1
Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen Persyaratan Permohonan Pembiayaan (Kredit Palsu) Pada Bank BRI Syariah
Perkara Nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel
ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
DISUSUN OLEH : JEFRI FERDIANSYAH 1510012111089 PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG HATTA
3
Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen Persyaratan Permohonan Pembiayaan (Kredit Palsu) Pada Bank BRI Syariah
Perkara Nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel Jefri Ferdiansyah1, Yetisma Saini,1 Yansalzisatry1,
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Email : jefrieferdiansyah@gmail.com
ABSTRACT
The falsification of the Credit Financing Application Documents at a Sharia Bank is regulated in Article 63 paragraph ( 1 ) of Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking . Case Number 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel, the defendant was proven guilty of imprisonment for 7 (seven) years, and a fine of Rp. 10,000,000,000 (ten billion rupiahs) if the criminal penalty is not paid, it is replaced with imprisonment for 3 (three) months. Formulation of the problems; 1) How is proof of falsification of credit application documents in law number 1318/ Pid.Sus /2018/PN.Jkt.Sel? 2) How is the judge's consideration in deciding the case of falsification of credit application documents in case Number 1318/Pid.Sus/ 2018/ PN.Jkt.Sel? This type of research is normative legal research . The data source is secondary data which includes primary, secondary, tertiary legal material . Data collection technique is the study of document. Data were analyzed qualitatively. Conclusions of the result 1) With the fulfillment of all elements indicted by the Public Prosecutor, the defendants have been proven legally and convincingly guilty of falsifying documents 2) That in their judgment the Judge used judicial considerations (indictments, claims, evidence) and non juridical (incriminating things, mitigating things) .
Keywords: Counterfeiting , Documents, Bank, Syariah
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mendirikan Perbankan syariah yang sudah lama dicita-citakan oleh umat Islam, hal ini terungkap dalam keputusan majelis Tarjih Muhammadiah yang diadakan disidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1998. Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga, atau biasa disebut bank tanpa bunga yaitu lembaga keuangan atau perbankan yang beroperasi dan produknya dikembangkan berlandaskan
pada Al-qur’an dan hadist, dengan kata lain bank syariah adalah lembaga keuangan yang memiliki usaha pokok memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta predaran uang dan pengoperasiannyahdisesuaikanhdengan
hprinsiphsyariathIslam.
Pemberlakuan Perbankan Syariah ditetapkanhdalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah selanjutnya disebut Undang-UndanghPerbankan.
Bank Syariah mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan nasional karena
4
pengoperasian yang disesuaikan berdasarkan prinsip- prinsip syariah Islam pada saat ini lebih diminati, disebabkan masyarakat mulai kurang percaya serta turunnya kenyamanan menggunakan Bank Konvensional dibandingkan Bank Syariah dikarnakan sistem riba yang terdapat di dalamnya. Menurut Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan yang menyatakan:
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antar bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari'ah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaaan modal (Musyarakah), prinsip jual-beli barang dengan memperolah keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah), atau adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah Wal Iqtina).1
Bank Syariah berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta predaran uang. Dalam menjalankan fungsinya memberikan pembiayaan atau kredit, pihak yang akan mengajukan kredit harus memenuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank yang bersangkutan sebagai berikut: 2
1
Zainuddin Ali, 2008, Hukum
Perbankan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm 151
2
Anonim, 2018, Tujuh Prosedur
Memperoleh Kredit Perbankan,
https://decengsolution.wordpress.com/2018/02/
10/7-tujuh-prosedur-memperoleh-kredit-1. Mengisi formulir aplikasi kredit 2. Melengkapi persyaratan
a. Data historis perusahaan b. Data proyeksi
c. Data jaminan
3. Penyerahan dokumen ke bank atau lembaga keuangan
4. Konfirmasi data atau dokumen oleh bank
5. Analisa kelayakan kredit oleh bank 6. Analisa keuangan oleh Bank 7. Persetujuan kredit oleh Bank
Dari prosedur tersebut terlihat upaya bank agar pemberian kredit yang dilakukan berjalan sesuai dengan semestinya. Tentu saja aturan yang ketat itu tidak hanya diberikan kepada pemohon kredit tetapi juga kepada pihak pemberi kredit sendiri yaitu bank sebagaimana di atur dalam Pasal 63 ayat (1) Undang-Undang Perbankan Syariah menyatakan:
Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki undang-undang syariah yang dengan sengaja
a. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS;
b. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS; dan/atau
perbankan, Diakses Pada Tanggal 03 November 2019
5
c. Mengubah,nmengaburkan,menyem bunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS, atau dengan sengaja mengubah,mengaburkan,menghila ngkan,menyembunyikan, hatau merusak catatan pembukuan tersebut
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
Salah satu bentuk tindak pidana yang terdapat di dalam undang-undang Perbankan syariah ini ialah tindak pidana pemalsuan dokumen. Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen dilakukan dalam membuat permohonan kredit menggunakan dokumen atau data yang tidak sesaui dengan semestinya, yang mana karena perbuatan tersebut menimbulkan kerugian terhadap bank.
