• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR

S. B. Waluya

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang stevanusbudi@yahoo.com

Abtract. In this paper will be studied a Generalized Non Linear Rayleigh Oscillator. It will be shown that the recently developed perturbation method based on integrating factors can be used to approximate first integrals and periodic solutions. Not only approximations of first integrals will be given, but it will also be shown how in a rather efficient way the existence and stability of time-periodic solutions can be obtained from these approximations.

Keyword: periodic solutions, perturbation method, Non Linear Rayleigh Oscillator

1. PENDAHULUAN

Dalam terori Perturbasi persamaan Van der Pol yang mempunyai bentuk

Y ) Y 1 ( Y Yɺɺ+ =

ε

2 ɺ, (1.1) dimana

ε

adalah parameter yang cukup

kecil yang memenuhi 0,

ε

<<1, Yɺadalah turunan Y terhadap waktu t, merupakan persamaan yang sangat populer yang dapat memberikan contoh lengkap tentang kebe-radaan dan keunikan (ketunggalan) suatu solusi dari persamaan differensial orde dua yang diperturb (diganggu). Sekarang apa-kah keberadaan dan keunikan solusi ter-sebut masih bisa dipertahankan manakala suku perturbasinya yakni Yɺ yang di se-belah kanan dari persamaan (1.1) diper-umum yakni menjadi 2n1

1 m 2

Yɺ ++ ? Perlu dicatat

bahwa banyak peneliti yang telah mem-pelajari secara detail dan luas dengan berbagai macam metoda dari perluasan persamaan Van der Pol (1.1). Misalnya saja Mickens dalam makalahnya di [3] telah mempelajari secara detail perluasan persamaan (1.1) yakni 3 1 Y ) Y 1 ( Y Yɺɺ+ =

ε

2 ɺ , (1.2) Dia menggaproksimasi solusi-solusi pe-riodik dengan menggunakan metoda aproksimasi pertama dari Krylov dan Bogoliubov. Juga ketika perluasan per-samaan Van der Pol (1.1) yakni

Y ) Y 1 ( Y Yɺɺ+ 31 =

ε

2 ɺ, (1.3)

telah dipelajari secara detail oleh Mickens dalam makalahnya [2] dengan menggu-nakan metoda aplikasi dari teorema Lienard-Levinson-Smith. Mickens aproksimasi solusi periodik dengan meng-gunakan metoda harmonic balance. Kemu-dian dengan menggunakan metoda per-turbasi yang didasarkan pada faktor-faktor integral Waluya dan Van Horssen di [7] memperumum persamaan (1.1) menjadi

Y ) Y 1 ( Y Y 2n1 2 1 m 2 ɺ ɺ ɺ + ++ =

ε

, (1.4)

dimana m,n∈Ν . Pengembangan teori perturbasi yakni perturbasi yang didasar-kan pada faktor-faktor integral telah ba-nyak digunakan dalam menganalisa ber-bagai macam persamaan differensial tak linear (lihat [4,5],[7]-[10]). Banyak meto-de-metoda perturbasi lain seperti halnya metoda averaging (lihat [6]), metoda

multiple time-scale (lihat [5, 6]), metoda

harmonic balance (lihat [6]) dan yang

lain-lain yang digunakan oleh banyak peneliti untuk menganalisa persamaan diferensial tak linear. Dalam makalah ini akan juga dianalisa perumuman dari persamaan Van der Pol yang berbentuk

1 n 2 1 m 2 Y ) Y 1 ( Y Yɺɺ+ =

ε

2 ɺ ++ , (1.5)

dimana m,n∈Ν dengan menggunakan metoda perturbasi yang didasarkan pada faktor-faktor integral. Persamaan (1.5) me-rupakan perumuman dari persamaan (1.2) yang telah diteliti oleh Mickens dalam

(2)

ma-kalahnya [3]. Makalah ini diuraikan seba-gai berikut. Pada bagian ke dua dari maka-lah ini ditunjukkan bagaimana aproksimasi dari integral-integral pertama dapat dikons-truksi dengan menggunakan metoda per-turbasi yang didasarkan pada faktor inte-gral. Eksistensi dan kestabilan dari solusi periodik dapat diberikan dalam bagian ke tiga. Bagian ke empat dari makalah ini ber-isi penutup.

