• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENENTUKAN BATAS SATUAN BATUAN. Arie Noor Rakhman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENENTUKAN BATAS SATUAN BATUAN. Arie Noor Rakhman"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MENENTUKAN BATAS

SATUAN BATUAN

(2)

Pemetaan Geologi

• Kolom Litologi  Kolom Stratigrafi  Peta

Geologi

• Pemetaan geologi  menghasilkan

pembagian satuan batuan  batas satuan

batuan  korelasi antar profil/kolom litologi

(3)

Batas Satuan Batuan

• Bila ada dua geologist atau lebih melakukan pemetaan geologi di daerah yang sama  secara ideal akan

dihasilkan peta geologi yang sama  dengan

mempergunakan konsep pemetaan geologi yang sama • Hasil pemetaan geologi  geologist yang berbeda 

pada peta geologi yang telah diterbitkan  tampak ada perbedaan: salah satu diantaranya adalah

penarikan jalur garis yang menunjukkan batas satuan batuan.

• Namun demikian apabila dicermati lebih lanjut, jalur garis tersebut akan mempunyai pola yang sama.

(4)

Batas kontak

pada MS

(5)
(6)

Pedoman batas satuan batuan

Beberapa pedoman yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk atau ciri yang tampak di lapangan sebagai dasar penarikan jalur garis sebagai batas antar satuan batuan:

1. Kenampakan pada singkapan batuan yang segar 2. Kenampakan warna pelapukan batuan

3. Kenampakan fragmen rombakan atau pelapukan batuan

4. Liniasi mata air

5. Keadaan tanaman 6. Daerah tertimbun

(7)

Kenampakan pada singkapan batuan

yang segar

• Batas satuan batuan terlihat nyata di lapangan, merupakan suatu kenampakan yang tegas

• Contoh: antara batuan beku (dengan kenampakan fisik batuan yang masih segar) dengan batuan sedimen jenis batugamping.

• Pada peta geologi, batas ini digambarkan dengan sebuah jalur garis yang tegas dan menerus (tidak terputus-putus), membentuk garis lengkung tertutup, artinya awal jalur garis dengan akhir jalur garis akan bertemu dan berimpit.

• Kontak antara batuan beku dan batuan sekitarnya  bentuk kontak intrusi tidak mempunyai pola tertentu, proses intrusi sering diikuti dengan mineralisasi, ada kemungkinan diikuti dengan

(8)

Contoh Kontak Intrusi

• Batas antar satuan batuan (kontak intrusi) mungkin dijumpai di daerah dengan topografi landai, miring atau terjal.

• Contoh batas satuan yang tampak nyata tegas di lapangan, adalah batas antara intrusi batuan beku

andesit, berwarna hitam, yang menunjukkan struktur

columnar joints (kekar tiang) dengan batulempung

yang berwarna hitam, di daerah Kalisonggo, Sentolo, Jogyakarta  batas antar satuan batuan digambarkan dengan jalur garis lengkung tertutup yang tegas ( bukan merupakan garis terputus-putus).

(9)

Kenampakan warna pelapukan

batuan

• Masing-masing batuan mempunyai komposisi mineral yang dapat berbeda  bila mengalami pelapukan akan menghasilkan warna yang berbeda.

• Contoh: batugamping akan menghasilkan pelapukan lanjut dengan warna agak kecoklatan, sedang batulempung akan memberikan pelapukan lanjut dengan warna kehitaman.

• Korelasi antar kolom litologi  percampuran warna yang di

lapangan akan tampak dengan warna coklat gelap, ini akan dipakai sebagai jalur garis yang dianggap sebagai batas ke dua satuan

batuan itu.

