ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PERDAGANGAN, JASA, & INVESTASI (SUBSEKTOR PERDAGANGAN ECERAN, JASA KOMPUTER, PERDAGANGAN BESAR BARANG PRODUKSI, &
SUBSEKTOR LAINNYA) PERIODE SEBELUM, SAAT, & SESUDAH KRISIS TAHUN 2008
Syadza Millatina¹, Dr. Riko Hendrawan², Se.³
¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi return saham pada sektor perdagangan, jasa dan investasi pada sebelum, saat dan setelah krisis keuangan tahun 2008 (tahun 2007, 2008, 2009). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Explanatory Research. Populasi dalam penelitian ini adalah 4 dari sub sektor yang terdapat pada sektor perdagangan, jasa, dan investasi yaitu : sub sektor perdagangan besar barang produksi, sub sektor perdagangan eceran, sub sektor jasa komputer dan sub sektor lainnya. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, inflasi, harga emas, Gross Domestic Product (GDP), BI Rate, kurs Dollar, dan kurs Euro. Metode analisis yang digunakan adalah regresi model linier berganda. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Uji-f dan Uji-t yang sebelumnya dilakukan Uji Asumsi Klasik. Perubahan variabel Y (return saham sektoral
perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya)) mampu dijelaskan oleh perubahan-perubahan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7 sebesar 54,69 % dan sisanya sebesar 45,31% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan secara parsial, IHSG berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Sedangkan harga emas, inflasi, GDP, BI Rate, kurs Dollar, dan kurs Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Secara simultan, koefisien IHSG, emas, BI Rate, Euro, Dollar, GDP, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya) pada tingkat kepercayaan 95%. Kata Kunci : investasi, return, risiko, IHSG, inflasi, harga emas, GDP, kurs Dollar, kurs Euro, BI Rate
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) Gambar 1.1
Logo Bursa Efek Indonesia
Sumber: IDX Statistic Report
Pasar modal atau bursa efek telah ada sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia, dan digunakan untuk kepentingan pemerintah kolonial yaitu VOC. Bursa efek ini sempat mengalami beberapa kali kevakuman yang diakibatkan oleh berbagai masalah dan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pasar modal. Sehingga akhirnya Bursa efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977, setelah terhenti terakhir kali sejak tahun 1956.
Pada akhir tahun 1991 didirikan PT Bursa Efek Jakarta dan diresmikan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992.
Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan agar dapat lebih meningkat efisiensi serta daya saing di kawasan regional, pada tanggal 3 Desember 2007, PT Bursa Efek Jakarta bergabung dengan PT Bursa Efek Surabaya menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
2 1.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,
efisiensi biaya serta penerapan good governance.
1.1.3 Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi merupakan salah satu sektor yang yang termasuk dalam Indeks Saham Sektoral BEI. Indeks saham sektoral adalah sub indeks dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sampai dengan tahun 2011, perusahaan pada sektor perdagangan, jasa, dan investasi di Bursa Efek Indonesia terdapat 93 perusahaan. Dimana pada sektor ini terbagi menjadi 8 sub sektor, yaitu sub sektor perdagangan besar barang produksi, sub sektor perdagangan eceran, sub sektor restoran, sub sektor hotel dan
pariwisata, sub sektor advertising, sub sektor jasa komputer, sub sektor
investasi, dan sub sektor lainnya.
Perdagangan merupakan salah satu sektor dalam sistem perekonomian nasional yang berperan dalam menjembatani sektor produksi dengan konsumsi baik antar sektor maupun secara regional. Dari dua bentuk perdagangan yaitu perdagangan besar dan eceran, perdagangan eceran merupakan bentuk perdagangan yang langsung memenuhi kebutuhan hidup atau konsumsi orang banyak. Perdagangan eceran di Indonesia merupakan kegiatan yang berkembang pesat, terutama karena didukung oleh masih tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Selain itu, perdagangan eceran juga melibatkan pelaku usaha yang sangat besar jumlahnya setelah sektor pertanian. Hal tersebut terjadi karena bidang kegiatan perdagangan eceran
3
tidak memerlukan persyaratan teknis yang rumit dibandingkan bidang kegiatan ekonomi lainnya seperti di sektor industri, pertanian dan lainnya, sehingga sektor perdagangan eceran berperan dalam menyerap banyak tenaga kerja
Terdapat 53 perusahaan yang terdaftar di BEI pada sektor perdagangan, jasa, dan investasi di sub sektor perdagangan besar barang produksi, sub sektor perdagangan eceran, sub sektor jasa komputer dan sub sektor lainnya (Lampiran 1).
