administrasi kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal, Tenggelamnya KM. Intan Samudra 9, di buat

tanggal 18 Desember 2010, oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), Nakhoda dan Anak Buah Kapal, KM. Intan Samudra 9, dibuat oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terhadap :

a. Nakhoda, Itin Pahroyani; b. KKM, Ridwan Adi Saputra; c. Mualim I, R. Dadang Armansyah;

3. Berita Acara Pendapat/Resume Hasil Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pada hari Senin, tanggal 21 Desember 2010;

4. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 3415/Hha, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 31 Juli 2009, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

b. Surat Laut, Nomor PK.674/2324/SL-PM/DK-09, diberikan di Jakarta, tanggal 28 Oktober 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjenhubla;

c. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, Nomor PK.690/2/16/AD.PJG-2010, diterbitkan di Panjang, tanggal 17 Oktober 2010, berlaku sampai dengan tanggal 16 Maret 2011, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Panjang;

d. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak, Nomor PK.691/967/IOPP/DK-09, dikeluarkan di Jakarta, pada tanggal 27 Agustus 2009, berlaku sampai dengan 29 Juli 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjenhubla;

e. Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri, Nomor PK.650/125/20/AD.SKA/2010, diberikan di Sunda Kelapa, tanggal 10 Nopember 2010, berlaku sampai dengan tanggal 17 Pebruari 2011, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

(3)

f. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK.651/35/20/ AD.SKA/2010, diberikan di Sunda Kelapa, tanggal 11 Nopember 2010, berlaku sampai dengan tanggal 10 Januari 2011, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

g. Sertifikat Keselamatan Kontruksi Kapal Barang Nomor PK.650/125/18/ AD.SKA/2010, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 10 Nopember 2010, berlaku sampai dengan tanggal 17 Pebruari 2011, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa; h. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor

PK.650/125/19/ AD.SKA/2010, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 10 Nopember 2010, berlaku sampai dengan tanggal 17 Pebruari 2011, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa; i. Dokumen Penyesuaian Manajeman Keselamatan, Nomor

PK.690/2079/DOC/DK-09, diterbitkan di Jakarta, pada tanggal 10 September 2009, berlaku sampai dengan 08 September 2014, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjenhubla;

j. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.683/51/16/AD.SKA/2010, dikeluarkan di Sunda Kelapa, tanggal 14 Desember 2010, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

k. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AJ.551/04/5/305/10, tanggal 6 Desember 2010, perihal Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, berlaku sampai dengan tanggal 05 Maret 2011;

l. Daftar Muatan Barang (Manifest Of Cargo) PT. Lintas Bahari Nusantara, tujuan Sampit, tanggal 11 Desember 2010, total muatan 999,861 ton;

m. Surat Persetujuan Berlayar (Port Cearent), Nomor J.2-AP.III/430/XII/2010, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 16 Desember 2010, pukul 06.00 WIB, oleh Syahbandar Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

n. Surat Pernyataan Nakhoda tentang Keberangkatan Kapal (Master Sailing Declaration), dibuat di Sunda Kelapa, tanggal 14 Desember 2010, oleh Nakhoda KM. Intan Samudra 9, diketahui oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

(4)

o. Re Inspection Certificate Of Inflatable Liferaft, Nomor 85/ILR/JRN/VIII/10, yang dikeluarkan oleh PT. Jusa Rejeki Nusantara, di Jakarta, tanggal 06 Agustus 2010, pemeriksaan berikutnya 05 Agustus 2011, diketahui Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Panjang;

5. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

a. ANT-IV, Nomor 6200417334N40207, atas nama Itin Pahroyani, diterbitkan di Jakarta, tanggal 21 Juni 2007, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT-V, Nomor 6200504854N50202, atas nama R. Dadang Armansyah Djaya, diterbitkan di Jakarta, tanggal 04 Juli 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT-V, Nomor 6200516397N50202, atas nama Rinol Everson Sahea, diterbitkan di Jakarta, tanggal 29 Oktober 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT-V, Nomor 6201018716T50210, atas nama Ridwan Adi Saputra, diterbitkan di Jakarta, tanggal 23 Juni 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT-V, Nomor 6201009680T50203, atas nama Bambang Haryanto, diterbitkan di Jakarta, tanggal 1 Mei 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

