• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Akses Pelabuhan Internasional Socah Bangkalan - Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Akses Pelabuhan Internasional Socah Bangkalan - Madura"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Rencana pemerintah Jawa Timur untuk melakukan

mengantisipasi meningkatnya perekonomian Jawa Timur pada tahun 2011 sebesar 7,12% (http://www.jatimprov.go.id) adalah mengembangkan pelabuhan alternatif sebagai pendukung kapasitas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, salah satu lokasi pengembangan adalah kawasan pantai Socah Kabupaten Bangkalan – Madura.

Untuk mendukung lancarnya arus transportasi kendaraan, maka diperlukan sebuah jalan akses yang menghubungkan pelabuhan dengan Kota Surabaya via Jembatan Suramadu.

Tugas Akhir menggunakan perencanaan Direktorat Jendral Bina Marga dan Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM’97)

Perencanaan menggunakan umur rencana 10 tahun, dengan tahun 2015 sebagai tahun awal rencana dan tahun 2025 sebagai tahun akhir rencana, panjang jalan 14,495,11 Km (STA 0+000 – STA 14+495,11), perkerasan menggunakan flexible pavement dengan menggukan metode Analisa Komponen (Bina Marga). Perecanaan jalan juga meliputi perencanaan geometrik persimpangan.

Hasil perencanaan tebal perkerasan yaitu, segmen I dan segmen II : lapis permukaan 16cm, lapis pondasi 20cm, lapis pondasi bawah 60cm dan perbaikan tanah setebal 100cm. Segmen II, lapis permukaan setebal 16cm, lapis pondasi 20cm, lapis pondasi bawah 20cm. Hasil perencanaan simpang, didapat nilai DS masing-masing lengan < 0,85. Biaya yang konstruksi yang diperoleh dari hasil analisa adalah Rp. 1.310.759.193.932,- Terbilang : “Satu Triliun Tiga Ratus Sepuluh Miliar Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Seratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah”

Kata Kunci—Perencanaan, jalan, pelabuhan, geometrik, Socah

I. PENDAHULUAN

ERTUMBUHAN ekonomi Indonesia khususnya di Jawa Timur meningkat sangat signifikan, berdasarkan berita yang dimuat

pada http://www.jatimprov.go.id, ekonomi Jawa Timur

meningkat sebesar 7,2%. Berbagai kegiatan ekonomi dan perindustrian berlangsung di kota-kota besar Jawa Timur, seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. Hal ini berdampak pada meningkatnya arus bongkar muat yang ada dipelabuhan Tj. Perak Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian (Wiwengku, T dan Firmanto Hadi, Evaluasi Lokasi Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak, Jurnal Teknik ITS Vol. 1 September 2012) tercatat bahwa arus peti kemas pelabuhan Tj. Perak pada tahun 2006 (1.843.638 TEUs), tahun 2007 (2.047.460 TEUs), tahun 2008 (1.830.781 TEUs), tahun 2009

(2.279.091 TEUs), tahun 2010 (2.407.489 TEUs), dan tahun 2011 (2.463.518 TEUs), sedangkan kapasitas pelabuhan Tj. Perak pada tahun 2001 adalah 3.897.348 TEUs.

Berdasarkan data diatas, pemerintah mencanangkan program pengembangan pelabuhan baru sebagai alternatif dan antisipasi melonjaknya tingkat arus bongkar muat kapal di pelabuhan Tj. Perak. Salah satu alternatif pelabuhan baru adalah pengembangan pelabuhan Socah (Madura).

Seiring rencana pemerintah tersebut, guna mendukung lancarnya arus transportasi dari dan meuju pelabuhan Socah, maka diperlukan adanya prasarana transportasi berupa jalan akses yang memadai. Jalan akses tersebut menghubungkan kota Surabaya dan Pelabuhan Socah via Jembatan Suramadu.

Dari data eksisting yang ada, konsdisi tofografi yang akan dilalui jalan akses berupa daerah perbukitan, sehingga diperlukan perhitungan yang tepat pada perencanaan jalan akses tersebut. Pada Tugas Akhir ini akan direncanakan jalan akses pelabuhan Socah sesuai dengan standar Bina Marga.

