• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah – langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR

4.1 Pengujian Trafo Arus Sebelum Pemasangan

Lingkup pengujian trafo arus sebelum pemasangan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Rasio,

2. Pengujian Beban, 3. Pengujian Polaritas,

4. Pengukuran Tahanan DC (R dc), dan 4.1.1Pengujian Rasio Trafo Arus

Pengujian rasio CT dilakukan untuk membandingkan rasiotransformasi arus primer dan sekunder, apakah sesuai dengan tanda pengenal (nameplate) trafo arus.

Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus

P1 P2

A

A

Alat Uji Arus S1

220 V

(2)

S1 S2

A

V

A

A Alat Uji Arus 220 V

Pada gambar 4.1 menjelaskan dimana cara proses pengukran Rasio Arus pada CT ,untuk alat yang di gunakan yaitu alat injek arus dan amper meter, pertama alat injek arus di kalungkan melewati lubang pada CT atau bagian primer CT setelah itu bagian pada sekunder pada CT di sambungkan ke Amper Meter, setelah itu alat injek di berikan arus contoh CT 100/5A, apabila bagian primer CT dilalui Arus 20A yang dihasilkan dari alat injek maka arus yang keluar dari bagian sekunder CT sebesar 1A, pengujian dilakukan bertahap sampai dengan arus pada primer CT 100A dan arus yang dibagian sekunder CT 5A, dengan demikian CT dapat dikatakan baik dan dapat dipergunakan.

4.1.2 Pengujian Beban (Burden) Trafo Arus

Pengujian beban trafo arus dilakukan untuk mengetahui besar kemampuan trafo arus apakah masih sesuai dengan spesifikasi teknis yang tertulis pada tanda pengenal (nameplate) trafo arus.

Gambar 4.2 Rangkaian pengujian beban trafo arus

Pada gambar 4.2 Pengujian secondary burden CT merupakan pengujian untuk mengetahui nilai aktual beban yang terpasang pada sisi sekunder CT, mulai dari kabel sampai dengan panel proteksi dan metering. Pengujian ini tidak bisa menentukan nilai burden nominal ataupun maksimal CT, untuk melakukan hal ini harus

(3)

menggunakan metode tegangan atau dengan alat uji yang dikenal dengan nama CT Analyzer.

Mengetahui nilai burden pada sisi sekunder CT pada dasarnya cukup sederhana, karena hanya menggunakan perhitungan Hukum Ohm. Dimana VA = Arus x Tegangan.

Apabila CT mengeluarkan arus 1A nominal, maka kita bisa memberikan arus sebesar 1A untuk sisi kabel yang terpasang pada CT. Terminal sekunder CT tidak boleh ikut dialiri arus karena akan berdampak timbulnya arus besar pada sisi primer.

Di dalam pengujian ini pada dasarnya kita hanya ingin mengetahui berapa besarnya impedansi loop tertutup pada beban CT (kabel + relay + metering + dst). Apabila nilai burden atau impedansi terukur pada arus 1A melebihi rating burden nominal CT (dalam satuan VA), maka harus dilakukan penggantian kabel yang lebih besar atau penggantian relay dengan burden yang lebih kecil.

4.1.3 Pengujian Polaritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah arah arus (polaritas) dari trafo arus yang terpasang sudah benar.

Gambar 4.3 Rangkaian Uji Polaritas Trafo Arus P1 P2 S1 S2 +

-A

mA dc + - S Baterei

(4)

Pada gambar 4.3 menjelaskan tentang polaritas CT, untuk alat yang di gunakan yaitu Batu Baterai yang di hubungkan ke melewati sisi primer pada CT lalu bagian sekunder CT di hubungkan ke ohm meter, setelah terhubung kita mainkan kabel yang terhubung kepada bagian positif (+) pada Baterai apa bila jarum penunjuk pada ohm mater bergerak ke arah kanan berarti kabel yang terhubung pada bagian positif (+) pada ohm meter di nyatakan kutup K,dan bagian lainnya di nyatakan kutup L, dan untuk bagian primer pada CT yang mengarah pada positif (+) batrai di nyatakan sisi S1, begitupun sebaliknya untuk bagian yang menghadap negatif (-) baterai di nyatakan S2.