6. Selain berkas-berkas tersebut di atas, Mahkamah Pelayaran juga memperoleh keterangan dari Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, tanggal 28 Maret 2011, perihal analisis keadaan angin permukaan, arus, laut, cuaca, jarak penglihatan dan gelombang di wilayah perairan 18 mil Barat Pulau Karang Kepulauan Karimunjawa, pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 16.30 WIB adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat – Barat Laut dan 21 – 30 knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat dan 61 – 64 Cm/det

Cuaca : Berawan Banyak/Hujan + TS. Tinggi Gelombang berkisar : Barat Laut dan 3,5 m – 6,0 m Jarak Penglihatan : 1 – 3 mil

(5)

Dari berkas dan keterangan dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Lanjutan dihadapan Sidang Mahkamah Pelayaran di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pada hari Senin, tanggal 04 April 2011 dan di Kantor Mahkamah Pelayaran, pada hari Selasa, tanggal 10 Mei 2011, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :

1. Data Kapal

Nama : Intan Samudra – 9/ Eks. Hua Sheng 2

Jenis : Kapal Barang

Bendera : Indonesia

Pembuatan/Konstruksi : Tahun 1998 di Jepang

Isi kotor : GT. 732

Isi Bersih : NT. 397

Tanda Pendaftaran : 2009 HHa. Nomor 2323/L

Tanda Selar : GT. 732 No. 3415/HHa Tenaga Penggerak Utama : Mesin (Merk Hanshin)

Tenaga Pendorong : 625 KW Klasifikasi : Non Klasifikasi

Ukuran Pokok

Panjang : 52,56 meter Lebar : 9,50 meter

Dalam : 5,20 meter

Pemilik : PT. Armada Contener Nusantara, Jakarta Utara

Nakhoda : Itin Pahroyani

Awak Kapal : 15 (lima belas) orang, termasuk Nakhoda 2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 15 Desember 2010, pukul 08.00 WIB, KM. Intan Samudra 9 bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa tujuan Pelabuhaan Sampit, dengan muatan besi konstruksi, Daftar Awak Kapal 14 (empat belas) orang;

b. Tanggal 17 Desember 2010, pukul 03.00 WIB, Oiler Jaga melapor kepada KKM bahwa pipa pendingin (cooler) bocor, selanjutnya KKM melapor kepada Mualim Jaga (Mualim I) untuk stop mesin guna dilakukan perbaikan pada pipa pendingin;

(6)

c. Pukul 03.45 WIB, perbaikan selesai dan mesin induk mulai dijalankan untuk melanjutkan pelayaran, pukul 04.20 WIB mesin induk distop lagi karena temperatur di cooler naik sampai 97°C; d. Pukul 05.05 WIB, KKM melaporkan kepada Nakhoda bahwa tangki

BBM sebelah kanan bocor yang diketahui dengan keluarnya air melalui mainhole, KKM berusaha memompa dengan 4 buah pompa (1 alkon, 2 pompa celup, 1 pompa got) namun tidak berhasil, air semakin banyak di kamar mesin.

Terjadi kembali kebocoran pada pipa pendingin (cooler), selanjutnya Perwira Jaga melaporkan kepada Nakhoda tentang kebocoran tersebut, kemudian Nakhoda menuju ke anjungan;

e. Saat itu cuaca buruk, Nakhoda mengambil keputusan untuk berlindung dekat Pulau Parang dengan pertimbangan jarak yang paling dekat (± 80 mil) dari posisi kapal;

f. Pada pukul 05.30 WIB, Nakhoda merubah haluan dari 071º menjadi 081º menuju Pulau Parang, pada posisi 18 mil dari Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, kapal mengalami kebocoran pada pipa cooler, yang kemudian kapal mencari tempat berlindung;

