LAPORAN AKHIR VIII | 1
8.1 SKENARIO PENGEMBANGAN KABUPATEN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN HULU SUGAI TENGAH
A. Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Pengembangan sistem penyediaan air bersih dan air minum secara sederhana perlu segera dilakukan, mengingat urgensi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan sistem yang sederhana, maka dalam jangka pendek kebutuhan akan air bersih dan air minum dapat mulai dipenuhi.
Penampungan dan pengolahan air hujan secara sederhana diarahkan untuk dikembangkan di setiap rumah tangga untuk mengurangi beban pelayanan oleh Pemkab. Sistem pengolahan secara sederhana ini dilakukan menggunakan beberapa drum yang terdiri dari: drum penampung awal, drum pengolahan 1, drum pengolahan 2, dan drum penampung akhir. Dalam skala kawasan, di Kawasan kumuh perlu dikembangkan:
1. penampungan air hujan skala besar berbentuk kolam atau setu buatan yang dilapisi membran. Lapisan tersebut berguna agar air semaksimal mungkin tertahan untuk dapat dijadikan sumber air baku
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
LAPORAN AKHIR VIII | 2 2. penyediaan truk distribusi air minum, yang sumber air minumnya berasal dari kawasan
perkotaan lainnya yang sudah terlebih dahulu ada sistem penyediaan air minum skala besarnya.
Sumber: Laporan Akhir RKP-KP, 2015
Gambar 8.1
Contoh Gagasan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Sederhana B. Sistem Sanitasi
Pengembangan sistem sanitasi yang penting untuk disegerakan adalah sanitasi untuk air tinja, mengingat buangan air limbah lainnya masih belum besar karena aktivitas industri belum banyak berkembang. Terkait dengan penanganan limbah tinja tersebut, terdapat dua hal yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Penyediaan MCK Umum
MCK Umum dapat dibangun pada klaster – klaster perumahan / permukiman sehingga dapat digunakan oleh masyarakat saat sedang di luar rumah ataupun oleh masyarakat yang belum memiliki MCK individu.
LAPORAN AKHIR VIII | 3 2. Bantuan Langsung MCK untuk tiap rumah dilengkapi dengan Tangki Septik Komunal
Bantuan langsung MCK dapat diberikan kepada tiap rumah yang sudah siap / mau menerima bantuan serta disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Selain itu, untuk pengolahannya diarahka dengan tangki septik komunal, mengingat tangki septik individual membutuhkan biaya yang besar untuk penyediaan dan pemeliharaannya.
C. Sistem Persampahan
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan di Kawasan Kumuh Perkotaan Barabai terdiri dari beberapa aspek pengembangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Tempat Sampah
Tempat Sampah terbagi menjadi tempat sampah domestik dan umum.
Tempat sampah domestik terdapat di setiap rumah/bangunan dan wajib disediakan setiap pemilik/pengguna bangunan.
Tempat sampah umum terdapat disetiap ruang terbuka publik, jaringan trotoar dan bangunan publik, yang disediakan oleh Pemkab.
2. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan dilakukan menggunakan gerobak atau truk sampah.
Pengangkutan di lingkungan permukiman menggunakan gerobak yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
Pengangkutan di lingkungan non permukiman, yaitu di terbuka publik, jaringan trotoar dan bangunan publik, dilakukan menggunakan truk sampah yang dikelola oleh PEMKAB. 3. Tempat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R
TPS menggunakan Transfer Depo yang ditempatkan di tiap kawasan kumuh perkotaan Barabai
TPS ke depan akan dioperasionalkan sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dengan konsep Waste To Energy.
LAPORAN AKHIR VIII | 4
Sumber: Laporan Akhir RKP-KP, 2015
Gambar 8.2.
Ilustrasi elemen sistem pengolahan sampah D. Sistem Proteksi Kebakaran
Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, sistem perlindungan bangunan terhadap bahaya kebakaran dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu sistem proteksi pasif dan sistem proteksi aktif. Sistem proteksi pasif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran. Sedangkan sistem proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Selain itu sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran.
Dalam upaya prosedur tanggap darurat secara garis besar meliputi rencana/recana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan penanggulangan keadaan darurat serta proses evakuasi atau pemindahan dan penutupan. Pencegahan kebakaran dan penanggulangan korban kebakaran tergantung 5 (lima) prinsip pokok sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR VIII | 5 1. Penegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atas keadaan panik;
2. Pembuatan bangunan tahan api; 3. Pengawasan yang teratur dan berkala;
4. Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya;
5. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran.