1.2 Latar Belakang Penelitian
Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal (investor) mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Di Indonesia sudah banyak investor yang mulai melakukan investasinya di pasar modal yang dapat dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh
return (tingkat pengembalian) dari risiko tersebut. Return merupakan motivator
dalam suatu proses investasi, maka pengukuran return merupakan cara yang
sering digunakan oleh investor dalam membandingkan berbagai alternatif
investasi. Return yang bisa didapatkan oleh para investor adalah berupa capital
gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk
investasi pada surat hutang (Suharli, 2004).
Sesuai dengan informasi yang dimiliki, investor memiliki persepsi yang berbeda sehingga menyebabkan harga pasar saham berubah. Dalam melakukan pemilihan investasi di pasar modal dipengaruhi oleh informasi fundamental dan teknikal. Informasi fundamental adalah informasi kinerja dan kondisi internal perusahaan yang cenderung dapat dikontrol, sedangkan informasi teknikal adalah informasi kondisi makro seperti tingkat pergerakan suku bunga, nilai
4
tukar mata uang, inflasi, indeks saham di pasar dunia, kondisi keamanan dan politik. Informasi teknikal sering digunakan sebagai dasar analisis pasar modal. Jika kondisi atau indikator makro ekonomi mendatang diperkirakan jelek, maka kemungkinan besar refleksi indeks harga harga saham menurun, demikian sebaliknya. (Robert Ang, 1997 dalam Achmad Ath Thobary, 2009)
Kinerja operasi perusahaan untuk memperoleh return dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya adalah faktor-faktor makro ekonomi (faktor eksternal). Pengaruh faktor makro ekonomi sering kali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Seorang investor akan melakukan analisis penilaian saham suatu perusahaan dengan memperhitungkan beberapa variabel ekonomi makro yang memperngaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Seorang investor harus memeperhatikan beberapa indikator lingkungan makro agar mereka dapat memahami dan meramalkan kondisi lingkungan makro tersebut.
Faktor-faktor ekonomi makro (faktor-faktor eksternal) secara empiris telah terbukti mempunyai beberapa pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara. Menurut Tendelilin (2001:213), terdapat faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap investasi di suatu negara, yaitu sebagai berikut :
Gross Domestic Product, laju pertumbuhan inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar mata uang.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
BI Rate (tingkat suku bunga) diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas
5
(liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter. (www.bi.go.id).
BI Rate mempunyai dampak terhadap investasi suatu negara, karena apabila
tingkat bunga tinggi akan menjadi sinyal negatif terhadap harga saham dimana pada saat tingkat suku bunga sedang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi suatu saham. Di samping tingkat suku bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkan investasinya berupa tabungan atau deposito.
Gambar 1.2
Pergerakan BI Rate Tahun 2007- 2009
Sumber : www.bi.go.iddata yang diolah kembali
Pada gambar di atas dapat dilihat BI Rate pada bulan Januari 2007 berada di
titik tertinggi sebesar 9,5%. Tetapi sempat mengalami penurunan pada pertengahan bulan Januari 2007 hingga bulan Januari 2008 sebesar hampir 2%.
Pada pertengahan bulan September 2008 hingga bulan November 2008, BI Rate
kembali berada pada titik tertinggi sebesar 9,50%. Namun pada bulan Desember
2008, BI Rate terus mengalami penurunan sebesar 0,25%. Hingga bulan Agustus
2009, BI Rate tetap stabil dengan angka 6,50%.
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 0 1 /0 1 /2 0 0 7 0 1 /0 9 /2 0 0 7 0 1 /0 5 /2 0 0 8 0 1 /0 1 /2 0 0 9 0 1 /0 9 /2 0 0 9 Series1
6
Sama halnya dengan BI Rate, Gross Domestic Product (GDP) juga
memiliki dampak terhadap investasi, yang mana dengan meningkatnya GDP ini akan memberikan sinyal baik (positif) untuk investasi dan memberikan sinyal buruk (negatif) jika GDP mengalamin penurunan, karena dengan meningkatnya GDP akan memberikan pengaruh positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan produk perusahaan.
Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara negara tersebut dan negara asing (Sukirno, 2008:34).
Gambar 1.3
Pergerakan Gross Domestic Bruto Tahun 2007-2009
Sumber: www.bi.go.id data yang diolah kembali
Peningkatan inflasi juga memiliki dampak terhadap investasi suatu negara, dimana peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Hal ini diakibatkan karena inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga yang dapat dinikmati perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun.