g. Pada pukul 09.00 WIB kapal miring kanan, saat itu kecepatan kapal 7.2 knot, pukul 15.15 WIB kapal mesin mati total (black out), dan KKM menyatakan bahwa kondisi mesin sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Nakhoda melihat air sudah naik ke dek buritan;

h. Mengingat usaha perbaikan tidak berhasil, maka Nakhoda perintahkan agar semua ABK berkumpul di stasiun darurat (Muster Station) sebelah kiri untuk bersiap meninggalkan kapal. Pukul 17.35 WIB, semua crew meninggalkan kapal dengan rakit penolong (ILR); i. Pada tanggal 18 Desember 2010, pukul 00.15 WIB, TB. Abunawas II

membantu mengevakuasi crew. Pukul 04.00 WIB, TB. Abunawas II berlabuh di Pelabuhan Karimunjawa dan pukul 08.00 WIB crew tiba di darat dengan selamat.

3. Dalam peristiwa kecelakaan ini Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut : 1) Nakhoda, Itin Pahroyani;

2) KKM, Ridwan Adi Saputra. b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, R. Dadang Armansyah;

2) Masinis I, Bambang Haryanto; 3) Jurumudi Jaga, Yayat Ruhiyat.

(7)

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan kecelakaan tenggelamnya KM. Intan Samudra 9, tanggal 17 Desember 2010, di Perairan 18 mil Barat Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa, pukul 16.30 WIB, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-saksi guna di dengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pada hari Senin, tanggal 04 April 2011, dan di Kantor Mahkamah Pelayaran, pada hari Selasa, tanggal 10 Mei 2011.

Di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran, Tersangkut dan Saksi-saksi menyatakan sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Itin Pahroyani, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal ke I maupun ke II dan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) maupun keterangan-keterangan lain adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Jambi

Tanggal : 18 Maret 1986 Agama : Islam

Alamat : Jl. Yos Sudarso Muara Kumpeh RT. 07 / RW. 01 Jambi

Pendidikan

Umum : 1) MTSN Sejinjang, tahun 2001, di Jambi; 2) SMK Taruna, tahun 2004, di Jambi. Kepelautan: ANT IV Tahun 2007

Pengalaman berlayar:

1) Mualim II, KM. Intan Samudera 2, Januari 2008; 2) Mualim I, KM. Lintas Armada Nusantara, Juni 2009; 3) Nakhoda, KM. Lintas Armada Nusantara, Januari 2010;

4) Nakhoda, KM. Intan Samudra 9, Nopember 2010 sampai dengan kejadian.

b. Tersangkut Nakhoda dalam keterangan menyatakan, bahwa tanggal 15 Desember 2010, kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa dengan tujuan Sampit. Pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 03.00 WIB, Tersangkut Nakhoda diberitahu oleh Saksi Juru Mudi agar ke anjungan dan mendapat kabar dari KKM, bahwa pipa pendingin (cooler) bocor;

c. Karena saat itu cuaca buruk, gelombang (4 meter), Tersangkut Nakhoda mengambil keputusan untuk mencari tempat berlindung, menuju Pulau Parang yang berjarak 80 mil, pukul 05.30 WIB

(8)

Tersangkut Nakhoda memutuskan kapal merubah haluan dari 071º menjadi 081º;

d. Pukul 05.05 WIB Tersangkut KKM memberitahu tangki BBM sebelah kanan bocor, selanjutnya menggunakan 4 buah pompa (1 alkon, 2 pompa celup, 1 pompa got) untuk mengeluarkan air dari kamar mesin karena air masuk dari mainhole;

e. Pukul 09.00 WIB, kapal miring kekanan, kecepatan kapal 7.2 knot, kemudian pukul 15.15 WIB kapal mati mesin (black out), mengingat kebocoran tidak bisa diatasi, dan air sudah naik di dek buritan, Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK berkumpul di muster station kiri, untuk bersiap meninggalkan kapal;

