• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.2. Kondisi Umum Daerah A. Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.2. Kondisi Umum Daerah A. Geografis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bila dilihat dari potensi sumberdaya alamnya, Kabupaten Blitar adalah daerah yang bercorak agraris, sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan yang mengandalkan kehidupannya pada sektor pertanian yang termasuk diantranya usaha peternakan. Dengan keunggulan komparatif sebagai daerah agraris penghasil komoditas peternakan ( telur dan susu ), maka pembangunan pertanian sub sektor peternakan perlu diletakkan sebagai prioritas dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah mengingat pula dominansi sub sektor peternakan dalam pembentukan angka PDRB.

Dengan berlakunya otonomi daerah, memberikan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan pembangunan susuai dengan potensinya sebagai daerah pertanian yang dilakukan dengan pendayagunaan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip-prinsip agribisnis.

Pembangunan peternakan di Kabupaten Blitar harus dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stake-holder pertanian, baik oleh masyarakat petani, pengusaha saprodi, pelaku pasar produk pertanian dan kegiatan usaha penunjang lainnya. Untuk terlaksananya pembangunan pertanian sesuai dengan visi dan misi pembangunan daerah yang mengutamakan prinsip transparansi, akuntabel dan transparansi sebagai pilar Good Governance, maka Dinas Pertanian sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun suatu perencanaan yang juga mengutamakan prinsip-prinsip tersebut yang disusun dalam bentuk Rencana Stategis SKPD ( Renstra – SKPD ).

1.2. Kondisi Umum Daerah A. Geografis

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588,79 km2 dan ketinggian rata-rata 167 meter dpl, dengan batas-batas sebelah Barat Kabupaten Tulungagung dan Kediri, sebelah Utara Kabupaten Kediri dan

(2)

Kabupaten Malang, sebelah Timur Kabupaten Malang dan sebelah Selatan adalah Samudra Indonesia. Ditengah – tengahnya terdapat sungai sungai Brantas yang mengalir dari Timur ke Barat yang membatasi dua wilayah yang memiliki karakteristik lahan yang berbeda antara Kabupaten Blitar bagian utara dengan bagian selatan. Blitar Selatan seluas 689,85 Km-2 termasuk wilayah yang kurang subur disebabkan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu kapur. Sedangkan bagian utara merupakan wilayah yang relatif lebih subur. Tingkat kesuburan tersebut dipengaruhi pula oleh adannya gunug Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang berfungsi sebagai sarana penyebaran zat – zat hara yang terkandung dalam mineral hasil letusan gunung.

B. Iklim dan Agroekologi

Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Katulistiwa, terletak antara 111o 40 ’ – 112o 10’ Bujur Timur dan 7o 58’ – 8o 9’.51” Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Kabupaten Blitar termasuk tipe C3, apabila dilihat dari rata – rata curah hujan dan bulan – bulan tahun kalender perubahan iklimnya seperti di daerah – daerah lain mengikuti perubahan putaran 2 iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Kemampuan lahan dalam menumbuhkan komoditas sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor iklim, tanah, fisiografi dan tipe penggunaan lahan. Lampiran 2 menunjukkan agroekologi Kabupaten Blitar yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jenis Tanah

Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Blitar ada beberapa macam yaitu :

- Entisol ;

Tanah yang masih sangat baru, yang belum terbentuk harizon kecuali dipermukaannya sepadan dengan Litosol, Regosol dan Aluvial Pasir. Jenis tanah Entisol mendominasi wiayah Kabupaten Blitar, hanya wilayah Kecamatan Doko yang tidak terdapat jenis tanah ini .

(3)

- Alfisol;

Tanah yang mengalami proses pelapukan tingkat sedang, terdapat akumulasi lempung pada lapisan bawahnya dan mempunyai kejenuhan basa tinggi. Spadan dengan Mediteran. Jenis tanah ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Kesamben, sebagian Kecamatan Doko dan sebagian kecamatan Selorejo.

