• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM. Oleh : ZAIMUDDIN Dosen STIT AL Qur an AL Ittifaqiah Indralaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM. Oleh : ZAIMUDDIN Dosen STIT AL Qur an AL Ittifaqiah Indralaya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh : ZAIMUDDIN

Dosen STIT AL Qur an AL Ittifaqiah Indralaya

zayyanhamizan09@gmail.com

Email :

ABSTRACT

Islamic education particulary cannot be equated with the meaning of education in general. Islamic education is well-known and believed by Islam adherents as an educational activity derived from the teachings of Islam (Al-Quran) and al-Hadith as explanations. Islamic education, which began in the beginning of the first revelation to the Prophet Muhammad, experienced ups and downs along with his long journey across time and space to the present. This depends on how the historical actors of that time carried out the educational process. The peak of the glory of Islamic education began by growing extent of Islamic educational institutions and formal Madrasah in various centers of Islamic culture. This was influenced by the soul and enthusiasm of the Muslims at that time who were deeply in their appreciation and practice of the teachings Islam. But Islamic education, which has experienced this peak period, began gradually to decline when compared to the previous period. This event has continued since the fall of Baghdad city in the east and Cordova city in the west. Both were the center of Islamic education at that time. In addition, there are several other factors that also cause the decline of Islamic education. Thus, in an educational institution there must be growth and development, and this is the same as Islamic education. There are several periods in Islamic education, namely the period of pioneering, the heyday, declining, and also a renewal period. So in this paper, the author will explain some important parts related to the decline that occurred around the 13-18th century AD, namely; socio-political background, causal factors, the rise of western education, the profile of Islamic education, and well-known scholars in a period of decline.

Keywords: Declining, Education, the profile of Islam

ABSTRAK

Pendidikan Islam khususnya tidak dapat disamakan dengan makna pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh penganut Islam sebagai kegiatan pendidikan yang berasal dari ajaran Islam (Al-Quran) dan al-Hadits sebagai penjelasan. Pendidikan Islam, yang dimulai pada awal wahyu pertama kepada Nabi Muhammad, mengalami pasang surut

(2)

2

seiring dengan perjalanan panjangnya melintasi ruang dan waktu hingga saat ini. Ini tergantung pada bagaimana aktor sejarah pada waktu itu melakukan proses pendidikan. kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan semakin meluasnya lembaga pendidikan Islam dan madrasah formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Ini dipengaruhi oleh jiwa dan antusiasme umat Islam pada waktu itu yang sangat menghargai dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam. Tetapi pendidikan Islam, yang telah mengalami periode puncak ini, secara bertahap mulai menurun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Peristiwa ini terus berlanjut sejak jatuhnya kota Baghdad di timur dan kota Cordova di Barat, yang keduanya saat itu merupakan pusat pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga menyebabkan menurunnya pendidikan Islam. Dengan demikian, dalam institusi pendidikan harus ada pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama dengan pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa periode, yaitu periode perintis, masa kejayaan, periode kemunduran, dan ada juga masa pembaruan. Maka dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan beberapa bagian penting terkait dengan kemunduran yang terjadi sekitar abad 13-18 M, yaitu; latar belakang sosial-politik, faktor penyebab, kebangkitan pendidikan barat, profil pendidikan Islam, dan sarjana terkenal dalam periode kemunduran.

(3)

3 A. Pendahuluan

Pada tahun 1250-1500 M, merupakan babak dimana umat islamyang berada disekitar timur tengah mendapatkan berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Setelah sempat mengalami kejayaan berabad-abad lamanya yaitu pada masa Bani Abbasiyah, akhir nya islam berlahan mengalami kemunduran. Sejarah kemunduran islam berarti juga kemunduran dalam pendidikan islam. Masa kemunduran berarti bagian penting dari sejarah peradaban islam. Oleh karenanya dalam hal ini, saya akan menjelaskan masalah pendidikan islam pada masa kemunduran.