Menurut Friedman dalam Mankiw (2005), inflasi adalah suatu fenomena moneter yang terjadi dimanapun. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
310,000 320,000 330,000 340,000 350,000 360,000 370,000 380,000 390,000 400,000 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 2007 2008 2009 Series1
7
tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau menyebabkan kenaikan) kepada barang lainnya (Mankiw, 2005).
Gambar 1.4
Pergerakan Inflasi Tahun 2007-2009
Sumber : www.bi.go.iddata yang diolah kembali
Faktor terakhir yang mempunyai dampak terhadap investasi suatu negara
adalah nilai tukar mata uang. Dengan menguatnya kurs rupiah terhadap mata
uang asing maka itu merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi. Karena apabila kurs rupiah menguat terhadap mata uang asing akan menurukan biaya impor bahan baku untuk produksi dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku.
0 2 4 6 8 10 12 14 D es emb er 2009 Ag u st u s 2009 Ap ri l2009 D es ember 2008 Ag u st u s 2008 Ap ri l2008 D es ember 2007 Ag u st u s 2007 Ap ri l2007 Series1
8 Gambar 1.5
Pergerakan Kurs Dollar Tahun 2007-2009
Sumber : www.bi.go.id data yang diolah kembali
Pada awal Januari 2007, kurs jual Dollar sebesar Rp. 8995,00 dengan kurs belinya sebesar Rp. 8905,00. Di akhir tahun 2008, kurs jual Dollar mengalami kenaikan hingga mencapai harga tertinggi yaitu Rp. 12462,00 dengan kurs belinya sebesar Rp. 12338,00. Kenaikan ini terjadi hingga bulan Juli 2009, yang kemudian kembali mengalami penurunan di bulan Agustus 2009.
Gambar 1.6
Pergerakan Kurs Euro Tahun 2007-2009
Sumber : www.bi.go.id data yang diolah kembali
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Series1 0 5000 10000 15000 20000 Series1
9
Pada bulan November 2008, kurs jual Euro terhadap Rupiah merupakan kurs jual tertinggi yaitu sebesar Rp. 16215,55, dengan kurs belinya sebesar Rp. 16050,50. Pada tahun 2009, kurs jual Euro terhadap Rupiah mengalami peningkatan pada bulan Januari hingga April.
Saat ini emas sudah banyak digunakan sebagai alternatif investasi bagi suatu perusahaan. Hal ini dipilih karena nilai emas cenderung stabil naik. Emas juga digunakan sebagai alat penangkal inflasi, yang sering terjadi setiap tahunnya, karena harga emas selalu menyesuaikan dengan inflasi.
Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih investasi yang memiliki tingkat imbal balik tinggi dengan risiko tertentu atau tingkat imbal balik tertentu dengan resiko yang rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih beresiko dari investasi di emas, karena tingkat pengembalian yang secara relatif lebih
tinggi dari emas. (www.investopedia.com)
Gambar 1.7
Pergerakan Harga Emas Tahun 2007-2009
Sumber : www.gold.org data yang diolah kembali
Sektor perdagangan, jasa, dan investasi saat ini mengalami peningkatan yang didukung dengan perkembangan yang terjadi pada sektor perdagangan barang eceran dan sektor perdagangan produksi barang besar. Hal ini dikarenakan masih tingginya tingkat konsumsi masyarakat seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi, sehingga pelaku usaha dalam sektor ini
0 500 1000 1500
02-Jan-07 02-Jan-08 02-Jan-09
GOLD A.M GOLD P.M
10
pun meningkat. Hal tersebut dijadikan peluang bagi para investor untuk berlomba-lomba dalam menanamkan model pada sektor ini. Begitu juga dengan sub sektor jasa komputer dan sub sektor lainnya yang menunjukkan peningkatan. Sektor perdagangan, jasa, dan investasi juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2008, terjadi krisis keuangan global yang telah mengubah tatanan perekonomian dunia, yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, dan dampaknya dirasakan ke seluruh dunia termasuk negara berkembang. Di Indonesia sendiri, akibat dari krisis tersebut mulai terasa terutama menjelang akhir tahun 2008, sehingga terjadinya perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena menurunnya kinerja ekspor. Neraca pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan signifikan.
Dampak krisis ini terhadap nilai tukar dan inflasi terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap Dollar AS, hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebih terhadap krisis keuangan global. Karena melemahnya Rupiah mengakibatkan harga barang-barang juga naik.