Dalam kasus yang terjadi pada tahun 2018 perkara nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel yang dilakukan oleh pelaku Nur Rahman Ismail (Pegawai Bank) telah melakukan pemalsuan dokumen persyaratan permohonan pembiayaan kredit palsu di Bank BRI Syariah. Hal tersebut dilakukan dengan cara memalsukan identitas berupa KTP, KK, SURAT NIKAH serta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari calon nasabah yang tidak terdaftar dan terdaftar namun tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan tujuan untuk memperkaya diri. Akibat dari perbuatan tersebut pihak Bank BRI Syariah KCP Mayestik dirugikan dengan total
sejumlah Rp. 7.097.359.816,- (Tujuh Milyar Sembilan Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Delapan Ratus Enam Belas Rupiah). Perbuatan pelaku diketahui oleh
Investigasi Audit Saction Head (tim
audit) dan mengajukan perkara ke pengadilan. Di dalam persidangan putusan pelaku terbukti bersalah telah melakukan Tindak Pidana Pemalsuan, dan hakim menjatuhkan hukuman 7 (tujuh) tahun, serta Pidana Denda sebesar Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Milyar Rupiah) dengan ketentuan apabila Pidana Denda tersebut tidak dibayar diganti dengan Pidana Kurungan selama 3 (tiga) bulan.
Begitu besarnya upaya yang dilakukan oleh terdakwa dalam melakukan tindak pidana, dikaitkan dengan putusan Hakim menarik penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “Tindak Pidana
Pemalsuan Dokumen Persyaratan Permohonan Pembiayaan (Kredit Palsu) Pada Bank BRI Syariah
Perkara Nomor
1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel.”. 2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu :
a. Bagaimanakahhpembuktianhtindak pidana pemalsuan dokumen permohonan kredit dalam perkara Nomor
1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel? b. Bagaimanakah pertimbangan hakim
dalam memutus perkara tindakhpidanahpemalsuanhdokumen permohonan pembiayaan kredithpadahperkara
Nomor1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Se l?
3. Tujuan Penelitian
Dengan adanya permasalahan di atas, penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan sebagai berikut :
6
a. Untuk mengetahui pembuktian tindak pidana pemalsuan dokumen permohonan kredit dalam perkara Nomor
1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel? b. Untuk mengetahui pertimbangan
hakim dalam memutus perkara tindakhpidanahpemalsuanhdokumen permohonan pembiayaan kredit pada perkara Nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel?
4. Metode Penelitian
Dalam penelitian adalah penelitian hukum normatif. Sumber data adalah data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik Pengumpulan data adalah studi dokumen. Data dianalisis secara kualitatif.