1.1.4 Pengukuran Tahanan DC (R dc)

Pengukuran tahanan DC trafo arus bertujuan untuk mengetahui nilai tahanan DC internal trafo arus. Nilai tahanan DC pada trafo arus biasanya pelaksana dipakai untuk menghitung setelan pada relay gangguan tanah terbatas (restricted earth fault).

Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC Trafo Arus

Pada gambar 4.4 hanya menjelaskan tentang hubungan antargulangan atau koil yang terdapat di dalam CT itu sendiri, dari pengujian-pengujian sebelumnya sebenarnya sudah terwakilakan tampa harus melakukan pengujian khusus untuk tahan DC R ini.

A

mΩ

Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada semua terminal sekunder pada masing - masing inti seperti Gambar 4.4

- Terminal 1S1 – 1S2,

- Terminal 1S1 – 1S3,

- Terminal 2S1 – 2S2, dan

(5)

4.2 Flow Chart Pemasangan CT (PD)

Dalam pelaksanaan pemasangan CT adapun alur dari permohonan Perubahan Daya (PD) pelanggan hingga pembuatan Berita Acara (BA) atau tanda serah terima pekerjaan, sebagai berikut terlihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Flow Chart Penyambungan

Dari gambar 4.5 di jelaskan tentang proses bisnis penyambungan dimulai dari pelanggan bayar sampai dengan tersambung, pada Kerja Peraktek ini dijelaskan salah satu contoh pelanggan yang mengajukan Proses Tambah daya dari B2/.33000 ke B2/66000VA, dengan no ID Pelanggan 546203434016 atas nama pelanggan PT GRAHA BERLIAN

PERMOHONAN PD PELANGGAN (COSTUMER

SERVICE)

PEMBUATAN RAB DAN REKSIS (PERENCANAAN)

PEMBUATAN SPK (NIAGA-SARPP)

PELAKSANAAN (KONSTRUKSI-BUNG)

(6)

UTAMA, yang di lakukan mulai dari tanggal permohonan 21/04/2016, lalu melakukan pembayaran di tanggal 26/04/2016, lalu di buatkan Perintah kerja (PK)/REKSIS di tanggal 27/04/2016, setelah itu menunggu proses pengebonan material dan di lakukan pemasangan di tanggal 17/05/2016, Berikut langkah- langkah proses pemasangan CT di lokasi tersebut

4.3 Pemasangan Current Transformer

Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) tentang “MEMASANG ALAT BANTU PENGUKURAN” .yang bertumpuan kepada kode unit : DIS.KON.006(2).A TAHUN 2003. Yang menjelaskan tentang pemasangan CT/PT yang harus berkompeten dalam melakukan pengawatan, berikut langkah-langkah pemasangan CT tegangan rendah.

Alat kerja 1. Obeng 2. Kunci Pas 17 3. Hand press  K3 1. Sepatu Kerja  Material 1. Current Tranformer TR 2. Kabel NYMHY 4x2,5mm 3. Schoen Kabel 2,5 mm  Alat Ukur 1. Multi Meter

(7)

1.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum pemasangan CT pada pelanggan sebagai berikut:

A. Siapkan PK, BA, single line Diagram, peralatan kerja, material yang dipergunakan.

B. Periksa kondisi material yang akan dipasang / pastikan material yang akan dipasang dalam keadaan baik.

4.3.2 Pelaksanaan Pengawatan

Setelah semuah persiapan disiapkan mulai dari PK, BA dan material lainnya selanjutnya proses yang di lakukan adalah pelaksanaan pengawatan, tahapan yang di lakukan adalah sebagai berikut:

A. Potong kabel NYMHY 4x2,5 mm sepanjang 100 cm.

Gambar 4.6 Kabel NYMHY

Kegunaan kabel pada gambar 4.6 utuk penyambungkan listrik dari terminal masing-masing CT.