2. Aproksimasi Integral Pertama

Dalam bagian ini kita akan tun-jukkan bagaimana metoda perturbasi yang didasarkan pada faktor-faktor integral da-pat diterapkan pada perluasan Fractional Van der Pol tak linear. Perhatikan kembali persamaan perluasan Fractional Van der Pol tak linear

1 n 2 1 m 2 X ) X 1 ( X Xɺɺ+ =

ε

2 ɺ ++ , (2.1)

Solusi-solusi tanpa gangguan dari (2.1), yakni dengan ε =0 membentuk sebuah keluarga dari orbit-orbit periodik. Keluarga ini akan memenuhi seluruh bidang phase (phase plane) (X,Xɺ ). Setiap orbit periodik bersesuaian dengan sebuah

konstanta energi 2 2 1 2 2 1 X X E= ɺ + . Sebuah

konstanta energi E bersesuaian dengan sebuah sudut phase ψ yang didefinisikan

dengan arcsin( )

2E X =

ψ . Kita gunakan

transformasi (X,Xɺ )֏(E,ψ ), dan kita

dapatkan     = − = = = ), , E ( g f 1 ), , E ( g f X E 2 E 2 X 1

ψ

ε

ψ

ψ

ε

ɺ ɺ ɺ (2.2) dimana 2n1 1 m 2 ) X 1 ( f = − 2 ++ . Dengan

menga-likan persamaan pertama dan kedua dalam (2.2) dengan faktor-faktor integral

µ

1 dan

2

µ

berturut-turut, maka berdasarkan teori dari faktor-faktor integral yang dinyatakan dalam makalah [4, 5] bahwa

µ

1 dan

µ

2 harus memenuhi         + − = + − = = ∂∂ ∂ ∂ ∂∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ). g g ( ), g g ( , 2 2 1 1 t 2 2 1 1 E t E 2 1 1 1

µ

µ

µ

µ

ψ µ µ µ ψ µ (2.3)

Dengan memperluas

µ

1 dan

µ

2 dalam deret pangkat dalam

ε

dan dengan men-substitusikan g1;g2 dan perluasan faktor-faktor integral ke dalam (2.3), dan dengan memisahkan dan mengumpulkan suku-suku yang berpangkat sama dalam

ε

, kita akhirnya mendapat masalah-masalah

) (

O

ε

n , untuk n=0,1,2,... (lihat juga [4, 5],[8]-[10]). Masalah O(

ε

0) adalah         − = − = = ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ . , , 0 , 2 0 , 2 0 , 2 0 , 1 0 , 2 0 , 1 t E t E ψ µ µ µ µ µ ψ µ (2.4)

dan untuk n1masalah-masalah O(

ε

n)

adalah           + − + − − = + − + − − = = ∂∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ). g g ( ), g g ( , n , 2 1 , 2 1 n , 2 1 , 1 1 n , 1 t n , 2 1 , 2 1 n , 2 1 , 1 1 n , 1 E t E n , 2 n , 1 n , 2 n , 1 µ µ µ µ µ µ ψ µ µ µ ψ µ (2.5) dimana εg1,1= g1 ,εg2,1=g21. Masalah

O(²0) dalam persamaan (2.4) dapat mudah

diselesaikan dan menghasilkan

) t , E ( h1,0 0 , 1 = ψ − µ ,µ2,0 =h2,0(E,ψ −t) dengan h1,0 hE2,0 ∂ ∂ ∂ ∂ = ψ . Fungsi-fungsi h1,0 dan 0 , 2

h masih sebarang dan sekarang akan dipilih sesederhana mungkin. Kita pilih

1

h1,0 ≡ dan h2,00, dan juga (lihat juga [4, 5], [8]-[10]) 1 0 , 1 = µ ,µ2,0 =0 (2.6) Maka, dari masalah order

ε

dalam (2.5)

1 , 1

(3)

         − − = − − =

++ + ++ + ∂∂ ∂∂ . ) t d X ) X 1 ( ( , ) t d X ) X 1 ( ( t 2 1 , 2 t 2 E 1 , 1 1 n 2 2 n 2 m 2 1 n 2 2 n 2 m 2 ɺ ɺ ψ

µ

µ

(2.7)

Sebuah aproksimasi F1 dari sebuah inte-gral pertama F = constant dari sistem (2.2) dapat diperoleh dari (2.6), (2.7), dan teori dari faktor-faktor integral yang dinyatakan dalam makalah [4, 5], [8]-[10], dan menghasilkan , t d X ) X 1 ( E F t 2 1 2n1 1 n 2 m 2

