• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : TATIK SUMARYATI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : TATIK SUMARYATI NIM :"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN AL-QURAN DAN AL-HADITS

MATERI SURAT AL-KAFIRUN DENGAN

METODE YANBU’A PADA SISWA KELAS IV MI

YAKTI KEBONAGUNG TEGALREJO MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

TATIK SUMARYATI NIM : 114–13–034

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : TATIK SUMARYATI

NIM : 114-13-034

Jurusan : S1-Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar pustaka.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 11 Maret 2017 M 12 Jumadil Tsani 1438 H Penulis

TATIK SUMARYATI NIM. 114-13-034

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, 11 Maret 2017

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada :

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

هتاكربو للها ةحمرو مكيلع ملاسلا

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :

Nama : TATIK SUMARYATI

NIM : 114-13-034

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017

dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian untuk menjadikan periksa.

هتاكربو للها ةحمرو مكيلع ملاسلاو

Pembimbing

Imam Mas Arum, M.Pd NIP. 19790507 201101 1 008

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Lingkar Salatiga KM 2 Telp (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: www.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QURAN DAN AL-HADITS MATERI SURAT AL-KAFIRUN DENGAN

METODE YANBU’A PADA SISWA KELAS IV MI YAKTI KEBONAGUNG TEGALREJO MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DISUSUN OLEH

TATIK SUMARYATI 114-13-034

Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Pendidikan.

Susunan Dewan Panitia Penguji

Ketua Penguji Dr. Agus Waluyo, M.Ag.

Sekretaris Penguji Imam Mas Arum, M.Pd.

Penguji I Siti Rukhayati, M.Ag.

Penguji II Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Salatiga, 3 April 2017

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd

(5)

v MOTTO

Smile is a simple way of enjoying life

Senyum adalah sebuah cara sederhana untuk

menikmati hidup

 Jadi diri sendiri, cari jati diri dan dapetin hidup

yang mandiri

 Optimis karena hidup terus mengalir dan

kehidupan terus berputar

 Sesekali lihat ke belakang untuk melanjutkan

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Almamaterku Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

Ayahanda Bp. H Muh Siswandi dan Ibunda Hj.

Na’imah, Yang tidak henti-hentinya selalu mendo’akan,

membimbing dan mendukungku.

Suamiku tercinta Romdani dan Anakku Sovia Izza Tilla

Aulia

Kakak - kakakku yang selalu menyemangati dan

mendukungku dalm setiap langkah hidupku

Kepala sekolah dan dewan Guru beserta staff MI Yakti

Kebonagung

Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam Ekstensi

angkatan 2013

(7)

vii ABSTRAK

Sumaryati, Tatik. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Al-Quran Dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd. Kata Kunci : al-Quran dan al-Hadits, Yanbu‟a

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, apakah melalui metode

yanbu‟a dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Qur‟an dan

al-Hadits materi surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang tahun pelajaran 2016/2017?.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes/penilaian. Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran, metode tes/penilaian digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam mengikuti metode yanbu‟a.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

yanbu‟a dapat meningkatkan hasil belajar al-Qur‟an dan al-Hadits materi

membaca surat al-Kafirun pada siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil belajar siswa pada pra siklus siswa yang tuntas 7 siswa atau 44% dan 9 siswa atau 56% yang belum tuntas, siklus I siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 56,2% dan 7 siswa atau 43,7% yang belum tuntas dengan rata-rata 67,8. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 87,5% dan 2 siswa atau 12,5% belum tuntas dengan rata-rata 83,4. Dalam pencapaian ketuntasan klasikal sebanyak 56,2% siswa yang tuntas dan dalam siklus II ini sudah 87,5% siswa yang tuntas maka siklus dihentikan dan dinyatakan penelitian berhasil.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah yang telah

memberikan segala nikmat kepada makhluk yang ada di alam semesta ini. Berkat qudrat, iradat serta izin-Nyalah penulis bisa menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.

Banyak pihak yang telah banyak memberikan konstribusi dalam penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Kajur Pendidikan Agama Islam yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Bapak Habib Amidy, S.Pd.I., selaku Kepala Madrasah MI Yakti Kebonagung

6. Segenap dewan guru dan staff MI Yakti Kebonagung

7. Bapak. Dr (HC). Wahyu Gumelar. MHD, SH., yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya dalam skripsi ini.

(9)

ix

8. Kepada Bapak H. Muh Siswandi dan Ibu Hj. Na‟imah serta keluarga besar saya yang telah mengorbankan segalanya dengan tulus dan ikhlas dan kebesaran jiwa

9. Kepada suami tercinta yang selalu mendukung dan mendampingi dalam setiap langkahku

10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah disuguhkan dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya kami selaku penulis. Walaupun jauh dari kesempurnaan tapi semoga mendekati kepada kebenaran. Semoga Allah SWT ridha dengan apa yang kita lakukan. Amin.

Salatiga, 11 Maret 2017 M 12 Jumadil Tsani 1438 H Penulis

(10)

x DAFTAR ISI

COVER ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Kegunaan Penelitian ... 6 E. Hipotesis Penelitian ... 7 F. Definisi Operasional ... 8 G. Metode Penelitian ... 10 H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Hasil Penelitian ... 14

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 15

(11)

xi

1. Pengertian Pembelajaran Membaca ... 18

2. Pengertian Pembelajaran Membaca AL-Qur‟an ... 19

C. Metode Yanbu‟a ... 24

1. Pengertian Metode Yanbu‟a ... 24

2. Sejarah Timbulnya Yanbu‟a ... 24

3. Tujuan Penyusunan Yanbu‟a ... 25

4. Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Dengan Metode Yanbu‟a 29 D. Penelitian Yang Relevan ... 36

BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang ... 38

1. Identitas Madrasah ... 38

2. Sejarah ... 38

3. Visi dan Misi ... 39

4. Struktur Organisasi ... 40 5. Monografi Madrasah ... 40 B. Penyajian Data ... 42 1. Subjek Penelitian ... 42 2. Pelaksanaan Penelitian ... 44 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 51

B. Pembahasan ... 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60 B. Saran-saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Hasil Penelitian

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Pembelajaran Lampiran 6 Lembar Konsultasi Asli

Lampiran 7 Surat Bukti Observasi Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Lampiran 9 Curriculum Vitae

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model PTK

Gambar 2 Struktur Organisasi MI Yakti Kebonagung Gambar 3 Peningkatan persentase hasil belajar siswa.