- Oxisol;

Tanah yang telah mengalami proses pelapukan sangat lanjut dan hanya didominasi oleh mineral yang tahan pencucian, seperti misalnya Kaolinite dan Oxide. Sepadan dengan Latosol. Jenis tanah ini terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko, sebagian Kecamatan Kesamben, sebagian Kecamatan Wlingi dan Selorejo. - Andisol;

Tanah yang berasal dari pelapukan abu vulkanis dan didominasi oleh mineral non kristal yang amorf. Spadan dengan Andosol. Terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko dan Kecamatan Wlingi.

b. Rejim Kebasahan

Rejim kebasahan yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas adalah keadaan lengas tanah sepanjang tahun di dalam “Soil Moisture Control Section (SMCS) pada tegangan kurang dari 1500 kPa (titik layu permanen). Rejim kebasahan wilayah Kabupaten Blitar sebagai berikut :

- Ustic;

Rejim yang mempunyai lebih 4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe C3, D3 dan E). Rejim Ustic terdapat disebagian besar wilayah Kabupaten Blitar.

(4)

Mempunyai 2-4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe B2, C2 dan D2) terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko, Sebagian Kecamatan Wlingi dan Sebagian Kecamatan Ponggok.

c. Rejim Suhu Tanah

Rejim suhu yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas adalah suhu tanah pada kedalaman 50 cm. Rejim suhu yang ada di Kabupaten Blitar adalah :

- Isohyperthermic;

Rata – rata tahunan suhu tanah lebih 22 oC pada ketinggian 0 –

700 m dpl. Mendominasi wilayah Kabupaten Blitar. - Isotermic;

Rata-rata tahunan suhu tanah 15 – 22 oC, berada pada kisaran ketuinggian 700 – 1500 m dpl. Terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko dan Sebagian Kecamatan Wlingi.

d. Fisiografi

Fisiografi dan bentuk wilayah mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung melalui tanah dan iklim. Bentuk wilayah dibagi atas derajat lerengnya. Peranan langsungnya pada potensi pertanian suatu lahan adalah pengaruhnya terhadap eradibilitas tanah. Dari bentuk wilayah dapat diketahui kemungkinan mekanisme lahan, keadaaan air, draenase dan sebagainya. Keadaan fisiografi Kabupaten Blitar terbagi menjadi beebrapa tipe yaitu :

- Tipe berombak s/d bergelombang; wilayah dengan kelerengan 3 – 15 %, perbedaan tinggi 5 – 50 m.

- Tipe Datar s/d landai; wilayah dengan kelerengan kurang 3 %’, perbedaan tinggi kurang 5 m.

- Tipe Berbukit s/d bergunung; wilayah dengan kelerengan lebih dari 15 %; perbedaan tinggi lebih 50 m ( sebagian wilayah Kecamatan Doko dan Wlingi.)

(5)

Populasi Ternak Tahun 2014 :

Jenis Ternak Populasi

Sapi Potong 135.592 Sapi Perah 14.102 Kerbau 2.175 Kambing 136.967 Domba 7.281 Babi 2.905 Ayam Petelur 14.679.500 Ayam Buras 2.583.400 Ayam Pedaging*) 955.600 Itik 798.700 Entok 79.780 Puyuh 425.600

Hasil-hasil peternakan di Kabupaten Blitar cukup beragam. Dengan produk unggulan telur Kabupaten Blitar mampu memsuplay 70% kebutuhan telur di Jawa Timur dan 40% kebutuhan telur nasional.