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pembuktian Tindak Pidana PemalsuanhDokumenhPermohona nhKredithDalamhPerkarah Nomorh1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt. Sel
Untuk mengetahui proses pembuktian tindak pidana pemalsuan dokumen permohonan kredit dalam perkarahnomorh1318/Pid.Sus/2018/PN. Jkt.Sel perlu diketahui hal-hal yaitu: Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan bahwa perbuatan terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 63 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Selanjutnya Majelis Hakim dalam pertimbangannya, bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur adalah sebagai berikut:
1. Unsur Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS.
Dalam membuktikan bahwa saudara terdakwa Nur Rahman Ismail adalah selaku pegawai Bank Rakyat Indonesia syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan yang telah melakukan tindak pidana pemalsuan dokumen dapat dibuktikan sebagai berikut:
a. Identitas terdakwa
Nama Lengkap : Nur Rahman Ismail
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/Tanggal Lahir : 32 Tahun / 20 November 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Pekerjaan :Karyawan Swasta
Tempat tinggal : Jl. Trikora No. 22 Rt.01 Rw.09, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
b. Barang Bukti
1) 1 (satu) bundel Laporan Hasil Audit Investigasi Kantor Cabang Perwakilan Mayestik Nomor : 003/LHAI-UI/IAG/02/2018 tanggal 15 Pebruari 2018.
2) Surat Pernyataan secara tertulis dari Rahman Ismail selaku AO (Account
Officer) Bank Rakyat Indonesia
Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan.
3) Lembaran copy Surat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Nur Rahman Ismail.
4) 1 buah fotocopy Kartu Tanda Penduduk atas nama Nur Rahman Ismail.
5) 1 buah ID Card Bank Rakyat Indonesia Syariah atas nama Nur Rahman Ismail.
c. Keterangan Saksi
1) Saksi Afrie Ardiansyah yang menjabat Investigasi Audit Section
Head sejak awal tahun 2017 di Bank
7
dan tanggung jawab saksi adalah mengidentifikasi secara akurat subjek atau pihak yang bertanggung jawab, dampak finansial dan non finansial dan memberikan rekomendasi terhadap kejadian froud atau pelanggaran di internal Bank Rakyat Indonesia Syariah. Sekitar bulan Januari 2018 saksi mendapatkan informasi dari kantor cabang, perihal adanya kejadian yang diduga froud atau pelanggaran terjadi di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Myestik Jakarta Selatan berkaitan adanya nasabah fiktif yang mengajukan pembiayaan yang prosesnya melalui saudara Nur Rahman Ismail selaku Marketing Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan.
2) Saksi Sanferizal, SE, menjelaskan bahwa saksi menjabat sebagai
Financing Support Manager (FSM),
sejak tanggal 7 Februari 2017. Tugas dan tanggung jawab saksi adalah melakukan proses pengelolaan dokumen nasabah pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan serta proses pencairan pembiayaan. Saksi juga menjelaskan bahwa berdasarkan dokumen file pembiayaan yang digunakan saat proses pengajuan dan pencairan Pembiayaan Multi Guna/ Pembiayaan Multi Jasa proses di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik dengan nasabah karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan, yang berperan membuat data atau dokumen tidak asli adalah bagian AO (account
officer) yang saat itu dijabat oleh
Saudara Nur Rahman Ismail.
3) Saksi Ekantono Adi Prabowo, menjelaskan bahwa saksi bekerja di
Bank Rakyat Indonesia Syariah sejak tahun 2009 dan saksi menjabat sebagai Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Fatmawati sejak bulan Januari tahun 2017 dan tugas serta tanggung jawab saksi adalah menghimpun dan menyalurkan dana serta memberikan layanan jasa perbankan. Bahwa sejak tahun 2015 dan diketahui pada tanggal 18 Desember 2017 yang melakukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat atau penggelapan dalam jabatan dan atau tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik adalah karyawan Bank Rakyat Indonesia Syariah yang menjabat sebagai marketing Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan yang bernama saudara Nur Rahman Ismail.
d. Keterangan Terdakwa
Berdasarkan keterangan terdakwa di persidangan bahwa terdakwa mengakui telah berbuat kesalahan melakukan perbuatan sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Unsur dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS.
