• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN POPULASI RUSA TOTOL ( Axis axis ) DI ISTANA BOGOR DENGAN METODE CONTENTRATION COUNT. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDUGAAN POPULASI RUSA TOTOL ( Axis axis ) DI ISTANA BOGOR DENGAN METODE CONTENTRATION COUNT. Oleh :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN POPULASI RUSA TOTOL ( Axis axis ) DI ISTANA BOGOR DENGAN METODE CONTENTRATION COUNT

Oleh :

Isniatul Wahyuni1) (E34120017), Rizki Kurnia Tohir1) (E34120028), Yusi Widyaningrum1) (E34120048), Ulva Prabawati1) (E34120051)

1)Departeman Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

ABSTRACT

Observations spotted deer population analysis (Axis axis) aims to determine the parameters of the population and the population of spotted deer condition. Parameters include the number of population and population density, sex ratio, age structure, and health conditions at the Bogor Palace spotted deer. Spotted deer is one of the species that has the potential to maintain the balance of the ecosystem, which in turn will affect other ecosystem components, because the elements forming the system constantly interacts with its environment especially in Bogor Palace. The method used to determine the concentration count group structure (size and composition of the group. This observation done in Bogor Palace, by using the method consentration count with five repetitions.The method used to determine the concentration count group structure (size and composition of the group).From the observation, known that the population of spotted deer are 949 individual with compotition of puppies 180, jouvenile 354, and adult 415.

Keywords: Spotted deer, Bogor presidential palace, the condition of the population

PENDAHULUAN

Istana Bogor terletak di tengah Kota Bogor, pada posisi antara 160° 43′ BT, 106° 51′ LS sampai dengan 6° 40′ LS. Istana Bogor berada pada ketinggian 260 m dari permukaan laut, dengan luas areal 28 ha, sisanya berupa bangunan istana, jalan, dan taman berpagar. Di halaman Istana Bogor terdapat berbagai jenis pohon dan rumput yang ditanam sejak zaman Belanda. Jenis pohon yang mendominasi Istana Bogor, adalah beringin (Ficus benjamina), mahagoni (Swietenia mahagoni), dan cengkeh (Syzygium aromaticum). Pohon-pohon tersebut berfungsi sebagai naungan bagi rusa (Sekretariat Presiden RI. 2004).

Satwa liar termasuk dalam komponen ekosistem yang berperan dalam memelihara keberlangsungan siklus energi. Kemusnahan suatu jenis (flora/fauna) akan berdampak terhadap keseimbangan ekosistem, yang pada akhirnya akan mempengaruhi komponen ekosistem lainnya, karena elemen-elemen pembentuk sistem selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Rusa totol termasuk dalam family Cervidae yang memiliki ciri-ciri Rusa totol yaitu rambut tubuhnya berwarna coklat dengan totol putih. Berat badan jantan dewasa 50-70 kg, dan betina dewasa 40-50 kg, dengan tinggi gumba sekitar 90-100 cm. Semakin tua usianya maka warna coklat kulitnya akan semakin gelap dan bintik-bintik putihnya makin

tersusun rapi. Asli Rusa totol berasal dari India sampai Sri Lanka, kemudian pada masa Gubernur Jenderal Inggris sekitar tahun 1814 oleh Thomas Stanford Raffles didatangkan ke Bogor untuk menempati halaman istana. Jumlah awal Rusa totol di halaman Istana Bogor adalah enam pasang dan berfungsi sebagai sarana keindahan istana. Habitatnya adalah padang rumput. Sebagai hewan herbivora, Rusa totol menyukai hampir segala jenis hijauan terutama memakan rumput dan dedaunan serta makanan tambahan lainnya. Pubertas pada betina terjadi pada umur 10-15 bulan dan pada jantan pada umur 12-16 bulan, siklus estrus 18-21 hari, lama kebuntingan 234 hari, jarak antar kelahiran sekitar 275 hari .

