• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 3 PALLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 3 PALLANGGA"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

i

PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 3 PALLANGGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh FIRMANSYAH NIM 105361101016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

(2)
(3)
(4)

iv

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : FIRMANSYAH

NIM : 105361101016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Desember 2020 Yang Membuat Pernyataan

Firmansyah NIM.105361101016

(5)

v

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : FIRMANSYAH

NIM : 105361101016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2020 Yang Membuat Perjanjian

Firmansyah

(6)

vi

JIKA KAMU MULAI KEHILANGAN ARAH DAN

TUJUANMU

MAKA INGATLAH PERJUANGANMU PADA SAAT

MEMULAINYA

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik

berupa mikmat kesehatan maupun kesempatan, serta dipermudah dalam setiap

urusan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kepada Ibu dan

bapak tercinta, atas doa, serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang

penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku, dan segala dukungan

yang menjadi motivasi untukku. Karya ini juga saya persembahkan kepada

teman-teman seperjuanganku serta almamaterku tercinta, Universitas

Muhammadiyah Makassar

(7)

vii

Firmansyah. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Awi Dassa Dan Pembimbing II Nursakiah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang dan rendah siswa dengan menggunakan 4 indikator berpikir kritis, yaitu mengidentifikasi, menggeneralisasi, merumuskan masalah kedalam model matematika dan mendeduksi pada kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dirancang untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis subjek berdasarkan tes berpikir kritis. Data yang diolah adalah kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan soal berpikir kritis berdasarkan tes awal terlebih dahulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes dan wawancara. Soal yang digunakan dalam tes mengukur kemampuan berpikir kritis berupa soal essay berjumlah 2 nomor pada materi Pecahan. Wawancara bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis subjek dan menjadi pembanding hasil tes berpikir kritis siswa. Berdasarkan olahan data tersebut, Subjek yang berpikir kritis tinggi melalui empat indikator berpikir kritis yaitu kemampuan mengidentifikasi, menggeneralisasi, merumuskan masalah ke model matematika dan mendeduksi. Pada tahap mengidentifikasi, subjek mampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan, pada tahap menggeneralisasi dan melakukan operasi hitung subjek mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui pada permasalahan dan yang ditanyakan pada setiap permasalahan yang disediakan dan menghitung dengan benar dan tepat, dan pada tahap merumuskan masalah ke model matematika subjek mampu merumuskan keterangan simbol dari model matematika yang telah ditentukan, dan pada tahap mendeduksi subjek mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu. Subjek yang berpikir kritis sedang, pada tahap mengidentifikasi, subjek mampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan, pada tahap menggeneralisasi dan melakukan operasi hitung, subjek mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui pada permasalahan dan yang ditanyakan pada setiap permasalahan yang disediakan tetapi kurang tepat pada proses menghitung, pada tahap merumuskan masalah ke model matematika subjek tidak mampu merumuskan keterangan simbol dari model matematika yang telah ditentukan, dan pada tahap mendeduksi subjek tidak mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu. Subjek yang berpikir kritis rendah tidak dapat menjawab pada saat tes dan wawancara ke empat indikator berpikir kritis. Dapat disimpulkan bahwa subjek yang berpikir kritis tinggi dapat memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu mengidentifikasi, menggeneralisasi, merumuskan masalah ke model matematika dan mendeduksi. Subjek yang berpikir kritis sedang hanya memenuhi 2 indikator berpikir kritis menggenaralisasi, mengidentifikasi. Sedangkan subjek yang berpikir kritis rendah tidak memenuhi satupun indikator berpikir kritis

(8)

viii

Puji syukur senantiasa kita curahkan kepada sang pencipta atas segala karunia, nikmat yang berlimpah sehingga kita senantiasa dalam lindungan rahmat dan hidayahnya. Salam berserta shalwat senantiasa kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat di muka bumi ini.

Alhamdulillah atas karunia yang telah diberikan penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga“

Skripsi ini selesai tentunya berkat beberapa partisipasi, dukungan dan bimbingan dari sekitar, olehnya itu izinkan penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya dalam menyelesiakan pendidikan.

2. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Ayahanda Dr. Awi Dassa, M.Si, dan Ibunda Nursakiah, S.Si, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing telah membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda Dr. Ilham Minggi, M.Si., Ayahanda Dr. Asdar, M.Pd., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen penelitian.

8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah bersedia memberikan ilmunya dalam proses studi.

9. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan arahan dalam proses perkuliahan dan akademik.

10.Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pallangga yang telah membantu penelitian dalam hal pemberi izin penelitian.

11.Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 3 Pallamgga yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

12.Siswa-siswi kelas VII.7 SMP Negeri 3 Pallangga yang telah bekerja sama dalam terlaksananya penelitian ini.

13.Teman-teman angkatan 2016 Pendidikan Matematika khususnya 2016 A dan Nurul Fatikasari yang senantiasa bersedia menemani peneliti selama proses

(10)

x penyusunan skripsi ini.

14.Seluruh pihak yang telah memberikan masukan, saran, motivasi dan supportnya dalam menyelesaikan tulisan ini yang peneliti tidak sempat tuangkan satu persatu dalam tulisan ini.

Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca. Semoga segala bentuk kebaikan senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Makassar, Desember 2020

(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8

1. Analisis ... 8

2. Berpikir Kritis ... 8

3. Pecahan ... 11

(12)

xii

A. Jenis Penelitian... 18

B. Tempat Penelitian ... 18

C. Subjek Penelitian ... 18

D. Instrumen Penelitian ... 19

E. Teknik Pengumpulan Data ... 19

F. Keabsahan Data ... 20

G. Teknik Analisis Data... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pemilihan Subjek ... 22

B. Pengkodean Subjek Penelitian ... 23

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 24

D. Analisis dan Pembahasan Data ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 48

(13)

xiv

Tabel , Halaman

3.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek ... 32 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian ... 33

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Hasil Kerja Siswa ... 5 4.1 Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir Krtitis

Tinggi ... 37 4.2Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Generelisasi dan Melakukan Operasi

Hitung Subjek Berpikir Krtitis Tinggi ... 37 4.3Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Merumuskan Masalah ke Model

Matematika Subjek Berpikir Krtitis Tinggi ... 37 4.4Hasil Kerja Nomor 2 Tahap Mengidentifikasi dan Mendeduksi

Subjek Berpikir Krtitis Tinggi ... 37 4.5Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir Krtitis

sedang ... 37 4.6Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Generelisasi dan Melakukan Operasi

Hitung Subjek Berpikir Krtitis Sedang ... 37 4.7Hasil Kerja Nomor 2 Tahap Mengidentifikasi dan Mendeduksi

Subjek Berpikir Sedang... 37 4.8Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir Krtitis

Rendah... 37 4.9Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Generelisasi dan Melakukan Operasi

Hitung Subjek Berpikir Krtitis Rendah ... 37 4.10 Hasil Kerja Nomor 2 Tahap Mengidentifikasi dan Mendeduksi

(15)

4.11 Hasil Kerja Nomor 2 Tahap Mengidentifikasi dan Mendeduksi

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah sumber dari segala ilmu yang menjadi tolak ukur yang menjadi dasar berkembangnya dari ilmu pengetahuan (Noviana, 2011). Karena itu matematika merupakan pembelajaran yang wajib kita berikan kepada siswa sejak awal pada saat SD, sekolah menengah bahkan hingga kebangku kuliah. Pada pelajaran ilmu hitung tidak jauh dari yang namanya masalah. Siswa dapat dikatakan berkembang ketika pada proses bernalarnya pada saat siswa itu bisa menyelesaikan masalah ilmu hitungnya, masalah ilmu hitung dapat dilatih dengan soal berhitung juga.

