• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penaksir Dual Rasio-cum-produk untuk Rata-rata Populasi dengan Menggunakan Koefisien Korelasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penaksir Dual Rasio-cum-produk untuk Rata-rata Populasi dengan Menggunakan Koefisien Korelasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENAKSIR DUAL RASIO-CUM-PRODUK UNTUK RATA-RATA POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN KOEFISIEN KORELASI

Ronni Vel Ilham1*, Rustam Efendi2, Haposan Sirait2

1

Mahasiswa Program S1 Matematika

2

Dosen Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

*

ronnyvellkhan@ymail.com ABSTRACT

This article discusses three ratio-cum-product estimators for the population mean using the coefficient of correlation on simple random sampling i.e. ratio-cum-product estimator, dual ratio-cum-product estimator, and combination dual ratio-cum-product estimator. The three estimators are biased estimators. Then the mean square errors are determined. Furthermore, these mean square errors are compared to the mean square error of each estimator. This comparison shows that the combination dual ratio-cum-product estimator using coefficient of correlation is more efficient than other estimators. Keywords: biased estimator, coefficient of correlation, dual ratio-cum-product, mean

square error, ratio-cum-product

ABSTRAK

Penaksir yang dibahas merupakan tiga penaksir rasio-cum-produk untuk rata-rata populasi dengan menggunakan koefisien korelasi pada sampling acak sederhana yaitu penaksir rasio-cum-produk, penaksir dual rasio-cum-produk dan penaksir kombinasi dual rasio-cum-produk. Ketiga penaksir merupakan penaksir bias dan ditentukan mean square error. Selanjutnya, mean square error ini dibandingkan dengan mean square

error masing-masing penaksir. Perbandingan ini menunjukkan bahwa penaksir

kombinasi dual rasio-cum-poduk menggunakan koefisien korelasi lebih efisien dari penaksir lainnya.

Kata kunci: dual rasio-cum-produk, koefisien korelasi, mean square error, penaksir bias, rasio-cum-produk

1. PENDAHULUAN

Salah satu cara untuk meningkatkan ketelitian penaksir digunakan metode dual rasio dan metode dual produk, dengan variabel pendukung XdanZyang mempunyai korelasi negatif dengan Y. Metode penaksir dual rasio-cum-produk merupakan teknik untuk memperkirakan nilai dua variabel pendukung x dan z dari suatu parameter. Dalam

(2)

metode penaksir dual rasio-cum-produk, suatu variabel yi yang akan diteliti diperoleh untuk setiap unit didalam sampel, dengan mengambil hubungan antara xi , zi dan yi, dimana xi adalah unit dari populasi variabel tambahan berkarakter X, zi adalah unit dari populasi variabel tambahan berkarakter Z dan yi adalah unit dari populasi berkarakter Y. Penggunaan variabel tambahan dapat meningkatkan ketelitian penaksir. Variabel tambahan yang diketahui untuk meningkatkan ketelitian penaksir yaitu koefisien korelasi yang berkorelasi dengan variabel Y yang diamati. Penaksir dengan metode rasio dan metode produk merupakan penaksir bias.

Dalam artikel ini dibahas penaksir rasio-cum-produk

 

YST , dual rasio-cum-produk

 

YST* untuk rata-rata populasi Y dengan menggunakan koefisien korelasi yang diajukan oleh Taylor,et.al. [6] dan kombinasi dual rasio-cum-produk

 

YCST* . Kemudian dibutuhkan pula x* 

NXnx

Nn

dan z* 

NZnz

Nn

yang juga merupakan penaksir tak bias untuk variabel pendukung dan ̅ yang diketahui [6].

Penulis mendetailkan bias dan Mean Square Error (MSE) dari masing-masing penaksir yang diajukan oleh Taylor, et. al. [6]. Selanjutnya penulis membandingkan

MSE dari masing-masing penaksir. Penaksir yang efisien untuk penaksir bias adalah penaksir yang memilikiMSEterkecil.

2. SAMPLING ACAK SEDERHANA

Pengambilan sampel acak sederhana merupakan suatu metode untuk mengambil n unit sampel dari N unit populasi dimana setiap unit memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai unit sampel. Penarikan sampel ini adalah penarikan sampel acak tanpa pengembalian agar karakteristik unit-unit lebih akurat. Probabilitas terpilihnya unit n

dari N unit populasi sebagai unit sampel pada pengambilan pertama yaitu n N, probabilitas pada pengambilan kedua adalah

n1

 

N1

, sampai probabilitas pada pengambilan ke-n yaitu 1

N

n1

. Maka probabilitas seluruh n unit-unit tertentu yang terpilih dalam n pengambilan adalah

 

CnN 1.