B. PEMBAHASAN

a. Latar belakangsosial politik terjadinyan kemunduran pendidikan islam

Kemunduran pemikiran didunia islam termasuk didalamnya pendidikan, bermula sejak tahun 1250 M, hal ini merupakan akibat yang kompleks dasi akses social, politik, dan cultural pada umumnya.1 Sepanjang sejaraahnya, sejak awal dalam pemikiran terlibat dua hal yang saling berlomba mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan pola pendidikan islam, kedua pola tersebut adalah : pola pemikiran tradisional dan pemikiran rasional. Pada pola pemikiran tradisional ini selalu mendasarkan diri pada wahyu, yang kemudian berkembang menjadi pemikiran sufistis dan mengembangkan pola pemikiran sufi yang sangat memperhatikan aspek-aspek bathiniyah, akhlak atau budi pekerti manusia. Pada masa jayanya pendidikan islam, kedua pola pendidikan tersebut menghiasi dunia islam, sebagai pola yang berpadu dan saling melengkapi. Akan tetapi ketika pola pemikiran rasional di ambil alih oleh Eropa dan dunia islampun meninggalkan pola berfikir tersebut.Sehinggal tinggal pemikiran sufistis yang sifatnta memang sangat memperhatikan kehidupan bathin yang akhirnya mengabaikan dunia material.2

Selain itu kehancuran total yang dialami oleh kota bagdad dan sepanyol sebagai pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan islam, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat pendidikan dibagias timur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula kemunduran kemunduduran pendidikan diseluruh dunia islam. Terutama dalam bidang intlektual dan material, tetapi tidak demikian halnya dalam pendidikan

1 Khoirun Niswa, sejarah pendidikan islam, (Palembang: raden fatah press, 1982).hlm,163. 2 Zuhairini,Dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta:PT Bumi Arkasa,1994), hlm,109

(4)

4

pemikiran bathin atau spiritual. Dari aspek inilah dikatakan bahwa pendidikan dan kebudayaan islam mengalami kemunduran yang sangat besar.

A. Faktor-faktor penyebab kemunduran pendidikan islam

Setelah beberapa abad lamanya, bagdad menjadi pusat kebudayaan, lambing kemajuan umat islam dan pendidikan islam yaitu dari tahun 750-1258 M, Namun masa berganti sejarah berubah, apa yang sudah dicapai umat islam berubah dan berangsur ke arah kemunduran dan keterbelakangannya hal ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu factor internal dan eksteren.3

1. Faktor internal

Factor internal adalah factor kemunduran yang berasal dari dalam pemerintahan umat islam itu sendiri, diantaranya ialah :

a. Konflik internal keluarga islam

Kekacauan yang terjadi dalam pemerintahan islam, dimana antara yang satu dengan yang lain saling menghantam serta munculnya pemberontakan diberbagai daerah, sehingga dengan demikian pecahlah daulah islam menjadi beberapa kerajaan kecil. Akibatnya, sering membawa kemunduran dan kehancuran pemerintahan islam itu sendiri. Bahkan menjerumus dalam persaingan antar bangsa.4tidak jelasnya system peralihan kekuasaan juga menjadi pemicu utama terjadinya perebutan kekuasaan diantara ahli waris.5

b. Tampilnya Dominasi Militer

Pada masa khalifah al-Mu’tasim banyak direkrut jajaran militer dari budak-budak Turki.Dan terkadang golongan elit dari mereka diangkat menjadi gubernur di beberapa wilayah dinasti Abbasiyah. Hal ini menjadikan dominasi militer semakin kuat sehingga khalifah Al Mu’tasam memindahkan pusat pemerintahan dari Baghdad ke Sammara 80 mil sebelah utara kota Baghdad.

Dalam perkembangannya kemudian, militer ini secara perlahan membangun kekuatan dalam daulah.Mereka secara perlahan mengendalikan jalannya administrasi pemerintahan Daulah Abbasiyah.Hal ini memang didukung dengan tampilnya khalifah-khalifah Abbasiyah

3Ibid, hlm, 165.

