• Tidak ada hasil yang ditemukan

: DAENG TSALIS SYAULIA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": DAENG TSALIS SYAULIA NIM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KHUSUS KEPRI DALAM MEMBERANTAS PENYELUNDUPAN DI

TANJUNG BALAI KARIMUN TAHUN 2014 – 2015

JURNAL

Oleh :

DAENG TSALIS SYAULIA NIM : 120565201023

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINAG 2017

(2)
(3)

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KHUSUS KEPRI DALAM MEMBERANTAS PENYELUNDUPAN DI

TANJUNG BALAI KARIMUN TAHUN 2014 – 2015

DAENG TSALIS SYAULIA

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kepri) dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 – 2015. Alasan mengambil judul tersebut karena masalah penyelundupan sudah sangat terjadi, meski sudah sering diberantas dan hukumannya pun sudah jelas. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan Metode deskriptif kualitatif, yang berlokasi di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.

Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau diberikan kata khusus hanya Kantor Wilayah DJBC di Kepulauan Riau, diberikan kata khusus itu sendiri karena Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau yang di khususkan untuk melakukan kegiatan operasional yaitu pengawasan laut yang tidak dimiliki oleh Kantor Wilayah lainnya. Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepri Kepulauan Riau mempunyai wilayah pengawasan yang sangat luas meliputi perairan di Kepulauan Riau. Dilihat kondisi geografis tersebut selain memberikan keuntungan juga mengakibatkan kondisi yang rawan tindak penyelundupan baik di bidang impor maupun ekspor. Oleh karena itu, tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau lebih spesifik dibandingkan dengan Kantor Wilayah lainnya yaitu lebih menitikberatkan kegiatan operasi patroli laut yang membutuhkan tenaga, pikiran, sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai dan berkualitas.

Adapun kesimpulan dari implementasi tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepri dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 – 2015 adalah dalam pelaksanaan memberantas penyelundupan Kanwil DJBC Khusus Kepri terfokus kepada melakukan pengawasan patroli laut.

Kata Kunci : Implementsi Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau.

(4)

A B S T R A C T

Regional Office of Directorate General of Spesial Customs of Kepulauan Riau Province in combating smuggling at Tanjung Balai Karimun in 2014 – 2015. The reason of taking this tittle is caused by the smuggling problems always happened there, eventhought it has been often combated and the punishments have been already clear for those who violate it. In analyzing the data, the researcher used a qualitative descriptive method. The location of the research is in the Regional Office of Directorate General of Special Customs of Kepulauan Riau Province. The researcher used interview, documentation, and observation in collecting the data.

The Regional Office of Directorate General of Special Customs of Kepulauan Riau Province given a special office because of it’s duties to monitor the sea which is different to other Regional Office. It has a very wide surveillance area includes waterworks in Kepulauan Riau Province. Besides giving many advantages, geographically it caused prone conditions of smuggling both import and export activities. Therefore, duties and functions of the Regional Office of Directorate General of Special Customs of Kepulauan Riau Province are more spesific than the others, such as marine patrol operations that need power, thought, infrastructure and adequate technology and quality.

The conclusion of the implementation of the Regional Office of Directorate General of Special Customs of Kepulauan Riau Province in combating smuggling at Tanjung Balai Karimun in 2014 – 2015 is focused on monitoring marine patrol, considering the smuggling happening at the sea.

Keywords : Implementation, duties and functions, the Regional Office of Directorate General of special Customs of Kepulauan Riau Province.

(5)

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Customs (Instansi Kepabeanan) di manapun di dunia ini adalah suatu organisasi yang keberadaannya amat essensial bagi suatu negara, demikian pula dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan Indonesia) adalah suatu instansi yang memiliki peran yang cukup penting dari negara dalam melakukan tugas dan fungsinya.