Dalam proses pembelajaran matematika sering dikaitkan dengan rumus, angka dan operasi hitung lainnya. Maka dari itu, matematika merupakan suatu bidang studi yang kurang disukai oleh siswa. Hal ini menyebabkan tingkat berpikir kritis matematika siswa belum memenuhi. Dilihat dari perolehan nilai siswa yang sangat rendah dibandingkan pada mata pelajaran lainnya. Pemecahan masalah matematika dapat dicapai dengan berpikir kritis. Pada hakikatnya matematika berkesinambungan dengan suatu ide atau struktur yang tersusun secara logis dan sistematis dengan pemikiran deduktif maupun pemikiran induktif. Maka dari itu, dalam belajar matematika tidak dapat menyepelekan proses berpikir induktif maupun deduktif saat menyelesaikan soal matematika dan tidak benar saat belajar ilmu hitung tetapi berfokus dengan hafalan.

(17)

Adapun usaha ataupun cara yang dapat dicapai agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan memberi soal yang lebih menekankan ke pemecahan masalah . Saat berfokus ke pemecahan masalah, siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan suatu masalah yang dihadapi dan lebih termotivasi dengan memakai pengetahuan yang ada pada dirinya untuk memecahkan suatu masalah. Siswa dapat memahami, merencanakan dan melaksanakan penyelesaian suatu masalah dengan pemecahan masalah . Terikat dengan suatu pemecahan masalah ilmu hitung, siswa harus mengaplikasikan kemampuan berpikir kritis dalam mengevaluasi, menganalisis, dan menginterpretasikan suatu masalah yang dilalui sehingga tercapai solusi dari masalah yang ada. Adapun langkah untuk pemecahan masalah menurut polya yaitu menelaah masalah, menyusun rencana pemecahan, merencanakan rencana tersebut, dan mengecek ulang hasil yang didapatnya.

Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan saat magang 3, dari hasil perbincangan dengan guru matematika mengatakan bahwa salah satu tujuan kurikulum 2013 yang ingin dicapai yaitu kemampuan berpikir kritis siswa , tetapi dengan hal tersebut sekolah malah lebih menekankan murid untuk memberi jawaban yang benar dibandingkan dengan menekankan para murid mendapatkan ide, hal baru atau berpikir kembali terkait kesimpulan yang telah ada jadi hal itu tidak sesuai dengan kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal. Dalam penyelesaian soal masalah ilmu hitung murid dituntut mampu berpikir kritis, begitu juga dengan materi pecahan. Materi

(18)

pecahan dipelajari dikelas VII semester ganjil. Kebanyakan siswa belum memahami maksud dari soal yang diberikan sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikannya atau bahkan menyontek pekerjaan temannya. Di bawah ini adalah salah satu pekerjaan siswa yang tidak memahami maksud dari soal yang diberikan, berikut gambarnya:

Gambar 1.1 Hasil Kerja Siswa

Siswa cenderung dapat menuliskan atau menyampaikan yang diketahui, dalam menyelesaikan soal menggunakan strategi yang tepat, namun ia tidak dapat menuliskan ataupun menyampaikan kesimpulan dari penyelesaian soal.

Sejalan dengan pendapat Zanthy (2018), bahwa “kemampuan berpikir kritis yaitu kemampuan sangat diperlukan oleh setiap orang dalam menyikapi berbagai masalah kehidupan nyata, dengan berpikir kritis seseorang bisa menata, menyesuaikan bahkan memperbaharui pola pikirnya, agar bisa menentukan suatu aksi yang akurat”.

(19)

Sedangkan menurut Gazali M (2017: 276), Berpikir kritis dalam pembelajaran matematika merupakan sesuatu yang amat penting bagi siswa, sebab dengan berpikir kritis peserta didik akan mudah percaya diri dan mudah menyesuaikan diri dengan permasalahan-permasalahan matematika. Dengan berpikir kritis matematika akan membantu siswa untuk dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam aktivitas sehari-hari.

Apabila Siswa membiasakan diri dalam berpikir kritis, maka, siswa tersebut akan aktif bertanya terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan matematika serta dapat melakukan perumusan yang tepat.. Dalam berpikir kritis, siswa akan menilai informasi secara relevan lalu membuat suatu kesimpulan serta berpikir terbuka dan mampu berkomunikasi secara efektif guna menemukan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi. Untuk membudayakan siswa agar berpikir kritis matematika , maka, perlu stimulus dan motivasi dari guru dalam proses pembelajaran matematika .

Tetapi kenyataannya saat ini siswa tidak mampu memanfaatkan kemampuan berpikir kritisnya dalam menyelesaikan soal matematika . Hal tersebut disebabkan sebagian siswa hanya berpatokan pada contoh soal yang diberikan oleh guru tanpa mengembangkan kemampuan berpikirnya mengenai rumus/konsep yang pernah dipelajari dalam bidang studi matematika . Siswa juga takut bertanya mengenai soal soal pemecahan masalah yang mengasah kemampuan berpikir kritis yang hadapi, sehingga apabila diadakan latihan soal terdapat kekeliruan dalam menjawab soal.

(20)

Menurut Sirait, E.D (2019: 10), Selama pembelajaran kemampuan berpikir kritis diperlukan siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan secara serius, teliti saatanalysis seluruh informasi yang diperoleh dengan melampirkan alasan logis sehingga setiap aktivitas yang dilakukan tepat. Siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis yang tidak sama dalam setiap materi yang disampaikan, sehingga seorang pendidik harus mampu memahami keadaan tersebut. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis pada suatu pembelajaran matematika yang baik maka, dapat dipastikan hasil belajar siswa tersebut akan mendapatkan hasil yang baik. Begitu pun sebaliknya, siswa yang kemampuan berpikirnya rendah maka, akan berakibat pada hasil belajar yang tidak optimal.

Kebanyakan siswa cenderung tidak mengasah mathematical Critical thinkingpada pembelajaran khususnya pembelajaran matematika , sehingga siswa mendapatkan penjelasan secara pasif dan kemudian mengulang serta mengingatnya ketika mengikuti ujian atau mengerjakan soal latihan (Meidayanti 2015: 857 ). Keadaan tersebut membuktikan bahwamathematical Critical thinking siswa masih sangat kurang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pecahan kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga”.

(21)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dikaji berdasarkan latar belakang pada penelitian ini yaitu bagaimana hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Pallangga dalam menyelesaikan soal materi pecahan?

C. Tujuan Penelitian

Berikut tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Pallangga dalam menyelesaikan soal materi pecahan

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi yang diinginkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang dapat menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal materi pecahan

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa yaitu untuk melatih kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal materi pecahan.

b. Manfaat bagi Pendidik, Bahan pertimbangan untuk melihat sisi lain dari berbagai macam penyelesaian soal. Tidak hanya terfokus pada cara-cara penyelesaian soal yang sudah lazim secara umum, melainkan adanya kreativitas baru dalam menyelesaikan soal.

(22)

c. Manfaat bagi sekolah,dapat memberikan masukan positif sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah sebagai lembaga pendidikan masyarakat.

d. Manfaat bagi peneliti selanjutnya, ialah mampu dijadikan sebagai bahan pembanding dan sebagai referensi bagi penelitian yang relevan .

E. Batasan Istilah

1. Analisis merupakan suatu gambaran dengan konsisten, uraian sebuah pokok masalah , selanjutnya masalah itu diuraikan sehingga mampu menjawab dari masalah itu untuk menghasilkan sebuah tujuan.

2. Berpikir kritis yaitu sesuatu yang dikerjakan dengan sadar dan terfokus ke sebuah tujuan. Adapun tujuan berpikir kritis ialah meninjau dan menilai informasi yang pada akhirnya menguatkan peneliti untuk pembuatan keputusan.

