• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM PIDANA VIDEO PORNO DARI PERSPEKTIF UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI S K R I P S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEK HUKUM PIDANA VIDEO PORNO DARI PERSPEKTIF UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI S K R I P S I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK HUKUM PIDANA VIDEO PORNO DARI

PERSPEKTIF UU NO. 44 TAHUN 2008

TENTANG PORNOGRAFI

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

INDRA TARIGAN

NIM : 060200067

Fakultas/Departemen : Ilmu Hukum/Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

OUTLINE SKRIPSI

ASPEK HUKUM PIDANA VIDEO PORNO DARI

PERSPEKTIF UU NO.44 TAHUN 2008

TENTANG PORNOGRAFI

Nama

: INDRA TARIGAN

NIM : 060200067

Fakultas/Departemen : Ilmu Hukum/Hukum Pidana

Dosen pembimbing : Dosen pembimbing I (………) Dosen pembimbing II (………) Mengetahui

Ketua Departemen Hukum Pidana

Abul Khoir, SH, M.Hum

(3)

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “aspek hukum pidana video mesum dikaitkan dengan pornografi dan upaya penanganannya.”Pornografi didalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, diartikan sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar. bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Sesuai dengan pasal 29 UU Pornografi, setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 250 juta dan paling banyak Rp 6 miliar. Terjadinya kesalahan penafsiran norma dalam UU pornografi. Artinya, harus dilakukan proses pemilahan secara jelas, yang mana unsur utama dan mana unsur pendukung tindak pidana pornografi dalam kasus ketiga artis. Hal ini tergambar dalam upaya penanganan kasus dengan mengutamakan pengungkapan identitas pemeran video, dibanding pengungkapan pelaku penyebaran video. Sebagaimana maksud UU Pornografi yang bersifat empiris, seharusnya norma utama yang menjadi tugas dalam penanganan kasus ini adalah penyebaran video yang membuat tontonan pornografi dapat diakses oleh publik. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa keputusan penetapan tersangka bagi keiga artis dengan menggunakan Pasal-pasal yang multi-tafsir, tentu saja merupakan kesimpulan hukum yang menimbulkan ketidakpastian. Artinya, terdapat definisi hukum yang absurd (kabur) yang tidak dapat dijadikan dasar utama dalam penetapan status tersangka Ariel. Alasan utama penetapan Ariel adalah jerata Pasal 4 Ayat (1) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Dimana disebutkan bahwa setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat : persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; kekerasan seksual; masturbasi atau onani; ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; alat kelamin; atau pornografi anak. Perlindungan hukum anak akibat pornografi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh dan nyata, yaitu dengan membuat pengaturan dalam bentuk undang-undang seperti Undang-undang No. 44 Tahun 2008 dan upaya penegakkannya karena dampak negatif dari pornografi sangat luar biasa besarnya dan akan mempengaruhi moral bangsa dimasa-masa yang akan datang. UU pornografi sudah menjadi norma hokum tertulis, yang berlaku di Negara kita. Dengan demikian bagian penjelasan dalam UU tersebut, tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Norma utama dan penjelasan dalam UU ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Memisahkannya, berarti sebuah kenaifan dalam memaknai sifat hukum tertulis kita.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa,Yesus Kristus dan Roh Kudus atas segala berkat,kasih karunia dan anugerah-Nya yang melimpah dalam hidup penulis,juga dalam pembuatan skripsi ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan Skripsi ini merupakan kewajiban sebagai tahap akhir studi guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

Untuk Memenuhi Kewajiban tersebut, maka penulis menyusun skripsi dengan judul : “Aspek Hukum Pidana Video Porno dari Perspektif UU NO.44 Tahun

2008 tentang Pornografi”.