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tujuan Pembelajaran Jilid I-VII Yanbu‟a

Tabel 2 Keadaan Siswa MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Tabel 3 Struktur Kurikulum MI Yakti Kebonagung

Tabel 4 Data Siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 5 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Pra Siklus

Tabel 6 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Tabel 7 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Siklus I

Tabel 8 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 9 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Siklus II

Tabel 10 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II Tabel 11 Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam, sebagai agama paripurna, memiliki perhatian serius terhadap dinamika pendidikan umat. Sebab aktivitas pendidikan merupakan salah satu dari enam asas primer kehidupan (al-mabadi‟ as-sittah), yang menjadi cita-cita Islam (maqashid asy-syari‟ah), dimana Islam hadir untuk melindunginya. Yaitu perlindungan agama (hifdhu ad-din), perlindungan jiwa (hifdhu an-nafs), perlindungan intelektual (hifdhu al-„aqli), perlindungan garis genologi (hifdhu

an-nasli), perlindungan property (hifdhu al-mal), dan perlindungan harga diri

(hifdhu al-„irdhi).

Pendidikan dalam Islam merupakan suatu kewajiban yang sudah dari dulu diserukan kepada umat. Bahkan ketika Rasulullah diangkat menjadi Rasul yang pertama diajarkan oleh Allah melalui Malaikat-Nya yaitu perintah untuk membaca melalui turunya wahyu pertama surah al-Alaq (96) ayat 1-5. Secara jelas bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia.



















































(1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). Yang mengajar (manusia) dengan

(16)

2

perantaran kalam, (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesame (hablum min Allah wa hablum min annas), serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah) diperlukan pemahaman terhadap kandungan al-Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Di era ini, masyarakat muslim secara khusus, orang tua, ulama, guru dituntut untuk memiliki sifat isfag (sikap peduli, khawatir, dan prihatin terhadap kondisi dan dunia anak-anak) sebagai generasi penerus. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan mereka akan sebuah keyakinan bahwa Allah

(17)

3

SWT adalah Rabb (Tuhan) mereka dan al-Qur‟an adalah firman-Nya, sehingga ruh al-Qur‟an dapat bersemayam pada jiwa mereka, cahayanya bersinar dalam mereka, indra mereka dan agar mereka menerima aqidah al- Qur‟an sejak kecil dan tumbuh pikirannya, intelektualitas menjadi dewasa atas kecintaan kepada al-Qur‟an.

Madrasah Ibtidaiyyah merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Madrasah juga dipercaya sebagai satu-satunya cara agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses belajar-mengajar di kelas. Salah satunya mata pelajaran yang ditawarkan yang merupakan subtansi dari Pendidikan Agama Islam ialah mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits.

Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam penggunaan metode dan media akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami yang akan mengakibatkan siswa menjadi apatis. Khusunya dalam mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits ini, siswa diharapkan tertarik dan cinta dengan al-Quran.

(18)

4

Metode yanbu‟a merupakan sebutan dari nama pondok pesantren di daerah kudus yang sekaligus pencipta metode yanbu‟a, yaitu Robithotul

Huffadh Lima‟had Yanbu‟ul Qur‟an “Majelis Nuzulis Sakinah”

(Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus) adalah suatu metode mengenai tata cara membaca, menulis dan menghafal al-Qu‟an yang mudah dan praktis dan melatih kefasihan dalam membaca al-Qur‟an mulai usai anak-anak hingga dewasa (Arwani, 2004: i).

Peneliti menemukan fakta pada saat melakukan observasi dan interview dengan guru bahwa proses pembelajaran masih dilakukan dengan metode yang klasik atau biasa. Guru biasanya dalam mengajar mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits khususnya mengenai membaca ayat-ayat al-Qur‟an hanya menggunakan metode menyimak/mendengarkan dan membenarkan dari apa yang di baca oleh siswa tanpa dikombinasikan dengan metode yang lain yang menarik bagi siswa. Hal ini dikarenakan adanya kendala dari sumber daya guru dan sarana prasarana sekolah belum memadai untuk diadakan adanya pengkombinasian metode pembelajaran.

MI Yakti terletak di Desa Kebonagung Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. Jumlah siswa kelas IV ada 16 anak, dengan 8 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Dari jumlah siswa tersebut kurang dari 50% atau sekitar 40 % siswa yang lancar dalam membaca al-Quran dan dari hasil belajar yang masih di bawah standar KKM. Untuk KKM mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits adalah 70. Biasanya guru dalam mengajar mata pelajaran Qur‟an dan Hadits khususnya mengenai membaca ayat-ayat

(19)

al-5

Qur‟an hanya menggunakan metode menyimak atau mendengarkan dan membenarkan dari apa yang di baca oleh siswa tanpa dikombinasikan dengan metode yang lain yang menarik bagi siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi serta hasil belajar membaca al-Qur‟an pun belum memuaskan. Penulis berpendapat bahwa penerapan metode yanbu‟a ini membuat ingatan siswa tentang suatu materi meningkat dan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih memuaskan dan mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Dari latar belakang di atas maka kami penulis ingin mencoba meneliti dari permasalahan diatas yang kami simpulkan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Dan Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka skripsi ini akan mengacu pada permasalahan pokok yaitu apakah melalui metode yanbu‟a dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits materi surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang tahun pelajaran 2016/2017?