B. Gunakan kabel schoen ukuran 2,5 mm pada ujung kabel yang telah di kupas kulit nya.

(8)

Kegunaan kabel schoen pada gambar 4.7 utuk mempermudah pengecangan pada terminal – terminal CT dan terminal kWh, supaya tidak terjadi loss contact pada terminal

C. Pasang CT pada busbar lalu kencangkan (melihat arah masuk arusnya melalui P1)

Gambar 4.8 Pemasangan CT Pada Busbar

D. Pasang kabel yang sudah di siapkan pada terminal sekunder CT, sambungkan terlebih dahulu terminal K pada (CT) ke terminal K pada masing - masing terminal (kWh) seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.9 Pemasangan Kebel Dari Terminal K CT & kWh

E. Pasang kabel yang sudah disiapkan pada terminal CT, sambungkan seluruh terminal L pada (CT) ke terminal netral pada busbar, begitu juga seluruh terminal L pada (kWh)

(9)

jadikan satu dan jumper ke terminal L pada CT seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.10 Pemasangan Kebel Dari Terminal L CT & kWh F. Memberikan sumber tegangan untuk kWh dari busbar.

Gambar 4.11 pemasangan Sumber tegangan

Pada proses ini pemasangan kabel tegangan ini sangat penting karena untuk pembacaan kwh meter supaya kwh meter menyala.

4.4 Pemeriksaan

APP yang telah selesai dipasang harus diperiksa, untuk mengetahui apakah hasil pemasangannya telah sesuai dengan permintaan kontrak. Bila pemasangan salah akan mengakibatkan pengukuran yang tidak benar, akibatnya akan timbul losses atau kerugian bagi PLN.

Hal – hal yang perlu diperiksa adalah: a) Memeriksa visual meter

(10)

b) Memeriksa resistans isolasi c) Memeriksa urutan phasa d) Memeriksa urutan phasa CT e) Memeriksa sirkit arus

f) Memeriksa relai tarif ganda dan saklar waktu (Time switch) g) Memeriksa putaran piringan

4.4.1 Memeriksa visual meter

Memeriksa visual meter yaitu memeriksa meter, perlengkapannya dan pengawatannya, apakah ada dalam keadaan baik, cacat atau rusak. Bila terjadi cacat atau rusak pada meter merupakan indikasi bahwa pada meter tersebut tekah terjadi sesuatu, sehingga perlu diperiksa lebih lanjut.

Untuk memeriksa gunakan tabel berikut.

Tabel 4.1 Pemeriksaan Visual

KETERANGAN Baik Cacat Rusak

1 Kotak APP √ 2 Meter √ 3 Pemutus Mini √ 4 Termiinal √ 5 Kawat : -Warna √ -Lebel √ -Pengikat √ KEADAAN NO NAMA ALAT Sumber:Opdist/mn/2006

4.4.2 Memeriksa Resistans Isolasi

Pemeriksaan resistans isolasi dilakukan terhadap APP, perlengkapan beserta sirkitnya sebelum disambung pada sumber listrik dan beban, untuk memeriksa digunakan tabel sebagai berikut:

(11)

TABEL 4.2 PEMERIKSAAN RESISTANS ISOLASI APP

No Yang Diperiksa Hasil

(mega Ohm)