Bea adalah pajak pemerintah pusat terhadap barang yang masuk maupun keluar wilayah pabean, sedangkan Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-Undang Cukai. Barang kena Cukai adalah barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik, yang :

1. konsumsinya perlu dikendalikan,

2. peredarannya perlu diawasi, 3. pemakaiannya dapat

menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup,

4. atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan

Tanjung Balai Karimun salah satunya, sering sekali terjadi penyelundupan dari negara tetangga, sebab Tanjung Balai Karimun sangat strategis berada di 0,9890 LU dan 103,4394 BT, berada di selat Malaka dan berbatasan langsung dengan dua negara yaitu Malaysia dan Singapura. Penyelundupan adalah perbuatan membawa barang atau orang secara ilegal (tidak sah

(6)

menurut hukum) dan tersembunyi, seperti keluar dari sebuah bangunan ke dalam penjara atau melalui perbatasan antar negara bertentangan dengan Undang - Undang atau peraturan lain.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau (Kepri) diberikan kata khusus hanya Kantor Wilayah DJBC di Kepulauan Riau, diberikan kata khusus itu sendiri karena Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau yang di khususkan untuk melakukan kegiatan operasional yaitu pengawasan laut yang tidak dimiliki oleh Kantor Wilayah lainnya, apabila surat perintah patroli dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia lalu di terima oleh Bidang Penindakan dan Sarana Operasi Kanwil DJBC Khusus Kepri dan di sampaikan lagi

ke Komandan Patroli Laut maka Komandan Patroli Laut harus mempersiapkan semua abk dan awak kapal lainnya untuk melakukan tugas patroli laut.

Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau mempunyai wilayah kerja meliputi Propinsi Kepulauan Riau serta membawahi 5 (lima) Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai serta 1 (satu) Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, sebagai berikut:

1. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun 2. Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Tanjungpinang

(7)

3. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Sambu Belakang Padang

4. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Dabo Singkep 5. Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Tarempa

6. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun.

Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepri Kepulauan Riau mempunyai wilayah pengawasan yang sangat luas meliputi perairan Sumatera dan Kalimantan Utara. Dilihat kondisi geografis tersebut selain memberikan keuntungan juga mengakibatkan kondisi yang rawan tindak penyelundupan baik di bidang impor maupun ekspor. Oleh karena itu,

tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau lebih spesifik dibandingkan dengan Kantor Wilayah lainnya yaitu lebih menitikberatkan kegiatan operasi patroli laut yang membutuhkan tenaga, pikiran, sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai dan berkualitas.

Kegiatan perekonomian di wilayah Provinsi Kepulauan Riau ditunjang oleh sektor industri, pertambangan, kehutanan serta perkebunan. Kegiatan impor sebagian besar didominasi kegiatan impor barang konsumsi dan juga barang modal fasilitas pembebasan bea masuk dan fasilitas lainnya guna keperluan industri dan pengembangan wilayah, demikian juga kegiatan ekspornya didominasi produk hasil industri tersebut.

(8)

Adapun tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepri adalah :

Tugas pokok : Melaksanakan koordinasi, Bimbingan teknis, Pengendalian, evaluasi, Pengawasan dan patroli di bidang kepabeanan dan cukai di wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Fungsi : Mengingat wilayah kerja yang meliputi wilayah laut yang berbatasan langsung dengan wilayah laut Malaysia dan Singapura serta Selat Malaka dan Selat Singapura yang ramai akan perdagangan dunia menjadikan pengawasan laut merupakan fungsi utama Kantor Wilayah DJBC Kepri.

Yang membedakan tugas dan fungsi dengan Kanwil lainnya adalah Kanwil DJBC Khusus Kepri di khususkan untuk melakukan Patroli

Laut, bukan hanya wilayah Tanjung Balai Karimun saja tetapi meliputi perairan di luar wilayah Tanjung Balai Karimun.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai slogan yaitu Marine Customs yg artinya Institusi kepabeanan yang mempunyai spesialisasi khusus patroli laut.