Sedangkan ketentuan dan persyaratan teknis dalam proteksi kebakaran pada bangunan meliputi:
1. Melakukan pemeriksanaan dan pengecekan kondisi dan keandalan sarana dan peralatan sistem proteksi kebakaran;
2. Melengkapi sarana dan peralatan proteksi didasari atas analisis risiko bahaya dan standar serta ketentuan yang berlaku;
3. Standar dan ketentuan teknis proteksi kebakaran harus diterapkan dan disebarluaskan; 4. Setiap gedung harus dilengkapi dengan sarana pengamanan terhadap kebakaran secara
lengkap dan memenuhi standar dan ketentuan teknis yang berlaku;
5. Perlu dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala untuk menjamin agar sarana dan peralatan proteksi kebakaran.
Sistem proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Selain itu sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran. Sistem proteksi pasif dalam menghadapi bahaya kebakaran terdiri dari:
a. Alat Pemadam Api Portable Alat Pemadam Api Portabel (APAP) yang meliputi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Alat Pemadam Api Beroda (APAB), yang ditujukan untuk menyediakan sarana bagi pemadaman api pada tahap awal.
Alat Pemadam Api Beroda Alat pemadam berat merupakan alat pemadam kebakaran yang memiliki berat kurang lebih 100 sampai dengan 150 kilogram. Alat ini biasanya digunakan untuk daerah yang tidak bisa dimasuki kendaraan pemadam kebakaran.
Alat Pemadam Api Ringan Alat pemadam api ringan merupakan salah satuperlengkapan pemadam kebakaran yang memiliki berat kurang lebih 16 kilogram. Alat pemadam api ringan tidak hanya berisi air, tetapi ada juga yang berisi foam, serbuk
LAPORAN AKHIR VIII | 6 kimia, atau CO2, tergantung pada jenis kebakaran yang terjadi.
b. Sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar kesemua arah secara merata (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000). Sprinkler adalah bagian dari sistem pengaman bangunan terhadap kebakaran. Springkler akan mengeluarkan air pada saat panas pada suhu tertentu yang dikeluarkan api telah mengenai
sprinkler. Sprinkler terdiri dari berbagai jenis yang dibedakan berdasaran suhu ruangan dan warna kaca sprinkler. Jenis springkler yang paling sering digunakan bangunan pada umumnya adalah sprinkler dengan glass bulb berwarna merah dan yang akan pecah atau mengeluarkan air pada suhu 57-770C, dengan klasifikasi suhu biasa.
c. Hydrant adalah alat penyalur air yang bersumber dari air bawah tanah atau PDAM. Hydrant
merupakan peralatan pemadaman api yang menggunakan air bertekanan dan komponen utamanya berupa nozzle, slang, kopling, dan kotak hidrant. Fasilitas hidrant halaman di permukiman memiliki persyaratan yaitu debit air yang tersedian 1000 liter/menit dengan persediaan air untuk setiap waktu adalah 30.000 liter dan mudah dicapai oleh petugas pemadam kebakaran. Suplai air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit. d. Sistem Deteksi dan Alarm Penyediaan sistem deteksi dan alarm kebakaran menurut
fungsi, jumlah, dan luas lantai bangunan dapat dilihat pada Tabel 8.1 Tabel 8.1
Penyediaan Sistem Deteksi dan Alarm Menurut Fungsi, Jumlah, dan Luas Lantai Bangunan
Kelompok Fungsi
Nama Kelompok Fungsi Bangunan Jumlah
Lantai Jumlah Luas Min/Lantai (m2) Sistem Deteksi dan Alarm 1a Bangunan hunian tunggal Rumah tinggal 1 - -
1b Bangunan hunian Asrama/kos/rumah tamu/hostel (luas < 300m2)
1 300 -
2 Bangunan hunian Terdiri dari 2 atau lebih unit hunian (ruko)
1 T.A.B (M)
2-4 T.A.B (M) 3 Bangunan hunian
diluar 1a, 1b dan 2
Rumah asrama, hotel, orang berumur, cacat, dll
1 T.A.B (M)
2-4 T.A.B (M) 4 Bangunan hunian
campuran
Tempat tinggal dalam suatu bangunan kelas 5, 6, 7, 8 dan 9
1 T.A.B (M)
2-4 T.A.B (M) >4 T.A.B (M)
LAPORAN AKHIR VIII | 7
Kelompok Fungsi
Nama Kelompok Fungsi Bangunan Jumlah
Lantai Jumlah Luas Min/Lantai (m2) Sistem Deteksi dan Alarm
5 Bangunan kantor Usaha profesional, komersial, dll 1 400 (M) 2-4 200 (M) >4 T.A.B (O) 6 Bangunan perdagangan