Bukan hanya berdampak pada nilai tukar dan inflasi saja tetapi juga berdampak pada bursa saham Indonesia yang juga mengalami penurunan indeks yang signifikan, sampai melebihi 11%, sehingga memaksa Otoritas Bursa untuk melakukan penghentian perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa akibat sentimen negatif.
Saham-saham dari sektor perdagangan dan jasa serta infrastruktur cukup sensitif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah dibanding sektor-sektor lainnya. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja emiten dari sektor tersebut.
11 Gambar 1.8
Pergerakan Indeks Sektor Perdagangan Tahun 1997-2009
Sumber : Buku Panduan Indeks 2010
Berdasarkan uraian diatas penulis akan menganalisis faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi return saham pada sektor perdagangan, jasa, dan investasi
(sub sektor perdagangan eceran, sub sektor jasa komputer, sub sektor perdagangan besar barang produksi, dan sub sektor lainnya). Untuk membahas
lebih lanjut permasalahan ini penulis mengambil judul “ANALISIS
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PERDAGANGAN, JASA, DAN INVESTASI (SUB SEKTOR PERDAGANGAN ECERAN, SUB SEKTOR JASA KOMPUTER, SUB SEKTOR PERDAGANGAN BESAR BARANG PRODUKSI DAN SUB SEKTOR LAINNYA) PERIODE SEBELUM, SAAT, DAN SESUDAH KRISIS TAHUN 2008”.
1.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
12
a. Faktor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi return saham sektoral
perdagangan, jasa, dan investasi sebelum, saat, dan sesudah krisis tahun 2008 secara simultan di Bursa Efek Indonesia?
b. Faktor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi return saham sektoral
perdagangan, jasa, dan investasi sebelum, saat, dan sesudah krisis tahun 2008 secara parsial di Bursa Efek Indonesia?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
a. untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi return saham
sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebelum, saat, dan sesudah krisis tahun 2008 secara simultan.
b. untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi return saham
sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebelum, saat, dan sesudah krisis tahun 2008 secara parsial.
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna bagi :
1. Aspek Teoritis
a. Penelitian ini dapat menambah wawasan serta memperluas pandangan
dalam bidang penelitian pasar modal, investasi, manajemen risiko, dan dalam manajemen keuangan.
b. Beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya.
2. Aspek Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan
bagi investor yang bergerak dalam pasar modal di Indonesia dan khususnya agar investor lebih mengetahui tentang saham di sektor
13
perdagangan, jasa dan investasi. Dan metode diharapkan dapat diterapkan dengan baik dalam penggunaan metode secara menyeluruh sehingga dapat mengukur potensi kerugian dan alokasi penempatan modal
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengukuran
benchmark, pengukuran risiko secara terintegrasi, alat laporan informasi, alat untuk mengontrol risiko, dan sebagai alat strategis.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang Gambaran Umum mengenai objek yang diteliti, Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi Tinjauan Pustaka Penelitian yang mendeskripsikan teori
investasi, return saham, dan resiko, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran,
Hipotesis, dan Ruang Lingkup Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang desain penelitian yang digunakan, lokasi dan waktu penelitian, prosedur pengumpulan data serta teknik analisis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan dari penelitian yang berupa analisis pengolahan data yang diuraikan secara kronologis dan sistimatis yang sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam rangkuman seluruh penelitian yang terlebih dahulu didapatkan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran dan rekomendasi yang ditujukan untuk perbaikan terhadap hasil penelitian dan teori yang mendasari.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan regresi linier
berganda dengan menggunakan variabel return saham dan faktor-faktor
eksternal (IHSG, emas, BI Rate, Euro, USD, GDP, dan inflasi) pada
sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya) maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara parsial:
a. IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable IHSG menunjukkan arah hubungan yang positif signifikan (1,063290) antara kedua variabel.
b. Harga emas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable harga emas menunjukkan arah hubungan yang negatif tidak signifikan (-0,390195) antara kedua variabel.
c. BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang
92
besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor
lainnya). Koefisien regresi pada variable BI Rate menunjukkan
arah hubungan yang negatif tidak signifikan (-0,126455) antara kedua variabel.
d. KursEuro tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable kurs Euro menunjukkan arah hubungan positif yang tidak signifikan (0,224844) antara kedua variabel.
e. Kurs Dollar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable kurs Dollar menunjukkan arah hubungan positif yang tidak signifikan (1,086714) antara kedua variabel.
f. GDP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable GDP menunjukkan arah hubungan negatif yang tidak signifikan (-0,015407) antara kedua variabel.
g. Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor
93
perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya). Koefisien regresi pada variable inflasi menunjukkan arah hubungan positif yang tidak signifikan (0,039228) antara kedua variabel.