(23)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. PengertianAnalisis

Awal kata analisis dari bahasa inggris yaitu analysis. Isis diubah dari kata yisis jadi dari kata analysis ke analisis. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) analisis merupakan penguraian bentuk uraian suatu pokok ke dalam beberapa bagian dengan telaah bagian itu menjadi hubungan beberapa bagian untuk mendapatkan pengertian yang sudah benar dan dapat memahami keseluruhan arti tersebut.

Dari pengertian analisis maka, dapat diartikan ke sebuah pengertian yaitu analisis merupakan suatu gambaran dengan konsisten, uraian sebuah pokok masalah, selanjutnya masalah itu diuraikan sehingga mampu menjawab dari masalah itu untuk menghasilkan sebuah tujuan.

2. Berpikir Kritis

Banyak pendapat tentang pengertian dari berpikir. Menurut (Fisher: 2011) berpikir kritis ialah bagaikan keterampilan yang dapat menganalisis, menginterpretasikan, dan mengevaluasi suatu ide maupun alasan. Saat ini kemampuan berpikir kritis telah dianggap seperti keterampilan mendasar yang berperan sangat berarti untuk dimiliki seperti dengan keterampilan menulis dan membaca. Foster dan Pikket

(24)

(Susiyati:2014) mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah pemikiran yang lebih di atas dibandingkan dengan pemikiran biasa yang tidak hanya mampu mengingat materi namun pemakaian dan memanipulasikan sesuatu pembelajaran pada hal yang terbaru. Scrivaan (Fisher:2011) berpikir kritis bagaikan kegiatan “keahlian” menginterpretasikan, mempertimbangkan sesuatu yang dihasilkan pengamatan dan koneksi argumen. Sedangkan menurut Vitale&Nugent (Susiyati:2014) berpikir kritis mengaitkan sebuah tujuan, tujuan langsung dari berpikir ke langkah pembentukan kepastian didasari oleh pembuktian dan tidak hanya asal menebak suatu cara memecahkan permasalahan rasional. Ennis mengatakan berpikir kritis merupakan berpikir dengan menggunakan alasan dan reflektif yang menekankan dengan membuat suatu hasil mengenai sesuatu yang semestinya dilakukan dan dipercaya (Hassuobah tahun 2004:13).

Berdasarkan dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis yaitu sesuatu yang dikerjakan dengan sadar dan terfokus ke sebuah tujuan. Adapun tujuan berpikir kritis ialah meninjau dan menilai informasi yang pada akhirnya menguatkan peneliti untuk pembuatan keputusan.

Adapun 4 indikator berpikir kritis yang diungkapkan oleh Ennis (Hassoubah, 2004:14) yaitu sebagai berikut :

(25)

a. Berfokus ke pertanyaan, siswa fokus dari pertanyaan peneliti.

b. Menganalisis sebuah pertanyaan yang diberikan

c. Menanyakan ataupun menjawab sebuah pertanyaan terhadap kejelasan ataupun tantangan.

2. Membangun sebuah keterampilan yang mendasar yaitu :

a. Mempertimbangkan kebanaran dan kejelasan sebuah informasi, b. Mengamati dan mempertimbangkannya laporan pada saat meneliti,

c. Menyimpulkannya,

d. Mendeduksi dan mempertimbangkannya sesuatu yang telah di induksi,maksudnyapenyimpulan sesuatu masalah khusus ke dalam masalah umum,

e. Membuat dan menentukannya sebuah nilaiyang telah dipertimbangkan.

3. Memberikan kejelasan lebih, yaitu :

a. Mendefinisikan sebuah definisi prang atau istilah ke sebuah 3 dimensi,

b. Mengidentifikasikan sebuah kata dengan memeriksa pendapat seseorang yang sudah disimpulkan sebelum dibuatkan presentasinya.

4. Pengaturan taktik ataupun sebuah strategi, yaitu :

(26)

b. Interaksi dengan seseorang.

Suwarma (tahun 2009:2), ada enam kriteria/indikator berpikir kritis di antaranya ialah:

1. Menggeneralisasi: kebisaan dalam penentuan sebuah tindakan secara umum berdasarkan hasil yang telah disajikan;

2. Mengidentifikasi: Kebisaan penulisan konsep yang termuat dalam pernyataan yang diberikan dan menuliskan bagian-bagian dari pernyataan yang menuliskan konsep yang bersangkutan;

3. Merumuskan masalah ke dalam model matematika : kemampuan untuk memberikan sebuah pernyataan yang ada pada pertanyaan ke dalam sebuah simbol-simbol matematika dan dapat mengartikan simbol tersebut;

4. Mendeduksi yang memakai prinsip: kebisaan penarikan sebuah simpulan berdasarkan pemberitahuan yang telah tersaji dan memakai aturan yang inference:

5. Pemberian contoh pertanyaan untuk menarik kesimpulan: kemampuan penulisan contoh-contoh pertanyaan dengan memakai aturan inference untuk menarik sebuah kesimpulan; 6. Merekonstruksikan alasan: kebisaan mengutarakan alasan pada

(27)

Dari beberapa pendapat ahli maka, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis yang dapat dikembangkannya yaitu: (1) keterampilan menggeneralisasikan adalah keterampilan siswa paham terhadap suatu yang telah ditahu dan yang ditanyakan dalam setiap pokok masalah yang ada pada soal, (2) keterampilan mengidentifikasikan adalah keterampilan siswa mampu menulis setiap rancangan pada masalah yang telah ada, (3) keterampilan merumuskan masalah ke model matematika adalah keterampilan siswa dalam menulis sebuah keterangan simbol-simbol dari model matematikanya, (4) keterampilan mendeduksikan pada penggunaan pandangan adalah keterampilan siswa dalam penyelesaian suatu masalah yang ada dengan memakai rancangan ataupun model matematikanya dan dapat memberi kesimpulan terhadap masalah tersebut.

3. Pecahan

Dalam bahas inggris pecahan yaitu Fraction yang artinya memecah. Maka, istilah dari bilangan pecah disebut juga dengan pecahan. Pecahan merujuk ke sebuah tulisan yang berbentuk di mana b ≠ 0. Perlu diperhaktikan pemakaian simbol seperti itu merupakan suatu angka maupun bilangan. Misalkan, apabila kita mengatakan bahwa pembilang merupakan sebuah bilangan yang terletak pada bagian atas dan penyebut merupakan sebuah bilangan yang terletak di bawah, jadi dapat dikatakan bahwa pecahan merupakan suatu angka ataupun simbol. Namun, apabila

(28)

menyatakan “jumlahkan 13 dan 12,” maka, dimaksud adalah pecahan sebagai suatu yang dinyatakan dalam bentuk bilangan.

Pada sekolah menengah pertama yang dimaksudkan pecahan ialah penyebut maupun pembilang dalam pecahan merupakan suatu bilangan bulat atau biasa disebut juga bilang yang rasional. Namun dalam bentuk yang tidak lazim, pembilang maupun penyebut pecahan merupakan sembarang bilangan real yang jelas penyebut pada pecahan ≠ 0

Contoh soal

1) Pak Ripat , pak udin, pak Beni memiliki beras hasil panen masing-masing 1,5 ton, 2 ton dan 2 ton. Sebanyak 60% dari hasil panen mereka akan disimpan di lumbung KUD Tani Makmur . Berapa ton jumlah padi mereka yang disimpan di KUD ?