Salah satu materi pendukung yang digunakan untuk menentukan penaksir dual rasio-cum-produk yang efisien untuk rata-rata populasi adalah ekspektasi matematika dan sifat-sifat ekspektasi dari variabel acak.

Definisi 2.1[1: h. 309] Penaksir

ˆ* adalah penaksir bias untuk . Jika

 

ˆ , ) ˆ ( * * B E  

dengan B

 

ˆ* 0 adalah bias dari ˆ*, maka B

 

ˆ* dapat dinyatakan dengan

   

ˆ*  Eˆ*  . B

(3)

Definisi 2.3 [3: h. 901] Misalkan ˆ* adalah penaksir bias untuk , ,  merupakan ruang parameter. Rata-rata kesalahan kuadrat dinotasikan dengan MSE

 

ˆ*

yang didefinisikan sebagai

  

ˆ* ˆ*

2 .

E

MSE

Untuk menentukan MSE dari penaksir dalam bentuk tiga variabel digunakan suatu pendekatan menggunakan deret Taylor n variabel dengan n3.

Deret Taylor untuk n variabel [5: h. 210] Misalkan f

x1,x2,...,xn

adalah suatu fungsi n variabel dan f,f',f '',...,f  k adalah kontinu pada interval I dan fk1 ada pada I dengan

x1,x2,,...,xn

I , maka

 

 

 

 

 

 

 

, ,...,

. ... ,..., , ,..., , ! 1 1 ,..., , ... ,..., , ,..., , ! 1 ,..., , ,..., , 1 0 20 10 0 2 0 20 10 20 2 1 0 20 10 10 1 0 20 10 0 2 0 20 10 20 2 1 0 20 10 1 10 1 0 20 10 2 1                                       

k n n n n n n r n n n n n n k r n n x x x x f x x x x x x f x x x x x x f x x k x x x x f x x x x x x f x x x x x x f x x r x x x f x x x f

3. BIAS DANMSEPENAKSIR DUAL RASIO-CUM-PRODUK UNTUK

RATA-RATA POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN KOEFISIEN KORELASI

Bentuk umum penaksir rasio-cum-produk, dual rasio-cum-produk dan kombinasi dual rasio-cum-produk dengan menggunakan koefisien korelasi

 

xz , masing-masing adalah                  xz xz xz xz ST Z z x X y Y (1)                  xz xz xz xz ST z Z X x y Y * * * (2)

1

* . * *                                            xz xz xz xz xz xz xz xz CST z Z X x Z z x X y Y (3)

(4)

Bias dan MSEpenaksir rasio-cum-produk

 

YST dengan menggunakan koefisien korelasi pada persamaan (1) yaitu

 

ST

Y

Cx

Kyx

Cz

Kyz Kxz

n f Y B 1 2 2 1 2 1 1     

 

1

2

2 2

1



. 2 2 1 2 1 2 2 xz yz z yx x y ST Y C C K C K K n f Y MSE       

Bias dan MSE penaksir dual rasio-cum-produk

 

YST* dengan menggunakan koefisien korelasi pada persamaan (2) yaitu

 

2

1 1 2 2 2 * 1 x yx xz yz z ST gY C K g g K K C n f Y B  

 

2



. 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 * xz yz z yx x y ST gK K g gC K g C g C Y n f Y MSE       

Bias dan MSE penaksir kombinasi dual rasio-cum-produk

 

YCST* dengan menggunakan koefisien korelasi pada persamaan (3) yaitu

 

z xz yz x yx



yz xz xz yz z yx yx x CST K C K K g g C g gK K g g K K C gK K C n f Y Y B 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 * 1             

 

 



 

 



, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 * 2 * 2 2 * * 2 * 1 * * * 2 * 2 2 * 2 * 2 * 2 2 2 * * * 2 * 2 2 * 2 * 2 * 1 2 1 2 2 * g g g g g K g g K g g g g g C g g K g g g g g C C Y n f Y MSE xz yz z yx x y CST                           dengan

1

2

, 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 * xz z z x xz z yz z yx x K C C C g K C g K g C K g C         dan n Sy Sx Sz Cy Cy

(5)

4. PENAKSIR RASIO YANG EFISIEN

Untuk menentukan penaksir yang lebih efisien dari penaksir bias, dapat ditentukan dengan cara membandingkan MSE dari masing-masing penaksir. Penaksir yang lebih efisien merupakan penaksir denganMSEterkecil.