(20)

6 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Objektif

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits materi surat al-kafirun dengan metode yanbu‟a pada siswa kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang tahun pelajaran 2016/2017 setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode yanbu‟a.

2. Tujuan Subjektif

Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis dibidang pendidikan agama Islam dan guna memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar S1 dalam bidang Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan agama Islam dan dapat memperkaya referensi dan literatur kepustakaan dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacana keilmuan penulis serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan

(21)

7

ilmu yang diperoleh melalui bangku perkuliahan. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat bagi

a. Manfaat bagi guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperkaya metode dalam pembelajaran, dan keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Manfaat bagi siswa

1) Proses belajar dan mengajar di MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang menjadi menarik dan menyenangkan.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa tindakan atau rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas. Hipotesis penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah apabila penerapan metode yanbu‟a dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an melalui mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits materi surat al-kafirun dapat berjalan dengan efektif, maka hasil belajar dalam membaca al-Qur‟an siswa akan meningkat.

(22)

8 F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini :

1. Peningkatan

Peningkatan adalah menaikkan derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi dan sebagainya proses cara perbuatan meningkatkan usaha kegiatan dan sebgainya kini telah diadakan di bidang pendidikan menteri kesehatan menentukan perlunya pengawasan terhadap usaha perdagangan eceran obat (Salim, 1995: 160).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (Product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2009:44).

3. Membaca al-Qur‟an

Membaca adalah adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu (Poerwadarmita, 1985: 71). Sedangkan al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, membahas tentang pembelajaran (Ismail, 2008: 11).

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa membaca al-Quran adalah upaya untuk belajar melalui melihat tulisan dan mengerti

(23)

9

dan melisankan apa yang tertulis dalam al-Qur‟an (sebagai sumber hukum, pedoman hidup dan merupakan ibadah bagi yang membacanya) pada peserta didik.

4. Mata Pelajaran al-Quran al- Hadits

Mata Pelajaran al-Quran al- Hadits adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur‟an dan al-Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, pengenalan arti atak makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlaq terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

5. Metode Yanbu‟a

Metode secara bahasa (etimologi) istilah metododlogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan

Logos artinya ilmu. Sedangkan secara istilah (sematik) metodologi berarti

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien (Tayar, 1997: 1).

Yanbu‟a adalah suatu metode mengenai tata cara membaca,

menulis dan menghafal al-Qu‟an yang mudah dan praktis dan melatih kefasihan dalam membaca al-Qur‟an mulai usai anak-anak hingga dewasa (Arwani, 2004: i).

(24)

10 G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian lapangan (Maslikhah: 2013) dalam hal ini yang menjadi objek kajian penelitiannya adalah pembelajaran mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits materi surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang dengan menggunakan metode yanbu‟a sebagai upaya peningkatan prestasi belajar membaca al-Quran siswa. Dalam penelitian kerjasama ini pihak yang melakukan tindakan adalah guru sedangkan yang melakukan pengamatan selama berlangsungnya tindakan adalah peneliti. 2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang. Subyek ini perlu ditingkatkan prestasi belajarnya karena siswa yang mengikuti mata pelajaran ini rata-rata belum bisa membaca al-Quran secara benar. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam membaca al-Quran di kelas ini digunakan metode yanbu‟a. 3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Dengan metode ini dapat diperoleh data tentang sistem pengajaran dan usaha untuk mengembangkan pembelajaran dengan metode yanbu‟a untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV

(25)

11

MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang, metode ini ditujukan kepada guru kelas dan subyek penelitian.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang bersumber pada dokumen. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang nama siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang.

c. Tes membaca/ Musyafahah

Metode musyafahah nama lain dari belajar al-Qur‟an yang mana dalam metode ini ada tiga macam yaitu guru membaca dulu kemudian siswa menirukan; murid membaca, guru mendengarkan bila ada yang salah dibetulkan; dan guru membaca murid mendengarkan (Arwani, 2006: 2). Dalam metode ini akan dipraktikkan metode

yanbu‟a kepada siswa dengan menggunakan buku panduan yanbu‟a

juz I.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data dari data kualitatif hasil penelitian pertama akan diperoleh hasil yang menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan digunakan untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran selanjutnya, sehingga dapat dikatakan bahwa teknik analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif.

(26)

12 5. Model Penelitian

Menurut beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bahan secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazin di lalui, yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan c. Pelaksanaan

b. Pengamatan d. Refleksi

Gambar. 1 M o d e l P T K

(27)

13 H. Sistematika Pembahasan

Sebagai gambaran-gambaran umum dalam skripsi ini, penulis akan paparkan sekilas tentang sistematika penulisan dalam skripsi ini dengan menggunakan system sebagai berikut :

Bab I: merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat dari penelitian ini, bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: merupakan bab kajian pustaka yang didalamnya akan diuraikan mengenai tinjauan umum tentang prestasi belajar membaca, metode yanbu‟a, pembelajaran membaca al-Qur‟an dan penelitian yang relevan.

Bab III: pada bab ini akan di paparkan mengenai paparan data dan temuan penelitian dengan menggunakan dua metode yaitu, metode wawancara dan observasi, yang didalamnya akan dipaparkan mengenai gambaran umum MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang dan penyajian data.

