• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Keluarga berencana dan keluarga sejahtera memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, yang tidak terpisahkan dengan urusan pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan. Implementasi otonomi daerah telah berimplikasi pada pergeseran kewenangan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera yang semula kewenangan pusat menjadi kewenangan masing-masing kabupaten/kota sejak dikeluarkannya PP 25 Tahun 2000. Desentralisasi ini menyebabkan kewenangan pemerintah pusat semakin berkurang hanya fungsi yang sifatnya makro seperti pembuat kebijakan dan strategi, sedangkan wewenang yang sifatnya mikro seperti pelayanan dan anggaran menjadi wewenang dari masing-masing Kabupaten/Kota.

Tujuan pembangunan dalam urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah membentuk keluarga yang berkualitas, yaitu suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. Pelaksanaan pembangunan dalam urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Wonosobo masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yaitu partisipasi keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1 untuk menjadi peserta KB masih rendah, tingkat kemiskinan yang ditunjukkan oleh jumlah keluarga pra KS dan KS I yang masih tinggi, serta rendahnya tingkat pengetahuan reproduksi remaja. Oleh karena itu, sasaran utama pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah terkendalinya angka kelahiran melalui peningkatan peserta KB aktif dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), peningkatan pengetahuan reproduksi remaja yang ditandai dengan peningkatan usia perkawinan pertama perempuan, serta peningkatan ketahanan keluarga.

Berdasarkan permasalahan tersebut kebijakan pembangunan dalam urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemberdayaan keluarga. Dalam pelaksanaanya pembangunan tersebut didasarkan pada pengumpulan data dan informasi keluarga yang berbasis data mikro.

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

Pelaksanaan pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera, melalui APBD Tahun 2012 telah memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp7.261.918.950,00 atau 0,66 % dari total APBD Tahun 2012 yang berjumlah Rp 1.107.938.250.383. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp 6.974.901.541,00 atau 96,05%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan berbagai program dengan rincian sebagai berikut :

(2)

Tabel IV.B.15.1

Program dan Realisasi Anggaran

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2012

No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

A Belanja Langsung 1.818.420.950,00 1.800.865.360,00

1 Program Keluarga Berencana 1.261.844.150,00 1.250.161.150,00 2 Program Kesehatan Reproduksi

Remaja

30.000.000,00 30.000.000,00 3 Program Pelayanan Kontrasepsi 110.000.000,00 107.301.000,00 4 Program Pemberdayaan Keluarga 130.000.000,00 130.000.000,00 5 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

199.837.000,00 196.704.723,00 6 Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

86.739.800,00 86.698.487,00

B Belanja Langsung 5.443.498.000,00 5.174.036.181,00

1 Belanja Pegawai 5.443.498.000,00 5.174.036.181,00 Gaji dan Tunjangan 5.006.998.000,00 4.743.451.181,00 Tambahan Penghasilan 436.500.000,00 430.585.000,00

Insentif Pajak/Retribusi Daerah - -

2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial - -

3 Belanja Tidak Tersangka - -

Jumlah total 7.261.918.950,00 6.974.901.541,00 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah)

b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Keluarga Berencana

Program ini bertujuan untuk meningkatkan peserta KB, khususnya untuk Pasangan Usia Subur (PUS). Pelaksanaan program keluarga berencana diawali dengan pengelolaan data keluarga dengan formulir R/I/KS/10 di 15 kecamatan 265 desa dengan sasaran seluruh keluarga terdata. Hasil dari pengumpulan data ini berguna sebagai bahan evaluasi dan penentuan kebijakan dan perencanaan program pada tahun-tahun mendatang.

Peningkatkan akses dan kualitas program KB dilaksanakan melalui pengadaan sarana prasarana KB berupa 6 unit Obgyn bed untuk pemeriksaan dan pelayanan kandungan, termasuk untuk pemasangan dan pencabutan IUD, 23 set KIE kit (alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan dan VCD sosialisasi kontrasepsi) sebagai media sosialisasi program KB kepada masyarakat, serta 22 sarana PLKB dan 30 unit sepeda motor sebagai alat bantu PLKB dalam melaksanakan penyuluhan dan konseling.

Kegiatan lain untuk mendukung program ini juga dilakukan dengan refresh RR untuk petugas lapangan KB dan petugas klinik, monitoring dan evaluasi program KB, peningkatan partisipasi pria dalam KB dan KR dengan optimalisasi paguyuban “Priyo Utomo”, pameran pembangunan KB, Rehab Billboard, pelayanan KB serentak, pembuatan leaflet, dan sosialisasi program KB dengan Mobil Unit Penerangan (MUPEN).

(3)

stakeholder, untuk itu TNI bersama jajarannya ikut berperan aktif dalam keberhasilan program KB dan kesehatan melalui kegiatan-kegiatan TMKK (TNI Manunggal KB Kesehatan). Selain itu PKK sebagai stake holder di masyarakat juga sangat membantu keberhasilan program KB dilaksanakan kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan.

Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Tingginya angka pasangan usia subur yang istrinya berusia kurang dari 20 tahun dan semakin memprihatinkannya pergaulan bebas di kalangan remaja menyebabkan program ini sangat penting untuk dilaksanakan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja serta untuk mencegah remaja dari pergaulan seks bebas, penggunaan obat-obat terlarang, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) dan perilaku menyimpang lainnya dan merupakan upaya untuk pendewasakan usia perkawinan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan PIK (Pusat Informasi dan Konseling) dan orientasi/ pengembangan dan peningkatan kualitas pengurus PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di 15 kecamatan.

Program Pelayanan Kontrasepsi

Upaya peningkatan peserta KB baru dan KB aktif memerlukan peralatan dan obat kontrasepsi yang memadai, namun alat atau obat kontrasepsi yang berasal dari BKKBN melalui BKKBN Propinsi Jawa Tengah tahun 2012 belum mencukupi, oleh karenaitu, badan keluarga berencana Kabupaten Wonosobo melaksanakan pengadaan alat atau obat kontrasepsi sebanyak 18.000 strip pil KB dan 240 set implant. Pengadaan obat dan alat kontrasepsi tersebut diutamakan diberikan kepada keluarga Pra sejahtera dan Sejahtera I yang ingin ber KB tetapi tidak mampu membiayai secara mandiri.

Selain itu peningkatan peserta KB dengan metode KB mantap yang tingkat kegagalannya rendah terus dilaksanakan melalui pelayanan KB medis operasi (MOP dan MOW) dan Impalnt. Sasaran utama peserta KB dengan metode ini adalah keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

Program Pemberdayaan Keluarga

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga dengan membentuk keluarga yang mandiri dan sejahtera. Melalui program ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan diantaranya pelatihan dan pembinaan Panca Bina Keluarga bagi para kader guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam membina kelompok bina keluarga. Selanjutnya untuk meningkatkan peran PPKBD disediakan operasional PPKBD. Dalam hal pemberdayaan ekonomi keluarga tahun 2012 terus dilakukan pembinaan kelompok UPPKS dan magang kader UPPKS dan untuk memantau dan mencatat perkembangan anak dalam pola asuh tumbuh kembang anak balita melalui pengadaan KKA (Kartu Kembang Anak) sebanyak 2.800 lembar.

(4)

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Keluarga Berencana telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah.

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor.

Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Capaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2012 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah tersaji pada tabel berikut :

Tabel IV.B.15.2

Capaian kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2012 Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD

Capaian Kinerja

2011 2012

1 Prevalensi peserta KB aktif (Σ peserta program KB aktif) / (Σ pasangan usia subur) x 100%

81,15% 135.999 ---x100% 165.707 =82,07% 2 Keluarga Pra Sejahtera dan

Keluarga Sejahtera I

(Σ keluarga pra sejahtera dan sejahtera I) / (Σ jumlah keluarga) x 100% 46,19% 103.089 ---x100% 238.400 =43,24% Sumber : Badan KB

Capaian kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selain berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah juga dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator kinerja berdasarkan RKPD yang tersaji pada tabel berikut:

(5)

Tabel IV.B.15.3

Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010-2012 Berdasarkan RPJMD/RKPD Tahun 2012

No. Indikator Capaian Kinerja

2011 2012

1 Total Fertility Rate (TFR) 2,26 1,999 2 Jumlah Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB

Baru

27.447 25.014

3 Peserta KB baru Pria 3,30% 2,57%

4 Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet need)

9,97% 9,39%

5 Drop out KB 19,23% 17,30%

6 Terbentuknya PIK KRR di setiap kecamatan 35 39 7 Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya di bawah

usia 20 tahun

3,12% 2,78% Sumber : Badan KB

Berdasarkan analisa pencapaian kinerja pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun 2012, pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera telah menunjukkan hasil yang menggembirakan yang ditandai dengan penurunan prosentase keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I sebesar 2,95% dari 46,19% pada tahun 2011 menjadi 43,24% pada tahun 2012, penurunan angka kelahiran total TFR (Total Fertility Rate) sebesar 0,27 dari 2,26 pada tahun 2011 menjadi 1,999 pada tahun 2012. Selanjutnya dalam upaya pendewasaan usia perkawinan tingkat pencapaian PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun pada tahun 2012 menurun sebesar 0,34% dari 3,12% menjadi 2,78%. Pencapaian ini didukung dengan terbentuknya PIK KRR di setiap kecamatan yang terus mengalami peningkatan dari 35 PIK KRR tahun 2011 menjadi 39 PIK KRR tahun 2012. Keberhasilan ini berdampak positif pada penurunan laju pertumbuhan pendududk sebesar 0,51 %, dari 0,66% tahun 2011 menurun menjadi 0,15 pada tahun 2012 (sumber : BPS). Penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja.