1. Perbandingan penaksir YST* dengan penaksir YST

Diperoleh bahwa untuk xz

12Cx2 22Cz2

212CxCz

maka penaksir YST*

lebih efisien dari penaksir YST jika

, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 xz z z x yz z yx x xz z z x yz z yx x K C C C D K C K C g K C C C D K C K C           dengan



. 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 4 2 1 1 yx xz yx xz yz yz yx z x yz xz yz xz xz yz z yx yx x K K K K K K K C C K K K K K K C K K C D                2. Perbandingan penaksir * CST Y dengan penaksir * ST Y

Diperoleh bahwa untuk xz

12Cx2 22Cz2

212CxCz

maka penaksir * CST Y lebih efisien dari penaksir YST* jika



Cx Cz CzKxz

D A g 2 2 1 2 2 2 2 2 1 * * 2 2 2 2    atau



, 2 2 2 * * 12 2 22 2 1 2 2 2 xz z z x C C K C D A g      dengan

xz z xz z yz z z z yx x x x K C K C K C C C K C C C A * 2 2 1 2 * 2 2 1 * 2 2 * 2 2 2 2 * 2 2 2 * 2 1 * 2 2 1 2 * 2 2 1 2 2 2         dan



. 2 2 2 4 4 2 2 4 2 * 1 1 1 2 1 2 * 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 * 4 2 2 2 1 2 1 2 * 4 2 1 2 yz yx yx yz yx xz z x yz xz xz yz xz yz z yx yx x K K K K K K C C K K K K K K C K K C D               

(6)

3. Perbandingan penaksir * CST

Y dengan penaksir YST

Diperoleh bahwa untuk xz

12Cx2 22Cz2

212CxCz

maka penaksir YCST* lebih efisien dari penaksir YST jika

1

 

2

2

1

 

2

, 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 * 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 * 3 xz z z x xz z z x C C C K D B g K C C C D B           dengan

xz z xz z yz z yz z z z yx x yx x x x K C K C K C K C C C K C K C C C B * 2 2 1 2 * 2 2 1 2 2 * 2 2 * 2 2 2 2 * 2 2 2 2 1 * 2 1 * 2 2 1 2 * 2 2 1 2 2 2           dan

 



 

1



1

4

1

1



. 2 4 1 2 1 2 1 2 1 2 4 1 2 2 2 1 2 1 1 4 1 2 1 4 1 1 1 2 5 4 2 1 4 3 * * 2 1 * 2 * * 1 3 * 1 3 * 2 2 * 2 * 2 1 * 2 * 3 * 1 2 * 2 2 2 1 * 2 * * 1 2 * 2 * 2 1 3 * 2 2 * 2 2 1 2 * 2 2 * 2 2 4 2 2 2 * 2 * 2 * 1 3 * 1 2 * 2 1 4 2 1 3                                            xz yz yz xz yx yx xz yz yx z x yz xz xz yz xz yz z yx yx x K K K K K K K K K C C K K K K K K C K K C D 5. CONTOH

Sebagai contoh dari pembahasan, diberikan data tentang persentase bintik-bintik pada tubuh manusia yang disebabkan oleh penyakit. Persentase bintik-bintik pada tubuh manusia yang disebabkan oleh penyakit

 

Y berdasarkan 10 responden yang dipilih secara acak sederhana [4]. Peneliti ingin mengetahui rata-rata persentase bintik-bintik pada tubuh manusia yang disebabkan oleh penyakit dan untuk menentukan rata-rata tersebut diperlukan informasi tambahan yang telah diteliti sebelumnya, yaitu rata-rata suhu di bulan Januari

 

X dan banyaknya bunga dari spesies musim panas tertentu

 

Z . Informasi yang diperoleh dari data pada Tabel 1 yaitu persentase bintik-bintik pada tubuh manusia yang disebabkan oleh penyakit adalah sebagai berikut :

Y : Persentase bintik-bintik disebabkan penyakit (dalam satuan %)