− +++ − =

ε

ɺ (2.8) dengan . cos E 2 Xɺ = ψ (2.9)

Prosedur sederhana untuk mengkonstruksi integral pertama dapat juga dilihat dalam makalah-makalah [8]-[10]. Seberapa baik

1

F mengaproksimasi F dalam integral pertama F =constant mengikuti dari teo-reteorema yang dinyatakan dalam ma-kalah terdahulu [4, 5],[8]-[10]. Dalam kasus ini dapat ditunjukkan bahwa (meng-gunakan teori dalam [4, 5],[8]-[10])

) , E ( ) 1 g ( g dt dF 1 2 2 1 , 2 1 1 , 1 1 =εµ +εµ =ε ψ (2.10) dimana g1 dan g2, dan µ1,1 dan µ2,1 diberikan berturut-turut dengan (2.2) dan (2.7). Telah diketahui bahwa (lihat bagian 3 dalam [9] untuk bukti dan referensi) bahwa sebuah sistem dari dua persamaan diferensial orde satu mempunyai dua, dan tidak dapat mempunyai lebih dari dua, integral-integral pertama secara fungsional. Aproksimasi lain (bebas secara fungsional) dari sebuah integral pertama dapat diper-oleh dengan mengambil

0 , 1 1,0 0 , 2 =

µ

=

µ

(2.11)

dari pada (2.6). Masalah O(ε)dalam (2.5) dapat juga dipecahkan dan menghasilkan

         − = − =

++ + ++ + ∂∂ ∂∂ t 2 E 2 X 1 , 2 t 2 E 2 X E 1 , 1 ). t d ) X ) X 1 ( ( ( ), t d ) X ) X 1 ( ( ( 1 n 2 1 n m 1 n 2 1 n m ɺ ɺ ψ µ µ (2.12) Sebuah aproksimasi F2 dari sebuah integral pertama F = constant dari sistem (2.2) dapat juga diperoleh dari (2.11), (2.12), dan teori tentang faktor-faktor integral dalam [4,5],[8]-[10], dan mengha-silkan           − + − =

+++ t t d ) X ) 2 X 1 ( E 2 X ( ) t ( ) t , , E ( 2 F 2n1 1 n m ɺ ε ψ ψ (2.13) Seberapa baik F2 mengaproksimasi sebuah integral pertama F =constant

mengikuti dari teorema-teorema dalam [4,5],[8]-[10]. Dalam kasus ini kita punyai

) , E ( ) 1 g ( g dt dF 2 2 2 1 , 2 1 1 , 1 2 =εµ +εµ =ε ψ (2.14) dimana g1 dan g2, dan µ1,1 dan µ2,1 diberikan berturut-turut dengan (2.2) dan (2.12).

3. Solusi-solusi Periodik

Dalam bagian sebelumnya telah di-tunjukkan aproksimasi secara asimtotik dari integral-integral pertama. Dalam ba-gian ini kita akan menunjukkan keber-adaan, stabilitas solusi periodik tak trivial dengan menggunakan aproksimasi inte-gral-integral pertama tersebut. Misalkan

∞ <

T adalah periode dari sebuah solusi periodik dan misalkan c1 adalah sebuah konstanta dalam integral pertama

t tan cons ) ; t , , E (

F ψ ε = dimana solusi

pe-riodik ada. Perhatikan F =c1 untuk t=0

dan t =T.

Kita aproksimasi F dengan F1 (diberikan dengan (2.8)), eliminasi c1 dengan pengu-rangan, kita kemudian dapatkan (meng-gunakan fakta bahwa E(0)=E(T) untuk sebuah solusi periodik)

(4)

). ( O dX X ) X 1 ( ) ( O t d X ) X 1 ( 2 ) T ( X ) 0 ( X 2 2 T 0 2 1 n 2 1 n 2 m 2 1 n 2 1 n 2 m 2

ε

ε

ε

ε

=         − ⇔ =         −

++ + ++ + ɺ ɺ (3.1) Tanpa mengurangi keumuman dapat di-asumsikan bahwa pada saat t=0 posisi di

) 0 , A ( )) 0 ( X ), 0 ( X ( ɺ = dengan A>0.

Ka-rena sifat simetri dari orbit-orbit yang tak diganggu dalam bidang phase maka kita punyai

(

X( ),X( )

)

( A,0)

2 T 2

T ɺ = . Dari (3.1)

dapat kita peroleh

) )( ) E ( I

ε

2

ε

= , (3.2) dimana =

− ++ A 0 2)X dX X 1 ( 4 ) E ( I 2n1 1 m 2 ɺ .