Rumah makan, toko, salon, pasar, dll 1 400 (M) 2-4 200 (M) >4 T.A.B (O) 7 Bangunan penyimpanan/gudang
Tempat parkir umum, gudang 1 2000 (M) 2-4 1000 (M) >4 T.A.B (O) 8 Bangunan lab/industri/pabrik Produksi, perakitan, pengepakan, dll 1 400 (M) 2-4 200 (M) >4 T.A.B (O) 9a Bangunan umum Perawatan kesehatan,
dll
1 T.A.B (M)
2-4 T.A.B (O) >4 T.A.B (O) 9b Bangunan umum Pertemuan, ibadah,
pendidikan, budaya, lab 1 400 (M) 2-4 200 (M) >4 T.A.B (O) 10a Bangunan/struktur bukan hunian Garasi pribadi 1 400 (M) 2-4 200 (M) >4 T.A.B (O) 10b Bangunan/struktur bukan hunian
Pagar, antena, kolam renang
- - -
Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Keterangan : T.A.B = Tidak ada Batas, (M) = Manual, (O) =Otomatis
Sistem peringatan dini berupa sistem deteksi dan alarm kebakaran merupakan salah satu peralatan yang diperlukan dalam sebuah bangunan untuk mengetahui jika terjadi penyalaan api yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Perancangan dan pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran di setiap bangunan harus sesuai dengan standar Departemen Pekerjaan Umum yaitu SNI 03-3986-edisi terakhir mengenai Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis. Alarm kebakaran ditempatkan pada ruangan antara langit-langit dan atap, dengan jarak melebihi 80 cm diukur dari permukaan atap terbawah ke permukaan langit-langit teratas. Selain itu, sistem penginderaan kebakaran dan sistem alarm otomatis harus dilengkapi dengan sistem peringatan keadaan darurat dan sistem komunikasi internal.
Sistem proteksi pasif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat
LAPORAN AKHIR VIII | 8 terjadi kebakaran. Tabel 8.2 menunjukkan tipe klasifikasi konstruksi bangunan (Kepmen PU No. 11/KPTS/2000) berdasarkan ketahanannya terhadap resiko kebakaran.
Tabel 8.2
Tipe Konstruksi Bangunan Berdasarkan Ketahanannya Terhadap Resiko Kebakaran
Tipe Konstruksi Keterangan
Tipe I (konstruksi tahan api) Bangunan yang dibuat dengan bahan tahan api (beton, bata dan lain-lain dengan bahan logam yang dilindungi) dengan struktur yang dibuat sedemikian, sehingga tahan terhadap peruntukan dan perambatan api Tipe II dan IV (tidak mudah
terbakar, konstruksi kayu berat)
Bangunan yang seluruh bagian konstruksinya (termasuk dinding, lantai dan atap) terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar yang tidak termasuk sebagai bahan tahan api, termasuk bangunan konstruksi kayu dengan dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, lantai kayu 76 mm, atap kayu 51 mm, balok kayu 15,2 x 25,4 cm
Tipe III (biasa) Bangunan dengan dinding luar bata atau bahan tidak mudah terbakar lainnya sedangkan bagian bangunan lainnya terdiri dari kayu atau bahan yang mudah terbakar
Tipe IV (kerangka kayu) Bangunan (kecuali bangunan rumah tinggal) yang strukturnya sebagian atau seluruhnya terdiri dari kayu atau bahan mudah terbakar yang tidak tergolong dalam konstruksi biasa (tipe III)
Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Sumber: Laporan Akhir RKP-KP, 2015
Gambar 8.3
LAPORAN AKHIR VIII | 9
8.2 Usulan Kebutuhan Investasi
Program investasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang merupakan rekapitulasi dari dokumen RPIJM yang telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten dari aspek teknis, aspek lingkungan dan sosial, aspek pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu, rencana program investasi harus dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati selaku kepala daerah. Matriks program dan investasi bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten.
Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis, maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan investasi bidang Cipta Karya. Rencana ini menjabarkan skenario pengembangan kabupaten dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan program investasi. Matriks yang dimaksud disajikan pada Lampiran 8 (Tabel 8.3).