II. METODE

A. Tinjauan Pustaka

Pustaka atau literatur yang digunakan sebagai acuan pada Tugas Akhir ini mengacu pada standar yang berlaku di Indonesia, yaitu Standar Bina Marga. Literatur berupa tata cara perencanaan dan standar-standar perencanaan yang ditentukan oleh Bina Marga. Literatur perencanaan jalan meliputi perencanaan alinyemen vertikal dan horisontal, perencanaan perkerasan, perencanaan persimpangan, perencanaan drainase jalan dan rencana anggaran biaya konstruksi.

Adapun beberapa literatur yang bersumber dari jurnal maupun buku-buku tentang perencanaan jalan, namun tetap relevan pada standar Bina Marga.

B. Metodologi

Metodologi pada Tugas Akhir ini mengacu pada bagan alir penyusunan Tugas Akhir seperti dibawah ini :

Tahapan perencanaan meliputi beberapa tahapan berikut :

- Tahap persiapan, terdiri atas pengumpulan dan studi

literatur, pembuatan proposal Tugas Akhir, dan

perencanaan jadwal penyusunan Tugas Akhir.

- Tahap identifikasi masalah, yaitu identifikasi permasalah

yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini dan identifikasi

data yang dibutuhkan.

- Tahap Pengumpulan Data, terdapat dua jenis data yang

dibutuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan

Akses Pelabuhan Internasional Socah

Bangkalan - Madura

Riyan Benny Sukmara, Cahya Buana, dan Istiar

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail

: cahya_b@ce.its.ac.id

(2)

data Primer dan data Sekunder. Metode pengumpulan

data menggunakan metode Obserasi, Literatur dan

Wawancara.

- Tahap Analisa Data, yaitu proses pengolahan data yang

sudah diperoleh sebelumnya

- Tahap Perencanaan, yaitu tahapan inti Tugas Akhir ini

yang berupa perencanaan parameter-parameter jalan dan

kelengkapannya.

- Tahap Penggambaran, yaitu proses penggambaran hasil

perencanaan.

- Tahap Analisa Biaya, yaitu proses perhitungan biaya

konstruksi sesuai dengan hasil perencanaan dan gambar

perencanaan.

C. Data Perencanaan

Data yang digunakan pada perencanaan Tugas Akhir ini meliputi : data penduduk pulau Madura, data PDRB Madura, data profil pelabuhan rencana (Pelabuhan Socah) dan data lalu lintas dan profil pelabuhan analogi (pelabuhan Tj. Perak, Tj. Wangi, dan gresik), data tanah, data hujan dan data harga satuan dasar.

III. PEMBAHASAN

A. Perencanaan Geometrik

Perencanaan geometrik meliputi alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal dan superelevasi, seperti berikut :

Alinyemen Horisontal

Perencanaan alinyemen horizontal dimulai dengan penentuan alternatif trase yang nantinya dipilih sebagai trase rencana.

berdasarkan hasil komparasi (berdasarkan jarak termpuh) dipilih Alternatif II sebagai trase rencana (L = 14549,11 m).

Proses selanjutnya adalah penentuan parameter tikungan, mulai dari sudut tikungan sampai pada perencanaan parameter tikungan.

Rumus perhitungan sudut azimuth :

α = (

)

Rumus perhitungan sudut tikungan : Δ1 = (α P1-P2) - (α A-P1)

berikut hasil perhitungan sudut azimuth dan sudut tikungan :

Tabel 1

Hasil perhitungan sudut azimuth

No. Nama Titik Azimut (dalam 0)

1 A (Start) - 2 P1 68.7504 3 P2 117.0103 4 P3 82.3785 5 P4 140.5635 6 P5 100.0785 7 P6 119.2099 8 P7 127.3671 9 P8 114.5306 10 P9 121.3310 11 P10 131.7221 12 P11 108.4776 13 P12 152.0140 14 P13 130.7766 15 P14 106.9854 16 B (Finish) 130.5963

Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 2

Hasil perhitungan sudut tikungan

No. Nama Titik (dalam Azimut 0) Tikungan Sudut Jarak Komulatif Jarak

1 A (Start) - - 0 0 2 P1 68.7504 48.2599 794.555 794.5553 3 P2 117.0103 34.6317 1181.922 1976.4774 4 P3 82.3785 58.1850 1021.710 2998.1878 5 P4 140.5635 40.4850 438.608 3436.7963 6 P5 100.0785 19.1313 578.475 4015.2712 7 P6 119.2099 8.1572 1055.501 5070.7723

No. Nama Azimut Sudut Jarak Jarak

Gambar. 1. Bagan alir penyusunan Tugas Akhir

Gambar. 2. Alternati trase rencana, Alternatif 1 (merah), alternatif II (biru)

(3)

Titik (dalam 0) Tikungan Komulatif 8 P7 127.3671 12.8365 591.762 5662.5348 9 P8 114.5306 6.8004 1871.487 7534.0213 10 P9 121.3310 10.3912 1216.777 8750.7987 11 P10 131.7221 23.2445 479.762 9230.5602 12 P11 108.4776 43.5364 482.894 9713.4546 13 P12 152.0140 21.2374 483.978 10197.4331 14 P13 130.7766 23.7912 784.878 10982.3112 15 P14 106.9854 23.6109 1334.933 12317.2445 16 B (Finish) 130.5963 - 2328.738 14645.9830 Sumber : Hasil perhitungan

setelah didapat nilai sudut tikungan, dilanjutkan dengan perhitungan kebutuhan superelevasi di masing-masing tikungan

Gambar 3. Konsep Perhitungan Super Elevasi

berikut hasil perhitungan superelevasi rencana : Tabel 3.

Hasil perehitungan superelevasi

No Kode PI Tikungan Sudut Desain R D kontrol f hitung Keterangan e

1 P1 48.2599 300 4.774633 D>Dp 0.0894 Untuk D< Dp maka digunaka n ha sil pe rhit un ga n f1, se da ngka n untuk D> Dp maka di guna ka n pe rhit unga n f2 2 P2 34.6317 400 3.580975 D<Dp 0.0735 3 P3 58.1850 300 4.774633 D>Dp 0.0894 4 P4 40.4850 300 4.774633 D>Dp 0.0894 5 P5 19.1313 300 4.774633 D>Dp 0.0894 6 P6 8.1572 500 2.86478 D<Dp 0.0616 7 P7 12.8365 350 4.092543 D>Dp 0.0811 8 P8 6.8004 1000 1.43239 D<Dp 0.0336 9 P9 10.3912 400 3.580975 D<Dp 0.0735 10 P10 23.2445 500 2.86478 D<Dp 0.0616 11 P11 43.5364 300 4.774633 D>Dp 0.0894 12 P12 21.2374 700 2.046271 D<Dp 0.0463 13 P13 23.7912 500 2.86478 D<Dp 0.0616 14 P14 23.6109 500 2.86478 D<Dp 0.0616

Selanjutnya adalah perhitungan parameter lengkung horisontal, konsep perhitungannya seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4. Parameter lengkung horisontal

Parameter lengkung horizontal mengacu pada standard Bina Marga Luar kota, dimana terdapat 3 (tiga) jenis lengkung horizontal, diantaranya : Lengkung Full Circle, lengkung Spiral-Circle-Spiral dan lengkung Spiral-Spiral.

dan berikut adalah hasil perhitungan parameter tikungan : Tabel 4.