Bab IV: pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data, meliputi: analisis deskripsi, analisis uji hipotesis, dan pembahasan

Bab V: merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan penelitian dan saran penulis.

(28)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (Product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2009:44). Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan (Djamarah 2002: 13).

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya, yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotorik (Djamarah 2011: 141).

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna

(29)

15

untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecapakan. Jadi berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil prestasi belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 1995: 54-72).

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi hasil prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain :

a. Latar belakang pendidikan orang tua

Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam pengembangan prestasi belajar anak.

b. Status ekonomi sosial orang tua

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga terganggu.

(30)

16

c. Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah

Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik

d. Media yang di pakai guru

Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang tersedia melahirkan media yang baik dalam pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.

e. Kompetensi guru

Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang dilakukannya terhadap siswa dengan metode atau program tertentu. Metode atau program disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang tersedia melahirkan metode pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.

(31)

17

Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi hasil pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain :

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.

b. Kecerdasan / intelegensia

Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensi rendah. Dengan demikian intelegensi memegang peranan dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang memiliki tinggi, prestasi belajarnya juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang diperoleh juga akan rendah. c. Cara belajar

Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis,

(32)

18

psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

d. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar di luar bakatnya.

e. Minat

Seorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat dalam belajar.

f. Motivasi

Motivasi sebagai faktor intern berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.

B. Pembelajaran Membaca al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran Membaca

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu menurut pendapat Miarso ada lima interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:

(33)

19

a. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik;

b. Interaksi antar sesama peserta didik atau antar sejawat; c. Interaksi peserta didik dengan narasumber;

d. Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan;

e. Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan social.sedangkan membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu (Poerwadarmita, 1985: 71).

Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran membaca merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran, karena pada saat bayi dilahirkan mereka telah mendengar berbagai bunyi disekitarnya, di situlah bayi mendapatkan stimulasi dan akhirnya menirukan suara itu untuk mengemukakan keinginannya.

2. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

Setelah menjelaskan pengertian pembelajaran membaca al-Qur‟an, penulis akan menjelaskan beberapa pengertian tentang mengajar dan belajar. Mengajar dan belajar merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar, sedangkan belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta didik).

(34)

20

Menurut Nana Sudjana mengajar adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didiksehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar (Sudjana, 2000: 28).

Pendapat diatas dapat disimpulkan mengajar adalah usaha untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam proses mengajar tidak hanya proses penyampaian materi, akan tetapi yang paling penting adalah proses membelajarkan peserta didik. Jadi pendidik harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan kreatif, dinamis, dan logis.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar berarti belajar berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 1994: 17). Menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dari seseorang (Sudjana, 1995: 28).

Pengertian di atas belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar tidak hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan terhadap tingkah laku.

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang dan sebagai hasil dari pengalaman interaksi antara individu dengan individu lainnya dan

(35)

21

individu dengan lingkungannya. Bahwa pelaksanaan proses belajar dan mengajar supaya dapat belajar dengan efektif dan efisien maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna dan berjalan dengan baik.

Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah dan dalam prosesnya diwarnai interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik, sehingga dari pengertian di atas, timbul pertanyaan apa pembelajaran membaca al-Qur‟an itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu akan penulisan bahasa tentang definisi al-Qur‟an itu sendiri.

Qur‟an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Al-Qur‟an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru sama dengan yang dibaca (Ash-Shiddieqy, 2009: 1-2). Menurut istilah ahli agama („uf syara‟) ialah nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf. Para ahli ushul fiqh menetapkan bahwa al-Qur‟an adalah nama bagi keseluruhan al-Qur‟an dan nama untuk bagian-bagiannya.

Menurut sebagian ulama al-Qu‟ran jika dibaca “Qur‟an” dengan tidak membaca al di depannya, adalah nama bagi segala yang dibaca. Apabila disebutkan al-Qur‟an, maka tertujulah kepada Kalamullah yang diturunkan dalam bahasa arab.

(36)

22

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, membahas tentang pembelajaran (SM, 2008: 11). Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama) berbicara tentang keimanan dan pembelajaran, yaitu: Surat al-'Alaq ayat 1-5 :



















































1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril diturunkan secara berangsur-angsur dengan lafal dan maknanya.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran membaca al-Quran adalah upaya untuk membelajarkan al-Qur‟an (sebagai sumber hukum, pedoman hidup dan merupakan ibadah bagi yang membacanya) pada peserta didik. Adapun cara mempelajari al-Qu‟ran dapat dibagi kepada empat tingkat, yaitu:

(37)

23

a. Pertama, tingkat mengenal huruf dengan baik dan membacanya dengan tepat. Bentuk huruf al-Qur‟an diawali kata, bentuk ditengah-tengah kata, dan terletak di akhir kata.

b. Kedua, membaikkan (membaguskan) bacanya. Dalam hal ini ada ilmu tersendiri baginya, yaitu apa yang disebut dengan “ilmu tajwid” (ilmu membaguskan bacaan al-Qur‟an).

c. Ketiga, mempelajari maknanya (arti kata-kata) karena al-Qur‟an diturunkan dengan bahasa arab : Allah berfirman dalam Surat Yusuf ayat 2 :















Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

d. Keempat, mempelajari tafsirannya al-Qur‟an sebagai dasar pokok ajaran Islam, ia hanya mengemukakan hal-hal yang amat pokok saja, akan tetapi isinya sangat luas dan dengan sastra yang amat tinggi. Oleh sebab itu, untuk dapat dipahami dan dilaksanakan perlu adanya penafsiran.

