• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-44 UNS Tahun 2020

“Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19”

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans

Poir.) pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Nitrogen Secara Fertigasi di Lahan

Pasir Pantai

Saparso1), Arif Sudarmaji2), Mohammad Alif Rivandi3) 1)Staff Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian 2)Staff Pengajar Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian

3) Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Jenderal Soedirman Alamat korespondensi: saparso@unsoed.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan fertigasi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat di lahan pasir pantai, 2) menentukan konsentrasi larutan pupuk nitrogen yang dapat memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung di lahan pasir pantai, 3) menentukan interaksi antara system irigasi dan interval pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat di lahan pasir pantai. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2019 di lahan pasir pantai Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu Fertigasi yang terdiri dari 2 taraf yaitu Manual dan Otomatis. Faktor kedua yaitu Konsentrasi pupuk Nitrogen terdiri dari 3 taraf yaitu 1 g N/l, 5 g N/l dan 10 g N/l. Data dianalisis menggunakan uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT 5%. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, luas daun, panjang akar, jumlah akar, jumlah cabang, bukaan stomata, kadar kehijauan daun, bobot akar segar, bobot akar kering, bobot tanaman kering, bobot daun kering, bobot batang kering , bobot tanaman segar, bobot daun segar, bobot batang segar, dan hasil tanaman segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi fertigasi dengan cara manual (gembor) memberikan pengaruh terbaik terhadap variabel kehijauan warna daun kangkung darat dengan nilai 29,75. Perlakuan sistem fertigasi menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha. Konsentrasi pupuk 1g N/l memberikan pengaruh terbaik terhadap variabel kehijauan warna daun kangkung darat dengan nilai 30,51.Perlakuan konsentrasi pupuk N menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha. Interaksi antara cara manual konsentrasi pupuk N 5gN/l memberikan pengaruh terbaik terhadap aplikasi fertigasi sprinkle konsentrasi pupuk 5 g N/l variabel kehijauan warna daun bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dengan nilai 29,14. Interaksi fertigasi dan konsentrasi menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha.

(2)

Pendahuluan

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) adalah tanaman semusim atau tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, potasium, dan fosfor (Sofiari, 2009). Pada tahun 2009 terdapat luas panen penanaman kangkung nasional 48.944 ha dengan rata rata hasil 7,38 ton/ha dan produksi mencapai 360,992 ton, tahun 2010 dengan luas panen sebesar 55.164 ha dengan rata rata hasil 6,36 ton/ha dan produksi mencapai 350,879 ton, tahun 2011 luas panen sebesar 55.704 ha dengan rata rata hasil 6,38 ton/ha dan produksi mencapai 355,466 ton, tahun 2012 luas panen sebesar 53.352 ha dengan rata rata hasil 6,0 ton/ha dan produksi mencapai 320.093 ton, tahun 2013 luas panen sebesar 54.124 ha dengan rata rata hasil 5,70 ton/ha dan produksi mencapai 308.477 ton, sedangkan pada tahun 2014 luas panen sebesar 52.541 ha dengan rata rata hasil 6,08 ton/ha dan produksi mencapai 319.607 ton (Anonim, 2015).

Salah satu alternatif yang dapat ditempuh dalam upaya penyediaan lahan untuk pertanian yaitu dengan memanfaatkan lahan marginal pasir pantai sebagai lahan bercocok tanam. Kendala utama dalam pemanfaatan tanah pasir yaitu miskin mineral, lempung, bahan organik dan tekstur yang kasar. Tekstur yang kasar dan struktur berbutir tunggal menyebabkan tanah ini bersifat porous, aerasinya besar, dan kecepatan infiltrasinya tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan pupuk yang diberikan mudah terlindih. Pada umumnya udipsamment mempunyai bahan induk dari gunung berapi cukup kaya unsur hara tetapi kekurangan unsur N. Kandungan bahan organik yang dimiliki oleh tanah pasiran rendah karena temperatur dan aerasi memungkinkan tingkat dekomposisi bahan organik tinggi (Novizan, 2001).