Dalam membuktikan unsur kedua ini maka yang menjadi alat bukti yang terungkap di persidangan yaitu:
a. Barang Bukti
1) 1 (satu) bundel Laporan Hasil Audit Investigasi Kantor Cabang Perwakilan Mayestik Nomor : 003/LHAI-UI/IAG/02/2018 tanggal 15 Februari 2018
8
2) Surat Pernyataan secara tertulis dari orang yang berperan sebagai nasabah palsu
3) 30 (tiga puluh) bundel dokumen perihal pengajuan nasabah Pembiayaan Multi Guna palsu 4) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan
bahwa Dr. Ahmad Jamaluddin, M.Kes tidak pernah membuat Surat Keterangan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring. 5) 1 buah Kartu Tanda Penduduk atas
nama Suhardani, Firman Ardiansyah 6) 1 buah Nomor Pokok Wajib Pajak
atas nama Suhardani
7) Buku tabungan yang terdaftar sebagai nasabah fiktif
b. Keterangan Saksi
1) Saksi Afrie Ardiansyah pada pokoknya menjelaskan bahwa perbuatan pidana Informasi Teknologi Eelektronik dan/atau penggelapan dalam jabatan dan/atau pemalsuan surat yang dilakukan oleh Terdakwa, adalah dengan cara membuat berupa adanya nasabah fiktif yang mengajukan pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik yang prosesnya melalui saudara terdakwa. Bahwa benar berdasarkan hasil audit dan pengakuan yang bersangkutan melakukan proses yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank Rakyat Indonesia Syariah.
2) Saksi Sanferizal, SE, menjelaskan bahwa saksi mengetahui perbuatan pidana Informasi Teknologi Eelektronik dan/atau penggelapan dalam jabatan dan/atau pemalsuan surat yang dilakukan oleh Terdakwa, saksi ketahui awalnya sekitar akhir Desember 2017. Bahwa saksi mendapatkan informasi setelah melakukan rekonsiliasi berkaitan dengan adanya nasabah pembiayaan karyawan Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring yang setelah dilakukan pengecekan dokumen yang ada di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan didapatkan temuan adanya beberapa nasabah yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan ternyata tidak terdaftar sebagai karyawan atau pekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan.
3) Saksi Dadang Sumarna S.H, M.H, menjelaskan pada pokoknya bahwa berdasarkan kronologis pengakuan tertulis yang dibuat oleh Terdakwa Nur Rahman Ismail saat melakukan
froud dengan cara menyiapkan
dokumen palsu dan nasabah fiktif saat proses pengajuan pembiayaan Multiguna Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan debitur karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Taman Puring Jakarta Selatan. Bahwa saksi memeriksaan dokumen sesuai dengan SP3 (Surat Prinsip Persetujuan Pembiayaan). Bahwa saksi melakukan proses penyiapan
draft akad dan melakukan proses
Akad atas pembiayaan Multiguna Bank Rakyat Indonesia Syariah yang dilakukan oleh AO (account Officer) atau Marketing Terdakwa Nur Rahman Ismail saat proses pembiayaan Multiguna yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Jakarta Selatan mulai tahun 2015.
4) Saksi Ekantono Adi Prabowo, menjelaskan pada pokonya bahwa saksi sebagai pelapor yang dikuasakan oleh perseroan terbatas (PT) Bank Rakyat Indonesia Syariah selaku korban untuk melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau penggelapan dalam
9
jabatan. Bahwa saksi menjelaskan cara terdakwa Nur Rahman Ismail melakukan tindak pidana tersebut dengan cara Saudara Nur Rahman Ismail mengajukan proses Pembiayaan Multi Guna yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Jakarta Selatan yang sebenarnya fiktif dengan menggunakan dokumen dan identitas nasabah yang dipalsukan. 5) Saksi Yusninawati alias Maesaroh,
menjelaskan bahwa saksi mencari orang untuk menjadi figuran sebagai calon debitur di Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah. Bahwa pada bulan Desember 2015 Saksi dihubungi oleh Terdakwa yang menanyakan ”bisa mencarikan orang tidak untuk dijadikan orang figuran nasabah Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah” kemudian saksi menjawab bahwa saksi mencoba memikirkan terlebih dahulu karena tidak mudah mencari orang tersebut. Bahwa sekitar bulan Februari 2016 terdakwa menanyakan kembali kepada saksi ”apakah sudah ada orang yang akan dijadikan orang figuran sebagai nasabah Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah” kemudian saksi menjawab ”ini sudah ada pak” setelah saksi mengirimkan nama-nama serta memfotokan calon Nasabah dan meyakinkan kepada calon nasabah akan mendapatkan uang bayaran ketika akan menjadi orang figuran tersebut sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
6) Saksi Januar Erison Simandalahi, mengatakan saksi pada saat ini bekerja di Bank Central Asia Kantor Cabang Pembantu Pasar Cipulir dengan jabatan Kepala Layanan Operasi (KLO) sejak bulan Mei 2014 dengan tugas tanggung jawab sehari-hari yaitu memeriksa semua
transaksi di cabang khususnya
operasional teller dan back office.
Bahwa benar No. Rekening 4761329094 atas nama Yusninawati tercatat sebagai nasabah Bank Central Asia dan dibuka pada tanggal 27 Januari 2014 atas nama pembuka Yusninawati. Bahwa benar mutasi rekening koran atas nama Yusninawati dengan No. Rekening 4761329094 dari tanggal 28 Januari 2016 sampai dengan tanggal 27 Oktober 2017 adalah transaksi mutasi rekening yang sesuai atas nama Yusninawati yaitu Yusninawati telah menerima uang transfer dari orang-orang tersebut dengan jumlah sebagaimana tertera dalam tabel.
c. Keterangan Ahli
Ahli Arus Akbar Silondae, SH. LL.M, menjelaskan bahwa ahli adalah ahli perbankan. Bahwa merujuk pada fakta-fakta hukum yang dikemukakan di atas maka ahli berpendapat perbuatan terdakwa Nur Rahman Ismail dapat dikategorikan “Tindak pidana Perbankan perbuatan yang membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank syariah atau Unit Usaha Syariah. Bahwa perbuatan Nur Rahman Ismail merupakan perbuatan pidana Perbankan pelanggaran Pasal 63 ayat (1) huruf a UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan “anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah.
10
Bahwa di persidangan terdakwa mengakui :
1) Melakukan perbuatan membuat dokumen palsu.
2) Melakukan perbuatan pemalsuan dokumen ini mengatas namakan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan.
3) Dalam melakukan perbuatan pemalsuan dokumen bekerja sama dengan saudari Yusninawati alias Maesaroh dan saudara Bayu dalam memuluskan rencana terdakwa. 4) Barang bukti yang ditunjukan di
persidangan benar barang bukti yang berkaitan dengan perbuatan pemalsuan dokumen yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian di atas, dengan demikian unsur kesatu “Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki Undang-Undang Syariah” dan unsur kedua “Dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS” telah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
2. Pertimbangan Hakim dalam Memutus Perkara Tindak Pidana
Pemalsjuan Dokumen
Permohonan Pembiayaan Kredit
Pada Perkara
1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel
Selanjutnya adapun pertimbangan hakim dalam tindak pidana pemalsuan dokumen persyaratan permohonan pembiayaan (kredit palsu) pada Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah Perkara Nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel
berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan, terdakwa
dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya. Dalam menjatuhkan putusan, maka hal-hal yang menjadi pertimbangan adalah :
a. Pertimbangan Yuridis
1) Dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Bahwa pada tanggal 14 November 2018 Jaksa Penuntut Umum telah membacakan Surat Dakwaan terhadap terdakwa Nur Rahman Ismail selaku Account Officer Bank Rakyat Indonesia Syariah Kepala Cabang Pembantu Mayestik pada tahun 2015-2017 dalam kurun waktu bulan Februaru 2015 sampai dengan Oktober tahun 2017, atau setidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam kewenangan daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan “dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau Undang-Undang Syariah”.
2) Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, pada pokoknya sebagai berikut:
a) Menyatakan terdakwa Nur Rahman Ismail terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah.
b) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Nur Rahman Ismail selama 10 (sepuluh) tahun dikurangi dengan masa tahanan yang telah dijalani
11
oleh terdakwa dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan dipidana denda sebesar Rp. 10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) subsidair 6 (enam) bulan pidana kurungan. c) Menyatakan Barang Bukti
(sebagaimana disebutkan dalam pembuktian) untuk dirampas dan dimusnahkan.
d) Membebankan kepada terdakwa supaya membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
3) Alat Bukti a) Barang Bukti
(1). 1 (satu) bundel Laporan Hasil Audit Investigasi Kantor Cabang Perwakilan Mayestik Nomor : 003/LHAI-UI/IAG/02/2018
tanggal 15 Pebruari 2018.