• Penggambaran di peta geologi dapat merupakan garis lengkung terbuka ataupun garis lengkung tertutup, tergantung pada

(10)

Warna pelapukan batuan

laterit

(11)

Peran warna pelapukan

• Batas antar satuan batuan yang demikian mungkin

dijumpai di daerah dengan topografi miring atau terjal. • Contoh batas satuan yang ditunjukkan oleh perbedaan

warna pelapukan batuan: batas antara Formasi Mundu dengan jenis lithologi napal ( yang mempunyai warna pelapukan coklat muda dengan fragmen-fragmen napal yang berwarna putih), dengan Formasi Ledok dengan jenis lithologi batupasir glaukonit dengan sisipan

kalkarenit, yang mempunyai warna pelapukan agak kecoklatan dengan butiran-butiran glaukonit yang

berwarna kehijauan di daerah Kebonharjo, Kecamatan Jatirogo, Rembang, Jawa Timur).

(12)

Warna lapuk batuan

Batupasir glaukonit (greensand)

Batupasir glaukonit (greensand)  lapuk, kehijau-hijauan Napal  lapuk, coklat

(13)

Peran warna pelapukan… lanjutan

• Korelasi antar kolom litologi  dalam hal yang

demikian maka batas antar satuan batuan diambil

di daerah yang merupakan percampuran kedua

pelapukan Formasi tersebut.

• Batas satuan lithologi tersebut pada peta geologi

digambarkan sebagai jalur garis putus-putus yang

menerus. Jalur garis tersebut dapat berbentuk

garis lengkung terbuka atau garis lengkung

tertutup tergantung pada penyebaran litologi

penyusun satuan stratigrafi tersebut.

(14)

Kenampakan fragmen rombakan atau

pelapukan batuan

• Di daerah yang menunjukkan kemiringan lereng, batuan yang letaknya berada di topografis atas bila lapuk akan menghasilkan fragmen-fragmen batuan yang dapat tersebar sepanjang daerah perbatasan yang letaknya topografis berada di bawahnya.

• Batuan yang berada topografis di bagian bawah bila lapuk akan menghasilkan fragmen-fragmen batuan, namun belum banyak mengalami perpindahan.

• Pada umumnya fragmen yang merupakan hasil pelapukan batuan dengan komposisi mineralogi yang berbeda akan tampak dengan warna yang berbeda pula  korelasi litologi

• Daerah percampuran antara fragmen-fragmen tersebut dianggap sebagai garis batas antar satuan batuan yang akan digambarkan pada peta geologi.

(15)

Petunjuk rombakan dan lapukan

(16)

Batas oleh rombakan batuan

• Batas antar satuan batuan yang demikian mungkin dijumpai di daerah dengan topografi miring agak landai

• Salah satu contoh batas satuan yang demikian, dapat dijumpai di lereng timur Gunung Mujil, di Desa Sentolo, Kulon Progo, Jogyakarta, yaitu

fragmen-fragmen batuan breksi dari Formasi Breksi Andesit Tua (Old

Andesite Breccia Formation dari Cekungan Kulon Progo), yang merupakan

fragmen atau bongkah-bongkah breksi, berada dan menyebar di

permukaan batulempung yang berwarna hitam keabu-abuan dengan fragmen-fragmen dalam bentuk pecahan-pecahan batulempung dari Formasi Nanggulan Eocene (Nanggulan Eocene Formation).

(17)

Batas oleh rombakan batuan…

lanjutan

• Dalam hal yang demikian maka garis batas

antar satuan lithologi diperoleh dengan cara

pendekatan dan digambarkan dengan jalus

garis putus-putus yang menerus  korelasi

litologi.

• Jalur garis tersebut dapat berbentuk garis

lengkung terbuka atau garis lengkung tertutup

tergantung pada penyebaran lithologi

(18)

Liniasi mata air

• Mata air akan muncul apabila muka air tanah

(water table) terpotong oleh topografi.

• Mata air akan muncul pada alur-alur (creeks).

• Air akan keluar dan muncul sebagai rembesan

atau mata air bila terdapat batuan yang

permeable terletak di atas batuan yang

impermeable

• Contoh: batupasir menumpang di atas

batulempung.

(19)
(20)

Liniasi mata air… lanjutan

• Pada batas antara batupasir dan batulempung

akan muncul mata air yang ditemukan pada

alur-alur hasil erosi (creeks)

• Bila di lapangan terdapat beberapa mata air

yang letaknya pada satu jalur garis (dalam

bentuk liniasi mata air), maka jalur garis itu

dapat dianggap sebagai garis batas antar

satuan lithologi.