Penghitungan jumlah rusa menggunakan metode konsentrasi,yaitu pengamatan dilakukan terpusat pada tempat rusa melakukan aktivitas makan dan istirahat. Untuk pengamatan struktur umur dilakukan dengan penggolongan rusa berdasarkan kematangan kelamin dan ukuran besar tubuh ke dalam kelas dewasa produktif, dewasa tidak produkktif, remaja hampir dewasa, remaja muda, dan anak. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui lokasi terkonsentrasi Rusa totol dan parameter demografi.

(2)

Tujuan dari pengamatan Rusa totol di Istana Bogor yaitu untuk mempelajari parameter demografi dan kondisi populasi Rusa totol di Istana Bogor. METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Lokasi pengamatan dilakukan di halaman Istana Bogor yang dibagi ke dalam 5 plot pengamatan. Waktu pengamatan dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2014 dan dibagi menjadi 2 kloter. Kloter pertama dimulai pada pukul 15.10-16.00 WIB sedangkan kloter kedua dimulai pada pukul 16.00-16.50 WIB. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada pengamatan ini adalah alat tulis, jam tangan, tallysheet, dan kamera. Objek yang digunakan adalah populasi Rusa totol (Axis axis) yang ada di halaman istana bogor.

Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan adalah parameter demografi Rusa totol (Axis axis) yang meliputi jumlah populasi, kepadatan populasi, struktur umur yang dibagi menjadi empat struktur umur (jantan dewasa, betina dewasa, remaja,anakan), dan perbandingan sex

ratio.

Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam praktikum di Istana Bogor dalam perhitungan Rusa totol adalah metode pengamatan terkonsentrasi (consentration count). Metode pengamatan terkonsentrasi adalah salah satu metode penghitungan populasi secara menyeluruh (sensus) pada luasan areal tertentu. Metode Concentration count digunakan untuk penghitungan populasi untuk satwa yang hidup secara berkelompok. Pengamat diam mengamati satwa yang diamati secara terkonsentrasi pada titik-titik dimana satwa bisa berkumpul. Metode ini dalam penggunaanya membagi waktu pengamatan menjadi 5 sesi selang waktu dengan lama antar selang 10 menit. Analisis Data

Kepadatan populasi : kepadatan dihitung dengan menggunakan rumus :

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =jumlah populasi

luas habitat

Struktur umur : struktur umur dianalisa dengan membandingkan jumlah individu dewasa, remaja, dan anakan.

Nisbah kelamin : nisbah kelamin di peroleh dengan membandingkan jumlah terkecil individu jantan dengan individu betina

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa populasi Rusa totol di halaman Istana Bogor ( menghadap balai kota) sebanyak 332 individu dengan jumlah anakan 57 individu, remaja 162 individu, dewasa jantan 22 individu dan remaja betina 70 individu. Data diambil pada dua kloter dengan lokasi yang sama yaitu di halaman Istana Bogor. Populasi Rusa totol yang diperoleh pada kloter pertama sebanyak 459 individu dengan komposisi anakan 193 individu, remaja 172 individu, dewasa individu, sedangkan pada kloter 2 diperoleh data populasi individu sebanyak 946 individu dengan komposisi anakan180 individu, remaja 354 individu,dewasa 412 individu. Data diatas menunjukkan bahwa Populasi Rusa totol pada kedua kloter mengalami perbedaan yang cukup besar. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan penghitungan dari segi waktu dan pengamat. Dari data keseluruhan (kloter dan kloter 2 ) didapatkan informasi bahwa populasi Rusa totol di Istana Bogor pada tahun 2014 sebanyak 949 individu dengan komposisi anakan 180 individu, remaja 354 individu,dewasa 415 individu. Data populasi yang diambil tersebut merupakan data terbesar dalam selang waktu yang ditentukan yaitu pada pukul 16.40-16.50 WIB.