(2). Surat Pernyataan secara tertulis dari Rahman Ismail selaku AO (Account Officer) Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan.
(3). Surat Pernyataan secara tertulis dari orang yang berperan sebagai nasabah palsu dan identitasnya dipalsukan.
(4). 30 (tiga puluh) bundel dokumen perihal pengajuan nasabah Pembiayaan Multi Guna palsu. (5). 1 (satu) lembar Surat Pernyataan
bahwa Dr. Ahmad Jamaluddin, M.Kes yang menyatakan bahwa dia tidak pernah membuat Surat Keterangan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring. (6). Lembaran copy Surat Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu antara PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Nur Rahman Ismail.
(7). 1 buah Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu atas nama Suhardani, Firman Ardiansyah.
(8). 1 buah Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama Suhardani.
(9). 1 buah ID Card Bank Rakyat Indonesia Syariah atas nama Nur Rahman Ismail.
(10). Buku tabungan yang terdaftar sebagai nasabah fiktif
b) Keterangan Saksi
(1). Saksi Afrie Ardiansyah pada pokoknya menjelaskan bahwa perbuatan pidana Informasi Teknologi Eelektronik dan/atau penggelapan dalam jabatan dan/atau pemalsuan surat yang dilakukan oleh Terdakwa. Perbuatan tersebut berupa adanya nasabah fiktif yang mengajukan pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Mayestik yang prosesnya melalui saudara terdakwa. Bahwa benar berdasarkan hasil audit dan pengakuan yang bersangkutan melakukan proses yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank Rakyat Indonesia Syariah. Dimana terdakwa juga mengakui data dan nama-nama dalam pengajuan pembiayaan menggunakan dokumen palsu dan nasabah fiktif.
(2). Saksi Sanferizal, SE, menjelaskan bahwa bahwa saksi mengetahui perbuatan pidana Informasi Teknologi Eelektronik dan/atau penggelapan dalam jabatan dan/atau pemalsuan surat yang dilakukan oleh Terdakwa, saksi ketahui awalnya sekitar akhir Desember 2017. Bahwa saksi mendapatkan informasi setelah melakukan rekonsiliasi berkaitan dengan adanya nasabah pembiayaan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring yang setelah dilakukan pengecekan dokumen yang ada di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu
12
Mayestik Jakarta Selatan didapatkan temuan adanya beberapa nasabah yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan ternyata tidak terdaftar sebagai karyawan atau pekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan.
(3). Saksi Dadang Sumarna S.H, M.H, menjelaskan pada pokoknya bahwa berdasarkan kronologis pengakuan tertulis yang dibuat oleh Terdakwa Nur Rahman Ismail saat melakukan froud dengan cara menyiapkan dokumen palsu dan nasabah fiktif saat proses pengajuan pembiayaan Multiguna Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan debitur karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Taman Puring Jakarta Selatan. Bahwa saksi memeriksaan dokumen sesuai dengan SP3 (Surat Prinsip Persetujuan Pembiayaan). Bahwa saksi melakukan proses penyiapan
draft akad dan melakukan proses
Akad atas pembiayaan Multiguna Bank Rakyat Indonesia Syariah yang dilakukan oleh AO (account
Officer) atau Marketing Terdakwa
Nur Rahman Ismail saat proses pembiayaan Multiguna yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Jakarta Selatan mulai tahun 2015. Awalnya pada sekitar bulan November 2017 terdapat closing Audit Internal Pusat (Audit Tahunan) yang terdapat adanya temuan beberapa nasabah debitur dengan status Kolektibilatas, yaitu tagihan angsuran satu bulan Macet. Diketahui semua nasabah tersebut tercatat sebagai debitur pembiayaan Multiguna Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor
Cabang Pembantu Mayestik Jakarta Selatan.