Bea dan Cukai sebagai pengawas lalu lintas barang sangat erat kaitannya dengan pelaksana dalam memberantas penyelundupan baik barang yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Berdasarkan Undang - Undang Kepabeanan Nomor 17 Tahun 2006 dan Undang – Undang no 39 Tahun 2007, Bea dan Cukai mempunyai wewenang untuk menangkap pelaku penyelundupan, menyita barang selundupan sebagai barang bukti untuk diserahkan

(9)

kepada pihak yang berwajib seperti kepolisian untuk ditindaklanjuti sebagai tindak pidana.

Bea dan Cukai sebagai garda terdepan dalam mencegah terjadinya penyelundupan barang yang masuk dan keluar Indonesia mempunyai

tugas yang vital. Oleh karena itu, bea dan cukai mempunyai landasan hukum yang jelas agar dapat melaksanakan tugasnya yaitu Undang-Undang Kepabeanan Nomor 17 Tahun 2006 dan Undang – Undang no 39 tahun 2007.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana Implementasi Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepri dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 - 2015 ? C. Tujuan Dan Kegunaan

1. Tujuan penelitian

Maksud adanya tujuan penelitian adalah untuk memberikan arah yang tepat dalam proses penelitian yang dilakukan agar penelitian tersebut berjalan sesuai

dengan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu dalam penyusunan penulisan ini tujuan yang hendak dicapai penulis adalah : Untuk mengetahui Bagaimana implementasi tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepri dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 – 2015.

2. Kegunaan a. Secara teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya wawasan konsep serta teori dalam

(10)

praktek di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Tanjung Balai Karimun, terutama tentang implementasi tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 - 2015. Karena akan berakibat kepada masyarakat juga negara. Karena, Bea dan Cukai adalah instansi kepabeanan yang memiliki kewenangan untuk mengawasi lalu lintas barang di kawasan Indonesia, terutama di wilayah yang berbatasan dengan negara lain baik di laut, udara, maupun tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang.

b. Secara praktis

Secara praktis berharap agar penulisan ini dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana implementasi tugas dan fungsi

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepri dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 - 2015. Dengan demikian kita mengetahui Kanwil Bea dan Cukai Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun sangat penting terhadap kegiatan ekspor dan impor.

D. Konsep Operasional

Konsep opersional adalah upaya mendefinisikan atau membatasi ruang lingkup masalah penelitian sesuai dengan variabel dan indikator yang telah diterapkan berdasarkan teori yang nantinya akan diterapkan dalam melaksanakan penelitian di lapangan, sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran dalam menganalisa penelitian ini. Konsep tersebut di operasionalkan agar hasil dari penelitian yang akan dilakukan dapat lebih mencapai tujuan.

(11)

Agar tidak terdapat pengertian yang berbeda-beda dalam menganalisa penelitian ini, maka penulis memberi konsep-konsep operasional dalam indikator implementasi tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepri dalam memberantas penyelundupan di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 - 2015. Dalam konteks implementasi menurut Edward (Edward III, 1980:1), implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan”. Menurut Edward mencakup empat hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi yaitu: 1. Comunication/komunikasi. 2. Resources/sumber daya. 3. Disposition/disposisi. 4. Bureaucratic Structure/struktur birokrasi. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut nazir (2005:89) “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada saat sekarang. Dimana tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang di selidiki”.

Kualitatif menurut meleong (2007:11) “adalah metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

(12)

kata-kata atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati”. Jadi, penulis menyimpulkan penelitian Deskriptif Kualitatif adalah menggambarkan dan mencari informasi seluas-luasnya tentang objek riset.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai strategi penyelidikan yang naturalistik dan induktif dalam mendekati suatu suasana (setting) tanpa hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Teori muncul dari pengalaman kerja lapangan dan berakar (grounded) dalam data Suyanto, (2005:83). Adapun teknik dikutip dari Sugiyono dengan bukunya memahami

penelitian kualitatif, ketiga teknik tersebut sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang lebih direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart (aliran) dan sejenisnya. Penyajian data yang paling sering digunakan

(13)

untuk menyajikan data dalam peneitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum pasti sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak

karena seperti yang telah di kemukakan bahwa masalah dan rumusan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan (Sugiyono,2011:83). II. LANDASAN TEORI Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Dye tersebut kebijakan publik maksudnya adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Pendapat yang senada dengan Dye adalah pendapat Edward III dan Sharkansky mengemukakan kebijakan publik adalah :

“What government say and do, or not todo. It is the goals or purpose of government programs” (apa yang dikatakan dan dilakukan, atau tidak dilakukan). Kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah. (Edward

(14)

III dan Sharkansky dalam Widodo, 2001:190).