Diketahui: Pak Ripat = 1,5 , Pak Udin = 2 , dan Pak Beni = 2 Sebanyak 60% hasil panen akan disimpan di lumbung KUD Tani Makmur

Ditanyakan : Berapa jumlah padi mereka yang disimpan di KUD? Penyelesaian : = 1,5 + 214 + 235 × 60% = 1,5 + 2,25 + 2,6 × 0,6 = 6,35 × 0,6 = 3,81

(29)

2) Febri memiliki buah jeruk sebanyak 18 kg. Setiap 1 kg berisi 8 buah . Ternyata dari keseluruhan jeruk yang dibeli, terdapat jeruk yang busuk. Kemudian Febri akan membagikan buah jeruk yang masih segar kepada anak yatim piatu di Panti Asuhan. Jika terdapat 45 anak, maka, berapakah buah yang didapatkan setiap anak?

Diketahui : Febri memiliki buah jeruk sebanyak ,18 1 terisi 8 buah , jeruk yang busuk Febri ingin membagikan buah jeruk yang masih segar kepada 45 anak yatim

Ditanyakan : Berapakah yang didapatkan setiap anak buah yang segar?

Penyelesaian :

a. = 18 × 8 = × 8 = 150 buah

Banyak buah jeruk yang masih segar

b. = 1 − " × 150 ÷ 45 = $ × 150 ÷ 45 = 3 buah

Jadi, banyak buah segar yang diberikan kepada setiap anak yatim adalah 3 buah

B. Penelitian Yang Relevan

1. Septiana (2019), dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP”.Berdasarkan hasil penelitian kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP di kecamatan Rancabali kabupaten Bandung pada materi bangun ruang sisi datar masih

(30)

sangat rendah . Dengan melihat rata-rata nilai persentase dari semua indikator berada di bawah 50%. Adapun persentasenya sebagai berikut untuk indikator memberikan argumen merupakanyang tertinggi yaitu 45% menandakan sebagian kecil siswa mampu memberikan pendapatnya dalam mengerjakan soal, indikator memahami masalah 43%, indikator melakukan induksi 38% dan yang paling rendah yaitu pada indikator mengambil keputusan atau tindakan 33%. Pada soal indikator mengambil keputusan atau tindakan ini siswa tidak mampu memberikan jawaban apa yang di ingikan, hal ini disebabkan karna siswa tidak mampu menemukan luas permukaan balok, hal tersebut dikarenakan siswa lupa dan tidak tahu rumustersebut.

2. Lalu Calvian Pramuditya (2019), dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Aljabar”.Berdasarkan penelitian dan pembahasan tentang analisis berpikir kritis siswa SMP kelas VIII dalam menyelesaikan soal matematika pada materi Aljabar di SMP Kesatrian 2 Semarang didapat simpulannya itu : Pada siswa berkemampuan matematika tinggi tingkat kemampuan berpikir kritisnya juga tinggi dilihat dari indikator berpikir kritis FRISCO. Siswa fokus memahami soal dan mengerjakan soal, siswa mampu memberikan alasan penggunaan strategi dalam menyelesaikan soal dengan tepat. dan lengkap, siswa mampu memberikan simpulan sementara dan dapat dibuktikan. Siswa mampu menyelesaikan soal dengan jelas dan

(31)

benar berdasarkan strategi yang ditulis untuk membuktikan simpulan sementara siswa mampu memberikan contoh masalah yang sama dengan soal beserta penyelesaiannya dengan benar siswa sudah mengecek jawabannya dan peneliti sudah menganalisisnya. Pada siswa berkemampuan matematika sedang tingkat kemampuan berpikir kritisnya jugasedang dilihat dari indikator berpikir kritis FRISCO. Siswa fokus memahami soal dan mengerjakan soal, siswa mampu memberikan alasan penggunaan strategi dalam menyelesaikan soal tetapi kurang tepat.siswa mampu memberikan simpulan sementara. Siswa mampu menyelesaikan soal dengan jelas tetapi kurang tepat., siswa mampu memberikan contoh masalah yang sama dengan soal tetapi tidak dapat menyelesaikannya, siswa sudah mengecek jawabannya dan peneliti sudah menganalisisnya. Pada siswa berkemampuan matematika rendah tingkat kemampuan berpikir kritisnya juga rendah dilihat dari indikator berpikir kritis FRISCO. Siswa focus memahami soal tetapi dalam pengerjaan soal tidak tepat. Siswa tidak mampu memberikan alas an penggunaan strategi dalam menyelesaikan soal, siswa tidak dapat memberikan simpulan dengan benar. Siswa mampu menyelesaikan soal tetapi tidak benar siswa mampu memberikan contoh masalah yang sama dengan soal yang diberikan siswa mengecek jawabannya dan peneliti sudah menganalisisnya.

(32)

Kritis Matematis Mahasiswa Melalui Pendekatan Konstruktivisme Pada Mata kuliah Matematika Keuangan”.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa melalui pendekatan konstruktivisme pada mata kuliah matematika keuangan dikategorikan kurang dengan rata-rata 33,13. Berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis, mahasiswa tergolong kurang dan sangat kurang pada indikator 2, 3, 4 dan 5. Adapun indikator kemampuan berpikir kritis yang sering muncul adalah kemampuan menginterpretasikan dengan kategori cukup yaitu 55,67 sedangkan yang jarang muncul adalah kemampuan penjelasan (Explanation) dengan kategori sangat kurang.

(33)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jadi, digunakan metode deskriptif untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah materi Pecahan.

B. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 3 Pallangga, kelas VII.7 Lokasi penelitian beralamatkan di Jl. Benteng Somba Opu No.221, Jenetallasa, Kecamatan Pallangga , Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

C. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian dipilih secarapurposive teknik sampling, di mana teknik penentuan subjek yang menggunakan suatu pertimbangan tertentu yang mempunyai tujuan yaitu agar mendapatkan sebuah data yang di atas dugaan ( Sugiyono, 2018: 220). Cara pemilihan subjek menggunakan tes kemampuan awal dengan siswa pada kelas VII di SMP Negeri 3 Pallangga dengan pengambilan satu kelas di kelas VII sebagai subjek awal dari penelitian. Tujuan memberikan tes kemampuan awal agar dapat melihat kemampuan peserta didik itu sendiri terhadap pokok bahansan pecahan kemudian mengambil subjek kemampuan awal dengan nilai rendah , sedang , dan tinggi untuk diberikan soal berpikir kritis selanjutnya. Pengambilan subjek kemampuan awal tinggi , sedang ,

(34)

dan rendah dilihat dari hasil tes kemampuan awal subjek . Kemudian dari ketiga subjek yang berkemampuan tinggi , sedang dan rendah diberikan tes kemampuan berpikir kritis yang diukur dengan menggunakan 4 indikator berpikir kritis yaitu menggeneralisasi, mengidentifikasi, merumuskan masalah ke dalam model matematika dan mendeduksi setelah itu diberikan tes wawancara sebagai pendukung agar dapat menganalisis kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis.

Adapun hasil subjek awal yang telah didapatkan pada hasil tes pertama dengan memberi tes kemampuan awal .

Tabel 3.1. Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek No. Inisial Nilai

1. ANW 78,3 2. MFA 67,5 3. N 48,1 4. KNM 35,1 5. MFT 32,4 6. NS 16,2 7. NA 13,5 8. FNM 10,8 9. SL 8,1 10. MR 8,1

(35)

Adapun hasil subjek yang telah didapatkan pada hasil tes kedua dengan memberi tes kemampuan berpikir kritis.