f. Pukul 16.45 WIB, kapal miring kanan 6°, kemudian Nakhoda kirim berita marabahaya, yang direply oleh warga Karimunjawa (Ibu Tutik) di Karimunjawa dan diteruskan ke Kantor Pelabuhan Karimunjawa;

g. Tersangkut Nakhoda memeriksa posisi kapalnya saat itu 18 mil dari Pulau Parang. Pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 17.35 WIB, Crew meninggalkan kapal menggunakan rakit penolong (ILR);

h. Tanggal 18 Desember 2010, pukul 00.15 WIB, crew di evakuasi ke TB. Abunawas II dan dibawa ke Pelabuhan Karimunjawa, tiba di Pelabuhan Karimunjawa pukul 08.00 WIB, dengan seluruh crew selamat.

2. Tersangkut KKM, Ridwan Adi Saputra, dalam keadaan sehat dan tidak didampingi oleh Penasehat Ahli menyatakan :

a. Lahir di : Jakarta

Tanggal : 25 Agustus 1972 Agama : Islam

Alamat : Jl. Bojong Raya RT. 002 RW. 04 No. 56 F

Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat 11740

Pendidikan

Umum : SMP, tahun 1990, di Jakarta Kepelautan: ATT V, tahun 2010, di Jakarta Pengalaman berlayar:

1) Juru Minyak, TB. Nusantara III, tahun 1996 s/d 1997; 2) Juru Minyak, TB. Nusantara I, tahun 1997 (6 bulan); 3) Juru Minyak, MT. Pan Oil 7, tahun 1998 s/d 1999;

(9)

4) Mandor Mesin, MT. Baramas, tahun 1999 s/d 2001; 5) Juru Minyak, TB. Nusantara I, tahun 2001 s/d 2004; 6) Juru Minyak, TB. Nusantara V, tahun 2004 s/d 2009; 7) Masinis II, KM. Casopeia, Juli 2010 s/d September 2010;

8) Masinis I, KM. Lintas Bahari 66, September 2010 s/d Nopember 2010;

9) KKM, KM. Intan Samudra 9, Nopember 2010 sampai dengan kejadian.

b. Bahwa pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 03.00 WIB, KM. Intan Samudra 9 setelah 20 jam melakukan pelayaran dari Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Sampit, Oiler Jaga melapor kepada KKM bahwa pipa pendingin bocor dan Tersangkut KKM melapor kepada Mualim Jaga untuk stop mesin, kemudian Tersangkut KKM melakukan perbaikan pipa pendingin, dan pada pukul 03.45 WIB, perbaikan pipa pendingin dinyatakan selesai, mesin induk mulai start untuk melanjutkan pelayarannya;

c. Pada pukul 04.20 WIB mesin induk stop lagi karena temperatur pendingin mesin induk naik sampai 97ºC yang diduga ada pipa pendingin (cooler) buntu, kemudian Nakhoda memutuskan untuk berlindung di dekat pulau terdekat yaitu Pulau Parang ± 80 Mil dari Kepulauan Karimunjawa;

d. Pukul 05.05 WIB, Tersangkut KKM melaporkan bahwa tangki minyak double bottom sebelah kanan bocor terus menerus dari bagian mainholenya, lalu melakukan pengikatan terhadap bautnya dan melakukan pemompaan air got, sementara kapal masih tetap berlayar mencari perlindungan dan setiap 1 (satu) jam sekali melaporkan perkembangan ke Perwira Jaga Anjungan;

e. Pukul 11.00 WIB, saat mengisi tangki harian diketahui minyak bercampur dengan air dan mesin masih berjalan, namun tidak normal dan pada saat itu di kamar mesin sebelah kanan sudah dipenuhi air ± 5 cm;

f. Pukul 15.00 WIB mesin induk dan mesin bantu mati sendiri karena BBM bercampur dengan air dan kemudian Tersangkut KKM memerintahkan kepada Oliman Jaga untuk menghidupkan generator cadangan dan bertahan selama 2 (dua) jam;

g. Tersangkut KKM bermusyawarah dengan Tersangkut Nakhoda, Perwira Jaga Anjungan, dan ABK lainnya, diputuskan untuk meninggalkan kapal, pada pukul 17.35 WIB dan berkumpul di Muster Station.