2. Secara simultan, koefisien IHSG, emas, BI Rate, Euro, Dollar, GDP,
dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham
sektor perdagangan, jasa, dan investasi (subsektor perdagangan barang eceran, subsektor perdagangan barang besar produksi, subsektor jasa komputer, dan subsektor lainnya) pada tingkat kepercayaan 95%.
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur untuk bahan pertimbangan dalam memilih investasi khususnya pada saham. Investor sebaiknya memperhatikan kondisi makroekonomi suatu negara yang dapat mempengaruhi performa saham sehingga dapat memilih instrumen investasi yang minim resiko.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan periode penelitian yang lebih panjang lagi dan menggunakan variabel-variabel makroekonomi lainnya, seperti jumlah
uang beredar, foreign exchange rate, harga minyak, ekspor dan impor,
dan lain-lain.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
94
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Anoraga & Pakarti. (2001). Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rineka Cipta
Fahmi, Irham, Yovi Lavianti Hadi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis
Investasi Teori dan Soal Jawab. Bandung: Penerbit Alfabeta
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS, Edisi Kedua. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Halim, Abdul. (2003). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Hardiningsih, Pancawati, L. Suryanto & Anis Chariri. (2002). Pengaruh
Faktor Fundamental dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Semarang: Jurnal Strategi Bisnis, pp. 83-89.
Hartono, Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi
Keenam, Yogyakarta: BPFE
Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima,
Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta
Kountur, Rony. (2008). Mudah Memahami Manajemen Risiko
Perusahaan. Jakarta: PPM
Mankiw, G.N., (2005). Teori Makroekonomi, Edisi Kelima, Terjemahan.
Jakarta: Penerbit Erlangga
95
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer
dan Prakatis EKONOMETRIKA untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia
Nugroho, Inung Adi. (2009). Analisis Pengaruh Informasi Fundamental
Terhadap Return Saham. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
PSAK Nomor 13 SAK 1 Oktober 2004
Rusdin. (2006). Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Santoso, S. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia
Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian untuk Bisnis 1, Edisi Keempat.
Jakarta: Salemba Empat
Siahaan, Hinsa. (2009). Manajemen Risiko pada Perusahaan dan
Birokrasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia
Suharli, M. (2004). Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan
Jumlah Dividen. Tesis Magister Akuntasi (Tidak Dipublikasikan)
Suharli, M. (2005). Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang
Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 2 Universitas Kristen Petra
Sukirno, Sadono. (2008). Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Ketiga,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
96
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:
Media Pressindo
Sodikin, Akhmad. (2007). Variabel Makroekonomi yang Mempengaruhi
Return Saham di BEJ. Jurnal Manajemen Vol 6 No 2.
Tandeililin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen
Portofolio, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta
Thobarry, Achmad Ath.(2009). Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku
Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
2. Penelitian Terdahulu
Pratama, Muhammad Anditia Putra. (2011). Analisis Pengaruh Suku Bunga
dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volatilitas dan Return Pada Indeks Saham Sektoral di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan
Meta, Rayun Sekar. (2006). Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku
Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/US Dollar Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Saham Properti dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2000-2005). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Purnomo, Lisa Wahyuningrum. (2003). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi,
Suku Bunga, Kurs, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Return Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus Saham LQ-45
97
Periode 1998-Juni 2000). Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Sodikin, Akhmad. (2007). Variabel Makro Ekonomi Yang Mempengaruhi
Return Saham di BEJ. Jurnal Manajemen Vol. 6 No.2 STIE Miftahul Huda Subang
Syukma, Novia Handayani. (2011). Analisis Faktor-Faktor Makroekonomi
yang Mempengaruhi Return Saham Batubara Dalam Kelompok
Jakarta Islamic Index (JII). Skripsi Institut Pertanian Bogor
Utami, Mudji, dan Mudjilah Rahayu. (2003). Peranan Profitabilitas, Suku
Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.5 No.2 Universitas Surabaya
Büyükşalvarcı, Ahmet.(2011). The Effects of Macroeconomics Variables on
Stock Returns: Evidence from Turkey.European Journal of Social
Science Vol. 13 No. 3
3. Website www.bi.go.id www.duniainvestasi.com www.gold.org www.investopedia.com www.tempo.co www.perencanakeuangan.com 4. Dokumen Lainnya
Tim Bursa Efek Indonesia (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham
Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Indonesia Stock Exchange
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)