• Tidak ada hasil yang ditemukan

122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proyeksi Arus Kas dan Proyeksi Rugi/Laba Usaha Dua Model Usaha Budidaya Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Kabupaten Banjar

(Cash Flow Projection and Projection Business Profit / Loss Model Two Broiler Farming The Plasma Model of Cooperation and the Independent Model in Banjar Regency)

Danang Biyatmoko

Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru 70714 KalSel

ABSTRACT

The purpose of this study is to conduct the study cash flow projection and projection business profit / loss two model broiler farming the plasma model of cooperation and the independent model in Banjar Regency. This research using survey method and questioner. Research using 30 respondens by purposive sampling technic (Gay,1991). This data will analized by descriptive method depend on the aspecs. Result of this research showed income received in the independent model with a selling price of Rp. 14.000/kg achieved production projections from the sale of Rp. 74.690.000/cycle and Rp. 448.140.000/year and income (profit) Rp. 69,66 million, -/year, while the plasma model of cooperation with a selling price of Rp. 12.990/kg achieved the projected production and sales of Rp.51.031.215/cycle Rp.306.187,29/year and income (profit) of Rp. 19.387,79 million,-/year. In the Independent model, in first year obtained a negative profit, but in second year started to come up positive earnings until fifh year chicken farming, with a cumulative net profit reached Rp. 255.275.780 , with an ROI of 17,16%. On the other hand the plasma model of cooperation of the year of unity until the fifth up to have positive earnings from farming carried out broiler, breeder produces cumulative net profit reached Rp. 68,906,110, with an ROI of 6,79%. The results of this ROI is smaller than the ROI of Independent model abaout 17,16%, that is showing the ability of capital invested in total assets at the independent model greater than in the Partnership in business profits

Keywords : independent model, the plasma model of cooperation, broiler, district of Banjar region

PENDAHULUAN

Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan prioritas pertama yang dicanangkan Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan selatan sebagai sentra pengembangan ayam ras pedaging, Hal ini didukung dengan luas areal dan topografi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha peternakan. Usaha ayam ras pedaging merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak terlepas dari keberpihakan pemerintah seperti PP No.16 (1977) dan Kepres No. 22 (1990) mengenai

pengaturan pengebangan budidaya ayam ras pedaging, selain masa pemeliharaan relatif pendek berkisar 32-35 hari, produktivitasnya tinggi, harga yang relatif murah, dan permintaan yang semakin meningkat. Kondisi ini juga ditunjang oleh perbibibitan ayam (breeding farm) dan perusahaan pakan (feed industry) di wilayah Kalimantan Selatan .

Berdasarkan data produksi peternakan Kal-Sel (2011) dan Dinas Peternakan Kab. Bajar (2011) populasi ayam ras pedaging di Kab. Banjar tahun 2010 mencapai 3.949.998 ekor atau 18,34 % dari total ayam ras

(2)

pedaging Kalimantan Selatan. Jumlah populasi ayam yang besar ini menggambarkan Kabupaten Banjar merupakan pemasok ayam ras pedaging potensial untuk Kalimantan Selatan.

Usaha budidaya ayam ras pedaging (broiler) ini saat ini dikembangkan melalui POLA KEMITRAAN antara perusahaan dan peternak plasma dengan system Inti-Mitra dan POLA MANDIRI oelh peternak Untuk mengetahui gambaran UMKM ini perlu kita ketahui kelayakan finansial usaha, sejauh mana usaha ini dapat dipertahankan, diperbaiki atau bahkan ditingkatkan agar Kabupaten Banjar tetap sebagai pensuplai daging utama di Kalimantan Selatan sebagai sentra peternakan ayam pedaging (Broiler) .

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian. kelayakan finansial usaha dari sisi ekonomi meliputi proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba usaha yang dijalankan peternak pada dua pola usaha baik POLA KEMITRAAN dan POLA MANDIRI.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian berlangsung selama 3 bulan,dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian (survei dan penjaringan data responden), sampai laporan akhir penelitian. Penelitian dilaksanakan pada peternakan ayam broiler Pola Kemitraan dan Peternak Mandiri pada usaha broiler , yang berada pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Banjar provinsi Kalimantan Selatan.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode survei dan kuesioner pada sampel 30 responden acak secara purposive sampling (Gay, 1991), baik peternak ayam broiler pola mandiri maupun pola kemitraan. Sampling dilakukan berdasarkan tingkat kepadatan populasi ayam broiler di kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar.