Pendapat Edward III dan Sharkansky juga mengisyaratkan adanya apa yang dilakukan atau tidak dilakukan. Hal ini berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang termuat dalam program-program yang telah dibuat oleh pemerintah. Solichin Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan. Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara mengutip pendapat Friedrich mengartikan kebijakan:

“Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatanhambatan tertentu seraya mencari

peluang - peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”. (Friedrich dalam Wahab, 1997:3).

Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai

tujuan. Umumnya tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah. Kebijakan tentu mempunyai hambatan-hambatan tetapi harus mencari peluang-peluang untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan pengertian di atas, kebijakan publik merupakan serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan yang mengupayakan baik tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan publik ini dipengaruhi oleh beberapa lingkungan yaitu lingkungan pembuatan, lingkungan implementasi, dan lingkungan evaluasi. Kartasasmita juga mengemukakan pengertian kebijakan merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan:

(15)

1. apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh pemerintah mengenai suatu masalah.

2. apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya.

3. apa pengaruh dan dampak dari kebijakan tersebut. (Widodo, 2001:189).

Berdasarkan pendapat di atas, kebijakan bukan hanya mengenai apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah, melainkan juga apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya sampai suatu kebijakan timbul. Kebijakan lahir untuk memecahkan masalah atau isu yang berkembang di masyarakat, sehingga dapat diketahui pengaruh dan dampaknya dari kebijakan tersebut. Miriam Budiardjo mengemukakan pengertian kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang

pelaku atau oleh kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Budiardjo, 2000:56).

Berdasarkan pengertian di atas kebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan. Keputusan tersebut diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik yaitu dalam hal ini pemerintah, yaitu berusaha untuk memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dahlan Thaib dan Jazim Hamidi dalam bukunya Teori dan Hukum Konstitusi, mengemukakan pengertian kebijakan adalah segala tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa dalam ketatanegaraan (Thaib, 2001:77).

Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas

(16)

dan arah umum kepada seseorang untuk bergerak. Secara etimologis, kebijakan adalah terjemahan dari kata policy. Kebijakan dapat juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan berulang yang rutin dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.

Kebijakan juga merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta

individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

Definisi kebijakan menurut Friedrich (1969) dalam Agustino (2008:7) sebagai berikut:

Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan - kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna

(17)

dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Sehubungan dengan kebijakan Anderson (1984) dalam Agustino (2008:7) mendefinisikan kebijakan sebagai berikut:

Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud / tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan. Istilah kebijakan atau sebagian orang mengistilahkan kebijaksanaan seringkali disamakan pengertiannya dengan policy. Hal tersebut barangkali dikarenakan sampai saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah policy ke dalam Bahasa Indonesia. Menurut Hoogerwerf dalam Sjahrir pada hakekatnya pengertian kebijakan adalah semacam jawaban terhadap

suatu masalah, merupakan upaya untuk memecahkan, mengurangi, mencegah suatu masalah dengan cara tertentu, yaitu dengan tindakan yang terarah (Hoogerwerf dalam Sjahrir 1988: 66).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kebijakan yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, kiranya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya studi tentang policy (kebijakan) mencakup pertanyaan : what, why, who, where, dan how. Semua pertanyaan itu menyangkut tentang masalah yang dihadapi lembaga lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut isi, cara atau prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu diambil dan dilaksanakan.