4Samsul Nizar, sejarah pendidikan islam, ( Jakarta:kencana prenatal media Grup,2011), hlm, 185 5Badri yatim, sejarah pendidikan islam, ( dirasah islamiyah II), (Jakarta: PT Grapindo persada, 2008), hlm, 108

(5)

5

yang lemah sehingga tidak mampu mengimbangi kekuatan militer yang semakin berkuasa.Lemahnya khalifah memberi peluang kepada tentara professional asal Turki yang semula diangkat oleh Al Mu’tashim untuk mengambil alih pemerintahan.Usaha mereka berhasil sehingga kekuasaan sesungguhnya berada di tangan mereka, sementara kekuasaan bani Abbasiyah mulai pudar dan menyebabkan kemunduran.

Di samping itu juga, terdapat peningkatan ketergantungan khalifah pada tentara bayaran, dan ini pada gilirannya mungkin berhubungan dengan perkembangan-perkembangan teknologi militer. Para khalifah mengetahui msalah ini, tetapi mereka menganggap tidak mungkin ke tentara milisi yang terdiri dari warga kota. Maka, menjadi penting bagi khalifah atau gubernur untuk memiliki tentara yang setia pada dirinya dan membayar mereka secara tetap. Hal ini tentu akan mengakibatkan khalifah memiliki ketergantungan kepada tentara bayaran dalam mempertahankan kekuasaannya. Sekitar tahun 935 khalifah Abbasiyah kehilangan kekuasaannya atas seluruh wilayah provinsi, kecuali nbeberapa daerah di sekitar Baghdad.

c. Permasalahan Keuangan

Dalam bidang keuangan dinasti Abbasiyah juga mengalami kemunduran yang bersamaan dengan bidang politik.Pada periode pertama pemerintah dinasti Abbasiyah merupakan dinasti yang kaya. Sehingga dana yang masuk lebih banyak dari dana keluar sehingga baitulmal penuh dengan harta. Dana yang besar diperoleh dari al kharaj (pajak hasil bumi).6

Perkembangan peradaban dan kebudayaan yang besar dari periode pertama yang mendorong penguasa untuk bermewah-mewah. Setiap kholifah cenderung ingin lebih mewah daripada pendahulunya., kehidupan kholifah ditiru oleh hartawan dan anak-anak pejabat, kecenderungan itu ditambah dengan kelemahan khalifah dan factor lain yang menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.

Sampai pada tahun 919 uang dalam jumlah yang besar masih di kirim ke pemerintahan pusat di Baghdad.Namun, menjadi kebiasaan untuk mengumpulkan uang ini melalui system pemborongan pajak.Juga kadang-kadang hak untuk mengumpulkan pajak sudah diserahkan kepada tentara bayaran karena dianggap lebih efisien. Ketika militer tidak lagi mau membantu khalifah dalam pemungutan pajak, maka akanmenyebabkan pajak yang masuk ke pemerintah akan berkurang dan menyebabkan kesulitan ekonomi bagi khalifah.

(6)

6

Pemasukan Negara menjadi semakin kecil.Hal ini dikarenakan banyaknya pajak yang macet, makin menyempitnya wilayah kekuasaan dan terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang sangat mengganggu perekonomian. Sedangkan pembengkakan dana keluar juga terjadi akibat kehidupan khalifah dan para pejabat yang semakin bermewah-mewah dalam memerintah dan banyaknya korupsi dalam bentuk pemerintahan. Semua hal itu memperburuk keuangan masyarakat dan Daulah Abbasiyah.

d. Berdirinya dinasti-dinasti kecil

Berbagai hal yang terjadi di pusat pemerintahan bani Abbasiyah memberikan pengaruh yang besar terhadap daerah-daerah kekuasaan daulah ini.Karena pemerintahan khalifah yang lemah banyak muncul pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah yang ingin membentuk dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri dari bani Abbasiyah.