Salah satu cara untuk mengendalikan keterbatasan lahan pasir pantai yaitu dengan pemupukan yang tepat sehingga diperoleh unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman (Nyangjang et al, 2003). Salah satu alternatif dalam pemupukan adalah dengan cara teknik fertigasi. irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam tanaman. Jadi, fertigasi merupakan suatu sistem pemupukan dan pengairan yang diberikan secara bersamaan (Izzati, 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan fertigasi yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat di lahan pasir pantai, 2) mengetahui konsentrasi larutan pupuk nitrogen yang dapat memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil

(3)

tanaman kangkung di lahan pasir pantai,3) Menentukan interaksi antara system irigasi dan interval pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat di lahan pasir pantai.

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasir pantai Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap dan Laboratorium Agrohorti Fakultas Pertanian. Penelitian dimulai dari bulan April sampai Juli 2019. Bahan penelitian yang digunakan meliputi benih benih Bahan penelitian yang digunakan meliputi benih kangkung Bangkok LpP-1, pupuk N, P, dan K yang dipergunakan adalah ZA, urea, SP-36 dan KCl/ZK, tanah vertisol pupuk kandang sapi dan ayam. Alat yang digunakan meliputi pipa paralon, tandon air, emiter irigasi tetes, selang, pompa, timbangan digital, oven, SPAD (Soil Plant Analysis Development) dari Laboratorium Hortikultura, Agronomi dan Pemuliaan Tanaman dipergunakan dalam analisis tanah dan tanaman.

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu Fertigasi yang terdiri dari 2 taraf yaitu Manual dan Otomatis. Faktor kedua yaitu Konsentrasi pupuk Nitrogen terdiri dari 3 taraf yaitu 1 g N/l, 5 g N/l dan 10 g N/l. Data dianalisis menggunakan uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT 5%.

Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, luas daun, panjang akar, jumlah akar, jumlah cabang, bukaan stomata, kadar kehijauan daun, bobot akar segar, bobot akar kering, bobot tanaman kering, bobot daun kering, bobot batang kering , bobot tanaman segar, bobot daun segar, bobot batang segar, dan hasil tanaman segar.

Hasil dan Pembahasan

Pengaruh fertigasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa fertigasi berpengaruh nyata terhadap variabel kehijauan warna daun. Pengaruh konsentrasi larutan pupuk N terhadap kadar kehijauan daun disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan bahwa penyiraman manual menghasilkan nilai kadar kehijauan daun sebanyak 29,75 unit. Grafik menunjukkan penurunan di fertigasi otomatis dengan nilai 27.70 unit. Hal ini diduga karena penyiraman secara manual mampu memberikan volume air yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman. Besarnya air yang

(4)

diserap akar tanaman sangat tergantung pada kadar air tanah yang ditentukan oleh kemampuan partikel tanah memegang air dan kemampuan akar untuk menyerapnya (Jumin, 1992).

Gambar 1. Grafik hubungan kadar kehijauan daun terhadap fertigasi.

Pemberian air secara manual juga mudah untuk diaplikasikan di lapangan. Metode aplikasi pupuk secara kocor merupakan metode fertigasi konvensional yang sangat mudah untuk diaplikasikan. Metode kocor tidak membutuhkan teknologi maju tetapi membutuhkan biaya yang besar untuk penggunaan air dan tenaga kerja karena harus dilakukan secara manual (Fitriana et al., 2015).

Pengaruh fertigasi terhadap hasil tanaman kangkung darat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa fertigasi tidak mempengaruhi variabel hasil tanaman kangkung darat. Hal ini diduga karena pemberian air menggunakan irigasi sprinkle terlalu kencang sehingga mengakibatkan air menjadi jatuh ke sisi bedengan. Teknologi irigasi sprinkle dapat memberikan efisiensi dan efektifitas yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Hal ini dapat terwujud jika sistem irigasi sprinkle dapat dirancang dengan tepat, penggunaan yang teratur dan sesuai dengan jumlah kebutuhan tanaman serta waktu pemberian air (Hansen etal.,1992).Menurut Iman (2010) dalam penerapannya di lapangan, efisiensi irigasi yang tinggi hanya dapat dicapai apabila jaringan irigasi dirancang dengan benar dan dioperasikan secara tepat . Untuk dapat dioperasikan secara tepat maka perlu dilakukan uji kinerja.

Pengaruh konsentrasi pupuk N terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi larutan pupuk N berpengaruh sangat nyata terhadap variabel kehijauan warna daun. Pengaruh konsentrasi larutan pupuk N terhadap kadar kehijauan daun disajikan dalam Gambar 2.

a

(5)

Gambar 2. Grafik hubungan kehijauan daun terhadap konsentrasi larutan pupuk N.

Pada Gambar 2 ditunjukkan bahwa grafik hubungan kehijauan daun terhadap konsentrasi larutan pupuk N menghasilkan persamaan regresi kuadratik y= -0,4413x2 -4,9752x + 35 (R2 = 0.8425). Berdasarkan persamaan regresi kuadratik tersebut konsentrasi larutan pupuk N 1 g N/l menghasilkan nilai kehijauan daun senilai 30,51. Rosmarkam dan Yuwono (2002), menyatakan bahwa pemupukan nitrogen akan menaikkan kadar protein dan selulosa. Unsur nitrogen juga akan memberikan penampilan warna yang lebih hijau pada daun sebagai kandungan klorofil. Pupuk nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil pada daun sehingga pembentukan klorofil menjadi optimal. Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama dan kandungan klorofil relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian pemupukan konsentrasi 1 g N/l meningkatkan kadar kehijauan daun lebih tinggi dibandingkan konsentrasi 5 g N/l dan 10 g N/l. hal ini diduga permukaan luas daun ditentukan oleh adanya unsur nitrogen dan pembenah berupa pupuk kandang yang tersedia. Unsur Nitrogen banyak berperan dalam pertumbuhan vegetative tanaman seperti pembentukan hijau daun (klorofil) yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis melalui bantuan sinar matahari (Fatimah & Budi,2008). Unsur Nitrogen berfungsi sebagai penyusun klorofil dimana 70% dari nitrogen daun total terdapat dalam kloroplas dan sebagian besar bersatu pada enzim-enzim fotosintesis (Saputro,1996).

Pengaruh konsentrasi pupuk N terhadap hasil tanaman kangkung darat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk nitrogen tidak mempengaruhi variabel hasil tanaman kangkung darat. Hal ini diduga disebabkan karena semua tanaman dapat menyerap unsur hara esensial dengan kemampuan yang hampir sama. Kondisi lahan yang sudah terbiasa digunakan dalam budidaya dengan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk utama menyebabkan tanah tersebut memiliki kandungan unsur hara

(6)

tersedia cukup banyak sehingga perbedaan perlakuan hasilnya tidak berpengaruh nyata (Lestari, 2016).

Interaksi perlakuan fertigasi dengan konsentrasi pupuk N terhadap Pertumbuhan tanaman kangkung darat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan fertigasi dengan konsentrasi larutan pupuk N berpengaruh sangat nyata terhadap variabel kehijauan warna daun. Pengaruh konsentrasi larutan pupuk N terhadap kadar kehijauan daun disajikan dalam Gambar 3

Gambar 3. interaksi perlakuan fertigasi dengan konsentrasi larutan pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Gambar 3 menunjukkan adanya interaksi antara fertigasi dan konsentrasi pupuk N terhadap kadar kehijauan daun kangkung darat. Kombinasi perlakuan antara cara manual (gembor) dan konsentrasi pupuk N terhadap kadar kehijauan daun kangkung darat memberikan pengaruh sebesar 50,62%. Hubungan keduanya ditunjukkan oleh persamaan Yman= -0,2692x+30,547, dengan nilai R2=0,5062. Kombinasi perlakuan antara fertigasi sprinkle dan konsentrasi pupuk N terhadap kadar kehijauan daun memberikan pengaruh sebesar 84,9%. Hubungan keduanya ditunjukkan oleh persamaan Yot= 0,4149x2 -4,6274x+34,123 dengan nilai R2= 0,849. Fertigasi Sprinkle memberikan keuntungan karena penggunaan fertigasi sprinkle memberikan konsentrasi pupuk N lebih terkontrol ke dalam tanah sehingga akar dapat menyerapnnya dengan baik dan hara hara nitrogen tercukupi untuk menyediakan hasil yang baik untuk klorofil hijau daun. Hal ini sependapat dengan (Bharathi et al., 2011). Melalui aplikasi fertigasi memungkinkan pengontrolan penggunaan dosis

(7)

hara yang lebih rendah, sehingga efek negatif terhadap mikroba tanah seperti pada kasus tebu dan jagung dapat dihindari.

Tabel 1. Interaksi antara Fertigasi dan Konsentrasi Pupuk N terhadap Kehijauan warna daun Kangkung darat

Fertigasi

Konsentrasi Rerata

Konsentrasi 1 g N/l 5 g N/l 10 g N/l

Manual 30,42a A 29,14aB 29,68aA 29,74 A

Sprikler 30,66aA 21,92bA 30,56aA 27,69 B

Rata-rata 30,51a 25,53b 30,12a (+)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka yang diikuti huruf besar pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata antara perlakuan pada DMRT 5%. (+) : interaksi F x K.

Berdasarkan Tabel 1, aplikasi fertigasi manual dan sprinkle pada konsentrasi 1 g N/l memberikan nilai klorofil yang seraga, masing masing sebesar 30,66 dan 30,42. Hal tersebut menunjukan bahwa cara manual dan aplikasi fertigasi sprinkle pada konsentrasi pupuk 1 g N/l memberikan penyebaran konsentrasi pupuk N yang seragam ke lahan percobaan.Menurut Soepardi (1977), nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen berperan merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang, cabang dan daun. Tanaman yang kekurangan nitrogen memiliki warna daun yang kuning, daun mengering, tanaman kurus dan kerdil akibatnya umbi yang dihasilkan kecil-kecil. Selain itu nitrogen dibutuhkan untuk meningkatkan pembetukan klorofil, pembentukan protein dan meningkatkan kemampuan tanaman menyerap unsur lain seperti fosfor, kalium dan lain-lain (Samadi dan Cahyono, 1996).

Tabel 1 juga menunjukkan bahwa aplikasi fertigasi manual dan sprinkle pada konsentrasi 10 g N/l memberikan nilai klorofil yang seraga, masing masing sebesar 30,56 dan 29,68 . Hal tersebut menunjukan bahwa cara manual dan aplikasi fertigasi sprinkle pada konsentrasi pupuk 10 g N/l memberikan penyebaran konsentrasi pupuk N yang seragam ke lahan percobaan. Kelebihan dari sistem fertigasi adalah Nutrien lengkap dapat dikontrol oleh pertumbuhan pohon, menjamin kebersihan dan menghindar penyakit, mengatasi masalah tanah, meningkatkan hasil produksi, masalah rumput sangat rendah, kualitas hasil yang lebih baik, penggunaan pupuk yang efisien, mengurangi penggunaan racun dan hasil yang lebih

(8)

tinggi. Sedangkan, kelemahan sistem fertigasi adalah Modal awal yang agak tinggi, pengetahuan yang mendalam perihal tanaman, manajemen ladang yang berkelanjutan dan kerusakan sistem membawa kerugian (Susila, 2009).

Berdasarkan Tabel 1, cara manual pada pupuk N konsentrasi 5 g N/l sebesar 29,14 memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan aplikasi fertigasi pada konsentrasi 5 g N/l yakni sebesar 21,92. Hal ini dikarenakan konsentrasi pupuk 5 g N/l pada cara manual memberikan penyebaran konsentrasi pupuk N yang lebih merata ke lahan percobaan dibandingkan cara aplikasi fertigasi sprinkle pada pupuk N konsentrasi 5 g N/l dan juga hal lain diduga karena faktor angin yang menyebabkan konsentrasi yang diberikan dengan aplikasi fertigasi sprinkle jatuh ke sisi bedengan. Kelebihan irigasi kocor jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan biaya,menghindari akibat penguapan dan inflitrasi serta sangat cocok untuk tanaman dimasa-masa awal pertumbuhannya karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagitanaman. Selain itu, jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengantanah sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya. (Keller dan Bliesner, 1990).

Interaksi perlakuan fertigasi dengan konsentrasi pupuk N terhadap hasil tanaman kangkung darat

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi pada perlakuan fertigasi dan konsentrasi pupuk N terhadap semua variabel hasil tanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa fertigasi dan konsentrasi pupuk N tidak secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil kangkung darat. Tidak adanya pengaruh interaksi pada perlakuan konsentrasi dan interval pemupukan dapat juga disebabkan oleh volume air yang besar yang menyebabkan adanya pencucian unsur hara ke dalam tanah, mengingat sifat lahan pasir pantai yang sulit menahan air. Volume air yang terlalu besar menyebabkan pupuk banyak yang hilang terbawa aliran air (run off), akibatnya ketersediaan unsur hara tidak terserap dengan optimal oleh tanaman (Nunyai et al., 2016). Rosmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa jika terjadi pencucian unsur hara maka kehilangan unsur hara lebih besar dibandingkan pengambilan unsur hara oleh tanaman.

Kesimpulan dan Saran

Aplikasi Fertigasi dengan cara manual (gembor) memberikan pengaruh terbaik terhadap variabel kehijauan warna daun kangkung darat dengan nilai 29,75. Perlakuan sistem fertigasi

(9)

menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha. Konsentrasi pupuk 1g N/l memberikan pengaruh terbaik terhadap variabel kehijauan warna daun kangkung darat dengan nilai 30,51. Perlakuan konsentrasi pupuk N menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha. Interaksi antara cara manual konsentrasi pupuk N 5gN/l memberikan pengaruh terbaik terhadap aplikasi fertigasi sprinkle konsentrasi pupuk 5 g N/l variabel kehijauan warna daun bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dengan nilai 29,14. Interaksi Feetigasi dan Konsentrasi menghasilkan tanaman segar sebesar 18,17 t/ha. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kondisi musim tanam yang berbeda dengan fertigasi dan konsentrasi pupuk yang lebih tinggi agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat di lahan pasir pantai.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada DRPM Kemenristekdikti yang telah mendanai penelitian melalui Skim Penelitian Strategis Nasional Institusi (PSNI) tahun 2019.

Daftar Pustaka

Anonim. (2015). Statistik Produksi Hortikultura 2014. Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementerian Pertanian

Bharathi, M. J., Balachandar, D., Narayanan, R., & Kumar, K. (2011). Impact of fertigation on soil microbial community and enzyme activities cropped with maize (cultivar. COMH 1) under precision farming system. Madras Agric. J, 98(1-3), 84-88.

Fatimah, S., & Handarto, B. M. (2008). Pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sambiloto (Andrographis paniculata, Nees). Jurnal Embryo, 5(2), 133-148.

Fitriana N., Arianti F. D. & Semipermas M. N. (2015). Irigasi tetes: solusi kekurangan air pada musim kemarau. Dalam: Djatnika I., Syah M.J.A., Widiastoety D., Yufdy M.P., Prabawati S., Pratikno S. dan Luthfiyah O. (Eds). Inovasi Hortikultura Pengungkit dan Peningkatan Pendapatan Rakyat. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta

Hansen, V. E., Israelen, W. O., & Stringham, G. E. (1992). Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Erlangga. Jakarta.

Iman, P. T. (2010). Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan. Direktorat Jenderal Pengelolaan Air. Departemen Pertanian. Jakarta.

Izzati, I. R. (2006). Penggunaan Pupuk Majemuk sebagai Sumber Hara pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) secara Hidroponik dengan Tiga Cara Fertigasi. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Jumin, H. B. (1992). Ekologi Tanaman : Suatu Pendekatan Fisiologi. Rajawali Press. Jakarta. Keller, J. & Ron D. B. (1990). Sprinkle and Trickle Irrigation. Van Nostrand Reinhold. New

(10)

Lestari, E. B. (2016). Pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi dan abu sabut kelapa sebagai pupuk utama dalam budidaya tanaman brokoli (Brassica oleracia L.). Planta Tropika: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science), 4(2), 95-100.

Li, R., Guo, P., Baum, M., Grando, S. & Ceccarelli, S. (2006). Evaluation of chlorophyll content and fluorescence parameters as indicators of drought tolerance in barley. Agricultural Sciences in China 5, 751-757.

Novizan.2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta, Agro Media Pustaka.

Nyanjang, R., Salim, A. A., & Rahmiati, Y. 2003. Penggunaan pupuk majemuk NPK 25-7-7 terhadap peningkatan produksi mutu pada tanaman teh menghasilkan di tanah andisols. Prosiding Teh Nasional. PT. Perkebunan Nusantara XII. Gambung.

Nunyai, A. P., Zaman, S. & Yahya, S. (2016). Manajemen pemupukan kelapa sawit di sungai Bahaur Estate, Kalimantan Tengah. Buletin Agrohorti. 4, 165-172.

Rosmarkam & Yuwono, N. W. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Samadi, B & Cahyono. (1996). Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. Saputro, D. (1996). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Soepardi, G. (1977). Kesuburan Tanah dan Pupuk. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sofiari, E. (2009). Karakterisasi kangkung varietas sutera berdasarkan panduan pengujian individual. Buletin Plasma Nutfah, 15, 49- 50.

Susila, A. D. (2009). Fertigasi pada Budidaya Tanaman Sayuran dalam Greenhouse. Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementerian Pertanian.

Gambar

Gambar 1. Grafik hubungan kadar kehijauan daun terhadap fertigasi.
Gambar 2. Grafik hubungan kehijauan daun terhadap konsentrasi larutan pupuk N.
Gambar 3. interaksi perlakuan fertigasi dengan konsentrasi larutan pupuk N terhadap  pertumbuhan dan hasil tanaman

Referensi

Dokumen terkait

maka dengan ini kami sampaikan bahwa untuk domain http://rekrutmen.jakarta.go.id telah berhasil dipindahkan internet address dari alamat lama 118.97.66.15 ke internet address

Sumbar SATYALANCANAK ARYA SATYA XX TAHUN 7388 AFRINA YENTI, S.Pd.. Danau Kembar

Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang ilmu transportasi yang diterbitkan tiga kali setahun oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi

Achmad Saransi, M.Si, BPAD Kearsipan. Hamrani

Sedangkan secara terminologis, menurut jumhur ushuliyyin, hukum yaitu: “Khitab (Kalam) Allah yang berhubungan dengan perbuatan seseorang mukallaf, baik berupa iqtidha’

Sebab bagaimanapun mereka memiliki hak yang tetap dilindungi dan meskipun warga binaan lansia tidak secara maksimal dapat mengikuti program pembinaan tetapi sistem pemasyarakatan

Karena tingkat probabilitas t-hitung dari variabel pendidikan lebih besar dari tingkat signifikansi (α=5%) maka H0 diterima, berarti secara parsial variabel umur, masa

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan dua hal dari rumusan masalah sebagai berikut. Dalam bahasa Minang masyarakat Tionghoa di Kecamatan