8.3 Skala Prioritas Penanganan
Berikut adalah progam penanganan kawasan permukiman prioritas utama pada kurun waktu 5 tahun yang dirinci setiap kegiatannya pertahun yang telah didiskusikan oleh Tim Pokjanis dalam FGD. Progam penanganan disusun dalam 7 aspek yaitu: bangunan gedung, jalan lingkungan, drainase lingkungan, air bersih dan air minum, air limbah dans anitasi, pengelolaan persampahan, dan proteksi serta pemadaman kebakaran yang meliputi kegiatan fisik dan nonfisik. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.4.
LAPORAN AKHIR VIII | 10
Tabel 8.4
Matriks Kegiatan Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten Hulu Sungai Tengah
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Umum
a Penyusunan DED Kawasan Kumuh Barabai Utara
Kawasan Kumuh Barabai Utara Kawasan Kumuh Barabai Darat Kawasan Kumuh Barabai Barat Kawasan Kumuh Sungai Barabai Kawasan Kumuh Munti & Bungur Kawasan Kumuh Barabai Timur Kawasan Kumuh Bukat
Pemerintah Kabupaten
b
Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh Barabai Utara
Kawasaan Kumuh Barabai Utara
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
Kawsan Kumuh Barabai Darat
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
Kawasan Kumuh Barabai Barat
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
Kawasan Kumuh Sungai Barabai
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
Kawasan Kumuh Munti & Bungur
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
Kawsan Kumuh Barabai Timur
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
LAPORAN AKHIR VIII | 11
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasan Kumuh Bukat
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi (Satker Bangkim)
c Pembangunan dan Penataan Kawasan Barabai Utara
Kawasan Barabai Utara Pemerintah Kabupaten
Kawasan Kumuh Barabai Darat Pemerintah Kabupaten
Kawasan Kumuh Barabai Barat Pemerintah Kabupaten
Kawasan Kumuh Sungai Barabai Pemerintah Kabupaten
Kawasan Kumuh Munti & Bungur Pemerintah Kabupaten
Kawsan Kumuh Barabai Timur Pemerintah Kabupaten
Kawasan Kumuh Bukat Pemerintah Kabupaten
1 Hunian
a Pengaturan dan pengendalian Garis Sempadan Jalan (GSJ)
Kawasan Barabai Utara RT 04, 05, 010 & 011
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Darat RT 02, 04, 08, 013 & 020 Kawasan Barabai Timur RT 08 & 09
Kawasan Barabai Barat RT 03, 04, 07 & 013
b Pengaturan dan pengendalian Garis Sempadan Sungai (GSS)
Kawasan Munti & Bungur RT 03, 05, & 018
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Sungai Barabai Kawasan Bukat
c Pembangunan RTLH
Kawasan Barabai Utara
(RT 04, 05, 010 & 011) Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Darat (RT 02, 04, 08, 013, & 020) Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
LAPORAN AKHIR VIII | 12
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasan Barabai Barat (RT 03, 04, 07 & 013) Kawasan Sungai Barabai Kawasan Munti & Bungur (RT 03, 05 & 018) Kawasan Bukat 2 Jalan Lingkungan a
Pembuatan jalan lingkungan dengan sistem pemasangan paving blok dengan mutu K225
Kawasan Barabai Darat
(RT 02, 03, 04, 06, 07, 08, 011, 013, & 020)
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Utara (RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014) Kawasan Barabai Barat (RT 03, 04, 07 & 013) Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
Kawasan Munti & Bungur (RT 03, 05 & 018)
Kawasan Bukat (RT 01, 02 & 03)
b Pembuatan jalan diatas saluran sekunder
Kawasan Barabai Utara
RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014 Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Barat RT 03, 04, 07 & 013 Kawasan Barabai Timur RT 08 & 09
LAPORAN AKHIR VIII | 13
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Drainase Lingkungan
a Pembuatan drainase lingkungan ditengah perimeter block U – 30
Kawasan Barabai Darat
(RT 02, 04, 08, 011 & 020)
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Utara (RT 09, 010 & 011) Kawasan Barabai Barat (RT 03)
Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
Kawasan Bukat
(RT 01,02,03,04,08,09 & 010)
b Peningkatan dan rehab saluran tepi jalan utama
Kawasan Barabai Utara
(RT 09, 010 & 011) Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Barat (RT 03)
Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