(10)

3. Saksi Mualim I, R. Dadang Armansyah Djaya, dalam keadaan sehat dan di bawah sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Manggar Tanggal : 16 Mei 1968 Agama : Islam

Alamat : Jl. Pasar Ikan RT 04 RW 12 Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

Pendidikan

Umum : SMA Pergib, tahun 1990, di Belitung Kepelautan: ANT V, tahun 2001, di Belitung Pengalaman berlayar:

1) Mualim II, PT IBM, tahun 2005 (3 bulan);

2) Mualim I, KM. Femini, selama 6 (enam) bulan, tahun 2008 s/d 2009;

3) Mualim I, KM. Wewah, selama 7 (tujuh) bulan, tahun 2009; 4) Mualim I, KM. Intan Samudra 9, tahun 2009 sampai dengan

kejadian.

b. Kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 15 Desember 2010, sekitar pukul 08.00 WIB dengan tujuan Pelabuhan Sampit dengan muatan besi konstruksi;

c. Tanggal 17 Desember 2010, sekitar pukul 05.05 WIB ada pemberitahuan dari Tersangkut KKM bahwa kapal mengalami kebocoran dan air bercampur minyak, keluar dari mainhole di atas tangki bahan bakar;

d. Tersangkut Nakhoda memerintahkan untuk melakukan pemompaan air yang masuk dengan menggunakan 3 (tiga) buah pompa, tetapi tidak mampu mengatasi air laut yang masuk ke kamar mesin;

e. Kapal berubah haluan dari 071º ke 081º menuju Pulau Parang Karimunjawa pada pukul 05.30 WIB dengan jarak ± 80 mil, pada pukul 15.15 WIB, kamar mesin terendam air dan mesin mati total (blackout);

f. Pukul 17.30 WIB geladak sudah tergenang air, Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK untuk meninggalkan kapal dengan menggunakan rakit penolong (ILR) yang berjarak ± 9 mil dari Pulau Parang;

g. Tanggal 18 Desember 2010, sekitar pukul 00.30 WIB datang pertolongan dari TB. Abunawas II dan langsung dibawa ke Pelabuhan Karimunjawa, semua Crew dalam keadaan selamat.

(11)

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal a. Kapal

KM. Intan Samudra 9 (Eks. Hua Sheng - 2) adalah kapal barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia, ukuran pokok 52,56 x 9,50 x 5,20 meter, isi kotor GT. 732, isi bersih NT. 397, tanda selar GT.732 No.3415/Hha, tanda pendaftaran 2009 HHa. Nomor 2323/L, kapal dibangun di Jepang pada tahun 1998, berbaling baling 1 (satu), yang digerakkan oleh 1 (satu) mesin diesel merk Hanshin 625 KW. b. Surat-surat Kapal

Surat laut, Surat Ukur Internasional (1969), Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak, Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Surat Keselamatan Perlengkapan kapal Barang masih berlaku, kapal tidak masuk klass.

c. Awak Kapal

1) Jumlah Awak kapal 14 (empat belas) orang termasuk Nakhoda, berdasarkan Daftar Awak Kapal yang dibuat oleh PT. Pelayaran Lintas Bahari Nusantara, tanggal 14 Desember 2010, diketahui oleh Nakhoda dan Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

2) Sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.683/51/16/AD.SKA/ 2010, dikeluarkan di Sunda Kelapa, tanggal 14 Desember 2010, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa, menerangkan sebagai berikut :

Bagian Deck

Nakhoda : ITIN PAHROYANI, berijazah ANT IV, tahun 2007; Mualim I : DADANG ARMANSYAH, berijazah ANT V,

tahun 2002;

Mualim II : RINOL EVERSON SAHEA, berijazah ANT V, tahun 2002.

Bagian Mesin

KKM : RIDWAN ADI SAPUTRA, berijazah ATT V, tahun 2010;

Masinis I : BAMBANG HARYANTO, berijazah ATT V, tahun 2003;

(12)

Masinis II : RONI MANARIANGKUBA, berijazah ATT V, tahun 2002.