Ketika munculnya dinasti Tahiriyah di Khurasam yang didirikan oleh Tahir bin Husain yang dahulunya merupakan gubernur yang ditunjuk Al Makmun yang ingin memerdekakan diri, kemudian sesudah itu muncul dinasti safariyah di wilayah Persia dengan pusat ekuasaan di Sijistan, dan muncul dinasti Idrisiyah di Afrika Utara, sampai kepada dinasti Tulun, Ikhsid, dan hamdaniyah yang semuanya ingin memerdekakan diri dari daulah Abbasiyah.7

e. Luasnya wilayah

Luasnya wilayah yang harus dikendalikan, merupakan suatu penyebab lambatnya penyampaian informasi dan komunikasi.Ini semua bukan tidak dapat diatasi, tetapi suatu syarat untuk menyatukan suatu wilayah sangat luas, ialah harus ada tingkat saling percaya yang tinggi di kalangan penguasa-penguasa utama dan para pelaksana pemerintahan. Di dunia islam abad ke-10 kepercayaan seperti ini sudah berkurang,dan syariat tidak pernah diterpakan dalam hubungan antara para menteri dan pejabat tinggi satu sama lain dan kepada khalifah. Imbalan-imbalan jabatan sangat besar sekali pengaruhnya, tetapi kesempatan untuk mendapatkan imbalan tersebut sangat kecil untuk hari tua.Penghukuman mati, sering setelah disiksa, adalah perlakuan biasa terhadap wazir yang telah diberhentikan, pemenjaraan, dan penyitaan adalah praktik normal. Dalam keadaan-keadaan seperti itu hampir bisa dipastikan bahwa setiap orang akan mencari keuntungan bagi dirinya dengan merugikan orang lain dan akibatnyaadalah makin sulitbagi khalifah untuk memperoleh orang-orang yang akan ditunjuk sebagai gubernur-gubernur provinsi yang dipercaya untuk mengirim surplus yang diperoleh dari pajak.

(7)

7

Kekuasaan dinasti Abbasiyah tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika utara kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan kebanyakan bersifat nominal.Bahkan pada kenyataannya banyak daerah-daerah yang tidak dikuasai khalifah.Secara rill daerah-daerah itu berada dalam ekuasaan gubernur-gubernur profinsi yang bersangkutan, hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti.

f. Fanatisme keagamaan

Fanatisme keagamaan berkaitan persoalan kebangsaan.Karena tidak semua cita-cita orang Persia tidak tercapai, maka kekecewaan mendorong orang-orang Persia mempropagandakan Zoroasterisne dan Mazdakisme dengan munculnya gerakan Zindik.Ini menggoda rasa keimanan para khalifah. Pada saaat gerakan ini mu;ai tersudut pendukungnya yang belidung dalam ajaran syi’ah, sehingga alasan syi’ah yang dianggap ekstrem yang duanggap menyimpang dalam syi’ah kita sendiri, kedua aliran itu sering terjadi konflik yang nmelibatkan penguasa.

Konflik yang dilataratarbelakangi agama tidak terbatas antar muslim dan Zindig atau Ahlusunnah dengan syi’ah tetapi juga aliran-aliran dalam islam, sehingga mu’tazilah yang ceb nderung rasional dituduh sebagai pembuat bid’ah oleh golongan salaf. Perselisihan ini dipertajam oleh Al Makmun khalifah yang ketujuh dari dinasti Abbasiyah.

Hal tersebut tampak pada pertentangan antara kalangan Mu’tazilah dan salaf.Mu’tazilah didukung oleh khalifah Al Makmun dan menjadikan mu’tazilah sebagai mazhab resmi Negara.Dan juga mnerapkan Al Mihnah.Dan akhirnya mu’tazilah dibatalkan oleh khalifah yang terakhir.8

2. Faktor Eksternal

Selain ancaman dari dalam juga terdapat ancaman dari luar atau factor eksternal yang menyebabkan dinasti Abbasiyah hancur. Di antara factor itu adalah :

a. Perang Salib

Terjadinya perang salib yang berlangsung berapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban.Perang salib merupakan symbol perang agama yang timbul atas ketidaksenangan komunitas Kristen terhadap perkembangan Islam di eropa, orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk berperang stelah Paus Urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan fatwanya.Sehingga membakar semangat perlawanan orang-orang Kristen yang berada dalam wilayah kekuasaan Islam.

(8)

8

b. Serangan tentara Mongol

Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam adalah peristiwa yang banyak menelan waktudan oengirbanan. Setelah perang salib, tentara Mongol juga melakukan penyerangan ke wilayah kekuasaan Islam, gereja gereja Kristen berasosiasi dengan orang Mongol yang sangat anti pada Islam sehingga Mongol memporak-porandakan kota-kota yang menjai pusat pendidikan islam.