Dalam membaca al-Qur‟an diperlukan ilmu tajwid. Adapun hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, tetapi mengamalkan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur‟an adalah fardhu ain bagi orang Islam laki-laki atau perempuan.

(38)

24 C. Metode Yanbu’a

1. Pengertian Metode Yanbu’a

Yanbu‟a berasal dari kata “Naba‟a” yang artinya sumber. Yanbu‟a merupakan sebuah nama buku yang mengambil dari kata Yanbu‟ul Qur‟an yang berarti sumber al-Qur‟an. Jadi metode yanbu‟a

adalah metode yang digunakan untuk membaca dan menulis al-Qur‟an yang tersusun secara sistematis, terdiri dari tujuh jilid, cara membacanya langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan makhrojul huruf dan ilmu tajwid. Dan yanbu‟a juga diambil dari ayat al-Qur‟an yaitu Surat al-Isra' ayat 90:























Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk Kami,

2. Sejarah Timbulnya Yanbu’a

Timbulnya yanbu‟a adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, supaya mereka selalu ada hubungan

dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma‟arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.

Awalnya dari pihak pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah

(39)

25

tersusun kitab yanbu‟a yang meliputi thoriqoh baca tulis dan al-Qur‟an (Arwani, 2004: 1).

3. Tujuan Penyusunan Yanbu’a

a. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca al-Qur‟an dengan lancar dan sesuai dengan kaidah tajwid.

Para ulama dahulu dan sekarang menaruh perhatian besar terhadap tilawah (cara membaca) al-Qur‟an sehingga pengucapan lafadz-lafadz al- Qur‟an menjadi baik dan benar. Cara membaca ini dikalangan mereka dikenal dengan Tajwidul Qur‟an.

b. Memasyarakatkan al-Qur‟an dengan Rosm Utsmaniy.

Rosm Utsmaniy merupakan rosm (bentuk ragam tulisan) yang

telah diakui dan di warisi oleh umat Islam sejak masa khalifah Utsman bin Affan (Anwar, 2008:48). Sebagaimana al-Qur‟an yang dicetak atau asli dari Saudi. Sedangkan al-Qur‟an yang dicetak dari Indonesia tidak menggunakan Rosm Utsmaniy, namun ditulis dengan menggunakan pola penulisan standar (Rosm Imla‟i).

Yanbu‟a ingin memasyarakatkan al-Qur‟an dengan Rosm Utsmaniy, karena banyak orang yang kesulitan dalam membaca

al-Qur‟an. Sehingga diharapkan dengan belajar membaca al-Qur‟an menggunakan buku yanbu‟a seseorang akan mudah dan terbiasa membaca al-Qur‟an dengan Rosm Utsmaniy.

(40)

26

Seperti yang sering kita dengar memang banyak orang yang bisa membaca al-Qur‟an, namun kebanyakan dari mereka cara membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang benar, maka dari itu yanbu‟a diharapkan agar orang-orang Islam khususnya dapat membaca al-Qur‟an dengan lebih baik lagi.

Sebagaimana kita ketahui pula banyak buku-buku tentang cara membaca al-Qur‟an, namun materi-materi dan penjelasan yang ada dirasakan masih kurang lengkap, oleh karena itu yanbu‟a hadir sebagaimana sarana untuk belajar membaca al-Qur‟an yang benar dan

sebagai penyempurna yang kurang.

d. Mengajak selalu membaca al-Qur‟an dengan tadarus dan musyafahah al-Qur‟an sampai khatam.

Metode yanbu‟a isinya disusun guna mengembangkan potensi anak disesuaikan menurut umur dan tingkatannya dimulai jilid I, II, III, IV, V, VI, VII, dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I-VII adalah sebagai berikut (Arwani, 2004: 1[):

Jilid / Juz Tujuan Pembelajaran

I

 Anak bisa membaca huruf yang berharakat fathah, baik yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar

 Anak mengetahui nama-nama huruf hijaiyah dan angka-angka arab

 Anak bisa menulis huruf yang belum berangkai dan yang berangkai dua dan bisa menulis angka arab.

(41)

27 II

 Anak bisa menulis huruf yang berharokat kasroh dan dlummah dengan benar dan lancar

 Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik berupa huruf

 Mad atau harakat panjang dengan benar dan lancar  Anak bisa membaca huruf lain yaitu Waw/Ya‟

sukun yang didahului Fathah dengan lancer dan

benar

 Mengetahui tanda-tanda harakat fathah, kasroh dan

dlummah juga fathah panjang, kasroh panjang dan dlummah panjang dan sukun.

 Dan memahami angka arab puluhan, ratusan dan ribuan

 Bisa menulis huruf-huruf yang berangkai dua atau tiga (Arwani, 2004: 9).

III

 Anak bisa membaca huruf berharokat fathatain,

kasrotain, dan dlummatain dengan lancar dan benar

 Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun dengan makhroj yang benar dan membedakan huruf-huruf serupa

 Anak bisa membaca qolqolah dan hams

 Anak bisa membaca huruf yang bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah dan tidak yang baik  Anak mengenal dan bisa membaca hamzah washol

dan al Ta‟rif

 Anak bisa mengetahui fathatain, kasrotain,

dlummatain, tanda

 hamzah washol, huruf tertentu dan angka arab sampai ribuan

(42)

28

merangkai huruf yang

 belum dirangkai (Arwani, 2004: 11).

IV

 Anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar  Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun, tanwin

yang dibaca dengung atau tidak

 Anak bisa membaca mad jaiz, mad wajib, mad

lazim baik kilmiy maupun harfiy, mutsaqqol

maupun mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang

 Anak memahami huruf-huruf yang tidak dibaca  Mengenal huruf fawatihus suwar dan huruf-huruf

tertentu yang lain. Mengetahui persamaan antara huruf latin dan arab dan beberapa kaidah tajwid (Arwani, 2004: 13).