Data yang diperoleh pada saat pengamatan tanggal 6 Oktober 2014 berbeda dengan data 2 tahun terakhir. Pada tahun 2012 populasi Rusa totol di Istana Bogor sebanyak 650 individu, tahun 2013 tercatat sebanyak 936. individu, dan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 949 individu. Data tersebut menunjukkan perubahan yang signifikan, yaitu mengalami penambahan pada tahun 2014 namun mengalami penurunan pada tahun 2013. Pada tahun 2013 populasi Rusa totol mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan beberapa individu Rusa totol mati akibat faktor usia maupun karena sakit. Selain hal tersebut, faktor lain yang mempengaruhi penurunan populasi adalah jumlah individu anakan yang lebih sedikit dari jumlah individu dewasa. Namun, pada tahun 2014 mengalami peningkatan dikarenakan banyak individu betina yang melahirkan. Laju pertumbuhan populasi dapat dilihat dari data populasi waktu sebelumnya.

Grafik 1. Dinamika populasi Rusa totol tahun 2012-2014.

(3)

Parameter demografi yang dianalisa pada pengamatan kali ini antara lain kepadatan populasi, struktur umur, dan nisbah kelamin. Kepadatan polulasi adalah besaran populasi dalam suatu unit ruang. Pada umumnya dinyatakan sebagai jumalh individu dalam satu unit luas. Kepadatan populasi Rusa totol di Istana Bogor didapat sebesar 40 individu/Ha. Nilai kepadatan ini diperlukan karena dapat menunjukan kondisi daya dukung habitatnya (Alikodra 1990). Ada beberapa parameter populasi yang berpengaruh terhadap nilai kepadatan yaitu natalitas,mortalitas, imigrasi dan emigrasi. Kepadatan populasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu density dependent factor dan density independent faktor. Density dependent faktor adalah jika kepadatan berpengruh terhadap keadaan populasi. Density independent faktor adalah jika kepadatan tidak berpengaruh terhadap keadaan populasi. Kepadatan Rusa totol jika dihitung berdasarkan perhitungan produktivitas hijauan pakan maka daya dukung halaman Istana Bogor untuk menampung Rusa totol berkisar antara 8-13 individu/ha . Berdasarkan informasi tersebut daya dukung halaman istana Bogor untuk menampung Rusa totol berkisar antara 192-312 individu untuk luasan seluruh halaman istana. Data pengamatan populasi diperoleh sebesar 949 individu yang menunjukan bahwa telah terjadi overestimate pada keadaan populasi Rusa totol yang ada di kawasan Istana Bogor. Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu dalam setiap kelas umur dalam suatu populasi. Perbandingan tersebut dapat juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Struktur umur dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan perkembangan satwaliar, sehingga dapat dipergunakan untuk menilai prospek kelestarian populasi satwa liar (Alikodra 1990). Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data struktur umur Rusa totol di Istana Bogor yaitu anakan yang berjumlah 180 individu, remaja 354 individu, dewasa 415 individu. Angka tersebut menunjukan

regenerasi rusa yang menurun karena jumlah Rusa totol anakan relatif rendah jika dibandingkan dengan Rusa totol dewasa, sehingga populasi dari Rusa totol tersebut akan menurun dan dapat terjadi kepunahan dimasa yang akan datang. Perkembangan populasi seperti ini terus menurun dan jika keadaan lingkungan tidak berubah, populasi akan punah setelah beberapa waktu yang datang (Hasnawati 2006).

Tabel 1. Jumlah individu di setiap plot pada masing-masing strukur umur.

Struktur umur Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Jumlah Anakan 31 83 13 137 4 268 Remaja 87 78 26 161 3 355 Jantandewasa 23 11 25 25 7 91 Betinadewasa 5 218 39 55 11 328

Grafik 2. Jumlah individu di setiap plot pada masing-masing strukur umur.

Nisbah kelamin adalah perbandingan jumlah jantan dan betina dalam suatu populasi (Alikodra 1990). Dalam pengamatan Rusa totol di Istana Bogor nisbah kelamin yang didapat sebesar pada perbandingan jumlah jantan dan betina dewasa yakni sebesar 1:4, dengan komposisi jumlah jantan dewasa sebanyak 87 individu dan jumlah betina dewasa 354 individu. Menurut Mannes (1999), bangsa Cervidae nisbah kelamin dapat mencapai 1:3, yakni satu jantan dewasa dapat mengawini tiga ekor rusa betina dewasa. Namun dalam hal ini terdapat kelebihan betina dewasa, sehingga perlu adanya perlakukan atau manajemen populasi. Manajemen populasi yang dapat dilakukan adalah memanen rusa betina dewasa hingga 2012, 650 2013;936 2014; 949 2011.5 2012 2012.5 2013 2013.5 2014 2014.5