4 Air minum a Peremajaan Jaringan Pipa Distribusi
Kawasan Barabai Barat
(RT 03, 04, 07 & 013)
Pemerintah Pusat, pemerintah Provinsi (satker
Bangkim) Pemerintah Kabupaten, PDAM, Investor Kawasan Barabai Utara
(RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014) Kawasaan Barabai Timur (RT 08 & 09)
LAPORAN AKHIR VIII | 14
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(RT 03, 05 & 018) Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
b Penambahan Jaringan Pipa Distribusi Baru
Kawasan Barabai Barat
(RT 03, 04, 07 & 013) Kawasan Barabai Utara
(RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014) Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Munti & Bungur (RT 03, 05 & 018) Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
c Pemasangan SR Gratis bagi MBR
Kawasan Barabai Barat (RT 03, 04, 07 & 013)
Pemerintah Pusat, pemerintah Provinsi (satker
Bangkim) Pemerintah Kabupaten, PDAM, Investor Kawasan Barabai Utara
(RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014) Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Munti & Bungur (RT 03, 05 & 018) Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
5 Air Limbah a Pengembangan Septic tank Komunal Kawasan Barabai Darat (RT 02, 04, 08, 011 & 020)
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
LAPORAN AKHIR VIII | 15
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasan Barabai Utara (RT 09, 010 & 011) Kawasan Barabai Barat (RT 03)
Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
Kawasan Bukat
(RT 01,02,03,04,08,09 & 010)
6 Persampahan
a Pengembangan TPST 3R
Kawasan Barabai Utara,
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Darat Kawasan Barabai Barat Kawasan Sungai Barabai Kawasan Munti & Bungur Kawasan Bukat
Kawasan Barabai Timur
b Pengadaan Tong Sampah Komunal
Kawasan Barabai Barat
(RT 03, 04, 07 & 013)
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Utara (RT 04, 05, 09, 010, 011 & 014) Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Munti & Bungur (RT 03, 05 & 018)
Kawasan Sungai Barabai (RT 03 & 04)
LAPORAN AKHIR VIII | 16
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasan Barabai Darat
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Barat Kawasan Sungai Barabai Kawasan Munti & Bungur Kawasan Bukat
Kawasan Barabai Timur
d Pengadaan Kontainer Bersekat
Barabai Utara
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Barat Kawasan Barabai Darat Kawasan Sungai Barabai Kawasan Munti & Bungur Kawasan Barabai Timur Kawasan Bukat
7 Proteksi Kebakaran
a Penyusunan Renduk Sistem Proteksi
Kebakaran Kabupaten HST BPBD Kabupaten
b Pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Kawasan Barabai Darat (RT 02, 04, 08, 011 & 020)
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten, BPBD Kawasan Barabai Utara
(RT 09, 010 & 011) Kawasan Barabai Barat (RT 03)
Kawasan Barabai Timur (RT 08 & 09)
Kawasan Bukat
(RT 01,02,03,04,08,09 & 010) Kawasan Sungai Barabai Barabai Selatan RT 03 & 04 Benawa Tengah RT 04 & 05
LAPORAN AKHIR VIII | 17
NO SEKTOR PROGRAM LOKASI PENTAHAPAN SUMBER PEMBIAYAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengadaan Gerobak/Alat Angkut Peralatan Pemadam Kebakaran
Kawasan Barabai Darat
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim), BPPD
Kawasan Barabai Timur Kawasan Sungai Barabai Kawasan Bukat
Kawasan Munti & Bungur Kawasan Barabai Barat d
Hidran Air
Kawasan Barabai Utara
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Darat Kawasan Barabai Timur Kawasan Sungai Barabai Kawasan Bukat
Kawasan Munti & Bungur Kawasan Barabai Barat
e Reservoir Air Bawah Tanah
Kawasan Barabai Utara
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim) Pemerintah Kabupaten
Kawasan Barabai Darat Kawasan Barabai Timur Kawasan Sungai Barabai Kawasan Bukat
Kawasan Munti & Bungur Kawasan Barabai Barat 8 Masalah Inti a Normalisasi Sungai
Kawasan Sungai Barabai Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten Kawasan Munti & Bungur
Kawasan Bukat b Usulan Tanggul Banjir Tepi Sungai
Kawasan Sungai Barabai Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten Kawasan Munti & Bungur
Kawasan Bukat c Pembuatan Kolam Retensi / Embung Kawasan Barabai Utara
Pemerintah Pusat,
pemerintah Provinsi (satker Bangkim)