Tabel 3.2 Hasil tes kemampuan berpikir kritis No. Inisial Keterangan

1. ANW Subjek Berpikir Kritis Tinggi 2. MFA Subjek Berpikir Kritis Sedang 3.

SL Subjek Berpikir Kritis Rendah

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk mengukur. Ada dua instrumen yang dipakai yaitu instrumen utamanya dan pendukungnya. Instrumen utama dalam penelitian yang dilakukan adalah peneliti itu juga. Sedangkan Instrumen pendukungnya yaitu berupa tes kemampuan awal terlebih dahulu yakni tes uraian (essay) sebanyak 6 butir soal yang telah divalidasi oleh dosen matematika dan guru disekolah demi validnya isi (soal), selanjutnya diberikan tes kemampuan berpikir kritis yakni tes uraian (essay) sebanyak 2 butir soal, selain itu akan dilakukan non tes berupa wawancara tidak terstruktur.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Tes

Tes Berpikir kritis peserta didik untuk mengerjakan soal berbentuk soal essay (uraian), yang terdiri dari 2 nomor. Pembuatan soal dalam bentuk uraian bertujuan agar mempermudah peneliti untuk mendeskripsikan kemampuan peserta didik terhadap berpikir kritis

(36)

pada saat mengerjakan soal pada pokok bahasan pecahan. Berpikir kritis siswa yaitu bagaimana siswa bisa menggeneralisasikan, mengidentifikasikan , merumuskan masalah ke model matematikanya, mendeduksikan yang menggunakan prinsip, serta memberikan kejelasan yang lebih dalam.

2. Metode Wawancara

Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur agar lebih mengetahui secara dalam tentang kemampuan berpikir kritis subjek penelitian. Wawancara ini diberikan sesudah diketahuinya jawaban dari tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengerjakan soal.

F. Keabsahan Data

Rencana pengujian keabsahan data yang dalam penelitian ini yaitu memakai triangulasi teknik . Di mana triangulasi teknik adalah teknik pemeriksa kebenaran dari data yang diperoleh yang menggunakan suatu pembeda terhadap daata tersebut sebagai bahan untuk mengecek dan membandingkan suatu data itu sendiri (Moleong, 2017).Triangulasi teknik yang dipakai pada penelitian ini ialah triangulasi teknik dengan Metode yaitu tes tertulis dan wawancara dengan mencocokkan keduanya, apakah keduanya sudah konsisten.

G. Teknik Analisis Data

Sesudah dikumpulkannya data, dilakukan analisis data agar diperoleh data yang terstruktur dengan baik dan membantu untuk menafsirkan apa

(37)

yang telah diketahui sehingga apa yang didapatkan bisa diberitahukan ke orang yang berbeda . Teknik analisis data yang dipakai penulis dalam penelitian ini yaitu dengan model Miles&Huberman (Sugiono, 2018) yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Merupakan sesuatu ragam menganalisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarah, menghilangkan data yang kurang penting dan mengorganisasikan data menggunakan berbagai macam cara agar memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang dianalisis dan memudahkan penelitian dalam pengumpulan data selanjutnya.Adapun tahap reduksi data yang dipakai dalam pada penelitian ini yaitu :

a. Memberikan soal tes kemampuan awal b. Menganalisis hasil tes pekerjaan subjek

c. Menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori subjek yang berpikir kritis rendah , sedang , dan tinggi berdasarkan hasil uraian jawaban subjek

d. Memberikan tes soal berpikir kritis kepada subjek yang berprestasi rendah , sedang , dan tinggi .

2. Penyajian Data

Sesudah data direduksi, proses yang dilakukan ialah penyajian data. Penyajian data disajikan dengan wujud uraian deksriptif yang didukung grafik atau sejenisnya yang mendukung data yang disajikan. Dengan penyajian data, dapat mempermudah memahamkan sesuatu

(38)

yang telah terlaksana, perencanaan pekerjaan selanjutnya terhadap apa yang dipahamkanBerikut tahapan penyajian datanya yaitu :

1. Menampilkan hasil pekerjaan subjek, dari hasil pekerjaannya dapat dijadikan sebagai bahan untuk wawancara .

2. Menampilkan hasil wawancara subjek untuk disusun dalam bentuk sebuah dialog.

3. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan yaitu bertujuan agar mendapatkan perbedaan ataupun kesamaan pada saat tes dan wawancara. Berdasarkan dari hasil yang didapatkan pada saat pemberian tes dan wawancara maka ditariklah suatu kesimpulan bahwa bagaimana kemampuan berpikir kritis subjek yang diteliti dengan menggunakan soal berpikir kritis materi pecahan.

(39)

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pemilihan Subjek

Penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga” merupakan sebuah penelitian yang dilakukan di kabupaten Gowa yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal dengan pada materi pecahan dengan menggunakan indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh Suwarna. Tes I dilakukan dikelas VII.7 yang berjumlah 30 subjek , namun karena kondisi Covid 19 sehingga peneliti hanya diizinkan oleh sekolah sebanyak 10 subjek untuk diberikan tes kemampuan awal .

Tahapan atau proses pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan observasi sekaligus meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Pallangga pada tanggal 24 Agustus 2020 Peneliti mendapat izin dari pihak sekolah sekaligus mewawancarai guru mata pelajaran matematika . Pada tanggal 19 Oktober 2020 peneliti memberikan surat izin penelitian ke SMP Negeri 3 Pallangga untuk melakukan penelitian. Kemudian peneliti diarahkan untuk melakukan penelitian dikelas VII.7, pada tanggal 27 Oktober peneliti memberikan tes kemampuan awal dikelas VII.7.

(40)

B. Pengkodean Subjek Penelitian

Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes diagnostik yang masing-masing berkemampuan awal tinggi , sedang dan rendah . Adapun pengkodean subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengkodean Subjek Penelitian No. Inisial Kode Subjek Keterangan

1. ANW ST Subjek Berpikir Kritis Tinggi 2. MFA SS Subjek Berpikir Kritis Sedang 3.

SL SR Subjek Berpikir Kritis

Rendah

Untuk memudahkan dalam menganalisis data pada bagian ini , maka, setiap petikan dialog diberikan kode tertentu. Untuk petikan dialog pewawancara diberi kode “P” dan untuk petikan subjek diberi kode “ST” untuk subjek yang berkemampuan tinggi , “SS” untuk subjek yang berkemampuan sedang dan “SR” untuk subjek yang berkemampuan rendah . Selanjutnya masing-masing 1 digit setelah kode subjek dan pewawancara adalah pengkodean indikator dan dua digit setelah itu adalah pengkodean urutan pertanyaan dan jawaban. Sebagai contoh untuk kode “P1-01” adalah kode untuk pewawancara untuk indikator pertama dan pertanyaan pertama dan contoh yang lainnya yaitu dengan kode “ST2-02” adalah kode subjek yang berkemampuan tinggi dengan indikator kedua dan jawaban pertanyaan kedua.

(41)

C. Paparan Data

Pada bagian ini akan dipaparkan data-data yang berkenaan dengan kegiatan penelitian dan subjek penelitian selama pelaksanaan penelitian. Ada dua bentuk data dalam kegiatan penelitian ini yaitu hasil tes tertulis dan hasil wawancara dengan subjek penelitian. Dua data tersebut akan jadi tolak ukur dalam menyimpulkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pecahan.

1. Subjek yang Berpikir Kritis Tinggi

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Wawancara 1) Tahap Mengidentifikasi

Berikut adalah jawaban tertulis ST untuk soal nomor 1 bagian a disajikan pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir kritis Tinggi

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis tinggi di soal nomor 1 pada gambar 4.1 subjek berpikir kritis tinggi pada tahap mengidentifikasi mampu menuliskan kata-katanya sendiri untuk menjawab soal.

(42)

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi :

Kode Uraian

P2-01 Mengapa kamu bisa menjawab seperti ini ?

ST2-01 Karena pada soal petunjuknya itu dengan menggunakan kata-kata sendiri

P2-02 Sudahkah kamu melihat soal seperti ini sebelumnya?