V

 Anak bisa membaca waqof dan mengetahui tanda

waqof dan tanda baca yang terdapat di al-Qur‟an Rosm Utsmaniy

 Anak bisa membaca huruf sukun yang dildgomkan dan huruf tafkhim dan tarqiq (Arwani, 2004: 17).

VI

 Anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad (alif, waw dan ya‟) yang tetap dibaca panjang atau yang dibaca pendek yang boleh wajah dua, baik

washol maupun ketika waqof

 Anak bias mengetahui cara membaca hamzah

washol

 Anak bisa mengetahui cara membaca isyamam,

ikhtilas, tashil, imalah, dan saktah. Serta mengetahui tempat-tempatnya

 Anak bisa mengetahui cara membaca tulisan shod yang harus dibaca shod dan yang boleh dibaca sin

(43)

29

 Anak bisa mengetahui kalimat-kalimat yang sering dibaca salah (Arwani, 2004: 20).

VII

 Anak bisa membaca al-Qur‟an dengan benar dan lancar yang berarti sudah bias mempraktekkan tajwid dan ghorib dengan benar

 Setelah mengajarkan ilmu tajwid, diadakan

mudarosah atau musyafahah al-Qur‟an dan setiap

anak membaca bacaan yang ada pelajaran tajwid. Tabel. 1

Tujuan Pembelajaran Jilid I-VII

4. Pembelajaran al-Qur’an dengan Metode Yanbu’a

a. Kurikulum Metode Yanbu‟a dalam Pembelajaran Al-Qur‟an

Kurikulum (Curriculum) merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran (Instruction) yaitu keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidikan, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai murid/siswa. (Sagala, 2006: 61)

Karakteristik kurikulum metode yanbu‟a

1) Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik secara individual/klasikal.

2) Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran.

(44)

30

3) Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan pencapaian kompetensi (membaca dan menulis) (Kurniawati, 2009: 12).

Kurikulum adalah syarat mutlak dan ciri untuk pendidikan formal sehingga tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu baik aspek pengetahuan (Cognitive), sikap (affective) maupun keterampilan (Psikomotorik). Untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut perlu adanya bahan atau materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang cocok dengan karakteristik bahan pembelajaran.

b. Materi Yanbu‟a

Materi atau bahan adalah merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya, buku teks (Warsita, , 2008: 209).

Materi yanbu‟a dimulai dari jilid 1 sampai dengan jilid 7. Adapun materi pokok pembelajaran yanbu‟a adalah sebagai berikut: 1) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 1 (satu)

a) Pengenalan huruf berharokat fathah gandeng dan tidak gandeng.

(45)

31

2) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 2 (dua)

a) Pengenalan huruf berharokat fathah, kasroh, dlummah gandeng dan

b) tidak gandeng.

c) Pengenalan mad atau huruf yang dibaca panjang.

d) Pengenalan fathah panjang, kasroh panjang, dlummah panjang. e) Pengenalan angka arab puluhan sampai ratusan.

3) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 3 (tiga)

a) Pengenalan tanwin (fathah tanwin, kasroh tanwin, dlummah

tanwin).

b) Pengenalan huruf yang dibaca sukun. c) Pengenalan huruf qolqolah.

d) Pengenalan huruf bertasydid.

e) Bacaan hamzah washol dan al-ta'rif.

4) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 4 (empat) a) Pengenalan lam jalalah.

b) Pengenalan kaidah tajwid dasar. c) Pengenalan fawatihus suwar. d) Pengenalan Arab pegon.

e) Pengenalan huruf latin dan tulisan arab. 5) Pokok pelajaran yanbu‟a jilid 5 (lima)

a) Pengenalan waqof dan tanda waqof. b) Pengenalan tafhim dan tafqiq.

(46)

32

6) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 6 (enam) a) Pengenalan hukum mad.

b) Pengenalan bacaan ghorib.

7) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 7 (tujuh) a) Adabut tilawah

b) Kaidah tajwid c) Makhorijul huruf c. Metode

Metode adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik agar terwujud tujuan yang ingin dicapai (Uhbiyati, 1997: 136).

Periode awal dari perkembangan anak bahwa sebelum anak-anak belajar Pada membaca dan menulis dan belajar untuk menghafalkan surat-surat pendek dari al-Qur‟an secara lisan. Caranya guru mengulang beberapa kali membaca al-Qur‟an , kemudian murid-murid disuruh mengikuti secara bersama-sama.

Metode pembelajaran yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Sorogan / individual / privat

Mengajar dengan memberikan meteri pelajaran secara individual sesuai kemampuannya menerima pelajaran. Pada waktu menunggu giliran belajar secara individu, maka murid yang lain diberi tugas membaca dan menulis sebagai tugas individu.

(47)

33 2) Klasikal-Individual

Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan pengajaran secara massal, bersama-sama kepada sejumlah murid dalam satu kelompok atau kelas. Dengan tujuan dapat menyampaikan pelajaran secara garis besar dan prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta memberi motivasi murid untuk belajar.

Dengan demikian, strategi mengajar dengan klasikal individual adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian waktu yang lain untuk mengajar secara individual.

3) Talqin ( metode memahamkan secara lisan )

Dalam sistem pendidikan tradisional adalah pembelajaran lisan, yaitu memahamkan bacaan al-Qur‟an sesuai dengan makhroj dan shaifatul huruf. Untuk pembelajaran materi tambahan di RA Masyithoh shibyan guru menggunakan metode secara tradisional yang drill, siswa menulis apa yang telah disampaikan dan ditulis guru di papan tulis. Yang dimaksud hukuman disini adalah perbaikan untuk mendidik anak agar belajar dengan sungguh-sungguh lewat pemberian tugas yang dikerjakan di rumah, tidak berupa tindak kekerasan.

d. Media

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah

(48)

34

perantara atau pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau sumber/source) kepada si penerima (komunikan atau audience/ receiver) (Warsita, 2008: 121).