Skripsi ini penulis persembahkan terkhusus buat Kedua Orangtuaku Nalem Tarigan dan Rulung br Ginting yang telah mendapat tempat terindah disisi Tuhan Yesus Kristus dan Kepada Semua abang-abang beserta kakak iparku yang telah memberikan pengorbanan dan kasih yang tidak terhingga kepada penulis,yang selalu mendoakan,memberi semangat,kasih sayang,dana,dukungan dan perhatian kepada penulis selama ini.

Skripsi ini juga kupersembahkan kepada saudariku satu-satunya, Ernawati br Tarigan dan juga kupersembahkan buat seseorang yang selama ini kusayangi Christy Monica Ginting yang telah banyak mendoakan,memberi semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis selama ini.

Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini,baik itu melalui bimbingan,dorongan,doa serta bantuan lainnya.oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

(5)

1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu ,S.H.,M.Hum.,selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan beserta seluruh stafnya.

2. Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting,S.H.,M.Hum.,selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Syarifudin Hasibuan,S.H,DFM,M.H selaku Pembantu Dekan II Fakutas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

4. Bapak Muhammad Husni, S.H.,M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Bapak Abul Khair,S.H.,M.Hum.,selaku Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Ibu Nurmalawaty,S.H.,M.Hum.,yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Prof.Dr.Syafruddin Kalo,S.H.,M.Hum., selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Rafiqoh Lubis ,S.H.,M.Hum.,selaku dosen Pembimbing II yang telah sangat banyak memberikan bimbingan, masukan, dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

10. Seluruh teman-temanku stambuk 2006 khususnya : Egi Arjuna Ginting, Yopie Handoko (Ajo), Riski Alisyahbana (Kijos), Jimmy Oscar Tarigan (Jimbo), Teuku Aditya Erliansah (Ampon), Irene Putri Kartika Sari Siregar (panjang x nama kau la neq, hahhahaa), Rizka Utami Wijaya (Ika).

(6)

11. Kepada abangda-abangda senioran Stambuk 2003, Aditia Pranata Kaban (terimakasih buat dukungan doa dan pinjaman laptopnya bang) hahaha, Berman Ginting, dan lain-lain yang tidak tersebutkan namanya satu per satu.

12. Seluruh teman-teman sepelayanan di GMKI (Ut Omnes Unum Sint), teman-teman Permata Runggun Jalan Pembangunan (Rudang-Rudang Gereja) terimakasih buat dukungan dan doanya.

Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi kita semuanya.

Medan, Desember 2010 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 7

D. Keaslian Penulisan 8

E. Tinjauan Kepustakaan 8

1. Pengertian Tindak Pidana 9

2. Pengertian Pornografi 22

3. Dampak Pornografi dan Bentuk-bentuk Pornografi 26

F. Metode Penelitian 29

G. Sistematika Penulisan 30

BAB II : PERKEMBANGAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI SEBELUM KELUARNYA UU NO.44 TAHUN 2008

A. Pornografi kaitannya dengan UU No.8 Tahun 1992 Tentang

Perfilman 31 B. Pornografi Kaitannya dengan UU No.36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi 37

C. Pornografi Kaitannya dengan UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers 42 D. Pornografi Kaitannya dengan UU No.32 Tahun 2002 tentang

(8)

BAB III : PERBUATAN YANG TERMASUK TINDAK PIDANA PORNOGRAFI MENURUT UU NO.44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

A. Latar Belakang Lahirnya UU No.44 Tahun 2008 52 B. Perbuatan-Perbuatan yang Termasuk kedalam lingkup tindak pidana

pornografi 56

C. Sanksi Pidana menurut UU No.44 Tahun 2008 tentang Pornografi 61

BAB IV: ASPEK HUKUM PIDANA VIDEO PORNO DI DALAM UU NO.44 TAHUN 2008

A. Penyebaran Video porno sebagai salah satu bentuk tindak pidana tindak

pidana pornografi 65

B. Upaya Penegakan Hukum terhadap Video Porno Menurut UU No.44

Tahun 2008 tentang Pornografi 71

C. Contoh Kasus .80

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 85

B. Saran 86

Referensi

Dokumen terkait