ST2-02 Sudah, biasanya pada pelajaran bahasa Indonesia banyak ditemukan soal seperti ini

P2-03 Jelaskan dengan kata-katamu sendiri maksud dari soal tersebut! ST2-03 Pak Andre, pak Bambang, dan pak Coki memiliki hasil penen

sebanyak 60 % disimpan di Lumbung KUD Tani Makmur masing-masing 1,5 ton,2 ton, dan 2 ton. Begitu maksudnya toh kak? asal tidak sama dengan soalnya itu sendiri

P2-04 Iya

Dari hasil petikan wawancara , subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap mengidentifikasi, subjek mampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan, subjek mampu menjelaskan apa yang diinginkan pada soal dengan menggunakan kata-katanya sendiri pada soal.

2) Tahap Menggeneralisasi

Berikut adalah jawaban tertulis ST untuk soal nomor 1 bagian b dan c disajikan pada gambar 4.2 sebagai berikut:

(43)

Gambar 4.2 Hasil Kerja Nomor 1 TahapGeneralisasi dan melakukan operasi hitung Subjek Berpikir kritis Tinggi

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis tinggi di soal nomor 1 pada gambar 4.2 subjek berpikir kritis tinggi pada tahap menggeneralisasikan subjek mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal terlihat dari jawabannya subjek mampu mengubah yang diketahui dari bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk desimal terlebih dahulu dan melakukan operasi hitung yang sudah tepat., subjek juga mampu telah menggeneralisasikan bentuk bilangan desimal dan bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk pecahan dan menghitung dengan tepat. jawabannya.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi :

Kode Uraian

P1-01 Sebanyak 60% dari hasil panen mereka akan disimpan di lumbung KUD Tani Makmur . Coba jelaskan Berapa ton jumlah padi mereka yang disimpan di KUD

ST1-01 Yang disimpan 3,81 ton

(44)

ST1-02 Karena pada soal terdapat bentuk pecahan, desimal dan persen. Maka, saya mengubah ke dalam satu bentuk yaitu bentuk desimal. hasil dari 1,5 tetap hasilnya 1,5 sedangkan 2 sama hasilnya dengan $ jadi langsung saja saya bagi 9 dengan 4 hasilnya 2,25 dan untuk 2 jika dijadikan dengan pecahan biasa yaitu jadi 13 dibagi dengan 5 hasilnya yaitu 2,6 sedangkan 60% yaitu 60 dibagi dengan 100 hasilnya sama dengan 0,6.

P1-03 Setelah apa langkah selanjutnya?

ST1-03 Saya jumlahkan 1,5+2,25+2,6=6,35 setelah saya jumlahkan baru saya bagi dengan 0,6 hasilnya sama dengan 3,81

P1-04 Itu saja ? ST1-04 Iya kak

P1-05 Kalau pada bagian c? ST1-05 Kenapa kak?

P1-06 Sebutkan berapa berat keseluruhan dari hasil panen mereka? ST1-06 Hasilnya sama dengan %

%

P1-07 Bagaimana cara untuk mendapatkan hasil seperti itu?

ST1-07 Pertama-tama dijumlahkan 1,5+ 2 +2 tetapi 1,5 harus diubah kebentuk pecahan terlebih dahulu, jadi hasilnya itu + 2 + 2 = + $+ . Selanjutnya samakan semua penyebut dari pecahan tersebut

P1-08 Bagaimana langkah selanjutnya? ST1-08 Lalu dijumlahkan % + % + % % = % %

P1-09 Terus kenapa pada lembar jawabannya

% + % + % = %% begitu?

ST1-09 Maaf saya salah tulis P1-10 Jadi jawaban yang betul? ST1-10 Yang ini

% + % + % = % %

Dari hasil petikan wawancara , pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap menggeneralisasi dan melakukan operasi hitung dengan benar dan tepat. di mana subjek mampu menjelaskan cara untuk mengubah bentuk desimal dan pecahan campuran ke dalam satu bentuk yaitu ke dalam bentuk desimal dan menghitung hasilnya dengan tepat., subjek mampu menggeneralisasikan apa yang telah diketahui dan ditanyakan

(45)

pada setiap permasalahan yang telah tersedia di mana subjek mampu menjelaskan alasan mengubah bilangan desimal dengan bilangan pecahan campuran ke dalam satu bentuk yaitu bilangan pecahan dan menghitung hasilnya dengan benar dan tepat.. 3) Tahap Merumuskan masalah ke model matematika

Berikut adalah jawaban tertulis ST untuk soal nomor 1 bagian ada sampai f disajikan pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3 Hasil Kerja Nomor 1 Tahapmerumuskan masalah ke model matematika Subjek Berpikir kritis Tinggi

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis tinggi di soal nomor 1 pada gambar 4.3 subjek berpikir kritis tinggi pada tahap merumuskan ke dalam model matematika subjek mampu membuat pemisalan terlebih dahulu dengan memberi simbol A untuk pak Andra, simbol B untuk pak Bambang dan simbol C untuk pak Coki. Subjek juga mampu menuliskan pemisalan untuk 60% - A, 60% - B, dan 60% - C. Subjek juga mampu menjawab untuk pertanyaan nomor 1 bagian F dengan menuliskan model matematika menjadi A+B+C=Z.

(46)

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi :

Kode Uraian

P3-01 Tolong jelaskan dengan menggunakan simbol berat dari hasil panen Pak Andre, Pak Bambang, dan Pak Coki?

ST3-01 Untuk pak Andre saya simbolkan A, pak Bambang simbolnya B dan pak Coki simbolnya C

P3-02 Kenapa disimbolkan seperti itu?

ST3-02 Kan hanya penyimbolan, jadi saya kira tidak ada aturannya. Bukan begitu?

P3-03 Iya. Jika 60% dari hasil panen mereka akan disimpan di lumbung KUD Tani Makmur , coba jelaskan model matematikanya

ST3-03 Langsung saja semua saya kurangi dengan 60%. Jadi A-60%, B-60% dan C-B-60%

P3-04 Kenapa bisa seperti itu?

ST3-04 Karena hasil yang pak Andre, pak Bambang dan pak Coki dikurang 60%

P3-05 Yakin? ST3-05 Iya

P3-06 Kalau dengan bagian F bisa dijawab? Jika A menyatakan jumlah berat hasil panen ketiganya, jelaskan model matematika yang menyatakan hubungan antara A dengan hasil panen dari Pak Andre, Pak Bambang, Pak Coki

ST3-06 Mungkin harusnya jawabannya seperti ini A+B+C=A tetapi dari awal saya sudah memisalkan huruf A, jadi saya ganti saja pemisalan A. Apakah boleh seperti itu?

P3-07 Jadi bagaimana dengan jawabannya? ST3-07 A+B+C=Z kak, apa boleh seperti itu?

P3-08 Iya bisa tapi sebaiknya nanti sebelum menjawab baca terlebih dahulu seluruh pertanyaan agar nantinya tidak keliru lagi

ST3-08 Iya, karena saya langsung jawab a sampai f tanpa membaca terlebih dahulu.

P3-09 TidaK apa. Lain kali lebih teliti lagi ya! ST3-09 Iya

Dari hasil petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap merumuskan masalah ke model matematika, subjek mampu merumuskan keterangan simbol-simbol dari model matematika yang telah ditentukan dengan menjelaskan mengapa memberi pemisalan A, B, dan C.

(47)

Subjek juga mampu menjelaskan mengapa iya menjawab 60% dikurangi A, B, dan C. subjek juga mampu menjelaskan mengapa dia mengubah A menjadi Z

4) Tahap Mendeduksi

Berikut adalah jawaban tertulis ST untuk soal nomor 2 disajikan pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Hasil Kerja Nomor 2 Tahap mengidentifikasi dan mendeduksiSubjek Berpikir kritis Tinggi

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis tinggi di soal nomor 2 pada gambar 4.4 subjek berpikir kritis tinggi pada tahap mengidentifikasi dan mendeduksi, subjek mampu mengidentifikasi pertanyaannya dengan benar dengan subjek menuliskan jawaban boleh, tidak boleh, lebih dan kurang. Pada tahap mendeduksi, subjek mampu menyelesaikan permasalahan yang telah disediakan dengan menggunakan konsep atau model matematika yang telah ditentukan dan mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu, di mana pada tahap ini subjek

(48)

mampu memberikan kesimpulan dengan memberikan alasan mengapa subjek menjawab boleh, tidak boleh, lebih dan kurang.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi :

Kode Uraian

P4-01 Mengapa kamu bisa menjawab seperti ini ?