(21)

Liniasi mata air… lanjutan

• Batas antar satuan batuan oleh liniasi mata air 

mungkin dijumpai di daerah dengan topografi miring atau terjal

• Dalam hal yang demikian, jalur garis batas antar satuan batuan digambarkan sebagai garis putus-putus yang menerus  Jalur garis tersebut dapat berbentuk garis lengkung terbuka atau garis

lengkung tertutup tergantung pada penyebaran lithologi penyusun satuan stratigrafi tersebut.

(22)

Keadaan tanaman

• Jenis tanaman tertentu akan tumbuh pada

tanah hasil pelapukan batuan tertentu.

• Perbedaan pertumbuhan jenis tanaman ini

dapat juga dipergunakan sebagai salah satu

indikator kontak antara dua satuan batuan.

• Indikator ini akan lebih mencirikan apabila

tanaman itu tumbuh secara alami, bukan

(23)

Tanaman… contoh

• Sebagai salah satu contoh kenampakan yang

demikian dapat dijumpai di daerah Gunung

Butak. Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari,

Papua Barat.

• Pohon jati yang umum sebagai penciri daerah

karst  pohon jati mas, telah dibudidayakan

di lereng pegunungan vulkanik

(24)

Tanaman… contoh

• Di suatu wilayah yang merupakan penyebaran

batulempung yang sangat keras, kompak, dan

bersifat impermeable hanya ditumbuhi oleh

rumput dengan beberapa semak saja.

• Contoh: morfologi bukit di Timor yang

tersusun lempung Bobonaro yang umum

berupa

(25)

Tanaman… contoh

• Contoh: di sekeliling Dermaga Ransiki,

Manokwari, pada bukit-bukit memanjang di

pinggir jalan besar yang menyelusuri sepanjang

pinggir pantai. Disepanjang pinggir jalan tampak

fragmen atau bongkah batuan hasil runtuhan

batulempung. Runtuhan ini rupanya terjadi

pada saat pembangunan jalan tersebut. Dalam

hal yang demikian batas antar satuan dapat

(26)

Tanaman pada batuan beku

• Di lapangan, pada permukaan batuan beku (sifat porositas rendah sehingga kandungan air juga

rendah), tampak seperti gundul (tidak bervegetasi) pada permukaannya, hanya ditumbuhi rumput

secara sporadis, dikelilingi oleh vegetasi dalam

bentuk semak melingkar seolah-olah membentuk jalur garis lengkungan tertutup.

(27)

Tanaman pada batuan beku

• Jalur garis terebut yang dapat dianggap

sebagai garis batas antar satuan lithologi.

Kenampakan yang demikian dapat dilihat

apabila anda berada di daerah topografi tinggi

melihat ke daerah dengan topografi rendah 

disebut dengan istilah pandangan burung

(28)

Tanaman pada batuan beku

• Jalur garis batas antar satuan lithologi yang demikian mungkin dijumpai di daerah dengan topografi landai, miring atau terjal. • Salah satu contoh kenampakan yang demikian dapat anda

jumpai di daerah Gunung Butak, merupakan batuan beku andesite mengintrusi, dan berbatasan dengan batugamping dari Formasi Karren Kalk di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (yang termasuk dalam mandala Cekungan Rembang)  jalur garis batas antar satuan lithologi digambarkan dengan garis tegas yang menerus.

• Jalur garis ini pada pemetaan geologi merupakan garis lengkung yang tertutup.

(29)

jurus perlapisan batuan dengan

tanaman rumput

• Memperhatikan jurus perlapisan batuan dengan tanaman rumput “yang tampak teratur”.

• Dalam hal anda berhadapan dengan batuan

sedimen, maka kontak antara dua satuan batuan dengan tanaman “rumput yang tampak teratur”

dapat ditemukan bila anda melakukan pengamatan singkapan dengan arah jalur perjalanan tegak lurus pada perlapisan batuan sedimen.

(30)

jurus perlapisan batuan dengan

tanaman rumput… lanjutan

• Di tempat antar lapisan batuan sedimen

kadang-kadang ditumbuhi tanaman atau

rumput.

• Jalur garis batas antar satuan lithologi yang

demikian (jurus perlapisan batuan dengan

tanaman rumput) mungkin dijumpai di daerah

dengan topografi landai, atau miring

(31)

Perlapisan

batuan

(32)

jurus perlapisan batuan dengan

tanaman rumput… lanjutan

• Dalam pemetaan geologi  jalur garis batas

antar satuan lithologi digambarkan dengan

garis terputus-putus yang menerus.

• Garis ini dapat merupakan garis lengkung yang

tertutup atau terbuka tergantung dari

(33)

Tanah Laterit

• Tanah laterit adalah tanah hasil ‘pencucian’

sehingga kurang subur, kehilangan unsur hara,

dan tandus.

• Tanah ini awalnya subur namun karena zat

haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak

subur. Warna tanah ini kekuningan sampai

merah.

• Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah,

Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.

(34)
(35)

Daerah tertimbun

• Sangat dimungkinkan, batas antar satuan

lithologi yang tertimbun oleh endapan

campuran sering dan akan dijumpai di

lapangan.

• Sudah merupakan kesepakatan bersama

bahwa batas antar satuan lithologi yang

tertimbun itu digambarkan dengan titik-titik

yang membentuk sebuah garis menerus.

(36)

Metode korelasi di dalam

penentuan batas satuan batuan

• Kondisi kenampakan lapangan sangat kompleks. Kenampakan dapat berbeda antara satu tempat

dengan tempat yang lain, antara satu daerah dengan daerah yang lain.

• Tingkat pelapukan batuan dan landaian daerah

sangat mungkin sebagai salah satu faktor penentu dalam menarik jarus garis yang dianggap sebagai batas antar satuan lithologi.

• Cara yang akan anda pilih sangat ditentukan oleh temuan di lapangan.

(37)

Garis batas antar satuan

lithostratigrafi

• Sangat dimungkinkan pada satu jalur garis

batas antar satuan lithostratigrafi tidak

merupakan satu jalur garis yang tegas dan

menerus. Dapat juga pada satu jalur garis

batas antar satuan lithostratigrafi sebagian

dari segmen garis merupakan garis tegas,

bersambung dengan garis-garis putus.

(38)

Penerapan batas satuan batuan

pada peta geologi

Merupakan kesepakatan bersama, bahwa:

• Untuk batas antar satuan lithostratigrafi yang terlihat jelas di lapangan, pada peta geologi dilukiskan

dengan jalur garis,

• Untuk batas antar satuan lithostratigafi yang tidak terlihat dengan jelas di lapangan, pada peta geologi

dilukiskan dengan jalur garis-garis putus.

• Untuk batas antar satuan lithostratigrafi yang

tertimbun, pada peta geologi dilukiskan dengan jalur

(39)

Penerapan batas satuan batuan

pada peta geologi… lanjutan

• Kesemuanya itu dilukiskan non skala, artinya tebal garis tidak mengikuti skala yang dicantumkan pada peta geologi.

• Batas satuan lithostratigrafi pada peta geologi dilukiskan sebagai jalur garis non skala, artinya tebal garis yang

merupakan batas antar satuan lithostratigrafi tidak mengikuti besaran skala yang tercantum pada peta, dan lebih

menekankan pada cara penggambaran yang bernuansa artistik

• Garis-garis ini dapat merupakan manifestasi dan ekspresi perpotongan antara perlapisan batuan dengan keadaan topografi

(40)

Penerapan pada skala peta

• Dalam hal anda bekerja untuk membuat peta

geologi skala kecil (skala 1: 1000.000 hingga

skala 1:50.000)  maka jalur garis-garis yang

menggambarkan batas satuan lithostratigrafi

pada umumnya dilukiskan sebagai garis lurus.