(4). Saksi Ekantono Adi Prabowo, menjelaskan pada pokonya bahwa saksi sebagai pelapor yang dikuasakan oleh perseroan terbatas (PT) Bank Rakyat Indonesia Syariah selaku korban untuk melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau penggelapan dalam jabatan. Bahwa saksi menjelaskan cara terdakwa Nur Rahman Ismail melakukan tindak pidana tersebut dengan cara Saudara Nur Rahman Ismail mengajukan proses Pembiayaan Multi Guna yang mengatasnamakan karyawan Rumah Sakit Muhamaddiyah Jakarta Selatan yang sebenarnya fiktif dengan menggunakan dokumen dan identitas nasabah yang dipalsukan.
(5). Saksi Yusninawati alias Maesaroh, menjelaskan bahwa saksi mencari orang untuk menjadi figuran sebagai calon debitur di Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah. Bahwa pada bulan Desember 2015 Saksi dihubungi oleh Terdakwa yang menanyakan ”bisa mencarikan orang tidak untuk dijadikan orang figuran nasabah Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah” kemudian saksi menjawab bahwa saksi mencoba memikirkan terlebih dahulu karena tidak mudah mencari orang tersebut. Bahwa saksi menyatakan perannya membantu terdakwa dalam melakukan tindak pidana adalah mencari orang yang akan dijadikan calon nasabah fiktif, mebuat identitas para calon nasabah fiktif serta meyakinkan kepada calon nasabah mengenai hal-hal yang harus dilakukan saat proses akad.
13
(6). Saksi Januar Erison Simandalahi, mengatakan saksi pada saat ini bekerja di Bank Central Asia Kantor Cabang Pembantu Pasar Cipulir dengan jabatan Kepala Layanan Operasi (KLO) sejak bulan Mei 2014 dengan tugas tanggung jawab sehari-hari yaitu memeriksa semua transaksi di cabang khususnya operasional teller dan back office. Bahwa benar
No. Rekening 4761329094 atas nama Yusninawati tercatat sebagai nasabah Bank Central Asia dan dibuka pada tanggal 27 Januari 2014 atas nama pembuka Yusninawati.
c) Keterangan Saksi
Ahli Arus Akbar Silondae, SH. LL.M, menjelaskan bahwa ahli adalah ahli perbankan. Bahwa merujuk pada fakta-fakta hukum yang dikemukakan di atas maka ahli berpendapat perbuatan terdakwa Nur Rahman Ismail dapat dikategorikan “Tindak pidana Perbankan perbuatan yang membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank syariah atau Unit Usaha Syariah. Bahwa perbuatan Nur Rahman Ismail merupakan perbuatan pidana Perbankan pelanggaran Pasal 63 ayat (1) huruf a UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan “anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah.
d) Keterangan Terdakwa Bahwa terdakwa mengakui:
(1). Melakukan perbuatan membuat dokumen palsu.
(2). Melakukan perbuatan pemalsuan dokumen ini mengatas namakan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan.
(3). Dalam melakukan perbuatan pemalsuan dokumen bekerja sama dengan saudari Yusninawati alias Maesaroh dan saudara Bayu dalam memuluskan rencana terdakwa. (4). Barang bukti yang ditunjukan di
persidangan benar barang bukti yang berkaitan dengan perbuatan pemalsuan dokumen yang dilakukannya.
b. Pertimbangan Non Yuridis
Bahwa sebelum menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka akan terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan :
1) Hal-hal yang memberatkan
a) Perbuatan terdakwa telah menimbulkan kerugian pada Bank Rakyat Indonesia Syariah
b) Perbuatan terdakwa telah membuat kepercayaan masyarakat pada Bank di Indonesia menurun
2) Hal-hal yang memberatkan a) Terdakwa belum pernah dihukum b) Terdakwa berlaku sopan di
persidangan
Majelis Hakim dalam perkara ini menjatuhkan putusan pemidanaan dengan mempertimbangkan aspek yuridis dan aspek non yuridis.
Kerana terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, dan/atau laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah” dipidana penjara selama 7 (tujuh) tahun, dan
14
pidana denda sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan. Maka menurut penulis, pengambilan keputusan dalam perkara Nomor 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel yang dilakukan oleh Majelis Hakim belum tepat karena begitu besarnya upaya yang dilakukan oleh terdakwa dalam melakukan tindak pidana pemalsuan dokumen tersebut maka seharusnya Majelis Hakim memberatkan hukuman setimpal terhadap terdakwa.
C. Penutup 1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulkan sebagai berikut :
a. Pembuktian hukum pidana materil terhadap perkara Nomor :1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel, didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan saksi, keterangan terdakwa, maupun alat-alat bukti. Bahwa perbuatan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum telah terbukti secara sah dan meyakinkan, serta terdakwa telah mengakui keterangan saksi dan alat bukti yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum sebagaimana proses persidangan untuk membuktikan terdakwa melakukan tindak pidana pemalsuan dokumen tersebut.
b. Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam putusan 1318/Pid.Sus/2018/PN.Jkt.Sel, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan di atas bahwa Majelis Hakim berkeyakinan saudara terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinan
bersalah melakukan tindak pidana pemalsuan dokumen serta memperhatikan undang-undang yang berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan hakim. Dalam memutuskan perkara yang menjadi pertimbangan Hakim adalah dakwaan Jaksa Penuntut Umum, tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan alat bukti sebagaimana proses persidangan. Maka Majelis Hakim memutuskan pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda sebesar Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :
a. Diharapkan kepada Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini dalam menjatuhkan hukuman kepada terdakwa untuk kedepannya haruslah memberikan hukuman sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sehingga menimbulkan efek jera untuk tidak melakukannya lagi.
b. Diharapkan kepada seluruh pegawai Bank baik itu Bank Konvensional maupun Bank Syariah dalam memberikan pembiayaan kepada masyarakat, haruslah mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan dengan tujuan supaya untuk menghindari timbulnya kerugian terhadap Bank itu sendiri akan tetapi juga terhadap perekonomian Masyarakat banyak serta kestabilan perekonomian negara.
Daftar Pustaka A. Buku-buku
15 Abdurrahman A, 1993, Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan, Pradnya Paramita, Jakarta
Ahmad Rifai, 2010, Penemuan Hukum
oleh Hakim dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar Grafika,
Jakarta.
__________, 2002, Pelajaran Hukum
Pidana bagian I, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Bambang Waluyo, 1996, Sistem
Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta.
Departemen Kehakiman, 1992,
Laporan Akhir Penelitian Masalah-Masalah Hukum Kejahatan Perbankan, BPHN,
Jakarta.
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan
Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Marzuki, 1983, Metodelogi Riset, PT.Hanindita Offset, Yogyakarta.
Muhammad Djumhana, 2000, Hukum
Perbankan di Indonesia, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung. M. Yahya Harahap, 2006, Pembahasan
permasalahan dan penerapan KUHAP, Edisi kedua, Sinar
Grafika, Jakarta. N.H.T. Siahaan, 2008, Money
Laundering & Kejahatan Perbankan Edisi Ketiga Cetakan Ketiga, Jala Permata,
Jakarta.
Nikmah Rosidah, 2011, Asas-Asas
Hukum Pidana, Pustaka
Magister, Semarang.
Rusli Muhammad, 2007, Hukum Acara
Pidana Kontemporer, Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Sudikno Mertokusumo, 2003,
Mengenal Hukum Suatu
Pengantar, Liberty, Yogyakarta.
Waluyadi, 2004, Hukum Pembuktian
dalam Perkara Pidana untuk Mahasiswa dan Praktisi,
Mandar Maju, Bandung.
Zainudin Ali, 2008, Hukum Perbankan
Syariah, Sinar Grafika, Jakarta.
__________, 2009, Metode Penelitian
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
C. Sumber Lainnya
Anonim, 2007, Jenis-jenis Putusan
Final dalam Pengadilan Pidana
https://anggara.org/2007/12/27/je nis-jenis-putusan-final-dalam-pengadilan-pidana.
Anonim, 2018, tujuh prosedur memperoleh kredit perbankan,
https://decengsolution.wordpres s.com/2018/02/10/7-tujuh- prosedur-memperoleh-kredit-perbankan.
16