Selanjutnya untuk angka prevalensi peserta KB aktif pada tahun 2012 sudah melebihi target SPM tahun 2014 sebesar 65%, dan mengalami kenaikan sebesar 0,92% dari 81,15% pada tahun 2011 menjadi 82,07% pada tahun 2012 dengan komposisi penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek seperti suntik, kondom dan pil masih mendominasi. Data terkait dengan metode kontrasepsi bagi perserta KB tersaji pada tabel berikut:

(6)

Tabel IV.B.15.4

Peserta KB Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2011-2012 No. Metode Kontrasepsi 2011 (%) 2012 (%)

1 IUD 10,02 10,15 2 MOW 8,75 8,56 3 MOP 1,39 1,33 4 Kondom 0,89 0,97 5 Implant 18,45 19,49 6 Suntik 49,95 49,58 7 Pil 10,55 9,92 Sumber: Badan KB

Selain masih didominasi metode kontrasepsi jangka pendek pelayanan KB di Kabupaten Wonosobo juga masih dihadapkan pada permasalahan kepesertaan KB pria yang masih rendah, meskipun peserta KB aktif pria pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,02% dibandingkan tahun 2011 namun prosentasenya sangat rendah dibandingkan denganpeserta KB aktif wanita. Hal ini disebabkan karena masih adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa KB merupakan urusan wanita saja, selain itu juga adanya kekhawatiran pria dalam menggunakan alat kontrasepsi MOP dapat menurunkan libido.

Peserta KB baru tahun 2012 sejumlah 25.014 akseptor atau sekitar 108,10% dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat) peserta Kb baru sejumlah 23.140. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber KB tapi tidak terpenuhi (unmet need) di kabupaten Wonosobo masih tinggi yaitu sekitar 9,39%. Hal ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan, akses dan kualitas pelayanan.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan melalui KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) bagi seluruh masyarakat terutama Pasangan Usia Subur (PUS) dan peningkatan partisipasi keluarga pra KS dan KS I untuk menjadi peserta KB, sehingga diharapkan kebutuhan Pasangan Usia Subur yang ingin ber KB dapat terpenuhi.

Prestasi Urusan Keluarga Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera :

TP. PKK Kabupaten Wonosobo memperoleh penghargaan terbaik ke tiga tingkat Nasional lomba PKK KB/Kes.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Kinerja dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2012 masih dihadapkan pada beberapa permasalahan di antaranya:

 Tingginya angka dropout peserta KB

 Rendahnya partisipasi keluarga pra sejahtera dan sejahtera untuk menjadi peserta KB aktif

 Masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.  Partisipasi kaum pria dalam ber-KB masih rendah.

(7)

 Rendahnya ketahanan keluarga yang ditandai dengan tingginya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.

Solusi pemecahan yang dapat dilakukan antara lain :  Revitalisasi program KB

 Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja dengan peningkatan jumlah dan peran PIK KKR di setiap kecamatan

 Meningkatkan peran pria dalam ber KB dengan mengoptimalkan peran aktif paguyuban ”Priyo Utomo”

 Peningkatan kerjasama dengan Tim Penggerak PKK, TNI, Polri, Muslimat dan Aisiyah dalam penggerakan Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di masyarakat.

 Pemberdayaan keluarga melalui optimalisasi Panca Bina Keluarga.

 Perlunya subsidi biaya pelayanan untuk keluarga Prasejahtera dan sejahtera 1 dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi keluarga tersebut didalam ber KB.

 Perlunya penyediaan biaya operasional PPKBD dan Sub PPKBD dalam upaya meningkatkan peran institusi tersebut dalam melakukan pembinaan kepada keluarga terutama pasangan usia subur baik yang sudah ber KB maupun yang belum.

Gambar

Tabel IV.B.15.1
Tabel IV.B.15.2
Tabel IV.B.15.3
Tabel IV.B.15.4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3., diatas menunjukkan semua hewan uji selama penelitian memiliki tingkat kelangsungan hidup 100 % yang berarti perlakuan dosis tepung kulit Manggis pada

Jika pada gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah rambat

Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti Pada system transmisi manual cara menghubungkan tenaga dari mesin ke

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

Kegiatan Inti • Siswa menyimak video pembelajaran tentang proses terjadinya hujan yang ditampilkan melalui Aplikasi Zoom kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka hasil penelitian ini selayaknya dapat digunakan oleh manajemen perbankan syariah agar memperhatikan penentuan nisbah dan tingkat suku bunga

The average writing text skill before the action (precycles) among students was 67,5, in first cycle, the average grade increased to 71,17 and second cycle, the average

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja teknis dan ekonomi penggunaan mesin pompa berbahan bakar LPG untuk memanfaatkan air tanah dangkal sebagai sumber irigasi