(18)

Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau mempunyai wilayah pengawasan yang sangat luas meliputi seluruh wilayah Propinsi Kepulauan Riau. Dilihat dari segi geografis, Kantor ini mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena di dalam wilayah kerjanya meliputi perairan Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur perdagangan dunia yang ramai. Kondisi geografis tersebut selain memberikan keuntungan juga mengakibatkan kondisi yang rawan tindak penyelundupan baik di bidang impor maupun ekspor. Oleh karena itu, tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau lebih spesifik dibandingkan dengan Kantor Wilayah lainnya yaitu lebih menitikberatkan kegiatan operasi patroli laut yang membutuhkan tenaga, pikiran, sarana

dan prasarana serta teknologi yang memadai dan berkualitas.

Kegiatan perekonomian di Wilayah Propinsi Kepulauan Riau ditunjang oleh sektor industri, pertambangan, kehutanan serta perkebunan. Kegiatan impor sebagian besar didominasi kegiatan impor barang konsumsi dan juga barang modal fasilitas pembebasan bea masuk dan fasilitas lainnya guna keperluan industri dan pengembangan wilayah, demikian juga kegiatan ekspornya didominasi produk hasil industri tersebut.

Dalam penanganan lalu lintas barang impor dan ekspor, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau selalu mengutamakan aspek pelayanan dan pengawasan. Dalam aspek pelayanan Kantor ini dituntut untuk bekerja secara profesional dengan memberikan pelayanan yang

(19)

cepat dan mudah kepada para pengguna jasa kepabeanan. Pelayanan yang sederhana dan cepat berarti kelancaran dalam penanganan arus barang dan dokumen. Sedangkan dalam aspek pengawasan Kantor ini berkewajiban mengamankan hak-hak negara yang timbul sebagai akibat adanya tindakan penyelundupan barang dari atau keluar Daerah Pabean yang berupa pungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Tugas Dan Fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Khusus Kepri Dalam Memberantas Penyelundupan Di Tanjung Balai Karimun Pada Tahun 2014 – 2015. Tujuan dari Kanwil DJBC khusus Kepulauan Riau dalam Melakukan pengawasan kegiatan impor, ekspor adalah Melindungi masyarakat, industri dalam negeri, dan kepentingan nasional melalui pengawasan dan/atau pencegahan masuknya barang impor dan keluarnya barang ekspor yang berdampak negatif dan berbahaya yang dilarang atau dibatasi oleh regulasi, khususnya di wilayah kerja Kanwil DJBC Khusus Kepri dengan memperkuat pengawasan patroli laut. Untuk mengetahui Implementasi Tugas Dan Fungsi Kantor Wilayah

(20)

Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Khusus Kepri Dalam Memberantas Penyelundupan Di Tanjung Balai Karimun Pada Tahun 2014 – 2015 Ada beberapa indikator pembahasan yang diuraikan berdasarkan pada beberapa tugas dan fungsi dalam pelaksanaan yang bertugas langsung dalam pelaksanaan memberantas penyelundupan di wilayah Tanjung Balai Karimun, adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan Koordinasi

Menurut James G March dan Herben A Simon, Pengertian Koordinasi adalah suatu proses untuk mencapai kesatuan tindakan di antara kegiatan yang saling bergantungan.

Pengertian Koordinasi menurut Terry, Koordinasi adalah suatu sinkronisasi yang tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu dan mengarahkan

pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu untuk tujuan lain. Pandangan mengenai koordinasi ini menarik perbedaan antara koordinasi dengan kerja sama. Kerja sama diartikan sebagai aksi kolektif satu orang dengan yang lain atau orang lain menuju tujuan bersama.

Jadi, Koordinasi adalah proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain.

Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun melakukan koordinasi seperti dengan internal di

(21)

lingkungan satuan kerja supaya untuk satu komando, lalu ekstrnal seperti TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan dan melakukan rapat koordinasi dengan negara tetangga agar tetap bisa menjalin kerjasama pengawasan patroli laut, dalam pelaksanaan memberantas penyelundupan.

b. Bimbingan Teknis

Melaksanakan bimbingan teknis yaitu melakukan pelatihan merupakan kegiatan pelatihan dan pengembangan pengetahuan serta kemampuan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap individu maupun institusi tertentu.