3) Berdasarkan keterangan dari hasil pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan bahwa Mualim II, Masinis I dan Masinis II tidak ikut.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi KM. Intan Samudera 9 pada saat tenggelam di Perairan Kepulauan Karimunjawa sebagai berikut :

1) Konstruksi lambung kapal yang kurang baik; 2) Kapal tidak dimasukkan dalam klasifikasi; 3) Kapal tidak diawaki dengan ABK yang cukup.

2. Tentang Cuaca

a. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, tanggal 28 Maret 2011, perihal analisis keadaan angin permukaan, arus, laut, cuaca, jarak penglihatan dan gelombang di wilayah perairan 18 mil Barat Pulau Karang Kepulauan Karimunjawa, pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 16.30 WIB adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat – Barat Laut dan 21 – 30 knots

Arah dan Kecepatan Arus : Barat dan 61 – 64 Cm/det

Cuaca : Berawan Banyak/Hujan + TS.

Arah/Tinggi Gelombang berkisar : Barat Laut dan 3,5 m – 6,0 m Visibility/Jarak Penglihatan : 1 – 3 mil

b. Menurut Buku Kepanduan Bahari Indonesia Jilid II, Bab 2, Tahun 2009, halaman 92, tertulis sebagai berikut :

Arus

Antara Pulau Menjangan Kecil dan Menjangan Besar juga di antara pulau yang disebut belakangan dengan daratan, dapat terjadi adanya arus kuat dengan putaran.

Bagian Utara Parang adalah berbatu padas dan tingginya 80 m. Terutama merupakan sebuah pulau kelapa. Gosong Kumbang ialah sebuah gosong pasir kecil yang kering, dikelilingi karang yang curam, diatasnya terdapat beberapa batu yang kering pada waktu Air Rendah. Bagian Barat Pulau Nyamuk adalah berbatu padas dan ditumbuhi tebal dengan pohon-pohonan tinggi, di bagian Selatan pohon-pohonnya lebih rendah. Pada ujung Timur terdapat sebuah

(13)

batu padas, yang dihubungkan dengan pulaunya oleh sebuah punggung pasir yang kering. Pulau kecil di karang Katang dan Karang Besi hanyalah gosong-gosong pasir, sebaliknya Katang terdapat tumbuh-tumbuhan Krakal Besar dan Krakal Kecil dapat dibedakan satu sama lain karena yang pertama adalah ditumbuhi dengan pohon rendah, sedangkan yang kedua oleh pohon-pohon tinggi. Di Karang Kapal terdapat banyak tempat yang kering. c. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan Saksi-saksi dalam

Pemeriksaan Lanjutan bahwa pada saat kejadian cuaca kurang baik dan ketinggian gelombang 4 (empat) meter.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, tanggal 7 Pebruari 2011 keterangan dalam buku Kepanduan Bahari Jilid I dan keterangan Tersangkut Nakhoda dan Saksi-saksi dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, tentang keadaan cuaca kurang baik pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal

a. Sesuai Surat Persetujuan Berlayar yang dikeluarkan Syahbandar Sunda Kelapa Nomor J2-AP III/430/XII/2010, tanggal 16 Desember 2010, pukul 06.00 LT kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa dengan tujuan Pelabuhan Sampit dengan muatan besi konstruksi sebanyak 999,861 ton;

b. Berdasarkan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3415/Hha yang dikeluarkan oeh Administrator Pelabuhan Pontianak, pada tanggal 31 Juli 2009 dengan ukuran pokok kapal panjang 52,56 M; lebar 9,50 M; dalam 5,20 M, dan sarat maksimal 3,90 M.

Lambung timbul musim panas adalah 995 MM sesuai sertifikat garis muat kapal pelayaran dalam negeri yang dikeluarkan Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa, pada tanggal 10 Nopember 2010.