Untuk mendapatkan sebuah solusi periodik untuk (1.5) kita harus menemukan sebuah energi E sedemikian sehingga I(E) sama dengan nol (lihat juga [7, 8]). Dapat mudah diperiksa bahwa masalah yang sama (yakni, menemukan nilai nol dari I(E)) diperoleh ketika teknik pemetaan Poincar´e atau metoda Melnikov diterapkan (lihat juga [1,6]). Untuk menemukan energi E ini kita tulis kembali I(E) dalam (meng-gunakan (2.9))       = ) E ( I ) E ( I 1 1 2 1 ) E ( I 4 ) E ( I , (3.3) dimana         − = − =

++ ++ . dX ) X E 2 ( X ) E ( I , dX ) X E 2 ( ) E ( I A 0 2 2 2 A 0 2 1 2 n 4 1 m 2 2 n 4 1 m 2 (3.4)

Dapat diperiksa bahwa

2 2 1 2 2 1X(t) X(t) ) t ( E = ɺ + dan 2 2 1A ) 0 (

E = . Dari (2.2) kita dapat lihat bahwa E adalah konstan sampai pada order

) (

O ε dengan skala waktu 0(1). Dengan menggunakan transformasi X = Au dalam (3.4) dan menggunakan fakta bahwa

) ( O ) 0 ( E E= + ε untuk 0tT dapat

mudah diperlihatkan dari (3.2)-(3.4) bahwa (3.2) dapat ditulis dalam

) ( O ) Q 1 )( E ( I 4ε 1 − = εp , (3.5) dengan p>1 dimana ) n , m ( J ) n , m ( J 1 2 E 2 Q= , (3.6) dan dimana         = − = = − =

++ + + + + ++ ++ + ++ + ++ . du ) u 1 ( u ) n , m ( J , du ) u 1 ( ) n , m ( J 1 0 ) ( 4 ) ( 2 2 2 1 0 ) ( 2 ) ( 2 1 1 n 2 2 n 3 m 2 n 4 3 n 4 m 2 2 n 4 1 m 2 1 n 2 2 n 3 m 2 n 4 3 n 4 m 2 2 n 4 1 m 2 ΓΓ π ΓΓ π (3.7) dengan Γ adalah fungsi gamma. Mudah dilihat bahwa J1(m,n)>0 dan

0 ) n , m (

J2 > untuk semua nilai m,nN. Mudah juga dilihat dari (3.6) bahwa

0 2 ) n , m ( J ) n , m ( J dE dQ 1 2 > = . Ini mengakibatkan

bahwa Q adalah monoton naik keras. Karena Q monoton naik keras dalam E kita dapat simpulkan bahwa terdapat dengan tunggal, tak trivial nilai E sedemikian sehingga I(E) = 0. Untuk hasil ini dapat disimpulkan (lihat juga [[8], section 4.2]) bahwa terdapat dengan tunggal, tak trivial, stabil solusi periodik untuk (1.5). Misalkan bahwa pada t=0, X(0)= A0 dan

0 ) 0 (

Xɺ = untuk solusi periodik. Maka, 0 2 0 2 1 2 2 1 2 2 1Xɺ + X = A E (3.8) dimana E0 adalah energi sedemikian sehingga kita punyai solusi periodik. Jelas

0

E memenuhi (lihat juga (3.3) dan (3.5))

, E ) ( ) ( ) n , m ( J ) n , m ( J 0 1 n 2 2 n 3 m 1 n 2 3 n 5 m 2 1 ++ ++ + + = = ΓΓ (3.9)

sampai pada O(εp1)denganp>1. Periode dari solusi periodik dapat dihitung sampai O(εp) dengan p > 1 dari (3.8), menghasilkan , X A02 2 dt dX =± (3.10)

(5)

atau ekuivalen dengan . X A02 2 dt dX =± (3.11) Kemudian dengan mengintegralkan (3.11) terhadap t dari t =0 sampai

2 T dan kita peroleh π 2 T = . (3.12) Beberapa phase portrait untuk bebarapa nilai dari m dan n dapat diberikan dalam Gambar 1.