X : Rata-rata suhu di bulan Januari (dalam satuan 0F)

(7)

Tabel 1. Persentase Bintik-Bintik pada Tubuh Manusia yang dipengaruhi oleh Suhu dan Bunga pada Musim Panas Tertentu

Y

(Persentase Bintik-bintik pada Tubuh Manusia)

X

(Rata-rata Suhu di Bulan Januari)

Z

(Banyaknya Bunga dari Spesies Musim Panas Tertentu)

49 35 200 40 35 212 41 38 211 46 40 212 52 40 203 59 42 194 53 44 194 61 46 188 55 50 196 64 50 190 Sumber [4].

Dari Tabel 1 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut 52  Y 2 0,024408 y C yx 0,796555 N 10 42  X 2 0,017007 x C yz 0,93639 n4 200  Z Cz2 0,002083 xz 0,73333 g 4 6 NilaiMSEdari masing-masing penaksir dapat ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. NilaiMSEdari Masing-masing Penaksir

Dengan menggunakan informasi pada Tabel 2, diperoleh bahwa penaksir YCST* memiliki nilaiMSEterkecil.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada artikel ini, maka dapat disimpulkan bahwa pada Tabel 2, diperoleh penaksir kombinasi dual rasio-cum-produk

* CST

Y yang menggunakan informasi tambahan koefisien korelasi lebih efisien daripada penaksir rasio-cum-produk YST dan dual rasio-cum-produk YST* jika syarat efisien terpenuhi. Dengan adanya informasi tambahan tersebut sangat mempengaruhi tingkat ketelitian penaksir. Penaksir MSE ST Y 2,678039 * ST Y 2,504543 * CST Y 2,262858

(8)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bain, L. J & M. Engelhardt. 1991. Introduction to Probability and Mathematical Statistics.Second Edition. Duxbury Press, California.

[2] Cochran, W. G. 1991.Teknik Penarikan Sampel,Edisi Ketiga. Terj. DariSampling Techniques, oleh Rudiansyah & E. R Osman. UI Press, Jakarta.

[3] Gujarati, D. N. 2004. Basic Econometrics. Fourth Edition. McGraw Hill pub.Co. New York.

[4] Singh, H. P & R. Singh. 2005. On the Efficiency of a Dual to Ratio-Cum-Product Estimator in Sample Surveys. Mathematical Proceedings of the Royal Irish

Academy.105A(2): 51-56.

[5] Taylor, A. E & W. R. Mann. 1983. Advanced Calculus.Third edition. John Wiley & Sons. New York.

[6] Taylor, R., R. Taylor, R. Parmar & M. Kumar. 2012. Dual to Ratio-Cum-Product Estimator Using Known Parameter of Auxiliary Variables. Journal of Reliability and Statistical Studies.5(1): 65-71.

Gambar

Tabel 1. Persentase Bintik-Bintik pada Tubuh Manusia yang dipengaruhi oleh Suhu dan Bunga pada Musim Panas Tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Djuanda, Jawa Barat; Pendugaan parameter populasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) di Samudera Hindia Selatan Jawa; Biologi reproduksi ikan cakalang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan sel telur calon induk ikan kerapu bebek F-2 cukup baik dan diameter sel telur pada masing-masing perlakuan telah mencapai lebih dari

Berdasarkan fokus dari penelitian yaitu untuk melihat dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana prosedur penyelenggaraan Implementasi Kurikulum berbasis KKNI pada

Benih ikan nila merah yang hidup pada perairan dengan salinitas 0 ppt bersifat hypertonik terhadap lingkungannya, yaitu tekanan osmotik dalam jeringan tubuhnya lebih

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah memgatakan, 5 titik yang telah selesai itu masing-masing perbatasan Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang, Kabupaten Limapuluh Kota dan

Bila MMS (Sinkronisasi Beberapa Monitor) dalam kondisi AKTIF, Dell Display Manager hanya dapat mengelola monitor pertama yang tersambung ke sistem dan memiliki kontrol terbatas

Pada pertanyaan nomor (5) narasumber menjawab website akan lebih membantu pembelajaran mereka untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Usaha penerapan website

Pahl and Beitz (1996), mengemukakan bahwa suatu perancangan adalah suatu proses kreatifitas tetapi jika tidak diarahkan secara sistematis maka kemungkinan untuk