Dengan memperkirakan tebal plat geladak 12 MM, maka sarat maksimal dapat dihitung sebagai berikut :

H = 5,20 M t = 0,012 M + 5,212 M FB = 0,995 M – 4,217 M Dengan …

(14)

Dengan memperhitungkan besarnya block coefisien Cb = 0,85, maka besarnya Displacement

D = L x B x 4,217 x Cb x 1,025

= 52,56 x 9,50 x 4,217 x 0,85 x 1,025 = 1834,532 T

Berat kapal kosong : W = 0,4D

= 0,4 x 1834,532 T = 733,812 T

Kapasitas angkut DWT kapal adalah : DWT = D – W

= (1834,532 – 733,812) T = 1100,72 Ton

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa jumlah muatan sebanyak 999,816 Ton tidak melebihi kapasitas yang diijinkan yaitu 1100,72 Ton dan stabilitas kapal cukup baik.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak

a. Tanggal 15 Desember 2010, pukul 08.00 WIB, kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Sampit, pada tanggal 16 Desember 2010, kapal berlayar normal dan kapal dalam kondisi baik;

b. Tanggal 17 Desember 2010, pukul 03.00 WIB, Tersangkut Nakhoda diberitahu Jurumudi Jaga untuk ke Anjungan dan mendapat laporan dari Tersangkut KKM bahwa pipa pendingin (cooler) bocor, kemudian Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk kapal berlindung di Pulau Parang, dengan merubah haluan dari 071º menjadi 081º, pukul 05.05 WIB Tersangkut Nakhoda mendapat laporan bahwa tangki bahan bakar kanan bocor, sehingga kapal miring kanan, dan pukul 15.15 WIB kapal mati mesin total (blackout);

c. Tersangkut Nakhoda melihat air sudah naik ke dek buritan (15 cm), Kapal miring 6º, Tersangkut Nakhoda perintahkan ABK untuk berkumpul di station darurat (muster station), dan pukul 17.35 WIB ABK meninggalkan kapal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan olah gerak untuk kapal berlindung yang dilakukan oleh Nakhoda KM. Intan Samudra 9 dapat diterima.

(15)

5. Tentang sebab terjadinya kecelakaan.

Pada tanggal 17 Desember 2010, KM. Intan Samudra 9 mengalami kebocoran tangki dasar (BBM) dan faktor-faktor mekanis peralatan kapal dan mesin bantu dikapal yang tidak mampu berfungsi untuk memompa kebocoran yang terjadi dan kemudian mati mesin (blackout);

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tenggelamnya kapal karena faktor konstruksi lambung dan tangki dasar yang bocor, mesin dan peralatannya yang tidak mendukung.

6. Tentang Upaya Penyelamatan

a. Pada tanggal 17 Desember 2010, pukul 03.00 WIB Tersangkut Nakhoda diberitahu oleh Tersangkut KKM bahwa pipa pendingin (cooler) bocor, cuaca saat itu buruk ± 4 meter lebih gelombangnya, maka diputuskan untuk berlindung di dekat Pulau Parang ± 80 Mil; b. Pukul 05.05 WIB, Tersangkut KKM memberitahukan tangki minyak

bercampur dengan air selanjutnya dengan menggunakan pompa alkon 1 (satu) buah, 1 (satu) buah pompa got dan 2 (dua) buah pompa celup mengeluarkan untuk air dari kamar mesin yang bocor melalui mainhole tangki BBM double bottom kanan;

c. Pukul 05.30 WIB, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk merubah haluan dari 071º menjadi 081º;

d. Pukul 09.00 WIB, kapal miring ke kanan dan kecepatan 7,2 knot dan pada pukul 15.15 WIB kapal blackout kemudian Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK untuk kumpul di muster station sebelah kiri untuk abandon ship dan mengirim laporan ke channel 16 melalui VHF yang direspon oleh Ibu Tutik dari Karimunjawa yang diteruskan ke Kantor Pelabuhan Karimunjawa, dan pada pukul 17.35 WIB semua crew meninggalkan kapal dengan menggunakan rakit penolong (ILR);

e. Tanggal 18 Desember 2010, pukul 00.15 WIB ada TB. Abunawas II yang menolong, pada pukul 08.00 WIB, Crew sampai di Kantor Pelabuhan Karimunjawa.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut KKM dapat diterima.