Sehingga dengan

mengikuti bimtek diharapkan setiap individu maupun institusi tertentu, baik swasta maupun lembaga pemerintahan, dapat mengambil

sebuah manfaat dengan berorientasi pada kinerja. Menghadapi kenyataan bahwa semakin tingginya tingkat kompetensi yang dibutuhkan, maka tentunya pelatihan pengembangan sdm ataupun bimtek telah menjadi sebuah kebutuhan untuk individu, instansi, ataupun lembaga pemerintahan. Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun sering melakukan bimbingan teknis seperti lebih ke internal karena fungsi Kanwil DJBC Khusus Kepri juga melaksanakan pembinaan kepada satuan kerja dan personil ataupun pegawai yang mengalami kesulitan mereka akan turun untuk melakukan bimbingan teknis. Bimbingan teknis bisa bersifat admidratif bisa juga berupa operasional di lapangan. Pembinaan dan pelatihan yang sering dilakukan

(22)

oleh Kanwil DJBC Khusus Kepri contohnya 1. Pembinaan edukasi melalui p2kp, yaitu program peningkatan keterampilan pegawai 2. Melalui pelatihan –

pelatihan diklat teknis khusus pemeriksaan sarana pengangkut laut

3. Diklat administrasi pendidikan, diklat intelijen 4. Mengadakan workshop

penanganan perkara dan barang hasil penindakan 5. Pembinaan cara

memperbaiki mesin kapal dan sebagainya

6. Pembinaan membuat surat kecakapan kapal, untuk awak – awak speatboat 7. Penanganan bahaya

kebakaran di kapal

8. Pelatihan menembak, dan lainnya.

c. Pengendalian dan Evaluasi Pengendalian dan evaluasi di masukkan dalam satu paket yaitu monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring lebih berpunpun (terfokus) pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada

(23)

jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.

Gambar 2

Siklus Manajemen Monev

Seperti terlihat pada gambar Siklus Majamen Monev, fungsi Monitoring (dan evaluasi) mnerupakan satu diantara tiga komponen penting lainnya dalam system manajelemen program, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan korektif (melalui umpan balik). Sebagai siklus, dia

berlangsung secara intens keaarah pencapaian target-target antara dan akhirnya tujuan program.

Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuain proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya. Sementara Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan tempat lainnya.

d. Pengawasan dan Patroli di Bidang Kepabeanan dan Cukai

(24)

di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Peraturan Perundang – Undangan yang Berlaku.

Kanwil DJBC Khusus Kepri merupakan Institusi kepabeanan yang bergerak di bidang pengawasan patroli laut. Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau mempunyai wilayah pengawasan yang sangat luas meliputi seluruh wilayah Propinsi Kepulauan Riau. Dilihat dari segi geografis, Kantor ini mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena di dalam wilayah kerjanya meliputi perairan Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur perdagangan dunia yang ramai.

Kondisi geografis tersebut selain memberikan keuntungan juga mengakibatkan kondisi yang rawan tindak penyelundupan baik di bidang impor maupun ekspor. Oleh karena

itu, tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau lebih spesifik dibandingkan dengan Kantor Wilayah lainnya yaitu lebih menitikberatkan kegiatan operasi patroli laut yang membutuhkan tenaga, pikiran, sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai dan berkualitas.

Dalam penanganan lalu lintas barang impor dan ekspor, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau selalu mengutamakan aspek pelayanan dan pengawasan. Dalam aspek pelayanan Kantor ini dituntut untuk bekerja secara profesional dengan memberikan pelayanan yang cepat dan mudah kepada para pengguna jasa kepabeanan. Pelayanan yang sederhana dan cepat berarti kelancaran dalam penanganan arus barang dan dokumen. Sedangkan dalam aspek pengawasan

(25)

Kantor ini berkewajiban mengamankan hak-hak negara yang timbul sebagai akibat adanya tindakan penyelundupan barang dari atau keluar Daerah Pabean yang berupa pungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya. B. Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Keberhasilan