Hasil perehitungan parameter tikungan

Proses selanjutnya adalah perhitungan alinyemen vertikal, berikut konsep perhitungan alinyemen vertikal :

Gambar 5. Konsep Perhitungan lengkung vertikal

Gambar 6. Sketsa profil eksisting dan rencana

berikut perhitungan hasil perhitungan lengkung vertikal rencana :

PV1 Diketahui : El. PPV 1 = +40,283m VD = 80km/jam JPH = 139,59 m g1 = 0,16%

g2 = -0,294% (-) berarti gradient menurun

A = g1 – g2 = 0,16% - (-0,294%) = 0,455% (Cembung) Perhitungan L Untuk L (S<L) L = = = 21,9322 m Untuk L (S>L) L = = = -609,25 m L Minimum L = = = 48,1116 m L Drainase L = 50.A = 50. 0,455 = 22,792 m Sehingga L yang terbesar adalah 48,1116 m

Perhitungan Elevasi PLV dan PTV STA PLV = STA PPV – (L/2)

= 0+900 – (48,1116/2) = 0+900 – 24,005 = 0+875,9442 El. PLV = El. PPV – (L/2 x g1)

No. Tikungan Kode Tikungan Sudut Tikungan Jenis LS TC E LC θs P k Ts E Xs Ys

1 P1 48.2599 S-C-S 114.8312 30.7487 137.8569 10.9656 1.8482 57.34484 192.5573 30.7487 114.4106 7.3257 2 P2 34.6317 S-C-S 98.1622 20.0446 143.6128 7.0304 1.0075 49.05639 174.0781 20.0446 98.0144 4.0149 3 P3 58.1850 S-C-S 114.8312 45.4288 189.8246 10.9656 1.8482 57.34484 225.2995 45.4288 114.4106 7.3257 4 P4 40.4850 S-C-S 114.8312 21.7185 97.1476 10.9656 1.8482 57.3448 168.6575 21.7185 114.4106 7.3257 5 P5 19.1313 S-S 114.8312 9.565657 3.15441 64.55724 115.6451 7.428957 6 P6 8.1572 S-S 85.6758 4.0786 1.18049 50.05046 85.78738 2.452993 7 P7 12.8365 S-S 106.1484 6.418243 3.171802 66.77946 106.5079 5.399311 8 P8 6.8004 S-C-S 71.1111 1.9746 47.5779 2.0372 0.2108 35.55406 94.9808 1.9746 71.1021 0.8428 9 P9 10.3912 S-S 98.1622 5.195584 2.371479 61.79211 98.37951 4.03149 10 P10 23.2445 S-C-S 85.6758 11.0917 117.1711 4.9089 0.6128 42.8274 145.7913 11.0917 85.6129 2.4468 11 P11 43.5364 S-C-S 114.8312 25.0251 113.1248 10.9656 1.8482 57.34484 177.8812 25.0251 114.4106 7.3257 12 P12 21.2374 S-C-S 71.1111 12.5026 188.3523 2.9103 0.3012 35.5525 166.8467 12.5026 71.0928 1.2040 13 P13 23.7912 S-C-S 85.6758 11.5995 121.9414 4.9089 0.6128 42.8274 148.2828 11.5995 85.6129 2.4468 14 P14 23.6109 S-C-S 85.6758 11.4306 120.3681 4.9089 0.6128 42.8274 147.4605 11.4306 85.6129 2.4468

Sumber : Hasil pehitungan parameter tikungan

EB EA 1 2 L PLV PPV PTV PLV' PTV' PPV' L

(4)

= +40,283 – (24,005 x 0,16%) = +40,2442 m STA PTV = STA PPV + (L/2) = 0+900 + (48,1116/2) = 0+900 + 24,005 = 0+924,005 El. PTV = El. PPV – (L/2 x g2) = +40,283 – (24,005 x 0,294%) = +40,2124 m

Perhitungan Elevasi PLV’ dan PTV’ STA PLV’ = STA PPV – (0,25L) = 0+900 – (0,25 x 48,11160) = 0+900 – 12,027 = 0+887,977 El. PLV = El. PPV – (0,25L x g1) = +40,283 – (12,027 x 0,16%) = +40,2636 m STA PTV = STA PPV + (0,75L) = 0+900 + (0,75 x 48,1116) = 0+900 + 36,0837 = 0+912,027 El. PTV = El. PPV – (0,75L x g2) = +40,283 – (36,0837 x 0,294%) = + 40,2423

Gambar 7. Hasil perhitungan lengkung vertikal PV1 B. Perhitungan Perkerasan

Perhitungan perkerasan berdasarkan volume kendaraan hasil korelasi antara jumlah kendaraan dengan panjang dermaga pelabuhan, berikut merupakan hasil perkerasan rencana :

Gambar 8. Panjang Dermaga (dalam meter)

Gambar 9. Korelasi volume kendaraan dengan panjang dermaga

dari hasil korelasi diperoleh persamaan : Y = 3,381x - 523.77, dimana x = panjang dermaga dan Y = jumlah kendaraan.