Sedangkan media pembelajaran adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran adalah media yang dirancang secara khusus untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadinya proses pembelajaran.

Penggunaan media untuk keperluan pembelajaran diawali dengan digunakannya alat bantu visual (AVA) dalam upaya menyajikan pengalamn konkret melalui visualisasi dengan tujuan antara lain untuk memperkenalkan, memperkaya, atau memperjelas konsep yang abstrak dan mendorong timbulnya kegiatan peserta didik lebih lanjut. Dengan penggunaan bahan visual maka suatu konsep yang sifatnya abstrak akan menjadi lebih konkret atau untuk menghindari verbalisme (Warsita,2008: 122).

e. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono,2009:1). Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pendapatan maka subjek evaluasi adalah guru (Arikunto, 2001:19). Evaluasi menempati urutan terakhir dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran langkah pokok

(49)

35

yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran antara lain:

1) Evaluasi awal (pretest)

Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pembelajaran (Sudijono,2009:69), ialah mengadakan pretest. Tujuan ialah untuk mengakui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan (mengenal huruf arab) secara baik dan benar berdasarkan makhrojnya.

2) Evaluasi harian (formatif)

Evaluasi formatif berfungsi pengumpulan data pada waktu pembelajaran berlangsung (Arikunto, 2005:222) yaitu bacaan siswa dari materi buku yanbu‟a. Secara individual guru mentashihkan bacaan murid, sedangkan murid membaca sendiri guru membimbing santri. Apabila murid salah membaca, cukup member peringatan dengan ketukan. Lewat evaluasi guru dapat memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai “teacher Centered”.

3) Evaluasi kenaikan jilid (sumatif)

Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi formatif (tes harian). Setelah guru mentashihkan bacaan siswa dianggap sudah memenuhi criteria baik dari kefasihan, makhrojnya siswa

(50)

36

dapat mengikuti tes jilid/kenaikan jilid melalui ustadz yang ditunjuk/guru yang lebih ahli dalam ilmu Qiro‟atil Qur‟an. Pelaksanaan disesuaikan dengan banyak sedikitnya santri.

4) Tahtiman/wisuda

Tahtiman/wisuda dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menyelesaikan juz I-IV dan memasuki tingkat atas sampai siswa mengkhatamkan al-Qur‟an dan mempraktekkan kaidah tajwid dan ghorib langsung dalam membaca al-Qur‟an dengan bimbingan seorang guru/ustadz.

D. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tutik Imfani ( 2011) yang berjudul Implementasi Pembelajaran Al-Qur‟an Dengan Metode Yanbu‟a Di RA Masyithoh Yayasan Sunan Prawoto Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan metode yanbu‟a dalam pembelajaran membaca al Qur'an di RA Masyithoh Yayasan Sunan Prawoto dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu pembelajaran klasikal dan individual, Pembelajaran untuk RA Masyithoh jilid 1-2 sedangkan 3-7 di M.I dan kurikulum pembelajaran disesuaikan masing-masing jilid yang telah ditentukan LMY (Lajnah

(51)

37

sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (tadarrus), talqin

(metode memahamkan lisan). Evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa tes harian dan tes kenaikan jilid ditetapkan kepala sekolah bekerjasama dengan guru.

2. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rahmawati (2009) yang berjudul “Penerapan Metode Yanbu‟a Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di Taman Pendidikan Al-Al-Qur‟an Husnut Tilawah Payaman Mejobo Kudus” menunjukkan bahwa penerapan metode Yanbu‟a dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an siswa jilid I sudah mengikuti seperti yang ada dalam panduan metode Yanbua. Materi yang diajarkan diutamakan materi membaca dari pada menulis. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran individual.

Dari penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu terletak dari segi metode dan objek. Adapun metode yang dipakai tetap sama melaikan dari segi jilid keperuntukan anak didik yang sesuai pada tingkatannya. Sedangkan objek disini sangat beda yaitu anak-anak yang sedang belajar pada tingkatan sekolah dasar.

(52)

38 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang 1. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyyah (MI) YAKTI

Alamat : Dusun Tosari, Desa Kebonagung, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang

NSM : 111233080135

Status/Terakreditasi : Swasta/ Akreditasi B Berdiri Tahun : 1974

Status Tanah/Luas : Wakaf/ 525 m

Nama Yayasan : YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah Islam )

2. Sejarah

MI Yakti Kebonagung Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang secara resmi berdiri pada tahun1974 dibawah naungan Yayasan LP Ma‟arif NU. Dengan semangat perjuangan para ulama Nahdlatul Ulama, para tokoh masyarakat, serta perangkat desa dalam mencerdaskan masyarakat, maka timbullah suatu pemikiran untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Islam. Akhirnya setelah melalui pengkajian, pendekatan dan proses musyawarah, maka sepakatlah untuk mendirikan MI YAKTI

(53)

39

Kebonagung yang terletak di Dususn Tosari Desa Kebonagung Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.

Disamping pemikiran diatas, pendirian MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang dilator belakangi oleh rasa kekhawatiran terhadap masyarakat sekitar akan minimnya pendidikan agama Islam yang akan menjadi dasar kehidupan mereka yang akan datang. Adapun para pendiri/pengurus yayasan MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang adalah:

Pelindung : Edi Suprayitno

Penasehat : K. Mulyadi

Ketua : Daroji

Prawito

Sekretaris : Bakroni

Slamet Sakroni

Bendahara : Muh Tamyiz

Sastro Warsito 3. Visi dan Misi

VISI: Terwujudnya Peserta Didik Yang Berakhlakul Karimah, Berpengetahuan Luas, dan Mempunyai Kecakapan Hidup.

