• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMPULAN SATUA (Dongeng Rakyat Bali)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUMPULAN SATUA (Dongeng Rakyat Bali)"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Dr. Drs. I Nyoman Suwija, M.Hum.
    • Dr. Drs. I Made Darmada, M.Pd.
    • Drs. I Nyoman Rajeg Mulyawan, M.Pd.
  • Pengajar:
    • Dr. Drs. I Nyoman Suwija, M.Hum.
  • Sekolah: IKIP PGRI Bali
  • Mata Pelajaran: Sastra Daerah
  • Topik: Kumpulan Satua (Dongeng Rakyat Bali)
  • Tipe: buku
  • Tahun: 2019
  • Kota: Denpasar

I. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan buku 'Kumpulan Satua (Dongeng Rakyat Bali)', yang merupakan hasil penelitian tentang tradisi lisan di Bali. Satua atau dongeng rakyat berfungsi sebagai media pendidikan moral dan etika, yang sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa. Dengan mengangkat tema nilai luhur Pancasila, satua berperan dalam memperkuat jati diri masyarakat Bali. Dalam konteks pendidikan, buku ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi guru dan siswa dalam mengajarkan bahasa dan sastra Bali, serta melestarikan budaya lokal.

1.1 Motif Penulisan

Motif penulisan buku ini didasari oleh pentingnya pelestarian tradisi lisan di Bali, terutama dalam konteks pendidikan. Satua memiliki nilai edukatif yang dapat digunakan untuk mendidik generasi muda mengenai etika dan moral. Selain itu, buku ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan materi ajar bagi guru bahasa Bali, serta menjadi referensi untuk lomba mendongeng yang sering diadakan di Bali.

1.2 Problimatika Penulisan

Problematika yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalah kurangnya dokumentasi tentang jumlah dan variasi satua yang masih ada di masyarakat Bali. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi lomba-lomba mendongeng yang memerlukan referensi yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk menginventarisasi dan mendokumentasikan satua yang ada.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan buku ini adalah untuk menginventarisasi satua yang ada, menulis naskah satua dengan bahasa Bali yang baik dan benar, serta menerbitkan buku Kumpulan Satua dengan izin terbit nasional. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi masyarakat dan pelestari budaya Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sangat luas, mulai dari pelestarian tradisi lisan, peningkatan minat baca sastra Bali, hingga pengajaran nilai-nilai moral kepada anak-anak. Dengan adanya buku ini, diharapkan dapat mengatasi kelangkaan bacaan sastra Bali dan memberikan dampak positif terhadap pendidikan dan pelestarian budaya lokal.

II. INVENTARISASI SATUA (DONGENG BALI)

Bagian ini menyajikan hasil inventarisasi sebanyak enam puluh satua yang telah diteliti, dengan fokus pada dongeng rakyat yang berakar dari budaya Bali. Setiap satua yang ditampilkan ditulis dengan bahasa Bali baku, yang baik dan benar, untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca. Hal ini penting untuk menjaga keaslian dan integritas budaya Bali.

2.1 Satua Anak Ririh

Satua ini mengisahkan tentang seorang anak yang bekerja keras untuk mendapatkan upah. Melalui cerita ini, nilai kerja keras dan ketekunan ditonjolkan, memberikan pelajaran penting tentang tanggung jawab dan dedikasi dalam menjalani hidup.

2.2 Satua Bé Bano

Cerita ini menggambarkan interaksi antara dua karakter, I Nyoman Jater dan I Blenjo, yang saling membantu dalam kehidupan sehari-hari. Nilai persahabatan dan kerjasama menjadi tema utama, yang relevan untuk diajarkan kepada anak-anak dalam konteks sosial.

2.3 Satua Bé Jeleg Tresna Telaga

Satua ini menyoroti keindahan alam dan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan menggambarkan telaga yang asri, cerita ini mengajarkan nilai-nilai pelestarian alam dan rasa syukur atas sumber daya yang ada.

2.4 Satua Bhagawan Domia

Dalam satua ini, kisah seorang pandita yang memiliki ajaran moral yang kuat. Cerita ini berfungsi sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan etika dalam kehidupan sehari-hari, serta pentingnya menghormati guru.

2.5 Satua Bengu Mati

Satua ini menggambarkan pengalaman seorang anak yang belajar tentang kehidupan dan kematian. Dengan pendekatan yang sensitif, cerita ini memberikan pemahaman tentang siklus kehidupan, pentingnya menghargai setiap momen, dan belajar dari kehilangan.

2.6 Satua I Alu tekén I Kedis Puuh

Cerita ini menekankan pentingnya persahabatan dan saling membantu di antara sesama. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam membangun hubungan sosial yang baik di masyarakat.

2.7 Satua I Balu Kawanan - I Balu Kanginan

Kisah ini menggambarkan persaingan antara dua karakter yang saling mencintai. Cerita ini mengajarkan tentang cinta yang tulus dan bagaimana mengatasi perbedaan untuk mencapai kebahagiaan bersama.

2.8 Satua I Bawang tekén I Kesuna

Satua ini mengisahkan tentang dua saudara yang memiliki sifat berbeda. Melalui cerita ini, anak-anak diajarkan tentang pentingnya kerja sama dan saling menghargai meskipun memiliki perbedaan.

III. SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini menyimpulkan pentingnya pelestarian satua sebagai bagian dari warisan budaya Bali. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan praktisi dalam mengembangkan materi ajar yang berkaitan dengan sastra Bali. Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut juga diberikan, agar upaya pelestarian budaya dapat terus berlanjut.

3.1 Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa satua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan pelestarian budaya. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi generasi mendatang.

3.2 Saran-saran

Dianjurkan agar penelitian lebih lanjut dilakukan untuk menginventarisasi lebih banyak satua yang ada. Selain itu, perlu adanya kolaborasi antara akademisi, guru, dan pemerintah untuk memperkuat upaya pelestarian budaya Bali.

Referensi

Dokumen terkait