Asumsi dan parameter produksi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Asumsi dan parameter produksi

No Uraian

Model

Pola Mandiri Pola Kemitraan

1 Jumlah ayam yang diternakan 2.500 ekor 2.500 ekor

2 Mortalitas 3 % 3 %

3 Umur rata-rata panen ayam 42 - 49 Hari 31-35 hari

4 Konsumsi pakan rata-rata per ekor 3.46 kg 2.58 Kg

5 Konversi ransum (FCR) 1.57 1.58

6 Rata-rata bobot panen per ekor 2,2 Kg 1,62 Kg

7 Jumlah ayam yang dipanen per siklus 2.425 ekor 2.425 ekor

8 Bobot panen ayam per siklus 5.335 Kg 3.928,5 Kg

9 Frekuensi panen ayam per tahun (masa istirahat kandang 2 minggu)

6 x panen 6 x panen

10 Total bobot panen per tahun 32.010 Kg 23.571 Kg

11 Biaya produksi ayam per kg sampai panen *) Rp. 11.823 Rp. 12.163 12 Harga jual ayam per kg hidup *) Rp. 14.000 Rp. 12.990

(3)

Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan aspek pembahasan sesuai peubah penelitian yang dilaksanakan, yaitu proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba usaha yang didasarkan pada asumsi dan parameter produksi serta Biaya investasi dan biaya operasional usaha ayam ras pedaging per siklus pada dua model pola mandiri dan pola kemitraan .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis finansial proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba peternakan Pola Kemitraan dan Pola Mandiri didasarkan selain dari asumsi dan parameter produksi, juga berdasarkan perhitungan biaya investasi dan biaya operasional usaha ayam pedaging (broiler) per siklus pada ke dua model baik Pola Mandiri dan Pola Kemitraan, seperti tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya investasi dan biaya operasional usaha ayam ras pedaging per siklus pada dua model pola mandiri dan pola kemitraan

No Uraian

Model

Pola Mandiri Pola Kemitraan

Biaya Investasi (Rp)

1 Investasi Kandang (± 250 m2 ) 25.000.000 25.000.000

2 Investasi Alat (Tempat pakan & minum) 2.500.000 2.500.000

3 Tanah seluas 300 m2 @ 50 000/m2 15.000.000 15.000.000

4 Rumah jaga 15m2 @ Rp 1,0 juta 15.000.000 15.000.000

Sub Total (Rp) 57.500.000 57.500.000

Biaya Modal Usaha (Operasional) (Rp)

1 Bibit ayam (doc) 11.250.000 12.250.000

2 Pakan 45.845.000 33.187.500

3 Obat dan vaksin 3.500.000 1.435.750

4 Biaya Tenaga Kerja per periode panen 900.000 825.000

5 Biaya Listrik 85.000 85.000

6 Biaya angkut penjualan 1.500.000

-Sub Total (Rp) 63.080.000 47.783.250

Total Investasi dan Modal Kerja (Rp) 120.580.000 105.283.250

Proyeksi Arus Kas Pola Mandiri

Pada model Pola Mandiri, proyeksi arus kas disajikan pada Tabel 4. Arus kas usaha budidaya ayam ras pedaging pada tahun ke-1 masih menunjukkan kas akhir yang negatif sebesar Rp. (30.823.910). Mulai tahun ke-3 hingga tahun ke-5 proyek menunjukkan arus kas yang positif dimulai tahun ke-3 sebesar

Rp. 51.339.020 hingga tahun ke-5 mencapai Rp. 69.560.000 . Arus kas yang negatif di awal

tahun sampai tahun ke-2 disebabkan oleh

kewajiban kredit yang harus dibayar masih besar mencapai Rp. 72.883.910 dan Jumlah kas keluar yang besar selain dibebani biaya produksi (operasional), pajak, juga dibebani biaya investasi berupa kandang dan peralatan hingga mencapai Rp. 406.080.000, sementara pendapatan adalah tetap sebesar Rp. 448.140.000. Arus kas pada tahun ke-5 proyek mencapai Rp.156.311.20,- dan peternak sudah mampu membiayai usaha budidaya ayamnya melalui saldo kas yang layak .

(4)

Tabel 3. Total Produksi per tahun

No Uraian

Model

Pola Mandiri Pola Kemitraan

1 Jumlah ternak yang dipelihara 2.500 ekor 2.500 ekor

2 Total berat penjualan per siklus 5.335 Kg 3.928,5 Kg

3 Jumlah siklus produksi per tahun 6 Kali 6 Kali

4 Total produksi per tahun (Rp) 32.010 Kg 23.571 Kg

5 Harga Jual per Kg (Rp) *) 14.000 12.990

6 Hasil produksi per siklus (Rp) 74.690.000 51.031.215

7 Hasil produksi per tahun (Rp) 448.140.000 306.187.290

Keterangan : *) = Biaya produksi dan harga yang berlaku saat penelitian

Proyeksi Arus Kas Pola Kemitraan

Pada model Pola Kemitraan, proyeksi arus kas disajikan pada Tabel 5. Arus kas usaha budidaya ayam ras pedaging pada tahun ke-1 sampai tahun ke-3 masih menunjukkan kas akhir yang negatif sebesar Rp. (1.289.325). Mulai tahun ke-4 arus kas akhir mulai positif sebesar Rp. 5.603.047 dan tahun ke-5 arus sebesar Rp. 19.387.790. Dengan demikian pada tahun ke-5 usaha budidaya ayam pedagingnya, peternak sudah mampu membiayai usaha budidaya ayamnya dan mulai dapat merasakan hasil yang lebih layak. Biaya operasional yang lebih besar persatuan unit dibanding pola mandiri, masa panen bobot ayam yang lebih kecil dan harga jual yang lebih rendah, menjadi penyebab rendahnya marjin yang diterima peternak Pola Kemitraan , sehingga saldo kas akhir yang diterima peternak Pola Kemitraan pada tahun akhir tahun ke-5 hanya berkisar Rp. 21.122.862 jauh

lebih rendah dibanding pada Pola Mandiri sebesar Rp. 194.697.735.

Proyeksi Rugi/Laba

Proyeksi Rugi/Laba pada dua model kepengusahaan meliputi Pola Mandiri dan Pola Kemitraan, untuk melihat perbandingan rugi/laba antara ke dua model di atas. Proyeksi ini dipakai untuk melihat kelayakan usaha yang dijalankan.

Proyeksi Rugi/Laba Pola Mandiri

Pada model Pola Mandiri, terlihat pada Tabel 4 terlihat pada tahun ke-1 diperoleh laba negatif, tetapi pada tahun ke-2 mulai didapat laba positif sampai pada tahun ke-5 usaha budidaya ayam ras pedaging ini, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 255.275.780 , dengan ROI sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva dalam menghasilkan keuntungan.

(5)

Tabel 4. Proyeksi laba/rugi usaha ayam ras pedaging skala usaha 2.500 ekor Pola Mandiri di Kab. Banjar (Rp 000)

Tahun Penjualan Biaya

Variabel Biaya Tetap Laba Kotor Bunga Kredit Laba Sblm pajak Pajak Laba Bersih ROI (%) 1 448,140.00 378,480.00 57,500.0 12,160.00 14,492.80 -2,332.80 100 -2,432.80 2 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 14,492.80 55,167.20 100 55,067.20 3 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 6,038.67 63,621.33 100 63,521.33 4 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 0 69,660.00 100 69,560.00 5 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 0 69,660.00 100 69,560.00 17.16 255,275.73

Keterangan : Modal awal usaha 120.580.000, terdiri biaya variabel (biaya operasional) sebesar 63.080.000 dan biaya teta (investasi kandang dan perlatan) sebesar 57.500.000 .

Proyeksi Rugi/Laba Pola Kemitraan

Pada model Pola Kemitraan, peternak plasma wajib memiliki kandang dan peralatan sendiri saat mendaftar sebagai plasma. Sementara Inti hanya membiayai biaya operasional (bibit, pakan, obat dan vaksin). Dengan demikian dalam analisis kelayakan usaha yang dilakukan (Proyeksi Rugi/Laba, Proyeksi Arus Kas, dan ROI) sementara Analisis kelayakan investasi : NPV, B/C ratio, IRR, Pay back Period disajikan pada penelitian berikutnya. Biaya investasi kandang dan peralatan milik plasma sebesar Rp. 57.500.000 tidak diperhitungkan tetapi hanya biaya

operasional (biaya variabel) yang diperhitungkan dalam analisis usaha. Pada Tabel 5 terlihat mulai tahun ke-1 hingga tahun ke-5 laba sudah positif dari usaha budidaya ayam ras pedaging yang dijalankan, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 68.906.110,- dengan ROI sebesar 6,79%. Hasil ROI ini lebih kecil dibandingkan ROI Pola Mandiri sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva pada Pola Mandiri lebih besar dibandingkan pada Pola Kemitraan dalam menghasilkan keuntungan usaha.

Tabel 5. Proyeksi laba/rugi usaha ayam ras pedaging skala usaha 2.500 ekor Pola Kemitraan di Kab. Banjar (Rp 000)

Tahun Penjualan Biaya

Variabel Biaya Tetap Laba Kotor Bunga Kredit Laba Sblm

pajak Pajak Laba Bersih

ROI (%) 1 2 3 4 5 306.187,29 306.187,29 306.187,29 306.187,29 306.187,29 286.699,50 286.699,50 286.699,50 286.699,50 286.699,50 - - - - - 19.487,79 19.487,79 19.487,79 19.487,79 19.487,79 7 645 32 7 645 32 7 645 32 5 096 88 - 11.842,470 11.842,470 11.842,470 14,390,910 - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 11..742,470 11..742,470 11..742,470 14.290,910 19.387,790 6,79 68.906,11

Keterangan : Modal awal usaha Rp. 47.783,25,- terdiri biaya variabel (biaya operasional) sebesar 47.783.250, sedangkan biaya tetap (investasi kandang dan peralatan) sebesar Rp 0,- . karena merupakan milik sendiri saat mendaftar menjadi plasma.

(6)

KESIMPULAN

1. Pendapatan yang diterima pada Pola Mandiri, dengan asumsi mortalitas ayam 3%, umur panen 42-49 hari,konsumsi 3,46 kg/ekor/panen, konversi 1,57, bobot panen 2,2 kg/ekor, dan frekuensi panen 6 kali/tahun, dicapai total bobot panen 32.010 kg/tahun. Dengan harga jual Rp.14.000/kg dicapai proyeksi produksi dari hasil penjualan sebesar Rp. 74.690.000/siklus dan Rp.448.140.000/tahun dan pendapatan (laba) Rp.69.660.000,-/tahun.

2. Pada Pola Kemitraan, dengan asumsi mortalitas ayam 3%, umur panen 31-35 hari, konsumsi 2,58 Kg/ekor/panen, konversi 1,58 , bobot panen 1,62 Kg/ekor, dan frekuensi panen 6 kali/tahun, dicapai total bobot panen 23.571 Kg/tahun. Dengan harga jual Rp. 12.990/Kg dicapai proyeksi produksi hasil penjualan sebesar Rp.51.031.215/siklus dan Rp.306.187.290/tahun dan pendapatan (laba) sebesar Rp. 19.387.790,-/tahun.

3. Pada model Pola Mandiri, pada tahun ke-1 diperoleh laba negatif, tetapi pada tahun ke-2 mulai didapat laba positif sampai pada tahun ke-5 usaha budidaya ayam ras pedagingnya, dengan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 255.275.780 , dengan ROI sebesar 17,16 %.

4. Pada model Pola Kemitraan, mulai tahun ke-1 hingga ke-5 laba sudah positif dari usaha budidaya ayam ras pedaging yang dijalankan, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 68.906.110,- dengan ROI sebesar 6,79% . Hasil ROI ini lebih kecil dibandingkan ROI Pola Mandiri sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva pada Pola Mandiri lebih besar dibandingkan pada Pola

Kemitraan dalam menghasilkan keuntungan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Gay,L.R. 1991. Educational Research. A Bell and Howell Company. Ohio. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1990.

Pengaturan Pengembangan Budidaya Ayam ras Pedaging.

Laporan Produksi Dinas Peternakan Kabupaten Banjar. 2011. Distanhut, Bidang Peternakan Kabupaten Banjar Produksi Peternakan Provinsi Kalimantan

Selatan. 2011. Laporan Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru.

A

Peraturan Pemerintah No 16 tahun 1977. Tentang Usaha Peternakan. Jakarta. Undang-undang No 9 . Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil .

(7)

Lampiran 1. Proyeksi Arus Kas Usaha Ayam Ras Pedaging Pola Mandiri di Kab. Banjar ( Rp 000)

Thn

Kas Masuk Kas Keluar Kewajiban Kredit

Kas Akhir (Rp) Penjualan (Rp) KI (Rp) Jmh Kas Masuk (Rp) Investasi (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pajak (Rp) Jmh Kas Keluar (Rp) Biaya Bunga (16%) (Rp) Ang.Pokok (Rp) Jml Kewajiban (Rp) 0 0 120,580.00 0.00 120,580.00 0 0.00 120,580.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 448,140.00 0 448,140.00 0 405,980.00 100 406,080.00 19,292.80 53,591.11 72,883.91 -30,823.91 2 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 19,292.80 53,591.11 72,883.91 -3,323.91 3 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 4,823.20 13,397.78 18,220.98 51,339.02 4 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 0.00 0 0.00 69,560.00 5 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 0.00 0 0.00 69,560.00 2240700 2,240,700.00 2,040,980.00 156,311.20

Lampiran 2. Proyeksi Arus Kas Usaha Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Di Kab. Banjar ( Rp 000)

Thn

Kas Masuk Kas Keluar Kewajiban Kredit

Kas Akhir (Rp) Penjualan (Rp) KI (Rp) Jmh Kas Masuk (Rp) Investasi (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pajak (Rp) Jmh Kas Keluar (Rp) Biaya Bunga (16%) (Rp) Ang.Pokok (Rp) Jml Kewajiban (Rp) 0 0 47,783.25 47,783.25 47,783.25 0 0.00 47,783.25 0.00 0.00 0.00 0.00 1 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 -1,289.33 2 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 -1,289.33 3 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 -1,289.33 4 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 5,096.88 8,687.86 13,784.74 5,603.05 5 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 0.00 0 0.00 19,387.79 1530936.45 1,578,719.70 1,481,780.75 21,122.86

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dounia sudah membayangkan betapa tidak gampang hubungan yang akan mereka jalani; di antara mereka mungkin ada perbedaan sifat, kebiasaan dan bahkan mungkin perbedaan keyakinan

Melalui diskusi dan tanya jawab, peserta didik mampu menjelaskan defenisi gerak lurus, membedakan jarak dengan perpindahan, membedakan kelajuan dengan kecepatan

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan yakni wali kelas III (IM) mengungkapkan bahwa kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... Lasswell who, says what, in which channel, to whom, with

1) Dalam Pengaduan dan/atau laporan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu Nomor 09/I-P/L-DKPP/2015 pada point 3 huruf c didalilkan bahwa perbuatan yang dilakukan

Dalam contoh ini, struktur directory (untuk semua file Oracle) adalah sama persis antara database primary dan standby.. Contoh ini menggunakan environment

Ketersediaan cincin baja dan plastik bergantung pada kondisi lingkungan bisnis, apakah Bruggeman SA atau kompetitor lain mulai memperkenalkan cincin plastik tersebut

Tata tertib merupakan kosakata yang terbentuk dengan menggunakan imbuhan-imbuhan baru, pada awalnya tata tertib berasal dari dua kata, yaitu kata “ tata” yang artinya susunan,