Dalam serangan Mongol yang terjadi selama 40 hari dimulai dari bulan Muharram sampai pertengahan safar telah memakan korban sebanyak 2 juta jiwa. Khalifah Al Mu’tashim Billah bersama putra-putranya dibunuh tentara mongol. Dan turut terbunuhpula guru istana khalifah Syekh Mukhyidin yusuf bin syaikh Abi Fraj Ibnul Jauzi. Serta dibunuh juga oleh tentara Mongol Syaikhusy-syuyukh guru dari khalifah yang bernama Shadrudin sadjar.Segala kitab-kitab, imam-imam dan pembaca-pembaca (Qari’ul Qur’an) semuanya disapu habis, sehingga berbulan-bulan lamanya masjid-masjid kosong.Lepas dari 40 hari itu didapatilah Baghdad menjadi daerah yang kosong.Al Mu’tashim (640-666 H) adalah khalifah Abbasiyah yang terakhir dan telah dibunuh oleh kaum Mongol yang menyerang dunia Islam serta menamatkan pemerintahan Abbasiyah.Serangan inilah yang mengakhiri zaman keemasan Islam.9

Dari berbagai pemasalahan internal yang dihadapi Daulah Abbasiyah yang diiringi dengan serangan dari lusr, mengakibatkan kehancuran-kehancuran yang berdampak pada terhentinya kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dunia islam. Smentara karya-karya pemikir islam berpindah tangan ke kaum Masehi, mereka ini telah mengikuti jejak kaum muslimin mnggunakan hasil buah pikiran yang cenderung mareka capai dari pikiran islam.

B. Tokoh-tokoh Islam pada masa kemundurannya

Pada masa kemunduran pendidikan islam terdapat beberapa tokoh pada masa itu di antaranya yaitu :

a. Ilmu sejarah tercatat seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi dan Ibnu Khaldun b. Bidang Astronomi dikenal namaNasir Al-Din Al-Tusi.

c. Bidang Matematika Abu Al-Faraj Al-‘Ibry.

d. Bidang Kedokteran Abu Al-Hasan’Ali Al-Nafis, penemuan susunan dan peredaraan darah dalam paru-paru manusia.

e. Dokter hewan Abd Al-Mun’in Al-Dhimyathi

(9)

9 f. Perintis psikotrapi Al-Razi,

g. Ilmu Keagamaan Pemikir reformis dalam islamIbnu Taimiyah h. Menguasai banyak ilmu keagamaanAl-Suyuthi

i. Ilmu Hadits dan lain-lain Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani

Pada masa kemunduran ini banyak sekali yang pengaruh-pengaruh dari luar maupun dari dalam yang dapat menjadikan masa ini benar lemah.Telah berkelebihan filsafat Islam (yang bercorak sifistis) yang dimasukkan oleh Al-Ghazali dalam alam islami di Timur, dan berkelebihan pula Ibnu Rusyd dalam memasukkan Filsafat Islamnya (yang bercorak rasionalistis) ke dunia islam barat. Al-ghazali dengan filsafat islamnya menuju ke jurang materialisme.

Al-Ghazali mendapat sukses di timur, hingga pendapat-pendapatnya merupakan satu aliran yang terpenting ibnu Rusy mendapat sukses di Barat hingga pikiran-pikirannya menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran Barat.Umat Islam, Terutama para pemerintahnya (khalifah,sultan,amir-amir) malalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Kalau pada mulanya para pejbat pemerintah sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli Ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan,sehingga melupakan pengembangan Ilmu pengetahuan.Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang di barengi dengan serangan dari luar, sehingga menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam.

C. Analisis Data

Dari penjelasan diatas dapat diperoleh suatu analis bahwasanya dapat dikatan suatu pemerintahan merupakan komando bagi bidang-bidang lainnya.Kemunduran suatu pemerintahan berarti kehancuran terhadap bidang lainnya, baik itu politik, social, budaya dan pendidikan.