(16)

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penelitian secara seksama terhadap Berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan sidang pemeriksaan lanjutan di Mahkamah Pelayaran tanggal 4 April 2011 dan 10 Mei 2011 terhadap perkara tenggelamnya KM. Intan Samudra 9, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

a. Tersangkut Nakhoda sebagai penanggung jawab di atas kapal, kurang maksimal melaksanakan kewajibannya;

b. Tersangkut KKM, tidak mampu dalam penanggulangan kebocoran di kamar mesin;

c. Pelaksanaan management keselamatan dalam menerapkan maintenance planning kapal tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya;

Dengan demikian Tersangkut Nakhoda dapat dipersalahkan berdasarkan Pasal 342 dan Pasal 343 KUHD, dan Tersangkut KKM dapat dipersalahkan berdasarkan Pasal 384 KUHD.

D. PUTUSAN :

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) KUHD dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda yang telah dipanggil secara patut dengan Surat Panggilan Pertama Nomor MP.101/37/03/MP.11, tanggal 25 Maret, dan Surat Panggilan Kedua Nomor MP.101/54/04/MP.11, tanggal 26 April 2011, untuk menghadap sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal guna di dengar keterangannya, namun yang bersangkutan tidak dapat memenuhi panggilan tersebut;

(17)

II. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan sidang putusan tentang tenggelamnya KM. Intan Samudra 9 dilakukan tanpa hadirnya Tersangkut dan dilaksanakan secara In Absensia;

III. Menyatakan bahwa tenggelamnya KM. Intan Samudra 9, tanggal 17 Desember 2010, di lokasi pada jarak 18 mil Barat Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa, karena kebocoran lambung kapal dan air masuk ke tangki BBM dan keluar melalui mainhole yang berada di kamar mesin;

IV. Menghukum :

1. Tersangkut Nakhoda KM. Intan Samudra 9, bernama Itin Pahroyani, tanggal lahir 18 Maret 1986, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT IV Nomor Cert. 6200417334N49207, dikeluarkan di Jakarta, tanggal penerbitan 21 Juni 2007, dengan mencabut sementara Sertifikat keahlian tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal-kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2(dua) bulan;

2. Tersangkut KKM KM. Intan Samudra 9, bernama Ridwan Adi Saputra, tanggal lahir 25 Agustus 1972, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ATT V Nomor Cert. 6201018716T50210, dikeluarkan di Jakarta, tanggal penerbitan 23 Juni 2003, dengan mencabut sementara Sertifikat keahlian tersebut untuk bertugas sebagai KKM di kapal-kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2 (dua) bulan;

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

(18)

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 06 Juli 2011, dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : TTD Capt. Hari Suharsono

Anggota : TTD Capt. Salehudin Siregar

Anggota : TTD Didi A., M. Eng.

Anggota : TTD Ir. Dwi Poerwijanto

Anggota : TTD Asril Pasaribu, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk

Natasia Mandiri merupakan perusahaan pembesaran ikan kerapu yang terletak di Kepulauan Riau Dabo Singkep dan sudah berdiri sejak tahun 2001 namun Natasia

mengkomunikasikan kompetensi perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan untuk pengalaman berbelanja target pasar. Tipografi yang dibutuhkan oleh CV. Jasindo Elektronik adalah

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain

Bungkus kertas jajanan dari Sumber Hidangan pada layout poster dimaksudkan untuk menerangkan bahwa toko Sumber Hidangan adalah tempat menjual aneka macam jajan, oleh

Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orang- orang yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

Pada sekretariat bisnis fashion Asean diperlukan museum fashion dan pusat pemasaran bisnis fashion Asean (pada satu kompleks) dan sekaligus tempat wisata fashion, yang

Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah satu yang memiliki lebih banyak nilai A (tingkat hubungan pada