Tabel 4. Jumlah kendaraan perjenis

Kode Jenis Kendaraan Persentase (%)

Jumlah Kendaraan

1 Sepeda Motor 0,5213 4222

2 Sedan, Jeep & St Wagon 0,1798 1456

3 Oplet, Pick Up, Suburban, combi,

Minibus 0,0020 16

Kode Jenis Kendaraan Persentase (%)

Jumlah Kendaraan

4 Mikro truck dan mobil hantaran (Box) 0,0191 155

5a Bus Kecil 0,0036 30

5b Bus Besar 0,0025 20

6a Truck tangki 2 sumbu (3/4) 0,0689 558

6b Truck 2 sumbu 0,0538 435 7a Truck 3 sumbu 0,0495 401 7b Truck Gandeng 0,0055 45 7c Truck Semitrailer 0,0703 570 UM Unmotorist 0,0237 192 Total 1,000 8098

Sumber : Hasil perhitungan

Perhitungan tebal perkerasan menggunakan umur rencana 10 tahun, analisa nilai i (angka pertumbuhan) diperoleh menggunakan analisa pertumbuhan PDRB sebagai berikut :

Tabel 5.

Angka pertumbuhan kendaraan

No. Kabupaten i 1 Sumenep 5.143% 2 Bangkalan 5.363% 3 Sampang 5.151% 4 Pamekasan 5.661% Rata-rata 5,314 %

Berikut hasil perhitungan angka ekivalensi kendaraan : Tabel 6.

Angka ekivalensi kendaraan

No. Jenis Kendaraan Nilai E

1 Sepeda Motor 0,00000023 2 Mobil Penumpang 0,00045 3 Bus Kecil 0,10906 4 Bus Besar 0,30056 5 Truck 2 Sumbu (3/4) 0,21740 6 Truck 2 Sumbu 5,0264 7 Truck 3 Sumbu 2,74156 8 Truck Gandeng 3,64093 9 Truck Semitrailer 10,1829

Berikut hasil analisa nilai CBR rencana : Tabel 7. Nilai CBR rencana

No. Segmen (STA) Nilai CBR

1. STA 0+000 s/d 2+250 2,162 %

2. STA 2+250 s/d 11+450 11,481 %

3. STA 11+450 s/d STA 14+549,11 1,57 %

Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa terdapat 2 (dua) segmen STA yang memiliki nilai CBR yang disyaratkan.

Nilai standar CBR minimum Sub Grade yang disyaratkan oleh Departemen pekerjaan Umum (DPU) yaitu 5% (untuk kondisi terendam air).

Berdasarkan kondisi diatas, maka dilakukan perbaikan tanah dasar hingga CBR mencapai 5%. Bahan timubunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan pada SNI 03-1744-1989.

Berdasarkan data perencanaan dari Konsultan PT. VIRAMA

KARYA lapisan tanah lunak sebesar 1 m, maka susuai dengan Buku

Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Pekerjaan Tanah Dasar, Bina Marga (No. 033-02/BM/2006, Hal. 60) tanah asli perlu digali sedalam 1 m dan diganti dengan tanah urugan sesuai persyaratan diatas.

(5)

Gambar 10. Tipikal Rencana perbaikan tanah

Perhitungan perkerasan mengacu pada standar Bina Marga, yaitu metode analisa komponen, berikut hasil perhitungan tebal perkerasan rencana :

Tabel 8. Nilai CBR rencana

No. Segmen (STA) Nilai CBR Lapisan

Surface Base

Course Base Sub

1. STA 0+000 s/d 2+250 2,162 % 16 cm 20 sm 60 cm 2. STA 2+250 s/d 11+450 11,481 % 16 cm 20 cm 20 cm 3. STA 11+450 s/d STA 14+549,11 1,57 % 16 cm 20 cm 60 cm Catatan :

- Lapis Permukaan (Surface) = Laston Ms744 (AC/WC) - Lapis Pondasi Atas (Base Course) = Batu Pecah Kelas B - Lapis Pondasi Bawah (Sub Base) = Sirtu Pitrun Kelas A

C. Perhitungan Persimpangan

Perhitungan persimpangan mengacu pada standar Bina Marga, direncanakan menggunakan LTOR dan kanalisasi, hal ini dimaksudkan agar kendaraan yang berbelok tidak mengganggu arus kendaraan yang lurus.

Perencanaan persimpangan meliputi geometrik perimpangan serta fase persimpangan, dimana fase persimpangan sangat menentukan bentuk geometrik persimpangan, khususnya pada perencanaan panjang lajur antrian belok kiri dan kanan.

Kontrol yang digunakan pada perencanaan simpang adalah kontrol tingkat pelayanan berdasarkan derajat kejenuhan (DS), berikut hasil perencanaan persimpangan :

Simpang Suramadu

Pada persimpangan Suramadu, lengkung LTOR perlu direncanakan menggunakan perhitungan lengkung horizontal Bina Marga..

Berikut contoh perhitungannya :

Simpang I direncanakan menggunakan LTOR dengan kanalisasi

- Lebar Lajur = 3,5 m

- Jumlah lajur per lengan = 2 lajur - Lebar LTOR dengan kanalisasi = 3,5 m

- Lebar lajur tambahan = 3,5 m

- Panjang lajur belok kiri = 70 m

- Panjang Taper = 30 m

hasil perhitungan lengkung kanal LTOR diperoleh nilai sebagai berikut : Lengan I VR = 60 Km/jam emax = 10% ehtiung = 0,09888 Rcoba = 110 m ∆ = 127,1943O Ls = 67,127 m θs = 17,48 Lc = 178,50

Parameter lengkung yang digunakan adalan S-C-S

p = 1,7465 m k = 33,4572 m Ts = 262,2738 m E = 114,6455 m Xs = 66,5026 m Ys = 6,8274 m Lengan II VR = 60 Km/jam emax = 10% ehtiung = 0,09992 Rcoba = 110 m ∆ = 52,0587O Ls = 67,127 m θs = 17,48 Lc = 32,8180

Parameter lengkung yang digunakan adalan S-C-S

p = 1,7465 m k = 33,4572 m Ts = 88,0305 m E = 14,3604 m Xs = 66,5026 m Ys = 6,8274 m

Gambar 11. Rencana Simpang Suramadu Simpang Bangkalan

Pada persimpangan Bangkalan, kanal LOTR direncanakan menggunakan Rmin sesuai dengan acuan Bina Marga No.01/T/BNKT/1992. Berikut R (jari-jari) lengkung yang digunakan :

Jalan Mayor

Jalan mayor persimpangan terdiri atas lengan Jalan Akses (sisi timur) dan Pelabuhan (sisi barat).

N Lajur Kanal = 1 (LTOR)

L Lajur Kanal = 3,5 m

R kanal = 150 m

Jalan Minor

Jalan minor persimpangan terdiri atas lengan Bangkalan (sisi utara) dan Pelabuhan (sisi selatan).

N Lajur Kanal = 1 (LTOR)

L Lajur Kanal = 3,5 m

R kanal = 60 m

Gambar 11. Rencana Simpang Bangkalan

Analisa kapasitas simpang diperlukan untuk mengukur LOS (Level of

Service) dari sebuah simpang. Perhitungan analisa kapasitas dilakukan dengan

bantuan software KAJI (Kapasitas Jalan Indonesia). Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai LOS = A ( ds < 0,6)

D. Perhitungan Drainase

Perhitungan drainase mengacu pada standar Bina Marga (Direktorat Jendral Bina Marga (1990). ― Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan No. 008/T/BNKT/1990‖. Jakarta).