2. Tujuan Penyusunan

Pada dasarnya penyusunan laporan ini merupakan implementasi dari Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

3. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar adalah :

(6)

1. TAP MPR RI Nomor : X/MPR/1998 tentang Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara;

2. TAP MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi dan Nepotisme;

3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;

4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan daerah;

6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Blitar (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 3/D);

10.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama; 11.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;

(7)

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategik

1. Visi

Dalam kedudukannya sebagai unsur Pemerintah Kabupaten Blitar yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang peternakan, maka Dinas Peternakan mempunyai misi sebagai berikut :

“Terwujudnya Masyarakat Peternak Yang Berkualitas, Mandiri dan

Sejahtera”

2. Misi

Dengan mengacu pada visi yang telah ditetapkan, misi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah :

1. Mengembangkan potensi peternakan yang ada di Kab. Blitar.

2. Menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan ramah lingkungan dan didukung pembinaan yang berkelanjutan.

3. Meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat peternakan yang berperan aktif dalam merubah pola usaha peternakan tradisional menjadi pola usaha peternakan agribisnis.

4. Membangun sistem kelembagaan yang tangguh serta mewujudkan adanya kepastian hukum menuju peternakan mandiri.

5. Mengembangkan produk-produk unggulan peternakan yang berdaya saing menghadapi pasar global.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peternakan melalui kemitraan. 7. Mengutamakan pelayanan perlindungan kepada konsumen

(8)

3. Tujuan

a. Meningkatkan populasi dan produksi ternak.

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat peternakan yang terarah dan trampil.

c. Peningkatan penyediaan pangan dan gizi asal hewan yang ASUH. d. Meningkatkan dan mengendalikan pengamanan ternak.

e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat petani ternak ke arah pola usaha agribisnis.

f. Meningkatkan kepastian hukum dalam usaha peternakan

4. Sasaran/target

a. Meningkatnya produksi ternak

b. Meningkatmnya cakupan penyakit endemis yang tertangani i (PHMV) c. Meningkatnya jumlah pengawasan bahan pakan dan bahan pangan asal

hewan.

d. Meningkatnya pembinaan kepada peternak/ kelompok ternak e. Meningkatnya Jumlah ternak yang dipromosikan

Untuk mewujudkan tujuan organisasi, maka ditetapkan sasaran dengan fokus utama berupa target yang tercantum pada Indikator Kerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar serta IKU pada Dinas Peternakan yaitu :

No Indikator Kinerja Utama Target 2014

(1) (2) (3)

1 Produksi Daging 43.966 Ton

2 Produksi Telur 143.761 Ton

3 Produksi Susu 45.031 Ton

4 Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV )

119 desa

5 Jumlah Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan

872 sampel

6 Jumlah peternak/ kelompok ternak yang terbina

132 kelompok

(9)

1. Strategi Mencapai Sasaran/Target

Terdapat beberapa strategi berupa program dalam pencapaian sasaran/target yang terangkum di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 (lampiran perjanjian kinerja) Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, yaitu :

A. Dana APBD II

a. Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Apartur

d. Peningkatan Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

e. Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular f. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

g. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan h. Peningkatan penertapan Teknologi peternakan

i.

Pembinaan Lingkungan Sosial

Dengan total anggaran APBD II Rp. 4.888.400.000,-

B. Dana Tugas Pembantuan (APBN)

Pada tahun anggaran 2014 ini Dinas Peternakan Kab. Blitar memperoleh anggaran dari direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (06) sebesar Rp. 1.820.760.000,00

(10)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Secara umum Dinas Peternakan Kabupaten Blitar telah dapat melaksanakan tugas, pokok, fungsinya sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan di wilayah Kabupaten Blitar.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Peternakan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan fungsi kebijakan teknis dibidang peternakan:

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang peternakan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan 4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

5. Pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas ;

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya

Sesuai dengan Tugas dan Fungsi tersebut pada tahun 2014 SKPD Dinas Peternakan Kabupaten Blitar memiliki capaian :

A. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam rangka mengetahui kinerja instansi, Dinas Kabupaten Blitar melakukan penilaian kinerja 2014. Penilaian kinerja ini dimulai dengan telah ditentukannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar maupun Dinas Peternakan. IKU tersebut telah tercantum didalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang berisi target capaian kinerja beserta anggaran yang diperlukan untuk pencapaiannya.