ST4-01 Karena dari pertanyaan itu sendiri adalah bolehkah pak Andre meminjam dikoperasi kalau luas sawahnya 0,7 Ha

P4-02 Sudahkah kamu melihat soal seperti ini sebelumnya? ST4-02 Pernah

P4-03 Pak Andre miliki sawah seluas 0,7 Ha. Bolehkah pak Andre meminjam uang dikoperasi! Jelaskan?

ST4-03 Boleh, karena pertanyaannya itu kalau anda sudah memiliki sawah lebih dari %Ha anda sudah boleh meminjam dikoperasi sedangkan

Bolehji kak, karna kan itu pernyataannya kalau punya maki sawah nilai dari % sama dengan 0,6 jadi0,7 lebih besar daripada 0,6jadi artinya dia bisa meminjam.

P4-04 Ok. Bagaimana dengan pertanyaan selanjutnya? Pak Firman memiliki sawah seluas 0,5 Ha, bolehkah pak Firman Meminjam uang dikoperasi! Jelaskan?

ST4-04 TidaK boleh P4-05 Alasannya?

ST4-05 Karna hasil 0,6 lebih besar dari 0,5.Jadi tidak boleh meminjam P4-06 Pak Usman diberi pinjaman uang dari koperasi. Apakah luas

sawah pak Usman lebih dari 2/3 Ha? Coba Jelaskan! ST4-06 Lebih, karena kalau kurang tidak diberi pinjaman.

P4-07 Koperasi menolak permohonan pinjaman uang pak Ridwan. Apakah luas sawah dari Pak Ridwan kurang dari atau sama dengan 2/3Ha? Jelaskan !

(49)

ST4-07 Kurang karena ditolak P4-08 Apakah anda yakin? ST4-08 Iya saya yakin

P4-09 Ok . Makasih sudah membantu untuk wawancaranya ST4-09 Iya, sama-sama

Dari hasil petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap mengidentifikasi dan mendeduksi, subjekmampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan dan subjek mampumenyelesaikan permasalahan yang yang telah disediakan dengan menggunakan konsep dan model matematika yang telah ditentukan dan mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu dengan memberikan alasan yang sudah tepat..

1. Subjek yang Berpikir Kritis Sedang

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Sedang dan Wawancara 1) Tahap mengidentifikasi

Berikut adalah jawaban tertulis SS untuk soal nomor 1 bagian a disajikan pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir kritis Sedang

(50)

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis sedang di soal nomor 1 pada gambar 4.5 subjek berpikir kritis sedang pada tahap mengidentifikasi mampu menuliskan kata-katanya sendiri untuk menjawab soal.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis sedang :

Kode Uraian

P2-01 Mengapa kamu bisa menjawab seperti ini ?

SS2-01 Karena hanya begitu yang saya tahu dengan memakai kata-kata sendiri.

P2-02 Sudahkah kamu melihat soal seperti ini sebelumnya? SS2-02 Pernah

P2-03 Jelaskan dengan kata-katamu sendiri maksud dari soal tersebut! SS2-03 Pak Andre memiliki beras 1,5 ton, pak Bambang 2 ton, dan pak

Coki 2 ton, 60 % disimpan di Lumbung KUD Tani Makmur . Dari hasil petikan wawancara , pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap mengidentifikasi, subjek mampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan di mana subjek mampu menjelaskan dengan kata-katanya sendiri untuk menjawab soal tersebut.

2) Tahap menggeneralisasi

Berikut adalah jawaban tertulis SS untuk soal nomor 1 bagian b dan c disajikan pada gambar 4.6 sebagai berikut:

(51)

Gambar 4.6 Hasil Kerja Nomor 1 TahapGeneralisasi dan melakukan operasi hitung Subjek Berpikir kritis sedang

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis sedang di soal nomor 1 pada gambar 4.6 subjek berpikir kritis sedang pada tahap menggeneralisasikan subjek mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal terlihat dari jawabannya subjek mampu mengubah yang diketahui dari bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk desimal terlebih dahulu dan melakukan operasi hitung yang sudah tepat., subjek juga mampu menggeneralisasikan dengan mengubah bentuk bilangan desimal dan bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk pecahan tetapi tidak dapat menyelesaikan operasi hitungnya.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis sedang :

Kode Uraian

P1-01 Sebanyak 60% dari hasil panen mereka akan disimpan di lumbung KUD Tani Makmur . Coba jelaskan Berapa ton jumlah padi mereka yang disimpan di KUD

SS1-01 Saya mendapatkan hasilnya 3,81 ton

P1-02 Bagaimana cara sehingga kamu mendapat 3,81 ton?

SS1-02 Saya ubah semua seperti 1,5. Jadi, 2 hasilnya 2,25 dan 2 hasilnya itu 2,6. Setelah itu semua saya jumlahkan 1,5+2,25+2,6=6,35

(52)

P1-03 Terus mengapa hasilnya 3,81?

SS2-03 Karena saya kalikan dengan 60%, tetapi sebelumnya 60% itu saya ubah menjadi 0,6 jadi 6,35 x 0,6 = 3,81. Bukan begitu? P1-04 Iya. Sebutkan berapa berat keseluruhan dari hasil panen mereka? SS1-04 Saya tidak tahu jumlah dari + $+

P1-05 Kenapa anda bisa mendapat SS1-05 Yang 1,5 saya ubah menjadi P1-06 Sdelanjutnya bagaimana lagi?

SS1-06 Saya sudah tidak tahu langkah selanjutnya

Dari hasil petikan wawancara , pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap menggeneralisasi dan melakukan operasi hitung dengan benar dan tepat. di mana subjek mampu menjelaskan cara untuk mengubah bentuk desimal dan pecahan campuran ke dalam satu bentuk yaitu ke dalam bentuk desimal dan menghitung hasilnya dengan tepat., subjek mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui pada permasalahan dan yang ditanyakan pada setiap permasalahan yang disediakan di mana subjek mampu menjelaskan alasan mengubah bilangan desimal dengan bilangan pecahan campuran ke dalam satu bentuk yaitu bilangan pecahan tetapi subjek tidak mampu menjelaskan perhitungan selanjutnya.

3) Tahap merumuskan ke dalam model matematika

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap merumuskan masalah ke model matematika, subjek tidak mampu merumuskan keterangan simbol dari model matematika yang telah ditentukan karena tidak menuliskan jawabannya. Berikut petikan wawancaranya:

(53)

Kode Uraian

P3-01 Kenapa anda tidak menjawab d,e dan f? SS3-01 Karena saya tidak mengerti

Dari hasil petikan wawancara , pada tahap merumuskan ke dalam model matematika subjek tidak mampu menjelaskannya. 4) Tahap mendeduksi

Berikut adalah jawaban tertulis SS untuk soal nomor 2 disajikan pada gambar 4.7 sebagai berikut:

Gambar 4.7 Hasil Kerja Nomor 2 Tahap mengidentifikasi dan mendeduksi Subjek Berpikir kritis Sedang

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis sedang di soal nomor 2 pada gambar 4.7 subjek berpikir kritis sedang pada tahap mengidentifikasi dan mendeduksi, subjek mampu mengidentifikasi pertanyaannya dengan benar dengan subjek menuliskan jawaban boleh, boleh, lebih dan kurang. Tetapi pada tahap mendeduksi, subjek tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang telah disediakan dengan menggunakan konsep atau model matematika yang telah ditentukan dan mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu, di mana pada tahap ini subjek tidak mampu memberikan kesimpulan

(54)

dengan memberikan alasan mengapa subjek menjawab boleh, boleh, lebih dan kurang.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis sedang :

Kode Uraian

P4-01 Mengapa kamu bisa menjawab seperti ini ? SS4-01 Karena hanya seperti itu yang saya tahu

P4-02 Sudahkah kamu melihat soal seperti ini sebelumnya? SS4-02 Saya pernah melihat

P4-03 Pak Andre miliki sawah seluas 0,7 Ha. Bolehkah pak Andre meminjam uang dikoperasi! Jelaskan?