Selanjutnya adalah mengenai dampaknya ditimbulkan dari kemunduran, baik yang terjadi terhadap umat islam itu sendiri dan terutama pada pendidikan yang mana dengan semangkin ditinggalkannya pendidikan intlektual, maka semangkin merosot perkembangan kebudayaan islam, karena daya intlektual generasi penerus sudah tidak mampu lagi untuk mengadakan kreasi-kreasi baru, bahkan telah mengadakan ketidakmapuan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang baru yang dihadapi pada masa itu, danketidakmampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan baru yang dihadapi sebagai akibat perubahan dan

(10)

10

perkembangan zaman. Ketidakmampuan intelektual tersebut,merealisasi dalam “pernyataan” bahwa pintu ijtihad telah tertutup.

D. PENUTUP DAN KESIMPULAN

Dengan semakin di tinggalkannya pendidikan intelektual, Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran nampak jelas sangat sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada. Dengan demikian telah menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, dengan tiadanya perhatian kepada ilmu keagaman, maka kurikulum pada madrasah terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit gramatika dan bahasa sebagi alat yang diperlukan. Ilmu-ilmu keagamaan yang murni tinggal terdiri dari : Tafsir Al-Qur’an, Hadist, Fiqh(termasuk Ushul Figh dan prinsip-prinsip Hukum) dan ilmu Kalam atau Teologi Islam.

Materi pelajaran yang sangat sederhana, yang ternyata dari jumlah total buku yang harus dipelajari pada suatu dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan tingkat tertinggipun sekalian) sangat sedikit. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studipun relatif sedikit. Akibatnya kurang mendalamnya materi pelajaran yang mereka terima. sehingga kemerosotan dan kemunduran ilmu pengetahuan pada pelajarannyapun dapat dibayangkan. Hal tersebut disebabkan karena sistem pelajaran pada masa itu sangat berorientasi pada buku pelajaran dan bukan pada pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu yang sering terjadi pelajaran hanya memberikan komentara-komentar atau saran-saran terhadap buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru.

Oleh karena itu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini bisa dikatakan macet total. Tidak ada buku-buku baru yang dihasilkan, hanya komentar dari buku-buku yang telah ada. Kebekuan inelektual dalam kehidupan umat muslim yang diwarnai berkembangnya berbagai aliran sufi yang terlalu toleran terhadap ajaran mistik yang berasal dari agama lain (Hindu, Budha, maupun Neo Platonisme), telah memunculkan berbagai tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran Islam.

(11)

11

Daftar Pustaka

Khoirun Niswa, sejarah pendidikan islam,Palembang: raden fatah press, 1982 Zuhairini,Dkk, sejarah pendidikan islam, Jakarta:PT Bumi Arkasa,1994.

Samsul Nizar, sejarah pendidikan islam, Jakarta:kencana prenatal media Grup,2011. Badri yatim, sejarah pendidikan islam, dirasah islamiyah II, JakartPT Grapindo persada, 2008.

Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011. Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011. Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011. Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu indeks pasar saham untuk Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah LQ45. LQ45 adalah daftar indeks saham yang terdiri dari 45 perusahaan dengan likuiditas yang tinggi

(2) Peraturan dan/atau Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga. (3)

dutela dena delakoa besteren batek esana dela uka tzea onar tzeko; ‘omen’en bidez ekarritako edukia uka tzea onar tzen duten bezala.. Nahiz eta p omen uka tzea baino gu txiago

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, dan karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan sebuah Skripsi Penelitian yang menjadi tugas akhir

Selanjutnya data-data teknis kapal yang kami ajukan dalam Surat Penawaran, bilamana terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada waktu

Kecuali apabila ditentukan lain oleh Pengekspor Data, Data Pribadi yang ditransfer berhubungan dengan kategori subjek data berikut: pegawai, kontraktor, mitra bisnis atau

DENGAN INI SAYA MEMBERI KUASA kepada PT ACE Jaya Proteksi untuk mengumpulkan dan menyimpan setiap data pribadi pemegang polis dan orang yang mengajukan klaim, dan

Untuk unit dengan fitur Auto-restart, saat listrik menyala kembali, penyejuk udara akan langsung menyala sendiri seara otomatis, dengan semua pengaturan sebelumnya yang