(11)

Capaian atau realisasi dari target kinerja pada tahun 2014 terdapat pada tabel berikut :

NO URAIAN IKU TARGET 2014 REALISASI

2014 CAPAIAN

1. Produksi Daging 43.966 Ton 60.500 Ton 138 %

2. Produksi Telur 143.761 Ton 131.786 Ton 92 %

3 Produksi Susu 45.031 Ton 32.200 Ton 72 %

4 Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV )

119 Desa 71 Desa 60 %

5 Jumlah Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan

872 Sampel

970 Sampel 112 % 6 Jumlah peternak/ kelompok ternak yang

terbina

132 Kelompok

190 Kelompok 144 % 7 Jumlah ternak yang di promosikan 6.803 ekor 7.553 ekor 112 %

Keterangan :

1. Target produksi Daging Tahun 2014 sebesar 43.966 Ton dapat tercapai sebesar 60.500 Ton (138%) . Hal ini merupakan upaya dalam rangka mendukung program swasembada daging yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

2. Target produksi telur yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 sebesar 143.761 Ton dan terealisasi sebesar 131.786 Ton. Hal tersebut bukan karena penurunan populasi Ayam Ras Petelur di Kab. Blitar yang disebapkan karena rendahnya harga jual, Persaingan perdagangan dengan daerah lain (Jawa Barat dan Jawa Tengah) serta naikknya harga pakan.

3. Target Produksi Susu yang di tetapakan pada Tahun Anggaran 2014 sebesar 45.031 Ton hanya dapat dicapai sebesar 32.200 Ton . hal diatas dikarenakan menurunnya populasi sapi perah. Penurunan populasi sapi perah ini dikarenakan harga jual susu yang cenderung tetap padahal harga pakan cenderung naik kurs rupiah.

4. Target cakupan Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV ) yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 sebesar 119 desa. Pada Tahun 2014 ini baru tercapai 71

(12)

desa ( 60%). Hal diatas dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di lapangan mengingat wilayah Kab. Blitar yang cukup luas..

5. Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan merupakan tugas Dinas Peternakan dalam mewujudkan Produk Peternakan yang Aman Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Pada Tahun 2014 di targetkan melaksanakan pengawasan sebanyak 872 sampel dan dapat terealisasi sebanyak 970 samapel (112%). 6. Dalam rangka mewujudkan peternakan agribisnis di wilayah Kabupaten

Blitar diperlukan adanya pembinaan kepada peternak/ kelompok ternak. Pada Tahun 2014 ditargetkan pembinaan sebanyak 132 kelompok dan terealisasi sebanyak 190 kelompok (144 %).

7. Dalam rangka meningkatan pemasaran produk/ hasil peternakan di wilayah Kab. Blitar, maka Dinas peternakan mentarget jumlah ternak yang dipromosikan pada Tahun Anggaran 2014 sebanyak 6.803 ekor dan terrealisasi sebesar 7.553 ekor (112%).

Perbandingan antara realisasi tahun 2014 dengan tahun 2013 sebagai berikut :

NO URAIAN IKU REALISASI 2013 REALISASI 2014

1. Produksi Daging 62.003 Ton 60.500 Ton

2. Produksi Telur 153.480 Ton 131.786 Ton

3 Produksi Susu 31.880 Ton 32.200 Ton

4 Cakupan Penyakit Endemis yang

Tertangani ( PHMV ) 68 desa 71 desa

5 Jumlah Pengawasan bahan pakan dan

bahan asal hewan 950 sampel 970 Sampel

6 Jumlah peternak/ kelompok ternak yang

terbina 174 kelompok 190 Kelompok

(13)

Keterangan :

1. Penurunan populasi daging pada Tahun 2014 yang dibandingkan tahun 2013 ini dikarenakan karena banyaknya pengiriman sapi keluar kota, dan penyembelihan sapi diluar RPH Kab. Blitar.

2. Penurunan produksi telur pada Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013 ini disebabkan karena adanya persaingan pemasok telur dari wilayah Jawa Barat dan Jawa tengah, kenaikan harga pakan ternak yang tergantung pada nilai tukar rupiah tidak diimbangi oleh kenaikan haraga produk (telur). Sehingga pada Tahun 2014 ini usaha perunggasan di seluruh Indonesia dapat dinyatakan merugi.

3. Produksi Susu pada Tahun 2014 sebesar 32.201 Ton apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar 31.880 Ton mengalami peningkatan. Walapun produksi susu tahun 2013 masih dibawah target. Hal diatas dikarenakan harga produk (susu) yang tidak dapat mengimbangi harga pakan yang naik. 4. Peningkatan capaian Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV pada

Tahun 2013 sebayanyk 68 desa dan Tahun 2014 sebanyak 71 desa mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan peningkatan kinerja aparat Dinas Peternakan Kab. Blitar.

5. Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan pada tahun 2013 sebanyak 950 sampel dan pada Tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 970 sampel. Hal ini dikarenakan banyaknya peredaran produk peternakan di wilayah Kab. Blitar sebagai sumber protein hewani.

6. Pembinaan peternak/ kelompok pada Tahun 2013 sebanyak 174 kelompok dan Pada Tahun 2014 sebanyak 190 kelompok. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan perkembangan usaha peternakan di wilayah Kab. Blitar.

7. Promosi produk peternakan pada Tahun 2013 sebanyak 1.800 ekor sedangkan Pada tahun 2014 sebanyak 7.553 ekor. Hal ini dikarenakan telah beroperasinya Psar Hewan Terpadu dalam proses promosi ternak di wilayah kab. Blitar.

(14)

B. Realisasi Anggaran 1. Dana APBD II

a. Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Apartur

d. Peningkatan Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

e. Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular f. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

g. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan h. Peningkatan penertapan Teknologi peternakan i. Pembinaan Lingkungan Sosial

Dengan total anggaran APBD II Rp.4.888.400.000,- terealisasi Rp. 4.245.676.264,-

(

87%).

(lebih detailnya di lampiran)

2. Dana Tugas Pembantuan (APBN)

Dana Tugasbantuan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (06) sebesar Rp. 1.820.760.000,00 dan terealisasi Rp. 752.414.200,00 (41,4%).

(15)

BAB IV. PENUTUP

Dinas Peternakan masih terus mengadakan perbaikan-perbaikan yang akan dituangkan dalam perencanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi menyeluruh untuk tahun berikutnya. Sebab hasil LAKIP ini tidaklah hanya dibandingkan dengan capaian kinerja nyata pada tahun sebelumnya, tetapi harus memperhatikan pula kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan, juga harus membandingkan dengan indikator lain seperti tingkat kesejahteraan masyarakat tani, kondisi perekonomian dan sebagainya.

Apabila dalam perjalanan organisasi terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar.

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Blitar merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang selanjutnya ditulis sebagai bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Namun apa yang telah dilaksanakan masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

- Dibandingkan dengan proses dehidrasi metanol yang berasal dari gas alam yang tidak dapat diperbaharui, bahan baku untuk proses yang dimulai dari gasifikasi

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) “untuk melengkapi dan memenuhi

Lingkup Kegiatan : Pembuatan, Pengembangan, Implementasi, pelatihan Integrasi Sistem Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (target aplikasi : Aplikasi PPDB Online,

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang dosis dan waktu pengkayaan yang optimum yang dapat menghasilkan kandungan vitamin C maksimum dalam tubuh

Penyebab kualitas pelayanan asuhan persalinan normal tidak menjadi variabel yang lebih dominan dalam mempengaruhi loyalitas dapat disebabkan karena

Kondisi sosial lansia yang tidak baik seperti kurangnya dukungan keluarga, adanya masalah dengan hubungan dengan tetangga atau teman sejawat menyebabkan lansia merasa tidak

Pada gambar di atas bahwa model integrasi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan Database Server Biller yang berfungsi untuk menampung data tagihan yang dikirimkan dari Sistem