Suatu Implementasi

Kebijakan Yang Di jelaskan Oleh Edward III

1. Komunikasi

Proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

2. Sumber Daya

Sumber daya yang dimaksud disini adalah sumber daya yaitu terpenuhinya personil dan armada. Yaitu sumber daya kompetensi implementor dan finansial yang berkaitan dengan ketersediaan fasiliitas. Sebagus apapun suatu kebijakan dibuat, tetapi jika tidak didukung oleh sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai, maka kebijakan itu kurang berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang dimaksudkan adalah kompetensi personil atau pegawai. Hal kedua adalah sumber daya finansial hubungannya dengan fasilitas yang menunjang kerja personil atau pegawai, seorang pelaksana mungkin mempunyai personil atau pegawai yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan, dan mungkin

(26)

mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa perlengkapan, tanpa perbekalan, maka besar kemungkinan implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil.

3. Disposisi

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor. Jika implemetor setuju dengan bagian-bagian isi dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi akan mengalami banyak masalah. Ada tiga bentuk sikap atau respon implementor terhadap kebijakan yaitu, kesadaran pelaksana, petunjuk atau arahan pelaksana untuk merespon program kearah

penerimaan atau penolakan, dan intensitas dari respon tersebut. 4. Struktur Birokrasi, Yaitu SOP

(Standard Operating Procedure)

Standard Operating Procedure (SOP) mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksana program. SOP juga memberikan keseragaman dalam tindakan para pegawai dalam organisasi yang komplek dan luas, dalam pelaksanaannya dapat menghasilkan fleksibilitas yang sangat baik, serta adanya keadilan dalam pelaksanaan aturan.

a. Melaksanakan Koordinasi Dan Memperkuat Kerja Sama Dalam Bidang Penindakan Penyelundupan. Baik Antar Wilayah DJBC, Dengan Instansi Lain, Maupun Dengan Negara Tetangga

(27)

Pelaksanaan dalam pengawasan patroli laut yang dilakukan Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun untuk memberantasan penyeundupan, Kanwil DJBC Khusus Kepri tidak bekerja sendiri, tetapi melainkan menjalin kerjasama baik antar wilayah DJBC, ataupun dengan instansi lainnya bahkan dengan negara tetangga. Penguatan fungsi pengawasan patroli laut untuk memperkuat kerjasama dalam bidang penindakan dengan instansi lain atau negara tetangga harus melakukan rapat koordinasi terdahulu. Walaupun bahkan penyelundupan dilakukan oleh tindak pidana pnyelundupan dari negara tetangga itu sendiri, maka dari itu harus dilakukan pertukaran informasi. V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tugas pokok dan fungsi Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung

Balai Karimun adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, pengawasan dan patroli di bidang kepabeanan dan cukai di wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Serta mengingat wilayah kerja yang meliputi wilayah laut yang berbatasan langsung dengan wilayah laut Malaysia dan Singapura serta Selat Malaka dan Selat Singapura yang ramai akan perdagangan dunia menjadikan pengawasan laut merupakan fungsi utama Kanwil DJBC Khusus Kepri.

Kanwil DJBC Khusus Kepri diberikan kata Khusus hanya di Kepri, karena dikhususkan untuk melakukan opersional pelaksanaan pengawasan patroli laut yang tidak dimiliki oleh Kanwil lainnya, dengan fasilitas armada yang sangat

(28)

memadai. Lalu diberikan kata khusus juga karena hanya di Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun fungsi penindakan dan penyelidikan untuk level kepala bidangnya di pecah menjadi dua supaya kerja mereka lebih fokus pada kerja masing – masing.

Dasar hukum yang digunakan untuk tindak pidana penyelundupan adalah Undang - Undang 17 tahun 2006 revisi dari Undang - Undang no 10 tahun 1995 dan Undang - Undang no 39 tahun 2007 tentang cukai revisi dari Undang - Undang no 11 tahun 1995. Kanwil DJBC Khusus Kepri memiliki wilayah kerja pengawasan patroli laut, dari sepanjang Timur Sumatera sampai Wilayah Natuna tetapi untuk satuan kerja adalah seluruh Kepri. Sejauh ini Kanwil DJBC Khusus Kepri telah melakukan kerjasama dengan negara tetangga

seperti Malaysia dan Singapura dengan cara melaksanakan pengawasan patroli laut terkoordinasi setiap tahunnya dan melakukan rapat koordinasi.

A. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada :

1. Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun

a. Sekiranya dalam pelaksanaan memberantas penyelundupan tetap fokus dan siaga, karena tindak pidana penyelundupan bisa saja memanfaatkan kelengahan dari petugas. Serta tegas dalam pengawasan kegiatan impor, ekspor dan kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai lainnya, secara efektif dan efisien melalui penerapan

(29)

sistem manajemen risiko yang handal, intelijen, dan penyidikan yang kuat, serta penindakan yang tegas untuk tindak pidana penyelundupan. b. Diharapkan juga memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggunakan beberapa media seperti media cetak, media elektronik, penyuluhan, seminar, dan sebagainya untuk tidak melakukan tindak pidana penyelundupan dan memberikan informasi mengenai pemberantasan penyelundupan yang dilakukan oleh Kanwil DJBC Khusus Kepri, agar masyarakat juga bisa ikut serta dalam pemberantasan penyelundupan.

DAFTAR PUSTAKA

Poerwodarminto, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sani, Abdul, 2008, Buku Pintar Kepabeanan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Aguatino, Leo. Dasar – Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta.

MS, AMIR, Ekspor impor teori dan penerapannya, seri umum no. 3, PPM, Jakarta, 1986 2006).

Badjuri, Abdulkahar dan Yuwono, Teguh, 2002. Kebijakan Publik : Konsep dan Strategi. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Ekowati, Mas Roro Lilik, 2005. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan atau Program, Surakarta : Pustaka Cakra. Winarno, Budi. (2007). Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta : Media Pressindo.

Nurdin Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Meleong, Lexy J., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

(30)

Arief Soerojo, Diklat Teknis Substansif Dasar Kepabeanan dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta, 2010 Siahaan Hinsa, Manajemen Resiko Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2007.

Abidin Zainal, Modul Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Jakarta : Pusdiklat Bea dan Cukai, 2011.

Burhanuddin, Prosedur Hukum Pengurusan Bea dan Cukai. Yogyakarta : Yustisia, 2013.

Mochamad Anwar, Segi-segi Hukum Masalah Penyelundupan. Bandung :

Penerbit Alumni, 2001

Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wiliam N. Dunn. 2000. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Surat kabar

Subdit Humas dan Penyuluhan @September2015 Internet http://nugrohodidik.blogspot.co.id/20 12/12/implementasi-kebijakan-publik.html http://www.beacukai.go.id/arsip/kbc/ kanwil-djbc-khusus-kepulauan-riau.html http://ferryjr.blogspot.co.id/2012/04/ share-peranan-bea-dan-cukai-dalam.html http://semuelslusi.blogspot.co.id/201 5/03/monitoring-dan-evaluasi.html http://sjarimonogakari.blogspot.co.id /2013/06/bab-8-macam-macam-kebijakan-pemerintah_3098.html Arsip

Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada masalah penelitian dalam latar belakang masalah yaitu bagaimana efektivitas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota

• Aspek lingkungan didefinisikan adalah elemen dari aktifitas organisasi, produk dan jasa yang.. dapat berinteraksi

1. Daerah adalah Kabupaten Bekasi. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas

 Selain dampak dari efisiensi biaya, kenaikan laba bersih Perseroan didorong oleh naiknya pendapatan keuangan.. dampak pengalihan kas dari rekening reguler menjadi deposito

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

2.Struktur yang telah ditetapkan di UPTD Taman Margasatwa Kota Semarang belum optimal dikarenakan adanya posisi yang ada di struktur ini yang di tempati oleh

Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak.. memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan