• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DENGAN MAHKAMAH SYAR IYAH SE ACEH TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DENGAN MAHKAMAH SYAR IYAH SE ACEH TAHUN 2012"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH

MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH

DENGAN MAHKAMAH SYAR’IYAH SE ACEH

TAHUN 2012

Rapat Kerja Daerah Mahkamah Syar’iyah se Aceh, pada hari Kamis tanggal 30 Agustus 2012 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 12 Syawal 1433 Hijriyah :

Memperhatikan : 1. Pengarahan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh 2. Pengarahan Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Membaca : Paparan yang disajikan :

1. Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh DR. H. Idris Mahmudy, SH. MH (Kebijakan Pimpinan Mahkamah Syar’iyah Aceh)

2. Hakim Tinggi Drs. H. Abd. Hamid Pulungan, SH. MH (Pengelolaan Website dan Siadpa Plus)

3. Permasalahan yang diajukan dari Mahkamah Syar’iyah se Aceh Memperhatikan : Tanggapan dari para peserta dan penjelasan dari :

1. Pemateri 2. Nara sumber

Menimbang : Perlu dirumuskannya pembahasan materi Rakerda Komisi A dan Komisi B untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam bidang teknis yustisial

MERUMUSKAN 1. PERMASALAHAN

Pemeriksaan Prodeo secara insidentil, dilaksanakan sebelum/sesudah mediasi? setelah baca gugatan/sebelum baca gugatan?

JAWABAN

Diperiksa prodeonya terlebih dahulu, apabila prodeonya dikabulkan dilanjutkan dengan proses mediasi dan seterusnya. Akan tetapi ketika prodeonya ditolak

(2)

maka Pemohon /Penggugat diperintahkan membayar persekot biaya perkara dan dilanjutkan proses mediasi dan seterusnya.

2. PERMASALAHAN

Leges alat bukti tertulis/surat oleh Panitera, kalau tidak dileges apa akibat hukumnya? Sedangkan dasar hukum leges PP No. 53/2008, namun dalam lampiran PP tersebut tidak ada/tidak diatur secara jelas tentang uang leges bukti surat, apa dasar hukum pengenaan/pemungutan uang leges bukti ini ? JAWABAN

Legalisasi oleh Panitera tidak diperlukan lagi apabila bukti surat atau tertulis sudah dimeterai oleh Pos (hasil Rakernas 2011), namun Majelis Hakim harus mencocokkan dalam persidangan dan Ketua Majelis mencantumkan pada bukti surat tersebut bahwa telah dicocokkan dengan aslinya dan diberi tanda P atau T, tanggal dan diparaf oleh Ketua Majelis (dengan redaksi “ telah dicocokkan dengan aslinya”)

3. PERMASALAHAN

Penetapan asal usul anak untuk membuat akta kelahiran anak yang sudah melampaui batas waktu Pasal 32 UU No. 23/2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Pasal 103 KHI, Pasal 49 UU No. 7/1989, apakah MS/PA berwenang, karena asas personalitas keislaman? Kalau tidak ada buku nikah, apakah boleh Itsbat Nikah dikumulasi dengan asal usul anak?

JAWABAN

- PA/MS berwenang menetapkan asal usul anak berdasarkan pasal 55 ayat (2 dan 3) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

- Penggabungan permohonan/gugatan Itsbat Nikah dengan penetapan asal usul anak dapat dibenarkan.

(3)

Panggilan Ikrar Talak Pasal 70 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989. Pada saat sidang Ikrar Talak Pemohon tidak hadir, apakah Pemohon dan Termohon perlu dipanggil lagi? Atau pada saat Pemohon datang langsung diikrarkan saja, dan Termohon tanpa dipanggil lagi? Kalau panjar biayanya sudah habis, apakah Pemohon harus menambah biaya panjar dahulu? Dan terhitung 6 bulan sejak panggilan yang mana?

JAWABAN

- Jika Pemohon dan Termohon tidak hadir ketika dipanggil untuk Ikrar Talak, maka Ikrar Talak tidak bisa dilaksanakan dan Pemohon tidak dipanggil lagi dan apabila Pemohon datang dan mohon supaya dilakukan ikrar talak, maka harus dibuat PHS dan Pemohon dan Termohon dipanggil kembali untuk menghadiri sidang ikrar talak. Kalau biaya sudah habis, Pemohon harus membayar tambahan biaya untuk pemanggilan Ikrar Talak tersebut.

- 6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari sidang penyaksian Ikrar Talak. (pasal 70 ayat (6) UU No. 7 tahun 1989 dengan perubahan kedua UU No. 50 tahun 2009).

5. Permasalahan:

Belum terlaksananya Eksekusi terhadap putusan No.61/Pdt.G/1998/PA.Cag tanggal 13 Agustua 2003, disebabkan seluruh berkas perkara tersebut telah musnah pada saat Tsunami tahun 2004 yang lalu, sedangkan objek terperkara telah beralih ke pihak ketiga dan hal ini telah dimintakan petunjuk ke Mahkamah Syar’iyah Aceh namun sampai saat ini belum ada jawaban yang tuntas.

Jawaban :

Eksekusi tetap harus dilaksanakan dengan merujuk kepada putusan yang ada pada para pihak. Sedangkan keberadaan objek terperkara telah beralih ke pihak ketiga, tidak bisa menjadi penghalang untuk terlaksananya eksekusi, lebih-lebih apabila dalam putusan ada penetapan sita terhadap objek sengketa.

(4)

6. Permasalahan :

Perkara Ikrar Talak yang Termohonya tidak diketahui alamatnya, dalam tahap proses, panggilan untuk Termohon dipanggil melalui siaran, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Selanjutnya setelah Putusan berkekuatan Hukum Tetap (BHT), Pemohon dan Termohon dipanggil untuk pelaksanaan sidang ikrar talak. Apakah panggilan untuk pihak Termohon yang tidak diketahui alamatnya dipanggil melalui siaran atau cukup melalui papan pengumuman Pengadilan selama 14 hari?

Jawaban :

Pemohon dan Termohon dipanggil dengan relaas sesuai dengan Pasal 718 ayat (3) R.Bg

7. PERMASALAHAN

Perkara yang habis biayanya dan Penggugat tidak mau menambah panjar biaya perkara tersebut setelah adanya teguran kepada pihak Penggugat, berapa lama masa teguran tersebut sehingga perkara dicoret dari pendaftaran ?

Jawaban :

Perkara dapat dicoret dari pendaftaran (register perkar) setelah ditegur menambah biaya perkara setelah 1 (satu) bulan terhitung tanggal surat teguran dan setelah ada surat keterangan dari Panitera bahwa Penggugat tidak memenuhi teguran tersebut.