SS4-03 Boleh

P4-04 Bisakah anda menjelaskannya? SS4-04 Saya tidak tahu menjelaskannya

P4-05 Kalau pada bagian b? Pak Firman memiliki sawah seluas 0,5 Ha, bolehkah pak Firman Meminjam uang dikoperasi! Jelaskan? SS4-05 Boleh

P4-06 Alasannya?

SS4-06 Saya hanya menjawab boleh tetapi tidak tahu alasannya P4-07 Ya bagian c, Pak Usman diberi pinjaman uang dari koperasi.

Apakah luas sawah pak Usman lebih dari 2/3 Ha? Jelaskan ! SS4-07 Lebih

P4-08 Alasannya? SS4-08 Saya tidak tahu

P4-09 Koperasi menolak permohonan pinjaman uang pak Ridwan. Apakah luas sawah dari Pak Ridwan kurang dari atau sama dengan 2/3 Ha? Jelaskan !

SS4-09 Kurang dari 2/3 Ha P4-10 Alasannya?

(55)

SS4-10 Karena koperasi menolak, jadi menurut saya kurang P4-11 Ada alasan lain?

SS4-11 TidaK

Dari hasil petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap mengidentifikasi dan mendeduksi, subjekmampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan dan subjek mampumenyelesaikan permasalahan yang telah disediakan dengan menggunakan konsep dan model matematika yang telah ditentukan tetapi subjek tidaK mampu memberikan kesimpulan dari permasalahan itu karena tidak dapat menjelaskan alasan menuliskan jawabannya.

2. Subjek yang Berpikir Kritis Rendah

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Rendah dan Wawancara

1) Tahap mengidentifikasi

Berikut adalah jawaban tertulis SR untuk soal nomor 1 bagian a disajikan pada gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8 Hasil Kerja Nomor 1 Tahap Mengidentifikasi Subjek Berpikir kritis Rendah

(56)

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis rendah di soal nomor 1 pada gambar 4.8 subjek berpikir kritis rendah pada tahap mengidentifikasi mampu menuliskan kata-katanya sendiri untuk menjawab soal.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis rendah :

Kode Uraian

P2-01 Mengapa kamu bisa menjawab seperti ini ? SR-01 Karena menggunakan kata-kata sendiri

P2-02 Sudahkah kamu melihat soal seperti ini sebelumnya? SR-02 Mungkin pernah

P2-03 Jelaskan dengan kata-katamu sendiri maksud dari soal tersebut! SR2-03 Tahun ini lahan pertanian pak Andre, pak Bambang, pak Coki

menghasilkan panen 35 ton dari hasil panen tersebut 1500 kg disimpan dalam lumbung pak Andre, pak Bambang, pak Coki P2-04 Kenapa anda bisa mendapatkan 35ton?

SR2-04 Yang 60% itu saya ubah

P2-05 Langsung anda ubah atau ada cara hitungnya? SR2-05 Langsung saya ubah

P2-06 Kalau yang 1500 kg? SR2-06 Yang 1,5 saya ubah

Pada subjek yang berpikir kritis rendahmenunjukkan pada tahap mengidentifikasi, subjek tidak mampu mengidentifikasikan konsep yang digunakan dari permasalahan yang disediakan.

(57)

2) Tahap menggeneralisasi

Berikut adalah jawaban tertulis SR untuk soal nomor 1 bagian b dan c disajikan pada gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9 Hasil Kerja Nomor 1 TahapGeneralisasi dan melakukan operasi hitung Subjek Berpikir kritis rendah

Berdasarkan jawaban subjek berpikir kritis sedang di soal nomor 1 pada gambar 4.9 subjek berpikir kritis sedang pada tahap menggeneralisasikan subjek tidak mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal terlihat dari jawabannya subjek hanya menulis 2,4 ton padahal di dalam soal tidak terdapat 2,4 ton dan subjek juga menuliskan 100% dikurangkan (25+10+12+22) % padahal tidak ada satu pun soal yang menuliskan persen.

Berikut ini disajikan petikan wawancara pada subjek yang berpikir kritis rendah :

Kode Uraian

(58)

KUD Tani Makmur . Coba jelaskan Berapa ton jumlah padi mereka yang disimpan di KUD

SR1-01 1.800 kg

P1-02 Bagaimana cara sehingga anda mendapat 1.800 dek?

SR1-02 2,4 dikali 1000 sama dengan 2400 kg. Terus dikali dengan 314 P1-03 Hasilnya 1.800?

SR1-03 Iya, sebenarnya saya tidak terlalu mengerti jadi saya hanya menulis seperti itu

P1-04 Sebutkan berapa berat keseluruhan dari hasil panen mereka? SR1-04 16%

P1-05 Kenapa?

SR1-05 Saya hanya asal hitung

P1-06 Apakah anda tidak mengerti dengan soalnya? SR1-06 Iya tidak saya hanya asal jawab

Dari hasil petikan wawancara , pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap menggeneralisasi dan melakukan operasi hitung, subjek kurang mampu menggeneralisasikan apa yang diketahui pada permasalahan dan yang ditanyakan pada setiap permasalahan yang disediakan dan kurang tepat. pada proses menghitung karena subjek mengaku hanya asal menghitung.

3) Tahap merumuskan ke dalam model matematika

Berikut adalah jawaban tertulis SR untuk soal nomor 1 bagian d dan e disajikan pada gambar 4.10 sebagai berikut:

Gambar

Tabel                                         ,                                                                  Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1.1 Hasil Kerja Siswa
Tabel 3.1. Hasil Tes Kemampuan  Awal  Subjek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Makna dasar pancasila sebagai sistem filsafat adalah dasar mutlak dalam berfikir dan berkarya sesuai dengan pedoman di atas, tentunya dengan saling mengaitkan

Dalam kegiatan belajar mengajar, Fakultas Ekonomi UAD menggunakan sistem kredit. Dalam satu tahun kalender akademik terdiri atas dua semester reguler. Semester gasal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two Stay - Two Stray lebih baik

Semarang salah satu kegiatannya adalah melayani kedatangan kapal dan keberangkatan kapal atau (keagenan), baik kapal-kapal dalam negeri maupun kapal- kapal

injector standart mesin 4E-FTE supaya didapat hasil pengukuran yang lebih valid, dan Perlu diadakan kajian lebih lanjut tentang pengaplikasian air cyclone terhadap emisi gas

Proses bioremediasi ini dibantu dengan mikroorganisme dalam tanah yang dapat diasumsikan dapat meremediasi tanah yang tercemar oli bekas kendaraan bermotor

Kordinasi program kegiatan SKPD untuk pemenuhan hak–hak anak dalam pelaksanaan rapat evaluasi KLAf. Memformulasikan program kegiatan SKPD untuk pemenuhan

Mempunyai kepadatan penduduk lebih dari 100 unit/ha, tidak mempunyai jarak antar bangunan, koefisien dasar bangunan lebih dari 70%, perkembangan bangunan yang