Jumlah

Jumlah 0 50 100 150 200 250

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Anakan Remaja Jantan dewasa Betina dewasa

(4)

mencapai 354 individu. Tujuan dari pemanen ini adalah mengurangi persaingan dalam segi perkawinan. Dengan adanya nisbah kelamin yang kurang ideal dapat menyebabkan menurunnya kualitas individu dari satwa tersebut.

KESIMPULAN

Populasi Rusa totol di Istana Bogor dapat dianalisis dengan menggunakan parameter demografi antara lain kepadatan populasi, struktur umur, nisbah kelamin, laju pertumbuhan, kelahiran, dan kematian. Kondisi populasi Rusa totol di Istana Bogor cukup besar yakni mencapai 949 individu dengan kepadatan populasi sebesar 40 individu/ha, sex ratio mencapai 1:4. Kondisi tersebut melebihi daya dukung karena adanya sex ratio yang tidak berimbang sehingga perlu dilakukan manajemen populasi yaitu pemanenan. DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Bogor (ID): Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.

Hesnawati. 2006. Analisis populasi dan habitat sebagai dasar pengelolaan Rusa totol (Axis axis Erxl) di Taman Monas Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institu Pertanian Bogor.

Mennes J. 1999. Pemanenan ranggah muda (velvet) sebagai tambahan nilai usaha penangkaran rusa timor (Cervus timorensis de Blainville) Perum Perhutani di Jonggol Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2008. Istana Bogor. [terhubung berkala] www.istana.ri.go.id. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.

(5)

LAMPIRAN

Kloter 1 15.20

Struktur umur Plot 1

Plot

2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Jumlah

Anakan 0 17 9 137 0 163 Remaja 1 69 26 76 0 172 Jantan dewasa 0 10 22 25 2 59 Betina dewasa 0 19 23 23 0 65 Jumlah 1 115 80 261 2 949 Kloter 2 16.40 Struktur

umur Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Jumlah

Anakan 31 83 13 49 4 180 Remaja 87 78 25 161 3 354 Jantan dewasa 23 11 25 18 7 84 Betina dewasa 5 218 39 55 11 328 Jumlah 146 390 102 283 25 946 Jumlah

(6)

Struktur umur Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Anakan 31 83 13 137 4 268 Remaja 87 78 26 161 3 355 Jantan dewasa 23 11 25 25 7 91 Betina dewasa 5 218 39 55 11 328

Struktur umur Jumlah

Anakan 409 Remaja 519 Jantan dewasa 123 Betina dewasa 394 Anakan Remaja

Dewasa betina D. jantan

Gambar

Tabel 1. Jumlah individu di setiap plot pada masing- masing-masing strukur umur.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini karena bertambahnya dosis inokulum dan lama inkubasi sampai batas tertentu akan meningkatkan cepatnya miselium menutupi substrat, sehingga enzim yang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung Azolla hasil fermentasi dengan jamur Pleurotus ostreatus (AF) dalam ransum ayam kampung pedaging hingga taraf

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian obat analgesik kombinasi parasetamol dosis 9 mg dan tramadol dosis 0,9 mg 3 kali sehari selama 14 hari secara per oral

Berdasarkan addendum terhadap perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2008, dikarenakan penundaan waktu serah terima ruangan selambat-lambatnya sampai

Perbandingan posisi objek tegal lurus (a) dengan objek tidak tegak lurus (b).. Berikut adalah hasil dari pengukuran yang didapatkan untuk objek tulang ayam, kambing, dan sapi

REKSADANA • Menghimpun dana dari masyarakat pemodal • Investasi dalam Portofolio Efek • Dikelola oleh Manajer Investasi... Apa saja

Salah satunya pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Spanyol khususnya dalam bidang arsitektur pada masa kekuasaan Bani Umayah II (756-1031 M), pengaruh arsitektur tersebut