MISI:

a. Melaksanakan pendidikan umum dan agama b. Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup c. Melaksanakan kurikuler dan ekstrakurikuler

(54)

40

d. Melaksanakan kegiatan kemasyarakatan dengan komite, orang tua dan pemerintah.

4. Struktur Organisasi

Gambar. 2

Struktur Organisasi MI Yakti Kebonagung

5. Monografi MI Yakti Kebonagung Teaglrejo Magelang

a. Keadaan Guru dan Karyawan MI Yakti Kebonagung Tegalrejo

MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang hanya memiliki beberapa guru. Dari kedelapan guru termasuk Kepala Sekolah, hanya satu guru yang bersatus Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan sisanya masih berstatus pegawai swasta. Rata-rata guru yang dimiliki merupakan sarjana dari berbagai jurusan. Masing-masing jurusan mengajar satu kelas.

(55)

41

b. Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P 1. I 6 7 13 2. II 9 6 15 3. III 9 7 16 4. IV 9 7 16 5. V 9 13 22 6. VI 9 4 13 Tabel. 2

Keadaan Siswa MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo

c. Struktur Kurikulum

Tingkat Kelas Alokasi Waktu

I II III IV V VI MATA PELAJARAN 1. Al-Quran Hadits 2 2 2 2 2 2 2. Aqidah Akhlaq 2 2 2 2 2 2 3. Fiqih 2 2 2 2 2 2 4 SKI - - 2 2 2 2 5. Bahasa Arab - - - 2 2 2 6. PKN 4 4 4 4 4 4 7. Bahasa Indonesia 4 6 6 6 6 6 8. Matematika 6 6 8 8 8 8 9. IPA 4 4 6 6 6 6 10. IPS 2 2 4 4 4 4 11. SBK 2 2 2 2 2 2 12. Penjaskes 4 4 4 4 4 4 13. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 14. Bahasa Inggris - - -- 2 2 2 15. Aswaja - - - 2 2 2

(56)

42 JUMLAH 28 28 28 50 50 50 Tabel.3 Struktur Kurikulum B. Penyajian Data 1. Subjek Penelitian a. Subjek Penelitian

Pelaksana penelitian ini adalah peneliti, sedangkan sebagai subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah peserta didik 16 siswa, yang mana terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Selama proses penelitian semua siswa mengikuti pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan.

NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN

1 2 3

1. ACHMAD NIZAR A Laki-laki

2. AFIYATUL HAYATI Perempuan

3. AHMAD ULINUHA Laki-laki

4. DIAN KHOIRUNNISA Perempuan

5. FATIMAH Perempuan

6. LINDA MAGHFIROH Perempuan

7. MUHAMMAD DAYYAN RIFKI Laki-laki

8. MUHAMMAD FAISAL Laki-laki

9. MUHAMMAD MULLI WADIQ Laki-laki

10. MUHAMMAD ZAENUDDIN Laki-laki

11. NURUL HUDA Laki-laki

(57)

43

13. USWATUN WAHIDAH Perempuan

14. LIYATUL MUNAJAT Perempuan

15. ANA MALIKHA Perempuan

16. M.A.F.C WULAN Perempuan

Tabel.4

Data Siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017

b. Kolaborator Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kagiatan belajar mengajar dan peneliti menyiapkan media pembelajaran dan melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama proses kegiatan tersebut.

(58)

44 2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perancangan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua yang telah direncanakan.

Untuk lebih rincinya, rencana penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pra Siklus

Prasiklus dilakukan untuk bisa mendapatkan data dari hasil penguasaan materi peserta didik, yang dijadikan sebagai tolak ukur perbandingan penguasaan materi sebelum dan sesudah adanya penelitian tindakan kelas. Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti biasa, dengan menggunakan metode biasa seperti ceramah atau demonstrasi. Kemudian di akhir pembelajaran diadakan evaluasi dengan memberi Lembar Kerja Siswa atau pre test, yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan pada siklus I. b. Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : dalam hal ini peneliti membuat RPP yang akan dilaksanakan pada

Gambar

Gambar 1  Model PTK
Foto 2 Menyimak Siswa Membbaca
Foto 4 Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh beberapa jenis obat yang berinteraksi antara lain captopril dengan antasida (minor), amlodipin dengan simvastatin

a) Deskripsi hukum positif sesuai dengan bahan hukum primer tentang Status Dan Batas Usia Anak Angkat Dalam Pewarisan Menurut Hukum Adat Toraja (Ma’ Tallang)

Untuk menguji hipotesis mengenai perbedaan konsep diri antara remaja yang sejak masa akhir kanak-kanaknya dibesarkan dipanti asuhan dengan remaja yang sejak masa

besar maupun perusahaan kecil dapat melakukan transaksi antar pihak berelasi. Hal tersebut dikarenakan dalam perkembangannya, praktek transfer pricing dimanfaatkan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan bubur pepaya dan bubur terung belanda berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut selai yang

pada penderita diare anak di Puskesmas Rawat Inap kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang (10,41%) yang lebih banyak didapat pada anak laki-laki dengan usia 1-3 tahun..

Diperlukan untuk memberikan arah dan dukungan terhadap manajemen keamanan informasi yang akan diterapkan dalam organisasi. Hal ini tidak selalu menjadi yang pertama dilakukan

Meskipun demikian, untuk meningkatkan efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel