• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

II - 17

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Kabupaten Karimun merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Negara Singapore dan Negeri Jiran Malaysia, serta berdampingan dengan pusat pertumbuhan industri Batam dan Bintan. Kabupaten Karimun merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau, yang berdasarkan UU RI No. 53 tahun 1999. Adapun secara geografis Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’ 36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT, tepat berada pada jalur pelayaran dan dekat dengan zona penerbangan internasional. Luas wilayah Kabupaten Karimun memiliki luas 4.918 Km² yang terdiri dari luas daratan 932 Km² (93.157 Ha) dan luas lautan sekitar 3.987 Km² atau seluas 398.692 Ha, dengan demikian dapat dilihat bahwa Kabupaten Karimun di kelilingi oleh lautan, kabupaten karimun merupakan gugusan pulau besar dan kecil sejumlah 249 pulau, yang terdiri dari 54 pulau telah berpenduduk dan 195 pulau lainnya belum berpenghuni. Hal ini membutuhkan suatu perencanaan yang menyeluruh atau komprehensif untuk menata Kabupaten Karimun selama rentang waktu 20 tahun ke depan. Dua pulau terbesar yang menjadi pusat pemukiman dan sentra ekonomi adalah Pulau Karimun dan Kundur. Posisi strategis Kabupaten Karimun yang diapit oleh tiga negara, berimbas pada pesatnya perkembangan kabupaten ini. Status Free Trade Zone (FTZ) yang disandang pulau Karimun cukup berpengaruh terutama terhadap kegiatan perekonomian. Sebagai kabupaten kepulauan, karekteristik pulau-pulau di Kabupaten Karimun cenderung mirip. Wilayahnya secara umum berupa dataran yang datar dan landai dengan ketinggian antara 20 sampai 500 meter di atas permukaan laut, meskipun ada bagian yang merupakan bukit-bukit. Di Karimun terdapat sebuah gunung yaitu Gunung Jantan dengan ketinggian 478 meter dan merupakan salah satu sumber mata air di Karimun.

Ibukota Kabupaten Karimun terletak di kota Tanjung Balai, Kecamatan Meral yang berbatasan di sebelah Barat dengan Kecamatan Rangsang dan Kabupaten Bengkalis, sebelah Timur dengan Kelurahan Tebing, sebelah Selatan dengan Kecamatan Rangsang dan Kabupaten Bengkalis serta sebelah Utara berbatasan dengan Selat Singapore dan Selat Malaysia, sementara itu Kabupaten Karimun sendiri secara administratif berbatasan dengan:

1) Sebelah Utara : Selat Singapore (Philips Channel), Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia 2) Sebelah Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan Kabupaten Lingga

3) Sebelah Barat : Kecamatan Rangsang, Kecamatan Tebing Tinggi (Kabupaten Kepulauan Meranti) dan Kecamatan Kuala Kampar (Kab. Pelalawan)

4) Sebelah Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Dari hasil pemantauan Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, selama tahun 2012 temperatur udara rata-rata 28,5ºC, dengan suhu minimum sebesar 22,0ºC pada bulan Februari dan April,

(2)

II - 18

sedangkan suhu maksimum 34,4ºC pada bulan Maret. Rata-rata harian kelembaban udara selama tahun 2012 adalah 75 persen. Kelembaban udara minimum yaitu 33 persenterjadi di bulan Juli, sedangkan maksimum mencapai 100 persen terjadi di bulan Februari dan Agustus. Rata-rata curah hujan di tahun 2012 sebesar 221,335 mm, dimana curah hujan terendah terjadi di bulan Januari, yaitu 61,1 mm sedangkan tertinggi terjadi di bulan April, yaitu 473,5 mm. Jumlah hari hujan terbanyak selama 25 hari terjadi di bulan Desember.

Tabel 2.1: Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Karimun

NAMA DAS Panjang (Km)

- -

- -

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun Tahun 2014 Keterangan : Data Daerah Aliran Sungai Belum Tergambarkan

Wilayah Kabupaten Karimun bagian dari kepulauan di Indonesia mempunyai iklim basah yang sangat di pengaruhi oleh perubahan angin yang melewatinya. Selain itu unsur-unsur iklim lainnya seperti temperatur, suhu dan curah hujan ikut berpengaruh terhadap kondisi perubahan cuaca dari tahun ke tahun.

Pada saat terbentuk, Kabupaten Karimun hanya terdiri dari 3 kecamatan. Seiring berjalannya waktu, wilayah kabupaten ini mekar menjadi 9 kecamatan. Kemudian pada tahun 2012, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No.12/2007, wilayah Kabupaten Karimun kembali mengalami pemekaran menjadi 12 (dua belas) kecamatan. Keduabelas kecamatan tersebut yakni Kecamatan Moro, Kecamatan Durai, Kecamatan Kundur, Kecamatan Ungar (pemekaran dari Kecamatan Kundur), Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Belat (pemekaran dari Kecamatan Kundur Utara), Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Karimun, Kecamatan Buru, Kecamatan Meral, Kecamatan Meral Barat (pemekaran dari Kecamatan Meral) dan Kecamatan Tebing.

Pada tahun 2012, setelah mengalami pemekaran wilayah, jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun sebanyak 71 desa/kelurahan. Terdiri atas 42 daerah berstatus desa dan 29 kelurahan. Sedangkan jumlah RW/RT secara keseluruhan adalah sebanyak 3778 RW dan 1.060 RT.

(3)

II - 19

Tabel 2.2: Nama, luas wilayah dan jumlah kelurahan per-Kecamatan

Sumber : RTRW dan Pokja AMPL Kabupaten Karimun 2014, diolah Keterangan : Untuk luas wilayah terbangun data belum tersedia

Nama Kecamatan

Jumlah Luas Wilayah

Kelurahan Desa Administrasi Terbangun

(Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total

Moro 2 10 24.073 25,84 - - Kundur 3 3 8.785 9,43 - - Karimun 6 3 3.625 3,89 - - Meral 6 0 2.535 2,72 - - Tebing 5 1 5.171 5,55 - - Buru 2 2 6.646 7,13 - - Kundur Utara 1 4 9.391 10,08 - - Kundur Barat 1 4 13.237 14,21 - - Durai 0 4 3.571 3,83 - - Meral Barat 2 2 5.600 6,01 - - Ungar 1 3 3.658 3,93 - - Belat 0 6 6.865 7,37 - - Total 29 42 93.157 100,00 - -

(4)

II - 20

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Karimun

(5)

II - 21

Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Karimun

(6)

II - 22 2.2 Demografi

Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Karimun mencapai 225.861 jiwa. ( Data dari BPS belum optimal dan belum di identifikasi sampai pada tahun 2013)

(7)

II - 23

Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk 5 tahun terakhir

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2014 Nama

Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Tingkat Kepadatan Penduduk km²

Tahun Tahun Tahun Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Moro 20.888 17.512 18.305 18.171 20.764 - 5.564 5.688 5.989 6.122 18 15 16 16 Kundur 7.179 5.821 6.106 6.139 37.699 - 11.271 11.681 12.434 10.886 138 112 117 118 Karimun 39.235 33.878 35.712 35.434 63.512 - 16.860 17.689 19.815 19.447 1.144 988 1.041 1.033 Meral 20.833 17.066 17.935 17.737 49.726 - 14.140 15.031 16.163 13.623 706 342 359 601 Tebing 18.234 16.146 16.891 16.899 29.054 - 7.912 8.276 8.981 8.235 840 547 573 779 Buru 42.464 42.601 44.905 46.549 11.504 - 2.975 3.096 3.308 3.376 851 1.963 2.069 933 Kundur Utara 11.373 8.967 9.454 9.316 13.928 - 5.926 6.123 6.204 3.973 639 504 531 523 Kundur Barat 45.624 44.627 46.877 47.889 19.683 - 4.973 5.154 5.445 5.598 570 558 586 599 Durai 25.828 25.943 27.212 27.727 7.331 - 2.026 2.102 2.085 2.134 359 360 378 385 Meral Barat - - - - 14.915 - - - - 4.187 - - - - Ungar - - - - 6.633 - - - - 1.938 - - - - Belat - - - - 7.726 - - - - 2.204 - - - - Jumlah 231.658 212.561 223.397 225.861 282.475 - 71.647 74.840 79.794 81.723 152 139 147 148

(8)

II - 24

Tabel 2.4 Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Sumber : BPS Kabupaten Karimun 2014 Nama

Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Tingkat Kepadatanpddk

Tahun Tahun Tahun Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Moro Kundur Karimun Meral Tebing Buru Kundur Utara Kundur Barat Durai Meral Barat Ungar Belat JUMLAH

(9)

II - 25 2.3 Keuangan Dan Perekonomian Daerah

Perhatian terhadap aspek ekonomi dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.

Kondisi keuangan dan perekonomian kabupaten Karimun pada 5 tahun terakhir ini dapat di lihat bahwa sumber pendapatan terbesar dari daerah kabupaten Karimun adalah berasal dari Dana Perimbangan yang dari tahun 2009 sampai dengan 2013 yang terus mengalami peningkatan. Maka perlu adanya pengelolaan yang optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik itu dari Pajak Daerah, Retribusi, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Hal tersbut dapat dilihat pada table 2.5 di bawah ini :

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Karimun Tahun 2009- 2013

No Realisasi Anggaran Tahun PertumbuhanRata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 754.874.331.498,00 673.073.559.816,00 781.638.109.865,00 966.846.402.925,56 1.051.641.258.129,56 7.70

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 296.771.411.917,00 233.218.459.163,00 240.819.873.680,00 250.442.482.463,56 273.431.585.962,47 (2.97)

a.1.1 Pajak daerah 241.330.745.006,00 177.715.686.788,00 186.210.331.736,00 207.616.877.734,00 224.889.123.013,50 (3.31)

a.1.2 Retribusi daerah 19.511.884.663,00 29.414.413.640,00 23.712.853.059,00 8.730.236.213,75 4.436.346.049,00 (64.70)

a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 2.327.113.640,00 4.508.482.967,00 5.615.480.239,00 4.921.926.185,71 1.553.377.132,00 (40.71)

a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 33.601.668.608,00 21.579.875.768,00 25.281.208.646,00 29.173.442.330,10 42.482.739.767,97 0.90

a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 424.054.756.574,00 410.223.968.420,00 444.451.762.429,00 615.584.901.229,00 673.121.433.215,00 10.17

a.2.1 Dana bagi hasil 206.868.251.574,00 330.430.487.420,00 280.750.403.429,00 364.399.495.229,00 356.077.716.215,00 10.08

a.2.2 Dana alokasi umum 183.935.505.000,00 77.105.581.000,00 159.844.759.000,00 246.833.306.000,00 306.219.557.000,00 (8.04)

a.2.3 Dana alokasi khusus 33.251.000.000,00 2.687.900.000,00 3.856.600.000,00 4.352.100.000,00 10.824.160.000,00 (258.90)

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 34.048.163.007,00 29.631.132.232,00 96.366.152.755,00 100.819.019.233,00 105.178.238.952,09 21.43

a.3.1 Hibah - - - 6.170.988.320,00 5.965.098.000,00 (3.45)

(10)

II - 26

Lanjutan Tabel 2.5 …..

No Realisasi Anggaran Tahun PertumbuhanRata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab. Karimun 21.568.309.007,00 19.966.473.432,00 26.924.086.115,00 27.833.225.492,00 41.105.250.175,09 13.34

a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus - - - 32.244.654.000,00 39.082.728.000,00 17.50

a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/ pemerintah daerah lainnya 12.479.854.000,00 12.664.658.800,00 69.442.066.640,00 34.570.151.421,00 39.082.728.000,00 (1.53)

B Belanja (b1 + b.2) 865.054.507.228,00 740.612.011.488,00 891.504.855.827,00 889.571.685.463,60 1.072.869.565.607,00 4.25

b.1 Belanja Tidak Langsung 322.559.821.900,00 353.595.239.523,00 393.590.218.772,00 424.935.492.959,00 459.047.436.358,00 8.44

b.1.1 Belanja pegawai 244.158.080.806,00 271.264.764.150,00 298.223.711.152,00 330.686.960.780,00 347.814.719.728,00 8.44

b.1.2 Bunga - - - -

b.1.3 Subsidi - - - -

b.1.4 Hibah 33.574.675.000,00 25.955.075.094,00 34.099.752.341,00 40.383.706.900,00 33.825.000.000,00 (2.33)

b.1.5 Bantuan social 32.992.795.094,00 44.102.025.279,00 48.655.535.279,00 39.602.600.000,00 56.399.274.050,00 10.37

b.1.6 Belanja bagi hasil - - - -

b.1.7 Bantuan keuangan 11.084.271.000,00 11.723.375.000,00 12.256.220.000,00 13.712.225.279,00 20.549.542.080,00 13.42

b.1.8 Belanja tidak terduga 750.000.000,00 550.000.000,00 355.000.000,00 550.000.000,00 458.900.500,00 (18.92)

b.2 Belanja Langsung 542.494.685.328,00 378.016.771.965,00 497.914.637.055,00 464.636.192.504,60 613.822.129.249,00 (0.19)

b.2.1 Belanja pegawai 82.173.891.325,00 66.499.804.950,00 78.816.546.000,00 90.899.544.068,00 105.771.899.734,00 4.85

b.2.2 Belanja barang dan jasa 199.222.217.545,00 192.822.109.075,00 245.961.100.724,00 266.080.074.282,60 298.743.544.741,00 9.20

b.2.3 Belanja modal 261.098.576.458,00 127.694.857.940,00 173.136.990.331,00 107.656.574.154,00 209.306.684.774,00 (22.62)

C Pembiayaan 380.318.400.717,00 267.908.966.689,00 200.370.515.018,00 67.832.606.444,88 145.107.323.906,00 (54.45)

Surplus/Defisit Anggaran 269.988.224.987,00 200.370.515.018,00 90.503.769.056,00 145.107.323.906,84 122.194.585.291,93 (30.18)

(11)

II - 27

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Karimun Tahun 2009- 2013

No. SKPD Tahun Pertumbuhan Rata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 PU 8,038,437,273.00 3,249,968,746.00 8,015,835,000.00 16,957,923,460.00 20,904,747,950.00 (4.07)

1.a Investasi 7,478,582,273.00 2,315,508,450.00 7,717,484,000.00 15,229,128,460.00 18,203,554,000.00 (21.83)

1.b operasional/pemeliharaan (OM) 559,855,000.00 934,460,296.00 298,351,000.00 1,728,795,000.00 2,701,193,950.00 (13.59)

2 Badan Kebersihan Dan Pertamanan 4,129,995,900.00 3,623,771,750.00 5,122,200,000.00 5,867,489,000.00 7,669,432,050.00 12.87

2.a Investasi 1,056,088,600.00 156,447,500.00 1,320,400,000.00 2,343,507,000.00 3,342,575,000.00 (103.34) 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 3,073,907,300.00 3,467,324,250.00 3,801,800,000.00 3,523,982,000.00 4,326,857,050.00 7.70 3 BLH - - - - 721,329,100.00 100.00 3.a Investasi - - - - 721,329,100.00 100.00 3.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 4 Dinas Kesehatan 172,272,600.00 49,560,000.00 578,136,790.00 350,499,000.00 1,375,348,000.00 (36.65) 4.a Investasi 172,272,600.00 49,560,000.00 578,136,790.00 350,499,000.00 1,375,348,000.00 (36.65) 4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 5 Bappeda 99,550,000.00 - - 285,147,500.00 671,185,200.00 78.76 5.a Investasi 99,550,000.00 - - 285,147,500.00 671,185,200.00 78.76 5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -

6 Dinas Pertanian Dan Kehutanan - - - - 198,351,600.00 100.00

6.a Investasi - - - - 198,351,600.00 100.00 6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 7 Dinas Pendidikan - - 47,360,000.00 - 29,500,000.00 (30.27) 7.a Investasi - - 47,360,000.00 - 29,500,000.00 (15.14) 7.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 8 Dinas Sosial - - 419,650,000.00 - - 100.00

(12)

II - 28 Lanjutan Tabel. 2.6 ……

No. SKPD Tahun Pertumbuhan Rata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

8.a Investasi - - 419,650,000.00 - - 100.00

8.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -

8 Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5+6) 12,440,255,773.00 6,923,300,496.00 14,183,181,790.00 23,461,058,960.00 31,569,893,900.00 9.18

9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+4a+5a+6a) 8,706,943,473.00 2,521,515,950.00 10,083,030,790.00 18,208,281,960.00 24,541,842,900.00 (24.97)

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b+6b) 3,633,762,300.00 4,401,784,546.00 4,100,151,000.00 5,252,777,000.00 7,028,051,000.00 14.32

11 BelanjaLangsung 542,494,685,328.00 387,016,771,965.00 497,914,637,055.00 464,636,192,504.60 613,822,129,249.00 (0.19)

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 0.02 0.02 0.03 0.05 0.05 13.61

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 0.70 0.36 0.71 0.78 0.78 (8.71)

14 Proporsi OM Sanitasi – Total BelanjaSanitasi (10/8) 0.29 0.64 0.29 0.22 0.22 (23.89) Sumber : BAPPEDA Realisasi APBD Tahun 2009 -2013, diolah

Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel 2.6 menjelaskan bahwa Belanja Sanitasi pada 5 (lima) tahun terakhir, mulai pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan baik dari investasi dan operasional dan pemeliharaanya. Dan untuk tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup signifikan di sebabkan berbagai kebutuhan yang pasa prinsipnya harus di prioritaskan terlebih dahulu, sehingga di lakukan pengurangan belanja untuk sanitasi.

(13)

II - 29

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Karimun Tahun 2009- 2013

Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun 2014, di Olah

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi per kapita Kabupaten Karimun Tahun 2009- 2013

No D e s k r i p s i Tahun Rata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Karimun 12,440,255,773 6,923,300,496 14,183,181,790 23,461,058,960 31,569,893,900 17,715,538,183.80

2 Jumlah Penduduk 266,012 265,614 272,980 280,949 282,475 273,606

Belanja Sanitasi Perkapita

(1 / 2) 46,765.77 26,065.27 51,956.85 83,506.47 111,761.73 64,011.22

Sumber : Pokja AMPL Kab. Karimun 2014, diolah

No Realisasi Anggaran Belanja Sanitasi Tahun (Rp.) Pertumbuhan Rata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4)

1.1 Air Limbah Domestik

1.2 Sampah Rumah Tangga

1.3 Drainase Perkotaan

1.4 PHBS

2 Dana Alokasi Khusus (2.1 + 2.2 + 2.3)

2.1 DAK Sanitasi

2.2 DAK Lingkungan Hidup

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi

Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi

Total Belanja Langsung

% APBD Murni terhadap Belanja

(14)

II - 30

Tabel 2.8 menjelaskan bahwa adanya peningkatan belanja sanitasi setiap tahunnya mulai pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan rata belanja sanitasi adalah sebesar Rp. 17.715.538.183,80 sehingga meningkatkan belanja sanitasi per-Kapita setiap tahunnya dengan rata balanja sanitasi per-Kapita sebesar Rp. 64.011,22.

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per kapita

No Realisasi Anggaran Retribusi Sanitasi Tahun (Rp.) Pertumbuhan Rata-Rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 Retribusi Air Limbah - - - - - - 1.a Realisasi Retribusi - - - - - - 1.b Potensi Retribusi - - - - - -

2 Retribusi Sampah 630,032,000.00 745,192,000.00 757,991,000.00 851,130,000.00 879,455,000.00 7.83 2.a Realisasi Retribusi 320,030,000.00 385,210,000.00 397,991,000.00 441,090,000.00 447,455,000.00 7.83 2.b Potensi Retribusi 310,002,000.00 359,982,000.00 360,000,000.00 410,040,000.00 432,000,000.00 7.79 3 Retribusi Drainase - - - - - -

3.a Realisasi Retribusi - - - - - - 3.b Potensi Retribusi - - - - - -

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 320,030,000.00 385,210,000.00 397,991,000.00 441,090,000.00 447,455,000.00 7.83

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) 310,002,000.00 359,982,000.00 360,000,000.00 410,040,000.00 432,000,000.00 7.79

6

Proporsi Total Sanitasi - Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)

1.03 1.07 1.11 1.08 1.04 0.03

Sumber : Poja AMPL Kabupaten Karimun, diolah

Tabel 2.9 menjelaskan menunjukkan bahwa retribusi di bidang sanitasi hanya di hasilkan dari sektor persamapahn dan untuk sektor air limbah dan drainase belum di lakukan retribusi. Adapun realisasi pendapatan dan potensi retribusi di bidang persampahan setiap tahun mulai pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dan selalu mencapai target. Dapat dijelaskan bahwa pengelolaan retribusi di sektor persampahan sudah di optimalkan dengan baik.

(15)

II - 31

Angka perekonomian umum daerah Kabupaten Kairmun dideskripsikan dari Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) harga konstan, Pendapatan per-Kapita Kabupaten dan pertumbuhan ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai angka perekonomian umum daerah Kabupaten Karimun untuk 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Karimun Tahun 2009- 2013

No D e s k r i p s i Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 PDRB harga konstan (Struktur Perekonomian) 1.915.699,03 2.041.431,79 2.185.284,61 2.343.894,38 2,511,248.44

2 Pendapatan per-Kapita Kabupaten 8.513.392,20 8.922.098,28 9.087.541,01 9.640.787,38 -

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,30 6,56 7,05 7,26 7,14

Sumber : Dokumen PDRB Kabupaten Karimun Tahun 2013

Tabel 2.10 menjelaskan bahwa perkonomian daeraha kabupaten karimun yang di deskripsikan berdasarkan Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) harga konstan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 berkembang secara fluktuatif. Perdapatan per-Kpaitan Kabupaten Karimun terus mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Dan untuk pertumbuhan dengan perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

(16)

II - 32 2.4 Tata Ruang Wilayah

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah. Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana dan sarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air dan sistem jaringan prasarana dan sarana lingkungan yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.

2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Karimun

Tujuan penataan ruang adalah suatu kondisi tata ruang ideal yang ingindiwujudkan atau ingin dicapai di masa depan (20 tahun mendatang). Disusunberdasarkan atau sebagai ungkapan keinginan untuk memperbaiki berbagai persoalan tata ruang yang dihadapi sekarang. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Karimun adalah :

“ Mewujudkan Kabupaten Karimun yang maju melalui wilayah perdaganganbebas dan pelabuhan bebas yang berbasis industri dan potensi lokal yang berwawasan lingkungan”

2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Karimun

Kebijakan Penataan Ruang adalah garis besar tindakan yang harus diambil untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang. Adapun Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan peluang investasi.

2. Pemerataan tingkat pertumbuhan ekonomi. 3. Peningkatan kualitas lingkungan.

2.4.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Karimun

Strategi Penataan Ruang merupakan penjabaran kebijakan penataan ruangwilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan.Dengan pertimbangan hal – hal tersebut diatas maka strategi penataan ruangKabupaten Karimun adalah sebagai berikut :

1. Strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan peluang investasi berupa :

a) Memberikan insentif penanaman modal di luar kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas b) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem jaringan prasarana dan sarana yang terkait dengan industri. c) Memberikan kepastian hukum untuk berusaha/menanamkan modal di setiap bidang usaha terutama

industri.

2. Strategi yang harus dilakukan untuk pemerataan tingkat pertumbuhanekonomi berupa : a) Membentuk pola ruang dan sistem perkotaan yang menunjang penyebaran investasi.

b) Menciptakan iklim ekonomi komplementer antara kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas dengan kawasan yang tidak termasuk kawasan pelabuhan bebas dan perdangangan bebas.

c) Mendorong pertumbuhan lapangan kerja.

d) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan penyediaan sarana prasarana sosial dan ekonomi .

(17)

II - 33

3. Strategi yang harus dijalankan untuk menjaga peningkatan kualitaslingkungan berupa : a) Mengoptimalkan pemanfaatan ruang budidaya.

b) Mengendalikan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan. c) Melakukan konservasi pada daerah resapan air dan kawasan lindung 2.4.4. Rencana Pola Ruang Darat Wilayah Kabupaten Karimun

a) Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada Permen PU No 16 Tahun 2009 tentang pedoman penyusunan RTRW Kabupaten, maka yang termasuk dalam kawasan lindung di Kabupaten Karimun, berupa :

1. Kawasan hutan lindung, Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah (Permenhut No. P.50 Tahun 2009). Adapun yang termasuk kedalam kawasan hutan lindung ini mengacu pada paduserasi kawasan hutan di Kabupaten Karimun dengan total kurang lebih luasan 6.471 Ha. 2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, berupa kawasan resapan air

kurang lebih seluas 1.234,94 Ha

3. Kawasan perlindungan setempat, yang termasuk dalam kriteria ini di Kabupaten Karimun adalah :

a. Sempadan pantai, definisi Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Adapun kriterianya adalah daratan sepanjang tepi pantai yang memiliki lebar proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya berjarak 100 m diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat, dengan terkecuali daerah pantai yang digunakan untuk pertahanan keamanan, kepentingan umum dan permukiman yang sudah ada (sekurang-kurangnya berjarak 30 m).

b. Sempadan Sungai , Definisi sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat mempertahankan kelestarian fungsi sungai, mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui Permen PU N0 63 Tahun 1993, bahwa ketentuan lebar sempadan adalah sebagai berikut : (1) Sungai yang memiliki kedalaman kurang dari 3 (tiga) meter garis sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan (2) Sungai yang memiliki kedalaman 3 (tiga) meter sampai 20 (dua puluh) meter garis sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan bahwa sempadan sungai di Kabupaten Karimun mempunyai sempadan sungai antara 10 (sepuluh) meter hingga 15 (lima belas) meter. Kawasan sekitar

(18)

II - 34

danau atau waduk, kawasan sekitar danau /waduk adalah kawasan tertentu sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsional mata air, Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria :

1) Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari tepi danau.

2) Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

3) Sekitar mata air.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka ditetapkan sempadan danau/waduk dikabupaten Karimun adalah 50 (lima puluh) meter dari tepi danau.

4. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya merupakan suatu kawasan yang memiliki benda-benda alami maupun buatan manusia yang dipertahankan keberadaannya karena dianggap memiliki nili-nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, di kabupaten Karimun kawasan-kawasan cagar budaya yakni :

a. Batu Bertulis Pasir Panjang;

b. Masjid Jami H. Abdul Ghani di Pulau Buru (Kecamatan Buru); c. Masjid Al-Mubaraq di Pulau Karimun;

d. Klenteng Tua di Pulau Moro, Pulau Karimun, Pulau Buru dan Pulau Kundur; e. Makam keramat di kawasan Pantai Gading di Desa Gading;

f. Makam si Badang di Kecamatan Buru; dan g. Kerajaan Sulit di Desa Keban Kecamatan Moro. 5. Kawasan Rawan Bencana Alam

Tujuan pemantapan kawasan rawan bencana adalah melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia, sehingga perlu dilakukan adanya penetapan kawasan rawan bencana.

Pemantapan kawasan rawan bencana dilakukan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Lebih meningkatkan upaya penetapan kawasan bahaya I, bahaya II dan bahaya III bagi daerah-daerah yang sering terkena bencana alam.

b. Melakukan upaya-upaya perbaikan lingkungan serta prasarana bagi daerah yang mengalami bencana. c. Lebih memantapkan kawasan-kawasan yang sering terjadi bencana dengan membatasi kegiatan

budidaya dan mengembangkan kawasan berfungsi lindung.

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Karimun adalah kawasan gelombang pasang (rob) yang sangat dipengaruhi oleh pola Angin Barat, Selatan dan Utara. Sebaran kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten Karimun terdapat di beberapa bagian dari wilayah di Kecamatan Kundur dan kecamatan Kundur Utara.

(19)

II - 35 6. Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan lindung ditetapkan dengan pertimbangan sebagai fungsi pelestarian lingkungan hidup, berupa kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi merupakan kawasan lindung laut memiliki luas kurang lebih 130 (seratus tigapuluh) hektar yang terletak di perairan Pulau Sugi Darat, perairan Pulau Sugi Laut, Pulau Selarang, Pulau Sugi Laut, perairan Pulau Manis, Pulau Jangkar, serta di perairan Pulau Telunas, Pulau Condeng.

b) Kawasan Budidaya

Pembahasan rencana pengembangan kawasan budidaya akan meliputi uraian tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan pembudidayaan kawasan yang meliputi kawasan hutan produksi, kawasan pertanian (yang terdiri dari kawasan pertanian tanaman pangan, kawassan holtikultura, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, dan kawasan perikanan darat), kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan permukiman, kawasan reklamasi dan kawasan lainnya. Kawasan budidaya ini yang berada di Kabupaten Karimun berupa :

1. Kawasan hutan produksi. Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan hutan produksi di Kabupaten Karimun terdiri dari:

a. Hutan produksi,

b. Hutan produksi terbatas, dan

c. Hutan Produksi terbatas yang dapat dikonversi.

Tujuan penetapan kawasan adalah memanfaatkan hasil hutan secara terbatas, yang kegiatan ekploitasinya dilakukan dengan cara tebang pilih dan tanam kembali. Arahan kebijakan untuk ruang kawasan hutan produksi terbatas adalah pengusahaan hutan produksi melalui pemberian izin HPH dengan menerapkan pola tebang pilih dan tanam kembali. Peruntukan kawasan hutan produksi di Kabupaten Karimun kurang lebih seluas 23.996 hektar, dengan sebaran sebagai berikut :

1) Kawasan hutan produksi dengan luas kurang lebih 4.727 hektar, yang tersebar di P. Kundur, P.Ungar, P.Degong, P.Karimun, P.Pasai, P.Sugi Atas, P.Jaga.

2) Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 17.142 hektar, yang tersebar di P. Sugi Atas, P. Sugi Bawah, P. Mardan, P. Kenipan, P. Tulang, P. Nangka, P. Karimun; dan

3) Kawasan hutan produksi konversi dengan luas kurang lebih 2.127 hektar, yang tersebar di P. Combol, P. Sugi Atas, P. Sugi Bawah, P. Sangkar, P. Ngal, P. Panda, P. Sependa, P. Papan, P. Merak, P. Tembelas. 2. Kawasan pertanian, kawasan peruntukan pertanian terdiri dari kawsan pertanian tanaman pangan,

kawasan holtikultura, kawsan perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan darat dijadikan satu bahasan dikarenakan kondisi eksisting mata pencarian penduduk di Kabupaten Karimun adalah pertanian campuran, sedangkan khusus untuk mendukung kebutuhan stok akan pangan dan dengan kebutuhan beras pada tahun 2030 sejumlah 50.908 ton untuk mencukupi penduduk sejumlah 480.260 jiwa yang ada di Kabupaten Karimun, maka dibutuhkan lahan seluas 2.556 Ha dengan asumsi 3x tanam

(20)

II - 36

setahun, namun memandang kesesuain dan ketersediaan lahan yang ada dimana untuk tanaman pangan padi sawah memerlukan input tinggi dari teknologi serta pemakaian lahan yang luas, maka untuk kebutuhan luas tanam nya disarankan tidak terlalu luas diperkirakan pada angka 500 ha dan tersebar merata di Kabupaten Karimun. Dengan memandang komoditi perkebunan dengan konsep agropolitan lebih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di Kabupaten Karimun dengan komoditi unggulan berupa gambir,karet,kelapa dan buah-buahan, maka dengan demikian kawasan perkebunan lebih mendominasi disetiap kecamatan di Kabupaten Karimun, untuk mencukupi kebutuhan akan stok industri di kawasan agropolitan ataupun dapat dikatakan untuk mencegah idle capacity perindustrian dikawasan agropolitan harus ada kerjasama pemerintah pusat, daerah dan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan stok di kawasan agropolis.Kawasan Agropolis seluas 25 Ha di Pulau Kundur. Adapun kawasan total luas kawasan pertanian ini kurang lebih seluas 42.711,34 Ha.

3. Kawasan Pertambangan, jenis-jenis bahan tambang yang terdapat di Kabupaten Karimun Berdasarkan klasifikasi jenis bahan tambang dapat dikategorikan sbb :

a. Bauksit,timah dan biji besi sebagai mineral logam b. Granit,pasir dan andesit sebagai jenis batuan.

Kawasan-kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Karimun meliputi :

a. kawasan peruntukan pertambangan batuan seluas kurang lebih 2.592,77 Ha terdapat di Pulau Karimun, Pulau Combol, Pulau Kundur, Pulau Citlim, Pulau Sugi Atas, dan Pulau Sugi Bawah, selain itu untuk pemanfaatan tanah urug berada tersebar di Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Tebias, Pulau Lumut, Pulau Parit, Pulau Sugi Bawah, Pulau Sugi Atas,Pulau Kenipan dan Pulau Durai ; dan

b. kawasan peruntukan pertambangan mineral logam seluas kurang lebih 3.299,50 Ha terdapat di Pulau Belat, Pulau Papan, Pulau Parit, Pulau Durai, Pulau Degong, Pulau Panjang, Pulau Ngal, Pulau Propos, Pulau Kas.

Menyadari potensi dampak negatif yang ditimbulkan sebagai konsekuensi dari pembangunan, terus dikembangkan upaya pengendalian dampak secara dini. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah salah satu perangkat preventif pengelolaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui peningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan amdal dengan mempersyaratkan lisensi bagi penilai amdal dan diterapkannya sertifikasi bagi penyusun dokumen amdal, serta dengan memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar di bidang amdal. Amdal juga menjadi salah satu persyaratan utama dalam memperoleh izin lingkungan yang mutlak dimiliki sebelum diperoleh izin usaha. Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen pengawasan dan perizinan.

Pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha Pertambangan Khusus, wajib menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah. Pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha Pertambangan Khusus, wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung

(21)

II - 37

sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, selain itu setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Iizin Usaha Pertambangan Khusus wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi atau Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi serta pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pasca tambang.

4. Kawasan industri, di Kabupaten Karimun menurut data yang didapat terdapat banyak industri kecil dan rumah tangga yang tersebar disetiap kecamatan, namun untuk industri – industri besar terkonsentrasi di Kawasan FTZ di P Karimun adalah :

a. Kawasan industri campuran kurang lebih seluas 4.287,4 Ha

b. Kawasan Industri strategis kabupaten padat karya dan berorientasi eksport (manufaktur) kurang lebih seluas 226,23 Ha

c. Kawasan yang diperuntukan bagi pergudangan berupa kawasan storage kurang lebih seluas 69,68 Ha, berada di pulau-pulau kecil di sekitar kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas, meliputi : Pulau Asam, Pulau Mudu, Pulau Babi, Pulau Tambelas, Pulau Merak dan Pulau Karimun Anak.

Berdasarkan; PP Nomor 24 tahun 2009, tentang Kawasan Industri dan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008, Tentang Kebijakan Industri Nasional menyebutkan Pembangunan Kawasan Industri merupakan sarana untuk mengembangkan Industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik bagi investasi dengan pendekatan konsep efisiensi, tata ruang, dan lingkungan hidup. Aspek efisiensi merupakan suatu sasaran pokok pengembangan Kawasan Industri. Melalui pengembangan Kawasan Industri investor pengguna kaveling Industri (user) akan mendapatkan lokasi kegiatan Industri yang sudah tertata dengan baik, kemudahan pelayanan administrasi, ketersediaan infrastruktur yang lengkap, keamanan dan kepastian tempat usaha yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota.

Aspek lingkungan hidup, dengan pengembangan Kawasan Industri akan mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup di daerah secara menyeluruh. Kegiatan Industri pada suatu lokasi pengelolaan, akan lebih mudah menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga pengendalian limbahnya.

5. Kawasan pariwisata, meliputi kawasan-kawasan pariwisata alam dengan luasan kurang lebih 1.454,77 Ha. Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karimun ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi) nasional di Provinsi Kepulauan Riau sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik

(22)

II - 38

wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Adapun kawasan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Karimun berupa :

1) Kawasan peruntukan wisata alam meliputi: Pantai Pelawan; Pantai Pongkar; Air Terjun Pongkar; sumber mata air panas di Tanjung Hutan; Pantai Telunas; Pantai Lubuk; Kawasan Wisata Bukit Gading; Desa Judah; pemancingan di Pulau Combol; padang lamun Pulau Moro; Batu Bertulis Pasir Panjang; Misteri Batu Limau; perkebunan buah-buahan, di Kecamatan Kundur dan di Pulau Sugi; perkebunan karet di Kecamatan Kundur Barat; perkebunan sawit Kecamatan Buru; Pantai Timun; Pantai Sawang; Pantai Buru; Pantai Tulang; dan Pantai Pasir Panjang Durai.

2) Kawasan peruntukan wisata budaya meliputi: Masjid Jami dan Masjid H.Abdul Ghani di Pulau Buru (Kecamatan Buru); Masjid Al-Mubaraq di Pulau Karimun; Klenteng Tua di Pulau Moro, Pulau Karimun, dan Pulau Kundur; Makam keramat di kawasan Pantai Gading di Desa Gading; Makam si Badang di Kecamatan Buru; dan Kerajaan Sulit di Desa Keban Kecamatan Moro.

3) Kawasan peruntukan wisata buatan meliputi: galangan kapal tradisional di Pulau Karimun; dan wisata belanja berada di Kota Tanjung Balai dan Kota Tanjung Batu.

6. Kawasan permukiman meliputi : kawasan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Adapun kawasan permukiman perdesaan ini diperuntukan guna menunjang konsep dari Agropolitan dan minapolitan dimana kebutuhan bahan bakunya dipenuhi dari Pulau Kundur, Moro, Durai, Buru dan sekitarnya dengan pemanfaatan lahannya serta pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan terutama kepada daerah – daerah yang tidak menyebabkan rawan bencana, serta mengikuti jaringan jalan yang ada. Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Atas dasar tersebut maka luasan masing–masing kawasan adalah sbb :

a) Kawasan permukiman perkotaan Kabupaten Karimun yang berada di Pulau Karimun Besar, sedangkan di Kecamatan lain berada di Ibukota masing-masing kecamatan serta antisipasi perluasan kecamatan dengan total luas kurang lebih 5.224,18 Ha.

b) Kawasan permukiman perdesaan kurang lebih seluas 3.002,28 Ha.

Pada kawasan permukiman di Kabupaten Karimun baik di kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan terdapat kawasan permukiman tepi air baik berupa permukiman konvensional maupun permukiman modern yang telah menjadi kekhasan kawasan.

(23)

II - 39

7. Kawasan Lainya berupa : Kawasan Hutan Tanaman Rakyat. yaitu hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau kooperasi untuk meningkatkan kualitas hutan produksi dengan dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya hutan, berdasarkan SK Mentri Kehutanan No.370 Menhut- II/2010, menunjuk HPT Bakau di Kabupaten Karimun berfungsi 8. Kawasan reklamasi pantai. Kawasan reklamasi pantai di Kabupaten Karimun merupakan kawasan yang

diperuntukan bagi pengembangan kegiatan yang ditujukan untuk: a) memenuhi kebutuhan ruang permukiman perkotaan;

b) Pengembangan prasarana dan sarana transportasi; dan c) Perlindungan kawasan pantai.

Kawasan reklamasi pantai ini antara lain meliputi kawasan reklamasi pantai di Kelurahan Tanjung Balai, kelurahan Sungai Raya, Desa Pangke, Kelurahan pasir Panjang, Desa Pongkar, Kelurahan pamak, Kelurahan Teluk Uma, kelurahan Tebing, kelurahan Sungai Ayam, kelurahan Lubuk semut dan kelurahan Teluk Air di Pulau Karimun, dan kawasan reklamasi pantai di Pulau Karimun Anak.

2.4.5. Rencana Pola Ruang Laut Wilayah Kabupaten Karimun

Dalam pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, digunakan rencana pola ruang yang dimaksudkan untuk menentukan arah penggunaan sumberdaya, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan daya dukung ekosistem, fungsi perlindungan, dimensi waktu, dimensi teknologi dan sosial budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan.

b) Keterpaduan pemanfaatan berbagai jenis sumberdaya, fungsi, estetika lingkungan dan kualitas lahan pesisir;

c) Kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses masyarakat dalam pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai fungsi sosial dan ekonomi.

Rencana pola ruang laut Kabupaten Karimun ini merupakan rencana pemanfaatan sumberdaya laut melalui pembagian kawasan laut menurut kepentingannya dan tidak tertutup pada pembagian kewenangan 4 mill kabupaten dan 12 mill provinsi, sehingga pada daerah pola ruang laut ini mengacu pada batas administrasi kabupaten, memandang berbagai potensi dan berbagai kepentingan yang ada.

1) Kawasan Peruntukan Alur Pelayaran; Jalur pelayaran adalah perairan laut tempat kapal/perahu bergerak dari suatu tempat ke tempat lain yang ditujunya. Jalur pelayaran di perairan Kabupaten Karimun cukup padat mengingat banyaknya pulau-pulau kecil yang berpenghuni, sehingga moda transportasi yang digunakan untuk perpindahan penduduk antar pulau, serta akses yang digunakan untuk mencapai suatu pulau adalah melalui transportasi laut. Selain dipenuhi oleh lalu-lintas pelayaran antarpulau, perairan diKabupaten Karimun juga diramaikan oleh lalu-lintas pelayaran domestik regional dan internasional, yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Karimun dengan wilayah lain yang termasuk

(24)

II - 40

dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau maupun dengan negara tetangga seperti singapura dan malaysia. Oleh karena asal dan tujuan perjalanan serta ukuran kapal berbeda-beda, maka agar tidak terjadi konflik antar kapal yang melakukan perjalanan jarak jauh dengan perjalanan jarak pendek serta konflik antara kapal besar dengan kapal kecil, maka alur pelayaran perlu diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi tabrakan antar kapal. Selat Malaka-Singapura-Phillip, serta Laut Cina Selatan merupakan salah satu alur pelayaran terpenting di dunia dan dalam RTRWN ditetapkan sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Selat Malaka-Singapura-Phillip yang berada di sekitar gugus Pulau Karimun merupakan salah satu simpul pelayaran dunia terutama terkait dengan keberadaan Pelabuhan Singapura. Lalu lintas kapal dari Lautan Pasifik melewati ALKI I-A sebagian besar mengangkut barang produksi dari negara Asia-Pasifik (Jepang, Taiwan, Cina, Korea, dan lainnya) menuju negara-negara di Lautan Hindia. Sementara itu, lalu-lintas kapal dari Lautan Hindia sebagian besar mengangkut raw material termasuk minyak mentah dari negara-negara di Lautan Hindia (Arab Saudi, Kuwait, Yaman, dan lainnya) menuju negara-negara industri di Asia Pasifik. Dengan posisinya yang sangat strategis tersebut, dipahami jika lalu lintas pelayaran di perairan Selat Malaka-Singapura-Phillip menjadi sangat padat, Sementara itu, di Laut Cina Selatan yang merupakan lautan lepas dengan kondisi perairan yang cukup lebar dan dalam, dari gugus Pulau Karimun terdapat ALKI I-A yang dilewati kapal-kapal internasional. Adapun jalur pelayaran ini dapat dilihat pada gambar pola ruang laut, namun kenyataan dilapangan mengaharuskan para nahkoda memakai pandu ataupun peta navigasi. 2) Kawasan Peruntukan Labuh Jangkar; Saat ini alur pelayaran yang terdapat di Selat Malaka merupakan

aktivitas pelayaran yang paling sibuk di dunia. Pada kawasan ini terdapat berbagai aktivitas pelayaran yang menangani kegiatan perdagangan yaitu ekspor danimpor, dan juga sistem perangkutan transportasi bagi penumpang. Perairan Karimun berperan penting sebagai area labuh kapal, selain itu juga berperan sebagai asset ruang kelautan untuk kepentingan alih muatan dari kapal ke kapal. Kawasan ini difungsikan sebagai kawasan tempat kapal-kapal dapat berlabuh sehingga mengurangi kepadatan di sekitar kawasan pelabuhan. Terdapat beberapa keuntungan dengan adanya kawasan lego jangkar di wilayah perairan di antaranya, yaitu :

a) Kawasan alih muatan dari kapal ke kapal ini merupakan bentuk pemanfaatan wilayah perairan Kabupaten Karimun yang selama ini kurang mendapat sentuhan terencana. Kawasan ini secara fungsional erat kaitannya sebagai pendukung daratan wilayah administrasi kabupaten. Dalam hal ini pengendalian wilayah tidak cukup hanya menyangkut daratan, tetapi juga lautan dan angkasa.

b) Dari segi ekonomi kegiatan yang dilakukan di area lego jangkar ini dapat memberikan keuntungan secara finansial bagi daerah. Setiap kapal yang akan melakukan bongkar muat dikenai tarif untuk selanjutnya menjadi pendapatan bagi pemerintah daerah setempat.

3) Kawasan Potensi Pertambangan Timah; Kawasan ini direncanakan dikarenakan potensi yang besar dan kondisi eksisting telah banyak izin penambangan timah di laut.

(25)

II - 41

4) Kawasan Potensi Pertambangan Pasir Laut; Kawasan ini dibuat sebagai upaya agar bahan baku untuk pembangunan yang ada di Kabupaten Karimun berasal dari daerah sendiri.

5) Kawasan Potensi Perikanan Tangkap; Kawasan ini diperuntukan bagi penangkapan ikan diperairan guna menunjang konsep minapolitan dan mengembangkan budaya masyarakat yang ada.

6) Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya; Kawasan ini direncanakan sebagai kepentingan untuk membudidayakan perikanan di laut dan mempunyai dengan lokasi di pesisir Pulau Combol, Pulau Sugi Atas, dan Pulau Sugi Bawah.

7) Kawasan Peruntukan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan; Adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan langsung untuk kegiatan pelabuhan, berhubung daerah ini merupakan lingkungan kerja pelabuhan maka luasan akan ditentukan pada studi lebih lanjut pada masing-masing pelabuhan, namun batasan dapat dilihat pada gambar pola ruang laut.

(26)

II - 42

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karimun (ukuran A3)

(27)

II - 43

Peta 2.4.1 Rencana Pola Ruang Darat Kabupaten Karimun (ukuran A3)

(28)

II - 44

Peta 2.4.2 Rencana Pola Ruang Laut Kabupaten Karimun (ukuran A3)

(29)

II - 45 2.5 Sosial dan Budaya

Penduduk yang berpendidikan dan berkualitas tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi pembangunan daerah. Melalui suatu sistem pendidikan yang terpadu dan menjangkau seluruh masyarakat baik di kota maupun di desa, maka diharapkan kualitas penduduk di Kabupaten Karimun dapat lebih meningkat.

Adapun jumlah sarana pendidikan di tingkat sekolah dasar adalah 149 dan untuk tingkat sekolah menengah berjumlah 90 sekolah. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel

Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Karimun

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SMP SMA SMK MI MTs MA Moro 21 8 2 1 1 1 - Kundur 17 3 2 1 5 2 1 Karimun 21 9 5 2 2 1 1 Meral 12 5 1 1 1 2 1 Tebing 11 5 2 2 1 1 1 Buru 9 2 1 - - - - Kundur Utara 8 3 1 - 1 1 - Kundur Barat 13 3 2 1 - 1 1 Durai 7 3 1 - - 1 - Meral Barat 5 2 - - - - - Ungar 6 2 1 - 1 - - Belat 7 3 1 - - - - Jumlah 137 48 19 8 12 10 5

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2014 Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

MORO 6,490 DURAI 2,120 KUNDUR 5,814 KUNDUR UTARA 4,283 KUNDUR BARAT 5,418 KARIMUN 2,914 BURU 4,395 MERAL 6,265 TEBING 2,740 JUMLAH 40,439 Sumber : TNP2K Tahun 2012

Keterangan : Sampai saat ini data TNP2K masih digunakan oleh Kabupaten Karimun dalam menyalurkan berbagai bantuan kepada penduduk miskin.

(30)

II - 46

Tabel 2.12 menjelaskan bahwa angka kemiskinan tertinggi di kabupaten Karimun terletak di kecamatan Moro dengan jumlah kelurga miskin sebesar 6.490, di peringkat kedua terletak di kecamtan Meral dengan jumlah keluarga miskin sebesar 6.265 dan untuk angka kemiskinan terkecil itu terletak di kecamatan Durai dengan jumlah keluarga misikin sebesar 2.120. Dalam rangka penurunan angka kemiskinan di kabupaten Karimun maka di lakukan berbagai kebijakan yang mengarah kepada masyarakat miskin khususnya di bidang Sanitasi, dengan dasar bahwa kemiskinan seringkali berdampak pada santasi.

Tabel 2.13 Jumlah Rumah per Kecamatan Tahun 2013

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun 2014

Tabel 2.13 menjelaskan bahwa jumlah rumah di kabupaten Karimun sebanyak 68.534 rumah. Dengan jumlah terbanyak terletak di pulau Karimun sebanyak 35.080 rumah yang tersebar di 4 kecamatan yaitu kecamtan Karimun, Meral, Tebing dan Meral Barat dan jumlah rumah terbanyak kedua terletak di Pulau Kundur sebanyak 20.137 rumah yang tersebar di 3 kecamatan yaitu kecamatan Kundur, Kundur Utara dan Kundur Barat.

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Perubahan tata aturan pemerintahan di Indonesia pada hakekatnya merupakan upaya dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik atau Good Governance. Salah satu tujuan Good Governance adalah mendekatkan pemerintah dengan rakyat. Dengan demikian apa yang menjadi kebutuhan, permasalahan, keinginan, dan kepentingan serta aspirasi masyarakat dapat dipahami secara baik dan benar oleh pemerintah. Sehingga pemerintah mampu menyediakan layanan masyarakat secara efisien, mampu mengurangi biaya, memperbaiki output dan penggunaan sumber daya manusia secara lebih efektif. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk menyusun organisasi perangkat daerahnya. Dasar

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Moro 6,148 Kundur 11,228 Karimun 14,946 Meral 11,234 Tebing 5,238 Buru 2,355 Kundur Utara 3,843 Kundur Barat 5,066 Durai 1,608 Meral Barat 3,662 Ungar 1,573 Belat 1,633 Jumlah 68,534

(31)

II - 47

utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Atas dasar di tetapkannya Peraturan Pemeritnah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah serta dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kebutuhan saat ini, maka perlu untuk menata kembali Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Karimun. Berdasarkan hasil pembahasan, akhirnya ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karimun dan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun serta Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Tekhnis Daerah Kabupaten Karimun.

(32)

II - 48 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun (ukuran A3)

(33)

II - 49 Gambar 2.2 Diagram SKPD terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Karimun

Keterangan :

BUPATI

BAPPEDA

PEKERJAAN

DINAS

UMUM

KESEHATAN

DINAS

BLH

BPMPD DAN

KESBANG

- Bidang

Pendanaan Dan

Pengendalian

- Bidang Sarana

Prasarana Dan

Lingkungan Hidup

- Badan Sosial

Budaya Dan

Pemerintahan

- Bidang Cipta

Karya

- Bidang P2M-PL

- Bidang

Kebersihan

- Bidang

Pengawasan dan

Pengendalian

- Bidang

Pengendalian

Pencemaran

Lingkungan Dan

Pengelolaan

Limbah

- Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

BADAN

KEBERSIHAN DAN

PERTAMANAN

Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung

(34)

II - 50 2.7 Komunikasi dan Media

Kabupaten Karimim telah melakukan berbagai jenis kegiatan kampanye kebersihan khususnya masalah persampahan, air limbah domestik, drainase den PHBS terkait Sanitasi melaui Survey, Rapat Koordinasi, Lomba-Lomba kebersihan, Penyuluhan dan Pemicuan-Pemicuan tentang Kebersihan dengan. Untuk lebih jelasnya mengenai daftar kegiatan komunikasi tekait Sanitasi dapat dilihat pada tabel 2.14.

Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

No. Kegiatan Tahun Pelaksana Dinas Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran

1. Survey PHBS 2012

2013 2014

Dinas

Kesehatan Untuk mempromosikan, melakukan pemberdayaan, mengkomunikasi dan mengevaluasi capaian target kementerian 70% sadar akan budaya hidup bersih dan sehat.

67.356 Rumah Tangga

di Kabupaten Karimun Dengan melakukan Survey PHBS agar masyarakat terhindar dari penyakit dan mempunyai budaya hidup yang lebih sehat.

Sulit melakukan porses pemberdayaan kesehatan masyarkaat dan Partisipasi yang cukup baik bagi masyarakat dalam mendukung Survey PHBS ini.

2. Rapat Koordinasi Adipura 2013 BLH Meningkatkan motivasi

masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan indah.

Kelompok masyarakat, sekolah, puskesmas, pasar, dan penanggungjawab fasilitas umum. Koordinasi yang berkelanjutan dapat menjaga lingkungan dan mewujudkan kenyamanan.

Kesadaran seluruh lapisan yang belum optimal dalam mewujudkan lingkungan bersih dan asri

3. Rapat Koordinasi Adipura 2014 BLH Meningkatkan motivasi

masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan indah.

Kelompok masyarakat, sekolah, puskesmas, pasar, dan penanggungjawab fasilitas umum. Koordinasi yang berkelanjutan dapat menjaga lingkungan dan mewujudkan kenyamanan.

Kesadaran seluruh lapisan yang belum optimal dalam mewujudkan lingkungan bersih dan asri

4. Pemicuan STBM 2011 Dinas

Kesehatan Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat agar mau dan mampu

1 Dusun (Dusun Pantai Indah) dengan jumlah peserta 33 KK.

Muncul tanggungjawab social dan peran serta masyarakat dan berjalannya proses

Adanya peran serta dan tanggunjawab sosial masyarakat sehingga kegiatan pemicuan STBM

(35)

II - 51 meningkatkan drajat kesehatan

lingkungannya.

pemberdayaan di

masyarakat. berjalan dengan lancar dan akhirnya 33 KK/RUTA yang mengikuti Pemicuan STBM membangun jamban keluarga semuanya.

5. Pemicuan STBM 2013 Dinas

Kesehatan Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat agar mau dan mampu meningkatkan drajat kesehatan

lingkungannya.

4 Desa yaitu Desa Pangke, Desa Pongkar, Kelurahan Sei. Raya, Kelurahan Lubuk Puding.

Muncul tanggungjawab social dan peran serta masyarakat dan berjalannya proses pemberdayaan di masyarakat.

Terbatanya tenaga fasilitator yang handal, membuat pemicuan di sejumlah RT kurang sukses, perlu peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitator.

6. Lomba Kebersihan dan Pelestarian Lingkugan Antar SKPD, Kecamatan, SLTA/SLTP se-Kab. Karimun dalam Rangka Persiapan Penilaian Adipura

2013 BLH Meningkatkan peran

serta dan memotivasi masyarakat dalam menjada lingkungan dan taraf hidup yang bersih dan nyaman.

Seluruh SKPD, Kecamatan, SLTA/SLTP Se-Kabupaten Karimun

Dengan kegiatan ini secara bersama-sama menjaga lingkungannya agar selalu bersih dan indah.

Partisipasi yang cukup baik dari seluruh peserta Lomba yang sangat termotivasi dalam meningkatkan kenyamanan lingkungan disekitar.

7. Kegiatan Sosialisasi tentang PHBS 2013 Dinas

Kesehatan Meningkatkan PHBS di kalangan masyarakat 40 Kegiatan dengan total peserta 55.849 Rumah Tangga Dengan melakukan PHBS terhindar dari penyakit dan hidup lebih sehat.

Partisipasi yang cukup baik dari masyarakat.

8. Kegiatan Sosialisasi tentang PHBS 2012 Dinas

Kesehatan Meningkatkan PHBS di kalangan masyarakat 35 Kegiatan dengan total peserta 16.800 Rumah Tangga Dengan melakukan PHBS terhindar dari penyakit dan hidup lebih sehat.

Kurangnya partisipasi dari kalangan Rumah Tangga sehingga tidak bias secara menyeluruh Rumah Tangga tersampaikan terkait Sosialisasi PHBS 9. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan Skala Prioritas 2013 Dinas Kesehatan Meningkatnya pengetahuan, prilaku dan peran serta masyarakat bidang kesehatan. 70 Kali kegiatan di 12 Kecamatan dengan total peserta 2494 Kelompok. Dengan penyuluhan tesebut dapat mendukung terciptakan generasi muda yg sehat, cerdas, berkualitas terbebas

Kurang partisipasi dan keterbatasan tenaga penyuluh dalam

menyampaikan penyuluhan kesehatan masyarakat tersebut.

(36)

II - 52

dari bahaya dan dapat menanmbah

pengetahuan untuk angka kejadian yang di sampaikan.

10. LSS ber PHBS Tingkat Kab. Karimun 2011 2012 2013

Dinas

Kesehatan Meningkatkan peran serta siswa di sekolah untuk peningkatan kegiatan UKS.

Sekolah se-Kab.

Karimun Dengan LSS sehingga bias dilakukan pembinaan dan pelaksanaan UKS dapat ditingkatkan.

Tergambarkan kondisi UKS di Sekolah se-Kabupaten Karimun dan Partisipasi yang cukup baik yang dilihatkan oleh pihak Sekolah.

11. Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan

Pengelolaan Sampah se-Kecamatan Meral 2012 Kec. Meral Meningkatnya Kesadaran Masyarakat Manfaat dari Kebersihan

100 Orang Peserta

Se-Kecamatan Meral Mengubah prilaku kepada masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan RT/RW

Muncul kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat tersebut tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan ramah lingkungan. 12. Sosialisasi Adiwiyata Berwawasan

Lingkungan Bagi Pelajar Se-Kec. Buru 2013 Kec. Buru Meningkatnya Kesadaran Masyarakat Manfaat dari Kebersihan

100 Peserta terdiri dari

Pelajar SMP dan SMA Mengubah prilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.

uncul kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat tersebut tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan ramah lingkungan. 13. Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan

Pengelolaan Sampah 2011 BLH-KP Meningkatnya Kesadaran

Masyarakat Manfaat dari Kebersihan 40 Peserta Aparatur Perangkat Desa/Kelurahan dan masyarakat di Karimun Mengubah prilaku kepada masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan sampah

uncul kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat tersebut tidak membuang sampah

(37)

II - 53

rumah tangga dan

RT/RW sembarangan dan melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan ramah lingkungan. 14. Sosialisasi UU No. 18 Tahun 2008 dan

Permendagri No. 33 Tahun 2010 2011 BLH-KP Terlaksananya Sosialisasi Peraturan Pengelolaan Sampah

40 Peserta dari

Aparatur Kelurahan dan Instansi terkait dalam pengelolaan sampah di Karimun

Mengubah prilaku kepada masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan sampah.

uncul kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat tersebut tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan ramah lingkungan. Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun 2014

Media cetak dan media elektronik sudah berpartisipasi secara optimal dalam hal menginformasikan dan mengkampanyekan ke masyarakat tentang pelaksanaan dan himbauan terkait Sanitasi yang di jelaskan pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

No. Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas

1. Radio Canggai Putri :

Himbauan untuk masyarakat dalam Lomba Karya Tulis Anak

Masyarakat umum terutama Anak Sekolah SD kelas 4 dan 5. Produksi dan Penyiaran dari Radio Canggai Putri dan informasi dari Dinas Kesehatan Menceritakan tentang aksimu dalam mengkampanyekan gerakan CTPS kepada lingkungan di sekitarmu.

Tanganku Bersih Hidupku Sehat dalam

membudayakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Saluran Radio mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat. 2. Radio Canggai Putri :

Promosi Kesehatan Masyarakat Kabupaten Karimun Produksi dan Penyiaran Radio Canggai Putri dan informasi dari Dinas

Pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Desa dan Kelurahan untuk melihat

Partisipasi masyarakat secara aktif untuk mensuskseskan Riset Kesehatan Dasar

Saluran Radio mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Gambar

Tabel 2.1: Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Karimun
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah dan jumlah kelurahan per-Kecamatan
Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk 5 tahun terakhir
Tabel 2.4 Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya hubungan antara keberadaan hewan peliharaan dengan kejadian leptospirosis dalam penelitian ini bisa dikarenakan sebagian besar responden baik pada

tamak. Sepatutnya Mas Umm harus diceraikan setelah tamat tempoh mut’ah, tetapi akibat tamak tindakan tersebut tidak dilakukan. Sikap hipokrasi juga terdapat dalam

Pada pendapat Audit, prestasi perbelanjaan KWAPJ adalah baik kerana secara keseluruhannya, lebih 96% peruntukan pemberian penyenggaraan jalan negeri yang

Implementasi sistem administrasi permintaan dan pengiriman alat kesehatan pada PT. Samudra Farma Bengkulu ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.

Dalam wacana yang beredar di masyarakat, pola jalur undangan ini akan ditentukan berdasarkan nilai rapor serta hasil Ujian Nasional (UN). Dalam proses ini,

Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah untuk menentukan status gizi, menghitung kebutuhan kalori dan memberikan saran susunan menu makanan untuk pasien rawat jalan