(a) m = 0, n = 0

(b) m = 0, n = 1

(c) m = 0, n = 2

(d) m = 1, n = 2

Gambar 1. Phase Portrait persamaan per-luasan Fractional Van der Pol untuk beberapa nilai m dan n . 4. PENUTUP

Telah ditujukkan dalam bagian terdahulu bahwa metoda perturbasi yang didasarkan pada faktor integral dapat di-gunakan untuk mengaproksimasi integral-integral pertama persamaan (1.5) yang

me-rupakan perluasan dari suatu persamaan fractional Van der Pol yang telah diteliti oleh Mickens dalam makalahnya [3]. Dalam bab 5 telah ditunjukkan bahwa keberadaan dan keunikan dari solusi-solusi periodik dari perluasan fractional Van der Pol persamaan (1.5) masih tetap dapat dipertahankan seperti saat m=n=0. De-ngan melihat hasil dari metoda ini yakni dapat diterapkan untuk kasus umum, maka perlu dikaji untuk kasus-kasus lain yang lebih besar yang lebih komplek.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Arnold, V. I. (1978), Ordinary

Differential Equations, The MIT

Press, Cambridge.

[2] Mickens, R. E. (2002), Analysis of

linear Oscillators having

Non-Polynomial Elastic Terms, Journal of

Sound and Vibration 255: 789-792. [3] Mickens, R. E. (2003), Fractional

Van der Pol Equations, Journal of

Sound and Vibration 259: 457-460. [4] Van Horssen, W. T. (1999), A

Perturbation Method Based on

Integrating Factors, SIAM Journal on

Applied Mathematics 59: 1427-1443. [5] Van Horssen, W. T. (1999), A

Perturbation Method Based on

Integrating Vectors and Multiple

Scales, SIAM journal on Applied

Mathematics 59: 1444-1467.

[6] Verhulst, F. (1996), Nonlinear Differential Equations and Dynamical

Systems, Springer-Verlag, Berlin.

[7] Waluya, S. B., and W. T. Van Horssen (2003), On the Periodic Solutions of a

Generalized Nonlinear Van der Pol

Oscillator, Journal of Sound and

Vibration 268: 209-215.

[8] Waluya, S. B., and W. T. Van Horssen (2002), Asymptotic Approximations of

First Integrals for a Nonlinear

Oscillator, Nonlinear Analysis TMA

51: 1327-1346.

[9] Waluya, S. B., and W. T. Van Horssen, 2002, On Approximations of

First Integrals for a System of Weakly Nonlinear, Coupled Harmonic

(6)

Oscil-lators, Nonlinear Dynamics 30:

243-266.

[10] Waluya, S. B., and W. T. Van Horssen, 2003, On Approximations of

First Integrals for Strongly Nonlinear Oscillators, Nonlinear Dynamics 32:

Gambar

Gambar  1.  Phase  Portrait  persamaan  per- per-luasan  Fractional  Van  der  Pol  untuk beberapa nilai m dan n

Referensi

Dokumen terkait

kapal existing yang dibangun sebelum tanggal 8 September 20 1 7 , sesuai perubahan jadwal Implementation of Ballast Water Management Convention dengan melaksanakan 1 st

• Saat Anda memutar file audio dengan data lagu yang ditambahkan menggunakan KENWOOD Music Editor Light atau KENWOOD Music Control, Anda dapat mencari file audio berdasarkan

Mengingat fungsi dari bangunan ini sebagai tempat mempromosikan potensi seni budaya dan pariwisata dari propinsi Jawa Barat, maka sebagai pertimbangan utama dalam perancangannya

Menurut IT Governance Institute , ketika melihat hasil bisnis dari Governance of Enterprise IT ( GEIT ) , perusahaan yang telah menerapkan COBIT 5 mengalami peningkatan manajemen

yang didapatkan dari orientasi lapangan, untuk keperluan penelitian kondisi lumpur tanah endapan perairan dibagi menjadi 3 yaitu endapan kali, waduk, dan selokan.. Kali

Kompleksnya permasalahan yang dimiliki oleh anak tunaganda dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dan harapan orang tua akan masa depan yang lebih baik pada anaknya

Cara untuk menentukan titik – titik dari sumbu tegak dan mendatar dapat dikurangi dengan penggunaan persamaan kalimat yang mudah yakni (1) berat dari ballast

Menurut Husaini (1996) hasil survey di negara-negara maju maupun berkembang IMT ternyata merupakan indeks yang responsife, sensitif terhadap perubahan keadaan gizi. Berat