8. PERMASALAHAN

Pemohon Eksekusi Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No. XXX/Pdt.G/2007/MS-Bna tanggal 22 Januari 2008 jo Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh No. XXX/Pdt.G/2008/MS-Aceh tanggal 30 April 2008 jo Putusan Mahkamah Agung RI No. XXX/K/AG/2008 tanggal 30 Juli 2009. Terhadap Putusan tersebut telah diajukan Eksekusi oleh Pemohon eksekusi pada tanggal 12 Oktober 2011. Termohon Eksekusi Ghaib, sedangkan Kepala Desa tidak mau menerima relaas panggilan yang disampaikan oleh Jurusita

(5)

Pertanyaan

1. Bagaimana cara pemanggilan terhadap Termohon tersebut supaya sah secara hukum.

2. Apakah Termohon Eksekusi bisa dipanggil dengan cara-cara pemanggilan terhadap orang yang ghaib.

Jawaban

- Pada prinsipnya tata cara pemanggilan tersebut dilaksanakan sebagaimana diatur Pasal 718 ayat (3) R.Bg.

- Tentang keengganan Geuchik (Kepala Desa/Lurah) tersebut, yang tidak mau menandatangani dan/atau menyampaikan relaas panggilan, maka jurusita pengganti mencatat dalam relaas panggilan yang menyatakan bahwa Geuchik (Kepala Desa/Lurah) tidak bersedia menandatangani relaas tersebut.

9. PERMASALAHAN

Pemohon Eksekusi Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No. XXX/Pdt.G/2009/MS-Bna tanggal 25 Januari 2010 jo Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh No. XXX/Pdt.G/2010/MS-Aceh tanggal 26 Mei 2010 jo Putusan Mahkamah Agung RI No. XXX/K/AG/2010 tanggal 17 Desember 2010.

Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No. XXX/Pdt.G/2009/MS-Bna tanggal 25 Januari 2010 dalam amar putusan tertukar batas salah satu objek perkara dengan objek yang lain perkara yang sama. Dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh No. XXX/Pdt.G/2010/MS-Aceh tanggal 26 Mei 2010 menguatkan putusan banding, sebelumnya walaupun hal tersebut salah satu permintaan Penggugat/Terbanding untuk diperbaiki di tingkat banding. Putusan Mahkamah Agung RI No. XXX/K/AG/2010 tanggal 17 Desember 2010 menolak permohonan kasasi.

(6)

Pertanyaan

1. Apa mungkin dieksekusi Putusan yang amarnya tersebut tertukar batas dengan objek yang lain, hanya dengan mengandalkan berita acara, sesuai kenyataan sewaktu pelaksanaan eksekusi.

2. Jika tidak, apakah Pemohon eksekusi bisa mengajukan perbaikan amar putusan tersebut.

3. Apakah terhadap perbaikan amar putusan tersebut dengan Nomor perkara yang sama atau Nomor perkara yang baru dan apakah terhadap Putusan Hakim yang memperbaiki amar putusan dapat diajukan upaya hukum banding dan kasasi.

Jawaban

1. Putusan dinyatakan non executable.

2. Tidak dapat dijukan perkara baru untuk perbaikan amar putusan

3. Solusinya dapat diajukan upaya hukum luar biasa (PK) sesuai dengan Pasal 67 (f) Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan baca buku Prof. Abdul Manan Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama Cetakan ke-4 Maret 2006 halaman 362.

10. PERMASALAHAN

Dalam perkara prodeo. Ketika pemeriksaan perkara prodeo oleh majelis hakim Tergugat atau Termohon tidak hadir, bagaimana diktum putusan sela.

PERTANYAAAN

Apakah tetap diperintahkan kepada Tergugat / Termohon untuk melanjutkan perkaranya sementara Tergugat atau Termohon tidak pernah hadir?

(7)

JAWABAN

Tidak diperintahkan lagi Tergugat / Termohon untuk melanjutkan perkara. Tetapi setelah permohonan prodeo dikabulkan, Penggugat / Pemohon yang diperintahkan untuk hadir melanjutkan persidangan pemeriksaan pokok perkara, sedangkan kepada Tergugat / Termohon dipanggil lagi oleh Jurusita untuk menghadiri persidangan pemeriksaan pokok perkara.

11. PERMASALAHAN

Dalam surat gugatan atau permohonan banyak ditemui kumulasi dengan hadhanah. Pihak penggugat/isteri sering minta ditetapkan agar anak yang masih dibawah umur dan belum dewasa berada dalam pemeliharaannya. Dalam kenyataannya tergugat/suami tidak pernah mempersoalkan anak ikut dengan siapa. Permohonan agar anak ditetapkan sama Penggugat tidak disertai alasan-alasan yang kuat. Kecuali anak tersebut dalam asuhan Tergugat, atau anak tersebut tidak diberikan waktu kepada Penggugat/isteri untuk mencurahkan kasih sayangnya.

Pertanyaaan

Apakah bisa hakim mengeluarkan penetapan anak yang tidak disertai alasan? Lantas bagaimana hakim membuat petitum condemnatoir/menghukum dirinya sendiri, karena kenyataannya anak tersebut ikut dengan Penggugat.? Atau sering ditemui putusan hakim hanya bersifat konsitutiv yakni hanya menetapkan saja. Bila dikemudian hari ternyata anak tersebut diambil secara paksa atau dikuasai oleh Tergugat/suami, bagaimana upaya eksekusi terhadap anak tersebut karena putusannya tidak ada mencantumkan titel eksekutorial berupa “menghukum untuk menyerahkan”.

Jawaban

Anak yang belum mumayyiz hak hadhanahnya berada pada isteri (Ibunya) demikian maksud bunyi Pasal 156 huruf a KHI. Karena anak berada pada isteri (Penggugat) putusan Majelis Hakim hanya bersifat konstitutif.

(8)

Dalam berbagai putusan yang berkaitan dengan gugatan Rekonpensi dimana salah satunya adalah penentuan lamanya masa iddah. Majelis hakim dalam menetapkan lamanya masa iddah selama 100 hari. Sementara dalam ketentuan pasal 153 ayat 2 huruf b KHI dinyatakan apabila perkawinan putus karena perceraian waktu tunggu yang masih haidh sekurang-kurangnya 90 hari. Apakah dengan menetapkan 100 hari masa iddah berpotensi akan memberatkan suami, dan akan menambah panjangnya masa iddah selama 10 hari lagi.

Jawaban

a. Pasal 153 ayat 2 KHI menyatakan bahwa waktu tunggu bagi isteri yang masih haidh sekurang-kurangnya 90 (Sembilan puluh) hari. Kalau Majelis Hakim menetapkan 100 (seratus) hari boleh-boleh saja, yang tidak boleh kurang dari 90 (Sembilan puluh) hari. Bagi pihak yang keberatan ditetapkan 100 (seratus) hari dapat menggunakan upaya hukum banding. b. Pengangkatan anak dalam prakteknya sering melenceng dari ketentuan

yang ada. Dalam kaitannya dengan permohonan pengangkatan anak dapat diuraikan posisi kasusnya sebagai berikut :

13.Permasalahan

Seorang yang belum menikah dalam usianya yang sudah mulai tua, kemudian ia bermaksud untuk mengangkat anak orang lain atau anak dari keluarganya sendiri dengan tujuan kelak dihari tuanya anak tersebut dapat membantu dirinya karena kondisinya yang tidak berumah tangga.

Pertanyaannya.

Apakah boleh dilakukan pengangkatan anak oleh seorang yang belum menikah?

Jawaban

Dalam pengangkatan anak, pedomani ketentuan PP No. 54 th. 2007 tentang pelaksanaan pengangkatan anak jo. Permensos No. 110/HUK/2009 tentang persyaratan pengangkatan anak

(9)

Seorang yang ingin mengangkat anak begitu juga pengangkatan anak yang tidak jelas asal usulnya seperti anak korban perzinahan dan perkosaan yang diserahkan kepada calon ibu angkat dimana saat diproses dipersidangan tidak bisa menjelaskan siapa ibu dan ayah biologis anak tersebut.

Pertanyaannya

Bagaimana permohanan yang diajukan oleh calon orang tua angkat apakah bisa diterima atau tidak dapat diterima (NO)

Jawaban

Dapat diterima permohonan pengangkatan anak tersebut dengan syarat diajukan oleh lembaga sosial dimana anak tersebut berada.

15. Permasalahan

Seorang nenek dan kakek ingin mengangkat cucunya sebagai anak angkat dengan tujuan si cucu yang akan diangkat bisa dimasukkan dalam daftar tunjangan anak nenek (PNS-Guru) kemudian dengan tujuan lain agar dapat menjadi teman dihari tua orang tua angkat yang tidak memilki anak laki-laki?

Pertanyaan

Dapatkah nenek atau kakek menjadi orang tua angkat dari cucunya sendiri?

Jawaban

Lihat jawaban nomor 13.

16. Permasalahan

Seorang yang ingin mengangkat anak dari orang tuanya yang nikah sirri atau anak yang tidak jelas asal usulnya, selama proses persidangan calon orang tua angkat tidak bisa mengajukan bukti buku nikah dari orang tua kandungnya.

Pertanyaan.

Apakah anak dari orang tuanya yang nikah sirri atau tidak jelas asal usulnya dapat dilakukan pengangkatan anak oleh orang tua angkat?

Jawaban

(10)

17. Permasalahan

Banyak ditemui dalam persidangan, tergugat atau termohon pada sidang jawab menjawab tidak hadir, kemudian pada tahap pembuktian Tergugat atau Termohon hadir.

Pertanyaan.

Apakah masih dilakukan mediasi bila pemeriksaan telah memasuki tahap pembuktian atau kesimpulan dan pembacaan putusan?

Jawaban

Pada dasarnya mediasi dilaksanakan pada sidang pertama. Namun apabila pihak masih memohon untuk mediasi, boleh-boleh saja walaupun pemeriksaan telah memasuki tahap pembuktian atau kesimpulan dan pembacaan putusan

18. Permasalahan

Dalam hal perkara Kumulasi. Misalnya perkara perceraian disatukan dengan harta bersama atau Hadhanah. Bisa saja untuk gugatan perceraian para pihak gagal mencapai damai dengan produk penetapan dicabut. Dan bagaimana kalau dalam gugatan harta bersama atau lainnya terjadi perdamaian.

PERTANYAAN.

Bagaimana teknis pemuatan di dalam putusan. Apakah dipisah dimana gugatan perceraian dengan satu putusan sedangkan Harta bersama dengan akta dading?

JAWABAN

Perkara kumulasi perceraian dengan harta bersama atau hadhanah diputus dalam satu putusan. Kalau cerai ditolak, harta bersama atau hadhanah tidak perlu lagi diproses, kecuali apabila perceraian dikabulkan

(11)

Kasus perceraian serta gugatan harta bersama yang sebagian telah dijual Tergugat kepada orang lain. Dalam kasus ini apakah Mahkamah Syar’iyah berwenang menyatakan bahwa jual beli tersebut cacat hukum (tidak sah) karena jual beli dilakukan tanpa izin dari Penggugat, dan bagaimana penyelesaiannya yang dianggap lebih tepat apabila terhadap harta bersama tersebut telah dikeluarkan sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional atas nama pembelinya.

JAWABAN :

1. Mahkamah Syar’iyah / PA berwenang menyatakan bahwa surat jual beli tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum.

2. Serifikat yang dikeluarkan oleh BPN dapat dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum.

20. PERMASALAHAN

Sebagian harta bersama tercampur dengan harta pribadi salah satu pihak, yang tidak jelas berapa persen yang menjadi harta bersama.

JAWABAN

Penggugat harus bisa menjelaskan obyek harta bersama secara jelas dan terinci. Kalau tidak bisa, maka gugatan kabur dan di N.O.

21. PERMASALAHAN

Permohonan penetapan harta bersama oleh pihak isteri tanpa perceraian untuk menyelamatkan harta bersama yang masih ada karena suami sudah menjual sebagian harta bersama mereka kepada orang lain.

JAWABAN

Untuk menyelesaikan harta bersama yang masih tersisa dapat mengajukan sita terhadap harta yang masih tersisa tanpa adanya gugatan cerai (lihat KHI Pasal 95 ayat 1)

(12)

22. PERMASALAHAN:

Jsp hanya ada 2 (dua) orang dan 1 orang diantaranya sakit-sakitan akibatnya penyampaian panggilan menurut pengakuan para pihak ada yang disampaikan lewat handphon.

Jawaban

Panggilan tetap harus dilaksanakan sesuai ketentuan hukum (Pedomani Buku II Edisi Revisi 2010 hal 27-28).

23. PERMASALAHAN

Persidangan sering terlambat karena umumnya para pihak bertempat tinggal pada radius yang relatif jauh dan sulit transportasi disamping tingkat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat tergolong rendah.

JAWABAN

Persidangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Untuk mengatasi daerah yang jauh dari Mahkamah Syar’iyah, laksanakan sidang keliling sebagaimana yang telah diprogramkan Badilag.

24. PERMASALAHAN

Untuk pemanggilan Tergugat dalam perkara verstek ex Pasal 151 R. Bg perlu adanya penegasan berapa kali batas maksimal pemanggilan pihak Tergugat yang tidak hadir, sehingga perkara dapat diputuskan dengan verstek (tidak menyebabkan batal demi hukum).

JAWABAN

Para pihak yang tidak hadir harus dipanggil lagi setiap kali persidangan sesuai Pasal 151 R.Bg.

25. PERMASALAHAN

Tentang Eksekusi Putusan Perkara Waris

(13)

persidangan dan malah pada sidang lapangan ternyata ada sebuah bangunan milik pihak ketiga yang bukan pihak, Putusan mengabulkan gugatan penggugat dengan tidak mempertimbangkan bangunan tersebut. Permasalahannya Putusan telah BHT dan telah domohonkan Eksekusi.

JAWABAN

Pengadilan dalam memeriksa perkara kurang teliti, sehingga terdapat kekeliruan memutus sesuatu tanpa berdasarkan fakta, akibatnya putusan tidak dapat dijalankan (non ekskutable ), sebab putusan tidak sama dengan kenyataan. Jalan keluarnya ajukan gugatan baru kembali.

26. PERMASALAHAN

Penggugat tidak memasukkan anak Angkat dalam gugatan Kewarisan, apabila dikaitkan dengan pasal 209 ayat (1) dan (2) KHI, apakah gugatan Obscur lible?

JAWABAN :

Ketika Penggugat tidak memasukkan anak angkat dalam Gugatan Kewarisan, maka gugatan tersebut termasuk error inpersona dalam bentuk pulirium litis consortium.

27. PERMASALAHAN

Eksekusi terhadap Pembagian Harta Bersama, berupa 1 unit rumah permanent ukuran 7 X 10 m, tidak dapat dilaksanakan secara Natura, karena akan rusak dan tidak dapat dilaksanakan secara lelang, karena rumah tersebut berdiri di atas tanah pihak ke tiga (orang tua istri). Sementara dalam amar putusan (Putusan MA-RI) ada perintah kepada Tergugat untuk membayar sejumlah uang yaitu;

1. Uang Mut’ah Rp. 1.500.000,-

2. Uang Maskan/Kiswah Rp. 1.500.000,- 3. ½ harga Boat Jasa Kawan (sdh dijual Tgt) Rp. 50.000.000,- 4. ½ harga Boat KM Baginda( dijualTgt) Rp. 18.000.000,- 5. ½ harga Boat Aceh Jaya (sdh dijual Tgt) Rp. 23.000.000,-

(14)

6. ½ dari uang kontan Rp. 5.000.000,- J u m l a h Rp. 99.000.000,-

Bagaimana kalau hak-hak Penggugat tersebut di atas dikonpensasikan pada ½ (setengah) bagian Tergugat dari 1 unit rumah tersebut. Artinya rumah diberikan kepada Penggugat dengan konpensasi hak-hak Penggugat yang telah dikuasai Tergugat.

Jawaban :

Hak-hak Penggugat tersebut dapat dikonpensasikan dengan kewajibannya terhadap Tergugat atas dasar kesepakatan bersama dan menuangkannya secara jelas dalam Berita Acara Eksekusi.

28. PERMASALAHAN

Bolehkah dilaksanakan eksekusi anak, padahal sudah ada tanda-tanda akan gagal, akan tetapi pihak Penggugat tetap bersikeras untuk dijalankan eksekusi, dan apabila gagal apakah boleh diajukan eksekusi lagi.

JAWABAN :

1. Eksekusi anak dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kemaslahatan anak.

2. Apabila eksekusi gagal, maka dapat dilaksanakan eksekusi ulang / susulan.

29. PERMASALAHAN

Perkara Jinayat, dimana Jaksa Penuntut Umum dan juga Terdakwa tidak pernah hadir di persidangan walaupun sudah dipanggil secara resmi dan patut, apakah ada istilah N.O. dan berkasnya bagaimana ?

JAWABAN :

Dalam perkara Jinayat berlaku juga N.O. Berkasnya disimpan oleh Mahkamah Syar’iyah yang bersangkutan sedangkan putusannya dapat diberikan kepada para pihak. (SEMA No. 1 tahun 1980)

(15)

30. PERMASALAHAN

Perkawinan yang sudah dilakukan antara pria dan wanita yang masih di bawah umur, apakah dapat dilakukan itsbat atau disahkan ? Mengingat permohonan ini diajukan untuk tujuan mengurus Akta Kelahiraan anaknya.

JAWABAN :

Dapat diitsbatkan, oleh karena perkawinan di bawah umur tidak menjadi penghalang untuk itsbat tersebut.

31. PERMASALAHAN

Dalam pembagian harta bersama antara suami isteri yang sudah resmi bercerai, apabila masing-masing suami isteri tersebut mempunyai hutang ke Bank yang jumlahnya bila diperhitungkan antara pokok dengan bunganya ternyata jumlahnya lebih besar dari nilai harta bersama semuanya dikuasai oleh mantan suami. Apabila berpegang semata-mata kepada aturan bahwa hutang bersama yang terjadi selama perkawinan ditanggung secara bersama dengan memperhitungkan harta bersama, maka hartanya menjadi minus, padahal secara riil harta bersama tersebut dikuasai suami. Sementara masing-masing masih harus membayar hutangnya ke Bank dalam jumlah yang berbeda. Pertanyaanya bagaimana cara membagi harta mereka dalam kasus seperti ini ? apakah dibagi masing-masing ½ tanpa memperhitungkan prosentase cicilan masing-masing ke Bank, atau bagaimana ?

JAWABAN :

Berhubung hutang bersama lebih besar dari harta bersama, maka pembagian harta bersama tidak dapat dilakukan, sebab yang diutamakan lebih dahulu adalah membayar hutang yang dikeluarkan dari Harta bersama. ( lihat pasal 93 KHI ).

32. PERMASALAHAN

Seorang suami yang telah mempunyai isteri yang sah dan telah mempunyai beberapa orang anak, kemudian suami menceraikan isterinya dengan cerai di bawah tangan, kemudian dia menikah lagi dengan perempuan yang kedua

(16)

secara di bawah tangan dan dari hasil perkawinannya tersebut lahir seorang anak perempuan yang sekarang telah tamat SD dan hendak melanjutkan ke SMP. Untuk melanjutkan sekolah diperlukan Akte Kelahiran. Selanjutnya orang tuanya datang ke Catatan Sipil dan selanjutnya ke Mahkamah Syar’iyah. Pertanyaannya apakah perkawinan orang tuanya tersebut tidak mungkin dilakukan Itsbat karena saat dia menikah dengan isteri yang kedua masih terikat hubungan suami isteri dengan isteri pertamanya dan belum pernah bercerai secara resmi, maka bagaimana cara yang harus ditempuh orang tuanya untuk mendapatkan status anaknya tersebut ?? Apakah mungkin dilakukan dengan mengajukan permohonan Pengesahan Asal Usul Anak ??? dan kalau memang begitu bagaimana prosedur yang harus ditempuh agar tidak bertentangan dengan prosedur yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku II hal 159, yang mensyaratkan bahwa pengajuan Asal Usul Anak tersebut harus diajukan paling lambat 6 bulan sejak anak tersebut ditemukan. Hal ini perlu dipertanyakan mengingat bahwa anak tersebut sekang sudah berusia sekitar 13 tahun dan meningat banyaknya perkawinan di bawah tangan masih terjadi di masyarakat dan banyak anak lahir dari perkawinan tersebut, juga mengingat perkembangan hukum tentang status anak ini pasca lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi dalam kasus anak Alm Moerdiono.

JAWABAN :

Isbat Nikah dapat diajukan dengan menjadikan Isteri pertama ( yang dicerai dibawah tangan ) sebagai pihak Tergugat ( perkara contentius ). Tidak tepat kalau dijadikan sebagai perkara asal usul anak, sebab anak tersebut jelas sudah anak mereka sekalipun lahir dari perkawinan di bawah tangan.

33. PERMASALAHAN

Perkara Prodeo ghaib, apakah perkara tersebut ditetapkan PHS hanya untuk memanggil Penggugat saja untuk diperiksa prodeonya (untuk ditetapkan Putusan Sela), kemudian baru ditetapkan tanggal sidang untuk dilakukan pemanggilan kepada Tergugat melalui siaran media, atau ditetapkan PHS

(17)

langsung untuk pemanggilan Penggugat dan Tergugat, kalau dengan cara kedua ini dari mana diambil biaya untuk siaran pemanggilan Tergugat.

Jawab :

Setiap pemeriksaan perkara para pihak harus dipanggil untuk menghadiri persidangan dan biaya pemanggilan untuk sidang pertama prodeo murni, dan akan dibayarkan kepada JSP setelah prodeonya diputus. Lihat Buku II Edisi Revisi 2010 hal 62 angka 8.

Dalam hal berperkara secara prodeo dibiayai negara melalui DIPA Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah... dst.

34. PERMASALAHAN

Dalam Perkara Permohonan Itsbat Nikah Kontensius (salah satu pihak meninggal dunia), tetapi Pemohonnya dalam keadaan dha’if (sakit parah), apakah permohonan itsbat nikah ini boleh diajukan salah seorang ahli warisnya, sedangkan untuk memberi kuasa insidentil tidak mungkin karena semua anak – anaknya telah menikah (kuasa insidentil dibatasi dengan anak – anak yang belum menikah);

JAWABAN :

Buku II Edisi Revisi 2010 halaman 149 angka (5 dan 6) menyatakan :

(5). Permohonan Itsbat Nikah yang dilakukan oleh anak, wali nikah dan pihak lain. Yang berkepentingan harus bersifat kontensius, dengan mendudukkan suami dan isteri dan/atau ahli waris lain sebagai termohon.

(6). Suami atau Isteri yg telah ditinggal mati oleh isteri atau suaminya, dapat mengajukan permohonan Itsbat Nikah secara kontensius dengan mendudukkan ahli waris lainnya sebagai pihak termohon, produknya

(18)

berupa putusan dan atas putusan tersebut dapat diupayakan banding dan kasasi.

35. PERMASALAHAN

- Apabila Pemohon tersebut ingin memberikan kuasa kepada Kuasa Hukum (Pengacara), apakah boleh langsung memberikan kuasa sedangkan Pemohon tersebut tidak dapat membaca (buta huruf);

JAWABAN :

Tidak dapat diberikan langsung kepada kuasa hukum. Caranya :

Untuk memberikan kuasa khusus itu dapat dilakukan oleh pemberi kuasa dengan Akta yang dibuat dihadapan Notaris, atau dapat juga dibuat dihadapan Panitera yang berada dalam daerah hukum di mana Pemberi kuasa bertempat tinggal.

Dapat juga dibuat dengan Akta di bawah tangan yang dilegalisir serta didaftar Menurut Ordonansi Stb. No. 46 Tahun 1916. (Vide Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan PA oleh Dr. H. Abd. Manan, SH, SIP, M.Hum, halaman 88 cet Ke 4, Maret 2006).

36. PERMASALAHAN

Perkara Permohonan Penetapan Ahli Waris

Dalam Perkara Permohonan Penetapan Ahli Waris yang ahli warisnya lebih dari 1 (satu) orang, tetapi salah seorang ahli waris tidak mau bersama – sama ahli waris lain untuk mengajukan Permohonan ke Mahkamah Syar’iyah dan tidak mau menanda tangani surat permohonan, apakah ahli waris yang tidak mau tersebut didudukkan sebagai Termohon (menjadi perkara Kontensius) atau dia tetap didudukkan sebagai Pemohon walaupun tidak mau menanda tangani Surat Permohonan dan hal tersebut disebut dalam posita permohonan (bahwa salah seorang ahli waris yaitu: …… tidak mau bersama – sama mengajukan permohonan), dan dia akan dipanggil pada waktu pelaksanaan sidang.

(19)

Jawabnya :

Dalam hal salah seorang ahli waris tidak bersedia dan atau tidak mau Menandatangani permohonan Penetapan Ahli Waris, maka perkaranya menjadi Kontensius dan pihak yang tidak setuju didudukkan sebagai Tergugat.

37. PERMASALAHAN

Perkara Penetapan Ahli Waris

Seseorang meninggal dunia, meninggalkan seorang saudara kandung, saudara – saudara yang lain sudah meninggal terlebih dahulu sebelum si Pewaris meninggal tetapi saudaranya yang lain tersebut ada meninggalkan anak – anaknya.

Pertanyaannya :

- Bila dilakukan permohonan Penetapan Ahli Waris, apakah selain saudaranya yang hidup, ahli waris Pengganti tersebut harus juga dimasukkan sebagai pihak?

- Dan bolehkan ahli waris yang lain tersebut hanya disebut sebagai ahli waris saja tanpa menjadi pihak? Karena mereka bertempat tinggal jauh dan bertebaran, padahal warisan yang akan dicairkan tersebut umpamanya hanya berupa sedikit tabungan.

- Apakah diperlukan ahli waris yang lain tersebut harus membuat surat kuasa bila tidak bisa menghadiri persidangan.?

JAWABAN :

Ahli waris Pengganti harus dimasukkan sebagai pihak, masalah tempat tinggal jauh bukan penghalang (vide pasal 173 KHI), sedang masalah tehnis tetap mengacu pada hukum acara yang berlaku.

(20)

Permasalahan Eksekusi

Apabila secara nyata barang – barang/obyek yang akan dieksekusi batas dan tempat letaknya obyek tersebut, berbeda dengan batas dan tempat yang tercantum dalam Amar Putusan, maka dengan sendirinya putusan itu tidak dapat dieksekusi dan Pemohon eksekusi dapat mengajukan perkara baru dengan petitum perbaikan Amar Putusan.

Pertanyaannya :

Bagaimana kalau Putusan itu Putusan Kasasi atau Banding, sedangkan batas – batas dan tempat letaknya obyek itu, Mahkamah Agung atau Pengadilan Banding mengacu pada Putusan Tingkat Pertama. Apakah Pengadilan tingkat pertama boleh memperbaiki Amar Putusan Mahkamah Agung atau Banding, jika tidak boleh Pengadilan tingkat mana yang boleh memperbaikinya, dan bagaimana cara pengajuan perkaranya.

Jawaban :

Lihat jawaban nomor 9 angka 3.

38. PERMASALAHAN

Bagaimana cara penyelesaian masalah panggilan terhadap Termohon untuk sidang penyaksian ikrar talak yang pada putusan pokok Termohon ghaib dan perkara telah diputuskan secara verstek.

- Apakah panggilan harus melalui siaran atau bagaimana seharusnya?

Jawaban :

Berlaku pasal 718 ayat (3) R.Bg.

39. PERMASALAHAN

Perkara Istbat Nikah

Sesorang sudah uzur, tidak mampu lagi untuk berjalan, tetapi ingin melakukan istbat nikah untuk keperluan peralihan pensiunan suami/isterinya. Pertanyaannya:

(21)

- Siapakah yang boleh mengajukan permohonan tersebut selain dirinya? - Perkara ini dapat dikategorikan perkara P atau G.

Jawaban:

- Dapat dilakukan oleh anak (Buku II Edisi Revisi 2010 halaman 148 (f) angka (1)

- Harus bersifat kontensius, dengan mendudukkan keluarga lain sebagai Tergugat.

Jadi dikategorikan perkara G (Gugatan) vide Buku II halaman 149 angka (5).

40. PERMASALAHAN

Bagaimana mekanisme pemulihan kembali atas objek Eksekusi apabila putusan yang dieksekusi tersebut adalah putusan kasasi yang kemudian dibatalkan dalam pemeriksaan PK;

Jawaban:

Dalam hal obyek terperkara masih dalam penguasaan Pemohon Eksekusi : 1) Dapat dijalankan secara sukarela oleh penggugat,

2) Dieksekusi dengan paksa.

Pemulihan dari pihak ketiga melalui gugatan, dan pemulihan barang yang sudah hancur dapat dilakukan dengan menempuh beberapa alternative:

(1) Mengganti dengan barang sejenis (2) Ganti Rugi dengan uang

(3) Pemulihan dinyatakan tidak dapat dijalankan;

41. Permasalahan

Eksekusi terhadap tanah yang di atasnya sudah berdiri bangunan yang dalam Amar putusannya tidak ada perintah pengosongan/pembongkaran;

(22)

JAWABAN:

Penggugat harus mengajukan perkara/gugatan baru sekedar memohon agar diperintahkan kepada pihak tergugat untuk mengosongkan/ membongkar bangunan dimaksud;

42. PERMASALAHAN

Dalam perkara Verstek, Termohon (Isteri) mengajukan Eksepsi relatif melalui surat tanpa pernah hadir ke persidangan, apakah perlu dipertimbangkan (dalil gugatan/permohonan suami, istrinya nusyuz);

JAWABAN:

 Hakim memeriksa eksepsi relative yang diajukan Termohon, apabila eksepsi dikabulkan, maka dijatuhkan putusan akhir. Apabila eksepsi ditolak, maka dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara.

43. PERMASALAHAN

Akta minutasi penandatanganannya oleh Ketua Majelis dan PP atau cukup Ketua Majelis saja;

JAWABAN:

Penandatanganan Akta minutasi cukup ditandatangani oleh Ketua Majelis (lihat, Buku II Edisi 2010,Pedoman Pelaksanaan Tugas, Bindalmin, hal, 33) 44. PERMASALAHAN

Perlukah PMH, PHS dan Relaas dalam sidang pemeriksaan Novum peninjauan kembali;

JAWABAN:

Dalam memeriksa novum diperlukan PMH, PHS dan Relaas panggilan. 45. PERMASALAHAN

(23)

Penyampaian relaas panggilan dari Mahkamah Syar’iyah lain, sering terlambat diterima oleh Mahkamah yang meminta bantuan, sehingga Majelis hakim terpaksa memanggil kembali pihak lawan untuk panggilan berikutnya, dalam hal ini dapat merugikan para pihak berkenaan dengan biaya perkara

Jawaban :

Bagi Mahkamah Syar’iyah yang meminta bantuan pemanggilan ke Mahkamah/PA lain supaya mengirim tembusan surat tersebut kepada MS Aceh/PTA yang mewilayahi MS/PA.

46. PERMASALAHAN

Sering ditemukan relaas panggilan yang dikembalikan dari Mahkamah yang diminta bantuan, terdapat kekeliruan yang sangat menggangu, sehingga relaas panggilan tersebut tidak dapat dipergunakan

JAWABAN:

Relaas panggilan adalah akta autentik, oleh karena itu harus dibuat dengan cermat, jelas dan terang.

47. PERMASALAHAN

Terjadi perbedaan pendapat di antara para Hakim, bagaimana yang terbaik dan yang mana saja dibuat putusan sela, bila dalam sutu perkara terdapat banyak permasalahan/tuntutan pihak yang berperkara, apakah setiap permasalahan dapat dibuat Putusan sela. Contoh; Perkara gugatan cerai, yang didalamnya ada beberapa tuntutan, seperti permohonan berperkara secara prodeo, permohonan pengesahan nikah, permohoan gugat cerai, gugatan Provisi dan gugatan/permohonan lainnya.

JAWABAN:

Sepenuhnya diserahkan atas kebijakan dan putusan Majelis yang bersangkutan (Buku II Edisi Revisi halaman 118)

(24)

48. PERMASALAHAN

Dalam kasus harta bersama sewaktu sidang pertama sampai pembuktian proses pemeriksaan berjalan lancar, namun sewaktu pada pemeriksaan ditempat (dicente) dilakukan ada pihak ketiga yang menghalangi dicente dengan alasan obyek tersebut miliknya dan hakim telah menganjurkan kepada yang bersangkutan agar mengajukan intervensi terhadap perkara tersebut tetapi tidak diajukan, apa solusinya?

JAWABAN:

Kalau pihak ketiga tidak mau mengajukan intervensi artinya bahwa perkara tersebut ada pihak yang tidak dimasukkan dalam surat gugatan, berarti gugatan itu kurang lengkap pihaknya ( Plurium Litis Consortium) dalam kasus ini dapat dikategorikan gugatan error in persona ( kekeliruan mengenai orang) dan akibat hukumnya gugatan dikualifikasi mengandung cacat formil akibat lebih lanjut gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima /N.O.

49. PERMASALAHAN

Permasalahan gugatan hak asuh anak pada waktu gugatan diajukan masih dalam wilayah hukum MS tertentu akan tetapi dalam proses perkara sedang berjalan anak tersebut berpindah tempat kediaman dalam daerah hukum Pengadilan yang lain berdasarkan laporan Penggugat.

JAWABAN:

Yang perlu dicermati adalah apakah kepindahan Tergugat bersama anaknya itu pindah permanen artinya mempunyai alamat yang jelas apa sementara kalau pindahnya jelas Tergugat pindah alamat gugatan bisa dilanjutkan dengan minta bantuan Pemanggilan Tergugat melalui Pengadilan tempat Tergugat untuk menghadiri sidang gugatan hak asuh anak tersebut.

(25)

Permasalahan gugatan yang Tergugatnya telah dewasa dan/atau telah menikah tetapi dinyatakan oleh Penggugat dalam keadaan tidak sehat pikirannya /gila, lalu oleh Penggugat dalam gugatannya ditunjuknya salah seorang dari keluarga dekatnya sebagai wali yang mewakili sebagai Tergugat tanpa penetapan pengampu dari pengadilan, apakah wali Tersebut dapat mewakili Tegugat yang diwakili oleh Kuasa atau tanpa penetapan pengampuan dari Pengadilan.

JAWABAN:

Bahwa gugatan Penggugat dimana Tergugatnya tidak sehat /sakit ingatan kemudian ditunjuk salah seorang wali mewakili Tergugat tanpa ada penunjukan sebagai wali pengampu sepanjang Penggugat membuktikan dengan surat keterangan kepala desa yang menerangkan bahwa wali tersebut betul keluarga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan sakit ingatan, apalagi ada bukti Tergugat pernah diobati di Rumah Sakit Jiwa, maka Wali yang ditunjuk dapat diterima sebagai pihak Tergugat.

51. PERMASALAHAN

Perkara Permohonan eksekusi dimana perkara diputus pada tahun 1997 dan diajukan eksekusi tahun 2012 dalam amar putusan harta obyek terperkara semuanya dinilai dengan uang, pada waktu sekarang nilai uang tidak sesuai dengan nilai obyek, yang menjadi masalah apakah tetap dilakukan eksekusi sesuai dengan isi putusan atau ada solusi lain.

JAWABAN :

Bahwa eksekusi itu adalah melaksanakan sesuai dengan amar putusan. Dan permohonan eksekusi itu berarti putusan telah mempunyai hukum tetap sehingga langkah yang tepat melaksanakan eksekusi sesuai dengan amar putusan.

Rekomendasi

1. Sehubungan dengan ulang tahun Mahkamah Syar’iyah yang ke 10 pada bulan Maret 2013, maka agar Rakerda dilaksanakan pada bulan Maret 2013 dengan melakukan berbagai kegiatan. Pada Rakerda tersebut dengan mengundang

(26)

pihak luar yang terkait untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan Mahkamah Syar’iyah.

2. Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh menginstruksikan penggunaan absen finger print untuk absensi masuk dan pulang kantor semua satker wilayah hukum Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai dasar pencairan remunerasi setiap bulan. 3. Membuat Laporan kegiatan harian pegawai yang dilaporkan setiap bulan

berlaku sejak September 2012.

4. Mengoptimalkan Implementasi SIADPA Plus

5. Mengoptimalkan Pengelolaan Website Mahkamah Syar’iyah

TIM PERUMUS

NAMA JABATAN TANDATANGAN

1. Drs. H. Osin Moh. Muhsin, SH. M.Hum Ketua 1.

2. Irpanusir, SH Sekretaris 2.

3. Drs. H. Ribat, SH Anggota 3.

4. Drs. Indra Suhardi, M.Ag Anggota 4.

(27)

Nama-nama Anggota Komisi A

No. Nama Pangkat/Gol. Ruang Jabatan Unit Kerja

1 2 3 4 5

01. Drs. H. Abdul Mu'in A. Kadir, SH

19480801 197603 1 001 Pembina Utama (IV/e) Hakim Tinggi

MS. ACEH 02. Drs. Nuzirwan, MHI

19550426 198403 1 001

Pembina Utama Madya (IV/d)

Hakim Tinggi 03. H. Yazid Bustami Dalimuthe, SH

19530221 197903 1 004

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

04. Drs. H. Baidhowi. HB, SH 19520202 198512 1 001

Pembina Utama Madya (IV/d)

Hakim Tinggi 05. Drs. H. Abd. Hamid Pulungan, SH, MH

19580705 198603 1 001

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

06. Drs. Ridhuan Santoso 19500523 198103 1 002

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

07. Drs. H. Syamsir Suleman 19531206 198302 1 001

Pembina Tk. I (IV/b) Hakim Tinggi

08.

09.

Drs. H. Osin Moh. Muhsin, SH, M. Hum 150 216 774

Drs. A. Murad

19620202 199303 1 003

Pembina Utama Muda (IV/c) Pembina (IV/a)

Wakil Ketua

Pan /Sek MS. BANDA ACEH

10. 11. 12. Drs. Khairil Jamal 19640913 199203 1 001 Drs. Azmir, SH, MH 19680901 199403 1 005 A. Bakar Arif, S. Ag 19551231 197903 1 202 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. MEUREUDU 13. 14. 15. Drs. H. Misharuddin 19541206 198203 1 003 Drs. Aminuddin 19650103 199403 1 006 Irpanusir, SH 19580307 199203 1 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. LHOKSUKON

(28)

16. 17. 18. Drs. H. Munir, SH, M.Ag 19680311 199303 1 006 Syafri, SH 19630417 199403 1 003 Drs. Syarwandi 150 250 860 Pembina (IV/a) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. KUALA SIMPANG 19. 20. 21. Drs. Usman Syamaun 19540215 198203 1 005 Drs. Khoiruddin Harahap 19650716 199303 1 007 Matrahim Ladjri, BA 150 209 439

Pembina Utama Muda (IV/c) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. KUTACANE 22. 23. 24 Drs. A. Karim 19611231 198903 1 045 M. Syauki, SHI, SH, MH 19810612 200012 1 002 Drs. Bakhtiar, SE, MH 19601231 199203 1 036 Pembina Tk. I (IV/b) Penata (III/c) Penata Tk . I (III/d) Ketua Hakim Pan / Sek MS. BIREUEN 25. 26. 27. Drs. Zainy Usman 19530502 198103 1 009 Drs. Indra Suhardi, M. Ag 19660204 199403 1 004 H. M. Nasir Adam, S. Ag 19560605 198003 1 003 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. SABANG 28. 29. 30. Drs. Bustamam Sufi, SH 150 215 394 Drs. Jamhur, SH. M. HI 19590301 199103 1 002 Drs. Masykur 19691231 199203 1 019 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. SIGLI 31. 32. 33.

H. Sufyan Ahmad, S.Ag 19490825 198203 1 001 Drs. Surya 19651002 199403 1 005 Khudaini, SH 19611206 199403 1 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. JANTHO

(29)

34. 35. 36. Drs. Fachruddin Nasution 19551118 198203 1 004 Drs. Ribat, S.H 19681028 199403 1 010 A. Hadi Syamaun, SH 19550416 198003 1 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. LANGSA

Nama-nama Anggota Komisi B

01. Drs. H. Abdul Mu'in

19510303 197603 1 004 Pembina Utama Madya (IV/d) Hakim Tinggi

MS. ACEH 02. Drs. H. Turiman, SH

19540511 198003 1 001

Pembina Utama Madya (IV/d) Hakim Tinggi

03. Drs. H. Mukhlas, SH, MH 19520908 197701 1 001

Pembina Utama Madya (IV/d) Hakim Tinggi

04. Drs. A. Mu'thi, MH 150 215 998

Pembina Utama Madya (IV/d) Hakim Tinggi 05. Drs. Asri Damsy, SH

19541014 198103 1 006

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

06. Drs. S. Syekhan Al Jufri 19560708 198203 1 006

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

07. Drs. Firdaus HM, SH, MH 150207674

Pembina Utama Muda (IV/c) Hakim Tinggi

08. 09. 10. Drs. Januar 150 256 537 Drs. Murdani, SH 19671231 199403 1 052 Al Ghazi, SH 19560323 198302 1 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. IDI 11. 12. 13 Drs. Zakian, MH 150 236 155 Drs. Jakfar, SH 19641201 199403 1 049 Drs. Ali Basyah Kamal 19551231 199303 1 008 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. BLANGKEJER EN

(30)

14. 15. 16. Drs. Marwan A. Rahman 19561026 198303 1 008 Drs. Husaini, SH 19681219 199403 1 001 Drs. T. Burhan Saby 19560407 199012 1 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. CALANG 17. 18. 19. Drs. H. Abdul Hafiz 19580712 199103 1 001 Dra. Rita Nurtini

19681217 199403 2 006 Drs. Samsuar Husein, SH 19600903 199203 1 003 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. SINGKIL 20. 21. 22.

Drs. Zainal Bakry Rakam, SH 19530323 198103 1 008 Drs. H. Salmadi Samad 19500817 197903 1 007 Thaharuddin, SH 19590710 198203 1 005 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina Tk. I (IV/b) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. TAPAKTUAN 23. 24. 25. Drs. H. Adnan Gade 19490705 197903 1 003 Drs. H. Burhanuddin Harahap, SH 19560513 198103 1 007 Drs. H. Sirajuddin 19651015 199103 1 006

Pembina Utama Muda (IV/c) Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. LHOKSEUMA WE 26. 27. 28. Drs. Muhammad Yacoub 19501114 197803 1 004 Drs. Taufiq Ridha 19640705 199403 1 004 Nawawi, SH 19621231 199203 1 043 Pembina (IV/a) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. SP. REDELONG 29. 30. 31.

Dra. Anb. Muthmainah.WH, SH 150 255 158 Drs. Abdullah 19550505 198303 1 014 Jailani Yusuf, SH Pembina (IV/a) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. SINABANG

(31)

32. 33. 34. Drs. H. M. Yacoub Abdullah 19530607 198402 1 001 Drs. Nailul Syukri, SH, MH 19660530 199403 1 004 Salman, AK, SH 19550704 198306 1 007

Pembina Utama Muda (IV/c) Pembina Tk. I (IV/b) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. TAKENGON 35. 36. 37. Drs. Bakhtiar 19560202 199003 1 002 Drs. H. Mohd. Ridhwan Ismail 19580712 199303 1 001 Khairan, SH 19720712 199803 2 001 Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a) Penata Tk . I (III/d) Ketua Wakil Ketua Pan / Sek MS. MEULABOH

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah pusat sebagai induk pemerintahan diharapkan mendukung upaya pengelolaan sumber daya laut oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan mengeluarkan

Kontribusi utama pada penelitian ini antara lain: (i) melakukan pengamanan sinyal EKG yang dikirimkan secara daring melalui jaringan Internet untuk melindungi sinyal EKG

Hal inilah yang mendasari terbentuknya Majelis Rakyat Papua (MRP) agar kesejahteraan masyarakat perempuan asli Papua mampu meningkatkan kesejahteraan dengan

-i daerah endemis trakoma, sikatrik pada daerah tarsal karena episode in%eksi erulan" men!adi dapat terlihat se'ara makroskopis den"an men"e#ersi palpera atas,

Pasal 19 Ayat 1 mengatakan bahwa penerimaan pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya alam Pertambangan

Benih buncis Varietas Kencana tidak menunjukkan penurunan viabilitas secara nyata baik pada benih tanpa pelapis dan benih dengan perlakuan formulasi pelapis (benih lapis)

(2014), TBIA merupakan teknik, yang dianjurkan sebagai alternatif pengganti ELISA yang dapat diandalkan dalam survey penyakit tanaman dengan skala besar, karena memiliki