Minimum (mega Ohm) A Meter Sambungan Langsung

1 Fase tunggal sirkit fase – pembumian

2 Fase tuga Sirkit R, S, T - pembumian B Meter Sambungan Tidak Langsung

Fase Tiga

1 Sirkit arus fase R – Pembumian 2 Sirkit arus fase S – Pembumian 3 Sirkit arus fase T - Pembumian 4 Sirkit arus fase R – sirkit arus fase S 5 Sirkit arus fase R – sirkit arus fase T 6 Sirkit arus fase S – sirkit arus fase T 7 Sirkit tegangan R, S, T - Pembumian 8 Sirkit tegangan R, S, t – sirkit arus

fase R

9 Sirkit tegangan R, S, T – sirkit arus fase S

10 Sirkit tegangan R, S, T – sirkit arus fase T

11 Pengukuran dengan tester (megger 500V)

Catatan = Pembumian CT dilepas. sumber :opdist/mn/2006

4.4.3 Memeriksa Uruttan Phasa

Pemeriksaan menggunakan phasa sequence indicator / phase angle indicator sebagai berikut :

a) periksa urutan phasa sumber b) sambung APP dengan sumber c) periksa urutan phasa pada sis beban

d) bila urutan phasa pada sumber dan sisi beban sudah sama maka pemasangan sudah betul

(12)

4.4.4 Memeriksa Urutan Phasa CT

Pemeriksaan di lakukan Secara Visual dengan mengurutkan satu persatu jurusan kabel yang kita pasang sebelumnya, langkah – langkah yang harus di lakukan sebagai berikut.

a) Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap rangkaian pengawatan yang sudah terpasang, cek ulang di bagian mur/bautnya CT dan kWh.

b) Memeriksa Posisi P1, P2, dan S1, S2.

c) Memasukan sumber tegangan dari posisi P1 pada CT. d) Lakukan pengujian dengan beban tiga phasa.

4.4.5 Memeriksa relay tarif ganda pada kWh meter

Pemeriksaan relay tarif ganda dilakukan dengan memberikan tegangan pada terminal relay kWh meter tarif ganda. Periksa indikator relay WBP apakah sudah bekerja dan menunjuk dengan baik. (Pemberian tegangan tersebut sesuai dengan tegangan pengenal relay tarif ganda tersebut pada papan nama kWh meter). 4.4.6 Memeriksa saklar waktu (time switch)

Pemeriksaan saklar waktu dilakukan dengan memberikan tegangan pada terminal suplay apakah jarum jam mulai bekerja. Kemudian periksa kerja kontaktor dengan menggeser seting hingga kontaktor bekerja buka atau tutup (kontaktor diperiksa dengan Ohm meter)

4.4.7 Memeriksa Putaran Piringan

Pemeriksaan Putaran Piringan dilakukan dengan membebani setiap phasa menggunakan lampu pijar (untuk meter sambungan langsung) dengan daya sesuai kebutuhan lihat tabel rendah kebutuhan tabel pemeriksaan putaran piringan (untuk meter tegangan rendah sambungan tidak langsung digunakan beban sesungguhnya). Untuk kWh meter tegangan rendah sambungan

(13)

tidak langsung pemeriksaan setiap phasa hanya untuk mengetahui arah putaran dengan cara menghubung pendek rangkaian arus (sesaat) atau melepas tegangan pada meter. Putaran piringan harus sesuai dengan arah penunjuk putaran (arah panah). Beban untuk setiap phasa : 0,5 Id (arus dasar).

TABEL 4.3 PEMERIKSAAN PUTARAN PIRINGAN

No Fasa Beban

(Watt) Arah Putaran Keterangan

1 R Sesuai / Tidak

2 S Sesuai / Tidak

3 T Sesuai / Tidak

Sumber :Opdist/mn/2006

Pada Tabel 4.3 Digunakan beban sesungguhnya untuk kWh meter tegangan rendah sambungan tidak langsung pemeriksaan setiap phasa hanya untuk mengetahui arah putaran dengan cara menghubung pendek rangkaian arus (sesaat) atau melepas tegangan pada meter.

Gambar

Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus
Gambar 4.2 Rangkaian pengujian beban trafo arus
Gambar 4.3 Rangkaian Uji Polaritas Trafo Arus
Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC Trafo Arus
+7

Referensi

Dokumen terkait