Dari hasil perhitungan tersebut diproleh dimensi saluran sebagai berikut : Untuk Saluran Tepi (Batu Kali)

H = 30 cm B = 60 cm W = 20 cm 700 200 250 200 40 LAPISAN PERMUKAAN

LAPISAN BASE COURSE LAPISAN SUB BASE COURSE

PERBAIKAN TANAH 100cm (TANAH URUGAN CBR 5%)

U R110.000 R110.000 R110.000 R110.000 U R60 R150 R60 R150

(6)

B/H = 2 m = 0

Untuk saluran Tengah (Precast) H = 40 cm

B = 40 cm W = 20 cm B/H = 1 m = 0

Pada perencanaan jalan akses suramadu-Pelabuhan Socah terdapat 8 lokasi gorong-gorong, yaitu :

Tabel 9.

Dimensi Gorong – gorong rencana

Gambar 12. Tipikal Dimensi Gorong-gorong E. Analisa BiayaKonstruksi

Perhitungan analisa biaya mengacu pada volume pekerjaan, meliputi : perkerjaan pembersihan lahan, galian, timbunan, lapis perkerasan, drainase, dan kelengkapan jalan (marka jalan), berikut hasil perhitungan biaya konstruksi :

Dari perhitungan diatas diperoleh biaya konstruksi sebesar Rp. 1.310.759.193.932,- Terbilang :

“Satu Triliun Tiga Ratus Sepuluh Miliar Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Seratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah”

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan yang dilakukan dalam tugas akhir diatas adalah sebagai berikut :

Hasil perencananaan jalan akses yaitu :

1. Jalan direncanakan dengan tipe 4/2 D, dengan dimensi : - Lebar lajur = 3,5 meter

- Lebar Jalur = 7 meter - Lebar Median = 5 meter - Lebar Bahu = 2 meter - Kecepatan rencana : 80 km/jam 2. Geometrik jalan

Alinyemen Horisontal : 11 PI S-C-S; 3 PI S-S

Alinyemen Vettikal : 14 PVI (Cembung) ; 11 PVI (Cekung)

Superelevasi : Maksimum 10%

3. Perkerasan jalan

No. Segmen (STA) Nilai CBR Lapisan

Surface Base

Course Base Sub

1. STA 0+000 s/d 2+250 2,162 % 16 cm 20 sm 60 cm 2. STA 2+250 s/d 11+450 11,481 % 16 cm 20 cm 20 cm 3. STA 11+450 s/d STA

14+549,11

1,57 % 16 cm 20 cm 60 cm

4. Desain Geometrik Persimpangan Simpang Suramadu - Burneh Approach : Wa = 10,5m; We = 10,5m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Akses Approach : Wa = 10,5m; We = 10,5m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Sampang Approach : Wa = 7m; We = 7m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Suramadu Approach : Wa = 10,5m; We = 10,5m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. Simpang Suramadu - Bangkalan Approach : Wa = 7m; We = 7m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Akses Approach : Wa = 10,5m; We = 10,5m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Kamal Approach : Wa = 7m; We = 7m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. - Pelabuhan Approach : Wa = 10,5m; We = 10,5m; WLTOR = 3,5m; Wx = 7m. 5. Desain Drainase

Pada desain drainase terdapat beberapa tipe dimensi saluran, yaitu : Saluran Tepi = (30cm x 60cm); Waking = 20cm

Saluran Tengah = 40cm x 40cm Gorong-gorong = (100cm x 100cm) 6. Biaya Konstruksi

Berdasarkan perhitungan analisa biaya, diperoleh nilai total biaya adalah Rp. 1.310.759.193.932,-

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini

DAFTAR

PUSTAKA

[1] Departemen Pekerjaan Umum (1987). ―Petunjuk Perencanaan Tebal

Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI-2.3.26.1987‖. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit PU

[2] Direktorat Jendral Bina Marga (1990). ― Petunjuk Desain Drainase Permukaan

Jalan No. 008/T/BNKT/1990‖. Jakarta

[3] Direktorat Jendral Bina Marga (1990). “Petunjuk Perencanaan Marka Jalan

No.012/S/BNKT/1990”. Jakarta

[4] Direktorat Jendral Bina Marga (1992). ―Tata Cara Perencanaan Persimpangan

Sebidang Jalan Perkotaan No. 01/T/BNKT/1992‖. Jakarta

[5] Sukirman, Silvia (1994). ―Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan”.

Bandung : Nova

[6] Soewarno (1995). ―Hidrologi (Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data)‖.

Bandung : Nova

[7] Direktorat Jendral Bina Marga (1997). ―Tata Cara Perencanaan Geometrik

Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997‖. Jakarta

[8] Direktorat Jendral Bina Marga (1997). ―Manual Kapasitas Jalan Indonesia‖.

[9] Direktorat Jendral Bina Marga (2004). “Perencanaan Median Jalan Pd

T-17-2004-B”. Jakarta

[10] Direktorat Jendral Bina Marga (2006). :‖Pekerjaan Tanah Dasar Buku 2

Pedoman Pekerjaan Tanah Dasar Untuk Pekerjaan Jalan No. 003-02/BM/2006‖. Jakarta

[11] Anonim (2011). ―Laporan Pendahuluan Perencanaan Teknik Jalan dan

Jembatan Bangkalan – Socah‖. Surabaya : PT. Virama Karya

[12] Anonim (2011). ―Laporan Tanah Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan

Bangkalan – Socah‖. Surabaya : PT. Virama Karya

[13] Anonim (2011). ―Laporan Hidrologi Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan

Bangkalan – Socah‖. Surabaya : PT. Virama Karya

[14] Wiwengku, T dan Firmanto Hadi, Spetember 2012. ―Evaluasi Lokasi

Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak‖. Jurnal Teknik ITS Vol.1

[15] http://www.jatimprov.go.id/site/genjot-pertumbuhan-ekonomi-75-persen-jatim-tetap-andalkan-umkm/

No. STA Q Hhitung Hpakai Bpakai A

1 1+400 0.76333 0.713 1 1 1 2 3+100 0.67043 0.669 1 1 1 3 4+300 0.61837 0.642 1 1 1 4 5+300 0.97938 0.808 1 1 1 5 6+800 0.54699 0.604 1 1 1 6 7+800 0.54784 0.604 1 1 1 7 9+500 1.01979 0.825 1 1 1 8 11+700 0.59367 0.629 1 1 1 GG VII GG VIII

Sum ber : Hasil Perhitungan

GG II GG III GG IV GG V GG VI Kode GG I 1.20 0.15 0.15 1.50 1.20 1.50

B

H

W

Bpakai Hhitung W Hpakai 0.70 0.20 0.20 0.90 0.50 0.50

Gambar

Gambar 3. Konsep Perhitungan Super Elevasi  berikut hasil perhitungan superelevasi rencana :
Gambar 7. Hasil perhitungan lengkung vertikal PV1  B.  Perhitungan Perkerasan
Gambar 10. Tipikal Rencana perbaikan tanah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang tebal perkerasan lentur Jalan raya Lawean – Sukapura menggunakan metode Analisa Komponen Bina Marga 1987 dengan

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen (SKBI – 2.3.26.1987) “.. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral

Dari data klasifikasi manfaat jalan arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat nilai LER =2491,8902 maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur jalan

Pada perhitugan perkerasan jalan beton dengan umur rencana (UR) 40 tahun dengan kendaraan beban standar Bina Marga diperoleh tebal pelat beton 270 mm sedangkan dengan menggunakan

Pada perencanaan perkerasan lentur di ruas Jalan Agen Polisi II Peril ini menggunakan perkerasan lentur metode analisa komponen Bina Marga dengan umur rencana

Menganalisa evaluasi perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode Bina Marga 2013 UR 20 tahun pada jalan raya Gumitir Kabupaten Jember..

KESIMPULAN Perbandingan penentuan tebal perkerasan antara metode analisa komponen dan manual desain perkerasan jalan 2017 adalah pada metode analisa komponen dapat dihitung angka

Metode Analisis Data Analisis perhitungan sisa umur perkerasan Berikut ini adalah prosedur perhitungan pengurangan umur rencana perkerasan jalan dari bina marga : Mencari angka