(41)

Penerapan pada skala peta besar

(skala 1:25.000 hingga skala 1: 1.000)

• Bila anda menjumpai kontak antara batuan beku dengan batuan sedimen atau batuan beku dengan batuan metamorf, tidak ada cara lain selain melihat dan merunut dari satu tempat singkapan ke tempat singkapan yang lain, artinya batas satuan

litostratigrafi tidak mempunyai pola tertentu.

• Terdapat tendensi membentuk jalur polygon tertutup untuk batuan beku dan dapat merupakan jalur

(42)

Kontak batuan sedimen &

metamorf

• Bila anda menemui kontak antara batuan metamorf dengan batuan sedimen, batas antar satuan batuan harus dicermati dari lokasi singkapan yang satu ke lokasi singkapan yang lain, tidak ada pola khusus yang dapat membantu dalam menarik jalur garis

batas antar dua satuan lithostratigrafi yang demikian • Secara umum jalur batas antar satuan batuan ini

akan membentuk jalur polygon terbuka, namun dapat juga membentuk jalus polygon tertutup.

(43)

Kontak batuan vulkanik/piroklastik

• Kontak antara batuan metamorf, ataupun batuan sediment dengan batuan pyroklastik, batas antar satuan lithostratigrafi tersebut harus dicermati dari lokasi singkapan yang satu ke lokasi singkapan yang lain, tidak ada pola khusus yang dapat membantu dalam menarik jalur garis batas antar dua satuan lithostratigrafi yang demikian.

• Secara umum jalur batas antar satuan batuan ini akan membentuk jalur polygon terbuka, namun dapat juga membentuk jalus polygon tertutup.

(44)

Kontak batugamping nonklastik

• Bila di lapangan anda mendapatkan satuan lithostratigrafi batugamping non klastik (sering disebut sebagai

batugamping terumbu)  berbatasan dengan satuan

lithostratigrafi yang lain, maka jalur garis batas antar satuan lithostratigrafi tersebut harus dicermati dari singkapan di satu tempat ke singkapan ke tempat yang lain  asosiasi batuan perlu diperhatikan

• Pola jalur garis batas untuk satuan lithostrafi batugamping non klastik tidak mempunyai pola tertentu  Pola jalur garis batas ini dapat merupakan jalur polygon terbuka ataupun jalur polygon tertutup.

(45)

Singkapan Batugamping tidak berlapis

Singkapan Batugamping tidak berlapis, berupa packstone merupakan bagian atas

Formasi Tonasa. Lokasi Bandremanurung (Lemigas)

Singkapan Batugamping terumbu. Lokasi Padalarang (ITB)

(46)

Kontak kedudukan batuan sedimen

(diping)…. Hukum V

• Bila anda menjumpai batuan sedimen dengan

perlapisan yang miring (diping), maka dalam menarik jalur garis batas antar satuan lithostratigrafi, anda

harus memperhatikan hukum V (V rule).

• Bila anda menemui batuan sedimen dengan

perlapisan yang relatif horizontal (kemiringan kurang dari 5o), maka pola jalur garis batas antar satuan

lithostratigrafi akan relatif searah dengan pola jalur garis kontur yang ada.

(47)
(48)

Korelasi kontak aluvial

• Pola batas antar satuan lithostratigrafi dengan endapan campuran  umum menyebutkan dan memberi nama dengan endapan alluvial

• Dengan satu asumsi bahwa endapan campuran mempunyai kedudukan yang masih horizontal  maka jalur garis batas antar satuan lithostratigrafi dilukiskan mengikuti pola jalur garis kontur.

(49)

Pola penyebaran batuan sedimen

Dengan memperhatikan pola penyebaran batuan

sedimen  yang ditunjukkan dengan jalur garis batas satuan lithostratigrafi)  dapat mengetahui hubungan stratigrafi antara satuan lithostartirafi batuan sedimen yang satu dengan satuan lithostratigrafi batuan

sedimen yang lain dalam bentuk: • Hubungan membaji (wedging)

• Hubungan menjari (interfingering) • Hubungan normal (conformity)

Referensi

Dokumen terkait